Anda di halaman 1dari 60

Kumpulan Artikel

Tentang Sunnah
Sholat Dhuha
Serta beberapa artikel renungan motivasi diri

Condro_W_Kurniadi
5/14/2014

Sholat Dhuha Yuk!!! ^__^

Sobat. . . .
Dari buku "Dahsyatnya Bangun Pagi, Tahajud, Subuh dan Dhuha" Karya Fadlan al-ikhwani yang
saya baca, kita dapat Meraih 4 Kemenangan setiap harinya yaitu
1. KEMENANGAN ke-1 adalah saat kita BANGUN PAGI
2. KEMENANGAN ke-2 adalah saat kita SHALAT TAHAJUD
3. KEMENANGAN ke-3 adalah saat kita SHALAT SUBUH
4. KEMENANGAN ke-4 adalah saat kita SHALAT DHUHA
Nah, memang seharusnya sebagai seorang muslim sejati, kita berlomba-lomba untuk menjadi
seorang PEMENANG. Menjadi seorang pemenang itu tidak sulit ko', asalkan kita memiliki niat yg
kuat, ikhtiar yang maksimal, ingin merasakan manfaat yg akan didapat, dan berusaha agar bisa
istiqomah. Insya Allah kita bisa menjadi seorang PEMENANG ^^9
Mari lengkapi hari kita dengan salat dhuha, syukur2 apabila sebelumnya kita bisa bangun pagi,
melaksanakan salat tahajud dan salat subuh berjamaah bagi laki-laki. Nah, kalo bangun kesiangan,
otomatis tidak mendirikan point 1, 2, dan 3, alangkah baiknya kita mendirikan salat dhuha :)
Memang salat dhuha itu ibadah sunnah, tapi tidak membuat kita menyepelekan salat
dhuha. Terkadang di waktu pagi hari terutama di waktu libur, kita lebih senang melanjutkan tidur,
duduk di depan TV, laptop, dan komputer berjam-jam, sampai tidak terasa waktu dhuhur telah tiba.
Alangkah merugi diri kita :(
Ayooo kawan MOVE ON!!!!
Kita harus punya keinginan yang kuat untuk menjadi seorang PEMENANG setiap hari, yaitu dengan
melengkapi hari dengan salat dhuha ^^
1. Waktu Salat Dhuha

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 1 of 59

Dari penjelasan diatas, dapat diambil simpulan bahwa kita bisa mendirikan salat dhuha disaat sinar
matahari sudah mulai menyengat, sekitar jam 08.00-11.00 pagi. Akan tetapi banyak pendapat yg
mengatakan apabila jam 07.00 pagi sudah terasa sengat matahari, kita bisa mendirikan salat dhuha
tanpa harus menunggu sampai jam 08.00 pagi.
2. Jumlah Rakaat Salat Dhuha
Bilangan rakaat salat dhuha adalah genap. Salat dhuha bisa dikerjakan 2, 4, 6, 8, 10 dan 12 rakaat.
Allah tidak memberatkan hamba-Nya ko, Allah menyukai hamba-Nya yang mendirikan ibadah secara
istiqomah.
Kita bisa mendirikan salat dhuha meskipun 2 / 4 rakaat asalkan bisa istiqomah setiap hari ^^.
3. Manfaat Salat Dhuha

"Keinginan Biasanya Muncul Karena Tahu Akan Manfaat"

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 2 of 59

Ya, kita pasti akan melakukan pekerjaan apapun asalkan bermanfaat baik untuk diri kita atau orang
lain.
Sobat, banyak keajaiban dan manfaat yang luar biasa di salam salat dhuha, cekidot :)
Pertama, shalat Dhuha merupakan ekspresi terima kasih kita kepada Allah Swt. atas nikmat sehat
bugarnya setiap sendi dalam tubuh kita. Menurut Rasulullah Saw., setiap sendi dalam tubuh kita
yang jumlahnya 360 ruas setiap harinya harus diberi sedekah sebagai makanannya.
Kedua, shalat Dhuha merupakan wahana pengharapan kita akan rahmat dan nikmat Allah Swt.
sepanjang hari yang akan dilalui, entah berupa nikmat fisik maupun materi.
Ketiga, shalat Dhuha sebagai pelindung untuk menangkal siksa api neraka di hari pembalasan
(kiamat) nanti.
Tentunya masih banyak keajaiban di dalam salat dhuha. Apabila kita dapat mendirikan setiap hari,
Insya Allah di setiap hari itulah Allah akan memberikan kelancaran di setiap aktivitas kita, membuat
hati kita menjadi tentram, dan Allah akan selalu melindungi kita.
So, Rasakan Sendiri Manfaatnya Sob! ^_^
4. Do'a Salat Dhuha

Dalam tulisan arab: "Allahumma innad dhuha-a dhuha-uka, wal baha-a baha-uka, wal jamala
jamaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka, wal 'ismata 'ismatuka. Allahumma in
kana rizqi fis sama-i fa-anzilhu, wa in kana fil ardhi fa akhrijhu, wa in kana muassaron fa yassirhu, wa
in kana haroman fathohhirhu, wa in kana baidan faqorribhu, bihaqqi dhuha-ika, wa baha-ika, wa
jamalika, wa quwwatika, wa qudrotika, aatini ma atayta 'ibadakas sholihin".

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 3 of 59

Artinya: "Ya Allah, bahwasannya waktu dhuha itu adalah waktu dhuha-Mu, dan keagungan itu
adalah keagungan-Mu, dan keindahan itu adalah keindahan-Mu, dan kekuatan itu adalah kekuatanMu, dan perlindungan itu adalah perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rizkiku masih di atas langit, maka
turunkanlah, jika masih di dalam bumi, maka keluarkanlah, jika masih sukar, maka mudahkanlah, jika
(ternyata) haram, maka sucikanlah, jika masih jauh, maka dekatkanlah, Berkat waktu dhuha,
keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah
Engkau limpahkan kepada hamba-hambaMU yang sholeh".
( Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Duha )
SEMOGA BERMANFAAT ^_^

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 4 of 59

Hati-hati Waktu Haram Sholat Dhuha


Sebelum melaksanakan sholat dhuha, ada baiknya kita mengetahui waktu-waktu yang diharamkan
melaksanakan sholat secara umum. Karena walaupun sholat dhuha hukumnya sunnah, tetapi bila
dilaksanakan pada waktu yang haram bukanlah pahala yang kita dapat, malah jadi dosa.
Berikut waktu-waktu yang diharamkan untuk melaksanakan sholat berdasarkan hadits-hadits
Rasulullah SAW:
Dari Ibnu Abbas berkata: Datanglah orang-orang yang diridhai dan ia ridha kepada mereka yaitu
Umar, ia berkata bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang sholat sesudah Subuh
hingga matahari bersinar, dan sesudah Asar hingga matahari
terbenam. [HR. Bukhari]
Dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Apabila sinar matahari
terbit maka akhirkanlah (jangan melakukan) sholat hingga matahari tinggi. Dan apabila sinar
matahari terbenam, maka akhirkanlah (jangan melakukan) sholat
hingga matahari terbenam. [HR. Bukhari]
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang dua sholat. Beliau
melarang sholat sesudah sholat Subuh sampai matahari terbit dan sesudah sholat Asar sampai
matahari terbenam. [HR. Bukhari]
Dari Muawiyah ia berkata (kepada suatu kaum): Sesungguhnya kamu melakukan sholat (dengan
salah). Kami telah menemani Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kami tidak pernah melihat
beliau melakukan sholat itu karena beliau telah melarangnya,
yaitu dua rakaat sesudah sholat Asar. [HR. Bukhari]
Dari Uqbah bin Amir: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang sholat pada tiga saat: (1)
ketika terbit matahari sampai tinggi, (2) ketika hampir Zuhur sampai tergelincir matahari, (3) ketika
matahari hampir terbenam. [HR. Bukhari]
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang sholat pada waktu
tengah hari tepat (matahari di atas kepala), sampai tergelincir matahari kecuali pada hari Jumat. [HR.
Abu Dawud] Menurut jumhur ulama, sholat ini adalah sunat Tahiyatul Masjid, selain sholat ini tetap
dilarang melakukan sholat apapun.
Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: Matahari terbit dengan diikuti setan. Pada
waktu mulai terbit, matahari berada dekat dengan setan, dan ketika telah mulai meninggi berpisah
darinya. Pada waktu matahari berada tepat di tengahtengah
langit, ia kembali dekat dengan setan, dan ketika telah zawal (condong ke arah barat) ia berpisah
darinya. Pada waktu hampir terbenam, ia dekat dengan setan, dan setelah terbenam ia berpisah lagi
darinya. [HR. Nasai]
Waktu-waktu itu adalah waktu yang haram untuk shalat. Artinya apabila kita melakukan shalat sunat
pada waktu haram, maka bukan pahala yang kita dapatkan, melainkan dosa.
Waktu-waktu haram yang mengapit shalat Dhuha:
1. Waktu haram #1 = sesudah Shalat Subuh hingga matahari bersinar, atau kurang lebih sejak
jam 06:00 AM hingga 07:45 AM
2. Waktu haram #2 = ketika hampir masuk waktu Zuhur hingga tergelincir matahari, atau
kurang lebih jam 11:30 AM hingga 12:00 PM

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 5 of 59

Dari Zaid bin Arqam, bahwa ia melihat orang-orang mengerjakan shalat Dhuha [pada waktu yang
belum begitu siang], maka ia berkata: Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa
shalat Dhuha pada selain saat-saat seperti itu adalah lebih utama, karena sesungguhnya Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Shalatnya orang-orang yang kembali kepada ALLAH adalah pada waktu anak-anak onta sudah
bangun dari pembaringannya karena tersengat panasnya matahari. [HR. Muslim]
Penjelasan:
Anak-anak onta sudah bangun karena panas matahari itu diqiyaskan dengan pagi hari jam 08:00 AM,
adapun sebelum jam itu dianggap belum ada matahari yang sinarnya dapat membangunkan anak
onta.

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 6 of 59

Do'a Selesai Sholat Dhuha


ASSALAMUALAIKUM WR.WB
nah buat kalian yang beragama islam, pasti tau dan mengerti yang namanya shalat dhuha. pasti
terkadang kalian suka menjalankan shalat sunnah ini kan.
ketika selesai shalat dhuha alangkah baiknya kalau kita membaca doanya terlebih dahulu, jangan
langsung pergi atau malah denger lagu lagu jepang, ga bermanfaat. nih saya ada doa setelah shalat
dhuha beserta terjemahan dan mp3nya, jadi kalian bisa iseng iseng mendengarkan sambil
menghafalkannya dengan mp3. silahkan dibaca dan dilaksanakan :)
ALLAAHUMMA INNADH-DHUHAA A DHUHAA
UKA - WAL BAHAA A BAHAA
UKA WAL JAMAALA JAMAALUKA WAL
QUWWATA QUWWATUKA
WALQUDRATA QUDRATUKA WAL ISHMATA
ISHMATUKA.
ALLAAHUMMA IN KAANA RIZQII FIS-SAMAA I
FA ANZILHU WA IN
KAANA FIL ARDI FA AKHRIJHU WA IN KAANA
MUASSARAN FA
YASSIRHU WA IN KAANA HARAAMAN
FATHAHHIRHU WA IN KAANA
BAIIDAN FA QARRIBHU,
BIHAQQI DHUHAA IKA, WA BAHAA IKA, WAJAMAALIKA, WA QUWWATIKA, WA QUDRATIKA.
AATINII MAA ATAITA IBAADAKASH-SHAALIHIIN.
dibaca juga artinya biar kalian mengerti apa maksud dari doa tersebut.
ARTINYA : Wahai ALLAH, bahwasanya waktu Dhuha itu waktu Dhuha-MU dan kecantikan
adalah kecantikan-MU dan keindahan adalah keindahan-MU dan kekuatan
adalah kekuatan-MU dan kekuasaan adalah kekuasaan-MU - dan perlindungan
itu adalah perlindungan-MU.
Wahai ALLAH, jikalau rejekiku masih diatas langit, maka turunkanlah Dan
jikalau ada didalam bumi maka keluarkanlah dan jikalau sukar maka
mudahkanlah dan jika haram maka sucikanlah - dan jikalau masih jauh maka
dekatkanlah
Dengan berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan Dan kekuasaan-MU.
Limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambamu yang
shaleh.
untuk bacaan sholat dhuha dengan format MP3 silahkan kalian Download disini.
bila ada salah kata mohon dimaafkan. pengunjung yang baik adalah bengunjung yang meninggalkan
jejak (Komentar).
Wassalamualaikum WR.WB

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 7 of 59

Kenapa Sholat Dhuha & Tahajud Penting ?


Assalamu'alaikum wr wb ,di postingan ini saya ingin sedikit share tentang Kenapa kita musti
/ dianjurkan Sholat Sunnah... Selain sholat 5 waktu yang hukumnya wajib loo ya ... :) ,dan
juga keutamaan yang kita peroleh saat kita Sholat sunnah-sunnah.

* Shalat Dhuha
Adalah shalat sunah yang dilakukan seorang muslim ketika waktu Dhuha. Hukum shalat dhuha
sebenarnya tidak dijelaskan secara rinci di dalam al quran sehingga kita tidak dapat menyimpulkan
dengan tegas hukum shalat ini (mungkin saya yang balum tau, mungkin di jelasin di hadits, dll. ).
Meskipun demikian kita tetap wajib menganggap bahwa shalat dhuha ini merupakan salah satu
shalat yang harus diutamakan, mengapa demikian sebab banyak hadist dan sabda rasul membahas
tentang shalat dhuha.
Waktu dhuha adalah waktu ketika Matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya fajar
(kira-kira antara pukul 7-8 pagi) hingga waktu mendekati dzuhur (sekitar pukul 11). Jumlah rakaat
shalat dhuha minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat. Dan dilakukan dalam satuan 2 rakaat sekali
salam.
Manfaat atau faedah salat dhuha yang dapat diperoleh oleh orang yang melaksanakannya adalah
dapat melapangkan hati dalam segala hal terutama dalam hal rezeki, karena pada dasarnya shalat
dhuha merupakan shalat untuk mendekatkan kita pada rezeki.
Hadits Rasul tentang shalat dhuha :
Barang siapa salat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana disurga
(H.R. Tirmiji dan Abu Majah)
Siapapun yang melaksanakan salat dhuha, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu
sebanyak buih di lautan.
(H.R Tirmidzi)
Dari Ummu Hani bahwa Rasulullah SAW salat dhuha 8 rakaat dan bersalam tiap dua rakaat. (HR
Abu Daud)
Dari Zaid bin Arqam ra. Berkata,Nabi SAW keluar ke penduduk Quba dan mereka sedang salat
dhuha. Ia bersabda,?Salat awwabin (dhuha) berakhir hingga panas menyengat (tengah hari).
(HR Ahmad Muslim dan Tirmidzi)

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 8 of 59

Rasulullah bersabda di dalam Hadis Qudsi, Allah SWT berfirman, Wahai anak Adam, jangan sekalikali engkau malas mengerjakan empat rakaat salat dhuha, karena dengan salat tersebut, Aku
cukupkan kebutuhanmu pada sore harinya.
(HR Hakim & Thabrani)
Barangsiapa yang masih berdiam diri di masjid atau tempat shalatnya setelah salat shubuh karena
melakukan iktikaf, berzikir, dan melakukan dua rakaat salat dhuha disertai tidak berkata sesuatu
kecuali kebaikan, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun banyaknya melebihi buih di lautan.
(HR Abu Daud)
Dari Abi Zar r.a. dari Nabi SAW, beliau bersabda, Setiap pagi ada kewajiban untuk bersedekah
untuk tiap-tiap persendian (ruas). Tiap-tiap tasbih adalah sedekah, riap-tiap tahlil adalah sedekah,
tiap-tiap takbir adalah sedekah, dan menganjurkan kebaikan serta mencegah kemungkaran itu
sedekah. Cukuplah menggantikan semua itu dengan dua rakaat salat Dhuha.
(HR Muslim)
Luar biasa yaa nikmat nya sholat Dhuha, Mungkin teman-teman ada yang masih berat untuk
ngelaksanain nya ,karena mungkin aktifitas kita yang luar biasa sibuk di jam-jam segitu. ada metode
untuk membuat sholat dhuha itu ringan kok yaitu Habits / Biasa. tenang aja... coba antum mampir ke
artikel saya sebelumnya "Habits"
* Shalat Tahajjud
Adalah shalat sunah yang dikerjakan di malam hari setelah terjaga dari tidur. Hukum shalat tahajjud
adalah sunah muakkad atau shalat yang hukumnya mendekati wajib seperti shalat fardu | Salat
tahajjud dikerjakan sedikitnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya tidak terbatas.
Tata cara pelaksanaan shalat tahajjud kurang lebih sama dengan sholat-sholat lainnya,
Shalat malam (tahajjud):
Hukum shalat malam: 11:114, 25:64, 26:219
Keutamaan shalat malam: 11:114, 17:79, 50:40, 73:2, 73:20, 76:26
Waktu shalat malam: 3:113, 17:79, 25:64, 26:218, 32:16, 39:9, 50:40,51:17, 73:6
Ukuran bacaan pada shalat malam: 20:130, 73:3
Etika shalat malam: 73:20
Meninggalkan kesulitan dalam shalat malam: 2:286, 73:20
Jika kita perhatikan ayat-ayat al quran ada 6234, > 35% isi dari ayat-ayat tersebut menerangkan
tentang kenikmatan allah beserta orang-orang yang beriman, <= 25% menjelaskan tentang
musibah/azab, dan orang-orang kafir, serta sisanya menerangkan tentang hari kiamat, qada dan
qadar, makanan haram, minuman haram, perhiasan, hukum pidana, dll.
Setelah kita mengetahui isi dari kebanyakan ayat-ayat al quran tersebut, maka kita gambarkan
dalam kehidupan.
> 35% menerangkan kenikmatan, kita semua tentu dapat menilai diri kita sendiri, seberapa sering
kita mendapat kenikmatan dan seberapa sering kita mendapatkan musibah (kalau azab terlalu
ekstrem. ). Mungkin jika di bandingkan wah 1000000++ : 1, gak kehitung kan. dalam 1 hari kita bisa
bernafas, berjalan, menghirup udara, melihat, berkedip, dll. Itu kita lakukan rutin tiap hari. Tapi coba
nilai kapan kita sakit? paling 1-2 hari juga sembuh,
Nah bingung ... bagus :)
Begitu luar biasanya nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita, sudah seharusnya kita bersyukur
atas Segala pemberian Nya ,yang bahkan kita tidak memintanya.
Saya akui yang namanya tidur itu nikmat yang diberikan Allah untuk kita, tapi jangan sampai syetan

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 9 of 59

turut campur untuk melenakan dalam tidur kita.


