Tentang Sunnah
Sholat Dhuha
Serta beberapa artikel renungan motivasi diri
Condro_W_Kurniadi
5/14/2014
Sobat. . . .
Dari buku "Dahsyatnya Bangun Pagi, Tahajud, Subuh dan Dhuha" Karya Fadlan al-ikhwani yang
saya baca, kita dapat Meraih 4 Kemenangan setiap harinya yaitu
1. KEMENANGAN ke-1 adalah saat kita BANGUN PAGI
2. KEMENANGAN ke-2 adalah saat kita SHALAT TAHAJUD
3. KEMENANGAN ke-3 adalah saat kita SHALAT SUBUH
4. KEMENANGAN ke-4 adalah saat kita SHALAT DHUHA
Nah, memang seharusnya sebagai seorang muslim sejati, kita berlomba-lomba untuk menjadi
seorang PEMENANG. Menjadi seorang pemenang itu tidak sulit ko', asalkan kita memiliki niat yg
kuat, ikhtiar yang maksimal, ingin merasakan manfaat yg akan didapat, dan berusaha agar bisa
istiqomah. Insya Allah kita bisa menjadi seorang PEMENANG ^^9
Mari lengkapi hari kita dengan salat dhuha, syukur2 apabila sebelumnya kita bisa bangun pagi,
melaksanakan salat tahajud dan salat subuh berjamaah bagi laki-laki. Nah, kalo bangun kesiangan,
otomatis tidak mendirikan point 1, 2, dan 3, alangkah baiknya kita mendirikan salat dhuha :)
Memang salat dhuha itu ibadah sunnah, tapi tidak membuat kita menyepelekan salat
dhuha. Terkadang di waktu pagi hari terutama di waktu libur, kita lebih senang melanjutkan tidur,
duduk di depan TV, laptop, dan komputer berjam-jam, sampai tidak terasa waktu dhuhur telah tiba.
Alangkah merugi diri kita :(
Ayooo kawan MOVE ON!!!!
Kita harus punya keinginan yang kuat untuk menjadi seorang PEMENANG setiap hari, yaitu dengan
melengkapi hari dengan salat dhuha ^^
1. Waktu Salat Dhuha
Page 1 of 59
Dari penjelasan diatas, dapat diambil simpulan bahwa kita bisa mendirikan salat dhuha disaat sinar
matahari sudah mulai menyengat, sekitar jam 08.00-11.00 pagi. Akan tetapi banyak pendapat yg
mengatakan apabila jam 07.00 pagi sudah terasa sengat matahari, kita bisa mendirikan salat dhuha
tanpa harus menunggu sampai jam 08.00 pagi.
2. Jumlah Rakaat Salat Dhuha
Bilangan rakaat salat dhuha adalah genap. Salat dhuha bisa dikerjakan 2, 4, 6, 8, 10 dan 12 rakaat.
Allah tidak memberatkan hamba-Nya ko, Allah menyukai hamba-Nya yang mendirikan ibadah secara
istiqomah.
Kita bisa mendirikan salat dhuha meskipun 2 / 4 rakaat asalkan bisa istiqomah setiap hari ^^.
3. Manfaat Salat Dhuha
Page 2 of 59
Ya, kita pasti akan melakukan pekerjaan apapun asalkan bermanfaat baik untuk diri kita atau orang
lain.
Sobat, banyak keajaiban dan manfaat yang luar biasa di salam salat dhuha, cekidot :)
Pertama, shalat Dhuha merupakan ekspresi terima kasih kita kepada Allah Swt. atas nikmat sehat
bugarnya setiap sendi dalam tubuh kita. Menurut Rasulullah Saw., setiap sendi dalam tubuh kita
yang jumlahnya 360 ruas setiap harinya harus diberi sedekah sebagai makanannya.
Kedua, shalat Dhuha merupakan wahana pengharapan kita akan rahmat dan nikmat Allah Swt.
sepanjang hari yang akan dilalui, entah berupa nikmat fisik maupun materi.
Ketiga, shalat Dhuha sebagai pelindung untuk menangkal siksa api neraka di hari pembalasan
(kiamat) nanti.
Tentunya masih banyak keajaiban di dalam salat dhuha. Apabila kita dapat mendirikan setiap hari,
Insya Allah di setiap hari itulah Allah akan memberikan kelancaran di setiap aktivitas kita, membuat
hati kita menjadi tentram, dan Allah akan selalu melindungi kita.
So, Rasakan Sendiri Manfaatnya Sob! ^_^
4. Do'a Salat Dhuha
Dalam tulisan arab: "Allahumma innad dhuha-a dhuha-uka, wal baha-a baha-uka, wal jamala
jamaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka, wal 'ismata 'ismatuka. Allahumma in
kana rizqi fis sama-i fa-anzilhu, wa in kana fil ardhi fa akhrijhu, wa in kana muassaron fa yassirhu, wa
in kana haroman fathohhirhu, wa in kana baidan faqorribhu, bihaqqi dhuha-ika, wa baha-ika, wa
jamalika, wa quwwatika, wa qudrotika, aatini ma atayta 'ibadakas sholihin".
Page 3 of 59
Artinya: "Ya Allah, bahwasannya waktu dhuha itu adalah waktu dhuha-Mu, dan keagungan itu
adalah keagungan-Mu, dan keindahan itu adalah keindahan-Mu, dan kekuatan itu adalah kekuatanMu, dan perlindungan itu adalah perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rizkiku masih di atas langit, maka
turunkanlah, jika masih di dalam bumi, maka keluarkanlah, jika masih sukar, maka mudahkanlah, jika
(ternyata) haram, maka sucikanlah, jika masih jauh, maka dekatkanlah, Berkat waktu dhuha,
keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah
Engkau limpahkan kepada hamba-hambaMU yang sholeh".
( Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Duha )
SEMOGA BERMANFAAT ^_^
Page 4 of 59
Page 5 of 59
Dari Zaid bin Arqam, bahwa ia melihat orang-orang mengerjakan shalat Dhuha [pada waktu yang
belum begitu siang], maka ia berkata: Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa
shalat Dhuha pada selain saat-saat seperti itu adalah lebih utama, karena sesungguhnya Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Shalatnya orang-orang yang kembali kepada ALLAH adalah pada waktu anak-anak onta sudah
bangun dari pembaringannya karena tersengat panasnya matahari. [HR. Muslim]
Penjelasan:
Anak-anak onta sudah bangun karena panas matahari itu diqiyaskan dengan pagi hari jam 08:00 AM,
adapun sebelum jam itu dianggap belum ada matahari yang sinarnya dapat membangunkan anak
onta.
Page 6 of 59
Page 7 of 59
* Shalat Dhuha
Adalah shalat sunah yang dilakukan seorang muslim ketika waktu Dhuha. Hukum shalat dhuha
sebenarnya tidak dijelaskan secara rinci di dalam al quran sehingga kita tidak dapat menyimpulkan
dengan tegas hukum shalat ini (mungkin saya yang balum tau, mungkin di jelasin di hadits, dll. ).
Meskipun demikian kita tetap wajib menganggap bahwa shalat dhuha ini merupakan salah satu
shalat yang harus diutamakan, mengapa demikian sebab banyak hadist dan sabda rasul membahas
tentang shalat dhuha.
Waktu dhuha adalah waktu ketika Matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya fajar
(kira-kira antara pukul 7-8 pagi) hingga waktu mendekati dzuhur (sekitar pukul 11). Jumlah rakaat
shalat dhuha minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat. Dan dilakukan dalam satuan 2 rakaat sekali
salam.
Manfaat atau faedah salat dhuha yang dapat diperoleh oleh orang yang melaksanakannya adalah
dapat melapangkan hati dalam segala hal terutama dalam hal rezeki, karena pada dasarnya shalat
dhuha merupakan shalat untuk mendekatkan kita pada rezeki.
Hadits Rasul tentang shalat dhuha :
Barang siapa salat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana disurga
(H.R. Tirmiji dan Abu Majah)
Siapapun yang melaksanakan salat dhuha, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu
sebanyak buih di lautan.
(H.R Tirmidzi)
Dari Ummu Hani bahwa Rasulullah SAW salat dhuha 8 rakaat dan bersalam tiap dua rakaat. (HR
Abu Daud)
Dari Zaid bin Arqam ra. Berkata,Nabi SAW keluar ke penduduk Quba dan mereka sedang salat
dhuha. Ia bersabda,?Salat awwabin (dhuha) berakhir hingga panas menyengat (tengah hari).
(HR Ahmad Muslim dan Tirmidzi)
Page 8 of 59
Rasulullah bersabda di dalam Hadis Qudsi, Allah SWT berfirman, Wahai anak Adam, jangan sekalikali engkau malas mengerjakan empat rakaat salat dhuha, karena dengan salat tersebut, Aku
cukupkan kebutuhanmu pada sore harinya.
(HR Hakim & Thabrani)
Barangsiapa yang masih berdiam diri di masjid atau tempat shalatnya setelah salat shubuh karena
melakukan iktikaf, berzikir, dan melakukan dua rakaat salat dhuha disertai tidak berkata sesuatu
kecuali kebaikan, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun banyaknya melebihi buih di lautan.
(HR Abu Daud)
Dari Abi Zar r.a. dari Nabi SAW, beliau bersabda, Setiap pagi ada kewajiban untuk bersedekah
untuk tiap-tiap persendian (ruas). Tiap-tiap tasbih adalah sedekah, riap-tiap tahlil adalah sedekah,
tiap-tiap takbir adalah sedekah, dan menganjurkan kebaikan serta mencegah kemungkaran itu
sedekah. Cukuplah menggantikan semua itu dengan dua rakaat salat Dhuha.
(HR Muslim)
Luar biasa yaa nikmat nya sholat Dhuha, Mungkin teman-teman ada yang masih berat untuk
ngelaksanain nya ,karena mungkin aktifitas kita yang luar biasa sibuk di jam-jam segitu. ada metode
untuk membuat sholat dhuha itu ringan kok yaitu Habits / Biasa. tenang aja... coba antum mampir ke
artikel saya sebelumnya "Habits"
* Shalat Tahajjud
Adalah shalat sunah yang dikerjakan di malam hari setelah terjaga dari tidur. Hukum shalat tahajjud
adalah sunah muakkad atau shalat yang hukumnya mendekati wajib seperti shalat fardu | Salat
tahajjud dikerjakan sedikitnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya tidak terbatas.
Tata cara pelaksanaan shalat tahajjud kurang lebih sama dengan sholat-sholat lainnya,
Shalat malam (tahajjud):
Hukum shalat malam: 11:114, 25:64, 26:219
Keutamaan shalat malam: 11:114, 17:79, 50:40, 73:2, 73:20, 76:26
Waktu shalat malam: 3:113, 17:79, 25:64, 26:218, 32:16, 39:9, 50:40,51:17, 73:6
Ukuran bacaan pada shalat malam: 20:130, 73:3
Etika shalat malam: 73:20
Meninggalkan kesulitan dalam shalat malam: 2:286, 73:20
Jika kita perhatikan ayat-ayat al quran ada 6234, > 35% isi dari ayat-ayat tersebut menerangkan
tentang kenikmatan allah beserta orang-orang yang beriman, <= 25% menjelaskan tentang
musibah/azab, dan orang-orang kafir, serta sisanya menerangkan tentang hari kiamat, qada dan
qadar, makanan haram, minuman haram, perhiasan, hukum pidana, dll.
Setelah kita mengetahui isi dari kebanyakan ayat-ayat al quran tersebut, maka kita gambarkan
dalam kehidupan.
> 35% menerangkan kenikmatan, kita semua tentu dapat menilai diri kita sendiri, seberapa sering
kita mendapat kenikmatan dan seberapa sering kita mendapatkan musibah (kalau azab terlalu
ekstrem. ). Mungkin jika di bandingkan wah 1000000++ : 1, gak kehitung kan. dalam 1 hari kita bisa
bernafas, berjalan, menghirup udara, melihat, berkedip, dll. Itu kita lakukan rutin tiap hari. Tapi coba
nilai kapan kita sakit? paling 1-2 hari juga sembuh,
Nah bingung ... bagus :)
Begitu luar biasanya nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita, sudah seharusnya kita bersyukur
atas Segala pemberian Nya ,yang bahkan kita tidak memintanya.
Saya akui yang namanya tidur itu nikmat yang diberikan Allah untuk kita, tapi jangan sampai syetan
Page 9 of 59
Page 10 of 59
Sebuah sunnah yang banyak ditinggalkan oleh kebanyakan orang di zaman ini. Itulah Sholat
Dhuha, sholat yang dikerjakan di awal siang, di saat matahari sudah terbit seukuran satu
tombak. Anak onta kala itu mulai kepanasan oleh teriknya matahari.
Sholat Dhuha memang tidak semasyhur dengan sholat-sholat sunnah lainnya, karena banyak
orang yang jarang mendengarkan penjelasan tentang kedudukan, hukum, dan dalil seputar
Sholat Sunnah Dhuha.
Saking kurangnya penjelasan tentang sholat yang satu ini, sampai sebagian kaum muslimin
ragu mengerjakannya, bahkan ia meninggalkannya selama hayat masih dikandung badan.
Jadi, selama hidupnya, ia tak mengenal yang disebut dengan Sholat Dhuha. Yang ia kenal
hanya Sholat Lail yang lebih dikenal dengan Sholat Tahajjud.
