Anda di halaman 1dari 6

A.

Rukun Sholat

Shalat mempunyai rukun-rukun yang harus dilakukan sesuai dengan aturan dan
ketentuannya, sehingga apabila tertinggal salah satu darinya, maka hakikat shalat tersebut tidak
mungkin tercapai dan shalat itu pun dianggap tidak sah menurut syara`. Diantaranya rukun sholat
adalah:

1. Niat

Hal ini berdasarkan kepada firman Allah SWT:

‫صلَوةَ َويُْؤ تُواال َز َكوةَ َو َذلِكَ ِدي ُْن القَيِّ َم ِة‬ ِ ِ‫َو َمااُوْ ِمرُوااِاّل َلِيُ ْعبُ ُدواهللا ُم ْخل‬
َّ ‫ص ْينَ لَهُ ال ِّد ْينَ ُخنَفَآ َء َويُقِ ْي ُمواال‬
Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan
shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus”. (al-Bayyinah: 98).

2. Berdiri bagi yang mampu

Hukum berdiri ketika mengerjakan shalat fardhu adalah wajib. Hal ini berdasarkan sabda
Rasulullah SAW:

Artinya: Dari Imran bin Husain RA berkata, aku menderita penyakit ambien, lalu aku bertanya
kepada Nabi SAW mengenai cara mengerjakan shalat yang harus aku lakukan, Nabi SAW
bersabda, “Shalatlah dalam keadaan berdiri, jika engkau tidak mampu, maka laksanakan dalam
keadaan duduk, jika engkau tidak mampu melakukannya, maka kerjakanlah dalam keadaan
berbaring”. (H.R. Bukhari).

3. Membaca takbiratul ikhram (Takbiratul ihram ini hanya dapat dilakukan dengan
membaca lafadz Allahu Akbar).
4. Membaca surat Al Fatihah

Ada beberapa hadits shahih yang menyatakan kewajiban membaca surat al-Fatihah pada
setiap rakaat, baik pada saat mengerjakan shalat fardhu maupun shalat sunnah.

Diriwayatkan dalamm Hadis : “Dari Ubadah bin Shamit RA, Nabi SAW bersabda, “Tidak
sah shalat seseorang yang tidak membaca surah Fatihatul-Kitab”. (H.R. Muslim).
Dalam Mazhab Syafi`i, basmallah merupakan satu ayat dari pada surah al-Fatihah, maka
membaca bismillah hukumnya adalah wajib.

5. Ruku’

Kefardhuanya telah diakui secara ijma`, berdasarkan firman Allah SWT:

َ ‫يََأيُّهَاالَّ ِذ ْينَ أ َمنُوااَرْ َكعُوا َوا ْس ُج ُد‬


َ‫م وا ْف َعلُواالخَ ْي َرلَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ن‬iْ ‫واوا ْعبُ ُدوا َربَّ ُك‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah
tuhanmu dan berbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan”. (al-Hajj: 77).

Ruku’ dikatakan sempurna, jika dilakukan dengan cara membungkukkan tubuh, dimana
kedua tangan dapat mencapai dan memegang kedua lutut.

6. Tuma’ninah
7. I’tidal
( Saat mengangkat punggung setelah ruku’)
8. Tuma’ninah di dalam I’tidal
9. Sujud dua kali dalam masing-masing rakaat
Sujud hendaknya dilakukan dengan 7 anggota badan:
1) Telapak Tangan Kanan
2) Telapak Tangan Kiri
3) Lutut Kanan
4) Lutut Kiri
5) Ujung Kaki Kanan
6) Ujung Kaki Kiri
7) Dahi Sekaligus Hidung
10. Duduk antara dua sujud
11. Thuma’ninah dalam Duduk antara dua sujud
12. Duduk yang terakhir
13. Membaca tahhiyyat dalam duduk yang terakhir
14. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW.
15. Membaca salam yang pertama
16. Niat keluar sholat (Salam)
17. Tertib pada setiap rukun-rukunya.1

