Pengertian
Shalat dhuha adalah salah satu shalat sunnah yang istimewa. Ada banyak manfaat dan keutamaan jika
seorang muslim rutin melaksanakan shalat sunnah ini. Shalat ini dikenal sebagai shalat sunnah untuk memohon
rezeki dari Allah SWT.
Cara melaksanakan shalat dhuha ini sama dengan pelaksanaan shalat lain pada umumnya. Hanya saja
ada doa-doa tertentu yang dibacakan setelah shalat. Shalat Dhuha dikerjakan minimal dua raka’at dan bisa
dikerjakan maksimal dua belas raka’at. Masing–masing dua raka’atnya diakhiri dengan satu salam. Shalat
dhuha dilakukan secara sendiri atau tidak berjamaah (Munfarid)
Bagaimana tata cara sholat dhuha? Sholat dhuha dikerjakan dua rakaat salam – dua rakaat salam.
Adapun jumlah rakaatnya, minimal dua rakaat. Rasulullah kadang mengerjakan sholat dhuha empat rakaat,
kadang delapan rakaat. Namun sebagian ulama tidak membatasi. Ada yang mengatakan 12 rakaat, ada yang
yang mengatakan bisa lebih banyak lagi hingga waktu dhuha habis.
Dari Ummu Hani’ binti Abi Thalib , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengerjakan sholat
dhuha sebanyak delapan rakaat. Pada setiap dua rakaat, beliau mengucap salam (HR. Abu Dawud; shahih)
Waktu pelaksanaan shalat dhuha adalah sejak matahari naik hingga condong ke barat. Artinya, di
Indonesia, waktu shalat dhuha terbentang selama beberapa jam sejak 20 menit setelah matahari terbit hingga 15
menit sebelum masuk waktu dhuhur. Waktu yang lebih utama adalah seperempat siang. Atau lebih tepatnya
sekitar pukul 07.00 WIB sampai sebelum jam 12.00 WIB. Namun, lebih baiknya jika dilaksanakan sekitar
pukul 08. 00 sampai dengan 10.00 WIB pagi.
Di Arab Saudi, waktu itu ditandai dengan padang pasir terasa panas dan anak unta beranjak.
Sebagaimana sabda Rasulullah: Bahwasanya Zaid bin Arqam melihat orang-orang mengerjakan shalat Dhuha
(di awal pagi). Dia berkata, “Tidakkah mereka mengetahui bahwa shalat di selain waktu ini lebih utama.
Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Shalat orang-orang awwabin (taat; kembali
pada Allah) adalah ketika anak unta mulai kepanasan’” (HR. Muslim)