Pasalnya kenapa? Akibat kurangnya pengajaran dan keterangan dari para dai dan muballigh
tentang hukum dan dalil yang mendasari Sholat Dhuha. Nah, sebagai sumbangsih dalam
melestarikan Sholat Dhuha, maka kami menurunkan tulisan ini, setelah memohon kepada
pertolongan dan taufiq-Nya.
Para pembaca yang budiman, Sholat Dhuha merupakan sholat yang amat diperhatikan oleh
Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam-. Tak heran bila beliau di suatu hari mengajari dan
mewasiatkan sebagian sahabatnya agar memperhatikan sholat ini dalam kehidupan mereka.
Abu Hurairah -radhiyallahu anhu- berkata,
"
$% &'(') &*
+ * ' , ./
Kekasihku (yakni, Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-) telah mewasiatiku tentang tiga
perkara yang tak kutinggalkan sampai aku mati: Puasa tiga hari dalam setiap bulannya,
Sholat Dhuha, dan tidur dalam keadaan (usai) berwitir. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohihnya (1178) dan Muslim dalam Shohih-nya (721)]
Wasiat dalam tiga perkara ini, bukan hanya didapatkan oleh Abu Hurairah -radhiyallahu
anhu- dari Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-. Bahkan disana ada sahabat lain yang juga
menerima wasiat mulia ini dari Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-.
Dari Abu Ad-Darda -radhiyallahu anhu" 6% , ./
( 7
$% -1'2 3(' ' - 0(0 *
% 89 /
+*
Page 11 of 59
Kekasihku -Shallallahu alaihi wa sallam- telah mewasiatiku dengan tiga perkara yang tak
akan kutinggalkan selama aku masih hidup : Puas tiga hari dalam setiap bulan, Sholat
Dhuha dan agar aku tak tidur sampai aku berwitir. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (no.
722), dan Abu Dawud dalam Sunan-nya (no. 1433)]
Sholat Dhuha merupakan ibadah yang sudah masyhur di zaman kenabian. Para sahabat telah
banyak mendengarkan perihal Sholat Dhuha dari Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-. Hal ini
tergambar dari peristiwa yang dikisahkan oleh sebagian sahabat.
Dari Al-Qosim Asy-Syaibaniy, ia berkata
2
-
' 7
/ J < ; ( 7
/? > ' = / < ? , ./
. .
< H
B 1 B % >
. 7
+ ( (% M B -1'2 3(' '
K/ L
Zaid bin Arqom pernah melihat suatu kaum sedang melaksanakan sholat di waktu Dhuha
seraya beliau berkata, Tidakkah mereka telah mengetahui bahwa sholat (yakni, Sholat
Dhuha) pada selain waktu ini adalah lebih utama. Sesungguhnya Rasulullah -Shallallahu
alaihi wa sallam- pernah bersabda, Sholatnya orang-orang awwabin (orang yang kembali
kepada Allah) ketika memanasnya anak unta. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (no. 748)]
Dinamai dengan Sholat Awwabin, karena tak ada yang mampu menjaga dan melaziminya,
kecuali orang-orang awwabin.
Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,
(% M & : B
" , ./
' Q< , "
Tak ada yang menjaga Sholat Dhuha, kecuali seorang awwabin, dan ia (Sholat Dhuha)
adalah Sholat Awwabin. [HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shohih-nya (1224) dan Al-Hakim
dalam Al-Mustadrok (no. 1182). dan Ath-Thobroniy dalam Al-Awsath (no. 3865)]
Al-Imam Al-Munawiy -rahimahullah- berkata,
=R/ +
B
' 3(<
Di dalamnya terdapat sanggahan atas orang yang membenci Sholat Dhuha seraya berkata,
Sesungguhnya melazimi Sholat Dhuha akan mewariskan kebutaan. [Lihat At-Taisir
(2/973)]
Kata awwabin, maksudnya orang-orang yang kembali kepada Allah dari dosa-dosanya.
Seorang hamba yang berbuat dosa akan jauh dari Allah sesuai dengan tingkat dosa yang ia
kerjakan. Jika ia sadar dan meninggalkan maksiat dan dosa-dosanya, lalu menggantinya
amal-amal sholih, maka ia dianggap telah kembali kepada Allah dan mendekat kepada-Nya
dengan amal ketaatan yang ia kerjakan. Nah, di dalam hadits ini terdapat isyarat bahwa yang
menjaga sholat ini adalah orang-orang yang taat dan selalu dekat dengan Allah -Azza wa
Jalla-. Wallahu Alam bish showab. [Lihat Hasyiyah As-Sindiy ala Al-Musnad]
Diantara orang-orang awwabin adalah Nabiyyullah Dawud alahis salam-. Sholat inilah
yang dahulu dilazimi oleh beliau. Ketika Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- datang kepada
para sahabat, maka beliau tetap melestarikan Sholat Dhuha ini, karena mencontoh Dawud
alaihis salam-.
Allah -Azza wa Jalla- berfirman dalam menghibur Nabi Muhammad -Shallallahu alaihi wa
sallam-,
(18)
3 > *M >* 0 / ? ' 0
3R 0U / * V 2
( *17)
R / % , 0H
& 9
Y
[19 - 17 : ( ]19)
, ( [/
3/ 9
Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan; dan ingatlah hamba Kami Daud yang
mempunyai kekuatan. Sesungguhnya dia amat suka kembali (kepada Tuhan). Sesungguhnya
kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan
pagi. Dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. masingmasingnya amat kembali kepada Allah. (QS. Shood : 17-19)
Al-Imam Ibnul Arabiy Al-Malikiy -rahimahullah- berkata,
3 } *3 / B &< > % > B " / Y
30a< {
3R 0U / * V 2
*
R / % , 0H
> , / J <&
& 9
`
Y
d a7
/ 8B 8* 3+ '
+
= 9
K/ > U +
V % ( ' 0 + " 7
M <& 6< c
Page 12 of 59
+ 1 / & ' * 7
/
=>R ( , " m
(< ' U / > h % c
1 *k< ( / ' K l /
= 9
( > B d '[
' > a * ' 7
= n Y % & a/ 8B 1 ' U %
Di dalam hadits ini terdapat isyarat tentang keteladan kepada Dawud dalam Firman Allah,
Sesungguhnya dia amat suka kembali (kepada Tuhan). Sesungguhnya kami
menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan
pagi. Jadi, Allah mengingatkan bahwa sholatnya Dawud ketika matahari bersinar. Panas
matahari telah memberikan pengaruh pada tanah, sehingga anak unta merasakan panasnya
tanah. Anak unta tak akan menderum padanya. Hal ini berbeda dengan sesuatu yang
dilakukan oleh orang-orang lalai pada hari ini. Sesungguhnya mereka melaksanakan Sholat
Dhuha saat terbitnya matahari. Bahkan orang-orang jahil lebih parah lagi. Mereka
melakukan Sholat Dhuha, sementara matahari belum terbit seukuran satu-dua tombak.
Mereka menyengaja (memilih) waktu terlarang menurut ijma, karena kejahilan mereka.
[Lihat Thorh At-Tatsrib (3/352)]
Sholat Dhuha ini amat dianjurkan oleh Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-, sebab ternyata
nikmat jasad yang berikan kepada kita diberi beban untuk bersedekah pada setiap
harinya untuk setiap persendian dan tulang-belulang yang menopang jasad kita.
Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,
B> ( 0o + B> '(' + B> =( > , + B> ,(
+ o < B> 1 > 2
' m 07
0H
, ./
=
R
h
U
B
>
o
a
=
/
B
>
R
=
/
%
Bagi setiap persendian dari seorang diantara kalian terdapat sedekah. Jadi, setiap tasbih
adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan Laa ilaaha illah) adalah
sedekah, setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan yang maruf adalah sedekah, dan
melarang kemungkaran adalah sedekah. Mencukupi hal itu, dua rakaat yang dilakukan pada
waktu Dhuha. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (720) dan Abu Dawud dalam Sunan-nya (no.
1285, 1286 dan 5243)]
Al-Allamah Syamsul Haqq Al-Azhim Abadiy -rahimahullah- berkata,
(' s< ,=/` ' ,/ ( R m7+ * RB
(0 ,./ .< 1s ' (/ 3(<
Di dalam hadits ini terdapat dalil tentang agungnya keutamaan Sholat Dhuha dan besarnya
kedudukan sholat ini serta sahnya Sholat Dhuha sebanyak dua rakaat dan terdapat anjuran
untuk menjaga Sholat Dhuha. [Lihat Aunul Ma'bud (4/116) oleh Al-Azhim Abadiy, cet.
Darul Kutub Al-Ilmiyyah, 1415 H]
Persendian yang dimiliki oleh seorang manusia berjumlah 360. Setiap persendian itu
membutuhkan sedekah berupa amal-amal sholih. Namun siapakah yang mampu
mengumpulkan sejumlah amal sholih dalam setiap hari dengan jumlah tersebut. Disinilah
akan tampak bagi anda fadhilah besar bagi Sholat Dhuha. Ternyata ia mampu
mencukupi dan menutupi sedekah bagi 360 persendian manusia.
Dari Buraidah -radhiyallahu anhu-, ia berkata, Aku pernah mendengarkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,
([ J / < = : / B . B> a 7
> 7
r/ w
3 ( 'R < 7
* Y
K
K t 2
H
&<
ra
h U + , ./
[/ 3 (, a+ & 9/ a<> + > U H
Pada diri manusia terdapat 360 persendian. Harus baginya bersedekah untuk setiap dari
persendian itu
Mereka berkata, Siapakah yang mampu melakukan hal itu wahai Rasulullah?
Beliau bersabda, Dahak yang ada di masjid kau tanam, atau sesuatu (berupa gangguan) di
jalan engkau singkirkan. Jika kau tak mampu juga, maka dua rakaat Sholat Dhuha telah
mencukupi bagimu. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (5/356), Abu Dawud dalam Sunan-nya
(5242), Ibnu Khuzaimah dalam Shohih-nya (1226), Ibnu Hibban dalam Shohih-nya (1642),
dan Ath-Thohawiy dalam Syarh Musykil Al-Atsar (no. 99)]
Al-Imam Al-Iroqiy -rahimahullah- berkata,
aH
< 3 (<
7
( 2
/ 1 (s .
y = ? ? + *3 ( ' = / , ./
Page 13 of 59
Di dalamnya terdapat keutamaan besar bagi Sholat Dhuha, karena hadits ini menunjukkan
bahwa Sholat Dhuha berkedudukan sama dengan 360 kebaikan. [Lihat Thorh At-Tatsrib
(3/349)]
Ibnu Abdil Barr berkata, Ini merupakan sesuatu yang paling dalam (kuat) tentang
keutamaan Sholat Dhuha. [Lihat Al-Istidzkar (2/266) oleh Ibnu Abdil Barr, cet. Dar AlKutub Al-Ilmiyyah, 1421 H]
Kebaikan yang ada pada Sholat Dhuha menyamai pahala umroh. Sebuah keutamaan yang
amat besar dan berharga. Adakah diantara kita yang mampu melakukan umroh dalam setiap
harinya?! Jelas tak ada!! Namun keutamaan itu ternyata dapat dikejar dengan melazimi
Sholat Dhuha.
+ / )
m(
a " , ./
= R = / n 6 n 6< " 307
0H
Barangsiapa yang keluar menuju Sholat Dhuha, sedang tak ada yang membuatnya capek
kecuali sholat itu, maka pahalanya laksana pahala orang yang ber-umroh. [HR. Abu
Dawud dalam Sunan-nya (no. 558). Dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Shohih AlJami' (no. 6228)]
Keutamaannya bukan cuma sampai disini, bahkan Allah memberikan penjagaan dan
pemeliharaan dari segala keburukan dengan sebab Sholat Dhuha sebanyak empat rakaat.
Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,
)
R d %& / % : n h B
rK a/
Allah -Azza wa Jalla- berfirman, Wahai anak cucu Adam, sholatlah kepadaku empat
rakaat pada awal siang, niscaya aku akan menjagamu pada akhir siang. [HR. Ahmad
dalam Al-Musnad (5/287), Ibnu Hibban dalam Shohih-nya (no. 2533-2534), Ad-Darimiy
dalam Sunan-nya (1442), Al-Baihaqiy dalam Al-Kubro (3/47). Di-shohih-kan oleh Syaikh
Al-Albaniy dalam Shohih At-Targhib (no. 674)]
Para pembaca yang budiman, dengan segudang pahala di dalamnya, Nabi -Shallallahu alaihi
wa sallam- memerintahkannya, mengajarkannya dan menjelaskan keutamaannya. Semua ini
menunjukkan adanya dan pentingnya Sholat Dhuha.
Diantara perkara yang menunjukkan adanya Sholat Dhuha, Nabi -Shallallahu alaihi wa
sallam- sendiri melaksanakan Sholat Dhuha pada hari penaklukan Kota Makkah sebanyak
delapan (8) rakaat di rumah saudari Ali bin Abi Tholib, Ummu Hani -radhiyallahu
anhuma-.
