Anda di halaman 1dari 10

Menyingkap Rahasia Kekuatan Sholat

Dhuha (The Power of Sholat Dhuha)

Buku The Power of Sholat Dhuha ini layak Anda miliki. Apa sih kekuatan dari sholat dhuha
itu..? Shalat dhuha dilakukan dua rakaat, tidak langsung dilakukan 4 rakaat. Sinar waktu dhuha
merupakan pertanda dimulainya aktivitas kehidupan dibelahan bumi yang terkena pancarannya.
Waktu dhuha adalah waktu ketika kondisi sinar matahari berada pada puncak konduktivitasnya
untuk mendukung segala bentuk kegiatan manusia dan cita-cita yang diraih.
Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari, demi bulan apabila mengiringinya, demi siang yang
menampakkannya, demi malam apabila menutupinya, demi langit serta membinanya, demi bumi
serta penghamparannya, demi jiwa serta penyempurnaannya, maka Dia mengilhamkan
kepadanya kejahatan dan ketakwaannya, sungguh beruntung orang yang menyucikannya, dan
sungguh rugi orang yang mengotorinya(QS. As-Syams:1-10).
Ali bin Abi Thalib ra, berkata,Rasulullah saw, shalat dhuha pada saat (ketinggian) matahari di
sebelah timur sama dengan ketinggiannya pada waktu shalat Ashar di sebelah barat.
Shalat dhuha dilakukan untuk meneguhkan langkah dan perwujudan dari doa-doa saat shalat
tahajud di tengah malam, ditengah aktifitas yang kita jalankan. Shalat dhuha untuk menemani
kita saat kelelahan bekerja di terik siang, sebelum shalat dhuhur dilakukan. Shalat dhuha
dilakukan merupakan ucapan syukur dari siang yang telah dilakukan dan aktivitas yang tengah
dilakukan.
Nama lain shalat dhuha adalah shalat awwabin orang-orang arab menyebutnya sebagai shalat
memohon taubat, shalat isyraq adalah shalat saat terbit matahari pengertiannya merujuk pada

permulaan masuknya waktu shalat dhuhur.


Keutamaan shalat dhuha, orang yang melakukan dua rakaat tercatat sebagai orang yang tidak
lalai, orang yang melakukan empat rakaat sebagai ahli ibadah dan gemar melakukan hal-hal
kebaikan, orang yang melakukan enam rakaat akan terjaga dari perbuatan dosa sepanjang hari
itu, orang yang melakukan delapan rakaat tercatat sebagai orang-orang taat dan sukses, orang
yang melakukan dua belas rakaat akan dibuatkan rumah indah didalam surga.
Nabi Muhammad saw bersabda,Di dalam surga terdapat pintu yang bernama bab al dhuha
(pintu dhuha) dan pada hari kiamat nanti ada yang memanggil,dimana orang yang senantiasa
mengerjakan shalat dhuha?inilah pintu kamu, masuklah dengan kasih sayang (rahmat) Allah.

Tata Cara Sholat Dhuha

Berikut ini tata cara melakukan sholat dhuha:


1. Berniat untuk melaksanakan shalat sunat Dhuha setiap 2 rakaat 1 salam. Seperti biasa bahwa
niat itu tidak harus dilafazkan, karena niat sudah dianggap cukup meski hanya di dalam hati.
2. Membaca surah Al-Fatihah
3. Membaca surah Asy-Syamsu (QS:91) pada rakaat pertama, atau cukup dengan membaca
Qulya (QS:109) jika tidak hafal surah Asy-Syamsu itu.
4. Membaca surah Adh-Dhuha (QS:93) pada rakaat kedua, atau cukup dengan membaca Qulhu
(QS:112) jika tidak hafal surah Adh-Dhuha.
5. Rukuk, iktidal, sujud, duduk dua sujud, tasyahud dan salam adalah sama sebagaimana tata
cara pelaksanaan shalat fardhu.
6. Menutup shalat Dhuha dengan berdoa. Inipun bukan sesuatu yang wajib, hanya saja berdoa
adalah kebiasaan yang sangat baik dan dianjurkan sebagai tanda penghambaan kita kepada
ALLAH.
Sebagaimana shalat sunat lainnya, Dhuha dikerjakan dengan 2 rakaat 2 rakaat, artinya pada
setiap 2 rakaat harus diakhiri dengan 1 kali salam.
Adapun surah-surah yang dibaca itu tidak ada hadis yang mengaturnya melainkan sekedar ijtihad

