Anda di halaman 1dari 35

A.

Pengertian
Sholat menurut Bahasa yakni do’a sedangkan secara istilah shalat merupakan ibadah
kepada Allah, berupa perkataan dengan perbuatan yang diawali dengan takbir dan
diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara.
A. Dasar Hukum

Dasar hokum tentang solat dalam Alquran banyak, diantaranya:

‫واقيما الصالة واتوا الزكاة واركعوا مع الراكعين‬

Artinya: “Dan dirikanlah solat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang orang
rukuk”.(QS Albaqarah:43)

‫واستعينوا باالصبر والصالة وانها لكبيرة اال على الخاشعين‬

Artinya: “Dan mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan mengerjakan sholat. Dan
sesunggahnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali baagi orang orang yang
khusyuk”.(QS Albaqarah:45)
A. Hikmah

Diantara hikmah dari sholat adalah:

1. Mencegah dari perbuatan keji dan mungkar seperti dalam surat Al ankabut ayat 45
“dan dirikanlah solat karena sesungguhnya solat itu mencegah dari perbautan keji
dan munkar”
2. Sholat adalah penghapus dosa dosa dan pelebur segala kesalahan
3. Sholat merupakan pembeda antara orang beriman dengan orang musyrik dan kafir.
4. Mendekatkan diri kepada Allah
5. Menjaga kesadaran dan pengendali diri
6. Motivasi dan terapi psikologi
7. Memupuk rasa persamaan, persatuan, dan persaudaraan
8. Menanamkan disiplin diri terhaddap waktu
9. Menolong memecahkan masalah
10. Senantiasa selalu ingat kepada Allah
A. Syarat Wajib dan Sah dan Rukun Shalat

a. Syarat Wajib

syarat wajib adalah syarat yang harus ada bagi seseorang muslim dan Muslimah yang
akan mengerjakan shalat fardu. Jika salah satu dari syaratnya tidak ada atau belum dipenuhi
maka orang tersebut belum diwajibkan melaksanakan shalat fardu.
1. Islam
Syarat wajibnya shalat yaitu harus seorang muslim. Jika yang shalat orang kafir maka
tidak diterimanya shalat itu.
2. Baligh
Untuk syarat wajib yang kedua yaitu baligh atau sudah dewasa. Yang bisas disebut
seseorang disebut baligh yaitu bagi berusia 12 – 15 tahun. Atau laki laki mengalami
mimpi basah dan perempuan mengalami menstruasi
3. Berakal
Syarat yang ketiga adalah berakal. Orang muslim yang berakal haruslah
melaksanakan shalat. Jika seseorang mengalami kelainan akal atau tidak sehat
akalnya (gila) maka tidak diwajibkan melaksanakan shalat 5 waktu.
a. Syarat Sah

Syarat sah dalam shalat adalah suatu syarat yang harus dipenuhi oleh orang muslim
dan Muslimah jika ingin melaksanakan shalat jika syarat nya tidak dipenuhi maka shalatnya
batal atau tidak diterima. Diantaranya
1. Suci badan dari hadas dan najis
Artinya jika ingin melaksanakan shalat maka pastikan badan anda suci dari hadas dan
najis. Jika ada najis yang menempel maka bersihkanlah najis tersebut. Jika anda
berhadas kecil maka wudhulah dan jika berhadas besar maka mandi dan
berwudhulah.
2. Menutup aurat dengan pakaian yang suci
Sebelum melaksanakan shalat maka kenakan dahulu pakaian yang menutup aurat.
Bagi laki laki batas auratnya dari pusar sampai lutut dan bagi perempuan seluruh
badan kecuali wajah dan telapak tangan. Dan kenakanlah pakaian yang suci dari najis
jika terdapat najis maka bersihkanlah terlebih dahulu.
3. Berada ditempat suci
Ketika solat maka solatlah ditempat yang suci. Perlu diketahui terdapat tempat yang
dilarang untuk melaksanakan shalat seperti di kamar mandi, tempat penyembelihan,
di kuburan, tengah tengah jalan, di pembuangan sampah, di kendang binatang.
4. Masuk waktu shalat
Syarat keempat yakni masuk waktu shalat, tidak sah shalat subuh apabila sudah
memasuki waktu dzuhur. Shalat lah di saat waktunya. Karna setiap shalat
mempunyai waktunya masing masing.
5. Menghadap kiblat
Dalam hal ini kalian bisa lihat dalil didalam Alquran surat Albaqarah ayat 150 yang
berbunyi “… maka palingkanlah wajah mu kemasjidil haram, dan dimana saja kamu
berada, palingkanlah wajah mu ke arahnya”.
a. Rukun Shalat

