DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPUH:
2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah.
swt yang telah memberikan kemudahan bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya maka penulis tidak akan sanggup
menyelesaikannya makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga di
limpahkan kepada baginda tercinta Nabi Muhammad SAW.
Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Allah. swt yang telah
melimpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa kesehatan fisik maupun akal
pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan makalah ini yang
merupakan salah satu tugas mata kuliah Fiqih dengan judul Sholat Dhuha
Penulis menyadarai bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca dalam penulisan makalah ini supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan maka penulis memohon maaf yang sebesar-
besarnya. Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membawa manfaat bagi
para pembaca, terutama bagi penulis.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Shalat merupakan kewajiban hamba Allah Swt yang beriman. Bentuknya
adalah gerakan dan do’a dengan menghadapkan wajahnya kepada Yang Maha
Pencipta. Shalat merupakan ibadah yang pertama kali diperhitungkan dan pertama
dihisab di akhirat. Di dalam ibadah shalat ada dua macam bentuk, yaitu shalat wajib
dan shalat sunnah. Menurut hadits bukhori, shalat wajib adalah ibadah yang wajib
dikerjakan oleh masing-masing orang muslim, apabila dikerjakan mendapat pahala
dan apabila tidak dikerjakan mendapat dosa. Shalat wajib ini ada lima macam
waktu, diantaranya shalat subuh dikerjakan menjelang fajar, shalat dzuhur
dikerjakan pada saat matahari melebihi bayangan kita, shalat Ashar dikerjakan
ketika sore sebelum matahari berwarna merah, shalat Maghrib dikerjakan ketika
matahari sudah tenggelam, dan terakhir shalat Isya dikerjakan setelah shalat
Maghrib.
Dijelaskan dalam hadits Bukhori, bahwa shalat sunnah adalah ibadah shalat
yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak
berdosa. Shalat sunnah banyak macamnya, diantaranya yaitu shalat dhuha, shalat
witir, shalat tahajjud dan lain sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Shalat Dhuha
2. Hukum Shalat Dhuha
3. Waktu Shalat Dhuha
4. Bilangan Raka’at Shalat Dhuha
5. Surat-Surat Yang di baca Dalam Shalat Dhuha
6. Fadhilah Shalat Dhuha
7. Do’a Dalam Shalat Dhuha
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Fiqh Ibadah
2. Untuk menambah wawasan mahasiswa tentang shalat dhuha
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat Dhuha
Shalat dhuha merupakan shalat pada siang hari yang dianjurkan. Pahalannya
di sisi Allah cukup besar. Nabi Saw biasa melakukannya, dan mendorong umat
muslimin untuk melakukannya juga. Beliau menjelaskan barangsiapa yang shalat
empat rakaat pada awal siang hari, niscaya Allah mencukupkan pada sore
harinya. Sebagaimana beliau juga menjelaskan bahwa shalat dhuha itu sama
dengan tiga ratus enam puluh sedekah.1
Adapun pendapat yang lain bahwa shalat dhuha ialah shalat sunah yang
dikerjakan pada waktu matahari sedang naik. Sekurang-kurangya shalat ini dua
raka’at, boleh empat raka’at, enam, delapan atau dua belas raka’at.2
Artinya:
1 Abdur Rosyad Shiddiq. Fikih Ibadah. (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006) hal. 442
2 Moh. Rifa’i. Tuntunan Shalat Lengkap. (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1978) hal.
278.
5
pada saat itu makruh hukumnya untuk melakukan shalat. Menurut pandangan yang
lain, shalat dhuha dimulai ketika matahari naik setinggi 7 hasta dan berakhir ketika
matahari tergelincir (istiwa).3
Disunahkan juga melaksanakan pada waktu naik agak tinggi dan panas agak
terik. Dari Zaid bin Arqam r.a berkata:
Artinya:
“Nabi Saw keluar menuju tempat ahli quba, dikala itu mereka sedang mengerjakan
shalat dhuha. Beliau lalu bersabda: “inilah shalat orang-orang yang kembali kepada
Allah, yakni di waktu anak-anak unta telah bangkit karena kepanasan waktu
dhuha.” (H.R Ahmad dan Muslim)
1. Dua raka’at
ص اي ِّام ثاَلاث ا ِّة ااي َِّّام مِّ ان ُك ِّل ش ااهر اا او ا:ع انهُ قاالا
ِّ صانِّي اخ ِّل ايلِّي صلى هللا عليه وسلم ِّب ي هللاُ ا ِّ ع ان اا ِّبي ه اُري اارة ا ار
ض ا ا
) (رواه متفق عليه.ض احى اوا ا ان ا ُ او ت اِّر قا اب ال ا ا ان ا ا ارقُدا
ُّ او ار اكعاتاى ال
Artinya:
“Abu Hurairah r.a berkata: “Kekasihku Rosulullah Saw berpesan kepadaku, supaya
berpuasa tiga hari di tiap-tiap bulan, dan shalat dhuha dua raka’at, dan shalat witir
sebelum tidur.” (H.R Muttafaqun ‘Alaih)