Dari Abu Murroh (bekas budak Aqil) berkata,
% 8a % } *
2
B . o ' 6% -1'2 3(' ' -
8+ m
/
K/ = / 3 *3 >|
, 0 2
2
; / -1'2 3(' ' -
< 3 'H
R ' = 1 3 % ~, / < 3% J ) 1 < = 3 ( ' H
, ./
Bahwa Ummu Hani telah meceritakan kepadanya bahwa tatkala tahun penaklukan Kota
Makkah, Ummu Hani mendatangi Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam-, sedang beliau
berada bagi atas Kota Makkah. Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bangkit menuju air
mandinya. Fathimah menutupi beliau. Kemudian beliau mengambil pakaiannya, lalu
berselimut dengannya. Kemudian beliau melakukan Sholat Dhuha sebanyak delapan
rakaat. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (336)]
Dalam riwayat Muslim (336) lainnya,
> R % " 0 B , 02
1 '<
Ummu Hani berkata, Aku tidaklah pernah melihat beliau Sholat Dhuha sebelum dan
sesudahnya.
Dari riwayat ini, sebagian orang menyangka Sholat Dhuha bukanlah sholat sunnah yang
boleh dilazimi, dengan dalih bahwa Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- sendiri tidak
melaziminya!!
Sangkaan ini batil, sebab Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- tidak melaziminya karena
beliau takut jika beliau melaziminya, maka akan turun perintah dan kewajibannya dari langit.
Page 14 of 59
Sholat Dhuha ini serupa dengan Sholat Tarwih. Beliau tidak melaziminya, padahal beliau
dalam banyak hadits menjelaskan keutamaannya, karena beliau takut jika dilazimi, maka
akan turun kewajiban sholat itu dari Allah.
Dari Aisyah -radhiyallahu anha-, ia berkata
'
2
) 3 % = R | , = R /
> (/ 1 '2
a/ 3 % = R ( 9
K (<
3 ( '
1 ( '
. , 02
, 0 2
1 '2
m 02
M &* B , ./
3 ( ' ' 2
H
< (7
*( 7
0< 3 /h a
, / m .
3/
& ' 0a/ c
n ( < ? R 3 ( ' '7
* M U /
J t " 3 B , ./
'& 7
1 '2
3 ( '
Seorang pria Anshor berkata, Sesungguhnya aku tak mampu sholat bersamamu (yakni,
bersama Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-). Pria itu seorang yang besar (gemuk)
Kemudian ia pun membuat makanan untuk Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-, lalu ia
mengundang beliau ke rumahnya. Dia hamparkan tikar untuk beliau dan memerciki pinggir
tikar itu.
Kemudian Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- sholat di atasnya sebanyak dua rakaat.
Lalu berkatalah seorang lelaki dari kalangan Alu Jarud kepada Anas, Apakah dahulu Nabi
-Shallallahu alaihi wa sallam- pernah melaksanakan Sholat Dhuha?
Anas menjawab, Aku tak pernah melihat Sholat Dhuha, selain hari itu. [HR. Al-Bukhoriy
dalam Shohih-nya (no, 670)]
Persaksian Aisyah tersebut bisa juga dipahami bahwa ia tak pernah melihat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam- melazimi sholat tersebut[1], atau mungkin itu adalah pernyataan
beliau pertama kali, walaupun setelah itu beliau berubah dan rujuk dari pernyataan itu.
Ini dikuatkan oleh hadits yang berasal dari Aisyah -radhiyallahu anha- sendiri. Sekarang ada
baiknya kami nukilkan lafazhnya agar kita semakin yakin bahwa Aisyah tidak meniadakan
perkara Sholat Dhuha yang dilakukan oleh Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-.
Aisyah -radhiyallahu anha- berkata,
> h R % , ./
'7
2
-1'2 3(' ' -
Page 15 of 59
Sebagai kesimpulan dari pembahasan ini, kami akan nukilkan ucapan seorang ulama dari
India yang bernama Muhammad Syamsul Haqq Al-Azhim Abadiy -rahimahullah-, saat beliau
berkata,
Hadits-hadits yang teriwayatkan dalam Shohih Muslim dan selainnya ini, semuanya cocok
(ketemu). Tak ada perselisihan di antara keduanya di sisi para muhaqqiqin. Walhasil bahwa
Sholat Dhuha adalah sunnah muakkadah. Paling minimalnya adalah dua rakaat dan
paling sempurnanya adalah delapan rakaat. Diantara kedua hal ini, empat atau enam
rakaat. Keduanya lebih sempurna dibandingkan dua rakaat dan di bawah delapan rakaat.
Adapun pengkompromian antara dua hadits Aisyah dalam meniadakan Sholat Dhuha-nya
Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- dan penetapannya, yaitu bahwa Nabi -Shallallahu alaihi
wa sallam- biasa melakukannya pada sebagian waktu, karena keutamaan Sholat Dhuha, dan
meningalkannya, karena khawatir jika Sholat Dhuha diwajibkan sebagaimana yang
disebutkan oleh Aisyah. Ucapan Aisyah, Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- tidak
melaksanakan Sholat Dhuha, kecuali jika beliau datang dari safarnya, ditafsirkan bahwa
maknanya, Aku tak pernah melihatnya, sebagaimana yang beliau katakan dalam
riwayat kedua, Aku tak pernah melihat Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallammelaksanakan Sholat Dhuha. Sebabnya (Aisyah berkata demikian), karena Nabi Shallallahu alaihi wa sallam- tak ada di sisi Aisyah pada waktu Dhuha, kecuali dalam
waktu yang jarang. Karena, terkadang Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- pada saat itu
sedang safar atau terkadang ada, tapi beliau ada di masjid atau di tempat lain. Jika Nabi Shallallahu alaihi wa sallam- berada di sisi istri-istrinya, maka Aisyah hanya memiliki satu
hari dari sembilan hari. Jadi, sudah tepat ucapan, Aku tak pernah melihat
beliau..[Lihat Awnul Ma'bud (4/116-117)]
Jadi, Sholat Dhuha walaupun jarang dikerjakan oleh Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-, tapi
bukan berarti bahwa tak boleh melaziminya. Beliau meninggalkannya dalam kebanyakan
waktunya, karena alasan takut jika diwajibkan!!
Terakhir kami wasiatkan kepada para pencinta sunnah agar melazimi Sholat Dhuha ini. Di
balik amalan ini terdapat pahala yang besar.
Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash -radhiyallahu anhuma-, ia berkata,
' 2
>, < R n / 2
1 = (a; $ 1 hl
= al < 2
a/
` R %
1 '2
3 ( '
?%
R n r = (a; $ hl 3a B ' 1 o / " : 1 '2
<? 1 R n 2
3 ( ' ' 2
. R n r = (a; $ hl
= / / ;> 1 6
, 0 H
+
B < , ./
/ > U H
Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- pernah mengirim pasukan. Mereka memperoleh
ghanimah dan bersegera pulang. Lalu manusia pun memperbincangkan tentang sebentarnya
peperangan mereka, banyaknya ghanimah mereka dan cepatnya kepulangan mereka.
Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda, Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu
lebih sebentar peperangannya, lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kepulangannya
dibandingkan mereka? Barangsiapa yang berwudhu, lalu ia pergi ke masjid untuk Sholat
Dhuha, maka ia lebih sebentar peperangannya, lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat
kepulangannya. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/175) dan Ath-Thobroniy dalam AlKabir (no. 100). Hadits ini dinyatakan hasan-shohih oleh Al-Albaniy dalam Shohih AtTarghib (no. 668)]
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu anhu-, ia berkata,
B `R% a 2 : n <? o/ 2(= al/= s 6< $R% 1'2 3(' ' 2` R%
J
=(a; 1s 26% 1 0) " : 1'2 3(' ` <? ' R0/ J
=(a; 1s " 2
2 <?> ,./ 7% |? 1 >l/ 3(< '7< >UH=/ /= ,+ 1 H 6< 3 (% &< 6 + n` R0/
=(al/ 1s o/
Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- pernah mengirim pasukan. Mereka menganggap
ghanimah itu besar dan mereka bersegera pulang. Berkatalah seseorang, Wahai
Page 16 of 59
Rasulullah, kami belum pernah melihat suatu pasukan suatu kaum yang lebih cepat
kepulangannya dan tidak pula lebih besar ghanimahnya dibandingkan pasukan ini.
Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda, Maukah kalian aku kabari tentang
orang yang lebih cepat kepulangannya dan lebih besar ghanimahnya dibandingkan pasukan
ini? yaitu seorang berwudhu di rumahnya, lalu ia perbaiki wudhu-nya, lalu ia berangkat ke
masjid. Dia sholat shubuh di dalamnya. Kemudian ia iringi dengan Sholat Dhuha, maka
sungguh ia lebih cepat kepulangannya dan lebih besar ghanimahnya. [HR. Abu Ya'laa
dalam Al-Musnad (no. 6559) dan Ibnu Hibban dalam Shohih-nya (no. 2535). Syaikh AlAlbaniy menilai hadits ini shohih dalam Ash-Shohihah (2531)]
Inilah keutamaan yang amat besar bagi mereka yang menghiasi pagi harinya dengan Sholat
Dhuha dengan meraih serangkaian kebaikan, keutamaan dan pahala di balik Sholat Dhuha
ini.
Semoga dengan risalah ringkas ini, para pembaca sudah mengerti kedudukan Sholat Dhuha
ini. Aku berharap semoga Allah menghidupkan sunnah dan ajaran yang indah ini dengan
tulisan ringkas ini. Amin
[1] Apa yang kami nyatakan ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Al-Baihaqiy rahimahullah-. Beliau berkata, Hadits yang diriwayatkan darinya (yakni, dari Aisyah)
bahwa Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- dulu tidak melaksanakan Sholat Dhuha, kecuali
jika beliau datang dari safar. Aisyah hanyalah memaksudkan bahwa Nabi -Shallallahu
alaihi wa sallam- tidaklah melaziminya. [Lihat Ma'rifah As-Sunan wal Atsar (2/334)]
Page 17 of 59
KAPAN sebaiknya kita melaksanakan shalat dhuha? Waktu shalat Dhuha diawali sejak
naiknya matahari, yaitu sekitar jam setelah munculnya matahari sampai menjelang zawal
(tergelincirnya matahari), selagi belum masuk waktu terlarang untuk shalat.
Dan sebaiknya seseorang yang ingin melaksanakan shalat Dhuha agar mengakhirkan
waktunya sampai sengatan terik matahari terasa panas, berdasarkan hadist Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam : Shalatnya orang-orang yang bertaubat adalah ketika anak
unta mencari tempat yang teduh.( HR. Muslim 748). Dan ini biasanya terjadi menjelang
zawal.
Jika kita jabarkan mungkin waktunya pagi hari. Sejak sekitar jam 8,00 pagi (atau kira-kira
setelah matahari naik dari peraduannya setinggi tombak) sampai masuknya waktu Dhuhur.
Jumlah rekaatnya minimal 2 dan paling banyak 8. Kalau ingin mengerjakan lebih dari 2,
maka melakukannya tiap 2 rekaat salam.
Keutamaan shalat dhuha juga sama dengan shalat-shalat lain. Karena pada dasarnya ibadah
apapun itu semakin teratur dilakukan maka semakin baik. Hanya saja, jika dibikin urutan,
shalat Dhuha itu masih di bawah beberapa shalat sunat lainnya. Karena shalat Dhuha
termasuk jenis shalat sunah yang ghairu muakkad (tidak begitu dianjurkan untuk dilakukan
secara kontinyu).
Maksudnya, jika Dhuha saja dilakukan secara teratur, maka shalat sunat Rawatib (yang
mengiringi shalat-shalat wajib 5 waktu, qabliyah dan badiyah) seyogyanya lebih teratur lagi
(istiqamah). Karena Rawatib lebih utama dari Dhuha. Sebagaimana jika Rawatib bisa
istiqamah, maka shalat Witir harus lebih istiqaamah lagi (karena Witir lebih utama dari
Rawaatib, bahkan Witir wajib hukumnya menurut madzhab Hanafiyah).
Adapun surat yang perlu dibaca (setelah al-Fatihah) tidak harus al-Syams dan surat al-Dhuha.
Jadi, bila Anda belum hafal kedua surat tersebut, Anda boleh membaca surat lain. Kalaupun
nanti Anda sudah hafal kedua surat tsb Anda tetap boleh membaca surat lain, karena kedua
surat tersebut hukumnya hanya sunah saja. Allohu alam. [ibnu abbas]
Page 18 of 59
Berniat.
Takbiratul Ihram.
Membaca doa Iftitah.
Membaca surat al Fatihah.
Membaca satu surat didalam Al-Quran.
Ruku dan membaca tasbih tiga kali.
Itidal dan membaca bacaannya.
Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali
Duduk diantara dua sujud dan membaca bacaannya
Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali
Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian
Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali.
Page 19 of 59
Page 20 of 59
Page 21 of 59
untuk-ku empat rakaat dari awal hari, maka aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran)
pada sore harinya (shahih al-jami: 4339).
Selain sebagai peregangan untuk menyongsong hari yang penuh tantangan, Shalat Dhuaha
mampu menghilangkan resiko stress yang timbul karena kesibukan yang kita lalui. Dengan
melaksannakan Shalat Dhuha kita rehat sejenak dari segala aktifitas sehingga kita merasa
rilek dan stres pun terhindarkan. Dr. Ibrahim Kazim menyatakan bahwa secara bersamaan,
ketegangan di pikiran akan berkurang disebabkan komponen spiritual saat sholat, dengan
adanya sekresi enkefalin, endorphin, dinorfin dan semacamnya Simultaneously, tention is
relieved in the main due to the spiritual component, assisted by the secretion of enkephalins,
endorphins, dynorphins, and others.
