Anda di halaman 1dari 25

Macam-Macam sholat sunnah

Disusun Oleh : Zainal Muttqin


Macam shalat sunah adalah :

1. Shalat Wudhu, Yaitu shalat sunnah dua rakaat yang bisa dikerjakan setiap selesai wudhu,
niatnya :Ushalli sunnatal wudlu-I rak’ataini lillahi Ta’aalaa’ artinya : ‘aku niat shalat sunnah
wudhu dua rakaat karena Allah’

2. Shalat Tahiyatul Masjid, yaitu shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan ketika memasuki
masjid, sebelum duduk untuk menghormati masjid. Rasulullah bersabda

‘Apabila seseorang diantara kamu masuk masjid, maka janganlah hendak duduk sebelum shalat
dua rakaat lebih dahulu’ (H.R. Bukhari dan Muslim). Niatnya :

‘Ushalli sunnatal Tahiyatul Masjidi rak’ataini lillahi Ta’aalaa’ Artinya : ‘aku niat shalat sunnah
tahiyatul masjid dua rakaat karena Allah’

3. Shalat Dhuha. Adalah shalat sunnah yang dikerjakan ketika matahari baru naik. Jumlah
rakaatnya minimal 2 maksimal 12. Dari Anas berkata Rasulullah ‘Barang siapa shalat Dhuha 12
rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana disurga’ (H.R. Tarmiji dan Abu Majah).
Niatnya :

‘Ushalli sunnatal Dhuha rak’ataini lillahi Ta’aalaa’ Artinya : ‘aku niat shalat sunnah dhuha dua
rakaat karena Allah’

4. Shalat Rawatib. Adalah shalat sunnah yang dikerjakan mengiringi shalat fardhu. Niatnya :

a. Qabliyah, adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan sebelum shalat wajib. Waktunya : 2
rakaat sebelum shalat subuh, 2 rakaat sebelum shalat Dzuhur, 2 atau 4 rakaat sebelum shalat
Ashar, dan 2 rakaat sebelum shalat Isya’. Niatnya:

‘Ushalli sunnatadh Dzuhri* rak’ataini Qibliyyatan lillahi Ta’aalaa’ Artinya: ‘aku niat shalat
sunnah sebelum dzuhur dua rakaat karena Allah’

* bisa diganti dengan shalat wajib yang akan dikerjakan.

b. Ba’diyyah, adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan setelah shalat fardhu. Waktunya : 2
atau 4 rakaat sesudah shalat Dzuhur, 2 rakaat sesudah shalat Magrib dan 2 rakaat sesudah shalat
Isya. Niatnya :

‘Ushalli sunnatadh Dzuhri* rak’ataini Ba’diyyatan lillahi Ta’aalaa’ Artinya : ‘aku niat shalat
sunnah sesudah dzuhur dua rakaat karena Allah’

* bisa diganti dengan shalat wajib yang akan dikerjakan.

5. Shalat Tahajud, adalah shalat sunnah pada waktu malam. Sebaiknya lewat tengah malam.
Dan setelah tidur. Minimal 2 rakaat maksimal sebatas kemampuan kita. Keutamaan shalat ini,
diterangkan dalam Al-Qur’an. ‘Dan pada sebagian malam hari bershalat tahajudlah kamu
sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ketempat
yang terpuji’(Q.S. Al Isra : 79 ). Niatnya :

‘Ushalli sunnatal tahajjudi rak’ataini lillahi Ta’aalaa’ Artinya : ‘aku niat shalat sunnah
tahajjud dua rakaat karena Allah’

6. Shalat Istikharah, adalah shalat sunnah dua rakaat untuk meminta petunjuk yang baik,
apabila kita menghadapi dua pilihan, atau ragu dalam mengambil keputusan. Sebaiknya
dikerjakan pada 2/3 malam terakhir. Niatnya :

‘Ushalli sunnatal Istikharah rak’ataini lillahi Ta’aalaa’ Artinya : ‘aku niat shalat sunnah
Istikharah dua rakaat karena Allah’

7. Shalat Hajat, adala shalat sunnah dua rakaat untuk memohon agar hajat kita dikabulkan
atau diperkenankan oleh Allah SWT. Minimal 2 rakaat maksimal 12 rakaat dengan salam setiap 2
rakaat. Niatnya :

‘Ushalli sunnatal Haajati rak’ataini lillahi Ta’aalaa’ Artinya : ‘aku niat shalat sunnah hajat dua
rakaat karena Allah’

8. Shalat Mutlaq, adalah shalat sunnah tanpa sebab dan tidak ditentukan waktunya, juga tidak
dibatasi jumlah rakaatnya. ‘Shalat itu suatu perkara yang baik, banyak atau sedikit’ (Al Hadis).
Niatnya :

‘Ushalli sunnatal rak’ataini lillahi Ta’aalaa’ Artinya : ‘aku niat shalat sunnah dua rakaat karena
Allah’

9. Shalat Taubat, adalah shalat sunnah yang dilakukan setelah merasa berbuat dosa kepada
Allah SWT, agar mendapat ampunan-Nya. Niatnya:

‘Ushalli sunnatal Taubati rak’ataini lillahi Ta’aalaa’ Artinya : ‘aku niat shalat sunnah
taubat dua rakaat karena Allah’

10. Shalat Tasbih, adalah shalat sunnah yang dianjurkan dikerjakan setiap malam, jika tidak bisa
seminggu sekali, atau paling tidak seumur hidup sekali. Shalat ini sebanyak empat rakaat, dengan
ketentuan jika dikerjakan pada siang hari cukup dengan satu salam, Jika dikerjakan pada malam
hari dengan dua salam. Cara mengerjakannya
Niat :

‘Ushalli sunnatan tasbihi raka’ataini lilllahi ta’aalaa’ artinya ‘aku niat shalat sunnah tasbih dua
rakaat karena Allah’

a. Usai membaca surat Al Fatehah membaca tasbih 15 kali.

b. Saat ruku’, usai membaca do’a ruku membaca tasbih 10 kali

c. Saat ‘itidal, usai membaca do’a ‘itidal membaca tasbih 10 kali

d. Saat sujud, usai membaca doa sujud membaca tasbih 10 kali

e. Usai membaa do’a duduk diantara dua sujud membaca tasbi 10 kali.

f. Usai membaca doa sujud kedua membaca tasbih 10 kali.

Jumlah keseluruhan tasbih yang dibaca pada setiap rakaatnya sebanyak 75 kali. Lafadz bacaan
tasbih yang dimaksud adalah sebagai berikut :

‘Subhanallah wal hamdu lillahi walaa ilaaha illallahu wallahu akbar’ artinya : ‘Maha suci Allah
yang Maha Esa. Segala puji bagi Akkah, Dzat yang Maha Agung’.

11. Shalat Tarawih, adalah shalat sunnah sesudah shalat Isya’pada bulan Ramadhan. Menegenai
bilangan rakaatnya disebutkan dalam hadis. ‘Yang dikerjakan oleh Rasulullah saw, baik pada
bulan ramadhan atau lainnya tidak lebih dari sebelas rakaat’ (H.R. Bukhari). Dari Jabir
‘Sesungguhnya Nabi saw telah shallat bersama-sama mereka delapan rakaat, kemudian beliau
shalat witir.’ (H.R. Ibnu Hiban)

Pada masa khalifah Umar bin Khathtab, shalat tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat dan hal ini
tidak dibantah oleh para sahabat terkenal dan terkemuka. Kemudian pada zaman Umar bin Abdul
Aziz bilangannya dijadikan 36 rakaat. Dengan demikian bilangan rakaatnya tidak ditetapkan
secara pasti dalam syara’, jadi tergantung pada kemampuan kita masing-masing, asal tidak
kurang dari 8 rakaat. Niat shalat tarawih :

‘Ushalli sunnatan Taraawiihi rak’ataini (Imamam/makmuman) lillahi ta’aallaa’ artinya : ‘Aku


niat shalat sunat tarawih dua rakaat (imamam/makmum) karena Allah’