3 Ibid, Tuntunan Shalat Lengkap. (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1978) hal. 278.
4 Zakiyah Daradjat dkk. Ilmu Fiqh. (Jakarta: PPP, cet-2, 1983) hal. 209.
6
2. Empat raka’at
Artinya:
“Aisyah r.a berkata: “ Rosuluullah Saw biasa melaksanakan shalat dhuha empat
raka’at, dan kadang-kadang melebihi dari itu sekehendak Allah.” (H.R Muslim)
3. Delapan raka’at
) (رواه ابو داود.س ِّل ُم مِّ ان ُك ِّل ار اك اعتاي ِّان ض احى ثا امان ا
ِّي ار اك اعات يُ ا ُ صلَّى
ُّ س اب احةا ال َّ ا ا َّن النا ِّب
ي صلى هللا عليه وسلم ا
Artinya:
“Bahwa Nabi Saw mengerjakan shalat dhuha sebanyak delapan raka’at dan tiap-
tiap dua raka’at beliau salam.” (H.R Abu Daud)
ض احى اِّثانات اى ا
ع اش ارة ا ار اك اعة باناى ُّ صلَّى ال ُ قاا ال ار:ع انهُ قاالا
س او ُل هللاِّ صلى هللا عليه وسلم ام ان ا ى هللاُ ا
ض ا ع ان اان ا
ِّ اس ار ا
هللاُ لاهُ قا ا
) (رواه الترمذى.ِّصرا فِّ اي ال اجنَّة
Artinya:
“Dari Anas r.a berkata: Rosulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang shalat dhuha
dua belas raka’at. Niscaya Allah dirikan gedung baginya di surga.” (H.R
Turmudzi)
Artinya:
“...... bacalah oleh kamu apa-apa yang mudah dari pada Al-Qur’an.” (Q.S Al-
Muzammil:20)
7
2. Jika dikerjakan dua raka’at disunahkan pada raka’at pertama sesudah membaca
Fatihah, membaca surat “Wasy-Syamsi Wadhuhahaa....” dan pada raka’at kedua
sesudah membaca Fatihah, membaca surat “ Wadhuha...”. jika dikerjakan lebih dari
dua raka’at , maka disunahkan tiap-tiap dua raka’at salam.
Surat yang dibaca seperti yang disebutkan di atas, sedang raka’at selebihnya
membaca surat Al-Kafirun dan surat Al-Ikhlas.
3. Cara yang terbaik, apabila dikerjakan dua raka’at, maka pada raka’at pertama
sesudah membaca Fatihah, kemudian membaca ayat Al-Kursi sepuluh kali dan pada
raka’at kedua sesudah membaca Fatihah, membaca surat Al-Ikhlas sepuluh kali
juga.5
عن انس رضى هللا عنه عن النبي صلى هللا عليه وسلم من صلى الضحى يقرأ في الر كعة اَلولى فا تحة الكتاب واية
. استوجب رضوان هللا اَلكبر، وفي الثانية فا تحة الكتاب وقل هو هللا احد عشر مرات،الكرسى عشر مرات
Artinya:
“Anas r.a meriwayatkan dari Nabi Saw, “Barangsiapa yang melaksanakan shalat
dhuha membaca pada raka’at pertama surat Al-Fatihah dan ayat kursi sepuluh kali,
serta pada raka’at kedua sesudah Fatihah membaca surat Al-Ikhlas sepuluh kali,
pasti ia mendapat keridhoan yang terbesar dari Allah.”
5 Ibid. Tuntunan Shalat Lengkap. (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1978) hal. 280.
6 A. Munir, Sudarsono. Dasar-Dasar Agama Islam. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013) hal.
130.
8
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah r.a dalam haditsnya sebagai berikut:
(رواه.قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم من حافظ على شفعة الضحى غفر له ذنوبه وان مثل زبد البحر
)الترمذى
Artinya:
“Siapa saja yang dapat mengerjakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni
dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih dilautan.” (H.R Turmudzi)
. وَل يحافظ على صَلة الضحى اَل اواب،صَلة الضحى تجلب الرزق وتنفى الفقر
Artinya:
“Shalat dhuha itu mendatangkan rizqi dan menolak kefakiran (kemiskinan), dan
tidak ada yang akan memelihara shalat dhuha, kecuali hanya orang-orang yang
bertaubat.”