Enkefalin dan endorphin merupakan zat sejenis morfin, termasuk opiat. Efek keduanya tidak
berbeda dengan opiat lainnya. Zat semacam ini meredakan ketegangan. Bedanya, enkefalin
dan endorphin merupakan zat alami yang diproduksi oleh tubuh, sehingga lebih bermanfaat
dan terkontrol. Jika morfin non-alami bisa memberi rasa tenang dan senang namun kemudian
ketagihan dan memberikan efek negatif bagi tubuh, maka endorphin dan enkefalin tidak. Zat
ini memberi rasa tenang, rileks, bahagia, lega secara alami. Hasilnya, seseorang tampak jauh
lebih pede, optimis, hangat dan menyenangkan.
Marilah kita amalkan Shalat Dhuha sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah Swt dan
rasakan manfaatnya yang luar biasa bagi kesehatan! []
Page 22 of 59
Page 23 of 59
DUDUK
Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir).
Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.
Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf
nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering
menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab
tumit menekan aliran kandung kemih (urethra),kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran
vas deferens.Jika dilakukan dengan benar, postur ini mencegah impotensi. Variasi posisi
telapak kaki pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang
dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan
dan kekuatan organ-organ gerak kita.
SALAM
Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.
Manfaat: Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala.
Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.
Beribadah secara, kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi mempercantik diri wanita
luar dalam.
Pacu Kecerdasan
Gerakan sujud dalam sholat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia menundukkan diri
serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu
psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang
didalami Prof Sholeh, gerakan ini mengantar manusia pada derajat setinggi-tingginya.
Mengapa?
Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk
menerima banyak pasokan darah. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yamg
memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Itu artinya, otak mendapatkan pasokan
darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya.
Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan. Risetnya
telah mendapat pengakuan dari Harvard Universitry, AS. Bahkan seorang dokter
berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam-diam
melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud.
PERINDAH POSTUR
Gerakan-gerakan dalam sholat mirip yoga atau peregangan (stretching) . Intinya untuk
melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan shalat dibandingkan
gerakan lainnya adalah sholat menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki
dan tangan.
Sujud adalah latihan kekuatan untuk otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban
tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan.Saat inilah kontraksi terjadi
pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi
lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.
MUDAHKAN PERSALINAN
Masih dalam pose sujud, manfaat lain bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul dan pinggang
terangkat melampaui kepala dan dada, otot-otot perut (rectus abdominis dan obliquus
abdominis externuus) berkontraksi penuh. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk
mengejan lebih dalam dan lama.Inimenguntungkan wanita karena dalam persalinan
dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot
perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih
elastis.Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan
organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).
PERBAIKI KESUBURAN
Page 24 of 59
Setelah sujud adalah gerakan duduk. Dalam sholat ada dua macam sikap duduk,yaitu duduk
iftirosy (tahiyyat awal) dan duduk tawarruk (tahiyyat akhir).Yang terpenting adalah turut
berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, inilah daerah paling terlindung
karena terdapat tiga lubang, yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan
saluran kemih.
Saat duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus
diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan.
Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut
inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.
AWET MUDA
Pada dasarnya, seluruh gerakan sholat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur,
kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin,maka sel-sel yang
rusak dapat segera tergantikan.Regenerasipun berlangsung lancar. Alhasil, tubuh senantiasa
bugar.
Gerakan terakhir,yaitu salam dan menengok ke kiri dan kanan punya pengaruh besar pada
kekencangan. kulit wajah. Gerakan ini tak ubahnya relaksasi wajah dan leher. Yang tak kalah
pentingnya, gerakan ini menghindarkan wanita dari serangan migrain dan sakit kepala
lainnya [metode pengobatan Islam]
Page 25 of 59
Page 26 of 59
Mohon segera penjelasan lengkapnya ustadz, (dan mohon di reply juga by e-mail ini) .
Karena ini sudah beberapa hari saya tidak melaksanakan sholat dhuha karena
membingungkan dan takut tidak syah. Terimakasih banyak .
wassalamualaikum wr.wb
Dari: Wilda BSD-Tangerang Selatan
Jawaban:
Wa alaikumus salam
Bismillah was shalatu was salamu ala rasulillah, amma badu,
Secara bahasa Dhuha diambil dari kata ad-Dhahwu [arab: ] artinya siang hari yang
mulai memanas. (Al-Ain, kata:
). Allah berfirman:
Di surga kamu tidak akan menglami kehausan dan kepanasan karena sinar matahari (QS.
Thaha: 119).
Page 27 of 59
Kaitannya dengan makna bahasa kata dhuha, pada ayat di atas, Allah menyebutkan
kenikmatan ketika di surga, salah satunya tidak kepanasan karena sinar matahari, yang itu
diungkapkan dengan kata: [ ].
! # $ %
Waktu ketika matahari mulai meninggi sampai datangnya zawal (tergelincirnya matahari).
(al-Mausuah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, 27/221).
Waktu Mulainya Shalat Dhuha
D F =<
DF * G # = I =<D . K L & - # = A ! D
Ada tiga waktu di mana Nabi Shallallahu alaihi wa sallam melarang kami untuk
melaksanakan shalat di tiga waktu tersebut atau menguburkan jenazah kami: [1] ketika
matahari terbit sampai tinggi, [2] ketika seseorang berdiri di tengah bayangannya sampai
matahari tergelincir dan [3] ketika matahari miring hendak tenggelam sampai benar-benar
tenggelam. (HR. Muslim no. 1926)
Pada hadis di atas, ada dua waktu yang mengapit waktu dhuha:
Ketika matahari sudah terbit, mulai kapan shalat dhuha sudah boleh dilaksanakan?
Apakah tepat setelah terbit, ataukah ditunggu sampai agak tinggi?
Ulama berbeda pendapat mengenai waktu mulainya shalat dhuha. Sebagaian ulama
Syafiiyah berpendapat bahwa waktu mulainya shalat dhuha adalah tepat setelah terbitnya
matahari. Namun dianjurkan untuk menundanya sampai matahari setinggi tombak. Pendapat
ini diriwayatkan An Nawawi dalam kitab Ar-Raudhah.
Sebagian ulama syafiiyah lainnya berpendapat bahwa shalat Dhuha dimulai ketika matahari
sudah setinggi kurang lebih satu tombak. Pendapat ini ditegaskan oleh Ar Rofii dan Ibn
Rifah.
Demikian yang menjadi pendapat Imam Abu Syuja dalam matan At-Taqrib, ketika beliau
menjelaskan waktu-waktu yang terlarang untuk shalat. Hal yang sama juga menjadi pendapat
Imam Al-Albani. Beliau ditanya tentang berapakah jarak satu tombak. Beliau menjawab:
Satu tombak adalah 2 meter menurut standar ukuran sekarang. (Mausuah Fiqhiyah
Muyassarah, 2/167). Sebagian ulama menjelaskan, jika diukur dengan waktu maka matahari
pada posisi setinggi satu tombak kurang lebih 15 menit setelah terbit.
Waktu Akhir Shalat Dhuha
Batas akhir waktu shalat dhuha adalah sebelum waktu larangan shalat, yaitu ketika bayangan
tepat berada di atas benda, tidak condong ke timur atau ke barat. Untuk menentukan batas
akhir waktu dhuha, anda bisa perhatikan bayangan benda. Selama bayangan benda masih
condong ke arah barat, meskipun sedikit, berarti waktu dhuha masih ada. Kemudian ketika
bayangan benda lurus dengan bendanya, tidak condong ke barat maupun ke timur, waktu
shalat dhuha telah habis. Karena matahari persis berada di atas benda. Ada sebagian yang
memberikan acuan, kurang lebih 15 menit sebelum masuk dzuhur.
Cara Mudah Menentukan Batas Waktu Shalat Dhuha
Saat ini banyak kalender yang dilengkapi jadwal shalat yang diterbitkan oleh Depag atau
Tarjih Muhammadiyah, termasuk beberapa kampus islam.
Anda bisa perhatikan, waktu terbit matahari dan waktu dzuhur.
Batas awal waktu dhuha: waktu terbit matahari + 15 menit
Batas akhir waktu dhuha: waktu dzuhur 15 menit.
Page 28 of 59
Waktu yang paling utama untuk mengerjakan shalat Dhuha adalah ketika matahari sudah
mulai panas (dekat dengan waktu berakhirnya Dhuha). Sebagaimana riwayat dari Al Qosim
As Syaibani bahwasanya Zaid bin Arqam radhiyallahu anhu melihat beberapa orang
melakukan shalat Dhuha, kemudian Zaid mengatakan: Andaikan mereka tahu bahwa shalat
setelah waktu ini lebih utama. Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
+
! O% D # = # $P : 3
Shalat para Awwabin adalah ketika anak onta mulai kepanasan. (HR. Muslim 748).
Awwabin artinya orang yang suka kembali pada aturan Allah.
Sebagian ulama mengatakan: Shalat pada waktu ini dikaitkan dengan Awwabin karena
umumnya pada waktu tersebut jiwa manusia condong untuk istirahat. Akan tetapi orang ini
menggunakan waktu tersebut untuk melakukan ketaatan dan menyibukkan diri dengan
melakukan shalat. Meninggalkan keinginan hati menuju ridlo Penciptanya. (Faidhul Qadir,
4/216)
Imam An-Nawawi mengatakan: ulama madzhab kami (syafiiyah) mengatakan: Waktu
ketika matahari mulai panas adalah waktu yang paling utama untuk melaksanakan shalat
dhuha, meskipun dibolehkan shalat sejak terbit matahari sampai menjelang tergelincirnya
matahari. (Syarh Shahih Muslim, 6/30).
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)
Page 29 of 59
Barang siapa shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana disurga (H.R.
Tirmiji dan Abu Majah)
Siapapun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh
Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan. (H.R Tirmidzi)
Dari Ummu Hani bahwa Rasulullah SAW shalat dhuha 8 rakaat dan bersalam tiap dua
rakaat. (HR Abu Daud)
Dari Zaid bin Arqam ra. Berkata,Nabi SAW keluar ke penduduk Quba dan mereka sedang
shalat dhuha. Beliau bersabda,?Shalat awwabin (duha) berakhir hingga panas menyengat
(tengah hari). (HR Ahmad Muslim dan Tirmidzi)
Rasulullah bersabda di dalam Hadits Qudsi, Allah SWT berfirman, Wahai anak Adam,
jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat shalat dhuha, karena dengan
shalat tersebut, Aku cukupkan kebutuhanmu pada sore harinya. (HR Hakim & Thabrani)
Barangsiapa yang masih berdiam diri di masjid atau tempat shalatnya setelah shalat shubuh
karena melakukan itikaf, berzikir, dan melakukan dua rakaat shalat dhuha disertai tidak
berkata sesuatu kecuali kebaikan, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun banyaknya
melebihi buih di lautan. (HR Abu Daud)
Page 30 of 59
Didalam riwayat lain oleh Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairoh berkata,Nabi saw
kekasihku telah memberikan tiga wasiat kepadaku, yaitu berpuasa tiga hari dalam setiap
bulan, mengerjakan dua rakaat dhuha dan mengerjakan shalat witir terlebih dahulu sebelum
tidur.
Jumhur ulama mengatakan bahwa shalat dhuha adalah sunnah bahkan para ulama Maliki dan
Syafii menyatakan bahwa ia adalah sunnah muakkadah berdasarkan hadits-hadits diatas.
Dan dibolehkan bagi seseorang untuk tidak mengerjakannya.
Cara melaksanakan Shalat Dhuha :
Shalat Dhuha minimal dua rakaat dan maksimal duabelas rakaat, dilakukan secara Munfarid
(tidak berjamaah), caranya sebagai berikut :
Bacaan Doa Sholat Dhuha Lengkap Bahasa Arab Bahasa Indonesia dan Artinya
1' / .r = 7
1' /
= 7
R / r+> B ?> / r+ B ? / r/ = n = U / % 0/ ,
, ./
(>R % <[ H
<( H
R 3n )6<
/ < B
< " 3/h *6< = H
, % 3% <?
( , / 7/
0 8(+ a+ r+> B r+ B r/ = n % ,
w
ALLAHUMMA INNADH DHUHA-A DHUHA-UKA, WAL BAHAA-A BAHAA-UKA,
WAL JAMAALA JAMAALUKA, WAL QUWWATA QUWWATUKA, WAL QUDRATA
QUDRATUKA, WAL ISHMATA ISHMATUKA. ALLAHUMA INKAANA RIZQI FIS
SAMMA-I FA ANZILHU, WA INKAANA FIL ARDHI FA-AKHRIJHU, WA INKAANA
MUASARAN FAYASSIRHU, WAINKAANA HARAAMAN FATHAHHIRHU, WA
INKAANA BAIDAN FA QARIBHU, BIHAQQIDUHAA-IKA WA BAHAAIKA, WA
JAMAALIKA WA QUWWATIKA WA QUDRATIKA, AATINI MAA ATAITA
IBADIKASH SHALIHIN.
Artinya: Ya Alloh, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah
keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan
adalah penjagaan-Mu, Ya Alloh, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah,
apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram
sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuhaMu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku
apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang
soleh.