12. Shalat Witir, adalah shalat sunnat mu’akad (dianjurkan) yang biasanya dirangkaikan dengan
shalat tarawih, Bilangan shalat witir 1, 3, 5, 7 sampai 11 rakaat. Dari Abu Aiyub, berkata
Rasulullah ‘Witir itu hak, maka siapa yang suka mengerjakan lima, kerjakanlah. Siapa yang suka
mengerjakan tiga, kerjakanlah. Dan siapa yang suka satu maka kerjakanlah’(H.R. Abu Daud dan
Nasai). Dari Aisyah : ‘Adalah nabi saw. Shalat sebelas rakaat diantara shalat isya’ dan terbit
fajar. Beliau memberi salam setiap dua rakaatdan yang penghabisan satu rakaat’ (H.R. Bukhari
dan Muslim)

‘Ushalli sunnatal witri rak’atan lillahi ta’aalaa’artinya : ‘Aku niat shalat sunnat witir dua rakaat
karena Allah’

13. Shalat Hari Raya, adalah shalat Idul Fitri pada 1 Syawal dan Idul Adha pada 10 Dzulhijah.
Hukumnya sunat Mu’akad (dianjurkan).’Sesungguhnya kami telah memberi engkau (yaa
Muhammad) akan kebajikan yang banyak, sebab itu shalatlah engkau dan berqurbanlah karena
Tuhanmu ‘ pada Idul Adha – ‘(Q.S. Al Kautsar.1-2)Dari Ibnu Umar ‘Rasulullah, Abu Bakar,
Umar pernah melakukan shalat pada dua hari raya sebelum berkhutbah.’(H.R. Jama’ah). Niat
Shalat Idul Fitri :

‘Ushalli sunnatal li’iidil fitri rak’ataini (imamam/makmumam) lillahita’aalaa’ artinya : ‘Aku niat
shalat idul fitri dua rakaat (imam/makmum) karena Allah’

Niat Shalat Idul Adha :

‘Ushalli sunnatal li’iidil Adha rak’ataini (imamam/makmumam) lillahita’aalaa’ artinya : ‘Aku


niat shalat idul adha dua rakaat (imam/makmum) karena Allah

Waktu shalat hari raya adalah setelah terbit matahari sampai condongnya matahari. Syarat, rukun
dan sunnatnya sama seperti shalat yang lainnya. Hanya ditambah beberapa sunnat sebagai
berikut:

a. Berjamaah

b. Takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali pada rakat kedua

c. Mengangkat tangan setinggi bahu pada setiap takbir.

d. Setelah takbir yang kedua sampai takbir yang terakhir membaca tasbih.

e. Membaca surat Qaf dirakaat pertama dan surat Al Qomar di rakaat kedua.

Atau surat A’la dirakat pertama dan surat Al Ghasiyah pada rakaat kedua.

f. Imam menyaringkan bacaannya.

g. Khutbah dua kali setelah shalat sebagaimana khutbah jum’at

h. Pada khutbah Idul Fitri memaparkan tentang zakat fitrah dan pada Idul

Adha tentang hukum-hukum Qurban.


i. Mandi, berhias, memakai pakaian sebaik-baiknya.

j. Makan terlebih dahulu pada shalat Idul Fitri pada Shalat Idul Adha

sebaliknya.

14. Shalat Khusuf, adalah shalat sunat sewaktu terjadi gerhana bulan atau matahari. Minimal dua
rakaat. Caranya mengerjakannya :

a. Shalat dua rakaat dengan 4 kali ruku’ yaitu pada rakaat pertama, setelah ruku’ dan I’tidal
membaca fatihah lagi kemudian ruku’ dan I’tidal kembali setelah itu sujud sebagaimana biasa.
Begitu pula pada rakaat kedua.

b. Disunatkan membaca surat yang panjang, sedang membacanya pada waktu gerhana bulan
harus nyaring sedangkan pada gerhana matahari sebaliknya.

Niat shalat gerhana bulan :

‘Ushalli sunnatal khusuufi rak’ataini lillahita’aalaa’ artinya : ‘Aku niat shalat gerhana
bulan dua rakaat karena Allah’

15. Shalat Istiqa’,adalah shalat sunat yang dikerjakan untuk memohon hujan kepada Allah SWT.
Niatnya ‘

‘Ushalli sunnatal Istisqaa-I rak’ataini (imamam/makmumam) lillahita’aalaa’ artinya : ‘Aku niat


shalat istisqaa dua rakaat (imam/makmum) karena Allah’

Syarat-syarat mengerjakana Shalat Istisqa :

a. Tiga hari sebelumnya agar ulama memerintahkan umatnya bertaobat dengan berpusa dan
meninggalkan segala kedzaliman serta menganjurkan beramal shaleh. Sebab menumpuknya dosa
itu mengakibatkan hilangnya rejeki dan datangnya murka Allah. ‘Apabila kami hendak
membinasakan suatu negeri, maka lebih dulu kami perbanyak orang-orang yang fasik, sebab
kefasikannyalah mereka disiksa, lalu kami robohkan (hancurkan) negeri mereka sehancur-
hancurnya’(Q.S. Al Isra’ : 16).

b. Pada hari keempat semua penduduk termasuk yang lemah dianjurkan pergi kelapangan dengan
pakaian sederana dan tanpa wangi-wangian untuk shalat Istisqa’

c. Usai shalat diadakan khutbah dua kali. Pada khutbah pertama hendaknya membaca istigfar 9 X
dan pada khutbah kedua 7 X.

Pelaksanaan khutbah istisqa berbeda dengan khutbah lainnya, yaitu :


a. Khatib disunatkan memakai selendang.

b. Isi khutbah menganjurkan banyak beristigfar, dan berkeyakinan bahwa Allah SWT akan
mengabulkan permintaan mereka.

c. Saat berdo’a hendaknya mengangkat tangan setinggi-tingginya.

Saat berdo’a pada khutbah kedua, khatib hendaknya menghadap kiblat membelakangi
makmumnya

Sholat Jumat di Masjidil Haram (ilustrasi)

Pengertian Sholat Jumat

Sholat Jumat adalah sholat 2 rokaat yang dilakukan di hari Jumat secara berjamaah setelah khutbah
Jumat setelah masuk waktu Dhuhur.

Untuk dapat melakukan sholat Jum’at berjamaah, jumlah yang hadir harus minimal 40 orang dan
dilakukan di masjid yang dapat menampung banyak jamaah.

Hukum Sholat Jumat

Hukum sholat jumat bagi laki-laki adalah wajib. Hal ini berdasarkan dalil sholat Jumat yang diambil dari
Al Qur’an, As-Sunnah dan ijma atau kesepakatan para ulama. Dalilnya adalah surat Al Jumu’ah ayat 9
yang berbunyi,

Hai orang-orang yang beriman, apabila diserukan untuk menunaikan sholat Jumat, maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli."

Sedangkan hadist Nabi yang memerintahkan untuk melaksanakan sholat Jumat adalah dari hadist Thariq
bin Syihab yang bunyinya,

Jumatan adalah hak yang wajib atas setiap muslim dengan berjamaah, selain atas empat (golongan),
yakni budak sahaya, wanita, anak kecil atau orang yang sakit." (HR. Abu Dawud)

Jadi, hukum shalat Jum’at bagi laki-laki adalah fardhu ‘ain, yakni wajib dilakukan bagi setiap laki-laki.
Sedangkan bagi wanita tidak diwajibkan, namun tetap harus melaksanakan sholat Dhuhur.
Yang Diwajibkan Sholat Jumat
Hal-hal yang perlu diketahui tentang siapakah yang diwajibkan untuk melakukan sholat Jumat, berikut
penjelasannya.