B. Syarat Sah Shalat

Terdapat 7 syarat sah shalat menurut Syekh Sa’id bin ‘Ali Wahf al-Qahthani dalam
kitab“Shalatul Mu’min”, yaitu:

1. Islam
Orang yang wajib untuk melaksanakan shalat adalah muslim, karena orang kafir akan
tertolak amalannya.
2. Berakal
Orang yang tidak berakal tidak mendapat beban syariah, Rasulullah SAW bersabda,
“Yang terbebas dari hukum itu ada tiga golongan: (1) orang tidak waras yang hilang
akalnya hingga waras kembali; (2) orang yang tidur hingga dia bangun, dan (3) anak
(kecil) hingga dia bermimpi (mimpi basah)
3. Suci
Suci yang dimaksud merupakan, suci dari hadas dan najis. Hadas terbagi menjadi
dua,yaitu: (1) hadas kecil, dihilangkan dengan cara berwudhu; (2) hadas besar,
dihilangkandengan cara mandi wajib. Najis yang berasal dari kotoran dapat dibersihkan
dengan dua carayaitu istinja’ (bersuci dengan air) dan istijmar (bersuci dengan benda
seperti batu dansebagainya)
4. Menutup Aurat
Aurat laki-laki dimulai dari pusar hingga lutut. Sedangkan, aurat perempuan
adalahseluruh tubuhnya kecuali wajah saat melaksanakan shalat
5. Masuk Waktu Shalat
Berikut merupakan waktu-waktu shalat wajib:
a. Subuh, mulai dari terbit fajar hingga selesainya gelap malam
b. Zuhur, mulai ketika matahari condong ke barat hingga semua bayangan benda sama
panjangnya

1
Sulaiman Rasyid, Fikih Islam, (Sulsel: Sirnar Baru Algensido, 1954), 75
c. Asar, mulai saat waktu zuhur habis hingga bayangan benda sama dengan dua
kalipanjangnya atau ketika matahari menguning
d. Magrib, mulai dari matahari terbenam hingga terbenamnya syafaq atau cahaya merah
e. Isya, mulai dari terbenamnya syafaq hingga tengah malam. Waktu darurat
untukshalat isya adalah hingga terbit fajar.