Page 31 of 59
Sholat Dhuha
Sholat dhuha atau sholat sunah dhuha merupakan
sholat sunah yang dikerjakan pada waktu dhuha.
Waktu dhuha merupakan waktu dimana matahari
telah terbit atau naik kurang lebih 7 hasta hingga
terasa panas menjelang shalat dzhur. atau sekitar
jam 7 sampai jam 11, tentunya setiap daerah
berbeda, tergantung posisi matahari pada daerah
masing-masing. Sholat dhuha sebaiknya dikerjakan
pada seperempat kedua dalam sehari, atau sekitar
pukul sembilan pagi. Sholat dhuha dilakukan
secara sendiri atau tidak berjamaah (Munfarid)
Niat Sholat dhuha
Untuk niat sholat dhuha hampir sama dengan sholat sunah lainnya, yaitu sebagai berikut
Ushallii sunnatadh-dhuhaa rakataini lillaahi taaalaa
arti dalam bahasa Indonesia :
Aku niat shalat sunat dhuha dua rakaat, karena Allah.
Tata cara sholat dhuha
Tata cara sholat dhuha hampir sama dengan sholat sunah pada umumnya,
1.
2.
3.
4.
Setelah membaca niat seperti yang telah tertulis diatas kemudian membaca takbir,
Membaca doa Iftitah
Membaca surat al Fatihah
Membaca satu surat didalam Alquran. Afdholnya rakaat pertama membaca surat AsySyam dan rakaat kedua surat Al Lail
5. Ruku dan membaca tasbih tiga kali
6. Itidal dan membaca bacaannya
7. Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali
8. Duduk diantara dua sujud dan membaca bacaanya
9. Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali
10. Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian
Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali. Rakaat-rakaat selanjutnya
dilakukan sama seperti contoh diatas.
Jumlah rakaat sholat dhuha
Sholat dhuha dilakukan dalam satuan dua rakaat satu kali salam. Sementara itu untuk berapa
jumlah maksimal sholat dhuha ada pendapat yang berbeda dari para ulama, ada yang
mengatakan maksimal 8 rakaat, ada yang maksimal 12 rakaat, dan ada juga yang berbedapat
tidak ada batasan.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai perbedaan pendapat jumlah rakaat sholat dhuha
silahkan simak penjelasan yang kami kutip dari konsultasi syariah di bawah ini
Pertama, jumlah rakaat maksimal adalah delapan rakaat. Pendapat ini dipilih oleh Madzhab
Maliki, Syafii, dan Hambali. Dalil yang digunakan madzhab ini adalah hadis Umi Hani
radhiallaahu anha, bahwasanya Nabi shalallahu alaihi wa sallam memasuki rumahnya
ketika fathu Mekah dan Beliau shalat delapan rakaat. (HR. Bukhari, no.1176 dan Muslim,
no.719).
Page 32 of 59
Kedua, rakaat maksimal adalah 12 rakaat. Ini merupakan pendapat Madzhab Hanafi, salah
satu riwayat dari Imam Ahmad, dan pendapat lemah dalam Madzhab Syafii. Pendapat ini
berdalil dengan hadis Anas radhiallahuanhu
? ,Q ( R # % D +L 0 , $ ? U6 D 1 (< ,;
* 3# %
Barangsiapa yang shalat dhuha 12 rakaat, Allah buatkan baginya satu istana di surga.
Namun hadis ini termasuk hadis dhaif. Hadis ini diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibn Majah, dan
Al-Mundziri dalam Targhib wat Tarhib. Tirmidzi mengatakan, Hadis ini gharib (asing),
tidak kami ketahui kecuali dari jalur ini. Hadis ini didhaifkan sejumlah ahli hadis,
diantaranya Al-Hafidz Ibn Hajar Al-Asqalani dalam At-Talkhis Al-Khabir (2: 20), dan Syaikh
Al-Albani dalam Al-Misykah (1: 293).
Ketiga, tidak ada batasan maksimal untuk shalat dhuha. Pendapat ini yang dikuatkan oleh AsSuyuthi dalam Al-Hawi. Dalam kumpulan fatwanya tersebut, Suyuthi mengatakan, Tidak
terdapat hadis yang membatasi shalat dhuha dengan rakaat tertentu, sedangkan pendapat
sebagian ulama bahwasanya jumlah maksimal 12 rakaat adalah pendapat yang tidak memiliki
sandaran sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Hafidz Abul Fadl Ibn Hajar dan yang
lainnya.. Beliau juga membawakan perkataan Al-Hafidz Al-Iraqi dalam Syarh Sunan
Tirmidzi, Saya tidak mengetahui seorangpun sahabat maupun tabiin yang membatasi shalat
dhuha dengan 12 rakaat. Demikian pula, saya tidak mengetahui seorangpun ulama madzhab
kami (syafiiyah) yang membatasi jumlah rakaat dhuha yang ada hanyalah pendapat yang
disebutkan oleh Ar-Ruyani dan diikuti oleh Ar-Rafii dan ulama yang menukil
perkataannya.
Setelah menyebutkan pendapat sebagian ulama Syafiiyah, As-Suyuthy menyebutkan
pendapat sebagian ulama malikiyah, yaitu Imam Al-Baaji Al-Maliky dalam Syarh AlMuwattha Imam Malik. Beliau mengatakan, Shalat dhuha bukanlah termasuk shalat yang
rakaatnya dibatasi dengan bilangan tertentu yang tidak boleh ditambahi atau dikurangi,
namun shalat dhuha termasuk shalat sunnah yang boleh dikerjakan semampunya. (Al-Hawi
lil fataawa, 1:66).
Kesimpulan dan Tarjih
Jika dilihat dari dalil tentang shalat dhuha yang dilakukan Nabi shalallahu alaihi wa sallam
jumlah rakaat maksimal yang pernah beliau lakukan adalah 12 rakaat. Hal ini ditegaskan oleh
Al-Iraqi dalam Syarh Sunan Tirmidzi dan Al-Aini dalam Umdatul Qori Syarh Shahih
Bukhari. Al-Hafidz Al Aini mengatakan, Tidak adanya dalil yang menyebutkan jumlah
rakaat shalat dhuha lebih dari 12 rakaat, tidaklah menunjukkan terlarangnya untuk
menambahinya. (Umdatul Qori, 11:423)
Setelah membawakan perselisihan tentang batasan maksimal shalat dhuha, Syaikh Ibnu
Utsaimin rahimahullah mengatakan,
Pendapat yang benar adalah tidak ada batasan maksimal untuk jumlah rakaat shalat dhuha
karena:
1. Hadis Muadzah yang bertanya kepada Aisyah radhiallahuanha, Apakah Nabi shalallahu
alaihi wa sallam shalat dhuha? Jawab Aisyah, Ya, empat rakaat dan beliau tambahi
seseuai kehendak Allah. (HR. Muslim, no. 719). Misalnya ada orang shalat di waktu dhuha
40 rakaat maka semua ini bisa dikatakan termasuk shalat dhuha.
2. Adapun pembatasan delapan rakaat sebagaimana disebutkan dalam hadis tentang fathu
Mekah dari Umi Hani, maka dapat dibantah dengan dua alasan: pertama, sebagian besar
ulama menganggap shalatnya Nabi shalallahu alaihi wa sallam ketika fathu Mekah bukan
shalat dhuha namun shalat sunah karena telah menaklukkan negeri kafir. Dan disunnahkan
bagi pemimpin perang, setelah berhasil menaklukkan negri kafir untuk shalat 8 rakaat
sebagai bentuk syukur kepada Allah. Kedua, jumlah rakaat yang disebutkan dalam hadis
tidaklah menunjukkan tidak disyariatkannya melakukan tambahan, karena kejadian Nabi
Page 33 of 59
shalallahu alaihi wa sallam shalat delapan rakaat adalah peristiwa kasuistik kejadian yang
sifatnya kebetulan (As-Syarhul Mumthi alaa Zadil Mustaqni 2:54).
Doa sholat dhuha
$ 0$ D&
51 b Z% , V L L W $ d
# +
Doa Shalat Dhuha bahasa indonesia
Sedangkan bagi yang belum bisa membaca tulisan Arab, bisa membaca tekst latin di bawah
ini
Allahumma innadh dhuha-a dhuha-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal
quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. Allahuma inkaana rizqi
fis samma-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana muasaran fayassirhu,
wainkaana haraaman fathahhirhu, wa inkaana baidan fa qaribhu, bihaqqiduhaa-ika wa
bahaaika, wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatini maa ataita ibadakash shalihin.
Artinya doa sholat dhuha
Page 34 of 59
1(
1 H %
/ = /
>=, => , ' 1 '/
Solat Sunat Dhuha boleh dianggap sebagai rasa terima kasih seseorang hamba kepada Allah
SWT atas segala berkah hidup yang diberikan-Nya.
Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan solat ini tanpa keuzuran dan umat Islam amat
dituntut melakukannya. Abu Hurairah pernah berkata: Rasulullah SAW berwasiat kepadaku
tiga perkara agar jangan ditinggalkan puasa tiga hari tiap bulan, dua rakaat Dhuha dan
Witir sebelum tidur.
Daripada Abu Dzar r.a., Rasulullah SAW bersabda: Hendaklah masing-masing di antara
kamu setiap pagi bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu. Maka tiap kali bacaan
tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, dan
setiap takbir adalah sedekah. Menyuruh kebaikan adalah sedekah, mencegah keburukan juga
adalah sedekah. Dan sebagai ganti daripada itu semua, cukuplah mengamalkan dua rakaat
solat Dhuha. (HR Ahmad, Muslim dan Abu Daud)
.
Paling banyak yang dikerjakan oleh Rasulullah ialah lapan rakaat dan paling banyak yang
disabdakan oleh baginda ialah 12 rakaat. Paling sedikit yang boleh dikerjakan adalah dua
rakaat.
Nabi Muhammad SAW bersabda: Wahai anak Adam! Janganlah sekali-kali kamu malas
mengerjakan empat rakaat solat Dhuha, maka akan aku cukupkan keperluanmu sehingga
waktu petang. (HR Al-Hakim dan At-Tabrani)
.
.
.
Kumpulan Artikel Tentang Sunnah Sholat Dhuha
Page 35 of 59
Solat sunat Dhuha dilakukan pada waktu matahari sedang naik. Sekira cuacanya berhalangan
adalah lebih mudah dengan merujuk kepada takwim waktu solat. Masanya adalah 28 minit
selepas Syuruk, iaitu sekiranya waktu Syuruk 7.32 pagi dan ditambah 28 minit, maka
masuknya waktu Dhuha bermula jam 8.00 pagi.
Walaupun begitu waktu paling afdal melakukan Solat Sunat Dhuha adalah anggaran matahari
naik, tinggi segalah (7 hasta atau 3 meter), lebih kurang dalam pukul 9.30 pagi.
Zaid bin Arqam r.a. berkata: Nabi SAW keluar menuju tempat Ahli Quba, di kala itu mereka
sedang mengerjakan Solat Dhuha. Baginda bersabda; Inilah solat orang-orang yang
kembali kepada Allah, iaitu di waktu anak-anak unta telah bangkit kerana kepanasan
waktu Dhuha. (HR. Ahmad, Muslim dan Tirmidzi).
.
Cara Mengerjakan Solat Dhuha
Solat ini boleh dilakukan sekurang-kurangnya dua rakaat sehinggalah 12 rakaat, tetapi yang
paling banyak dikerjakan oleh Rasulullah ialahlapan rakaat.
1. Niatnya:
.
2. Antara surah-surah yang dianjurkan ulama ialah:
a. Solat sunat Dhuha dua rakaat:
i/ Ayat al-Kursi 10 kali dan Al-Ikhlas 10 kali atau;
ii/ As-Syams dan Ad-Dhuha. atau;
iii/ Al-lail dan Al-Insyirah.
.
b. Solat Dhuha lebih daripada 4 rakaat;
i/ Solat Pertama : As-Syams dan Ad-Dhuha.
ii/ Solat Seterusnya : Surah al-Kafirun dan Al-Ikhlas
.
3. Semasa sujud terakhir bacalah sebanyak 40 kali:
.
4. Selepas memberi salam, bertasbihlah 10 kali:
Page 36 of 59
.
5. Berdoa
Page 37 of 59
.
Fadhilat Solat Dhuha
Sebaik-baiknya solat Dhuha ini dikerjakan setiap hari kerana ia mempunyai banyak kelebihan
dan fadhilatnya, dimana seseorang itu akan memperolehi keampunan Allah SWT, murah
rezeki dan ketenangan jiwa serta kehidupan.
Daripada Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW bersabda: Sesiapa Yang mengerjakan solat
Dhuha dengan istiqamah nescaya akan diampuni dosanya olleh Allah sekalipun dosa itu
sebanyak buih di lautan.
Rasulullah SAW bersabda: Bahawasanya di syurga ada pintu yang dinamakan Dhuha.
Maka apabila tiba hari kiamat kelak, berserulah (malaikat) penyeru: Manakah orang-orang
yang telah mengamalkan solat Dhuha; Inilah pintu kamu, silakan masuk ke dalam syurga
dengan Rahmat Allah. (HR At-Tabrani)
Rasulullah SAW juga bersabda dalam hadits lain dari Nuwas bin Saman, Allah berfirman:
Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada
permulaan siang (Solat Dhuha), nanti pasti akan Ku cukupkan keperluanmu sampai ke
petang harinya. (HR. Haklim dan Tabrani).