1. Muslim yang sudah baligh dan berakal. Meski anak laki-laki yang belum baligh belum
mendapatkan kewajiban untuk melaksanakan sholat Jumat namun hendaknya anak laki-laki
yang sudah mumayyiz (berumur sekitar 7 tahun ) maka orang tua atau walinya diminta untuk
memerintahkan anak tersebut menghadiri sholat Jumat.
2. Laki-laki. Tidak ada kewajiban melakukan sholat Jumat bagi perempuan. Maka hukum sholat
Jumat bagi wanita adalah mubah.
3. Orang yang merdeka, bukan budak sahaya. Pada poin ini, terdapat perbedaan pendapat antar
ulama, karena berdasarkan hadist, hamba sahaya atau budak tidak wajib melakukan sholat
Jumat. Dasar pemikirannya adalah karena tuannya sangat memerlukan tenaganya sehingga sang
hamba sahaya tidak dapat leluasa melakukan sholat Jumat. Namun sebagian ulama
menyatakan, bila majikannya mengizinkan dirinya untuk melakukan sholat Jumat maka sang
hamba sahaya wajib menghadiri sholat Jumat tersebut karena tidak ada lagi uzur yang
menghalangi. Pendapat ini dikuatkan oleh as-Syaikh Muhammad bin Shalih as-‘Utsaimin (Asy-
SyarhulMumti’ 5/9).
4. Orang yang menetap dan bukan musafir ( orang yang sedang bepergian ). Dasar pemikirannya
adalah ketika Rasulullah SAW dahulu melakukan safar atau bepergian, beliau tidak melakukan
sholat Jumat dalam safarnya. Pun ketika Nabi SAW menunaikan haji wada’ di Padang Arafah
( wukuf ) pada hari Jumat beliau menjama’ sholat dhuhur dan ashar dan tidak melakukan shalat
Jumat.
5. Orang yang tidak memiliki halangan atau uzur yang dapat mencegahnya menghadiri shalat
Jumat. Apabila orang tersebut memiliki halangan, maka dia hanya wajib melakukan sholat
dhuhur saja. Diantara orang yang memiliki uzur dan diperbolehkan meninggalkan shalat Jumat
adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab keamanan dan kemaslahatan umat,
diantaranya adalah petugas keamanan, dokter dan sebagainya.
6. Orang sakit yang membuatnya tidak mampu menghadiri shalat Jumat dan akan menemui
kesulitan untuk melaksanakan bukan sekedar perkiraan, seperti terkena diare misalnya, maka
diperbolehkan tidak melakukan shalat Jumat.

Maka bagi yang diwajibkan sholat Jumat sebagaimana di atas namun tidak mengerjakan dengan uzur
syar’i, hukum meninggalkan sholat Jumat adalah haram.

"Barang siapa yang meninggalkan shalat jum’at 3 (tiga) kali tanpa sebab maka Allah akan mengunci
mata hatinya." (H.R. Malik)

Hadist lain pun menyebutkan

"Barang siapa yang tidak mengerjakan Shalat Jum’at tiga kali karena meremehkannya maka Allah
akan mengunci mata hatinya." (H.R. At Tirmidzi)
Keutamaan Sholat Jumat dan Sejarah Sholat Jumat

Keutamaan hari Jumat dalam Islam adalah hari Jumat merupakan penghulunya hari (sayyidul ayyam).
Hari Jum’at pun oleh umat beragama Islam dianggap sebagai hari istimewa, hal ini karena Nabi Adam As
diciptakan pada hari Jum’at serta dimasukkannya beliau ke dalam surga. Selain itu, pada hari jum’at juga
hari saat nabi Adam dikeluarkan dari surga menuju bumi, serta terjadinya kiamat yang juga akan terjadi
di hari Jum’at sebagaimana yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadist. Dari Aus
bin ‘Aus, Rasulullah bersabda,

Sesungguhnya diantara hari kalian yang paling utama adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam
diciptakan dan pada hari itu pula Adam diwafatkan, di hari itu tiupan sangkakala pertama
dilaksanakan, di hari itu pula tiupan kedua dilakukan”. (HR. Abu Daud, An Nasai, Ibnu Majah dan
Ahmad).

Pada hari Jum’at juga diyakini sebagai waktu yang mustajab untuk berdoa dan dosa-dosa diampuni
hingga hari Jum’at berikutnya bila kita bertaubat dan memperbanyak membaca istighfar. Sehingga
hikmah sholat Jumat sangat besar sekali.

Sunnah Jumat (Hal-hal yang dilakukan di hari Jumat)

Setelah mengetahui bahwa shalat Jumat hukumnya wajib bagi laki-laki serta memahami keutamaan
sholat Jumat selain sebagai penambah pahala juga sebagai penghapus dosa, maka yang kemudian harus
diketahui adalah hal-hal yang disunnahkan oleh Nabi sebelum dan sesudah melakukan shalat Jumat di
masjid.

Sunnah-sunnah Sebelum Sholat Jumat

1. Mandi
2. Memotong kuku dan mencukur kumis
3. Memakai pakaian yang rapi dan bersih ( lebih diutamakan berwarna putih )
4. Memakai wangi-wangian. Barangsiapa yang mandi pada hari Jumat dan memakai pakaian yang
terbaik yang dimiliki, memakai harum-haruman jika ada, kemudian pergi melaksanakan shalat
Jumat dan di sana tidak melangkahi bahu manusia lalu mengerjakan shalat Sunnah, kemudian
imam datang dan ia diam sampai selesai shalat jumat maka perbuatannya itu akan
menghapuskan dosa antara jumat itu dan jumat sebelumnya
5. Berdoa ketika keluar rumah
6. Segera menuju masjid dengan berjalan kaki perlahan-lahan dan tidak banyak bicara.
7. Ketika masuk ke masjid melangkah dengan kaki kanan dan membaca doa.
8. Melaksanakan shalat sunnah tahiyatul masjid.
9. I’tikaf sambil membaca Al Qur’an, berdzikir atau bersholawat ketika khatib belum naik ke
mimbar, namun bila khatib telah naik ke mimbar hendaknya para jamaah menghentikan dzikir
atau bacaan Al Qur’an dan mendengarkan khotbah jumat.
Sunnah-sunnah Setelah Sholat Jumat
Setelah shalat Jumat, jamaah disunnahkan membaca dzikir dan mengerjakan shalat sunnah ba’diyah
Jumat baik saat di masjid atau ketika telah berada di rumah.

Menurut riwayat, Nabi Muhammad SAW mengerjakan shalat sesudah shalat jumat dua rakaat di
rumahnya. (HR. Al Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairah)

Di hari Jumat kita diperintahkan untuk memperbanyak shalawat atas Nabi SAW. Dari Abu Umamah ,
Rasulullah SAW bersabda,

Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jumat. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan
padaku setiap Jumat. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat
denganku pada hari kiamat nanti”. (HR. Baihaqi).

Kebiasaan Nabi yang lain pada setiap hari Jumat adalah membaca surat Al Kahfi, rentang waktunya
dimulai sejak terbenamnya matahari di hari Kamis hingga terbenamnya matahari di hari Jumat.

Rasulullah bersabda,

Barangsiapa membaca surat al Kahfi pada hari Jumat, akan bersinar baginya cahaya antara dirinya
dan Baitul Haram”. (HR. Baihaqi).

Datang ke masjid lebih awal juga merupakan perbuatan yang utama bagi laki-laki yang akan menunaikan
shalat jamaah Jumat. Sebagaimana sebuah hadist yang menyebutkan, dari Abu Hurairah berkata,
Rasulullah SAW bersabda,

Pada hari Jumat di setiap pintu masjid ada beberapa malaikat yang mencatat satu persatu orang
yang hadir sholat jumat sesuai dengan kualitas kedudukannya. Apabila imam datang atau telah naik
mimbar, maka para malaikat itu menutup lembaran catatan tersebut lalu mereka bersiap-siap
mendengarkan khotbah sholat Jumat. Orang yang datang lebih awal diumpamakan seperti orang
yang berqurban seekor unta gemuk, orang yang datang berikutnya seperti yang berqurban sapi dan
orang yang datang berikutnya seperti orang yang berqurban kambing. Yang datang selanjutnya
seperti orang yang bersedekah seekor ayam dan berikutnya yang terakhir seperti orang yang
bersedekah dengan sebutir telur. (HR. Bukhori).

Bacaan Doa Sholat Jumat (Niat Shalat Jumat)

Adapun pelaksanaan sholat jum’at sama seperti sholat lainnya. Di mulai dengan membaca niat sholat
Jum’at seperti dibawah ini:
Artinya: "Aku niat shalat fardhu jumat 2 rakaat menghadap kiblat mengikuti imam karena Allah ta'ala."

Catatan penting: Jika menjadi IMAM maka kata MA'MUUMAN di ganti menjadi IMAAMAN.

Setelah membaca niat shalat Jum’at tersebut, maka Anda dapat melanjutkan dengan bacaan Takbirotul
Ikhram dan Membaca Surat Iftitah, dilanjutkan dengan membaca Surat Al Fatihah seperti pada saat
melaksanakan sholat seperti biasa.