Jika temen-temen susah bangun di 1/3 malam terakhir buat sholat Tahajud, baca juga postingan
saya "Adab Tidur Rasulullah" agar di waktu 1/3 malamnya kita bisa bangun | Terus Sholat Tahajud
deh :)
Sekian yang bisa saya Share kan, Semoga Manfaat bagi teman-teman dan saya juga :)
Terimakasih | Wassalamu'alaikum wr wb

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 10 of 59

Meraup Segudang Keutamaan dari Sholat Dhuha


oleh : Al-Ustadz Abdul Qodir Abu Faizah -hafizhahullah[Pengasuh Ponpes Al-Ihsan Gowa, Sulsel]

Sebuah sunnah yang banyak ditinggalkan oleh kebanyakan orang di zaman ini. Itulah Sholat
Dhuha, sholat yang dikerjakan di awal siang, di saat matahari sudah terbit seukuran satu
tombak. Anak onta kala itu mulai kepanasan oleh teriknya matahari.
Sholat Dhuha memang tidak semasyhur dengan sholat-sholat sunnah lainnya, karena banyak
orang yang jarang mendengarkan penjelasan tentang kedudukan, hukum, dan dalil seputar
Sholat Sunnah Dhuha.
Saking kurangnya penjelasan tentang sholat yang satu ini, sampai sebagian kaum muslimin
ragu mengerjakannya, bahkan ia meninggalkannya selama hayat masih dikandung badan.
Jadi, selama hidupnya, ia tak mengenal yang disebut dengan Sholat Dhuha. Yang ia kenal
hanya Sholat Lail yang lebih dikenal dengan Sholat Tahajjud.
Pasalnya kenapa? Akibat kurangnya pengajaran dan keterangan dari para dai dan muballigh
tentang hukum dan dalil yang mendasari Sholat Dhuha. Nah, sebagai sumbangsih dalam
melestarikan Sholat Dhuha, maka kami menurunkan tulisan ini, setelah memohon kepada
pertolongan dan taufiq-Nya.
Para pembaca yang budiman, Sholat Dhuha merupakan sholat yang amat diperhatikan oleh
Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam-. Tak heran bila beliau di suatu hari mengajari dan
mewasiatkan sebagian sahabatnya agar memperhatikan sholat ini dalam kehidupan mereka.
Abu Hurairah -radhiyallahu anhu- berkata,
"
$% &'(') &*
+ * ' , ./
Kekasihku (yakni, Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-) telah mewasiatiku tentang tiga
perkara yang tak kutinggalkan sampai aku mati: Puasa tiga hari dalam setiap bulannya,
Sholat Dhuha, dan tidur dalam keadaan (usai) berwitir. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohihnya (1178) dan Muslim dalam Shohih-nya (721)]
Wasiat dalam tiga perkara ini, bukan hanya didapatkan oleh Abu Hurairah -radhiyallahu
anhu- dari Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-. Bahkan disana ada sahabat lain yang juga
menerima wasiat mulia ini dari Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-.
Dari Abu Ad-Darda -radhiyallahu anhu" 6% , ./
( 7
$% -1'2 3(' ' - 0(0 *
% 89 /
+*

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 11 of 59

Kekasihku -Shallallahu alaihi wa sallam- telah mewasiatiku dengan tiga perkara yang tak
akan kutinggalkan selama aku masih hidup : Puas tiga hari dalam setiap bulan, Sholat
Dhuha dan agar aku tak tidur sampai aku berwitir. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (no.
722), dan Abu Dawud dalam Sunan-nya (no. 1433)]
Sholat Dhuha merupakan ibadah yang sudah masyhur di zaman kenabian. Para sahabat telah
banyak mendengarkan perihal Sholat Dhuha dari Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-. Hal ini
tergambar dari peristiwa yang dikisahkan oleh sebagian sahabat.
Dari Al-Qosim Asy-Syaibaniy, ia berkata
2
-
' 7
/ J < ; ( 7
/? > ' = / < ? , ./

. .
< H
B 1 B % >
. 7
+ ( (% M B -1'2 3(' '
K/ L
Zaid bin Arqom pernah melihat suatu kaum sedang melaksanakan sholat di waktu Dhuha
seraya beliau berkata, Tidakkah mereka telah mengetahui bahwa sholat (yakni, Sholat
Dhuha) pada selain waktu ini adalah lebih utama. Sesungguhnya Rasulullah -Shallallahu
alaihi wa sallam- pernah bersabda, Sholatnya orang-orang awwabin (orang yang kembali
kepada Allah) ketika memanasnya anak unta. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (no. 748)]
Dinamai dengan Sholat Awwabin, karena tak ada yang mampu menjaga dan melaziminya,
kecuali orang-orang awwabin.
Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,
(% M & : B
" , ./
' Q< , "
Tak ada yang menjaga Sholat Dhuha, kecuali seorang awwabin, dan ia (Sholat Dhuha)
adalah Sholat Awwabin. [HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shohih-nya (1224) dan Al-Hakim
dalam Al-Mustadrok (no. 1182). dan Ath-Thobroniy dalam Al-Awsath (no. 3865)]
Al-Imam Al-Munawiy -rahimahullah- berkata,
=R/ +
B
' 3(<
Di dalamnya terdapat sanggahan atas orang yang membenci Sholat Dhuha seraya berkata,
Sesungguhnya melazimi Sholat Dhuha akan mewariskan kebutaan. [Lihat At-Taisir
(2/973)]
Kata awwabin, maksudnya orang-orang yang kembali kepada Allah dari dosa-dosanya.
Seorang hamba yang berbuat dosa akan jauh dari Allah sesuai dengan tingkat dosa yang ia
kerjakan. Jika ia sadar dan meninggalkan maksiat dan dosa-dosanya, lalu menggantinya
amal-amal sholih, maka ia dianggap telah kembali kepada Allah dan mendekat kepada-Nya
dengan amal ketaatan yang ia kerjakan. Nah, di dalam hadits ini terdapat isyarat bahwa yang
menjaga sholat ini adalah orang-orang yang taat dan selalu dekat dengan Allah -Azza wa
Jalla-. Wallahu Alam bish showab. [Lihat Hasyiyah As-Sindiy ala Al-Musnad]
Diantara orang-orang awwabin adalah Nabiyyullah Dawud alahis salam-. Sholat inilah
yang dahulu dilazimi oleh beliau. Ketika Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- datang kepada
para sahabat, maka beliau tetap melestarikan Sholat Dhuha ini, karena mencontoh Dawud
alaihis salam-.
Allah -Azza wa Jalla- berfirman dalam menghibur Nabi Muhammad -Shallallahu alaihi wa
sallam-,
(18)
3 > *M >* 0 / ? ' 0
3R 0U / * V 2
( *17)
R / % , 0H
& 9
Y
[19 - 17 : ( ]19)
, ( [/
3/ 9
Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan; dan ingatlah hamba Kami Daud yang
mempunyai kekuatan. Sesungguhnya dia amat suka kembali (kepada Tuhan). Sesungguhnya
kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan
pagi. Dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. masingmasingnya amat kembali kepada Allah. (QS. Shood : 17-19)
Al-Imam Ibnul Arabiy Al-Malikiy -rahimahullah- berkata,
3 } *3 / B &< > % > B " / Y
30a< {
3R 0U / * V 2
*
R / % , 0H
> , / J <&
& 9
`
Y
d a7
/ 8B 8* 3+ '
+
= 9
K/ > U +
V % ( ' 0 + " 7
M <& 6< c

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 12 of 59

+ 1 / & ' * 7
/
=>R ( , " m
(< ' U / > h % c
1 *k< ( / ' K l /
= 9
( > B d '[
' > a * ' 7

= n Y % & a/ 8B 1 ' U %
Di dalam hadits ini terdapat isyarat tentang keteladan kepada Dawud dalam Firman Allah,
Sesungguhnya dia amat suka kembali (kepada Tuhan). Sesungguhnya kami
menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan
pagi. Jadi, Allah mengingatkan bahwa sholatnya Dawud ketika matahari bersinar. Panas
matahari telah memberikan pengaruh pada tanah, sehingga anak unta merasakan panasnya
tanah. Anak unta tak akan menderum padanya. Hal ini berbeda dengan sesuatu yang
dilakukan oleh orang-orang lalai pada hari ini. Sesungguhnya mereka melaksanakan Sholat
Dhuha saat terbitnya matahari. Bahkan orang-orang jahil lebih parah lagi. Mereka
melakukan Sholat Dhuha, sementara matahari belum terbit seukuran satu-dua tombak.
Mereka menyengaja (memilih) waktu terlarang menurut ijma, karena kejahilan mereka.
[Lihat Thorh At-Tatsrib (3/352)]
Sholat Dhuha ini amat dianjurkan oleh Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-, sebab ternyata
nikmat jasad yang berikan kepada kita diberi beban untuk bersedekah pada setiap
harinya untuk setiap persendian dan tulang-belulang yang menopang jasad kita.
Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,
B> ( 0o + B> '(' + B> =( > , + B> ,(
+ o < B> 1 > 2

' m 07
0H

, ./
=
R

h
U

B
>
o
a
=
/

B
>

R
=
/
%




Bagi setiap persendian dari seorang diantara kalian terdapat sedekah. Jadi, setiap tasbih
adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan Laa ilaaha illah) adalah
sedekah, setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan yang maruf adalah sedekah, dan
melarang kemungkaran adalah sedekah. Mencukupi hal itu, dua rakaat yang dilakukan pada
waktu Dhuha. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (720) dan Abu Dawud dalam Sunan-nya (no.
1285, 1286 dan 5243)]
Al-Allamah Syamsul Haqq Al-Azhim Abadiy -rahimahullah- berkata,
(' s< ,=/` ' ,/ ( R m7+ * RB
(0 ,./ .< 1s ' (/ 3(<
Di dalam hadits ini terdapat dalil tentang agungnya keutamaan Sholat Dhuha dan besarnya
kedudukan sholat ini serta sahnya Sholat Dhuha sebanyak dua rakaat dan terdapat anjuran
untuk menjaga Sholat Dhuha. [Lihat Aunul Ma'bud (4/116) oleh Al-Azhim Abadiy, cet.
Darul Kutub Al-Ilmiyyah, 1415 H]
Persendian yang dimiliki oleh seorang manusia berjumlah 360. Setiap persendian itu
membutuhkan sedekah berupa amal-amal sholih. Namun siapakah yang mampu
mengumpulkan sejumlah amal sholih dalam setiap hari dengan jumlah tersebut. Disinilah
akan tampak bagi anda fadhilah besar bagi Sholat Dhuha. Ternyata ia mampu
mencukupi dan menutupi sedekah bagi 360 persendian manusia.
Dari Buraidah -radhiyallahu anhu-, ia berkata, Aku pernah mendengarkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,
([ J / < = : / B . B> a 7
> 7
r/ w
3 ( 'R < 7
* Y
K
K t 2
H
&<

ra

R < ? > + 1 / k< w


= / <& V a / : B 2

h U + , ./

[/ 3 (, a+ & 9/ a<> + > U H
Pada diri manusia terdapat 360 persendian. Harus baginya bersedekah untuk setiap dari
persendian itu
Mereka berkata, Siapakah yang mampu melakukan hal itu wahai Rasulullah?
Beliau bersabda, Dahak yang ada di masjid kau tanam, atau sesuatu (berupa gangguan) di
jalan engkau singkirkan. Jika kau tak mampu juga, maka dua rakaat Sholat Dhuha telah
mencukupi bagimu. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (5/356), Abu Dawud dalam Sunan-nya
(5242), Ibnu Khuzaimah dalam Shohih-nya (1226), Ibnu Hibban dalam Shohih-nya (1642),
dan Ath-Thohawiy dalam Syarh Musykil Al-Atsar (no. 99)]
Al-Imam Al-Iroqiy -rahimahullah- berkata,
aH
< 3 (<
7
( 2
/ 1 (s .
y = ? ? + *3 ( ' = / , ./

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 13 of 59

Di dalamnya terdapat keutamaan besar bagi Sholat Dhuha, karena hadits ini menunjukkan
bahwa Sholat Dhuha berkedudukan sama dengan 360 kebaikan. [Lihat Thorh At-Tatsrib
(3/349)]
Ibnu Abdil Barr berkata, Ini merupakan sesuatu yang paling dalam (kuat) tentang
keutamaan Sholat Dhuha. [Lihat Al-Istidzkar (2/266) oleh Ibnu Abdil Barr, cet. Dar AlKutub Al-Ilmiyyah, 1421 H]
Kebaikan yang ada pada Sholat Dhuha menyamai pahala umroh. Sebuah keutamaan yang
amat besar dan berharga. Adakah diantara kita yang mampu melakukan umroh dalam setiap
harinya?! Jelas tak ada!! Namun keutamaan itu ternyata dapat dikejar dengan melazimi
Sholat Dhuha.
+ / )
m(
a " , ./
= R = / n 6 n 6< " 307
0H
Barangsiapa yang keluar menuju Sholat Dhuha, sedang tak ada yang membuatnya capek
kecuali sholat itu, maka pahalanya laksana pahala orang yang ber-umroh. [HR. Abu
Dawud dalam Sunan-nya (no. 558). Dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Shohih AlJami' (no. 6228)]
Keutamaannya bukan cuma sampai disini, bahkan Allah memberikan penjagaan dan
pemeliharaan dari segala keburukan dengan sebab Sholat Dhuha sebanyak empat rakaat.
Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,
)
R d %& / % : n h B
rK a/
Allah -Azza wa Jalla- berfirman, Wahai anak cucu Adam, sholatlah kepadaku empat
rakaat pada awal siang, niscaya aku akan menjagamu pada akhir siang. [HR. Ahmad
dalam Al-Musnad (5/287), Ibnu Hibban dalam Shohih-nya (no. 2533-2534), Ad-Darimiy
dalam Sunan-nya (1442), Al-Baihaqiy dalam Al-Kubro (3/47). Di-shohih-kan oleh Syaikh
Al-Albaniy dalam Shohih At-Targhib (no. 674)]
Para pembaca yang budiman, dengan segudang pahala di dalamnya, Nabi -Shallallahu alaihi
wa sallam- memerintahkannya, mengajarkannya dan menjelaskan keutamaannya. Semua ini
menunjukkan adanya dan pentingnya Sholat Dhuha.
Diantara perkara yang menunjukkan adanya Sholat Dhuha, Nabi -Shallallahu alaihi wa
sallam- sendiri melaksanakan Sholat Dhuha pada hari penaklukan Kota Makkah sebanyak
delapan (8) rakaat di rumah saudari Ali bin Abi Tholib, Ummu Hani -radhiyallahu
anhuma-.
Dari Abu Murroh (bekas budak Aqil) berkata,
% 8a % } *
2
B . o ' 6% -1'2 3(' ' -
8+ m
/
K/ = / 3 *3 >|

, 0 2
2
; / -1'2 3(' ' -


< 3 'H
R ' = 1 3 % ~, / < 3% J ) 1 < = 3 ( ' H
, ./

Bahwa Ummu Hani telah meceritakan kepadanya bahwa tatkala tahun penaklukan Kota
Makkah, Ummu Hani mendatangi Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam-, sedang beliau
berada bagi atas Kota Makkah. Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bangkit menuju air
mandinya. Fathimah menutupi beliau. Kemudian beliau mengambil pakaiannya, lalu
berselimut dengannya. Kemudian beliau melakukan Sholat Dhuha sebanyak delapan
rakaat. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (336)]
Dalam riwayat Muslim (336) lainnya,
> R % " 0 B , 02
1 '<
Ummu Hani berkata, Aku tidaklah pernah melihat beliau Sholat Dhuha sebelum dan
sesudahnya.
Dari riwayat ini, sebagian orang menyangka Sholat Dhuha bukanlah sholat sunnah yang
boleh dilazimi, dengan dalih bahwa Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- sendiri tidak
melaziminya!!
Sangkaan ini batil, sebab Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- tidak melaziminya karena
beliau takut jika beliau melaziminya, maka akan turun perintah dan kewajibannya dari langit.

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 14 of 59

Sholat Dhuha ini serupa dengan Sholat Tarwih. Beliau tidak melaziminya, padahal beliau
dalam banyak hadits menjelaskan keutamaannya, karena beliau takut jika dilazimi, maka
akan turun kewajiban sholat itu dari Allah.
Dari Aisyah -radhiyallahu anha-, ia berkata
'
2
) 3 % = R | , = R /
> (/ 1 '2
a/ 3 % = R ( 9

K (<
3 ( '
1 ( '

. , 02
, 0 2

1 '2
m 02
M &* B , ./
3 ( ' ' 2

Sesungguhnya Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- meninggalkan suatu amalan,


sementara itu beliau menyukai untuk mengamalkannya, karena takut jika hal itu diamalkan
oleh manusia, sehingga hal itu pun diwajibkan atas mereka. Rasulullah -Shallallahu alaihi
wa sallam- tidaklah pernah melakukan sholat Dhuha sama sekali. Tapi sungguh aku
melaksanakan Sholat Dhuha ini. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (1128) dan Muslim
dalam Shohih-nya (718)]
Di dalam riwayat lain, Abdullah bin Syaqiq berkata kepada Aisyah -radhiyallahu anha-,
'7
3 0(l U " " 8/ B , ./

-1'2 3(' ' - 0a/


Apakah Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- melakukan Sholat Dhuha? Ia (Aisyah)
berkata, Tidak, kecuali jika beliau datang dari safarnya. [HR. Muslim dalam Shohih-nya
(716) dan Abu Dawud dalam Sunan-nya (1292)]
Jadi, Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- meninggalkannya, karena khawatir jika beliau
lazimi, maka Sholat Dhuha akan berubah hukumnya menjadi wajib.
Adapun persaksian Aisyah -radhiyallahu anhu- bahwa ia tak pernah melihat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam- melaksanakan Sholat Dhuha, maka persaksian itu
berdasarkan apa yang beliau ketahui. Namun sahabat lain adalah hujjah yang menyatakan
bahwa Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- pernah melakukannya sebagaimana dalam
hadits Ummu Hani di atas, dan berdasarkan hadits di bawah ini:
Anas -radhiyallahu anhu- berkata,
1 '2
/ < > R
*& " 7
/ d ([ 2
3 ( ' & ' 0a'/ d a7
< = V
n rR 7
* M n B

H
< (7
*( 7
0< 3 /h a
, / m .
3/
& ' 0a/ c
n ( < ? R 3 ( ' '7
* M U /
J t " 3 B , ./
'& 7
1 '2
3 ( '
Seorang pria Anshor berkata, Sesungguhnya aku tak mampu sholat bersamamu (yakni,
bersama Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-). Pria itu seorang yang besar (gemuk)
Kemudian ia pun membuat makanan untuk Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-, lalu ia
mengundang beliau ke rumahnya. Dia hamparkan tikar untuk beliau dan memerciki pinggir
tikar itu.
Kemudian Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- sholat di atasnya sebanyak dua rakaat.
Lalu berkatalah seorang lelaki dari kalangan Alu Jarud kepada Anas, Apakah dahulu Nabi
-Shallallahu alaihi wa sallam- pernah melaksanakan Sholat Dhuha?
Anas menjawab, Aku tak pernah melihat Sholat Dhuha, selain hari itu. [HR. Al-Bukhoriy
dalam Shohih-nya (no, 670)]
Persaksian Aisyah tersebut bisa juga dipahami bahwa ia tak pernah melihat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam- melazimi sholat tersebut[1], atau mungkin itu adalah pernyataan
beliau pertama kali, walaupun setelah itu beliau berubah dan rujuk dari pernyataan itu.
Ini dikuatkan oleh hadits yang berasal dari Aisyah -radhiyallahu anha- sendiri. Sekarang ada
baiknya kami nukilkan lafazhnya agar kita semakin yakin bahwa Aisyah tidak meniadakan
perkara Sholat Dhuha yang dilakukan oleh Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-.
Aisyah -radhiyallahu anha- berkata,
> h R % , ./
'7
2


-1'2 3(' ' -

Dahulu Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- melakukan Sholat Dhuha sebanyak


empat rakaat atau lebih sebagaimana yang Allah kehendaki. [HR. Muslim dalam Shohihnya (no. 719)]