By; shafiqolbu
Page 38 of 59
Page 39 of 59
Page 40 of 59
Nasihat
Page 41 of 59
Saudaraku,
Perhatikanlah lagi lebih seksama, bagaimana Rasulullah saw suatu ketika tengah berada di
masjid bersama para sahabatnya. Lalu, masuklah seseorang dan dia melakukan shalat. Usai
shalat, orang itu datang dan mengucapkan salam kepada Rasulullah saw. Rasul mengatakan
kepadanya, Kembalilah dan shalatlah, engkau belum shalat. Setelah itu orang tersebut
shalat lagi sebagaimana shalatnya yang pertama. Tapi ketika mendatangi Rasulullah saw, ia
kembali diperintahkan untuk kembali mengulangi shalatnya. Engkau sebenarnya belum
shalat, ujar Rasululalh saw. Ia kembali melakukan shalat yang ketiga kalinnya kemudian
datang kepada Rasulullah saw. Ternyata Rasul saw tetap menganjurkan ia untuk kembali
mengulang shalatnya dan mengatakan bahwa ia sebenarnya belum shalat. Orang itu bertanya,
Demi Allah Yang Mengutusmu dengan kebenaran. Apakah ada yang lebih baik dari ini,
ajarkanlah saya. Rasulullah saw menjawab, Jika engkau berdiri shalat maka bertakbirlah.
Kemudian bacalah ayat apa yang mudah bagimu dari Al Quran. Lalu rukulah hingga engkau
tumanihah dalam ruku. Lalu angkatlah kepalamu sampai engkau berdiri lurus. Lalu sujudlah
hingga engkau thuma`ninah dalam sujud. Lalu bangunlah hingga engkau thuma`ninah dalam
duduk. Lakukanlah itu dalam shalatmu semuanya
Saudaraku,
Barangkali kita perlu teguran setelah shalat, yang mengatakan pada kita, kembalilah dan
shalatlah lagi, karena sesungguhnya engkau belum shalat. Mungkin tidak sedikit dari kita
yang melakukan ruku, sujud, duduk di antara dua sujud dalam keadaan yang terburu-terburu.
Tanpa kekusyuan kepada Allah yang Maha Rahim dan Maha Kasih Sayang. Mungkin ada di
antara kita yang masih mencuri pandangan ke sisi lain saat kita shalat, melihat pakaian,
melihat jam, melihat arah lainnya, atau sangat ingin cepat selesai shalat.
Ternyata, kita telah kehilangakn khusyu dalam ibadah. Kita menunaikan shalat hanya untuk
menggugurkan kewajiban, bukan untuk dinikmati dan dirasakan kenikmatannya. Benarlah
apa yang dikatakan Khudzaifah bin Al yaman radhiallahu anhu, Pertama kali yang hilang
dari agama kalian adalah kekhusyuan, dan yang paling terakhir hilang adalah shalat. Ada
banyak orang yang melakukan shalat tapi tak ada kebaikan di dalam dirinya. Kelak engkau
masuk ke sebuah masjid dan tidak engkau lihat di dalamnya orang yang melakukan shalat
dengan khusyu.
Saudaraku,
Khudzaifah bin Al Yaman sangat takut terhadap hilangnya kekhusyuan, sebagaimana ia
takut bila kekhusyuan itu hanya tampilan luarnya saja. Hati-hatilah kalian daripada
kekhusyuan yang nifaq. Yakni bila tubuh seseorang secara lahir terlihat khusyu tapi hatinya
tidak khusyu. Demikian ujar Khudzaifah Al Yaman, seorang sahabat Rasulullah, yang
dijuluki shaahibus sirri Rasulillah, atau orang yang menyimpan rahasia Rasulullah saw
tentang orang-orang munafik. []
Page 42 of 59
Adab Islam
Page 43 of 59
Menjaga dari kemaksiatan. Firman Allah: Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. (Al-Ankabut [29]: 45). Barangsiapa menjaga shalat,
maka shalat akan menjaganya dari perbuatan keji.
Menjaganya dari ujian dan cobaan. Allah Wst berfirman, Jadikanlah shalat dan sabar
sebagai penolongmu. (Al-Baqarah [2]: 45)
Menjaganya dari siksa kubur dan siksa api neraka pada hari kiamat. Orang yang melakukan
shalat berarti berada dalam perlindungan dan penjagaan Allah. Rasulullah Saw bersabda,
Barangsiapa menjalankan shalat shubuh, niscaya ia berada dalam tanggungan Allah. Allah
tidak meminta ganti tanggungan-Nya dengan sesuatu apapun. Barangsiapa meminta
tanggungan-Nya dengan sesuatu, maka ia akan menemukannya, kemudian menelungkupkan
wajahnya di dalam neraka jahannam. (HR. Muslim)
Barangsiapa tidak mau menjalankan shalat, berarti ia telah mengahdapkan dirinya kepada
bahaya yang telah dijanjikan oleh Allah, yaitu mencabut pertolongan-Nya dari dirinya.
Akibatnya, tidak ada lagi tempat berlindung bagi dirinya. Setelah Allah meninggalkannya, ia
pun akan mendapatkan dirinya berhadapan sendirian dengan setan.
Sebagaimana orang saleh mengatakan, Demi Allah, tidak ada musuh yang memusuhimu,
kecuali setelah engkau meninggalkan Allah. Jangan kau kira musuh telah menang, tetapi
Allah Sang Penjaga-lah yang telah berpaling.
Rasulullah Saw bersabda, Barangsiapa melakukan shalat shubuh, niscaya ia berada dalam
tanggungan-Nya. Barangsiapa mengabaikan tanggungan Allah, maka Allah akan
membenamkan wajahnya ke dalam neraka.
Diriwayatkan bahwa Al-Hajjaj memerintahkan Salim bin Abdullah untuk membunuh seorang
laki-laki, kemudian Salim berkata kepada laki-laki tersebut, Apakah engkau melakukan
shalat shubuh? laki-laki itu menjawab, Ya. Ia (Salim) berkata, Pergilah. Setelah itu, AlHajjaj berkata kepada Salim, Apa yang mencegahmu dari membunuhnya? Salim berkata,
Bapak saya telah menceritakan kepada saya bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah
Saw bersabda, Barangsiapa menjalankan shalat shubuh, niscaya Allah berada di sampingnya
Page 44 of 59
sepanjang hari. Maka dari itu, aku benci untuk membunuh seseorang yang didampingi oleh
Allah.
Kemudian Al-Hajjaj bertanya kepada Ibnu Umar ra Apakah kamu telah mendengar
[riwayat] ini [dari Rasulullah]? Ibnu Umar menjawab, Ya.
Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah bersabda, Jika engkau keluar dari rumahmu, maka
bershalatlah dua rakaat; niscaya tercegahlah kamu dari jalan keluar yang buruk. Dan jika
engkau masuk ke dalam rumahmu, maka bershalatlah dua rakaat; niscaya akan tercegahlah
kamu dari jalan masuk yang buruk.
Rasulullah bersabda, Sesungguhnya Allah berfirman, Wahai anak Adam! Cukupkanlah
untuk-Ku empat rakaat (shalat) pada permulaan hari (pagi), niscaya Aku akan mencukupimu
dengannya pada penutup hari (sore).
Shalat adalah pelindung dan penjaga. Barangsiapa menelantarkan shalat, maka Allah akan
menelantarkannya. Allah pun menghukumnya dengan menjadikan setan sebagai temannya.
Akibatnya, setan tidak akan berpisah dengannya, baik pada waktu ia diam maupun berjalan,
dan ia (setan) akan menjadi teman hidupnya.
Setan adalah seburuk-buruk teman. Allah berfirman:
Barangsiapa berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al-Quran), kami
adakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu
menyertainya. Dan sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan
yang benar, tetapi mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. Sehingga apabila
orang yang berpaling itu dating kepada Kami (di hari kiamat), dia berkata, Aduhai, semoga
(jarak) antara aku dan kamu seperti jarak antara masyriq dan maghrib, maka setan itu adalah
sejahat-jahatnya teman yang menyertai manusia. (Harapanmu) itu sekali-kali tidak akan
memberi manfaat kepadamu di hari itu karena kamu bersekutu dalam azab itu. (Az-Zukhruf
[43]: 36-39)
Dalam sebuah hadits disebutkan, Jika ada tiga orang (muslim), baik di kota maupun di desa,
dan tidak didirikan shalat pada mereka (bertiga), maka setan tentu menguasai mereka.
Tetaplah kalian pada kelompok, karena sesungguhnya srigala akan memakan (anak kambing)
yang jauh (dari kelompoknya).
Nabi Saw telah menerangkan bahwa setan adalah srigalanya manusia dan ia adalah musuh
yang paling memusuhi.
Sebagian ulama salaf berkata, Aku melihat seorang hamba dihempaskan diantara Allah dan
setan. Bilamana Allah berpaling darinya, maka setan akan menguasainya. Jika Allah
menguasainya, maka setan tidak akan berkuasa atas diri si hamba itu. [yudistira adi
maulana/islampos]
Page 45 of 59
RASULULLAH saw bersabda: Islam dibangun di atas lima hal; bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allh dan Nabi Muhammad
adalah utusan Allh, menegakkan shalat. (HR Bukhri dan Muslim).
Seorang Muslim tentu sudah paham betul bahwa sholat merupakan tiang dari dien ini. Oleh
karena itu, ketika muadzin mengumandangkan adzan, kaum muslimin berbondong-bondong
mendatangi rumah-rumah Allh Taala, mengambil air wudhu, kemudian berbaris rapi di
belakang imam shalat mereka. Mulailah kaum muslimin tenggelam dalam dialog dengan
Allh Taala dan begitu khusyu menikmati shalat sampai imam mengucapkan salam. Dan
setelah usai, masing-masing kembali pada aktifitasnya.
Imam Hasan al-Bashri rahimahullh pernah mengatakan: Wahai, anak manusia. Shalat
adalah perkara yang dapat menghalangimu dari maksiat dan kemungkaran. Jika shalat tidak
menghalangimu dari kemaksiatan dan kemungkaran, maka hakikatnya engkau belum shalat.
Dalam kesempatan lain, Rasulullah saw juga bersabda: Barang siapa yang memelihara
sholat, maka sholat itu sebagai cahaya baginya, petunjuk dan jalan selamat dan barangsiapa
yang tidak memelihara sholat, maka sesungguhnya sholat itu tidak menjadi cahaya, dan tidak
juga menjadi petunjuk dan jalan selamat baginya. (Tabyinul Mahaarim).
Kemudian Rasulullah saw juga bersabda bahwa: 10 orang sholatnya tidak diterima oleh
Allah swt, di antaranya:
1. Orang lelaki yang sholat sendirian tanpa membaca sesuatu.
2. Orang lelaki yang mengerjakan sholat tetapi tidak mengeluarkan zakat.
3. Orang lelaki yang menjadi imam, padahal orang yang menjadi makmum membencinya.
4. Orang lelaki yang melarikan diri.
5. Orang lelaki yang minum arak tanpa mahu meninggalkannya (taubat).
6. Orang perempuan yang suaminya marah kepadanya.
7. Orang perempuan yang mengerjakan sholat tanpa memakai tudung.
8. Imam atau pemimpin yang sombong dan zalim menganiaya.
9. Orang-orang yang suka makan riba.
10. Orang yang sholatnya tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan yang keji
dan mungkar.
Sabda Rasulullah saw yang bermaksud: Barang siapa yang sholatnya itu tidak dapat
menahannya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar, maka sesungguhnya sholatnya itu
hanya menambahkan kemurkaan Allah swt dan jauh dari Allah. Hassan r. a berkata : Kalau
sholat kamu itu tidak dapat menahan kamu dari melakukan perbuatan mungkar dan keji,
maka sesungguhnya kamu dianggap orang yang tidak mengerjakan sholat. Dan pada hari
kiamat nanti sholatmu itu akan dilemparkan semula ke arah mukamu seperti satu bungkusan
kain tebal yang buruk. [sa/islampos/berbagaisumber]
Page 46 of 59
KEBIASAAN orang-orang besar yang dekat dengan Allah swt adalah berjalan-jalan di
sekelilingnya. Bukan sekadar berjalan-jalan belaka, tapi lebih untuk melihat dari dekat apa
yang sedang terjadi. Biasanya mereka menjadikan semua itu sebagai sebuah perenungan.
Begitu pula dengan Imam Abu Hanifah.
Suatu hari, ketika Imam Abu Hanifah tengah melakukan kebiasaannya itu, ia melewati
sebuah rumah. Rumah itu terletak di pedesaan. Jendelanya terbuka. Tanpa diduga, dari dalam
rumah tersebut terdengar suara orang mengeluh dan menangis. Cukup keras. Abu Hanifah
mencoba mendekat, agar bisa mendengar lebih jelas. Ia melakukannya dengan perlahanlahan, seolah tidak ingin diketahui oleh empunya rumah.
Aduhai, alangkah malangnya nasibku ini, suara itu sekarang makin kedengaran dengan
jelas oleh Abu Hanifah. Agaknya tiada seorang pun yang lebih malang daripadaku. Nasibku
ini sungguh celaka. Aku memang tidak beruntung. Sejak dari pagi, belum datang sesuap nasi
atau makanan pun lewat di kerongkongku. Badanku lemah lunglai. Oh, adakah hati yang
berbelas-kasihan sudi memberi curahan air walaupun setitik?