Setelah Anda membaca Surat Al Fatihah lanjutkan membaca surat-surat dalam Al-Qur’an dan
disunnahkan membaca surat yang agak panjang ayatnya. Kemudian setelah itu laksanakan ruku, itidal,
sujud, duduk di antara sujud, sujud kedua dan kembali berdiri untuk raka’at kedua sampai tasyahud
akhir hingga salam.

Setelah melaksanakan sholat Jum’at maka duduklah dengan khusyu sambal berdzikir kepada Allah SWT.
Perbanyaklah membaca dzikir seperti istighfar, shalawat Nabi Muhammad Saw, tahmid, dan tasmih yang
bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dan berdoa sebagaimana seperti setelah
menunaikan shalat-shalat seperti biasa.
Cara-cara Sholat Jumat dan Rukun Sholat Jumat

Cara sholat Jumat, rukun sholat Jumat, dan rakaat sholat Jumat adalah seperti sholat sunnah 2 rokaat.
Perbedaannya adalah di niat seperti yang sudah ditulis di atas dan sebelum memulai shalat, kita
mendengarkan dua khotbah yang dilakukan oleh Khatib setelah adzan sholat Jum’at.

Demikianlah, beberapa hal yang wajib diketahui oleh laki-laki para jamaah shalat Jumat dan juga para
perempuan agar dapat mengingatkan ayah atau suami atau teman sekerjanya tentang kewajiban,
keutamaan sholat Jumat, dan amalan-amalan penting yang sebaiknya dikerjakan menjelang dan setelah
shalat Jumat. Semoga Allah memberkahi kita

WIRID DAN DZIKIR

Blog Khusus Doa - Sangat dianjurkan untuk kita semua, sesudah selesai sholat fardhu untuk
membaca wirid dan dizkir yang kemudian dilanjutkan dengan doa setelah sholat. Kata orang
tua, jika seseorang saat selesai salam (dalam sholat) langsung pergi tanpa terlebih dahulu wirid
dan dzikir, maka kelak di alam kubur ia akan menjadi seekor monyet. Entah itu benar adanya
atau hanya sekedar menakut-nakuti anaknya agar mereka pada melakukan wirid dan dzikir
sesudah / setelah sholat fardhu.

Dalam lafadz dzikir dan wirid setelah sholat, baik itu sholat wajib maupun shalat sunnah,
bacaannya bermacam-macam. Seperti membaca Istighfar, membaca surat Al-Fatihah, Membaca
Ayat Kursi, membaca takbir, tahlil dan masih banyak lagi.

Untuk lebih jelasnya, silakan langsung saja simak dan pelajari wirid dan dzikir sesudah sholat
dalam bahasa arab, tulisan latin dan artinya berikut ini :
Ilustrasi : Wirid dan Dzikir setelah/sesudah Shalat
(3x) ‫َأْس َتْغِف ُر اَهلل الَعِظ ْيَم َاَّلِذ ي آل ِإَلَه ِإاَّل ُه َو ْالَح ُّي ْالَق ُّيْو ُم َو َأُتْو ُب ِإَلْيِه‬

ASTAGHFIRULLOHAL_'ADZHIIM(A) AL-LADZII LAA ILAAHA ILLAA HUWAL


KHAYYUL QOYYUUMU WA ATUUBU ILAIH(I). (Dibaca 3x)

‫َلى ُك ِّل َش ٍء‬


‫ْي‬ ‫ َلُه ْالُم ْلُك َو َلُه ْالَحْم ُد ُيْح ِيي َو ُيِم ْيُت َو ُه َو َع‬،‫َال ِإَلَه ِإاَّل اُهلل َو ْح َد ُه َال َش ِر ْيَك َلُه‬

‫ِد‬
‫َق ْيٌر‬

LA_ ILAHA ILLALLOHU WA'HDAHULA_ SYARIIKALAH(U), LAHULMULKU


WALAHUL'HAMDU YU'HYII WAYUMIITU WAHUWA 'ALA_KULLI
SYAI'IN(g)QODIIR(u). (Dibaca 3x)

‫ِخ‬ ‫ِب‬ ‫ِم‬


‫ َفَح ِّيَنا َر َّبَنا الَّسَالُم َو َأْد ْلَنا ْالَج َّنَة َداَر‬،‫َالَّلُه َّم َأْنَت الَّسَالُم َو ْنَك الَّسَالُم َو ِإَلْيَك َيُعْو ُد الَّسَالُم‬

‫الَّسَالِم َتَبا ْك َت َر َّبَنا َو َتَعاَلْيَت َيا َذااْلَج َالِل َو ْاِإل ْك اِم‬


‫َر‬ ‫َر‬
ALLOHUMMA AN(g)TASSALA_MU WA MIN(g)KASSALA_MU WA ILAIKA
YA'UWDUSSALA_M(u), FAKHAYYINA_ ROBBANA_ BI_SSALA_MU WA
ADKHILNALJANNATA DA_ROSSALA_MI TABA_ROKTA ROBBANA_ WA
TA'A_LAITA YA_DZA_LJALA_LI WAL IKRO_M(i)

‫َأُعْو ُذ ِباِهلل ِم َن الَّش ْيَطاِن الَّر ِج ْيِم‬

A'UUDZU BI_LLAHIMINASY-SYAITHO_NIRROJIIM(i)

‫ِبْس ِم اِهلل الَّر ْح َم ِن الَّر ِح ْيِم‬

BISMILLAHIRRO'HMANIRRO'HIIM(i)

‫ اْه ِد َنا‬. ‫ ِإَّياَك َنْع ُبُد َو ِإَّياَك َنْس َتِعْيُن‬. ‫ َم اِلِك َيْو ِم الِّد ْيِن‬. ‫ الَّر ْح َم ِن الَّر ِح ْيِم‬. ‫اْلَحْم ُد ِ ِهلل َر ِّب ْالَعاَلِم ْيَن‬

‫ِم‬ ‫َّلِذ‬ ‫ِق ِص‬


‫ آ ْيَن‬. ‫ َر اَط ا ْيَن َأْنَعْم َت َعَلْيِه ْم َغْيِر ْالَم ْغُضْو ِب َعَلْيِه ْم َو َال الَض آِّلْيَن‬. ‫الِّص َر اَط ْالُمْس َت ْيَم‬
AL'HAMDULILLAHIROBBIL'AaLAMIiN(i) - ARRO'HMANIRRO'HIM(i) - MALIKI
YAWMIDDIiN(i) - IYYAKA NA'BUDU WA IYYAKA NASTA'IiN(u) - IHDINASH-
SHIRO_THOLMUSTAQIiM(a) - SHIRO_THOLLADZIiNA AN'AMTA 'ALAIHIM
GHOIRILMAGH-DHUuBI 'ALAIHIM WALA_DHO_LLIiN(a) - AaMIiN(a).

‫ َاُهلل آلِالَه ِاَّال ُه َو ْالَح ُّي ْالَق ُّيْو ُم َالَتْأُخ ُذ ه ِس َنٌة‬.‫َو ِإلُه ُك ْم ِإلٌه َو اِح ٌد آل ِإلَه ِإاَّل ُه َو الَّر ْح مُن الَّر ِح ْيُم‬
‫ج‬

‫ِع ِا ِبِا ِن‬ ‫َّلِذ‬ ‫ِت ِف‬ ‫ِف‬


‫َو َالَنْو ٌم َلُه َما ى الَّس مَو ا َو َما ى ْاَالْر ِض َمْن َذا ْي َيْشَف ُع ْنَد ه َّال ْذ ه َيْع َلُم َم اَبْيَن‬
‫ط‬ ‫قلى‬ ‫ط‬

‫ِس‬ ‫ِس‬ ‫ِم ِع ِا‬ ‫ِح‬ ‫ِد‬


‫َاْي ْيِه ْم َو َماَخ ْلَف ُه ْم َو َالُي ْيُطْو َن ِبَش ْيٍئ ْن ْلِم ه َّالِبَم اَش آَء َو َع ُك ْر ُّيُه الَّس مَو اِت َو ْاَالْر َض‬
‫ج‬ ‫ج‬