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 15 of 59

Sebagai kesimpulan dari pembahasan ini, kami akan nukilkan ucapan seorang ulama dari
India yang bernama Muhammad Syamsul Haqq Al-Azhim Abadiy -rahimahullah-, saat beliau
berkata,
Hadits-hadits yang teriwayatkan dalam Shohih Muslim dan selainnya ini, semuanya cocok
(ketemu). Tak ada perselisihan di antara keduanya di sisi para muhaqqiqin. Walhasil bahwa
Sholat Dhuha adalah sunnah muakkadah. Paling minimalnya adalah dua rakaat dan
paling sempurnanya adalah delapan rakaat. Diantara kedua hal ini, empat atau enam
rakaat. Keduanya lebih sempurna dibandingkan dua rakaat dan di bawah delapan rakaat.
Adapun pengkompromian antara dua hadits Aisyah dalam meniadakan Sholat Dhuha-nya
Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- dan penetapannya, yaitu bahwa Nabi -Shallallahu alaihi
wa sallam- biasa melakukannya pada sebagian waktu, karena keutamaan Sholat Dhuha, dan
meningalkannya, karena khawatir jika Sholat Dhuha diwajibkan sebagaimana yang
disebutkan oleh Aisyah. Ucapan Aisyah, Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- tidak
melaksanakan Sholat Dhuha, kecuali jika beliau datang dari safarnya, ditafsirkan bahwa
maknanya, Aku tak pernah melihatnya, sebagaimana yang beliau katakan dalam
riwayat kedua, Aku tak pernah melihat Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallammelaksanakan Sholat Dhuha. Sebabnya (Aisyah berkata demikian), karena Nabi Shallallahu alaihi wa sallam- tak ada di sisi Aisyah pada waktu Dhuha, kecuali dalam
waktu yang jarang. Karena, terkadang Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- pada saat itu
sedang safar atau terkadang ada, tapi beliau ada di masjid atau di tempat lain. Jika Nabi Shallallahu alaihi wa sallam- berada di sisi istri-istrinya, maka Aisyah hanya memiliki satu
hari dari sembilan hari. Jadi, sudah tepat ucapan, Aku tak pernah melihat
beliau..[Lihat Awnul Ma'bud (4/116-117)]
Jadi, Sholat Dhuha walaupun jarang dikerjakan oleh Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-, tapi
bukan berarti bahwa tak boleh melaziminya. Beliau meninggalkannya dalam kebanyakan
waktunya, karena alasan takut jika diwajibkan!!
Terakhir kami wasiatkan kepada para pencinta sunnah agar melazimi Sholat Dhuha ini. Di
balik amalan ini terdapat pahala yang besar.
Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash -radhiyallahu anhuma-, ia berkata,
' 2
>, < R n / 2
1 = (a; $ 1 hl
= al < 2
a/
` R %
1 '2
3 ( '
?%
R n r = (a; $ hl 3a B ' 1 o / " : 1 '2

<? 1 R n 2

3 ( ' ' 2
. R n r = (a; $ hl
= / / ;> 1 6
, 0 H
+
B < , ./
/ > U H
Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- pernah mengirim pasukan. Mereka memperoleh
ghanimah dan bersegera pulang. Lalu manusia pun memperbincangkan tentang sebentarnya
peperangan mereka, banyaknya ghanimah mereka dan cepatnya kepulangan mereka.
Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda, Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu
lebih sebentar peperangannya, lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kepulangannya
dibandingkan mereka? Barangsiapa yang berwudhu, lalu ia pergi ke masjid untuk Sholat
Dhuha, maka ia lebih sebentar peperangannya, lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat
kepulangannya. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/175) dan Ath-Thobroniy dalam AlKabir (no. 100). Hadits ini dinyatakan hasan-shohih oleh Al-Albaniy dalam Shohih AtTarghib (no. 668)]
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu anhu-, ia berkata,
B `R% a 2 : n <? o/ 2(= al/= s 6< $R% 1'2 3(' ' 2` R%
J
=(a; 1s 26% 1 0) " : 1'2 3(' ` <? ' R0/ J
=(a; 1s " 2
2 <?> ,./ 7% |? 1 >l/ 3(< '7< >UH=/ /= ,+ 1 H 6< 3 (% &< 6 + n` R0/
=(al/ 1s o/
Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- pernah mengirim pasukan. Mereka menganggap
ghanimah itu besar dan mereka bersegera pulang. Berkatalah seseorang, Wahai

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 16 of 59

Rasulullah, kami belum pernah melihat suatu pasukan suatu kaum yang lebih cepat
kepulangannya dan tidak pula lebih besar ghanimahnya dibandingkan pasukan ini.
Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda, Maukah kalian aku kabari tentang
orang yang lebih cepat kepulangannya dan lebih besar ghanimahnya dibandingkan pasukan
ini? yaitu seorang berwudhu di rumahnya, lalu ia perbaiki wudhu-nya, lalu ia berangkat ke
masjid. Dia sholat shubuh di dalamnya. Kemudian ia iringi dengan Sholat Dhuha, maka
sungguh ia lebih cepat kepulangannya dan lebih besar ghanimahnya. [HR. Abu Ya'laa
dalam Al-Musnad (no. 6559) dan Ibnu Hibban dalam Shohih-nya (no. 2535). Syaikh AlAlbaniy menilai hadits ini shohih dalam Ash-Shohihah (2531)]
Inilah keutamaan yang amat besar bagi mereka yang menghiasi pagi harinya dengan Sholat
Dhuha dengan meraih serangkaian kebaikan, keutamaan dan pahala di balik Sholat Dhuha
ini.
Semoga dengan risalah ringkas ini, para pembaca sudah mengerti kedudukan Sholat Dhuha
ini. Aku berharap semoga Allah menghidupkan sunnah dan ajaran yang indah ini dengan
tulisan ringkas ini. Amin
[1] Apa yang kami nyatakan ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Al-Baihaqiy rahimahullah-. Beliau berkata, Hadits yang diriwayatkan darinya (yakni, dari Aisyah)
bahwa Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- dulu tidak melaksanakan Sholat Dhuha, kecuali
jika beliau datang dari safar. Aisyah hanyalah memaksudkan bahwa Nabi -Shallallahu
alaihi wa sallam- tidaklah melaziminya. [Lihat Ma'rifah As-Sunan wal Atsar (2/334)]

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 17 of 59

Jam Berapa Sebaiknya Shalat Dhuha?

KAPAN sebaiknya kita melaksanakan shalat dhuha? Waktu shalat Dhuha diawali sejak
naiknya matahari, yaitu sekitar jam setelah munculnya matahari sampai menjelang zawal
(tergelincirnya matahari), selagi belum masuk waktu terlarang untuk shalat.
Dan sebaiknya seseorang yang ingin melaksanakan shalat Dhuha agar mengakhirkan
waktunya sampai sengatan terik matahari terasa panas, berdasarkan hadist Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam : Shalatnya orang-orang yang bertaubat adalah ketika anak
unta mencari tempat yang teduh.( HR. Muslim 748). Dan ini biasanya terjadi menjelang
zawal.
Jika kita jabarkan mungkin waktunya pagi hari. Sejak sekitar jam 8,00 pagi (atau kira-kira
setelah matahari naik dari peraduannya setinggi tombak) sampai masuknya waktu Dhuhur.
Jumlah rekaatnya minimal 2 dan paling banyak 8. Kalau ingin mengerjakan lebih dari 2,
maka melakukannya tiap 2 rekaat salam.
Keutamaan shalat dhuha juga sama dengan shalat-shalat lain. Karena pada dasarnya ibadah
apapun itu semakin teratur dilakukan maka semakin baik. Hanya saja, jika dibikin urutan,
shalat Dhuha itu masih di bawah beberapa shalat sunat lainnya. Karena shalat Dhuha
termasuk jenis shalat sunah yang ghairu muakkad (tidak begitu dianjurkan untuk dilakukan
secara kontinyu).
Maksudnya, jika Dhuha saja dilakukan secara teratur, maka shalat sunat Rawatib (yang
mengiringi shalat-shalat wajib 5 waktu, qabliyah dan badiyah) seyogyanya lebih teratur lagi
(istiqamah). Karena Rawatib lebih utama dari Dhuha. Sebagaimana jika Rawatib bisa
istiqamah, maka shalat Witir harus lebih istiqaamah lagi (karena Witir lebih utama dari
Rawaatib, bahkan Witir wajib hukumnya menurut madzhab Hanafiyah).
Adapun surat yang perlu dibaca (setelah al-Fatihah) tidak harus al-Syams dan surat al-Dhuha.
Jadi, bila Anda belum hafal kedua surat tersebut, Anda boleh membaca surat lain. Kalaupun
nanti Anda sudah hafal kedua surat tsb Anda tetap boleh membaca surat lain, karena kedua
surat tersebut hukumnya hanya sunah saja. Allohu alam. [ibnu abbas]

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 18 of 59

Tata Cara Shalat Dhuha


Shalat dhuha itu (shalatul awwabin) shalat orang
yang kembali kepada Allah, setelah orang-orang
mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu
anak-anak unta bangun karena mulai panas
tempat berbaringnya, (HR Muslim).
Setiap pagi setiap persendian salah seorang
diantara kalian harus (membayar) sadhaqah;
maka setiap tasbih adalah sadhaqah, setiap tahmid
adalah sadhaqah, setiap tahlil adalah sadhaqah,
setiap takbir adalah sadhaqah, amar maruf adalah
sadhaqah, mencegah kemungkaran adalah
sadhaqah, tetapi dua rakaat dhuha sudah
mencukupi semua hal tersebut, (HR Muslim).
SHALAT Dhuha adalah shalat sunnat yang
dilakukan seorang muslim ketika matahari sedang
naik. Kira-kira, ketika matahari mulai naik kurang
lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh
pagi) hingga waktu dzuhur. Jumlah rakaat shalat dhuha bisa dengan 2,4,8 atau 12 rakaat.
Dan dilakukan dalam satuan 2 rakaat sekali salam
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Berniat.
Takbiratul Ihram.
Membaca doa Iftitah.
Membaca surat al Fatihah.
Membaca satu surat didalam Al-Quran.
Ruku dan membaca tasbih tiga kali.
Itidal dan membaca bacaannya.
Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali
Duduk diantara dua sujud dan membaca bacaannya
Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali
Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian
Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali.

Rakaat-rakaat selanjutnya dilakukan sama seperti contoh diatas.


Doa setelah Shalat Dhuha:
Allaahumma innad dhuha dhuhaauka, wal-jamaala jamaaluka, wal-qudrota qudratuka,
wal-ishmata ishmatuka. In kaana rizqii fil-ardhi fa akhrijhu, wa in kaana fissamaai fa
anzilhu, wa in kaana haraaman fa thahhirhu, bi haqqi dhuhaaika wa jamaalika wa
qudratika, ya Allah.
Artinya:
Ya Allah, sesungguhnya masa pagi ini adalah masa pagiMU, keindahan ini adalah
keindahanMU, kuasa ini adalah kekuasaanMU, kenyamanan ini adalah kenyamananMU.
Seandainya rizki saya tersembunyi di dalam bumi maka keluarkanlah, jika di langit
turunkanlah, jika haram bersihkanlah, berkat kesejatian masa pagiMU, keindahanMU, dan
kekuasaanMU, ya Allah. [islampos]

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 19 of 59

Lagi, Dhuha Memberiku Bukti


UNTUK membuat sebuah berita advertorial, maka sekurangkurangnya seorang wartawan itu membutuhkan dua syarat. Yakni
ketepatan waktu berada di lokasi dan perlengkapan vital, yaitu
kamera.
Hari ini aku tak membutuhkan kedua syarat itu, karena yang ku
butuhkan hanyalah shalat dua rakaat di pagi hari demi mengharap
kebaikan dariNya.
Pagi ini, kira-kira pukul sembilan, aku mendapat telpon dari teman sejawat. Dia memberitahu
bahwa ada acara di SMAN 1 Luwuk yang bisa menambah uang sakuku. Sontak saja telpon
itu membuatku sumringah.
Namun, keadaan itu tak berlangsung lama. Perlahan aku mulai panik, karena saat itu aku
belum makan dan mandi. Aku pun semakin galau ketika terlintas di benakku bahwa berita
advertorial itu membutuhkan gambar, sedang aku tak punya kamera.
Sejenak, ku tenangkan pikiran dan mulai bertindak. Awalnya, yang ku lakukan ialah
memasak mie. Setelah makan, aku pun mandi. Aku kemudian berwudhu dan sujud
kepadaNya, seraya memohon untuk dimudahkan.
Di awal shalat, aku tersadar bahwa motorku sedang dibawa adik ke bengkel dan hal ini
hampir saja mematahkan asaku guna meraih rejekiNya. Namun, aku kembali menenangkan
pikiranku, lalu fokus menghadapNya. Keyakinanku akan datangnya pertolongan itu
sepertinya terjawab ketika di sujud terakhir terdengar suara motor, adikku datang.
Sebelum ke lokasi, aku sempat meminjam kamera pada seorang ikhwan, tapi katanya,
kameranya sedang rusak. Aku pun berangkat dengan secarik kertas bersama sahabatnya,
pena.
Sesampainya di sana, ternyata waktu sudah menunjukkan hampir pukul sepuluh. Dalam
acara-acara peresmian, jam sepuluh itu bukanlah jam pembukaan acara, melainkan jam-jam
penutup, atau waktu penghujung acara. Aku pun lesu. Tapi, Dia sepertinya ingin memberiku
bukti.
Ya, ketika aku hadir di lokasi, ternyata nama sang Bupati baru dipanggil oleh pembawa acara
guna memberikan kata sambutan. Terang saja aku gembira bukan main. Aku mulai duduk
dan menulis kata demi kata yang keluar dari mulut manis sang Bupati.
Kala sedang mencatat, aku kembali teringat bahwa dengan mencatat setiap kata yang
diucapkan sang Bupati saja, tak serta-merta menyelesaikan masalahku, karena aku masih
membutuhkan gambar untuk membuat berita advertorial.
Wartawan yang hadir pada saat itu cukup banyak, mereka semua membawa peralatan
lengkap. Sedang aku, aku hanya bermodalkan dua rakaat. Hanya itu yang kuharap dapat
menolongku.
Ku pikir, meskipun aku mengiba, wartawan-wartawan itu tak mungkin memberiku hasil
jepretan mereka secara cuma-cuma. Hal ini, hampir-hampir saja menghancurkan semangatku.
Tapi hari ini, Dia sepertinya benar-benar ingin memperlihatkan bukti keajaiban Dhuha.
Di tengah kebingunganku memikirkan gambar, mataku tiba-tiba saja tertuju pada seseorang
yang tak terlalu ku kenal. Dia sedang mengutak-atik kameranya. Sesekali ia mengambil
gambar, kemudian duduk lagi. Mungkin karena malu, sehingga ia tak banyak mengambil
gambar.
Aku sadar, inilah pertolongan yang Dia berikan kepadaku. Aku mencoba membantunya guna
mengambilkannya gambar, dan dengan senang hati ia pun memberikan kameranya kepadaku.
Dan akhirnya bahan pembuatan berita advertorialku lengkap.
Dhuha lagi-lagi memberiku bukti. Silahkan mencoba dan buktikan sendiri
Chris Dzulex, Luwuk

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 20 of 59

Yuk, Sehat Dengan Shalat Dhuha


Diasuh oleh Oleh: Yudhistira Adi
Maulana, Penggagas rumah sehat Bekam
Ruqyah Centre Purwakarta yang berasaskan
pengobatan Thibbunnabawi. Alamat: Jl. Veteran
No. 106, Kebon Kolot Purwakarta, Jawa Barat,
Telf. 0264-205794. Untuk pertanyaan bisa
melalui SMS 0817 920 7630 atau PIN BB 26A
D4A 15.
___________
RASULULLAH Shallallohu alaihi wa Sallam
bersabda, Setiap tulang dan persendian badanmu
ada sedekahnya, setiap tasbih adalah sedekah,
setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah
sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap amar
maruf adalah sedekah, dan setiap nahi munkar
adalah sedekah. Maka yang dapat mencukupi hal
itu hanyalah dua rakaat yang dilakukannya dari
sholat dhuha, (HR. Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud).
Meraih sehat tidak hanya dengan cara berolahraga, tapi bisa diraih lewat beribadah, salah
satunya dengan ibadah sholat dhuha. Rasulullah Saw bersabda Shalat dhuha itu shalat orang
yang kembali kepada Allah, setelah orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada
waktu anak-anak unta bangun karena mulai panas tempat berbaringnya. (HR. Muslim).
Berdasarkan hadist tersebut waktu utama Shalat Dhuha adalah diakhirkan yaitu ketika
matahari telah mulai menyengat, pasir mulai panas sehingga panasnya dirasakan oleh kaki
anak-anak unta. Jika menurut kondisi di Indonesia antara pukul 10-11.00, atau lebih dari itu
tapi hati-hati terhadap waktu haram yang muncul sekitar pukul 11.30 sesuai waktu
dzuhurnya. Pada waktu-waktu tersebut tubuh memerlukan energi dan harus bersiap
menghadapi strees yang menempa.
Oleh karena itu pada waktu-waktu tersebut kita membutuhkan peregangan untuk kesiapan
kita menyongsong hari penuh tantangan. Caranya adalah dengan melaksanakan shalat Dhuha.
Jika tidak memungkinkan dikerjakan pada waktu-waktu utama, shalat dhuha bisa dilakukan
di awal sebelum melakukan aktivitas harian.
Apa hubungannya peregangan dengan shalat Dhuha? Rasulullah Saw menyebutkan
peregangan dengan ungkapan santun yaitu Hak dari tiap persendian. Seperti yang
diriwayatkan Buraidah r.a bahwa Rasulullah Saw bersabda Dalam tubuh manusia terdapat
360 persendian dan ia wajib bersedekah untuk tiap persendiannya. Para sahabat bertanya ,
Siapa yang sanggup, wahai Rasulullah? Beliau menjawab, Ludah dalam masjid yang
dipendamnya atau sesuatu yang disingkirkannya dari jalan. Jika ia tidak mampu, maka dua
rakaat Dhuha sudah mencukupinya (H.r. Ahmad dan Abu Dawud).
Dr. Ebrahim Kazim, seorang dokter, peneliti, serta direktur dari Trinidad Islamic Academy
menyatakan, Repeated and regular movements of the body during prayers improve muscle
tone and power, tendon strength, joint flexibility and the cardio-vascular reserve. Gerakan
teratur dari shalat menguatkan otot berserta tendonnya, sendi serta berefek luar biasa terhadap
sistem kardiovaskular.
Itulah peregangan dan persiapan untuk menghadapi tantangan, tapi bedanya dengan olah raga
biasa adalah: pahalanya yang luar biasa! Abu Darda r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah
Saw bersabda, sesungguhnya Allah azza wa jalla berfirman : wahai anak adam, shalatlah