6. Menghadap Kiblat
Kiblat untuk shalat adalah menghadap ke Ka’bah. Bagi yang mampu melihat
Ka’bahsecara langsung, wajib berusaha maksimal untuk menghadap persis ke arah
Ka’bah meskipunada halangan antara ia dan Ka’bah. Namun, jika melenceng sedikit,
tidak membatalkan.
Syarat menghadap kiblat bisa gugur dalam beberapa kondisi, yaitu:
a. Seseorang telah berusaha menemukan arah kiblat dan shalat dengan arah yang
diyakini, namun ternyata arah tersebut salah.
b. Orang yang tidak mampu.
c. Saat dalam keadaan takut akan keselamatan diri dan harta benda.
d. Shalat sunah dalam kendaraan.
7. Niat
Niat adalah tekad melaksanakan ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Niat terbagi menjadi dua, yaitu: (1) niat karena Allah SWT; (2) niat untuk perbuatan.
Ketika seseorang melakukan sesuatu berdasarkan niat maka itu cukup tanpa harus
mengucapkannya.
C. Sunah-Sunnah dalam Sholat
Shalat merupakan tiang agama dalam kehidupan umat islam. dapat diibaratkan, tanpa
shalat bangunan seorang Muslim tiada artinya menjadi Rapuh dan jauh dari Islam itu
sendiri. Dalam pengertian lain shalat merupakan salah satu sarana komunikasi antara
hamba dengan Tuhannya, sebagai bentuk ibadah dengan amalan yang tersusun dari
perkataan dan perbuatan dan dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan
salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan syara’.2 Paling tidak,
ada lima kali dalam sehari kita melaksanakan shalat. Artinya sholat ini wajib hukumnya.
Namun, dalam kewajiban ini, ada sunah-sunnah Shalat. Sunah sholat merupakan ucapan
atau gerakan yang dilaksanakan dalam sholat selain rukun shalat. Dalam madzhab
Syafi’i, ada dua macam perkara sunnah dalam shalat yaitu sunnah ab’ad dan sunnah
hay’ah.3
1. Sunnah ‘Ab’ad
Sunnah ‘ab’ad merupakan amalan sunnah dalam sholat yang jika lupa melakukannya
maka harus menggantinya dengan sujud sahwi. Amalan yang merupakan sunnah
‘ab’ad yaitu :
a. Tasyahud awal, (termasuk duduknya dan membaca sholawat Nabi didalamnya)
b. Membaca do’a qunut, (termasuk berdirinya dan membaca sholawat kepada Nabi
Muhammad, keluarga dan sahabat beliau)
c. Membaca sholawat untuk keluarga nabi Muhammad di dalam tasyahud akhir.4
2. Sunnah Hay’ah
Sunah hay`at merupakan amalan sunnah dalam sholat jika lupa mengerjakannya tidak
perlu menggantinya dengan sujud sahwi. Yang termasuk sunnah hay`at yaitu :
a. Mengangkat kedua tangan; Ketika takbiratul ihram, ketika ruku’, ketiak i’tidal,
dan ketika bangun dari tasyahud awal
b. Meletakan tangan kanan di atas tangan kiri dengan menyejajarkan kedua
pergelangan tangan dan menempatkannya di bawah dada
c. Melihat ke tempat sujud
d. Membuka kedua matanya dan dimakruhkan memejamkannya
2
Kartika Ulfa Alfiyah, “MAKALAH SHALAT” (Palembang: STIK Muhammadiyah, 2017), 3-4
3
Muhammad Abduh Tuasikal, Sunnah-Sunnah Shalat, (Wonosari: RUMAYSHO, 2020), 1-3
4
Nurul, Sunnah Sholat: Sunnah Ab’ad dan Sunnah Hai’at, dalam artikel Univ. Islam An Nur Lampung, Desember
2022 (Lampung: Univ. Islam An Nur, 2022)
e. Membaca doa iftitah setelah takbiratul ihram
f. Membaca ta’awudz setelah doa iftitah
g. Menjahrkan (mengeraskan bacaan) pada shalat jahriyyah (Magrib, Shubuh, Isya)
dan mensirrkan bacaan (memelankan) pada shalat sirriyyah (Zhuhur dan Ashar)
h. Mengucapkan aamiin di akhir membaca Al Fatihah
i. Membaca salah satu surat dalam Al Qur’an setelah Al Fatihah
j. Takbir intiqal, yaitu setiap kali berpindah gerakan diperintahkan mengucapkan
takbir ‘Allahu Akbar’ selain ketika bangkit dari rukuk yaitu yang dibaca adalah
“sami’allahu liman hamidah rabbanaa lakal hamdu”
k. Bertasbih ketika rukuk dan sujud. Saat rukuk membaca ‘subhana robbiyal ‘azhim’
(3 kali), sedangkan ketika sujud membaca “subhanarobbiyal a’laa” (3 kali)
l. Meletakkan kedua tangan di paha ketika duduk saat tasyahud awal dan tasyahud
akhir. Tangan kiri dibentangkan, sedangkan tangan kanan dalam keadaan seluruh
jari digenggam kecuali jari telunjuk memberikan isyarat
m. Duduk dengan cara duduk tawarruk pada duduk tasyahud akhir dan duduk
selainnya dengan duduk iftirosy
n. Membaca shalawat Ibrahimiyyah, lalu berdoa ketika tasyahud akhir
o. Salam kedua, sedangkan salam pertama masuk rukun shalat
p. Khusyu’ dalam seluruh gerakan shalat. Yang dimaksud khusyu’ adalah hati
merenung apa yang diucapkan oleh lisan, baik bacaan surat, dzikir atau doa yang
dibaca. Semuanya direnungkan dengan memahami artinya dan ketika itu merasa
sedang bermunajat dengan Allah Ta’ala. Harus ada khusyu’ dalam bagian shalat.
Jika tidak ada khusyu’ sama sekali sejak awal hingga akhir, maka shalatnya batal.

Anda mungkin juga menyukai