belaka, kecuali membaca Qulya dan Qulhu adalah sunnah Rasulullah, tetapi bukan untuk shalat
Dhuha, melainkan shalat Fajr. Kita tidak dibatasi membaca surah yang manapun yang kita sukai,
karena semua Al-Quran adalah kebaikan.
Doa sesudah sholat dhuha pun tidak dibatasi, kita boleh berdoa apa saja asalkan bukan doa untuk
keburukan.

Waktu Haram Sholat Dhuha


Sebelum melaksanakan sholat dhuha, ada baiknya kita mengetahui waktu-waktu yang
diharamkan melaksanakan sholat secara umum. Karena walaupun sholat dhuha hukumnya
sunnah, tetapi bila dilaksanakan pada waktu yang haram bukanlah pahala yang kita dapat, malah
jadi dosa.
Berikut waktu-waktu yang diharamkan untuk melaksanakan sholat berdasarkan hadits-hadits
Rasulullah SAW:
Dari Ibnu Abbas berkata: Datanglah orang-orang yang diridhai dan ia ridha kepada mereka
yaitu Umar, ia berkata bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang sholat sesudah
Subuh hingga matahari bersinar, dan sesudah Asar hingga matahari
terbenam. [HR. Bukhari]
Dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Apabila sinar
matahari terbit maka akhirkanlah (jangan melakukan) sholat hingga matahari tinggi. Dan apabila
sinar matahari terbenam, maka akhirkanlah (jangan melakukan) sholat
hingga matahari terbenam. [HR. Bukhari]
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang dua sholat. Beliau
melarang sholat sesudah sholat Subuh sampai matahari terbit dan sesudah sholat Asar sampai
matahari terbenam. [HR. Bukhari]
Dari Muawiyah ia berkata (kepada suatu kaum): Sesungguhnya kamu melakukan sholat
(dengan salah). Kami telah menemani Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kami tidak pernah
melihat beliau melakukan sholat itu karena beliau telah melarangnya,
yaitu dua rakaat sesudah sholat Asar. [HR. Bukhari]
Dari Uqbah bin Amir: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang sholat pada tiga saat:
(1) ketika terbit matahari sampai tinggi, (2) ketika hampir Zuhur sampai tergelincir matahari, (3)
ketika matahari hampir terbenam. [HR. Bukhari]
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang sholat pada
waktu tengah hari tepat (matahari di atas kepala), sampai tergelincir matahari kecuali pada hari
Jumat. [HR. Abu Dawud] Menurut jumhur ulama, sholat ini adalah sunat Tahiyatul Masjid,
selain sholat ini tetap dilarang melakukan sholat apapun.
Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: Matahari terbit dengan diikuti setan.
Pada waktu mulai terbit, matahari berada dekat dengan setan, dan ketika telah mulai meninggi

berpisah darinya. Pada waktu matahari berada tepat di tengahtengah


langit, ia kembali dekat dengan setan, dan ketika telah zawal (condong ke arah barat) ia berpisah
darinya. Pada waktu hampir terbenam, ia dekat dengan setan, dan setelah terbenam ia berpisah
lagi darinya. [HR. Nasai]
Waktu-waktu itu adalah waktu yang haram untuk shalat. Artinya apabila kita melakukan shalat
sunat pada waktu haram, maka bukan pahala yang kita dapatkan, melainkan dosa.
Waktu-waktu haram yang mengapit shalat Dhuha:
1. Waktu haram #1 = sesudah Shalat Subuh hingga matahari bersinar, atau kurang lebih sejak jam
06:00 AM hingga 07:45 AM
2. Waktu haram #2 = ketika hampir masuk waktu Zuhur hingga tergelincir matahari, atau kurang
lebih jam 11:30 AM hingga 12:00 PM
Dari Zaid bin Arqam, bahwa ia melihat orang-orang mengerjakan shalat Dhuha [pada waktu
yang belum begitu siang], maka ia berkata: Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui
bahwa shalat Dhuha pada selain saat-saat seperti itu adalah lebih utama, karena sesungguhnya
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Shalatnya orang-orang yang kembali kepada ALLAH adalah pada waktu anak-anak onta sudah
bangun dari pembaringannya karena tersengat panasnya matahari. [HR. Muslim]
Penjelasan:
Anak-anak onta sudah bangun karena panas matahari itu diqiyaskan dengan pagi hari jam 08:00
AM, adapun sebelum jam itu dianggap belum ada matahari yang sinarnya dapat membangunkan
anak onta.