‫ِل ِظ‬ ‫ِح‬


‫َو َالَيؤُدُه ْفُظُه َم ا َو ُه َو اْلَع ُّي اْلَع ْيُم‬
‫ج‬

WA ILAAHUKUM ILAAHUW WAA HIDU LAA ILAAHA ILLAA HUWAR ROHMAANUR


ROHIIMU. ALLAAHU LAA ILAAHA ILLAA HUWAL HAYYULQOYYUuM(u). LAA
TA’KHUDZUHUU SINATUW WA LAA NAUUM. LAHUU MAA FISSAMAAWAATI WA
MAA FIL ARDHI. MAN DZAL LADZII YASFA’U ‘INDAHUU ILLAA BI IDZNIHI.
YA’LAMU MAA BAINA AIDIIHIM WA MAA KHALFAHUM. WA LAA YUHITHUUNA
BI SYAI-IN MIN ‘ILMIHII ILLAA BI MAASYAA-A. WASI’A
KURSIYYUHUSSAMAAWAATI WAL ARDHA. WA LAA YA-UDHUU HIFZHUHUMAA
WAHUWAL ‘ALIYYUL AZHIIM

‫ِإَلَه َنا َّبَنا َأْنَت َالَنا ْب اَن اِهلل‬


‫َمْو ُس َح‬ ‫َر‬

‫ْب اَن اِهلل‬


‫ُس َح‬

ILAHANA_ ROBBANA_ AN(g)TAMAULA_NA_ SUB'HANALLOH(i)


SUB'HANALLOH (Dibaca 33x)
‫ْب اَن اِهلل ِب ِدِه َداِئ ا َأ ًد ا َاْل ُد ِ ِهلل‬
‫ًم َب َحْم‬ ‫َو َحْم‬ ‫ُس َح‬

‫َاْل ُد ِ ِهلل‬
‫َحْم‬

SUB'HA_NALLOHI WABI'HAMDIHI DA 'IMAN ABADAN AL'HAMDULILLAH(i)


AL'HAMDULILLAH (Dibaca 33x)

‫ٍل ِبِن ِة‬ ‫ٍل ِف‬ ‫ِهلل‬


‫ْالَحْم ُد ِ َعلَى ُك ِّل َح ا َو ي ُك ِّل َح ا َو ْع َم َيا َك ِر ْيُم‬

‫اُهلل َأْك َبُر‬


AL'HAMDULILLAHI 'ALA KULLI'HA_LINN WAFIiKULLI'HALIN WABINI'MATI
YA_KARIiM(u)
ALLOHU AKBAR (Dibaca 33x)

‫ َال ِإَلَه ِإَّال اُهلل َو ْح َد ُه َال َش ِر ْيَك‬،‫اُهلل َأْك َبُر َك ِبْيًر ا َو ْالَحْم ُد ِ ِهلل َك ِثْيًر ا َو ُس ْبَح اَن اِهلل ُبْك َر ًة َو َأِص ْيًال‬

‫ َو َال َحْو َل َو َال ُقَّو َة ِإَّال‬. ‫ َلُه ْالُم ْلُك َو َلُه ْالَحْم ُد ُيْح ِيي َو ُيِم ْيُت َو ُه َو َعَلى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد ْيٌر‬،‫َلُه‬

‫ِباِهلل ْالَعِلِّي ْالَعِظ ْيِم‬


ALLOHU AKBAR(u) KABIiRON WAL'HAMDULILLAHI KATSIiRON
WASUB'HA_NALLOHI BUKROTAN WA ASHIiLAN, LA_ILAHA ILLALLOHU
WA'HDAHULA_SYARIiKALAH(u), LAHULMULKU WALAHUL'HAMDU YU'HYIi
WAYUMIiTU WAHUWA 'ALA_KULLI SYAi IN(g)QODIiR(u). WALA_'HAWLA
WALA_QUWWATA ILLA_BI_LLAHIL 'ALIYYIL'ADZHIiM(i).

‫ِح‬ ‫ِظ‬ ‫ِف‬


‫ ِإَّن اَهلل َغُفْو ٌر َر ْيٌم‬،)‫َأْس َتْغ ُر اَهلل ْالَع ْيَم (ثالث مرات‬

ASTAGHFIRULLOHAL_'ADZHIIM(A) (Dibaca 3x), INNALLOHA GHOFUURURO'HIIM(u)

‫َأْفَض ُل الِّذ ْك ِر َفاْعَلْم َأَّنُه‬

AFDHOLUDZ-DZIKRI FA_'LAM ANNAHU...

‫َال ِإَلَه ِإَّال اُهلل‬

LA ILAHA ILLALLOH(u) (Dibaca 33x)

‫ َك ِلَم ُة َح ٍّق َعَلْيَه ا َنْح َيا َو َعَلْيَه ا َنُمْو ُت‬، ‫َال ِإَلَه ِإَّال اُهلل ُمَح َّم ٌد َرُسْو ُل اِهلل َص َّلى اُهلل َعَلْيِه َو َس َّلَم‬

‫ِم ِم ِن‬ ‫ِب‬


‫َو َه ا ُنْبَعُث ِإْن َش آَء اُهلل َن ْاآل ْيَن‬
LA ILAHA ILLALLOHU MU'HAMMADUROSUULULLOHI SOLLALLOHU 'ALAIHI WA
SALLAM(a), KALIMATU'HAQQIN 'ALAIHA_ NA'HYA_ WA 'ALAIHA_ NAMUUTU WA
BIHA_ NUB'A-TSU IN(g)SYA_ 'ALLOHU MINAL AMINIIN(a).

Kemudian dilanjutkan dengan bacaan doa setelah sholat.

Perlu diketahui, setiap daerah mungkin berbeda-beda untuk bacaan wirid dan dzikirnya ketika
selesai sholat. Bacaan diatas merupakan dzikir dan wirid yang singkat dan biasa kami baca
(sesuai di daerah tempat kami tinggal).

DOA SETELAH SHOLAT


Khusus Doa - Seperti yang sudah kami sampaikan pada artikel sebelumnya, setelah selesai
sholat fardhu/sunnah, dianjurkan membaca wirid dan dzikir sesudah shalat, yang kemudian
dilanjutkan dengan bacaan doa sholat fardhu/sunnah dalam bahasa arab.

Karena (alhamdulillah) bacaan wirid dan dzikir sudah pernah kami share, maka pertemuan ini
kami akan menyajikan lafadz doa sesudah sholat lengkap arab, latin dan artinya. Doa
sesudah shalat ini baik diamalkan ketika selesai shalat fardhu maupun setelah sholat sunnah.

Pada dasarnya, bacaan doa setelah selesai sholat merupakan Kumpulan Doa-doa Islami Bahasa
Arab yang digabungkan atau dibaca sesudah sholat. Misalnya, membaca doa memohon
dijauhkan dari kejahatan, kemudian disusul/dilanjutkan dengan doa selamat dunia akhirat dan
seterusnya.

Ilustrasi : Berdoa setelah selesai sholat berjama'ah

Untuk lebih jelasnya, berikut langsung saja kami sajikan lafadz bacaan doa setelah sholat
dalam bahasa arab, tulisan latin dan artinya lengkap yang secara umum diamalkan oleh
masyarakat kita.

.‫ َحْم ًد ا ُيَو اِفْى ِنَعَم ُه َو ُيَك اِفُئ َم ِز ْيَد ُه‬. ‫ َاْلَحْم ُد ِ ِهلل َر ِّب اْلَعاَلِم ْيَن‬. ‫ِبْس ِم اِهلل الَّر ْح َم ِن الِّر ِح ْيِم‬

‫َياَر َّبَناَلَك اْلَحْم ُد َو َلَك الُّش ْك ُر َك َم ا َيْنَبِغْى ِلَج َالِل َو ْج ِه َك َو َعِظ ْيِم ُس ْلَطاِنَك‬

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM. ALHAMDU LILLAAHI RABBIL 'AALAMIIN.