Abu Hanifah terperanjat. Ia merasa kasihan. Di samping itu, ia juga merasa bertanggung
jawab, ada seorang yang begitu memerlukan pertolongan tetapi ia tidak mengetahuinya.
Bagaimana kalau ia tidak peduli, tentu Allah akan semakin tidak ridho kepadanya. Bergegas
Abu Hanifah pun kembali ke rumahnya dan mengambil sebuah bungkusan. Bungkusan itu
berisi uang. Hendak diberikan bungkusan itu kepada orang tersebut. Abu Hanifah bergegas
kembali ke rumah orang tersebut.
Setelah tiba, Abu Hanifah melemparkan begitu saja bungkusan itu ke rumah orang yang
sedang meratap-ratap itu lewat jendelanya. Lalu ia pun meneruskan perjalanannya. Untuk
sementara waktu, kelegaan terasakan oleh Abu Hanifah.
Mendapati sebuah bungkusan yang tiba-tiba saja datang dari arah jendelanya yang terbuka,
bukan buatan terkejutnya orang tersebut. Sambil masih terus bertanya-tanya dalam hati,
dengan tergesa-gesa ia membukanya. Setelah dibuka, tahulah ia bungkusan itu berisi uang.
Cukup banyak ternyata. Namun tidak hanya uang. Juga ada secarik kertas di dalamnya.
Kertas itu bertuliskan kata-kata Abu Hanifah yang isinya, Hai kawan, sungguh tidak wajar
kamu mengeluh seperti itu. Sesungguhnya, kamu tidak perlu mengeluh atau meratapi
nasibmu. Ingatlah kepada kemurahan Allah dan cobalah memohon kepadaNya dengan
bersungguh-sungguh. Jangan suka berputus asa, hai kawan, tetapi berusahalah terus.
Page 47 of 59
Karena diliputi kegembiraan mendapati bungkusan berisi uang, orang itu cenderung tidak
mengacuhkan isi surat itu. Ia pun bersuka cita membelanjakan uang itu untuk kebutuhan
sehari-harinya.
Keesokan harinya, Imam Abu Hanifah melalui lagi rumah itu. Tapi ternyata, dari luar suara
keluhan itu terdengar lagi. Masih orang itu juga. Ya Allah, Tuhan Yang Maha Belas
Kasihan dan Pemurah, sudilah kiranya memberikan bungkusan lain seperti kemarin, sekadar
untuk menyenangkan hidupku yang melarat ini. Sungguh jika Engkau tidak beri, akan lebih
sengsaralah hidupku, ratapnya.
Mendengar keluhan itu lagi, maka Abu Hanifah pun lalu melemparkan lagi bungkusan berisi
uang dan secarik kertas dari luar. Tampaknya ia sudah menyiapkan bungkusan itu
sebelumnya. Dan seperti biasanya, lalu dia pun meneruskan perjalanannya.
Orang itu kembali merasa beruntung melonjak-lonjak riang. Ia sudah yakin bungkusan itu
pastilah berisi uang seperti yang ia terima sebelumnya. Tapi setelah itu, ia membaca tulisan
dalam kertas yang tersampir bersama bungkusan uang itu. Hai kawan, bukan begitu cara
bermohon. Bukan begitu cara berikhtiar dan berusaha. Perbuatan demikian malas namanya,
dan putus asa kepada kebenaran dan kekuasaan Allah. Sungguh tidak ridho Allah melihat
orang pemalas dan putus asa, enggan bekerja untuk keselamatan dirinya. Jangan, jangan
berbuat demikian. Raihlah kesenangan dengan bekerja dan berusaha. Kesenangan itu tidak
mungkin datang sendiri tanpa dicari atau diusahakan. Orang hidup harus bekerja dan
berusaha. Allah tidak akan memperkenankan permohonan orang yang malas bekerja. Allah
tidak akan mengabulkan doa orang yang berputus asa. Sebab itu, carilah pekerjaan yang halal
untuk kesenangan dirimu. Berikhtiarlah sedapat mungkin dengan pertolongan Allah.
InsyaAllah, akan dapat juga pekerjaan itu selama engkau tidak berputus asa. Nah, carilah
segera pekerjaan. Aku doakan semoga bisa berhasil.
Usai membaca surat itu, dia termenung. Kali ini, dia insaf dan sadar akan kemalasannya.
Selama ini dia sama sekali tidak berikhtiar dan berusaha.
Keesokan harinya, dia pun keluar dari rumahnya untuk mencari pekerjaan. Sejak hari itu,
sikapnya pun berubah mengikuti ketentuan-ketentuan hidup. Ia juga tidak pernah melupakan
orang yang telah memberikan nasihat itu. [sa/diambil dari buku "Peri Hidup Nabi & Para
Sahabat" Karya : Saad Saefullah, Pustaka SPU]
Page 48 of 59
Tahukah Anda
TIDUR merupakan aktivitas yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Rasul mengatakan bahwa
tubuh kita mempunyai hak untuk beristirahat. Tidur juga meremajakan kembali kulit tubuh
dan menyegarkan jiwa. Namun, ternyata ada dua waktu tidur yang menurut Rasul, hendaknya
dihindari.
1. Tidur di Pagi Hari Setelah Shalat Shubuh
Dari Sakhr bin Wadiah Al-Ghamidi radliyallaahu anhu bahwasannya Nabi shallallaahu
alaihi wasallam bersabda :
Ya Allah, berkahilah bagi ummatku pada pagi harinya, (HR. Abu dawud 3/517, Ibnu
Majah 2/752, Ath-Thayalisi halaman 175, dan Ibnu Hibban 7/122 dengan sanad shahih).
Ibnul-Qayyim telah berkata tentang keutamaan awal hari dan makruhnya menyia-nyiakan
waktu dengan tidur, dimana beliau berkata : Termasuk hal yang makruh bagi mereka yaitu
orang shalig adalah tidur antara shalat shubuh dengan terbitnya matahari, karena waktu itu
adalah waktu yang sangat berharga sekali. Terdapat kebiasaan yang menarik dan agung sekali
mengenai pemanfaatan waktu tersebut dari orang-orang shalih, sampai-sampai walaupun
mereka berjalan sepanjang malam mereka tidak toleransi untuk istirahat pada waktu tersebut
hingga matahari terbit. Karena ia adalah awal hari dan sekaligus sebagai kuncinya. Ia
merupakan waktu turunnya rizki, adanya pembagian, turunnya keberkahan, dan darinya hari
itu bergulir dan mengembalikan segala kejadian hari itu atas kejadian saat yang mahal
tersebut. Maka seyogyanya tidurnya pada saat seperti itu seperti tidurnya orang yang
terpaksa (Madaarijus-Saalikiin 1/459).
2. Tidur Sebelum Shalat Isya
Diriwayatkan dari Abu Barzah radlyallaahu anhu : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu
alaihi wasallam membenci tidur sebelum shalat isya dan mengobrol setelahnya (HR.
Bukhari 568 dan Muslim 647).
Mayoritas hadits-hadits Nabi menerangkan makruhnya tidur sebelum shalat isya. Oleh sebab
itu At-Tirmidzi (1/314) mengatakan : Mayoritas ahli ilmu menyatakan makruh hukumnya
tidur sebelum shalat isya dan mengobrol setelahnya. Dan sebagian ulama lainnya memberi
keringanan dalam masalah ini. Abdullah bin Mubarak mengatakan : Kebanyakan haditshadits Nabi melarangnya, sebagian ulama membolehkan tidur sebelum shalat isya khusus di
bulan Ramadlan saja.
Al-Hafidh Ibnu Hajar berkata dalam Fathul-Baari (2/49) : Di antara para ulama melihat
adanya keringanan (yaitu) mengecualikan bila ada orang yang akan membangunkannya untuk
shalat, atau diketahui dari kebiasaannya bahwa tidurnya tidak sampai melewatkan waktu
shalat. Pendapat ini juga tepat, karena kita katakan bahwa alasan larangan tersebut adalah
kekhawatiran terlewatnya waktu shalat. [sa/berbagaisumber/abu-al-jauzaa]
Page 49 of 59
Page 50 of 59
Terbunuh Waktu
WAKTU adalah komoditas kita sebagai makhluk hidup. Kita meghabiskannya 24 jam dalam
sehari. 30 hari dalam satu bulan dan 365 hari dalam satu tahun. Waktu kita terbatas. Kita
hanya diberi kisaran 60 sampai dengan 80 tahun (itupun kalau kita mencapainya). Tapi kita
sering melaluinya cuma-cuma tanpa manfaat seakan waktu kita tidak terbatas.
Waktu adalah uang, bagi pecinta kehidupan duniawi yang selalu mengkonversikannya pada
materi.
Waktu adalah kehidupan, bagi sang bijak yang ingin memanfaat kan hidupnya.
Demi masa, sesungguhnya manusia dalam kerugian. Merugi tiap detik dan tiap jam yang
dilalui.
Dari 24 jam dalam satu hari sudah kah kita berbuat kebaikan?
Dari 24 jam dalam satu hari kesalahan apa yang telah kita lakukan?
Dari 24 jam dalam satu hari mungkin kita akan dijemput kematian.
Kematian yang indah, itulah harapan setiap orang. Mati dalam keadaan bermanfaat untuk
masyarakat, mati dalam keadaan mencari ridho-NYA.
Waktu, Seandainya kita tahu bahwa kita hidup hanya sesaat, kita pasti sering menangis dan
memohon terus ridho-NYA. Sayangnya dunia ini selalu menggoda dengan segala isinya,
menggoda dengan segala kemolekannya.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang menyadari betapa singkatnya dia menjadi
pemimpin, sehingga akan benar-benar memperhatikan rakyatnya.
Rakyat yang baik adalah rakyat yang menyadari betapa pentingnya dia memilih pemimpin
yang baik.
Sayangnya kita biasanya baru menyadari ketika kita memang telah terbunuh waktu. Betapa
banyak kebodohan yang telah dilakukan, betapa banyak hal-hal yang tidak perlu seharusnya
tidak terjadi. Karena kita sering menganggap waktu komoditas tidak tebatas.
Page 51 of 59
ADA dua biji tanaman yang terbenam dalam tanah. Biji pertama berkata:
Aku ingin tumbuh besar, aku ingin menancapkan akarku dalam-dalam ditanah ini. Aku ingin
tunas-tunasku tumbuh diatas tanah ini. Aku ingin melambaikan tunasku menyambut
datangnya musim semi. Aku ingin merasakan hangatnya mentari dan lembutnya embun pagi
lewat daun-daunku.
Biji itupun tumbuh menjulang menjadi sebatang tunas yang kuat.
Sementara itu, biji kedua berkata lain:
Aku takut. Kalau kutancapkan akarku kedalam tanah ini, aku tak pernah tau apa yang akan
terjadi didalam sana. Bukankah didalam sana amat gelap? Jika kuperlihatkan tunasku,
tentunya banyak hewan yang akan merusaknya. Apa yang akan terjadi kalau tunasku terbuka
dan terinjak sapi? Dan kalau tunasku tumbuh lebih tinggi, tentu manusia-manusia akan
mencabutnya. Tidak, aku tidak mau tumbuh. Aku akan menunggu dulu sampai semuanya
aman.
Biji itupun menunggu sendirian dalam gelapnya tanah.
Beberapa hari kemudian, seekor ayam mengais-ngais tanah didaerah itu. Ia mendapati sebuah
tunas muda yang cukup kuat, yang berasal dari biji pertama, dan dia tidak sanggup
memakannya. Tapi, ia juga mendapati biji kedua didalam tanah bekas kaisannya itu yang
agak lemah. Iapun memakannya.
Tamatlah riwayat biji kedua. Ia tak pernah bisa untuk hidup dan membuat sebuah cerita dan
karya nyata dalam hidup manusia, dan juga makhluk lain. Ia terlalu takut sebelum
mencobanya.
Sedangkan biji kedua dengan ketangguhannya. Ia berani untuk keluar melihat dunia yang
luas dengan segenap keindahannya. Memang ada juga keburukannya, tapi jika kita berani.
Allah akan selalu menguatkan kita, membantu kita menempuh jalan yang dipilih. Jika Allah
menghendaki.
Selalu ada pilihan dalam hidup ini. Masing-masing pilihan memiliki konsekuensi masingmasing.
Namun, seringnya kita menjatuhkan pilihan justru pada pilihan yang memberikan
kenyamanan dalam jangka pendek saja. Pada akhirnya, waktu berlalu tanpa ada makna baru
yang bisa kita dapatkan dalam hidup.
Kita kerap terbuai oleh alasan-alasan yang membuat kita tetap berada dalam kondisi saat ini
meski disekeliling kita banyak peluang untuk menjadi lebih baik.
Page 52 of 59
YA ALLAH, cukupilah aku dengan rezeki-Mu yang halal (hingga aku terhindar) dari yang
haram, dan kayakanlah aku dengan kenikmatan-Mu (hingga aku tidak meminta kepada selain
Engkau). (HR. At-Tirmidzi).