7 Fadhilah Sholat Dhuha Yang Harus


Diketahui

Shalat merupakan kunci diterima atau ditolaknya keseluruhan ibadah yang telah dilakukan
seorang mukmin. Dalam sebuah hadits diterangkan bahwa yang pertama dihisab oleh Allah Swt.
dari amal seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, maka baiklah
seluruh amalnya. Sebaiknya, jika shalatnya rusak, maka seluruh amalnya juga akan turut rusak.
Karenanya, shalat yang kita kerjakan harus benar-benar terjaga kesempurnaannya. Salah satu
cara menyempurnakan shalat wajib adalah dengan melaksanakan shalat sunat.
Banyak sekali pilihan shalat sunat yang dapat kita kerjakan untuk menyempurnakan pahala
shalat wajib yang telah kita kerjakan. Sebut saja shalat sunat rawatib yang biasa kita kerjakan
sebelum dan setelah mengerjakan
shalat lima waktu. Selain shalat sunat rawatib, kita juga mengenal banyak sekali jenis shalat
sunat di antaranya adalah Tahiyatul Masjid, Syukrul Wudhu, Tahajud, Witir, serta Sholat Dhuha.
Yang disebutkan terakhir kerap terlupakan karena meski kita tahu fadhilahnya tapi karena waktu
pelaksanaannya bertepatan dengan dimulainya aktivitas harian, maka shalat Dhuha sering tidak
dikerjakan.

Ya, Sholat Dhuha ialah shalat sunat yang dikerjakan pada waktu matahari sedang naik, yaitu
kira-kira setinggi lebih kurang 7 (tujuh) hasta atau sekitar setinggi satu tombak, antara pukul
08.00 pagi sampai dengan masuk waktu Dzuhur (sekitar pukul 11.00 siang).
Sholat Dhuha hukumnya sunat muakad (sangat dianjurkan dan mendekati wajib) karena
Rasulullah senantiasa mengerjakannya dan berpesan kepada para sahabat untuk mengerjakannya
juga. Shalat Dhuha juga merupakan wasiat Rasul kepada umatnya sebagaimana disebutkan
dalam sebuah hadits. Abu Hurairah r.a. menceritakan, Kekasihku Rasulullah Saw. memberi
wasiat kepadaku dengan tiga hal yang tidak pernah kutinggalkan hingga meninggal dunia: shaum
tiga hari dalam sebulan, 2 rekaat Sholat Dhuha, dan hanya tidur setelah melakukan shalat Witir
(H.R. Bukhari dan Muslim)
Tentu saja, Rasulullah Saw. tidak akan mengistimewakan shalat Dhuha tanpa alasan. Berikut
beberapa fadhilah atau keutamaan shalat Dhuha yang menjadikannya begitu istimewa di mata
Rasullah Saw.