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 21 of 59

untuk-ku empat rakaat dari awal hari, maka aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran)
pada sore harinya (shahih al-jami: 4339).
Selain sebagai peregangan untuk menyongsong hari yang penuh tantangan, Shalat Dhuaha
mampu menghilangkan resiko stress yang timbul karena kesibukan yang kita lalui. Dengan
melaksannakan Shalat Dhuha kita rehat sejenak dari segala aktifitas sehingga kita merasa
rilek dan stres pun terhindarkan. Dr. Ibrahim Kazim menyatakan bahwa secara bersamaan,
ketegangan di pikiran akan berkurang disebabkan komponen spiritual saat sholat, dengan
adanya sekresi enkefalin, endorphin, dinorfin dan semacamnya Simultaneously, tention is
relieved in the main due to the spiritual component, assisted by the secretion of enkephalins,
endorphins, dynorphins, and others.
Enkefalin dan endorphin merupakan zat sejenis morfin, termasuk opiat. Efek keduanya tidak
berbeda dengan opiat lainnya. Zat semacam ini meredakan ketegangan. Bedanya, enkefalin
dan endorphin merupakan zat alami yang diproduksi oleh tubuh, sehingga lebih bermanfaat
dan terkontrol. Jika morfin non-alami bisa memberi rasa tenang dan senang namun kemudian
ketagihan dan memberikan efek negatif bagi tubuh, maka endorphin dan enkefalin tidak. Zat
ini memberi rasa tenang, rileks, bahagia, lega secara alami. Hasilnya, seseorang tampak jauh
lebih pede, optimis, hangat dan menyenangkan.
Marilah kita amalkan Shalat Dhuha sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah Swt dan
rasakan manfaatnya yang luar biasa bagi kesehatan! []

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 22 of 59

Sehat Dengan Gerakan Sholat


SHOLAT adalah amalan ibadah yang paling
proporsional bagi anatomi tubuh
manusia.Gerakansholat sudah sangat
melekat dengan gestur (gerakan khas
tubuh)seorang muslim. Namun, pernahkah
terpikirkan oleh kita hikmah gerakan sholat
ataumukjizat gerakan sholat.Sudut pandang
ilmiah menjadikan sholat gudang obat bagi
berbagai jenis penyakit.karena dengan
gerakan sholat yang benar dapat kita
pahamirahasia gerakan sholat bagi kesehatan
Saat seorang hamba telah cukup syarat untuk
mendirikan sholat, sejak itulah ia mulai menelisik makna dan manfaatnya. Sebab sholat
diturunkan untuk menyempurnakan fasilitasNya bagi kehidupan manusia. Setelah sekian
tahun menjalankan sholat, sampai di mana pemahaman kita mengenainya?
TAKBIRATUL IHRAM
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut
atau dada bagian bawah.
Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot
lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh.
Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen
menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah.
Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian
atas.
RUKUK
Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan
segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang
belakang.
Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus
vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak,
maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah.
Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah.
Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.
ITIDAL
Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi
telinga.
Manfaat: itidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri
bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di
dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan
menjadi lebih lancar.
SUJUD
Postur: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai.
Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak
menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak.
Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan
tumaninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga
menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki
manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 23 of 59

DUDUK
Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir).
Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.
Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf
nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering
menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab
tumit menekan aliran kandung kemih (urethra),kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran
vas deferens.Jika dilakukan dengan benar, postur ini mencegah impotensi. Variasi posisi
telapak kaki pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang
dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan
dan kekuatan organ-organ gerak kita.
SALAM
Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.
Manfaat: Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala.
Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.
Beribadah secara, kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi mempercantik diri wanita
luar dalam.
Pacu Kecerdasan
Gerakan sujud dalam sholat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia menundukkan diri
serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu
psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang
didalami Prof Sholeh, gerakan ini mengantar manusia pada derajat setinggi-tingginya.
Mengapa?
Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk
menerima banyak pasokan darah. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yamg
memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Itu artinya, otak mendapatkan pasokan
darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya.
Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan. Risetnya
telah mendapat pengakuan dari Harvard Universitry, AS. Bahkan seorang dokter
berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam-diam
melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud.
PERINDAH POSTUR
Gerakan-gerakan dalam sholat mirip yoga atau peregangan (stretching) . Intinya untuk
melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan shalat dibandingkan
gerakan lainnya adalah sholat menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki
dan tangan.
Sujud adalah latihan kekuatan untuk otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban
tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan.Saat inilah kontraksi terjadi
pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi
lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.
MUDAHKAN PERSALINAN
Masih dalam pose sujud, manfaat lain bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul dan pinggang
terangkat melampaui kepala dan dada, otot-otot perut (rectus abdominis dan obliquus
abdominis externuus) berkontraksi penuh. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk
mengejan lebih dalam dan lama.Inimenguntungkan wanita karena dalam persalinan
dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot
perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih
elastis.Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan
organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).
PERBAIKI KESUBURAN

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 24 of 59

Setelah sujud adalah gerakan duduk. Dalam sholat ada dua macam sikap duduk,yaitu duduk
iftirosy (tahiyyat awal) dan duduk tawarruk (tahiyyat akhir).Yang terpenting adalah turut
berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, inilah daerah paling terlindung
karena terdapat tiga lubang, yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan
saluran kemih.
Saat duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus
diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan.
Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut
inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.
AWET MUDA
Pada dasarnya, seluruh gerakan sholat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur,
kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin,maka sel-sel yang
rusak dapat segera tergantikan.Regenerasipun berlangsung lancar. Alhasil, tubuh senantiasa
bugar.
Gerakan terakhir,yaitu salam dan menengok ke kiri dan kanan punya pengaruh besar pada
kekencangan. kulit wajah. Gerakan ini tak ubahnya relaksasi wajah dan leher. Yang tak kalah
pentingnya, gerakan ini menghindarkan wanita dari serangan migrain dan sakit kepala
lainnya [metode pengobatan Islam]

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 25 of 59

Apa Itu Shalat Syuruq & Keutamaannya


SHALAT isyraq adalah shalat dua rakaat yang
dilaksanakan setelah melaksanakan shalat shubuh; lalu
ia duduk ditempat ia shalat menunggu waktu syuruq;
kemudian shalat isyraq ketika memasuki waktu
tersebut. waktu syuruq kira-kira 90 menit setelah adzan
shubuh.
Maka ketika masuk waktu syuruq berdasarkan
jadwalnya, maka kita tidak langsung shalat sunnah
syuruq, karena waktu tersebut adalah waktu diharamkan
untuk SHALAT, akan tetapi menunggu kira-kira 15
menit.
waktu isyraq merupakan awal waktu dhuha; sehingga
orang yang melaksanakan shalat isyraq berarti ia telah
melaksanakan shalat dhuha.
Dari Abdullah bin Al-Harits bin Naufal, bahwa Ibnu
Abbas tidak shalat Dhuha. Dia bercerita, lalu aku membawanya menemui Ummu Hani dan
kukatakan :
Beritahukan kepadanya apa yang telah engkau beritahukan kepadaku.
Lalu Ummu Hani berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah masuk ke
rumahku untuk menemuiku pada hari pembebasan kota Mekkah, lalu beliau minta dibawakan
air, lalu beliau menuangkan ke dalam mangkuk besar, lalu minta dibawakan selembar kain,
kemudian beliau memasangnya sebagai tabir antara diriku dan beliau. Selanjutnya, beliau
mandi dan setelah itu beliau menyiramkan ke sudut rumah. Baru kemudian beliau
mengerjakan shalat delapan rakaat, yang saat itu adalah waktu Dhuha, berdiri, ruku, sujud,
dan duduknya adalah sama, yang saling berdekatan sebagian dengan sebagian yang lainnya.
Kemudian Ibnu Abbas keluar seraya berkata : Aku pernah membaca di antara dua papan,
aku tidak pernah mengenal shalat Dhuha kecuali sekarang
Artinya : Untuk bertasbih bersamanya (Dawud) di waktu petang dan pagi, [Shaad : 18].
Dan aku pernah bertanya : Mana shalat Isyraq ?
Dan setelah itu dia berkata : Itulah shalat Isyraq.
[Hasan Lighairihi; Diriwayatkan oleh Ath-Thabari di dalam Tafsirnya dan Al-Hakim]
Jabir bin Samurah rdhiyallhu anhu menyifati petunjuk nabi shllallhu alayhi wa sallam,
ia mengatakan: Beliau tidak berdiri dari tempat shalatnyadimana beliau melakukan shalat
shubuhhingga matahari terbit. Jika matahari telah terbit, (maka) beliau berdiri (untuk shalat
sunnah isyraq). [HR. Muslim]
Rasulullah shallallahu alayhi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang shalat shubuh dengan
berjamaah kemudian dia berdzikir kepada Allah Taala sampai terbitnya matahari lalu dia
shalat dua rakaat, maka pahalanya seperti pahala berhaji dan umrah, sempurna, sempurna,
sempurna, (HR. At-Tirmidziy no.591 dan dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy di dalam
Shahih Sunan At-Tirmidziy no.480, Al-Misykat no.971 dan Shahih At-Targhiib no.468, lihat
juga Shahih Kitab Al-Adzkaar 1/213 karya Asy-Syaikh Salim Al-Hilaliy).
Aisyah radhiyallhu anha berkata: (Mereka duduk) hingga waktu yang dilarang untuk
shalat telah berlalu, (kemudian) mereka mendirikan shalat, (AR. Bukhriy no. 1522; dinukil
dari applikasi hadits 9 imam, lidwa pusaka). [abu zuhry]

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 26 of 59

Waktu Sholat Dhuha


by Ammi Nur Baits

Waktu Sholat Dhuha yang Membingungkan


Pertanyaan:
Assalamualaikum wr.wb
Ustadz
Alhamdulillah selama ini saya rutin menjalankan sholat dhuha sebelum berangkat kerja.
Setelah mandi pagi saya langsung wudhu dan segera menunaikan sholat dhuha (sholat
dhuha yang saya laksanakan mulai dari jam 07.00 07.30) karena setelah jam tersebut saya
harus segera berangkat ke kantor.
Suatu waktu, saya dinasehati oleh seorang teman tentang waktu-waktu yang diharamkan
untuk melaksanakan sholat dan saya pun segera mencari info di internet . Ternyata dari info
yang saya dapat Jam 06.00 - 07.45 adalah WAKTU YANG DIHARAMKAN UNTUK
SHOLAT .
Yang ingin saya tanyakan :
1. Bagaimana dengan jadwal sholat dhuha pada kalender islam (kebanyakan) yang waktunya
dimulai jam 06.18 ? apakah sholat dhuha tetap syah?
2. Bagaimana jika cuaca mendung ? apa tidak masalah kita tetap sholat dhuha sesuai jadwal
sholat pada kalender?

Mohon segera penjelasan lengkapnya ustadz, (dan mohon di reply juga by e-mail ini) .
Karena ini sudah beberapa hari saya tidak melaksanakan sholat dhuha karena
membingungkan dan takut tidak syah. Terimakasih banyak .
wassalamualaikum wr.wb
Dari: Wilda BSD-Tangerang Selatan
Jawaban:
Wa alaikumus salam
Bismillah was shalatu was salamu ala rasulillah, amma badu,
Secara bahasa Dhuha diambil dari kata ad-Dhahwu [arab: ] artinya siang hari yang
mulai memanas. (Al-Ain, kata:
). Allah berfirman:


Di surga kamu tidak akan menglami kehausan dan kepanasan karena sinar matahari (QS.
Thaha: 119).

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 27 of 59

Kaitannya dengan makna bahasa kata dhuha, pada ayat di atas, Allah menyebutkan
kenikmatan ketika di surga, salah satunya tidak kepanasan karena sinar matahari, yang itu
diungkapkan dengan kata: [ ].

Sedangkan menurut ulama ahli fiqh, Dhuha artinya

! # $ %
Waktu ketika matahari mulai meninggi sampai datangnya zawal (tergelincirnya matahari).
(al-Mausuah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, 27/221).
Waktu Mulainya Shalat Dhuha

Sebelumnya kita awali dengan hadis tentang waktu larangan shalat.


Terdapat hadis yang menyebutkan waktu larangan untuk shalat.
Dari Uqbah bin Amir radhiallahu anhu dia berkata:
# = : % # D 5
:; @? =<$ A *B
& #* ( +
1 /
, - .*/ 0 *1 * 3 ( 5, 6

D F =<
DF * G # = I =<D . K L & - # = A ! D
Ada tiga waktu di mana Nabi Shallallahu alaihi wa sallam melarang kami untuk
melaksanakan shalat di tiga waktu tersebut atau menguburkan jenazah kami: [1] ketika
matahari terbit sampai tinggi, [2] ketika seseorang berdiri di tengah bayangannya sampai
matahari tergelincir dan [3] ketika matahari miring hendak tenggelam sampai benar-benar
tenggelam. (HR. Muslim no. 1926)
Pada hadis di atas, ada dua waktu yang mengapit waktu dhuha:

[1] Ketika matahari terbit sampai tinggi


[2] Ketika seseorang berdiri di tengah bayangannya sampai matahari tergelincir

Ketika matahari sudah terbit, mulai kapan shalat dhuha sudah boleh dilaksanakan?
Apakah tepat setelah terbit, ataukah ditunggu sampai agak tinggi?
Ulama berbeda pendapat mengenai waktu mulainya shalat dhuha. Sebagaian ulama
Syafiiyah berpendapat bahwa waktu mulainya shalat dhuha adalah tepat setelah terbitnya
matahari. Namun dianjurkan untuk menundanya sampai matahari setinggi tombak. Pendapat
ini diriwayatkan An Nawawi dalam kitab Ar-Raudhah.
Sebagian ulama syafiiyah lainnya berpendapat bahwa shalat Dhuha dimulai ketika matahari
sudah setinggi kurang lebih satu tombak. Pendapat ini ditegaskan oleh Ar Rofii dan Ibn
Rifah.
Demikian yang menjadi pendapat Imam Abu Syuja dalam matan At-Taqrib, ketika beliau
menjelaskan waktu-waktu yang terlarang untuk shalat. Hal yang sama juga menjadi pendapat
Imam Al-Albani. Beliau ditanya tentang berapakah jarak satu tombak. Beliau menjawab:
Satu tombak adalah 2 meter menurut standar ukuran sekarang. (Mausuah Fiqhiyah
Muyassarah, 2/167). Sebagian ulama menjelaskan, jika diukur dengan waktu maka matahari
pada posisi setinggi satu tombak kurang lebih 15 menit setelah terbit.
Waktu Akhir Shalat Dhuha

Batas akhir waktu shalat dhuha adalah sebelum waktu larangan shalat, yaitu ketika bayangan
tepat berada di atas benda, tidak condong ke timur atau ke barat. Untuk menentukan batas
akhir waktu dhuha, anda bisa perhatikan bayangan benda. Selama bayangan benda masih
condong ke arah barat, meskipun sedikit, berarti waktu dhuha masih ada. Kemudian ketika
bayangan benda lurus dengan bendanya, tidak condong ke barat maupun ke timur, waktu
shalat dhuha telah habis. Karena matahari persis berada di atas benda. Ada sebagian yang
memberikan acuan, kurang lebih 15 menit sebelum masuk dzuhur.
Cara Mudah Menentukan Batas Waktu Shalat Dhuha

Saat ini banyak kalender yang dilengkapi jadwal shalat yang diterbitkan oleh Depag atau
Tarjih Muhammadiyah, termasuk beberapa kampus islam.
Anda bisa perhatikan, waktu terbit matahari dan waktu dzuhur.
Batas awal waktu dhuha: waktu terbit matahari + 15 menit
Batas akhir waktu dhuha: waktu dzuhur 15 menit.

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 28 of 59

Waktu Dhuha yang Paling afdhal

Waktu yang paling utama untuk mengerjakan shalat Dhuha adalah ketika matahari sudah
mulai panas (dekat dengan waktu berakhirnya Dhuha). Sebagaimana riwayat dari Al Qosim
As Syaibani bahwasanya Zaid bin Arqam radhiyallahu anhu melihat beberapa orang
melakukan shalat Dhuha, kemudian Zaid mengatakan: Andaikan mereka tahu bahwa shalat
setelah waktu ini lebih utama. Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
+
! O% D # = # $P : 3

Shalat para Awwabin adalah ketika anak onta mulai kepanasan. (HR. Muslim 748).
Awwabin artinya orang yang suka kembali pada aturan Allah.
Sebagian ulama mengatakan: Shalat pada waktu ini dikaitkan dengan Awwabin karena
umumnya pada waktu tersebut jiwa manusia condong untuk istirahat. Akan tetapi orang ini
menggunakan waktu tersebut untuk melakukan ketaatan dan menyibukkan diri dengan
melakukan shalat. Meninggalkan keinginan hati menuju ridlo Penciptanya. (Faidhul Qadir,
4/216)
Imam An-Nawawi mengatakan: ulama madzhab kami (syafiiyah) mengatakan: Waktu
ketika matahari mulai panas adalah waktu yang paling utama untuk melaksanakan shalat
dhuha, meskipun dibolehkan shalat sejak terbit matahari sampai menjelang tergelincirnya
matahari. (Syarh Shahih Muslim, 6/30).
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 29 of 59

Tata Cara dan Niat Sholat Dhuha serta Keutamaannya


SHOLAT DHUHA Pengertian Shalat Dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat sunah yang dilakukan setelah terbit
matahari sampai menjelang masuk waktu zhuhur. Afdhalnya
dilakukan pada pagi hari disaat matahari sedang naik ( kira-kira
jam 9.00 ). Shalat Dhuha lebih dikenal dengan shalat sunah
untuk memohon rizki dari Allah, berdasarkan hadits Nabi :
Allah berfirman : Wahai anak Adam, jangan sekali-kali
engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu
permulaan siang ( Shalat Dhuha ) niscaya pasti akan Aku
cukupkan kebutuhanmu pada akhir harinya (HR.Hakim dan
Thabrani).
Hadits Rasulullah SAW terkait Shalat Dhuha

Barang siapa shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana disurga (H.R.
Tirmiji dan Abu Majah)
Siapapun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh
Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan. (H.R Tirmidzi)
Dari Ummu Hani bahwa Rasulullah SAW shalat dhuha 8 rakaat dan bersalam tiap dua
rakaat. (HR Abu Daud)
Dari Zaid bin Arqam ra. Berkata,Nabi SAW keluar ke penduduk Quba dan mereka sedang
shalat dhuha. Beliau bersabda,?Shalat awwabin (duha) berakhir hingga panas menyengat
(tengah hari). (HR Ahmad Muslim dan Tirmidzi)
Rasulullah bersabda di dalam Hadits Qudsi, Allah SWT berfirman, Wahai anak Adam,
jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat shalat dhuha, karena dengan
shalat tersebut, Aku cukupkan kebutuhanmu pada sore harinya. (HR Hakim & Thabrani)
Barangsiapa yang masih berdiam diri di masjid atau tempat shalatnya setelah shalat shubuh
karena melakukan itikaf, berzikir, dan melakukan dua rakaat shalat dhuha disertai tidak
berkata sesuatu kecuali kebaikan, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun banyaknya
melebihi buih di lautan. (HR Abu Daud)

Manfaat dan Makna Shalat Dhuha


Ada yang mengatakan bahwa shalat dhuha juga disebut shalat awwabin. Akan tetapi ada juga
yang mengatakan bahwa keduanya berbeda karena shalat awwabin waktunya adalah antara
maghrib dan isya.
Waktu shalat dhuha dimulai dari matahari yang mulai terangkat naik kira-kira sepenggelah
dan berakhir hingga sedikit menjelang masuknya waktu zhuhur meskipun disunnahkan agar
dilakukan ketika matahari agak tinggi dan panas agak terik. Adapun diantara keutamaan atau
manfaat shalat dhuha ini adalah apa yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Daud dan Ahmad
dari Abu Dzar bahwa Rasulullah saw bersabda,Hendaklah masing-masing kamu bersedekah
untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi. Sebab setiap kali bacaan tasbih adalah
sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahlil adalah
sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh orang lain agar melakukan amal kebaikan
adalah sedekah, melarang orang lain agar tidak melakukan keburukan adalah sedekah. Dan
sebagai ganti dari semua itu maka cukuplah mengerjakan dua rakaat shalat dhuha.
Juga apa yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud dari Buraidah bahwa Rasulullah saw
bersabda,Dalam tubuh manusia itu ada 360 ruas tulang. Ia harus dikeluarkan sedekahnya
untuk tiap ruas tulang tersebut. Para sahabat bertanya,Siapakah yang mampu melaksanakan
seperti itu, wahai Rasulullah saw? Beliau saw menjawab,Dahak yang ada di masjid, lalu
pendam ke tanah dan membuang sesuatu gangguan dari tengah jalan, maka itu berarti sebuah
sedekah. Akan tetapi jika tidak mampu melakukan itu semua, cukuplah engkau mengerjakan
dua rakaat shalat dhuha.