HAMDAY YU-WAAFII NI'AMAHUU WA YUKAAFI'U MAZIIDAH. YAA RABBANAA
LAKALHAMDU WA LAKASY SYUKRU KA-MAA YAMBAGHIILIJALAALIWAJHIKA
WA 'AZHIIMISUL-THAANIK.
Artinya :
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan
Semesta Alam. Pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmatNya dan menjamin tambahannya.
Wahai Tuhan kami, bagi-Mu-lah segala puji, dan bagi-Mu-lah segalah syukur, sebagaimana
layak bagi keluhuran zat-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu.
‫ َص َالًة ُتْنِج ْيَناِبَه ا ِم ْن َج ِم ْيِع‬. ‫َاللُه َّم َص ِّل َو َس ِّلْم َعَلى َس ِّيِد َنا ُمَح َّم ٍد َو َعلى آِل َس ِّيِد َنا ُمَح َّم ٍد‬

. ‫َو ُتَطِّه ُر َنا ِبَه ا ِم ْن َج ِم ْيِع الَّس ِّيَئاِت‬. ‫ َو َتْق ِض ْى َلَناِبَه ا َج ِم ْيَع اْلَح اَج اِت‬. ‫ْاَالْه َو اِل َو ْاآلَفاِت‬

‫ ِّلُغَنا ِب ا َاْق ى اْلَغ اِت ِم ِم ِع اْلَخ اِت ِفى اْل اِة‬. ‫َناِب ا ِع ْنَد َك َاْعَلى الَّد اِت‬
‫َحَي‬ ‫ْيَر‬ ‫َرَج َو ُتَب َه َص َي ْن َج ْي‬ ‫َو َتْر َفُع َه‬

‫ ْع َد اْل اِت ِاَّنُه ِم َقِر ْي ِج ْي الَّد َع اِت اَقاِض اْل ا اِت‬.


‫َو َو َي َى َح َج‬ ‫َس ْيٌع ٌب ُم ُب‬ ‫َو َب َمَم‬

ALLAAHUMMA SHALLIWASALLIM 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIW WA


'ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD. SHALA ATAN TUN AJIHNAA BÍHAA
MINJAMII'IL AHWAALI WAL AAFAAT. WA TAQDHII LANAA BIHAA JAMII'AL
HAAJAAT. WA TUTHAHHIRUNAA BIHAA MIN JAMII'IS SAYYI'AAT. W ATARFA ' UN
A A BIHAA 'INDAKA ' A'LADDARAJAAT. WA TUBALLIGHUNAA BIHAA AQSHAL
GHAAYAATI MIN JAMII'IL KHAIRAATIFIL HAYAATIWA BA'DAL MAMAAT.
INNAHU SAMII'UN QARIIBUM MUJIIBUD DA'AWAAT WAYAA QAADHIYAL
HAAJAAT.
Artinya :
Wahai Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada penghulu kami, Nabi Muhammad
dan keluarganya, yaitu rahmat yang dapat menyelamatkan kami dari segala ketakutan dan
penyakit, yang dapat memenuhi segala kebutuhan kami, yang dapat mensucikan diri kami dari
segala keburukan, yang dapat mengangkat derajat kami ke derajat tertinggi di sisi-Mu, dan dapat
menyampaikan kami kepada tujuan maksimal dari segala kebaikan, baik semasa hidup maupun
sesudah mati. Sesunggunya Dia (Allah) Maha Mendengar, Maha Dekat, lagi Maha
Memperkenankan segala doa dan permohonan. Wahai Dzat yang Maha Memenuhi segala
kebutuhan Hamba-Nya.
‫َاللُه َّم ِاَّنا َن ُلَك َال ًة ِفى الِّد ِن الُّد ا ْاآلِخ ِة َعاِف ًة ِفى اْل ِد ِص َّح ًة ِفى اْل َد ِن‬
‫َب‬ ‫َج َس َو‬ ‫ْي َو ْنَي َو َر َو َي‬ ‫ْس َئ َس َم‬

‫َو ِز َياَدًة ِفى اْلِعْلِم َو َبَر َكًة ِفى الِّر ْز ِق َو َتْو َبًة َقْبَل اْلَمْو ِت َو َر ْح َم ًة ِع ْنَد اْلَمْو ِت َو َم ْغِف َر ًة َبْع َد‬

‫ َاللُه َّم َه ِّو ْن َعَلْيَنا ِف َس َك اِت اْلَمْو ِت َو الَّنَج اَة ِم َن الَّناِر َو اْلَعْف َو ِع ْنَد اْلِح اِب‬. ‫اْلَمْو ِت‬.
‫َس‬ ‫ْى َر‬
ALLAAHUMMA INNAA NAS'ALUKA SALAAMATAN FTDDIINI WADDUN-YAA WAL
AAKHIRAH. WA 'AAFIYA-TAN FIL JASADI WA SHIHHATAN FIL BADANI WA
ZIYAADATAN FIL 'ILMI WA BARAKATAN FIRRIZQI WA TAUB ATAN QABLAL
MAUT WA RAHM ATAN 'INDALMAUT WA MAGHFIRATAN BA'D AL MAUT.
ALLAAHUMMA HAWWIN 'ALAINAA FII SAKARAATIL MAUT WAN NAJAATA
MINAN NAARI WAL 'AFWA 'INDAL HISAAB.
Artinya :
Wahai Allah! Sesungguhnya kami memohon kepadaMu, kesejahteraan dalam agama, dunia dan
akhirat, keafiatan jasad, kesehatan badan, tambahan ilmu, keberkahan rezeki, taubat sebelum
datang maut, rahmat pada saat datang maut, dan ampunan setelah datang maut. Wahai Allah!
Permudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, (Berilah kami) keselamatan dari api
neraka, dan ampunan pada saat dilaksanakan hisab.

‫َاللُه َّم ِاَّنا َنُعْو ُذِبَك ِم َن اْلَعْج ِز َو اْلَك َس ِل َو اْلُبْخ ِل َو اْلَه َر ِم َو َعَذ اِب اْلَق ْبِر‬

ALLAAHUMMA INNAA NA'UUDZU BIKA MINAL 'AJZI WAL KASALI WAL BUKHLI
WAL HARAMI WA 'ADZAABIL QABRI.
Artinya :
Wahai Allah! Sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari sifat lemah, malas, kikir, pikun dan
dari azab kubur
‫َالل َّم ِاَّنا ُذِبَك ِم ِع ْلٍم َال َف ِم ْلٍب َال ْخَش ِم ْف ٍس َالَتْش ِم َدْع ٍة‬
‫َبُع َو ْن َو‬ ‫َي ُع َو ْن َن‬ ‫َيْن ُع َو ْن َق‬ ‫ْن‬ ‫َنُعْو‬ ‫ُه‬

‫َالُيْس َتَج اُب َلَه ا‬.

ALLAAHUMMAINNAA NA'UUDZU BIKA MIN 'ILMIN LAA YANFA' W AMIN QALBIN


LAA YAKHSYA' W AMIN NAFSIN LAA TASYBA' WAMIN DA'WATIN LAA
YUSTAJAABU LAHAA.
Artinya :
Wahai Allah! Sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari
hati yang tidak khusyu', dari jiwa yang tidak kenal puas, dan dari doa yanag tak terkabul.
‫ِل‬ ‫ِل ِلِد ِل ِيِخ ِل ِم ِل‬ ‫ِف‬
‫َر َّبَنااْغ ْر َلَنا ُذُنْو َبَنا َو َو ا ْيَنا َو َم َش ا َنا َو ُم َعِّل ْيَنا َو َم ْن َلُه َح ٌّق َعَلْيَنا َو َم ْن َاَح َّب َو َاْح َسَن‬

‫ِع‬ ‫ِلِم‬ ‫ِا ِل ِة‬


‫َلْيَنا َو َك اَّف اْلُمْس ْيَن َاْج َم ْيَن‬
RABBANAGH FIRLANAA DZUNUUBANAA WA LIWAA-LIDIINAA
WALIMASYAAYIKHINAA WA LIMU'ALLI-MIENAA WA LIMAN LAHUU H AQQUN'
ALAIN AA WA LIM AN AHABBA WA AHSANA ILAINAA WA LIKAAFFATIL MUS
LIMUN A AJMA'IIN.
Artinya :
Wahai Tuhan Kami, ampunilah dosa-dosa kami, dosa-dosa orang tua kami, para sesepuh kami,
para guru kami, orang-orang yang mempunyai hak atas kami, orang-orang yang cinta dan
berbuat baik kepada kami, dan seluruh umat islam
‫ِح‬ ‫ِا‬ ‫ِل‬ ‫ِم‬ ‫ِم ِا‬
‫َر َّبَنا َتَق َّبْل َّنا َّنَك َاْنَت الَّس ْيُع اْلَع ْيُم َو ُتْب َعَلْيَنا َّنَك َاْنَت الَّتَّو اُب الَّر ْيُم‬
RABBANAA TAQABBAL MINNAA INNAKA ANTAS SAMII'UL 'ALIIM, WA TUB
'ALAINAA INNAKA ANTAT TA WWA ABUR RAHIIM.
Artinya :
Wahai Tuhan kami, perkenankanlah (permohonan) dari kami, sesungguhnya Engkau Maha
Mendengar Lagi Maha Mengetahui. Dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha
Menerima Taubat lagi Maha Penyayang.
‫َر َّبَنا َأِتَنا ِفى الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو ِفي ْاَألِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَنا َعَذ اَب الَّناِر‬

RABBANAA AATINAA FIDDUNNYAA HASANAH, WA FIL AAKHIRATI HASANAH,


WAQINAA ‘ADZAA BAN NAAR.
Artinya :
Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan jagalah
kami dari siksa api neraka.
‫ِم‬ ‫ِهلل‬ ‫ِبِه‬ ‫ِلِه‬ ‫ٍد‬ ‫ِد‬
‫َو َص َّلى اُهلل َعلى َس ِّي َنا ُمَح َّم َو َعلى آ َو َصْح َو َس َّلَم َو اْلَحْم ُد ِ َر ِّب اْلَعاَل ْيَن‬
WASHALLALLAAHU 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMA-DIN WA'ALAA AALIHIWA
SHAHBIHIIWA SALLAM, WAL HAMDU LILLAAHIRABBIL 'AALAMIIN.
Artinya :
Semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan kepada penghulu kami, Nabi Muhammad,
keluarga dan sahabatnya dan segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam
Kumpulan doa untuk jenazah dan ziarah
kubur lengkap

Kumpulan doa untuk jenazah dan ziarah kubur lengkap

Bismillah, berikut adalah kumpulan doa bagi jenazah atau mayat baik saat jenazah
tersebut baru meninggal hingga doa disaat sedang ziarah kubur berdasarkan hadits-
hadist yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam.

Diartikel sebelumnya kami telah menerangkan tentang cara berziarah kubur sesuai
dengan tuntunan Rasulullah danpara shahabat. Bagi yang belum mengetahui
bagaimana cara berziarah yang benar, silahkan Klik disini.

DOA KETIKA MEMEJAMKAN MATA MAYAT

‫ َو اْغ ِف ْر َلَن ا‬، ‫ َو اْخ ُلْف ُه ْيِف َعِق ِبِه يِف اْلَغاِبِر ْيَن‬، ‫ِلُفَالٍن (ِباِمْسِه) َو اْر َفْع َدَرَج َتُه يِف اْلَم ْه ِد ِّيَنْي‬ ‫ِف‬
‫َالَّلُه َّم اْغ ْر‬
.‫ َو اْفَس ْح َلُه ْيِف َقِرْب ِه َو َنِّو ْر َلُه ِفْيِه‬، ‫اْلَعاَلِم َنْي‬ ‫َو َلُه َيا َر َّب‬
“Ya Allah! Ampunilah si Fulan (hendaklah menyebut namanya), angkatlah derajatnya
bersama orang-orang yang mendapat petunjuk, berilah penggantinya bagi orang-
orang yang ditinggalkan sesudahnya. Dan ampunilah kami dan dia, wahai Tuhan, seru
sekalian alam. Lebarkan kuburannya dan berilah penerangan di dalamnya.” [HR.
Muslim 2/634.]

DOA DALAM SHALAT JENAZAH

‫ َو اْغ ِس ْلُه ِباْلَم اِء َو الَّثْلِج‬،‫ َو َو ِّس ْع َم ْد َخ َل ُه‬،‫ َو َأْك ِر ْم ُنُز َلُه‬،‫َالَّلُه َّم اْغ ِف ْر َلُه َو اْر ْمَحُه َو َعاِفِه َو اْع ُف َعْنُه‬
،‫ َو َأْبِدْل ُه َداًر ا َخ ْيًر ا ِم ْن َداِرِه‬، ‫ َو َنِّق ِه ِم َن اَخْلَطاَيا َك َم ا َنَّق ْيَت الَّثْو َب ْاَألْبَيَض ِم َن الَّد َنِس‬، ‫َو اْلَبَر ِد‬
‫ َأِع ْذ ُه ِم ْن َع َذ اِب اْلَق ِرْب‬،‫ َأْد ِخ ْل ُه اَجْلَّن َة‬،‫ َز ْو ًج ا َخ ْي ا ِم ْن َز ْو ِج ِه‬،‫َأْه ًال َخ ْي ا ِم ْن َأْه ِل ِه‬
‫َو‬ ‫َو‬ ‫ًر‬ ‫َو‬ ‫ًر‬ ‫َو‬
] ‫[َو َعَذ اِب الَّناِر‬
“Ya Allah! Ampunilah dia (mayat) berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari
beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang
mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es.
Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang
putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah
keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri
(atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke
Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka.” [HR. Muslim 2/663]

‫ِغ‬ ‫ِئ‬ ‫ِهِد‬ ‫ِت‬ ‫ِف‬


‫ َالَّلُه َّم َمْن َأْح َيْيَت ُه‬.‫َالَّلُه َّم اْغ ْر َحِلِّيَن ا َو َم ِّي َن ا َو َش ا َنا َو َغا ِبَن ا َو َص ِرْي َنا َو َك ِبِرْي َنا َو َذَك ِر َنا َو ُأْنَثاَنا‬
‫ َالَّلُه َّم َال ْحَتِر ْم َن ا َأْج َر ُه َو َال ُتِض َّلَنا‬، ‫ َو َمْن َتَو َّفْيَتُه ِم َّنا َفَتَو َّفُه َعَلى ْاِإل َمْياِن‬، ‫ِم َّنا َفَأْح ِيِه َعَلى ْاِإل ْس َالِم‬
.‫َبْع َد ُه‬

“Ya Allah! Ampunilah kepada orang yang hidup di antara kami dan yang mati, orang
yang hadir di antara kami dan yang tidak hadir, laki-laki maupun perempuan. Ya
Allah! Orang yang Engkau hidupkan di antara kami, hidupkan dengan memegang
ajaran Islam, dan orang yang Engkau matikan di antara kami, maka matikan dengan
memegang keimanan. Ya Allah! Jangan menghalangi kami untuk tidak memperoleh
pahalanya dan jangan sesatkan kami sepeninggalnya.” [HR. Ibnu Majah 1/480, Ahmad
2/368, dan lihat Shahih Ibnu Majah 1/251]
‫ِق ِه ِم ِف ِة‬ ‫ِج‬ ‫ٍن ِذ ِت‬
‫ َو َأْنَت‬، ‫ َف ْن ْتَن اْلَق ِرْب َو َع َذ اِب الَّن اِر‬، ‫ َو َح ْب ِل َو اِر َك‬، ‫َالَّلُه َّم ِإَّن ُفَالَن ْبَن ُفَال ْيِف َّم َك‬
.‫ َفاْغ ِف ْر َلُه َو اْر ْمَحُه ِإَّنَك َأْنَت اْلَغُف ْو ُر الَّر ِح ْيُم‬. ‫َأْه ُل اْلَو َفاِء َو اَحْلِّق‬

“Ya, Allah! Sesungguhnya Fulan bin Fulan dalam tanggunganMu dan tali
perlindunganMu. Peliharalah dia dari fitnah kubur dan siksa Neraka. Engkau adalah
Maha Setia dan Maha Benar. Ampunilah dan belas kasihanilah dia. Sesungguhnya
Engkau, Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Penyayang.” [HR. Ibnu Majah. Lihat Shahih
Ibnu Majah 1/251 dan Abu Dawud 3/211]

‫ْد‬ ‫ِز‬‫َف‬ ‫ا‬‫ًن‬ ‫ ِإْن َك اَن ْحُمِس‬،‫َذ اِبِه‬ ‫َغ‬ ‫َأ‬


‫ْن‬ ، ‫َك‬‫َالَّل َّم ُد َك ا َأ ِتَك ا َتا ِإىَل ِت‬
‫ْيِف‬ ‫َع‬ ‫ْن‬ ‫َع‬ ‫ٌّيِن‬ ‫َت‬ ‫ُه َعْب َو ْبُن ْم ْح َج َر َمْح َو‬
.‫ َو ِإْن َك اَن ُمِس ْيًئا َفَتَج اَو ْز َعْنُه‬،‫َح َس َناِتِه‬

Ya, Allah, ini hambaMu, anak hambaMu perempuan (Hawa), membutuhkan


rahmatMu, sedang Engkau tidak membutuhkan untuk menyiksanya, jika ia berbuat
baik tambahkanlah dalam amalan baiknya, dan jika dia orang yang salah,
lewatkanlah dari kesalahan-nya. [HR. Al-Hakim. Menurut pendapatnya: Hadits
tersebut adalah shahih. Adz- Dzahabi menyetujuinya 1/359, dan lihat Ahkamul Jana’iz
oleh Al-Albani, halaman 125.]

DOA UNTUK MAYAT ANAK KECIL

. ‫َالَّلُه َّم َأِعْذ ُه ِم ْن َعَذ اِب اْلَق ِرْب‬


Ya Allah, lindungilah dia dari siksa kubur.
[HR. Malik dalam Al-Muwaththa’ I/288, Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf 3/217,
dan Al-Baihaqi 4/9. Syu’aib Al-Arnauth menyatakan, isnad hadits di atas shahih dalam
tahqiqnya terhadap Syarhus Sunnah, karya Al-Baghawi 5/357.]

Apabila membaca doa berikut, maka itu lebih baik:

‫ َالَّل َّم ِّق ِب ِه اِز ا َأْع ِظ ِب ِه‬.‫ َش ِف ا ا ا‬،‫َالَّل َّم ا ْل ًط ا ُذ ا ِل اِلَد ِه‬
‫ُه ْجَع ُه َفَر َو ْخ ًر َو ْي َو ْيًع َجُم ًب ُه َث ْل َم َو ْيَنُه َم َو ْم‬
، ‫ َو ِقِه ِبَر َمْحِت َك َع َذ اَب اَجْلِح ْيِم‬، ‫ َو اْجَعْل ُه ْيِف َك َف اَل ِة ِإْبَر اِه ْيَم‬، ‫ َو َأِحْلْق ُه ِبَص اِلِح اْلُم ْؤ ِمِنَنْي‬،‫ُأُجْو َر َمُها‬
‫ َو َأْفَر اِط َن ا َو َمْن َس َبَق َنا‬،‫ َالَّلُه َّم اْغ ِف ْر َألْس َالِفَنا‬،‫ َو َأْه ًال َخ ْيًر ا ِم ْن َأْه ِلِه‬،‫َو َأْبِد ْلُه َداًر ا َخ ْيًر ا ِم ْن َداِرِه‬
. ‫ِبْاِإل َمْياِن‬
“Ya Allah! Jadikanlah kematian anak ini sebagai pahala pendahulu dan simpanan bagi
kedua orang tuanya dan pemberi syafaat yang dikabulkan doanya. Ya Allah! Dengan
musibah ini, beratkanlah timbangan perbuatan mereka dan berilah pahala yang
agung. Anak ini kumpulkan dengan orang-orang yang shalih dan jadikanlah dia
dipelihara oleh Nabi Ibrahim. Peliharalah dia dengan rahmatMu dari siksaan Neraka
Jahim. Berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (di
Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia). Ya Allah, ampunilah
pendahulu-pendahulu kami, anak-anak kami, dan orang-orang yang mendahului kami
dalam keimanan” [Lihat Al-Mughni, karya Ibnu Qudamah 3/416 dan Ad-Durusul
Muhimmah li ‘Aammatil Ummah, oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz, halaman
15.]

.‫َالَّلُه َّم اْجَعْلُه َلَنا َفَر ًطا َو َس َلًف ا َو َأْج ًر ا‬


“Ya Allah! Jadikan kematian anak ini sebagai simpanan pahala dan amal baik serta
pahala buat kami.” [HR. Al-Baghawi dalam Syarah As-Sunnah 5/357, Abdurrazaq no.
6588 dan Al- Bukhari meriwayatkan hadits tersebut secara mu’allaq dalam Kitab Al-
Janaiz, 65 bab Membaca Fatihatul Kitab Atas Jenazah 2/113.]

DOA UNTUK BELASUNGKAWA

. ‫ َفْلَتْص ْرِب َو ْلَتْح َتِس ْب‬... ‫ َو َلُه َم ا َأْع َطى َو ُك ُّل َش ْي ٍء ِعْنَد ُه ِبَأَج ٍل ُمَس ًّم ى‬، ‫ِإَّن ِلَّلِه َم ا َأَخ َذ‬
Sesungguhnya hak Allah adalah mengambil sesuatu dan memberikan sesuatu. Segala
sesuatu yang di sisi-Nya dibatasi dengan ajal yang ditentukan. Oleh karena itu,
bersabarlah dan carilah ridha Allah.” [HR. Al-Bukhari 2/80; Muslim 2/636.]

. ‫ َفَح َس ٌن‬. ‫ َو َأْح َسَن َعَز اَءَك َو َغَف َر ِلَم ِّيِتَك‬، ‫ َأْع َظَم اُهلل َأْج َر َك‬: ‫َو ِإْن َقاَل‬
Apabila seseorang berkata: “Semoga Allah memperbesar pahalamu dan memperbagus
dalam menghiburmu dan semoga diampuni mayatmu”, adalah suatu perkataan yang
baik. [An-Nawawi, Al-Adzkar, hal. 126.]
BACAAN KETIKA MEMASUKKAN MAYAT KE LIANG KUBUR

.‫ِبْس ِم اِهلل َو َعَلى ُس َّنِة َرُسْو ِل اِهلل‬


Bismillaahi wa ‘alaa sunnati Rasulillaah. artinya, "Dengan nama Allah dan di atas
petunjuk Rasulullah" [HR. Abu Dawud 3/314 dengan sanad yang shahih. Untuk Imam
Ahmad meriwayatkan sebagai berikut: “Bismillaah wa ‘alaa millati Rasulillaah”,
sedang sanadnya shahih.]

DOA SETELAH MAYAT DIMAKAMKAN


.‫َالَّلُه َّم اْغ ِف ْر َلُه َالَّلُه َّم َثِّبْتُه‬
Ya Allah, ampunilah dia, ya Allah teguhkanlah dia. [Adalah Nabi Shallallahu'alaihi
wasallam apabila selesai memakamkan mayat, beliau berdiri di atasnya lalu bersabda:
“Mintalah ampun kepada Allah untuk saudaramu, dan mohonkan agar dia teguh dan
tahan hati (ketika ditanya oleh dua malaikat), sesungguhnya dia sekarang ditanya.”
HR. Abu Dawud 3/315 dan Al- Hakim, ia menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-
Dzahabi 1/370.]

DOA KETIKA ZIARAH KUBUR

‫ِح‬ ‫ِب‬ ‫ِإ ِإ‬ ‫ِلِم‬ ‫ِمِن‬ ‫ِر ِم‬


‫ َو َّنا ْن َش اَء اُهلل ُك ْم َال ُق ْو َن [َو َيْر َح ُم‬، ‫الَّسَالُم َعَلْيُك ْم َأْه َل الِّد َيا َن اْلُم ْؤ َنْي َو اْلُمْس َنْي‬
.‫اُهلل اْلُمْس َتْق ِدِم َنْي ِم َّنا َو اْلُمْس َتْأِخ ِر ْيَن ] َأْس َأُل اَهلل َلَنا َو َلُك ُم اْلَعاِفَيَة‬
Semoga kesejahteraan untukmu, wahai penduduk kampung (Barzakh) dari orang-
orang mukmin dan muslim. Sesungguhnya kami –insya Allah- akan menyusulkan, kami
mohon kepada Allah untuk kami dan kamu, agar diberi keselamatan (dari apa yang
tidak diinginkan). [HR. Muslim 2/671 dan Ibnu Majah. Lafazh hadits di atas milik Ibnu
Majah 1/494, sedangkan doa yang ada di antara dua kurung, menurut riwayat Muslim,
2/671.]

Anda mungkin juga menyukai