Pertama, shalat Dhuha merupakan ekspresi terima kasih kita kepada Allah Swt. atas nikmat
sehat bugarnya setiap sendi dalam tubuh kita. Menurut Rasulullah Saw., setiap sendi dalam tubuh
kita yang jumlahnya 360 ruas setiap harinya harus diberi sedekah sebagai makanannya.
Pada setiap manusia diciptakan 360 persendian dan seharusnya orang yang bersangkutan
(pemilik sendi) bersedekah untuk setiap sendinya. Lalu, para sahabat bertanya, Ya Rasulullah
Saw., siapa yang sanggup melakukannya? Rasulullah Saw. menjelaskan, Membersihkan
kotoran yang ada di masjid atau menyingkirkan sesuatu (yang dapat mencelakakan orang) dari
jalan raya, apabila ia tidak mampu maka shalat Dhuha dua rakaat dapat menggantikannya.
(H.R. Ahmad dan Abu Daud)
Kedua, shalat Dhuha merupakan wahana pengharapan kita akan rahmat dan nikmat Allah Swt.
sepanjang hari yang akan dilalui, entah berupa nikmat fisik maupun materi. Rasulullah Saw.
bersabda, Allah berfirman, Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas melakukan
shalat empat rakaat pada pagi hari, yaitu shalat Dhuha, niscaya nanti akan Kucukupi
kebutuhanmu hingga sore harinya. (H.R. Al-Hakim dan At-Tabrani)
Lebih dari itu, momen shalat Dhuha merupakan saat kita mengisi kembali semangat hidup baru.
Kita berharap semoga hari yang akan kita lalui menjadi hari yang lebih baik dari hari kemarin.
Di sinilah ruang kita menanam optimisme hidup. Kita tidak sendiri menjalani hidup ini. Ada
Sang Maharahman yang senantiasa akan menemani kita dalam menjalani hidup sehari-hari.
Ketiga, shalat Dhuha sebagai pelindung untuk menangkal siksa api neraka di hari pembalasan
(kiamat) nanti. Hal ini ditegaskan Nabi Saw. dalam haditsnya, Barangsiapa melakukan shalat
Fajar, kemudian ia tetap duduk di tempat shalatnya sambil berdzikir hingga matahari terbit dan
kemudian ia melaksanakan shalat Dhuha sebanyak dua rakaat, niscaya Allah Swt. akan
mengharamkan api neraka untuk menyentuh atau membakar tubuhnya. (H.R. Al-Baihaqi)
Keempat, bagi orang yang merutinkan shalat Dhuha, niscaya Allah mengganjarnya dengan
balasan surga. Rasulullah Saw. bersabda, Di dalam surga terdapat pintu yang bernama Bab AdhDhuha (Pintu Dhuha) dan pada hari kiamat nanti ada yang akan memanggil, Dimana orang yang
senantiasa mengerjakan shalat Dhuha? Ini pintu kamu, masuklah dengan kasih sayang Allah.
(H.R. At-Tabrani)
Kelima, pahala shalat Dhuha setara dengan pahala ibadah haji dan umrah. Dari Abu Umamah
r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda, Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan
bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan
haji. Barangsiapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya seperti orang
yang melaksanakan umrah. (Shahih Al-Targhib: 673). Dalam sebuah hadits yang lain
disebutkan bahwa, Nabi Saw. bersabda, Barangsiapa yang mengerjakan shalat Fajar (Shubuh)
berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia
shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna,
sempurna, sempurna. (Shahih Al-Jami: 6346)
Keenam, tercukupinya kebutuhan hidup. Orang yang gemar melaksanakan Sholat Dhuha ikhlas
karena Allah akan tercukupi rezekinya. Hal ini dijelaskan Rasulullah Saw. dalam hadits qudsi

dari Abu Darda. Firman-Nya, Wahai Anak Adam, rukuklah (shalatlah) karena aku pada awal
siang (shalat Dhuha) empat rakaat, maka aku akan mencukupi (kebutuhan)mu sampai sore hari.
(H.R. Tirmidzi)
Ketujuh, memperoleh ghanimah (keuntungan) yang besar. Dikisahkan, Rasulullah mengutus
pasukan muslim berperang melawan musuh Allah. Atas kehendak Allah, peperangan pun
dimenangkan dan pasukan tersebut mendapat harta rampasan yang berlimpah. Orang-orang pun
ramai membicarakan singkatnya peperangan yang dimenangkan dan banyaknya harta rampasan
perang yang diperoleh. Kemudian Rasulullah Saw. menjelaskan bahwa ada yang lebih utama dan
lebih baik dari mudahnya memperoleh kemenangan dan harta rampasan yang banyak yaitu shalat
Dhuha.
Dari Abdullah bin Amr bin Ash ia berkata, Rasulullah Saw. mengirim pasukan perang. Lalu,
pasukan itu mendapat harta rampasan perang yang banyak dan cepat kembali (dari medan
perang). Orang-orang pun (ramai) memperbincangkan cepat selesainya perang, banyaknya harta
rampasan, dan cepat kembalinya mereka. Maka, Rasulullah Saw. bersabda, Maukah aku
tunjukan kepada kalian sesuatu yang lebih cepat dari selesai perangnya, lebih banyak
(memperoleh) harta rampasan, dan cepatnya kembali (dari medan perang)? (Yaitu) orang yang
berwudhu kemudian menuju masjid untuk mengerjakan Sholat Dhuha. Dialah yang lebih cepat
selesai perangnya, lebih banyak (memperoleh) harta rampasan, dan lebih cepat kembalinya.
(H.R. Ahmad)
Menilik banyaknya fadhilah di atas, cukup beralasan kiranya bila Nabi Saw. menghimbau
umatnya untuk senantiasa membiasakan diri melaksanakn shalat Dhuha. Dengan mengetahui
fadhilah-fadhilah tersebut, diharapkan kita lebih termotivasi untuk beristiqamah melaksanakan
shalat Dhuha agar tercapai tujuan bahagia dunia dan akhirat.