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 30 of 59

Didalam riwayat lain oleh Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairoh berkata,Nabi saw
kekasihku telah memberikan tiga wasiat kepadaku, yaitu berpuasa tiga hari dalam setiap
bulan, mengerjakan dua rakaat dhuha dan mengerjakan shalat witir terlebih dahulu sebelum
tidur.
Jumhur ulama mengatakan bahwa shalat dhuha adalah sunnah bahkan para ulama Maliki dan
Syafii menyatakan bahwa ia adalah sunnah muakkadah berdasarkan hadits-hadits diatas.
Dan dibolehkan bagi seseorang untuk tidak mengerjakannya.
Cara melaksanakan Shalat Dhuha :
Shalat Dhuha minimal dua rakaat dan maksimal duabelas rakaat, dilakukan secara Munfarid
(tidak berjamaah), caranya sebagai berikut :

Niat shalat dhuha didalam hati berbarengan dengan Takbiratul ihram :

Ushalli Sunnatadh-dhuhaa rakataini lillaahi taaalaa.


Artinya :
Aku niat shalat sunat dhuha dua rakaat, karena Allah taala

Membaca doa Iftitah


Membaca surat al Fatihah
Membaca satu surat didalam Alquran. Afdholnya rakaat pertama membaca surat AsySyam dan rakaat kedua surat Al Lail
Ruku dan membaca tasbih tiga kali
Itidal dan membaca bacaannya
Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali
Duduk diantara dua sujud dan membaca bacaanya
Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali
Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian
Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali. Rakaat-rakaat selanjutnya
dilakukan sama seperti contoh diatas.

Bacaan Doa Sholat Dhuha Lengkap Bahasa Arab Bahasa Indonesia dan Artinya
1' / .r = 7
1' /
= 7
R / r+> B ?> / r+ B ? / r/ = n = U / % 0/ ,

, ./

(>R % <[ H
<( H
R 3n )6<
/ < B
< " 3/h *6< = H
, % 3% <?
( , / 7/
0 8(+ a+ r+> B r+ B r/ = n % ,
w
ALLAHUMMA INNADH DHUHA-A DHUHA-UKA, WAL BAHAA-A BAHAA-UKA,
WAL JAMAALA JAMAALUKA, WAL QUWWATA QUWWATUKA, WAL QUDRATA
QUDRATUKA, WAL ISHMATA ISHMATUKA. ALLAHUMA INKAANA RIZQI FIS
SAMMA-I FA ANZILHU, WA INKAANA FIL ARDHI FA-AKHRIJHU, WA INKAANA
MUASARAN FAYASSIRHU, WAINKAANA HARAAMAN FATHAHHIRHU, WA
INKAANA BAIDAN FA QARIBHU, BIHAQQIDUHAA-IKA WA BAHAAIKA, WA
JAMAALIKA WA QUWWATIKA WA QUDRATIKA, AATINI MAA ATAITA
IBADIKASH SHALIHIN.
Artinya: Ya Alloh, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah
keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan
adalah penjagaan-Mu, Ya Alloh, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah,
apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram
sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuhaMu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku
apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang
soleh.

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 31 of 59

Panduan Sholat Dhuha


Niat dan Bacaan Doa Sholat Dhuha
By Gunawan

Sholat Dhuha
Sholat dhuha atau sholat sunah dhuha merupakan
sholat sunah yang dikerjakan pada waktu dhuha.
Waktu dhuha merupakan waktu dimana matahari
telah terbit atau naik kurang lebih 7 hasta hingga
terasa panas menjelang shalat dzhur. atau sekitar
jam 7 sampai jam 11, tentunya setiap daerah
berbeda, tergantung posisi matahari pada daerah
masing-masing. Sholat dhuha sebaiknya dikerjakan
pada seperempat kedua dalam sehari, atau sekitar
pukul sembilan pagi. Sholat dhuha dilakukan
secara sendiri atau tidak berjamaah (Munfarid)
Niat Sholat dhuha

Untuk niat sholat dhuha hampir sama dengan sholat sunah lainnya, yaitu sebagai berikut
Ushallii sunnatadh-dhuhaa rakataini lillaahi taaalaa
arti dalam bahasa Indonesia :
Aku niat shalat sunat dhuha dua rakaat, karena Allah.
Tata cara sholat dhuha

Tata cara sholat dhuha hampir sama dengan sholat sunah pada umumnya,
1.
2.
3.
4.

Setelah membaca niat seperti yang telah tertulis diatas kemudian membaca takbir,
Membaca doa Iftitah
Membaca surat al Fatihah
Membaca satu surat didalam Alquran. Afdholnya rakaat pertama membaca surat AsySyam dan rakaat kedua surat Al Lail
5. Ruku dan membaca tasbih tiga kali
6. Itidal dan membaca bacaannya
7. Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali
8. Duduk diantara dua sujud dan membaca bacaanya
9. Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali
10. Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian
Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali. Rakaat-rakaat selanjutnya
dilakukan sama seperti contoh diatas.
Jumlah rakaat sholat dhuha

Sholat dhuha dilakukan dalam satuan dua rakaat satu kali salam. Sementara itu untuk berapa
jumlah maksimal sholat dhuha ada pendapat yang berbeda dari para ulama, ada yang
mengatakan maksimal 8 rakaat, ada yang maksimal 12 rakaat, dan ada juga yang berbedapat
tidak ada batasan.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai perbedaan pendapat jumlah rakaat sholat dhuha
silahkan simak penjelasan yang kami kutip dari konsultasi syariah di bawah ini
Pertama, jumlah rakaat maksimal adalah delapan rakaat. Pendapat ini dipilih oleh Madzhab
Maliki, Syafii, dan Hambali. Dalil yang digunakan madzhab ini adalah hadis Umi Hani
radhiallaahu anha, bahwasanya Nabi shalallahu alaihi wa sallam memasuki rumahnya
ketika fathu Mekah dan Beliau shalat delapan rakaat. (HR. Bukhari, no.1176 dan Muslim,
no.719).

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 32 of 59

Kedua, rakaat maksimal adalah 12 rakaat. Ini merupakan pendapat Madzhab Hanafi, salah
satu riwayat dari Imam Ahmad, dan pendapat lemah dalam Madzhab Syafii. Pendapat ini
berdalil dengan hadis Anas radhiallahuanhu
? ,Q ( R # % D +L 0 , $ ? U6 D 1 (< ,;
* 3# %
Barangsiapa yang shalat dhuha 12 rakaat, Allah buatkan baginya satu istana di surga.
Namun hadis ini termasuk hadis dhaif. Hadis ini diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibn Majah, dan
Al-Mundziri dalam Targhib wat Tarhib. Tirmidzi mengatakan, Hadis ini gharib (asing),
tidak kami ketahui kecuali dari jalur ini. Hadis ini didhaifkan sejumlah ahli hadis,
diantaranya Al-Hafidz Ibn Hajar Al-Asqalani dalam At-Talkhis Al-Khabir (2: 20), dan Syaikh
Al-Albani dalam Al-Misykah (1: 293).
Ketiga, tidak ada batasan maksimal untuk shalat dhuha. Pendapat ini yang dikuatkan oleh AsSuyuthi dalam Al-Hawi. Dalam kumpulan fatwanya tersebut, Suyuthi mengatakan, Tidak
terdapat hadis yang membatasi shalat dhuha dengan rakaat tertentu, sedangkan pendapat
sebagian ulama bahwasanya jumlah maksimal 12 rakaat adalah pendapat yang tidak memiliki
sandaran sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Hafidz Abul Fadl Ibn Hajar dan yang
lainnya.. Beliau juga membawakan perkataan Al-Hafidz Al-Iraqi dalam Syarh Sunan
Tirmidzi, Saya tidak mengetahui seorangpun sahabat maupun tabiin yang membatasi shalat
dhuha dengan 12 rakaat. Demikian pula, saya tidak mengetahui seorangpun ulama madzhab
kami (syafiiyah) yang membatasi jumlah rakaat dhuha yang ada hanyalah pendapat yang
disebutkan oleh Ar-Ruyani dan diikuti oleh Ar-Rafii dan ulama yang menukil
perkataannya.
Setelah menyebutkan pendapat sebagian ulama Syafiiyah, As-Suyuthy menyebutkan
pendapat sebagian ulama malikiyah, yaitu Imam Al-Baaji Al-Maliky dalam Syarh AlMuwattha Imam Malik. Beliau mengatakan, Shalat dhuha bukanlah termasuk shalat yang
rakaatnya dibatasi dengan bilangan tertentu yang tidak boleh ditambahi atau dikurangi,
namun shalat dhuha termasuk shalat sunnah yang boleh dikerjakan semampunya. (Al-Hawi
lil fataawa, 1:66).
Kesimpulan dan Tarjih
Jika dilihat dari dalil tentang shalat dhuha yang dilakukan Nabi shalallahu alaihi wa sallam
jumlah rakaat maksimal yang pernah beliau lakukan adalah 12 rakaat. Hal ini ditegaskan oleh
Al-Iraqi dalam Syarh Sunan Tirmidzi dan Al-Aini dalam Umdatul Qori Syarh Shahih
Bukhari. Al-Hafidz Al Aini mengatakan, Tidak adanya dalil yang menyebutkan jumlah
rakaat shalat dhuha lebih dari 12 rakaat, tidaklah menunjukkan terlarangnya untuk
menambahinya. (Umdatul Qori, 11:423)
Setelah membawakan perselisihan tentang batasan maksimal shalat dhuha, Syaikh Ibnu
Utsaimin rahimahullah mengatakan,
Pendapat yang benar adalah tidak ada batasan maksimal untuk jumlah rakaat shalat dhuha
karena:
1. Hadis Muadzah yang bertanya kepada Aisyah radhiallahuanha, Apakah Nabi shalallahu
alaihi wa sallam shalat dhuha? Jawab Aisyah, Ya, empat rakaat dan beliau tambahi
seseuai kehendak Allah. (HR. Muslim, no. 719). Misalnya ada orang shalat di waktu dhuha
40 rakaat maka semua ini bisa dikatakan termasuk shalat dhuha.
2. Adapun pembatasan delapan rakaat sebagaimana disebutkan dalam hadis tentang fathu
Mekah dari Umi Hani, maka dapat dibantah dengan dua alasan: pertama, sebagian besar
ulama menganggap shalatnya Nabi shalallahu alaihi wa sallam ketika fathu Mekah bukan
shalat dhuha namun shalat sunah karena telah menaklukkan negeri kafir. Dan disunnahkan
bagi pemimpin perang, setelah berhasil menaklukkan negri kafir untuk shalat 8 rakaat
sebagai bentuk syukur kepada Allah. Kedua, jumlah rakaat yang disebutkan dalam hadis
tidaklah menunjukkan tidak disyariatkannya melakukan tambahan, karena kejadian Nabi

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 33 of 59

shalallahu alaihi wa sallam shalat delapan rakaat adalah peristiwa kasuistik kejadian yang
sifatnya kebetulan (As-Syarhul Mumthi alaa Zadil Mustaqni 2:54).
Doa sholat dhuha

Doa Shalat Dhuha bahasa Arab :


Berikut ini merupakan bacaan doa sholat dhuha dalam bahasa arab
. * V L V & L & W Q $ 5 Z . * . < +1 ? +U
% D = 6 D _D_U % 6
0 WD \
6 0 ^ Z _ L 6 V U $ 6 D B

$ 0$ D&
51 b Z% , V L L W $ d
# +
Doa Shalat Dhuha bahasa indonesia
Sedangkan bagi yang belum bisa membaca tulisan Arab, bisa membaca tekst latin di bawah
ini
Allahumma innadh dhuha-a dhuha-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal
quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. Allahuma inkaana rizqi
fis samma-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana muasaran fayassirhu,
wainkaana haraaman fathahhirhu, wa inkaana baidan fa qaribhu, bihaqqiduhaa-ika wa
bahaaika, wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatini maa ataita ibadakash shalihin.
Artinya doa sholat dhuha

Di bawah ini merupakan arti dari bacaan sholat dhuha


Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah
keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan
adalah penjagaan-Mu, Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah,
apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram
sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai
Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang
soleh.
Semoga artikel mengenai panduan sholat dhuha yang dilengkapi dengan bacaan niat dan doa
sholat dhuha di atas bisa bermanfaat bagi. Rajinlah sholat dhuha setiap pagi. Semoga selalu
berlimpah pahala dari Allah SWT, mendapatkan rezki halal dan baik bagi dunia dan akhirat.
Aamiin.

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 34 of 59

Sholat Sunnah Dhuha


Posted by Shafi-Q.

1(
1 H %
/ = /
>=, => , ' 1 '/

Solat Sunat Dhuha boleh dianggap sebagai rasa terima kasih seseorang hamba kepada Allah
SWT atas segala berkah hidup yang diberikan-Nya.
Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan solat ini tanpa keuzuran dan umat Islam amat
dituntut melakukannya. Abu Hurairah pernah berkata: Rasulullah SAW berwasiat kepadaku
tiga perkara agar jangan ditinggalkan puasa tiga hari tiap bulan, dua rakaat Dhuha dan
Witir sebelum tidur.
Daripada Abu Dzar r.a., Rasulullah SAW bersabda: Hendaklah masing-masing di antara
kamu setiap pagi bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu. Maka tiap kali bacaan
tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, dan
setiap takbir adalah sedekah. Menyuruh kebaikan adalah sedekah, mencegah keburukan juga
adalah sedekah. Dan sebagai ganti daripada itu semua, cukuplah mengamalkan dua rakaat
solat Dhuha. (HR Ahmad, Muslim dan Abu Daud)
.
Paling banyak yang dikerjakan oleh Rasulullah ialah lapan rakaat dan paling banyak yang
disabdakan oleh baginda ialah 12 rakaat. Paling sedikit yang boleh dikerjakan adalah dua
rakaat.
Nabi Muhammad SAW bersabda: Wahai anak Adam! Janganlah sekali-kali kamu malas
mengerjakan empat rakaat solat Dhuha, maka akan aku cukupkan keperluanmu sehingga
waktu petang. (HR Al-Hakim dan At-Tabrani)
.
.
.
Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 35 of 59

Waktu Solat Dhuha

Solat sunat Dhuha dilakukan pada waktu matahari sedang naik. Sekira cuacanya berhalangan
adalah lebih mudah dengan merujuk kepada takwim waktu solat. Masanya adalah 28 minit
selepas Syuruk, iaitu sekiranya waktu Syuruk 7.32 pagi dan ditambah 28 minit, maka
masuknya waktu Dhuha bermula jam 8.00 pagi.
Walaupun begitu waktu paling afdal melakukan Solat Sunat Dhuha adalah anggaran matahari
naik, tinggi segalah (7 hasta atau 3 meter), lebih kurang dalam pukul 9.30 pagi.
Zaid bin Arqam r.a. berkata: Nabi SAW keluar menuju tempat Ahli Quba, di kala itu mereka
sedang mengerjakan Solat Dhuha. Baginda bersabda; Inilah solat orang-orang yang
kembali kepada Allah, iaitu di waktu anak-anak unta telah bangkit kerana kepanasan
waktu Dhuha. (HR. Ahmad, Muslim dan Tirmidzi).
.
Cara Mengerjakan Solat Dhuha

Solat ini boleh dilakukan sekurang-kurangnya dua rakaat sehinggalah 12 rakaat, tetapi yang
paling banyak dikerjakan oleh Rasulullah ialahlapan rakaat.
1. Niatnya:

.
2. Antara surah-surah yang dianjurkan ulama ialah:
a. Solat sunat Dhuha dua rakaat:
i/ Ayat al-Kursi 10 kali dan Al-Ikhlas 10 kali atau;
ii/ As-Syams dan Ad-Dhuha. atau;
iii/ Al-lail dan Al-Insyirah.
.
b. Solat Dhuha lebih daripada 4 rakaat;
i/ Solat Pertama : As-Syams dan Ad-Dhuha.
ii/ Solat Seterusnya : Surah al-Kafirun dan Al-Ikhlas
.
3. Semasa sujud terakhir bacalah sebanyak 40 kali:

.
4. Selepas memberi salam, bertasbihlah 10 kali:

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 36 of 59

.
5. Berdoa

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 37 of 59

.
Fadhilat Solat Dhuha

Sebaik-baiknya solat Dhuha ini dikerjakan setiap hari kerana ia mempunyai banyak kelebihan
dan fadhilatnya, dimana seseorang itu akan memperolehi keampunan Allah SWT, murah
rezeki dan ketenangan jiwa serta kehidupan.

Daripada Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW bersabda: Sesiapa Yang mengerjakan solat
Dhuha dengan istiqamah nescaya akan diampuni dosanya olleh Allah sekalipun dosa itu
sebanyak buih di lautan.
Rasulullah SAW bersabda: Bahawasanya di syurga ada pintu yang dinamakan Dhuha.
Maka apabila tiba hari kiamat kelak, berserulah (malaikat) penyeru: Manakah orang-orang
yang telah mengamalkan solat Dhuha; Inilah pintu kamu, silakan masuk ke dalam syurga
dengan Rahmat Allah. (HR At-Tabrani)
Rasulullah SAW juga bersabda dalam hadits lain dari Nuwas bin Saman, Allah berfirman:
Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada
permulaan siang (Solat Dhuha), nanti pasti akan Ku cukupkan keperluanmu sampai ke
petang harinya. (HR. Haklim dan Tabrani).