(رواه الحاكم. ابن ادم َل تعجزن عن اربع ركعات فى اول النهار اكفك احخره:قال هللا عز وجل
)والطبرانى
Artinya:
“Allah ‘azza wajalla berfirman: “Wahai anak adam, jangan sekali-kali engkau
malas mengerjakan empat raka’at pada waktu permulaan siang (yakni) shalat
dhuha, nanti pasti akan Kucukupkan kebutuhanmu pada waktu sorenya.” (H.R
Hakim dan Thabroni)
وكل، فكل تسبيحة صدقة،قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يصبح على كل سَلئ من احدكم صدقة
، وامر بالمعروف صدقة ونهى عن المنكر صدقة، وكل تكبيرة صدقة، وكل تهليلة صدقة،تحميدة صدقة
) (رواه احمد ومسلم وابو داود.ويجزى من ذلك ركعتان بركعهما من الضحى
9
Artinya;
اين الذين كانوا يداومون على صَلة الضحى؟ هذا:ان في الجنة بابا يقال له الضحى فاذا كان يوم القيامة نادى منادى
) (رواه الطبرانى.!بابكم فادخلوه برحمة هللا
Artinya:
“Bahwasanya di surga ada pintu yang dinamakan “Dhuha”. Maka jika telah datang
hari kiamat kelak, berserulah (malaikat) penyeru: “Manakah orang-orang yang
telah melanggengkan shalat dhuha? Inilah pintu kamu, silahkan masuk kedalam
dengan rahmat Allah.” (H.R Thobroni)
،اللهم إن الضحاء ضحاءك والبهاء بهائك والجمال جمالك والقوة قوتك والقدرة قدرتك والعصمة عصمتك
اللهم إن كان رزقى في السماء فانزله وإن كان في اَلرض فاخرجه وإن كان معسرا فيسره وإن حراما
.فطهره وإن كان بعيدا فقربه بحق ضحائك وبهائك وجمالك وقوتك وقدرتك اتنى ما اتيت عبادك الصالحين
Artinya:
“Ya Allah, bahwasanya waktu dhuha itu waktu dhuha-Mu, kemegahan ialah
kemegahan-Mu, keindahan itu keindahan-Mu, kekuatan itu kekuatan-Mu,
kekuasaan itu kekuasaan-Mu, dan perlindungan itu perlindungan-Mu. “Ya Allah
jika rizqiku masih di langit, turunkanlah dan jika ada di dalam bumi maka
keluarkanlah, jika sukar maka mudahkanlah, jika haram maka sucikanlah, jika
masih jauh maka dekatkanlah, berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan,
10
kekuatan, dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami seperti yang telah engkau
limpahkan kepada hamba-hamba yang shaleh.”7
) (رواه الترمذى.اللهم بك اسبحنا وبك امسينا وبك نحيا وبك نموت وإليك النشور
Artinya:
“Ya Allah, dengan rahmat Engkau aku berada di waktu pagi ini, dan dengan rahmat
Engkau aku berada di sore ini, dan dengan rahmat Engkau aku hidup dan aku akan
mati dan kepada-Mu aku akan kembali.” (H.R Turmudzi)
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Shalat dhuha merupakan shalat pada siang hari yang dianjurkan. Pahalannya
di sisi Allah cukup besar. Nabi Saw biasa melakukannya, dan mendorong umat
muslimin untuk melakukannya juga. Beliau menjelaskan barangsiapa yang shalat
empat rakaat pada awal siang hari, niscaya Allah mencukupkan pada sore
harinya. Sebagaimana beliau juga menjelaskan bahwa shalat dhuha itu sama
dengan tiga ratus enam puluh sedekah.
Shalat dhuha dimulai setelah matahari naik kira-kira setinggi tiga tombak,
dan berakhir ketika posisi matahari tepat berada di tengah-tengah langit (istiwa) dan
pada saat itu makruh hukumnya untuk melakukan shalat. Menurut pandangan yang
lain, shalat dhuha dimulai ketika matahari naik setinggi 7 hasta dan berakhir ketika
matahari tergelincir (istiwa).
12
DAFTAR PUSTAKA
Daradjat Zakiyah, dkk. 1983. Ilmu Fiqh I. Jakarta: Proyek Pembinaan Perguruan
Tinggi Agama, cet II.
Rifa’i, Mohammad. 1978. Tuntunan Sholat Lengkap. Semarang: PT. Karya Toha
Putra.
Shiddiq, Abdul Rosyad. 2006. Fikih Ibadah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, cet III.
Sudarsono, A. Munir. 2013. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
13