Sholat Dhuha dan Asmaul Husna Penarik


Rezeki

Kita sudah mafhum bila Sholat Dhuha identik dengan sholat sunnah memohon rezeki. Selain
Sholat Dhuha masih banyak amalan-amalan penarik rezeki seperti sedekah, silaturahmi, istighfar
dan asmaul husna. Pada posting kali ini kita akan dalami amalan asmaul husna khususnya yang
berkaitan dengan rezeki.
Allah memiliki 99 nama yang indah atau lebih terkenal dengan sebutan Al-Asma-ul-Husna.
Nama-nama tersebut merupakan cerminan dari perilaku Allah terhadap umatnya. Karena itu, jika
nama-nama tersebut kita sebut sebagai suatu permohonan, niscaya akan mempunyai pengaruh
yang sangat besar.
Anjuran untuk berdoa menggunakan Asmaul Husna telah tercermin dalam firman Allah: Hanya
milik Allah Asma-Ul Husna, maka berdoalah kepadaNya dengan menyebut Asma-Ul Husna, dan
tinggalkan orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya.
Nanti mereka akan mendapatkan balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Surat AlArof Ayat 180).
Berikut ini saya sertakan beberapa amalan Asma-Ul Husna yang berguna untuk membuka pintu
rejeki kita. AL WAHHAABU Artinya: Dzat yang maha memberi, yaitu memberikan segalanya
terhadap kebutuhan makhlukNya, tanpa diminta sebelumnya Allah sudah menyediakannya.
Keutamaannya: Bisa menjauhkan dari kesempitan rejeki Bisa mendatangkan kemudahan.
Cara mengamalkan: Barang siapa membaca YAA WAHHAAB sebanyak 23 kali berturut-turut
sebagai amalan rutin setiap selesai sholat fardlu atau setelah sholat Hajat 2 rakaat sebanyak 800
kali, maka baginya akan dijauhkan dari kesempitan rejeki dan diberikan kemudahan dalam
segala urusannya.
AR ROZZAAQU Artinya: Dzat yang maha memberi rejeki, yaitu memberi rejeki untuk semua
makhlukNya untuk kebutuhan hidupnya. Dan Dia pula yang menentukan banyak dan sedikitnya
rejeki yang akan diberikan pada hamba-hambaNya. Keutamaannya: Bisa memudahkan jalan

