Anda di halaman 1dari 4

Nama : yusmi abdillah nor ghoni

NIM : 220101060488
Tugas : fiqh dan usul fiqh ( fiqih shalat, shalat sunnah, muakkad, dan rawatib )

Fiqih Shalat ( fiqih shalat, shalat sunnah, muakkad, dan rawatib )

Dalam istilah ilmu fiqih. Shalat adalah suatu macam atau bentuk ibadah yang diwujudkan dengan
melakukan perbuatan-perbuatan tertentu dengan syarat-syarat tertentu pula. Digunakan istilah shalat
bagi idadah ini, karena didalamnya mengandung do’a- doa’a, baik berupa permohana, rahmat,
ampunan dan lain sebagainya

A. Fiqih Shalat
Dalam istilah ilmu fiqih. Shalat adalah suatu macam atau bentuk ibadah yang
diwujudkan dengan melakukan perbuatan-perbuatan tertentu dengan syarat-syarat tertentu
pula. Digunakan istilah shalat bagi idadah ini, karena didalamnya mengandung do’a-
doa’a, baik berupa permohana, rahmat, ampunan dan lain sebagainya.

1. Syarat wajib shalat


 Islam
 Baligh
 Berakal sehat
2. Syarat sah sholat
 Suci dari hadast dan najis seluruh anggota tubuh, pakaian dan tempat
 Menutup aurat
 Menghadap kiblat
3. Rukun shalat
 Niat
 Berdiri bagi yang mampu
 Membaca takbiratul ihram
 Membaca alfatihah
 Ruku’ serta tuma’ninah
 I’tidal serta tuma’ninah
 Sujud 2X serta tuma’ninah
 Duduk diantara 2 sujud beserta tuma’ninah
 Duduk akhir
 Membaca tashud akhir
 Bersholawat kepada nabi muhammad SAW
 Salam
 Tertib
4. Hal – hal yang membatalkan shalat
 Bebicara dengan sengaja kecuali bacaan sholat
 Bergerak 3X berturut-turut
 Adanya hadast kecil atau hadast besar
 Terbuka aurat secara sengaja
 Membelakangi kiblat
 Makan dan minum disengaja
 Tertawa
B. Shalat Sunnah
Sholat sunnah disebut juga sholat tathawwu, mengutip kitab sholatul Mu'min oleh
Sa'id bin Ali bin Wahf bin Al-Qahthani. Tathawwu artinya tambahan, kelebihan, atau sesuatu
yang dikerjakan secara sukarela.
Dalam buku Fikih sholat Empat Madzhab karya Abdul Qadir Ar-Rahbawi, sholat
tathawwu (sunnah) adalah sholat yang disyariatkan kepada setiap mukallaf sebagai tambahan
dari sholat fardhu. Adapun pensyariatan sholat ini bukan menjadi kewajiban, hanya
dianjurkan.
Sholat sunnah dimaksudkan sebagai antisipasi jika seorang muslim punya kekurangan
dalam sholat fardunya. Di sisi lain, sholat sunnah juga memiliki sejumlah keutamaan
tersendiri.
1. Sholat sunnah rawatib
Adalah ibadah sunnah yang mengiringi sholat fardhu lima waktu, atau yang biasa
dikenal dengan sholat qabliyah (sebelum) dan ba'diyah (sesudah). Untuk sholat
rawatib yang begitu dianjurkan dan biasa dilakukan oleh Rasulullah SAW, yakni
sunnah rawatib muakkad. Yang berjumlah 12 rakaat dalam sehari semalam.
2. Sholat witir
Sholat sunnah lain yang ditekankan oleh Nabi SAW adalah witir. Secara bahasa,
witir artinya bilangan ganjil. Paling sedikit terdiri dari satu rakaat, tapi pada
umumnya sholat witir dikerjakan sebanyak tiga rakaat. Adapun sholat ini
dilaksanakan setelah sholat Isya sebagai penutup rangkaian sholat di malam hari.
3. Sholat tahajud
Disebut juga qiyamul lail. Waktu pengerjaannya dianjurkan setelah tidur terlebih
dahulu, lalu bangun di akhir waktu malam. Bilangan rakaatnya minimal dua
rakaat, dan maksimal 12 rakaat dengan satu kali salam di tiap dua rakaatnya.
4. Sholat terawih
Dilaksanakan pada waktu malam setelah sholat Isya sampai sebelum waktu
Subuh, dan khusus di bulan Ramadhan. Ada yang berpendapat jumlah rakaatnya
adalah delapan rakaat, ada juga yang 20 rakaat. Pada zaman Nabi SAW, sholat
tarawih dikenal dengan qiyam Ramadhan.
5. Sholat dhuha
Termasuk yang begitu dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Waktu pelaksanaannya di
pagi hari, sejak matahari naik setinggi tombak dan berakhir saat matahari berada
tepat di atas langit (sebelum masuk Dzuhur). Untuk waktu sekarang, sholat dhuha
dimulai sekitar pukul 07.00-11.00 pagi. Rakaat paling sedikitnya yaitu dua rakaat,
dan paling banyak 12 rakaat, dengan satu kali salam di tiap dua rakaatnya.
6. Sholat tahiyyatul masjid
Setiap umat Islam yang memasuki masjid dan belum sempat duduk di dalamnya,
maka disunnahkan untuk menunaikan sholat dua rakaat.
7. Sholat istikharah
Kaum muslim yang hatinya sedang bimbang dan bingung akan beberapa pilihan,
hendaknya mendirikan sholat istikharah dengan dua rakaat. Di mana dimaksud
agar Allah SWT yang menentukan pilihan terbaik bagi hamba-Nya. Dianjurkan
untuk dilaksanakan pada akhir waktu malam, dan sepatutnya untuk
memperbanyak doa serta pujian bagi-Nya setelah sholat.
8. Sholat hajad
Bagi mereka yang memiliki permintaan, bisa menunaikan sholat sunnah dua
rakaat atau yang dikenal dengan sholat hajat agar keinginannya dikabulkan oleh
Allah SWT. Dapat dilaksanakan kapan saja, asalkan pada waktu yang tidak
diharamkan untuk sholat.