By; shafiqolbu

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 38 of 59

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 39 of 59

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 40 of 59

Nasihat

Yang Mungkin Hilang Dari Ibadah Kita


Oleh: Ust. M. Lili Nur Aulia
Aku tak pernah melihat Muslim bin Yasar
melirikan matanya saat shalat, sedikitpun. Suatu
saat dinding masjid roboh hingga mengejutkan
orang yang berada di pasar, karena getarannya.
Tapi Muslim bin Yasar tetap dalam shalatnya
tanpa melirik sedikitpun. Ini perkataan Maymun
bin Hayyan, seorang shalih di zaman Tabiin,
tentang sahabatnya Muslim bin Yasar yang
terkenal khusyu dalam beribadah.
Para orang-orang shalih dahulu, memiliki
kenangan yang cukup detail prihal kebaikan
sahabat-sahabat mereka. Orang-orang shalih
dahulu sangat memperhatikan shalat sahabatnya
dan mengambil banyak pelajaran dari kebaikan
sahabatnya. Seorang shalih pernah bertanya pada
Khalaf bin Ayub, Apakah engkau tidak risih
dengan lalat yang hinggap saat shalat sehingga engkau perlu mengusirnya? Ia menjawab,
Aku tidak membiasakan diriku untuk melakukan sesuatu yang merusak nilai shalatku. Si
penanya belum puas dengan jawaban itu, dan bertanya lagi soal bagaimana Khalaf bin Ayyub
bisa menahan diri untuk tetap bergeming saat lalat hinggap di tubuhnya? Khalaf bin Ayyub
menjawab, Seorang penjahat bisa bersabar saat dihukum berat di dalam penjara dan dia
bahkan bangga dengan kesabarannya itu. Sedangkan aku berdiri di hadapan Allah swt,
apakah aku harus bergerak karena seekor lalat?
Saudaraku,
Itu sepotong tentang kekhusyuan orang-orang shalih saat menunaikan shalat. Di antara
mereka ada yang bernama Ibnu Zubair, yang bila berdiri dalam shalatnya, seperti batang
pohon, karena kekhusyuannya. Adz Dzahabi menuliskan tentang Sofyan At Tsauri, yang
pernah dilihatnya menunaikan shalat di Masjidil Haram setelah shalat Magrib. Setelah itu,
Ats Tsauri melakukan shalat nafilah lalu sujud dan ia tidak mengangkat kepalanya kecuali
hingga berkumandang azan Isya.Orang shalih yang lain, Ali bin Fudhail, berkata, Aku ingin
tawaf di Kabah. Aku lihat Sofyan Ats Tsauri sedang sujud dalam shalatnya. Aku
menyelesaikan thawafku tapi aku masih melihat Ats Tsauri sujud. Lalu aku tawaf lagi, dan
ketika selesai thawaf aku melihat dia masih dalam keadaan sujud.
Itulah kenyatan yang dilakukan para sahabat, para tabiin radhiallahu anhum. Shalat di mata
mereka sungguh-sungguh menjadi penyejuk yang begitu menenangkan jiwa. Di sanalah
mereka mendapatkan pucuk cintanya. Di sanalah mereka berteduh di sebuah taman yang
begitu nyaman dan membuatnya lupa dengan apapun di sekelilingnya. Kitapun menjadi lebih
mengerti tentang sabda Rasulullah saw kepada Bilal ra, Ya Bilal, istirahatkanlah kami
dengan shalat. Itulah yang dikatakan Rasulullah saw, Dan sungguh dijadikan kesejukan
mataku saat melakukan shalat. Semoga Allah swt mengasihi hamba-hamba-Nya yang
tunduk dan khusyu kepada-Nya.
Saudaraku,
Shalat adalah akhir wasiat Rasulullah saw menjelang wafatnya. Dan shalatlah yang menjadi
akhir hilangnya Islam dari sebuah masyarakat. Shalat juga, masalah pertama yang akan
ditanyakan kepada seorang hamba di hari kiamat di hadapan Allah swt Yang Maha
Mengetahui.

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 41 of 59

Saudaraku,
Perhatikanlah lagi lebih seksama, bagaimana Rasulullah saw suatu ketika tengah berada di
masjid bersama para sahabatnya. Lalu, masuklah seseorang dan dia melakukan shalat. Usai
shalat, orang itu datang dan mengucapkan salam kepada Rasulullah saw. Rasul mengatakan
kepadanya, Kembalilah dan shalatlah, engkau belum shalat. Setelah itu orang tersebut
shalat lagi sebagaimana shalatnya yang pertama. Tapi ketika mendatangi Rasulullah saw, ia
kembali diperintahkan untuk kembali mengulangi shalatnya. Engkau sebenarnya belum
shalat, ujar Rasululalh saw. Ia kembali melakukan shalat yang ketiga kalinnya kemudian
datang kepada Rasulullah saw. Ternyata Rasul saw tetap menganjurkan ia untuk kembali
mengulang shalatnya dan mengatakan bahwa ia sebenarnya belum shalat. Orang itu bertanya,
Demi Allah Yang Mengutusmu dengan kebenaran. Apakah ada yang lebih baik dari ini,
ajarkanlah saya. Rasulullah saw menjawab, Jika engkau berdiri shalat maka bertakbirlah.
Kemudian bacalah ayat apa yang mudah bagimu dari Al Quran. Lalu rukulah hingga engkau
tumanihah dalam ruku. Lalu angkatlah kepalamu sampai engkau berdiri lurus. Lalu sujudlah
hingga engkau thuma`ninah dalam sujud. Lalu bangunlah hingga engkau thuma`ninah dalam
duduk. Lakukanlah itu dalam shalatmu semuanya
Saudaraku,
Barangkali kita perlu teguran setelah shalat, yang mengatakan pada kita, kembalilah dan
shalatlah lagi, karena sesungguhnya engkau belum shalat. Mungkin tidak sedikit dari kita
yang melakukan ruku, sujud, duduk di antara dua sujud dalam keadaan yang terburu-terburu.
Tanpa kekusyuan kepada Allah yang Maha Rahim dan Maha Kasih Sayang. Mungkin ada di
antara kita yang masih mencuri pandangan ke sisi lain saat kita shalat, melihat pakaian,
melihat jam, melihat arah lainnya, atau sangat ingin cepat selesai shalat.
Ternyata, kita telah kehilangakn khusyu dalam ibadah. Kita menunaikan shalat hanya untuk
menggugurkan kewajiban, bukan untuk dinikmati dan dirasakan kenikmatannya. Benarlah
apa yang dikatakan Khudzaifah bin Al yaman radhiallahu anhu, Pertama kali yang hilang
dari agama kalian adalah kekhusyuan, dan yang paling terakhir hilang adalah shalat. Ada
banyak orang yang melakukan shalat tapi tak ada kebaikan di dalam dirinya. Kelak engkau
masuk ke sebuah masjid dan tidak engkau lihat di dalamnya orang yang melakukan shalat
dengan khusyu.
Saudaraku,
Khudzaifah bin Al Yaman sangat takut terhadap hilangnya kekhusyuan, sebagaimana ia
takut bila kekhusyuan itu hanya tampilan luarnya saja. Hati-hatilah kalian daripada
kekhusyuan yang nifaq. Yakni bila tubuh seseorang secara lahir terlihat khusyu tapi hatinya
tidak khusyu. Demikian ujar Khudzaifah Al Yaman, seorang sahabat Rasulullah, yang
dijuluki shaahibus sirri Rasulillah, atau orang yang menyimpan rahasia Rasulullah saw
tentang orang-orang munafik. []

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 42 of 59

Adab Islam

Amal Yang Hilang Ketika Kita Asyik Menonton Televisi


remajaislampos.comTV atau televisi adalah satu
benda yang telah menjadikan kita benar2
terpenjara. Kenapa demikian? Karena dia
memaku kita di tempat sebagai penonton.
Kenapa kita rela diatur televisi sebagai penonton?
Kita dipaksanya duduk terfokus padanya, kita
diatur nya supaya berada di depannya setiap
waktu-waktu tertentu, emosi dan akal kita juga
diaturnya agar sesuai dengan maunya televisi.
Televisi juga membentuk cara berpikir kita sesuai
dengan kemauannya, ini dilakukannya secara
bertahap, tanpa disadari dan susah dibuktikan. Seorang anak bisa jadi cepat akrab dengan
teman barunya karena memiliki bahasa yang sama yang diajarkan televisi. Demikian kuat
pengaruh televisi, sayangnya kebanyakan digunakan tidak untuk mendidik secara baik dan
benar.
Stop jadi penonton televisi yang buruk, mulailah menjadikan diri Anda sebagai orang yang
ditonton, bukan oleh penonton televisi tapi oleh makhluk lain. Bersiaplah Anda menerima
honor yang luar biasa besarnya. Siapa yang dapat memberi honor sebanyak itu? Siapa lagi
kalau bukan Allah azza wa jalla yang khasanah-Nya maha luas. Kalau saja seluruh orang di
bumi jadi pelakon utama dan Allah (swt) membayar semuanya dengan bayaran yang paling
tinggi, niscaya tidak akan berkurang milik-Nya kecuali hanya seperti satu tetes air di ujung
jarum dibanding melimpahnya air samudra.
Maka ketahuilah, bahwa mengalihkan mata Anda dari televisi untuk satu kali saja pandangan
sayang yang diarahkan kepada orangtua kita yang sudah lanjut usia, Allah (swt) akan
mengganjari kita dengan bayaran yang nilainya setara dengan haji dan umrah yang mabrur.
Kita dapat melakukan hal itu ber-kali2, bahkan kita dapat melakukannya dalam hari yang
sama. Padahal untuk setiap haji yang mabrur ada jaminan hidup mulia di dunia dan di akhirat.
Mengalihkan waktu menonton televisi Anda menjadi suatu kunjungan kepada handai tolan
akan dibayar dengan rejeki, keberkahan dan panjang umur. Belum lagi bonus2 yang berlipat
ganda bagi setiap zakat, sedekah, infak atau hadiah yang kita berikan kepada mereka. Juga
ganjaran dari Allah (swt) bagi setiap langkah kaki dan ayunan tangan, serta dari setiap kata2
yang baik yang terucap dan dari setiap titik peluh yang menguap ataupun yang menetes.
Apalagi ketika Anda mengganti waktu menonton televisi Anda dengan perjalanan amar
makruf nahi munkar. Ingatlah, saat kita terlelap ketika di jalan Allah, tidak akan dapat
ditandingi oleh orang yang tinggal (di kampungnya) yang berterusan melakukan puasa pada
siang hari dan tahajud pada malam harinya kecuali dengan cara keluar di jalan yang sama.
Padahal untuk setiap satu puasa dan setiap satu rakaat shalat ada ganjaran yang nilainya
sangat yang besar di sisi Allah (swt).
Sungguh, kalau saja kita mau jadi pelaku utama dari drama kehidupan ini, niscaya bukan saja
makhluk2 yang ada di sekitar kita yang menyaksikan setiap perbuatan kita, akan tetapi juga
mereka yang ada di belahan bumi lain dan mereka yang tinggal di belahan alam lain. Bukan
itu saja, orang2 yang kita tonton pada masa yang lalu akan menjadi penonton2 kita kelak.
Oh ternyata kita baru tahu bahwa kita benar2 tidak memerlukan televisi, sebagaimana TV
yang kita kenal saat ini. Sungguh, kalau sudah begini keadaannya, maka nyata benar bahwa
tidak ada waktu untuk duduk di depan televisi, tidak juga menonton tayangan2-nya. Kita,
ummat Rasulullah (saw), adalah pelaku utama, bukan penonton dan bukan pula objek bagi
iklan2 murahan. Subhanallah.[Subhan ibn Abdullah]

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 43 of 59

Akibat Meninggalkan Shalat


KEBANYAKAN orang yang menderita sakit
jiwa (pada umumnya) enggan melakukan shalat.
Perbuatan yang demikian (enggan melakukan
shalat) adalah penyia-nyiaan terhadap makna
hidup dan merupakan penyebab penguasaan setan
atas dirinya. Allah berfirman, Peliharalah
segala shalat (mu) dan (peliharalah) Shalat
wustha. (Al-Baqarah [2]: 238)
Barangsiapa selalu menjaga dan memenuhi
panggilan shalat, maka seolah-olah ia menjaga
dirinya sendiri. Pembalasan itu tergantung pada
amal perbuatan, sebagaimana firman Allah:
Ingatlah kalian kepada-Ku, maka Aku akan
ingat kepada kalian. (Al-Baqarah [2]: 152)
Jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu. (Muhammad [47]: 7)
Sepertinya, pada ayat-ayat di atas dikatakan, jagalah shalat, supaya Tuhan yang
menyuruhmu shalat menjagamu. Atau Jagalah shalat, sehingga shalat itu akan
menjagamu.
Shalat menjaga diri orang yang bershalat dalam beberapa hal, diantaranya:

Menjaga dari kemaksiatan. Firman Allah: Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. (Al-Ankabut [29]: 45). Barangsiapa menjaga shalat,
maka shalat akan menjaganya dari perbuatan keji.
Menjaganya dari ujian dan cobaan. Allah Wst berfirman, Jadikanlah shalat dan sabar
sebagai penolongmu. (Al-Baqarah [2]: 45)
Menjaganya dari siksa kubur dan siksa api neraka pada hari kiamat. Orang yang melakukan
shalat berarti berada dalam perlindungan dan penjagaan Allah. Rasulullah Saw bersabda,
Barangsiapa menjalankan shalat shubuh, niscaya ia berada dalam tanggungan Allah. Allah
tidak meminta ganti tanggungan-Nya dengan sesuatu apapun. Barangsiapa meminta
tanggungan-Nya dengan sesuatu, maka ia akan menemukannya, kemudian menelungkupkan
wajahnya di dalam neraka jahannam. (HR. Muslim)

Barangsiapa tidak mau menjalankan shalat, berarti ia telah mengahdapkan dirinya kepada
bahaya yang telah dijanjikan oleh Allah, yaitu mencabut pertolongan-Nya dari dirinya.
Akibatnya, tidak ada lagi tempat berlindung bagi dirinya. Setelah Allah meninggalkannya, ia
pun akan mendapatkan dirinya berhadapan sendirian dengan setan.
Sebagaimana orang saleh mengatakan, Demi Allah, tidak ada musuh yang memusuhimu,
kecuali setelah engkau meninggalkan Allah. Jangan kau kira musuh telah menang, tetapi
Allah Sang Penjaga-lah yang telah berpaling.
Rasulullah Saw bersabda, Barangsiapa melakukan shalat shubuh, niscaya ia berada dalam
tanggungan-Nya. Barangsiapa mengabaikan tanggungan Allah, maka Allah akan
membenamkan wajahnya ke dalam neraka.
Diriwayatkan bahwa Al-Hajjaj memerintahkan Salim bin Abdullah untuk membunuh seorang
laki-laki, kemudian Salim berkata kepada laki-laki tersebut, Apakah engkau melakukan
shalat shubuh? laki-laki itu menjawab, Ya. Ia (Salim) berkata, Pergilah. Setelah itu, AlHajjaj berkata kepada Salim, Apa yang mencegahmu dari membunuhnya? Salim berkata,
Bapak saya telah menceritakan kepada saya bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah
Saw bersabda, Barangsiapa menjalankan shalat shubuh, niscaya Allah berada di sampingnya

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 44 of 59

sepanjang hari. Maka dari itu, aku benci untuk membunuh seseorang yang didampingi oleh
Allah.
Kemudian Al-Hajjaj bertanya kepada Ibnu Umar ra Apakah kamu telah mendengar
[riwayat] ini [dari Rasulullah]? Ibnu Umar menjawab, Ya.
Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah bersabda, Jika engkau keluar dari rumahmu, maka
bershalatlah dua rakaat; niscaya tercegahlah kamu dari jalan keluar yang buruk. Dan jika
engkau masuk ke dalam rumahmu, maka bershalatlah dua rakaat; niscaya akan tercegahlah
kamu dari jalan masuk yang buruk.
Rasulullah bersabda, Sesungguhnya Allah berfirman, Wahai anak Adam! Cukupkanlah
untuk-Ku empat rakaat (shalat) pada permulaan hari (pagi), niscaya Aku akan mencukupimu
dengannya pada penutup hari (sore).
Shalat adalah pelindung dan penjaga. Barangsiapa menelantarkan shalat, maka Allah akan
menelantarkannya. Allah pun menghukumnya dengan menjadikan setan sebagai temannya.
Akibatnya, setan tidak akan berpisah dengannya, baik pada waktu ia diam maupun berjalan,
dan ia (setan) akan menjadi teman hidupnya.
Setan adalah seburuk-buruk teman. Allah berfirman:
Barangsiapa berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al-Quran), kami
adakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu
menyertainya. Dan sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan
yang benar, tetapi mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. Sehingga apabila
orang yang berpaling itu dating kepada Kami (di hari kiamat), dia berkata, Aduhai, semoga
(jarak) antara aku dan kamu seperti jarak antara masyriq dan maghrib, maka setan itu adalah
sejahat-jahatnya teman yang menyertai manusia. (Harapanmu) itu sekali-kali tidak akan
memberi manfaat kepadamu di hari itu karena kamu bersekutu dalam azab itu. (Az-Zukhruf
[43]: 36-39)
Dalam sebuah hadits disebutkan, Jika ada tiga orang (muslim), baik di kota maupun di desa,
dan tidak didirikan shalat pada mereka (bertiga), maka setan tentu menguasai mereka.
Tetaplah kalian pada kelompok, karena sesungguhnya srigala akan memakan (anak kambing)
yang jauh (dari kelompoknya).
Nabi Saw telah menerangkan bahwa setan adalah srigalanya manusia dan ia adalah musuh
yang paling memusuhi.
Sebagian ulama salaf berkata, Aku melihat seorang hamba dihempaskan diantara Allah dan
setan. Bilamana Allah berpaling darinya, maka setan akan menguasainya. Jika Allah
menguasainya, maka setan tidak akan berkuasa atas diri si hamba itu. [yudistira adi
maulana/islampos]

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 45 of 59

10 Jenis Sholat Yang Tidak Diterima Allah

RASULULLAH saw bersabda: Islam dibangun di atas lima hal; bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allh dan Nabi Muhammad
adalah utusan Allh, menegakkan shalat. (HR Bukhri dan Muslim).
Seorang Muslim tentu sudah paham betul bahwa sholat merupakan tiang dari dien ini. Oleh
karena itu, ketika muadzin mengumandangkan adzan, kaum muslimin berbondong-bondong
mendatangi rumah-rumah Allh Taala, mengambil air wudhu, kemudian berbaris rapi di
belakang imam shalat mereka. Mulailah kaum muslimin tenggelam dalam dialog dengan
Allh Taala dan begitu khusyu menikmati shalat sampai imam mengucapkan salam. Dan
setelah usai, masing-masing kembali pada aktifitasnya.
Imam Hasan al-Bashri rahimahullh pernah mengatakan: Wahai, anak manusia. Shalat
adalah perkara yang dapat menghalangimu dari maksiat dan kemungkaran. Jika shalat tidak
menghalangimu dari kemaksiatan dan kemungkaran, maka hakikatnya engkau belum shalat.
Dalam kesempatan lain, Rasulullah saw juga bersabda: Barang siapa yang memelihara
sholat, maka sholat itu sebagai cahaya baginya, petunjuk dan jalan selamat dan barangsiapa
yang tidak memelihara sholat, maka sesungguhnya sholat itu tidak menjadi cahaya, dan tidak
juga menjadi petunjuk dan jalan selamat baginya. (Tabyinul Mahaarim).
Kemudian Rasulullah saw juga bersabda bahwa: 10 orang sholatnya tidak diterima oleh
Allah swt, di antaranya:
1. Orang lelaki yang sholat sendirian tanpa membaca sesuatu.
2. Orang lelaki yang mengerjakan sholat tetapi tidak mengeluarkan zakat.
3. Orang lelaki yang menjadi imam, padahal orang yang menjadi makmum membencinya.
4. Orang lelaki yang melarikan diri.
5. Orang lelaki yang minum arak tanpa mahu meninggalkannya (taubat).
6. Orang perempuan yang suaminya marah kepadanya.
7. Orang perempuan yang mengerjakan sholat tanpa memakai tudung.
8. Imam atau pemimpin yang sombong dan zalim menganiaya.
9. Orang-orang yang suka makan riba.
10. Orang yang sholatnya tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan yang keji
dan mungkar.
Sabda Rasulullah saw yang bermaksud: Barang siapa yang sholatnya itu tidak dapat
menahannya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar, maka sesungguhnya sholatnya itu
hanya menambahkan kemurkaan Allah swt dan jauh dari Allah. Hassan r. a berkata : Kalau
sholat kamu itu tidak dapat menahan kamu dari melakukan perbuatan mungkar dan keji,
maka sesungguhnya kamu dianggap orang yang tidak mengerjakan sholat. Dan pada hari
kiamat nanti sholatmu itu akan dilemparkan semula ke arah mukamu seperti satu bungkusan
kain tebal yang buruk. [sa/islampos/berbagaisumber]

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 46 of 59

Allah Tidak Ridho Kepada Orang Yang Putus Asa

KEBIASAAN orang-orang besar yang dekat dengan Allah swt adalah berjalan-jalan di
sekelilingnya. Bukan sekadar berjalan-jalan belaka, tapi lebih untuk melihat dari dekat apa
yang sedang terjadi. Biasanya mereka menjadikan semua itu sebagai sebuah perenungan.
Begitu pula dengan Imam Abu Hanifah.
Suatu hari, ketika Imam Abu Hanifah tengah melakukan kebiasaannya itu, ia melewati
sebuah rumah. Rumah itu terletak di pedesaan. Jendelanya terbuka. Tanpa diduga, dari dalam
rumah tersebut terdengar suara orang mengeluh dan menangis. Cukup keras. Abu Hanifah
mencoba mendekat, agar bisa mendengar lebih jelas. Ia melakukannya dengan perlahanlahan, seolah tidak ingin diketahui oleh empunya rumah.
Aduhai, alangkah malangnya nasibku ini, suara itu sekarang makin kedengaran dengan
jelas oleh Abu Hanifah. Agaknya tiada seorang pun yang lebih malang daripadaku. Nasibku
ini sungguh celaka. Aku memang tidak beruntung. Sejak dari pagi, belum datang sesuap nasi
atau makanan pun lewat di kerongkongku. Badanku lemah lunglai. Oh, adakah hati yang
berbelas-kasihan sudi memberi curahan air walaupun setitik?
Abu Hanifah terperanjat. Ia merasa kasihan. Di samping itu, ia juga merasa bertanggung
jawab, ada seorang yang begitu memerlukan pertolongan tetapi ia tidak mengetahuinya.
Bagaimana kalau ia tidak peduli, tentu Allah akan semakin tidak ridho kepadanya. Bergegas
Abu Hanifah pun kembali ke rumahnya dan mengambil sebuah bungkusan. Bungkusan itu
berisi uang. Hendak diberikan bungkusan itu kepada orang tersebut. Abu Hanifah bergegas
kembali ke rumah orang tersebut.
Setelah tiba, Abu Hanifah melemparkan begitu saja bungkusan itu ke rumah orang yang
sedang meratap-ratap itu lewat jendelanya. Lalu ia pun meneruskan perjalanannya. Untuk
sementara waktu, kelegaan terasakan oleh Abu Hanifah.
Mendapati sebuah bungkusan yang tiba-tiba saja datang dari arah jendelanya yang terbuka,
bukan buatan terkejutnya orang tersebut. Sambil masih terus bertanya-tanya dalam hati,
dengan tergesa-gesa ia membukanya. Setelah dibuka, tahulah ia bungkusan itu berisi uang.
Cukup banyak ternyata. Namun tidak hanya uang. Juga ada secarik kertas di dalamnya.
Kertas itu bertuliskan kata-kata Abu Hanifah yang isinya, Hai kawan, sungguh tidak wajar
kamu mengeluh seperti itu. Sesungguhnya, kamu tidak perlu mengeluh atau meratapi
nasibmu. Ingatlah kepada kemurahan Allah dan cobalah memohon kepadaNya dengan
bersungguh-sungguh. Jangan suka berputus asa, hai kawan, tetapi berusahalah terus.

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 47 of 59

Karena diliputi kegembiraan mendapati bungkusan berisi uang, orang itu cenderung tidak
mengacuhkan isi surat itu. Ia pun bersuka cita membelanjakan uang itu untuk kebutuhan
sehari-harinya.
Keesokan harinya, Imam Abu Hanifah melalui lagi rumah itu. Tapi ternyata, dari luar suara
keluhan itu terdengar lagi. Masih orang itu juga. Ya Allah, Tuhan Yang Maha Belas
Kasihan dan Pemurah, sudilah kiranya memberikan bungkusan lain seperti kemarin, sekadar
untuk menyenangkan hidupku yang melarat ini. Sungguh jika Engkau tidak beri, akan lebih
sengsaralah hidupku, ratapnya.
Mendengar keluhan itu lagi, maka Abu Hanifah pun lalu melemparkan lagi bungkusan berisi
uang dan secarik kertas dari luar. Tampaknya ia sudah menyiapkan bungkusan itu
sebelumnya. Dan seperti biasanya, lalu dia pun meneruskan perjalanannya.
Orang itu kembali merasa beruntung melonjak-lonjak riang. Ia sudah yakin bungkusan itu
pastilah berisi uang seperti yang ia terima sebelumnya. Tapi setelah itu, ia membaca tulisan
dalam kertas yang tersampir bersama bungkusan uang itu. Hai kawan, bukan begitu cara
bermohon. Bukan begitu cara berikhtiar dan berusaha. Perbuatan demikian malas namanya,
dan putus asa kepada kebenaran dan kekuasaan Allah. Sungguh tidak ridho Allah melihat
orang pemalas dan putus asa, enggan bekerja untuk keselamatan dirinya. Jangan, jangan
berbuat demikian. Raihlah kesenangan dengan bekerja dan berusaha. Kesenangan itu tidak
mungkin datang sendiri tanpa dicari atau diusahakan. Orang hidup harus bekerja dan
berusaha. Allah tidak akan memperkenankan permohonan orang yang malas bekerja. Allah
tidak akan mengabulkan doa orang yang berputus asa. Sebab itu, carilah pekerjaan yang halal
untuk kesenangan dirimu. Berikhtiarlah sedapat mungkin dengan pertolongan Allah.
InsyaAllah, akan dapat juga pekerjaan itu selama engkau tidak berputus asa. Nah, carilah
segera pekerjaan. Aku doakan semoga bisa berhasil.
Usai membaca surat itu, dia termenung. Kali ini, dia insaf dan sadar akan kemalasannya.
Selama ini dia sama sekali tidak berikhtiar dan berusaha.
Keesokan harinya, dia pun keluar dari rumahnya untuk mencari pekerjaan. Sejak hari itu,
sikapnya pun berubah mengikuti ketentuan-ketentuan hidup. Ia juga tidak pernah melupakan
orang yang telah memberikan nasihat itu. [sa/diambil dari buku "Peri Hidup Nabi & Para
Sahabat" Karya : Saad Saefullah, Pustaka SPU]

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 48 of 59

Tahukah Anda

Dua Waktu Tidur Yang Dilarang

TIDUR merupakan aktivitas yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Rasul mengatakan bahwa
tubuh kita mempunyai hak untuk beristirahat. Tidur juga meremajakan kembali kulit tubuh
dan menyegarkan jiwa. Namun, ternyata ada dua waktu tidur yang menurut Rasul, hendaknya
dihindari.
1. Tidur di Pagi Hari Setelah Shalat Shubuh
Dari Sakhr bin Wadiah Al-Ghamidi radliyallaahu anhu bahwasannya Nabi shallallaahu
alaihi wasallam bersabda :
Ya Allah, berkahilah bagi ummatku pada pagi harinya, (HR. Abu dawud 3/517, Ibnu
Majah 2/752, Ath-Thayalisi halaman 175, dan Ibnu Hibban 7/122 dengan sanad shahih).
Ibnul-Qayyim telah berkata tentang keutamaan awal hari dan makruhnya menyia-nyiakan
waktu dengan tidur, dimana beliau berkata : Termasuk hal yang makruh bagi mereka yaitu
orang shalig adalah tidur antara shalat shubuh dengan terbitnya matahari, karena waktu itu
adalah waktu yang sangat berharga sekali. Terdapat kebiasaan yang menarik dan agung sekali
mengenai pemanfaatan waktu tersebut dari orang-orang shalih, sampai-sampai walaupun
mereka berjalan sepanjang malam mereka tidak toleransi untuk istirahat pada waktu tersebut
hingga matahari terbit. Karena ia adalah awal hari dan sekaligus sebagai kuncinya. Ia
merupakan waktu turunnya rizki, adanya pembagian, turunnya keberkahan, dan darinya hari
itu bergulir dan mengembalikan segala kejadian hari itu atas kejadian saat yang mahal
tersebut. Maka seyogyanya tidurnya pada saat seperti itu seperti tidurnya orang yang
terpaksa (Madaarijus-Saalikiin 1/459).
2. Tidur Sebelum Shalat Isya
Diriwayatkan dari Abu Barzah radlyallaahu anhu : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu
alaihi wasallam membenci tidur sebelum shalat isya dan mengobrol setelahnya (HR.
Bukhari 568 dan Muslim 647).
Mayoritas hadits-hadits Nabi menerangkan makruhnya tidur sebelum shalat isya. Oleh sebab
itu At-Tirmidzi (1/314) mengatakan : Mayoritas ahli ilmu menyatakan makruh hukumnya
tidur sebelum shalat isya dan mengobrol setelahnya. Dan sebagian ulama lainnya memberi
keringanan dalam masalah ini. Abdullah bin Mubarak mengatakan : Kebanyakan haditshadits Nabi melarangnya, sebagian ulama membolehkan tidur sebelum shalat isya khusus di
bulan Ramadlan saja.
Al-Hafidh Ibnu Hajar berkata dalam Fathul-Baari (2/49) : Di antara para ulama melihat
adanya keringanan (yaitu) mengecualikan bila ada orang yang akan membangunkannya untuk
shalat, atau diketahui dari kebiasaannya bahwa tidurnya tidak sampai melewatkan waktu
shalat. Pendapat ini juga tepat, karena kita katakan bahwa alasan larangan tersebut adalah
kekhawatiran terlewatnya waktu shalat. [sa/berbagaisumber/abu-al-jauzaa]

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 49 of 59

Jangan Jadi Generasi Tidur


SATU kali si Kabayantokoh degil (tapi cerdik?)
dari tanah Sundaditanya, Kabayan, silaing
kenapa nanam padi?. Silaing itu kamu dalam
bahasa Sunda. Ditanya begitu, Kabyan menjawab,
Supaya punya padi lah!.
Kalau sudah punya padi?
Ya digiling. Diolah jadi beras dan jadi nasi. Buat
makan
Lah emangnya kenapa musti makan?
Ya supaya bisa nanam padi lagi..
KALAU saja kita bersedia sedikit menghitung waktu tidur kita, mungkin kita akan sangat
terkejut dan mulai berpikir ulang tentang aktivitas pasif memejamkan mata ini. Ambilah,
dalam sehari kita kita hanya menyisakan waktu sekitar enam jam untuk tidur di malam hari.
Dan kemudian meminta satu jam saja di siang harinya.
MAKA jika dijumlah, seminggu kita tidur minimal 49 jam, sebulan 196, dan setahun 2,555
jam! Seandainya jatah umur kita dipatokpaling banter umat Muhammadsampai 60
tahun, maka jumlah keseluruhan tidur kita dengan average dan grade seperti perhitungan
kasar di atas, bisa mencapai 153.000 jam! Jumlah ini adalah sepertiga lebih dari jumlah jatah
hidup kita di dunia ini yang kira-kira mencapai sekitar 525.600 jamkalau sampai 60 tahun
itu juga!
Itu cuma hitung-hitungan matematis yang dalam kenyataannya bisa aja berubah dan tidak
sinkron dengan apa yang kita harapkan atau kita alami. Salah satu esensi penciptaan manusia
ke dunia adalah untuk jadi agent of change (generasi perubahserius amat kali ini yah?). Si
agen perubah ini, nah, yang senantiasa memberikan aura dan mobilisasi warna pada
lingkungannya. Jadi, maka renungkanlah jika ternyata begitu banyak waktu kita yang dipakai
hanya untuk tidur saja?
Tidur, sama sekali tidak dilarang. Bahkan menjadi salah satu aktivitas wajib yang
diberhakkan atas tubuh kita. Yang mesti kita perhatikan adalah porsinya. Imam Hasan Al
Banasalah seorang ulama besar internasionalpada waktu hidupnya suatu kali
mengatakan bahwa sesungguhnya kewajiban kita lebih banyak daripada yang waktu kita
punyai. Maka alangkah ruginya kalau kita menyia-nyiakan waktu yang dititipkan kepada kita.
Coba kita ber-mutabaah (evaluasi) sekarang. Sudahkah kita hafal juz 30 saja dari Alquran?
Kalau dibandingkan dengan Imam Bukhari yang sudah khattam Al-Quran pas umur 9 tahun,
WAH! Malu!
Dan, lantas bagaimana dengan aktivitas 17 jam lainnya dalam satu hari kita? Bermanfaat dan
punya artikah mereka?
Sebenarnya, tidak akan jadi masalah kita tidur dalam satu hari mencapai (bahkan) 12 jam
sekalipun. Dengan satu syarat 12 jam lainnya kita gunakan benar-benar bermanfaat dan
bernilai ibadah. Ironisnya, selain tidur kita lama, dan hampir menyita sebagian waktu kita,
sisa jam lainnya yag tesisa sering kali tidak kita dedikasikan kepada Allah swt. Hanya
sekadar bengong, memandangi televisi, mendengarkan musik, atau habis di jalanan setelah
bekerja?
Kalau memang kita sama sekali tidak bisa mengatur manajemen diri kitatermasuk tidur,
jangan-jangan kita sama saja dengan si Kabayan yang hidup semata-mata untuk survival
belaka.
Jangan jadi generasi tidur ah! [adi]

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 50 of 59

Terbunuh Waktu

WAKTU adalah komoditas kita sebagai makhluk hidup. Kita meghabiskannya 24 jam dalam
sehari. 30 hari dalam satu bulan dan 365 hari dalam satu tahun. Waktu kita terbatas. Kita
hanya diberi kisaran 60 sampai dengan 80 tahun (itupun kalau kita mencapainya). Tapi kita
sering melaluinya cuma-cuma tanpa manfaat seakan waktu kita tidak terbatas.
Waktu adalah uang, bagi pecinta kehidupan duniawi yang selalu mengkonversikannya pada
materi.
Waktu adalah kehidupan, bagi sang bijak yang ingin memanfaat kan hidupnya.
Demi masa, sesungguhnya manusia dalam kerugian. Merugi tiap detik dan tiap jam yang
dilalui.
Dari 24 jam dalam satu hari sudah kah kita berbuat kebaikan?
Dari 24 jam dalam satu hari kesalahan apa yang telah kita lakukan?
Dari 24 jam dalam satu hari mungkin kita akan dijemput kematian.
Kematian yang indah, itulah harapan setiap orang. Mati dalam keadaan bermanfaat untuk
masyarakat, mati dalam keadaan mencari ridho-NYA.
Waktu, Seandainya kita tahu bahwa kita hidup hanya sesaat, kita pasti sering menangis dan
memohon terus ridho-NYA. Sayangnya dunia ini selalu menggoda dengan segala isinya,
menggoda dengan segala kemolekannya.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang menyadari betapa singkatnya dia menjadi
pemimpin, sehingga akan benar-benar memperhatikan rakyatnya.
Rakyat yang baik adalah rakyat yang menyadari betapa pentingnya dia memilih pemimpin
yang baik.
Sayangnya kita biasanya baru menyadari ketika kita memang telah terbunuh waktu. Betapa
banyak kebodohan yang telah dilakukan, betapa banyak hal-hal yang tidak perlu seharusnya
tidak terjadi. Karena kita sering menganggap waktu komoditas tidak tebatas.

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 51 of 59

Keluar Dan Lihatlah Dunia!

ADA dua biji tanaman yang terbenam dalam tanah. Biji pertama berkata:
Aku ingin tumbuh besar, aku ingin menancapkan akarku dalam-dalam ditanah ini. Aku ingin
tunas-tunasku tumbuh diatas tanah ini. Aku ingin melambaikan tunasku menyambut
datangnya musim semi. Aku ingin merasakan hangatnya mentari dan lembutnya embun pagi
lewat daun-daunku.
Biji itupun tumbuh menjulang menjadi sebatang tunas yang kuat.
Sementara itu, biji kedua berkata lain:
Aku takut. Kalau kutancapkan akarku kedalam tanah ini, aku tak pernah tau apa yang akan
terjadi didalam sana. Bukankah didalam sana amat gelap? Jika kuperlihatkan tunasku,
tentunya banyak hewan yang akan merusaknya. Apa yang akan terjadi kalau tunasku terbuka
dan terinjak sapi? Dan kalau tunasku tumbuh lebih tinggi, tentu manusia-manusia akan
mencabutnya. Tidak, aku tidak mau tumbuh. Aku akan menunggu dulu sampai semuanya
aman.
Biji itupun menunggu sendirian dalam gelapnya tanah.
Beberapa hari kemudian, seekor ayam mengais-ngais tanah didaerah itu. Ia mendapati sebuah
tunas muda yang cukup kuat, yang berasal dari biji pertama, dan dia tidak sanggup
memakannya. Tapi, ia juga mendapati biji kedua didalam tanah bekas kaisannya itu yang
agak lemah. Iapun memakannya.
Tamatlah riwayat biji kedua. Ia tak pernah bisa untuk hidup dan membuat sebuah cerita dan
karya nyata dalam hidup manusia, dan juga makhluk lain. Ia terlalu takut sebelum
mencobanya.
Sedangkan biji kedua dengan ketangguhannya. Ia berani untuk keluar melihat dunia yang
luas dengan segenap keindahannya. Memang ada juga keburukannya, tapi jika kita berani.
Allah akan selalu menguatkan kita, membantu kita menempuh jalan yang dipilih. Jika Allah
menghendaki.
Selalu ada pilihan dalam hidup ini. Masing-masing pilihan memiliki konsekuensi masingmasing.
Namun, seringnya kita menjatuhkan pilihan justru pada pilihan yang memberikan
kenyamanan dalam jangka pendek saja. Pada akhirnya, waktu berlalu tanpa ada makna baru
yang bisa kita dapatkan dalam hidup.
Kita kerap terbuai oleh alasan-alasan yang membuat kita tetap berada dalam kondisi saat ini
meski disekeliling kita banyak peluang untuk menjadi lebih baik.