rejeki Bisa memberikan keberuntungan Cara mengamalkan: Barang siapa membaca YAA
ROZZAAQ sebanyak-banyaknya setiap hari seteah sholat fardlu, maka ia akan dijauhkan dari
kesempitan rejeki dan usahanya selalu mendapat keuntungan yang berlimpah-limpah.
AL BAASITHU Artinya: Dzat yang maha melapangkan rejeki, yaitu memberikan kelapangan
rejeki kepada hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, sehingga banyak orang bodoh dapat
hidup kaya-raya, sebaliknya orang yang cerdik, pandai hidupnya miskin. Nah, demikian itulah
yang dinamakan sudah menjadi suratan takdirNya. Keutamaan: Bisa memajukan usaha
dalam perniagaan Bisa memberikan keuntungan Cara mengamalkan: Barang siapa membaca
YAA BAASITH sebanyak-banyaknya sebagai amalan yang rutin setelah sholat fardlu atau
setelah sholat hajat membaca 300 kali, maka akan dijamin usahanya dalam bidang perniagaan
mendapat kemajuan yang pesat dan selalu memperoleh keuntungan.
AL JALIILU Artnya: Dzat yang maha sempurna, yaitu Dia tidak mempunyai cacat dan
kekurangan apapun sebagaimana yang dialami makhukNya. Jadi kesempurnaan Allah itu
meliputi segala-galanya. Keutamaan: Bisa mempercepat kemajuan perdagangan Bisa
menjauhkan dari kesulitan hidup Cara mengamalkan: Barang siapa membaca YAA JALIIL
sebanyak 99 kali, sebagai amalan rutin setiap hari setelah sholat tahajjud, maka bila dia seorang
pedagang akan cepat maju, bila seorang pegawai akan segera naik pangkat dan bila seorang
petani akan panen yang melimpah seta dijauhkan dari kesulitan hidup.
AL QOYYUUMU Artinya: Dzat yang maha berdiri sendiri, yaitu tidak berhajat kepada siapapun
juga didalam mengatur dan mengurus makhlukNya. Keutamaan: Bisa melancarkan jelannya
rejeki Bisa dicintai dan disegani semua orang Cara mengamalkan: Barang siapa membaca
YAA QOYYUUM sebanyak 80 kali sebagai amalan rutin setiap hari setelah sholat fardlu,
maka baginya akan diberi jalan kelancaran rejeki dan juga dicintai serta disegani oleh banyak
orang.
AL AAKHIRU Artinya: Dzat yang maha akhir, yaitu Dia tidak ada masa berakhirnya
sebagaimana yang dialami hamba-hambaNya. keutamaanya: Bisa memudahkan rejeki Bisa
menjauhkan dari segala macam kesulitan hidup Cara mengamalkan: Barang siapa membaca
YAA AAKHIR sebanyak 200 kali sebagai amalan rutin setiap hari setelah sholat tahajjud,
maka akan dimudahkan jalan rejekinya serta bisa menjauhkan dari segala macam kesulitan
hidup.
AL QHONIYYU Artinya: Dzat yang maha kaya, yaitu Dia yang sangat kaya raya di atas segalagalanya, sehingga kekayaanNya dapat mencukupi kebutuhan hamba-hambaNya. Keutamaannya:
Bisa memberikan kecukupan dalam kehidupan Dapat anugerah keberkahan rejeki yang
didapat Cara mengamalkan: Barang siapa membaca YAA GHONIYYU sebanyak 400 kali
sebagai amalan rutin setiap hari setelah sholat fardlu, maka baginya akan diberi kecukupan
didalam kehidupannya dan setiap rejeki yang diperoleh akan membawa keberkahan.
AL MUGHNIY Artinya: Dzat yang maha memberi kekayaan, yaitu semua kekayaan yang
dimiliki oleh manusia itu adalah merupakan pemberian dari Allah SWT, tetapi kebayakan
manusianya sendiri yang tidak menyadari, sehingga ia menjadi pelit ketika dianjurkan untuk
membelanjakan hartanya di jalan Allah. Keutamaannya: Bisa memudahkan apa yang dicita-

citakan Bisa memperlancar jalannya rejeki Cara mengamalkan: Barang siapa membaca YAA
MUGHNIY sebanyak 200 kali sebagai amalan yang rutin setiap hari setelah sholat fardlu, atau
dibaca pada tengah malam setelah sholat Hajat, maka jalan rejekinya akan diberi kelancaran dan
apa yang menjadi cita-citanya akan mudah terlaksana.
Kesungguhan dalam mengamalkan Asma-Ul Husna merupakan syarat yang mutlak diterimanya
suatu permohonan, selain itu dibutuhkan juga keyakinan dan kesabaran yang penuh. Waktu
terbaik untuk mengamalkan Asma-Ul Husna adalah tengah malam. Saat sebagian besar manusia
telah tidur terlelap, merupakan waktu terbaik dan mustajab untuk memohon kepada Allah SWT.
Semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai