Anda di halaman 1dari 6

"Apa itu Munfarid dan Jamaah dalam Ibadah Sholat?

"
Dalam Islam, ibadah salat dapat dikerjakan berjemaah atau sendirian. Ketika ibadah
salat dikerjakan sendirian, kondisi salat itu dikenal sebagai salat munfarid. Sementara itu,
apabila dikerjakan bersama-sama, ia dikenal sebagai salat berjemaah. Kata "Munfarid" dan
"Jemaah" berasal dari bahasa Arab. Karena kerap digunakan umat Islam Indonesia sehari-
hari, ia diserap menjadi bahasa Indonesia. Dalam bahasa Arab, "Munfarid" artinya orang
yang sendirian. Sementara itu, "Jemaah" adalah berkelompok. Kendati diperbolehkan
sendirian atau munfarid, secara umum ibadah salat dalam Islam dianjurkan untuk dikerjakan
bersama-sama atau berjemaah bersama orang lain.
Hal ini tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW: "Salat berjamaah lebih afdal
daripada salat sendirian dengan perbandingan dua puluh tujuh derajat," (H.R. Muslim). Akan
tetapi, tidak semua salat selalu dikerjakan berjemaah. Ada salat yang lazimnya dikerjakan
sendirian dan tidak bersama orang lain. Sementara itu, ada juga salat yang hanya bisa
dikerjakan berjemaah, serta batal jika dikerjakan sendirian. Sebagian besar salat dianjurkan
untuk dikerjakan dalam kondisi berjemaah, bukan sendirian. Sebagai misal, ibadah salat lima
waktu sebaiknya dikerjakan bersama umat Islam yang lain di masjid. Allah SWT berfirman
dalam surah At-Taubah ayat 18 yang menyatakan bahwa salah satu indikator keimanan kuat
diukur dari kedisiplinan mendirikan salat berjemaah, bukan salat munfarid. “Hanyalah yang
memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari
kemudian serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat, dan tidak takut selain kepada
Allah,” (QS. At-Taubah [9]: 18).
Saking pentingnya salat berjemaah dari pada salat sendirian, sahabat tunanetra
Abdullah bin Ummi Maktum pernah meminta keringanan untuk tidak salat jemaah karena ia
buta, tidak melihat. Lantas, Rasulullah SAW bertanya: "Apakah engkau mendengar seruan
salat [azan]?". Abdullah bin Ummi Maktum kemudian menjawab, "Iya". Rasulullah
menanggapi, "Maka jawablah [pergi ke masjid!]" Salat munfarid seyogyanya didirikan pada
salat-salat yang memang hanya lazim dikerjakan sendirian, seperti salat tahiyatul masjid,
salat rawatib, atau salat istikharah. Sementara itu, salat wajib lima waktu sebaiknya
dikerjakan berjemaah di masjid karena termasuk kesempurnaan kolektivitas dan ukhuwah
Islam, sebagaimana tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW: "Tidak sempurna salat
seseorang yang bertetangga kecuali dengan berjemaah di masjid," (H.R. Ahmad).
Pengertian Sholat Munfarid
Shalat munfarid adalah shalat yang dilaksanakan sendirian. Shalat munfarid tidak
hanya pada Istilah munfarid bukan sesuatu yang asing di telinga umat muslim. Istilah
"munfarid" memiliki makna sendirian. Shalat munfarid adalah shalat yang dilakukan
sendirian tanpa imam dan tanpa makmum. Beberapa ibadah sholat sunnah dilaksanakan
secara sendirian. Meski ada beberapa amalan sholat sunnah yang bisa dilaksanakan secara
berjamaah. Misalnya sholat tarawih dan shalat witir. Shalat wajib dan shalat sunah bisa
dilaksanakan secara munfarid. Meskipun begitu, shalat wajib dianjurkan untuk dilaksanakan
secara berjamaah. Hukum pelaksanaan shalat munfarid berbeda-beda tergantung dengan jenis
shalatnya. Beberapa shalat sunnah bisa dilaksanakan secara munfarid. Secara umum,
pengerjaan shalat sunnah dibagi menjadi tiga kategori, yaitu munfarid, berjamaah, ataupun
munfarid dan berjamaah.

Contoh Shalat Sunah Munfarid


Contoh shalat sunah yang dianjurkan untuk dilaksanakan secara munfarid berikut ini.
1. Shalat Rawatib
Shalat rawatib dianjurkan untuk dilaksanakan secara munfarid atau sendiri. Shalat sunnah
rawatib adalah shalat yang dilaksanakan mengiringi shalat fardhu. Shalat rawatib terbagi atas
dua jenis, yaitu:
a. Sunah Muakkad
Shalat rawatib sunah muakkad merupakan jenis shalat sunah yang selalu
dikerjakan oleh Rasulullah SAW. Berikut ini adalah shalat sunah rawatib yang
hukumnya sunah muakkad:
a) Qobliyah Subuh (sebelum): 2 rakaat
b) Qobliyah Dzuhur (sebelum): 4 rakaat
c) Ba'diyah Dzuhur (sesudah): 2 rakaat
d) Ba'diyah Maghrib (sesudah): 2 rakaat
e) Ba'diyah Isya (sesudah): 2 rakaat

b. Sunah Ghairu Muakkad


Shalat rawatib sunah ghairu muakkad merupakan jenis shalat sunah yang
kadang dikerjakan kadang tidak oleh Rasulullah SAW. Berikut ini adalah shalat sunah
rawatib yang hukumnya sunah ghairu muakkad:
a) Qobliyah Ashar (sebelum): 2 atau 4 rakaat
b) Qobliyah Maghrib (sebelum): 2 rakaat
c) Qobliyah Isya (sebelum): 2 rakaat
2. Shalat Tahiyatul Masjid
Shalat sunah tahiyatul masjid bisa dilaksanakan secara munfarid yang dianjurkan
dilakukan segera setelah memasuki masjid atau sebelum duduk di dalam masjid. Secara
etimologi, shalat tahiyatul masjid adalah shalat sunah yang dilaksanakan dalam rangka
menghormati masjid. Simak tata cara shalat tahiyatul masjid dua rakaat berikut ini.
a. Membaca niat
‫ُاَص ِّلى ُس َّنًة َتِح َّيَة اْلَم ْس ِج ِد َر ْك َع َتْيِن ِهّٰلِل َتَع اَلى‬
Bacaan latin: Usholli sunnatan tahiyyatal masjidi rok'ataini lillaahi ta'aalaa
Artinya: "Saya niat shalat tahiyatul masjid dua rakaat karena Allah ta'ala."
b. Takbiratul ihram
c. Mengerjakan rukun shalat dua rakaat seperti biasa yang diakhiri salam

3. Shalat Istikharah
Shalat sunah istikharah juga dilaksanakan secara munfarid. Shalat ini dilaksanakan dengan
tujuan memohon petunjuk kepada Allah SWT. Berikut ini adalah tata cara shalat istikharah
a. Membaca niat sholat istikharah
‫صلى سنة اإلستخارة ركعتين هلل تعالى‬
Bacaan latin: Ushollii sunnatal istikharati rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala.
Artinya: "Saya niat sholat istikharah dua rakaat menghadap kiblat karena Allah ta'ala."
b. Takbiratul ihram
c. Membaca surat-surat yang dibaca dalam surat istikharah
Saat melakukan sholat istikharah dianjurkan untuk membaca surat Al-Fatihah, Al-kafirun
dan Al-Ikhlas dengan beberapa ketentuan. Pada rakaat pertama membaca Al-Fatihah dan Al-
Kafirun.
Lalu, di rakaat kedua membaca surat Al-Fatihah dan Al-Ikhlas. Bacaan setelah surat Al-
Fatihah sebetulnya tidak wajib, yang wajib yaitu membaca surat Al-Fatihahnya.
d. Rukuk
e. I'tidal
f. Sujud pertama
g. Duduk di antara dua sujud
h. Sujud kedua
i. Berdiri lagi untuk rakaat kedua yang dikerjakan sama seperti rakaat pertama
j. Tahiyat akhir
k. Salam

4. Shalat Tasbih
Contoh shalat berikutnya yang dikerjakan secara munfarid adalah shalat tasbih.
Shalat sunah tasbih adalah sholat sunnah yang dikerjakan untuk mentasbihkan (mensucikan)
Allah secara khusus. Simak tata cara shalat tasbih berikut ini.
a. Rakaat Pertama
1. Membaca niat
‫ُأَص ِّلْي ُس َّنَة الَتْس ِبْيِح َر ْك َع َتْيِن ِهلِل َتَع اَلى‬
Bacaan latin: Ushallii sunnatat-Tasbiihi rak'ataini lillaahi Ta'aalaa.
Artinya: Aku berniat melaksanakan sholat sunnah Tasbih, sebanyak dua rakaat
semata-mata karena Allah Ta'ala.
2. Takbiratul Ihram
3. Membaca doa Iftitah
4. Membaca kalimat Ta'awudz
5. Membaca surat al-Fatihah
6. Membaca surat pendek
7. Membaca Tasbih sebanyak 15 kali
Bacaan latin: Subhaanallaah wal hamdu lillaahi wa laa ilaaha illallaahu wallaahu
Akbar, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil 'aliyyil azhiimi.
Artinya: Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah
Maha Besar. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan (izin) Allah yang Maha
Tinggi lagi Maha Agung.
8. Membaca Takbir, lalu ruku'. Dalam ruku' hendaklah dibaca kalimat Tasbih sebanyak 10
kali
9. Bangun dari ruku' (I'tidal) kemudian membaca Tasbih sebanyak 10 kali
10. Melakukan Sujud, seraya membaca Tasbih sebanyak 10 kali
11. Duduk di antara dua sujud dan membaca Tasbih sebanyak 10 kali
12. Melakukan sujud kedua seraya membaca Tasbih sebanyak 10 kali
13. Bangkit dari sujud, sebelum berdiri ke raka'at kedua membaca Tasbih sebanyak 10 kali
14. Takbir dan berdiri
b. Rakaat Kedua
1. Membaca surat al-Fatihah
2. Membaca surat pendek
3. Membaca Tasbih sebanyak 15 kali
4. Membaca Takbir, lalu ruku'. Dalam ruku' membaca kalimat Tasbih sebanyak 10 kali
5. Bangun dari ruku' (I'tidal), membaca Tasbih sebanyak 10 kali
6. Melakukan Sujud seraya membaca Tasbih sebanyak 10 kali
7. Duduk di antara dua sujud dan membaca Tasbih sebanyak 10 kali
8. Melakukan sujud kedua seraya membaca Tasbih sebanyak 10 kali
9. Duduk tahiyat akhir dan membaca Tasbih sebanyak 10 kali
10. Salam
SMP NEGERI 2 TOBOALI
2023

Anda mungkin juga menyukai