9. Sholat tobat
Setiap manusia yang berbuat dosa dianjurkan untuk langsung melaksanakan
sholat tobat. Melalui sholat ini, para hamba memohon ampunan kepada Allah
SWT atas dosa-dosanya yang telah dilakukan. Didirikan dengan dua rakaat, dan
setelahnya disunnahkan tetap memperbanyak istighfar.
10. Sholat dua gerhana
Yakni dilakukan bila terjadi gerhana matahari dan atau gerhana bulan, maka
dianjurkan mengerjakan sholat sunnah dua rakaat, dengan empat kali berdiri dan
empat kali rukuk. Setelah sholah disunnahkan untuk memperbanyak doa, dzikir,
istighfar, serta amal kebajikan lainnya.
11. Sholat istisqo
Sholat yang dikerjakan untuk memohon diturunkan hujan kepada Allah SWT,
ketika datang musim kemarau dan tidak terdapatnya air yang cukup di suatu
wilayah untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Jumlah rakaatnya yakni dua.
Pengerjaannya sama dengan sholat id, dengan tujuh kali takbir pada rakaat
pertama, dan lima kali takbir pada rakaat keduanya. Dianjurkan dilaksanakan di
tanah lapang, serta disunnahkan untuk memperbanyak doa dan istighfar.
12. Sholat hari raya
Sholat yang ditunaikan hanya di dua waktu tiap tahun Hijriahnya, yakni Idul Fitri
dan Idul Adha. Waktu afdalnya dimulai pada saat matahari naik setinggi tombak,
sekitar pukul 07.00 pagi. Dianjurkan untuk dilaksanakan di lapangan terbuka, agar
dapat di hadiri banyak kaum muslim. Jumlah rakaatnya dua rakaat. Pada rakaat
pertama terdapat tujuh kali takbir, dan rakaat kedua sebanyak lima kali takbir.
Tidak didahului oleh azan atau iqamah sebelum sholatnya, Dan setelah sholat
disunnahkan menyampaikan khutbah oleh imam.

C. Muakkad
Dikutip dari buku Fikih Empat Madzhab oleh Syaikh Abdurrahman Al Juzairi menurut
Ulama Malikiyah, sunnah adalah apa yang diperintahkan pembuat syariat, ditegaskan
perintahnya, diagungkan nilainya dan ditempakkan dalam jamaah. Apabila dikerjakan
mendapat pahala dan bila ditinggalkan tidak disiksa.
Berdasarkan ulama Hanafiyah, sunnah terbagi menjadi dua macam, yakni Sunnah
muakkad dan sunnah ghoiru muakkad. Mereka memiliki pengertian yang berbeda.
1. Sunnah muakkad
Menurut Ulama Hanafiyah, sunnah muakkad adalah yang semakna
dengan yang wajib. Hanya saja, tingkatannya sedikit di bawah fardhu, yaitu
sesuatu yang ditetapkan dalil namun masih memiliki kesamaran.
Sunnah Muakkad juga dikenal dengan nama fardhu amali. Artinya,
perbuatan ini diposisikan sebagai fardhu dalam hal pengamalan, sehingga
mengharuskan adanya tartib dan qadha (bila ditinggalkan).
Namun tidak harus diyakini sunnah muakkad adalah fardhu. Contoh
sunnah muakkad adalah salat witir, dua rakaat sebelum subuh, dan salat tarawih.
2. Sunnah ghoiru muakkad
Sunnah Ghoiru Muakkad memiliki nama lain mandub dan mustahab yang
artinya, yang diberikan pahala jika dikerjakan dan tidak disiksa jika ditinggalkan.
Menurut Ulama Hanabilah, sunnah ghoiru muakkad sesuatu yang dikerjakan
mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan tidak mendapatkan siksa. Contoh
sunnah Ghoiru muakkad adalah salat tahiyatul masjid, salat rawatib, salat tahajud.

Anda mungkin juga menyukai