Begitu indah isi dari Hadist tersebut, yang mengisyaratkan kertergantungan kita yang besar
kepada yang maha memiliki kita, yang maha kaya, pemberi rizqi terbaik, yaitu Allahu Taala.
Tapi banyak juga sebagian dari kita yang masih meminta kepada sesuatu yang tidak dapat
memberikan manfaat ataupun mudharat kepada kita.
Meminta kepada tempat-tempat yang dibilang angker, dibawah pohon tua, dimakam-makam
yang dipercaya memiliki karomah (keramat). Mereka terlena dengan apa yang telah
dituntunkan oleh panutan kita semua Nabi Muhammad saw., bahwa kita harus bekerja keras
dengan cara yang baik (tidak menghalalkan segala cara).
Disertai dengan permohonan tolong/berdoa kepada yang maha memberi dan memiliki
kekayaan, Allahu Tabaroka Wa Taala, dan pada akhirnya berserah diri kepada ketentuan
Allah Taala atas hasil dari semua ikhtiar yang telah kita usahakan.
Lagipula Nabi kita yang mulia pun juga telah menyindir kita melalui hadistnya yang shohih
dan sangat indah, Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta, namun sesungguhnya
kekayaan itu adalah kekayaan jiwa. (H.R. Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud).
Karena Beliau tahu suatu saat orang-orang akan terlalu bernafsu mengejar materi dan
kehidupan dunia, sehingga terkadang mereka menghalalkan segala cara dan melupakan
kehidupan akhirat yang kekal dan utama. Mereka lupa untuk menyiapkan bekal perjalanan
untuk menghadap Allah Robbul Alamin.
Islam tidaklah bermusuhan dengan kekayaan. Tapi yang dilarang oleh Islam adalah cara kita
dalam meraihnya, jika kita harus melakukan kemaksiatan atau bahkan kemusyrikan terhadap
Allah Taala, naudzubillah min dzalik.
Dan akhirul kalam dari penulis, adalah semoga Allah Taala melindungi kita semua dan
keluarga kita dari yang syubhat, apalagi yang haram, dan memberikan kebaikan serta
keselamatan kepada kita baik didunia dan akhirat. Amiin Allahumma Amiin.
Page 53 of 59
Page 54 of 59
AHAD pagi yang cerah, bunga matahari di pekarangan rumah berdiri dengan megah dan
mekarnya menambah keindahan hari. Hari dimana para pekerja kantoran, PNS, ataupun anak
sekolah bersantai ria tanpa harus memikirkan tugas kantor atau PR yang membuat stress.
Ahad biasanya digunakan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga tercinta.
Meninggalkan rutinitas yang padat enam hari ke belakang, apalagi jika cuaca di luar semakin
mendukung. Hmm.. surga dunia.
Langit biru dengan paduan awan putih menambah semarak hari libur ini. Belum lagi dengan
kicauan burung yang terdengar mengalun merdu, yang hinggap di pepohonan hijau nan
rindang. Pantas saja jika tempat ini menjadi tempat favorit untuk sekedar bersepeda atau
duduk di bawah pohon. Sambil mendengarkan alunan musik lewat earphone yang sengaja
dibawa untuk temani pagi yang cerah.
Ineu sengaja datang ke kedai es krim, tak jauh dari komplek perumahan elit di seberang jalan.
Ia ingin sekali menyantap es krim kegemarannya, rasa vanilla blue. Pintu kedai itu unik,
dirancang menyerupai corong es krim berwarna pink mencolok. Dengan taburan kismis dan
saus coklat diatasnya, sangat menggugah selera.
Setelah masuk ke dalam, meja dan kursi pun dihias dengan gambar es krim berbagai rasa.
Tak ketinggalan, pelayan pun memakai topi yang lucu berbentuk corong es krim berwarna
hijau terang.
Silahkan de, mau pesan yang mana? sambut pelayan wanita sambil menyodorkan daftar
menu yang dibawanya.
Hmm, kalau yang ini berapa harganya? Ineu menunjuk gambar es krim rasa vanilla blue
dengan taburan kacang dan saus strawberry diatasnya.
Lima puluh ribu de, jelas pelayan.
Gadis berumur 11 tahun itu merogoh saku bajunya dan mengeluarkan uang receh. Kalau
tidak pakai kacang berapa? tanya Ineu.
Dua puluh lima ribu! jawab pelayan itu dengan nada agak tinggi. Sejak awal dia sudah
tidak yakin dengan anak yang di hadapannya. Anak ini tidak akan mampu membeli es krim
seharga lima puluh ribu.
Pelayan itu kemudian memandang Ineu sinis dari atas kepala hingga ujung kaki. Rambut
berantakan, kaos kebesaran, celana yang sakunya juga robek, dan sepasang sandal jepit yang
hampir putus membuat pelayan tidak yakin jika Ineu mampu membeli es krim di tempat ini.
Kalau tidak pakai saus strawberry jadi berapa? tanya Ineu lagi kepada pelayan.
Lima belas ribu!! jawab pelayan, kali ini dengan suara yang tinggi dan terdengar geram.
Ineu kembali melihat uang receh yang masih berada dalam genggaman. Ia menghitungnya,
ternyata hanya ada sepuluh ribu. Kalau belinya setengah porsi, tanpa kacang dan saus
strawberry berapa?
Page 55 of 59
Jadi sepuluh ribu!! Kalau kamu tidak mampu membeli tidak usah memakasakan diri lah.
Mending sekarang kamu pulang terus mandi, pergi sana!! jawab si pelayan.
Ineu hanya tersenyum, sambil menyodorkan uang recehan berjumlah sepuluh ribu. Aku
pesan setengah porsi saja tanpa kacang dan saus strawberry.
Pelayan itu dengan terpaksa menerima uang recehan yang harus dihitungnya kembali. Sambil
berlalu menuju ruang pesanan yang terletak di bagian belakang kedai. Setelah satu menit
menunggu, akhirnya pesanan Ineu datang juga. Ineu tersenyum bahagia menyambut es krim
vanilla blue yang akan menjadi miliknya.
Terima kasih dan ini tip untuk mba, sambil menyodorkan selembar uang lima puluh ribu
diatas baki yang dibawa pelayan. Ineu melenggang pergi tanpa melihat ekspresi pelayan yang
bengong.
Pelayan itu diam seribu bahasa, ia merasa malu karena telah berprasangka buruk kepada Ineu.
Dan yang lebih mengagetkannya lagi ketika ayah Ineu datang menghampiri dengan
menggunakan mobil mewah keluaran terbaru, dan hanya dimiliki beberapa orang saja di
dunia.
Ia juga terkejut saat temannya yang lain memberitahu bahwa tuan toko itu adalah ayah Ineu.
Yah, memang dia baru beberapa minggu bekerja disana. Padahal memang Ineu sengaja
berpenampilan seperti itu karena ia akan berlatih drama bersama teman-temannya, yang akan
dipentaskan sekolah pekan depan.
Dari sepenggal cerita diatas, kita dapat mengambil sebuah pelajaran. Kita tidak boleh menilai
orang hanya dari luarnya saja. Kita tidak boleh berburuk sangka kepada orang lain. Karena
Islam tidak pernah membeda-bedakan manusia dari warna kulit, ras ataupun status. Tapi yang
membedakannya hanya dari kadar ketaqwaan saja.
Seperti dalam ayat,
Wahai manusia! Sungguh kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu
saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertaqwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti. (QS. Al-Hujurat:13).
Sebenarnya sikap pelayan tadi bisa dikatakan sebagai sikap diskriminasi. Dan pada jaman
dahulu, praktik diskriminasi itu sudah ada. Contohnya saja praktik perbudakan. Seiring
kedatangan Islam, perbudakan mulai dihapus, hal ini dicontohkan Rasulullah saw., saat
memerdekakan Bilal bin Rabah. Mengangkat budak hitam legam ini menjadi muadzin dan
salah satu sahabat kepercayaannya.
Page 56 of 59
Page 57 of 59
Ekonomi dan keuangan yang terjadi secara global (di seluruh dunia) membuat hidup kita
mungkin semakin terhimpit dalam berbagai kesulitan. Sedekah bisa menjawab persoalan itu.
Kita semua tentu sudah mengetahui bahwa kekayaan tidak akan membawa arti tanpa ada
keberkahan. Dengan adanya keberkahan, harta dan rezeki yang sedikit akan bisa terasakan
mencukupi. Sebaliknya, tanpa keberkahan rezeki yang meskipun banyak akan terasakan
sempit dan menyusahkan.
Agar rezeki yang Allah swt berikan kepada kita menjadi berkah, Rasulullah saw
menganjurkan kepada umatnya untuk memperbanyak sedekah. Sabda Rasulullah saw,
Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah. Dalam hadis lain, Rasulullah saw
menjelaskan, Setiap awal pagi, semasa terbit matahari, ada dua malaikat menyeru kepada
manusia di bumi. Yang satu menyeru, Ya Tuhanku, karuniakanlah ganti kepada orang yang
membelanjakan hartanya kerena Allah. Yang satu lagi menyeru, Musnahkanlah orang yang
menahan hartanya.
Sedekah walaupun kecil tetapi amat berharga di sisi Allah swt. Orang yang bakhil dan kikir
dengan tidak menyedekahkan sebagian hartanya akan merugi di dunia dan akhirat karena
tidak ada keberkahan. Jadi, sejatinya orang yang bersedekah adalah untuk kepentingan
dirinya. Sebab, menginfakkan (belanjakan) harta akan memperoleh berkah, dan sebaliknya
menahannya adalah celaka.
Dari segi bentuknya, sedekah sesungguhnya tidak dibatasi pemberian dalam bentuk uang,
tetapi sejumlah amal kebaikan yang dilakukan seorang Muslim, termasuk sedekah
sebagaimana hadis dari Abu Musa r.a. berkata bahwa nabi saw. bersabda, Tiap Muslim
wajib bersedekah.
Sahabat bertanya, Jika tidak dapat? Nabi menjawab, Bekerjalah dengan tangannya yang
berguna bagi dirinya dan ia dapat bersedekah. Sahabat bertanya lagi, Jika tidak dapat,
jawab Nabi, Membantu orang yang sangat membutuhkan. Sahabat bertanya lagi, Jika
tidak dapat? Jawab Nabi, Menganjurkan kebaikan. Sahabat bertanya lagi, Jika tidak
dapat? Nabi menjawab, Menahan diri dari kejahatan, maka itu sedekah untuk dirinya
sendiri.
Hadis tersebut menggambarkan 4 tingkatan. Pertama, bekerja dan berusaha dengan
kemampuannya sehingga ia mendapat keuntungan dan dari keuntungan itu ia dapat
bersedekah. Keutamaan seorang Muslim jika ia bekerja dengan tekun penuh keikhlasan, ia
akan kuat secara ekonomi yang dipandang oleh Allah lebih baik dan lebih dicintai. Kepada
Muslim yang diberi rezeki oleh Allah kemudian ia menyedekahkannya di jalan Allah kita
patut meneladaninya sebagaimana hadis dari Abdullah bin Masud riwayat Bukhari dan
Muslim, bahwa Rasulullah bersabda, tidak ada iri hati yang diperbolehkan, selain terhadap
dua hal, yaitu, terhadap seorang Muslim yang dianugerahi harta benda dari Allah, lalu
tergeraklah hatinya untuk menghabiskannya menurut jalan yang hak dan terhadap seorang
Muslim yang telah diberi ilmu yang bermanfaat oleh Allah, lalu ia menggunakannya untuk
mengadili manusia dan mengajarkannya.
Page 58 of 59
Kedua, membantu orang yang sangat butuh bantuan. Sangat dianjurkan sebagai salah satu
bentuk kepedulian kemanusiaan, Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 280, Dan jika
orang yang berutang itu dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia memiliki
kelapangan dan kemampuan. Dan bersedekahlah sebagian atau seluruh piutangnya itu lebih
baik bagimu jika kamu betul-betul tahu.
Ketiga, menyuruh kepada kebaikan. Kebaikan yang dilakukan oleh seseorang karena perintah
dari seorang Muslim akan menjadi sedekah karena siapa yang menunjukkan kepada
kebaikan, maka seolah-olah ia melakukan kebaikan sebagaimana seseorang melakukan
kebaikan.
Keempat, menahan diri dari perbuatan yang buruk yang dapat menjerumuskan seseorang
pada kezaliman sebagai bentuk sedekah, karena menahan diri adalah sikap yang cukup sulit
untuk dilakukan dan hanya orang yang sudah terlatih saja yang akan mampu menahan diri
dari segala bentuk kejelekan.
Dari penjelasan hadis di atas, sedekah tidak mesti dengan hanya mengeluarkan sejumlah
materi atau uang, tetapi semua amal kebajikan yang dilakukan seorang Muslim, seperti
menciptakan kebersihan lingkungan, bersikap santun, memberikan pendidikan agama kepada
anak dan istri dan bahkan memberikan senyuman pun adalah sedekah (H.R. Baihaqi).
Bersedekah merupakan aktivitas seorang Muslim yang memiliki sifat keutamaan, karena
ketinggian derajat seorang Muslim ditentukan oleh sebesar dan sejauh mana ia memiliki
kepedulian dan kepekaan sosial kepada Muslim yang lainnya. Jadi, krisis keuangan global?
Siapa takut! Bersedekahlah! Allah swt menjamin, kita tidak akan pernah menjadi faqir!
Page 59 of 59