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 52 of 59

Allah Sebaik-Baik Pemberi Rezeki

YA ALLAH, cukupilah aku dengan rezeki-Mu yang halal (hingga aku terhindar) dari yang
haram, dan kayakanlah aku dengan kenikmatan-Mu (hingga aku tidak meminta kepada selain
Engkau). (HR. At-Tirmidzi).
Begitu indah isi dari Hadist tersebut, yang mengisyaratkan kertergantungan kita yang besar
kepada yang maha memiliki kita, yang maha kaya, pemberi rizqi terbaik, yaitu Allahu Taala.
Tapi banyak juga sebagian dari kita yang masih meminta kepada sesuatu yang tidak dapat
memberikan manfaat ataupun mudharat kepada kita.
Meminta kepada tempat-tempat yang dibilang angker, dibawah pohon tua, dimakam-makam
yang dipercaya memiliki karomah (keramat). Mereka terlena dengan apa yang telah
dituntunkan oleh panutan kita semua Nabi Muhammad saw., bahwa kita harus bekerja keras
dengan cara yang baik (tidak menghalalkan segala cara).
Disertai dengan permohonan tolong/berdoa kepada yang maha memberi dan memiliki
kekayaan, Allahu Tabaroka Wa Taala, dan pada akhirnya berserah diri kepada ketentuan
Allah Taala atas hasil dari semua ikhtiar yang telah kita usahakan.
Lagipula Nabi kita yang mulia pun juga telah menyindir kita melalui hadistnya yang shohih
dan sangat indah, Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta, namun sesungguhnya
kekayaan itu adalah kekayaan jiwa. (H.R. Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud).
Karena Beliau tahu suatu saat orang-orang akan terlalu bernafsu mengejar materi dan
kehidupan dunia, sehingga terkadang mereka menghalalkan segala cara dan melupakan
kehidupan akhirat yang kekal dan utama. Mereka lupa untuk menyiapkan bekal perjalanan
untuk menghadap Allah Robbul Alamin.
Islam tidaklah bermusuhan dengan kekayaan. Tapi yang dilarang oleh Islam adalah cara kita
dalam meraihnya, jika kita harus melakukan kemaksiatan atau bahkan kemusyrikan terhadap
Allah Taala, naudzubillah min dzalik.
Dan akhirul kalam dari penulis, adalah semoga Allah Taala melindungi kita semua dan
keluarga kita dari yang syubhat, apalagi yang haram, dan memberikan kebaikan serta
keselamatan kepada kita baik didunia dan akhirat. Amiin Allahumma Amiin.

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 53 of 59

Peta Harta Karun


SEORANG pria dewasa sedang berjalan-jalan
di pantai. Pria itu melihat sebuah botol kaca, ia pun
memungutnya dan melihat ada secarik kertas di
dalam botol.
Dia kemudian menarik gabus penyumbat botol dan
menemukan bahwa kertas tersebut ternyata sebuah
peta harta karun. Tetapi pria itu tidak percaya,
sehingga ia memasukkan peta harta karun itu ke
dalam botol, menyumbat botol, dan melemparkan
botol itu ke laut.
Beberapa saat kemudian, pria dewasa lain sedang berjalan di pantai dan melihat botol itu. Dia
juga mengambil botol, membukanya, dan menemukan peta harta karun. Orang ini cukup
penasaran dengan harta karun tersebut. Ia mencoba berjalan menuju tempat yang ditunjukkan
peta tersebut, yaitu sekitar 30 meter ke tengah laut.
Tetapi ketika tinggi air laut mencapai paha, ia memutuskan untuk berhenti. Ini cuma jebakan
katanya. Jadi, ia bergegas kembali ke tepi pantai dan membuang botol itu kembali ke laut.
Beberapa saat kemudian pria dewasa ketiga berjalan di tepi pantai dan melihat botol kaca itu
terapung di air. Ia mengambil, membukanya, dan menemukan peta. Ia pun bertanya-tanya
sebanyak apakah harta karun yang disebutkan di peta itu. Hmm, peta ini cukup
menjanjikan, katanya. Aku akan berusaha mencari harta karun ini! Ia lalu menyewa perahu
dan menuju ke tempat yang ditunjukkan peta tersebut, tambahnya.
Setelah sampai di tempat yang ditunjukkan peta, dia melihat bahwa tampak ada sesuatu di
bawah air yang menyerupai peti harta karun. Ia lalu menceburkan dirinya ke laut dan
menyelam menuju benda bersinar itu. Tetapi ternyata lokasi peti harta karun itu jauh lebih
dalam dari perkiraannya. Ia hampir kehabisan nafas. Ia lalu bergegas kembali ke perahu dan
menyerah. Lantas botol berisi peta itu diambilnya, ditutup, lalu dilemparkannya kembali ke
laut.
Setelah itu, ada satu pria dewasa lagi berjalan-jalan di tepi pantai. Seperti pria sebelumnya, ia
juga melihat botol itu, membukanya, dan menemukan peta harta karun. Ia sangat
bersemangat untuk menemukan harta karun tersebut. Ia melihat ada perahu di tepi pantai dan
ia lalu menggunakan perahu tersebut untuk menuju ke tempat yang ditunjukkan peta.
Setelah sampai di tempat yang dimaksud, ia lalu menceburkan diri ke laut dan menyelam
menuju ke peti harta karun. Tetapi ternyata lokasi peti itu sangat dalam dan nafasnya tidak
mungkin bisa menjangkaunya. Maka ia memutuskan kembali ke perahu, kembali ke pantai
dan menyewa perlengkapan selam. Kemudian ia mendayung perahunya kembali ke tempat
harta karun.
Dengan perlengkapan selam lengkap ia kembali menyelam menuju ke peti harta karun dan
membawanya ke perahu. Matanya berbinar-binar ketika melihat peti harta karun itu penuh
dengan emas dan berlian.
Kisah ini mengingatkan kepada kita untuk jangan cepat menyerah, apalagi sebelum mencapai
garis akhir. Mungkin kita pernah gagal di masa lalu, tapi bukan berarti kita ditakdirkan untuk
gagal. Dengan pantang menyerah, keberhasilan pasti kita raih.

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 54 of 59

Tip Untuk Pelayan

AHAD pagi yang cerah, bunga matahari di pekarangan rumah berdiri dengan megah dan
mekarnya menambah keindahan hari. Hari dimana para pekerja kantoran, PNS, ataupun anak
sekolah bersantai ria tanpa harus memikirkan tugas kantor atau PR yang membuat stress.
Ahad biasanya digunakan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga tercinta.
Meninggalkan rutinitas yang padat enam hari ke belakang, apalagi jika cuaca di luar semakin
mendukung. Hmm.. surga dunia.
Langit biru dengan paduan awan putih menambah semarak hari libur ini. Belum lagi dengan
kicauan burung yang terdengar mengalun merdu, yang hinggap di pepohonan hijau nan
rindang. Pantas saja jika tempat ini menjadi tempat favorit untuk sekedar bersepeda atau
duduk di bawah pohon. Sambil mendengarkan alunan musik lewat earphone yang sengaja
dibawa untuk temani pagi yang cerah.
Ineu sengaja datang ke kedai es krim, tak jauh dari komplek perumahan elit di seberang jalan.
Ia ingin sekali menyantap es krim kegemarannya, rasa vanilla blue. Pintu kedai itu unik,
dirancang menyerupai corong es krim berwarna pink mencolok. Dengan taburan kismis dan
saus coklat diatasnya, sangat menggugah selera.
Setelah masuk ke dalam, meja dan kursi pun dihias dengan gambar es krim berbagai rasa.
Tak ketinggalan, pelayan pun memakai topi yang lucu berbentuk corong es krim berwarna
hijau terang.
Silahkan de, mau pesan yang mana? sambut pelayan wanita sambil menyodorkan daftar
menu yang dibawanya.
Hmm, kalau yang ini berapa harganya? Ineu menunjuk gambar es krim rasa vanilla blue
dengan taburan kacang dan saus strawberry diatasnya.
Lima puluh ribu de, jelas pelayan.
Gadis berumur 11 tahun itu merogoh saku bajunya dan mengeluarkan uang receh. Kalau
tidak pakai kacang berapa? tanya Ineu.
Dua puluh lima ribu! jawab pelayan itu dengan nada agak tinggi. Sejak awal dia sudah
tidak yakin dengan anak yang di hadapannya. Anak ini tidak akan mampu membeli es krim
seharga lima puluh ribu.
Pelayan itu kemudian memandang Ineu sinis dari atas kepala hingga ujung kaki. Rambut
berantakan, kaos kebesaran, celana yang sakunya juga robek, dan sepasang sandal jepit yang
hampir putus membuat pelayan tidak yakin jika Ineu mampu membeli es krim di tempat ini.
Kalau tidak pakai saus strawberry jadi berapa? tanya Ineu lagi kepada pelayan.
Lima belas ribu!! jawab pelayan, kali ini dengan suara yang tinggi dan terdengar geram.
Ineu kembali melihat uang receh yang masih berada dalam genggaman. Ia menghitungnya,
ternyata hanya ada sepuluh ribu. Kalau belinya setengah porsi, tanpa kacang dan saus
strawberry berapa?

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 55 of 59

Jadi sepuluh ribu!! Kalau kamu tidak mampu membeli tidak usah memakasakan diri lah.
Mending sekarang kamu pulang terus mandi, pergi sana!! jawab si pelayan.
Ineu hanya tersenyum, sambil menyodorkan uang recehan berjumlah sepuluh ribu. Aku
pesan setengah porsi saja tanpa kacang dan saus strawberry.
Pelayan itu dengan terpaksa menerima uang recehan yang harus dihitungnya kembali. Sambil
berlalu menuju ruang pesanan yang terletak di bagian belakang kedai. Setelah satu menit
menunggu, akhirnya pesanan Ineu datang juga. Ineu tersenyum bahagia menyambut es krim
vanilla blue yang akan menjadi miliknya.
Terima kasih dan ini tip untuk mba, sambil menyodorkan selembar uang lima puluh ribu
diatas baki yang dibawa pelayan. Ineu melenggang pergi tanpa melihat ekspresi pelayan yang
bengong.
Pelayan itu diam seribu bahasa, ia merasa malu karena telah berprasangka buruk kepada Ineu.
Dan yang lebih mengagetkannya lagi ketika ayah Ineu datang menghampiri dengan
menggunakan mobil mewah keluaran terbaru, dan hanya dimiliki beberapa orang saja di
dunia.
Ia juga terkejut saat temannya yang lain memberitahu bahwa tuan toko itu adalah ayah Ineu.
Yah, memang dia baru beberapa minggu bekerja disana. Padahal memang Ineu sengaja
berpenampilan seperti itu karena ia akan berlatih drama bersama teman-temannya, yang akan
dipentaskan sekolah pekan depan.
Dari sepenggal cerita diatas, kita dapat mengambil sebuah pelajaran. Kita tidak boleh menilai
orang hanya dari luarnya saja. Kita tidak boleh berburuk sangka kepada orang lain. Karena
Islam tidak pernah membeda-bedakan manusia dari warna kulit, ras ataupun status. Tapi yang
membedakannya hanya dari kadar ketaqwaan saja.
Seperti dalam ayat,
Wahai manusia! Sungguh kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu
saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertaqwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti. (QS. Al-Hujurat:13).
Sebenarnya sikap pelayan tadi bisa dikatakan sebagai sikap diskriminasi. Dan pada jaman
dahulu, praktik diskriminasi itu sudah ada. Contohnya saja praktik perbudakan. Seiring
kedatangan Islam, perbudakan mulai dihapus, hal ini dicontohkan Rasulullah saw., saat
memerdekakan Bilal bin Rabah. Mengangkat budak hitam legam ini menjadi muadzin dan
salah satu sahabat kepercayaannya.

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 56 of 59

Hijaunya Batang Bambu


SEBATANG bambu yang indah tumbuh di
halaman rumah seorang petani. Batang
bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara
batang-batang bambu lainnya.
Suatu hari datanglah sang petani yang
empunya pohon bambu itu. Dia berkata
kepada batang bambu, Wahai bambu,
maukah engkau kupakai untuk menjadi pipa
saluran air, yang sangat berguna untuk
mengairi sawahku?
Batang bambu menjawabnya, Oh tentu aku mau bila dapat berguna bagi engkau, Tuan. Tapi
ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku menjadi pipa saluran air itu.
Sang petani menjawab, Pertama, aku akan menebangmu untuk memisahkan engkau dari
rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu yang dapat melukai
orang yang memegangmu. Setelah itu aku akan membelah-belah engkau sesuai dengan
keperluanku.
Terakhir aku akan membuang sekat-sekat yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat
mengalir dengan lancar. Apabila aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi
pipa yang akan mengalirkan air untuk mengairi sawahku sehingga padi yang kutanam dapat
tumbuh dengan subur.
Mendengar hal ini, batang bambu lama terdiam, kemudian dia berkata kepada petani, Tuan,
tentu aku akan merasa sangat sakit ketika engkau menebangku. Juga pasti akan sakit ketika
engkau membuang cabang-cabangku, bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belah
batangku yang indah ini, dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-ngorek bagian
dalam tubuhku untuk membuang sekat-sekat penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui
semua proses itu, Tuan?
Petani menjawab pertanyaan batang bambu itu, Wahai bambu, engkau pasti kuat melalui
semua itu. Karena aku memilihmu justru karena engkau yang paling kuat dari semua batang
pada rumpun ini. Jadi tenanglah.
Akhirnya batang bambu itu menyerah, Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali berguna bagimu. Ini
aku, tebanglah aku, perbuatlah sesuai dengan yang kau kehendaki.
Setelah petani selesai dengan pekerjaannya, batang bambu indah yang dulu hanya menjadi
penghias halaman rumah petani. Kini telah berubah menjadi pipa saluran air yang mengairi
sawahnya sehingga padi dapat tumbuh dengan subur.
Ikhwahfillah, pernahkah kita berfikir bahwa dengan masalah yang datang silih-berganti tak
habis-habisnya, mungkin Allah sedang mentarbiyah diri kita untuk menjadi lebih baik di
hadapan-Nya?
Sama seperti batang bambu itu, kita sedang ditempa, Allah sedang membuat kita sempurna.
Dia sedang membuang kesombongan dan segala sifat kita yang tak berkenan bagi-Nya.
Tapi jangan khawatir, kita pasti kuat karena Allah tak akan memberikan beban yang tak
mampu kita pikul. Jadi maukah kita berserah pada kehendak Allah, membiarkan Dia bebas
menjalankan skenarionya di dalam diri kita?
Seperti batang bambu itu, mari kita berkata, Ini aku yaa Allah, perbuatlah sesuai dengan
yang Kau kehendaki.
Intinya, kita Ikhlas menyerahkan diri kepada Allah. Biarlah Dia yang mengatur hidup kita ini
karena yang dikehendaki oleh Allah adalah yang terbaik untuk kita jalani.

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 57 of 59

Bersedekahlah, Maka Kau Akan Kaya

Ekonomi dan keuangan yang terjadi secara global (di seluruh dunia) membuat hidup kita
mungkin semakin terhimpit dalam berbagai kesulitan. Sedekah bisa menjawab persoalan itu.
Kita semua tentu sudah mengetahui bahwa kekayaan tidak akan membawa arti tanpa ada
keberkahan. Dengan adanya keberkahan, harta dan rezeki yang sedikit akan bisa terasakan
mencukupi. Sebaliknya, tanpa keberkahan rezeki yang meskipun banyak akan terasakan
sempit dan menyusahkan.
Agar rezeki yang Allah swt berikan kepada kita menjadi berkah, Rasulullah saw
menganjurkan kepada umatnya untuk memperbanyak sedekah. Sabda Rasulullah saw,
Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah. Dalam hadis lain, Rasulullah saw
menjelaskan, Setiap awal pagi, semasa terbit matahari, ada dua malaikat menyeru kepada
manusia di bumi. Yang satu menyeru, Ya Tuhanku, karuniakanlah ganti kepada orang yang
membelanjakan hartanya kerena Allah. Yang satu lagi menyeru, Musnahkanlah orang yang
menahan hartanya.
Sedekah walaupun kecil tetapi amat berharga di sisi Allah swt. Orang yang bakhil dan kikir
dengan tidak menyedekahkan sebagian hartanya akan merugi di dunia dan akhirat karena
tidak ada keberkahan. Jadi, sejatinya orang yang bersedekah adalah untuk kepentingan
dirinya. Sebab, menginfakkan (belanjakan) harta akan memperoleh berkah, dan sebaliknya
menahannya adalah celaka.
Dari segi bentuknya, sedekah sesungguhnya tidak dibatasi pemberian dalam bentuk uang,
tetapi sejumlah amal kebaikan yang dilakukan seorang Muslim, termasuk sedekah
sebagaimana hadis dari Abu Musa r.a. berkata bahwa nabi saw. bersabda, Tiap Muslim
wajib bersedekah.
Sahabat bertanya, Jika tidak dapat? Nabi menjawab, Bekerjalah dengan tangannya yang
berguna bagi dirinya dan ia dapat bersedekah. Sahabat bertanya lagi, Jika tidak dapat,
jawab Nabi, Membantu orang yang sangat membutuhkan. Sahabat bertanya lagi, Jika
tidak dapat? Jawab Nabi, Menganjurkan kebaikan. Sahabat bertanya lagi, Jika tidak
dapat? Nabi menjawab, Menahan diri dari kejahatan, maka itu sedekah untuk dirinya
sendiri.
Hadis tersebut menggambarkan 4 tingkatan. Pertama, bekerja dan berusaha dengan
kemampuannya sehingga ia mendapat keuntungan dan dari keuntungan itu ia dapat
bersedekah. Keutamaan seorang Muslim jika ia bekerja dengan tekun penuh keikhlasan, ia
akan kuat secara ekonomi yang dipandang oleh Allah lebih baik dan lebih dicintai. Kepada
Muslim yang diberi rezeki oleh Allah kemudian ia menyedekahkannya di jalan Allah kita
patut meneladaninya sebagaimana hadis dari Abdullah bin Masud riwayat Bukhari dan
Muslim, bahwa Rasulullah bersabda, tidak ada iri hati yang diperbolehkan, selain terhadap
dua hal, yaitu, terhadap seorang Muslim yang dianugerahi harta benda dari Allah, lalu
tergeraklah hatinya untuk menghabiskannya menurut jalan yang hak dan terhadap seorang
Muslim yang telah diberi ilmu yang bermanfaat oleh Allah, lalu ia menggunakannya untuk
mengadili manusia dan mengajarkannya.

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 58 of 59

Kedua, membantu orang yang sangat butuh bantuan. Sangat dianjurkan sebagai salah satu
bentuk kepedulian kemanusiaan, Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 280, Dan jika
orang yang berutang itu dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia memiliki
kelapangan dan kemampuan. Dan bersedekahlah sebagian atau seluruh piutangnya itu lebih
baik bagimu jika kamu betul-betul tahu.
Ketiga, menyuruh kepada kebaikan. Kebaikan yang dilakukan oleh seseorang karena perintah
dari seorang Muslim akan menjadi sedekah karena siapa yang menunjukkan kepada
kebaikan, maka seolah-olah ia melakukan kebaikan sebagaimana seseorang melakukan
kebaikan.
Keempat, menahan diri dari perbuatan yang buruk yang dapat menjerumuskan seseorang
pada kezaliman sebagai bentuk sedekah, karena menahan diri adalah sikap yang cukup sulit
untuk dilakukan dan hanya orang yang sudah terlatih saja yang akan mampu menahan diri
dari segala bentuk kejelekan.
Dari penjelasan hadis di atas, sedekah tidak mesti dengan hanya mengeluarkan sejumlah
materi atau uang, tetapi semua amal kebajikan yang dilakukan seorang Muslim, seperti
menciptakan kebersihan lingkungan, bersikap santun, memberikan pendidikan agama kepada
anak dan istri dan bahkan memberikan senyuman pun adalah sedekah (H.R. Baihaqi).
Bersedekah merupakan aktivitas seorang Muslim yang memiliki sifat keutamaan, karena
ketinggian derajat seorang Muslim ditentukan oleh sebesar dan sejauh mana ia memiliki
kepedulian dan kepekaan sosial kepada Muslim yang lainnya. Jadi, krisis keuangan global?
Siapa takut! Bersedekahlah! Allah swt menjamin, kita tidak akan pernah menjadi faqir!

Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha

Page 59 of 59

Anda mungkin juga menyukai