Menurut imam syafi’I ada 13 belas

1. Niat
Ibnu Qayyim berkata, “Arti niat adalah menyengaja dan berkeinginan yang
kuat untuk melakukan sesuatu. Niat terletak didalam hati dan tidak berkaitan dengan
loisan. Oleh karena itu, tidak ada suatu hadits pun yang menjelaskan, bahwa
Rasulullah SAW dan para sahabat melafalkan niat. Melafalkan niat ketika hendak
bersuci dan mengerjakan shalat bisa memberi peluang pada setan untuk mengganggu
dan menanamkan rasa waswas dalam diri kita.
2. Takbiratul ihram
Rasulullah bersabda, “Pembuka shalat adalah bersuci, yang melarang sesuatu
adalah takbir, dan menghalalkan adalah salam.” Dari Ali ra., bahwasanya ketika
berdiri untuk hendak mengerjakan shalat maka beliau mengucapkan “Allahu akbar.”
3. Berdiri bagi yang mampu
Bagi orang yang mampu berdiri ketika akan mengerjakan shalat hukumnya
adalah wajib dan jika tidak mampu berdiri maka duduk dan jika tidak mampu duduk
maka berrbaring.
1. Membaca alquran
Ketika sudah takbir maka hendaknya membaca surat Al fatihah. Ada
beberapa hadits yang menjelaskan kewajiban membaca Al fatihah.
2. Rukuk
Rukuk merupakan bagian dari fardu shalat. Rukuk dilakukan dengan cara
membongkokan tubuh, dan kedua tangan menyentuh lutut dan harus disertai dengan
thuma’ninah
3. I’tidal dan thuma’ninah
I’tidal merupakan bagian dari fardu shalat. Hal ini berdasarkan pada
penjelasan Abu Humaid mengenai sifat shalat Rasulullah SAW. Dia berkata pada
rasulullah . mengangkat kepadanya beliau berdiri hingga tulangnya seperti keadaan
semula.
4. Sujud
Beberapa anggota yang harus menempel ketika sujud ada 7 yaitu: kening,
dua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung jari kaki.
5. Duduk diantara dua sujud dan thuma’ninah
1. Tasyahud
Duduk terakhir ketika sholat dan harus membaca tasyahud
2. Duduk ketika tasyahud
3. Membaca shalawat
4. Salam
Kewajiban mengucapkan salam dalam sholat berdasarkan pada sabda Nabi
“Kunci shalat adalah bersuci, pembukanya adalah takbir, dan penutupnya adalah
salam.” Salam kekanan dengan mengucapkan Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh begitu pun dengan salam kekiri. Ulama berpendapat bahwa salam
kekanan hukumnya wajib sedangkan salam kekiri hukumnya sunnah.
5. Tertib
A. Sunah Sebelum dan Ketika Shalat

1. Mengangkat kedua tangan


2. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri
3. Membaca do’a iftitah
4. Isti’adzah
5. Membaca aamiin
6. Membaca surat Al quran setelah Alfatihah
7. Takbiratul intiqam
8. Cara melakukan rukuk
9. Bacaan rukuk
10. Bacaan I’tidal
1. Cara menurunkan badan dan bangkit dari sujud
2. Cara sujud
3. Lamanya sujud dan bacaannya
4. Cara duduk diantara dua sujud
5. Duduk istirahah
6. Cara duduk tasyahud
7. Tasyahud pertamu
8. Membaca shalawat kepada nabi
9. Do’a setelah tasyahud akhir
10. Dzikir do’a setelah salam
A. Hal Hal yang Membatalkan Shalat

1. Mengucapkan sesuatu yang bukan bacaan shalat


2. Menangis atau merintih
3. Tertawa
4. Makan dan minum
5. Melakukan gerakan bukan gerakan shalat
6. Bergerak menjauhi kiblat
7. Terkena hadas kecil/besar
1. Terbuka aurat
2. Meninggalkan rukun shalat
3. Perubahan niat
4. Tidak memenuhi
5. Mendahului imam
6. Keluar najis dari dua lubang
7. Tidak memenuhi syarat sah dan wajib
A. Shalat Qashar

Hukum meringkas shalat adalah sunnah mu’akkadah dan merupakan salah satu
kemurah hatian Allah kepada mahluknya. Dalil yang menetapkannya adalah firman Allah,
“Dan apabila kamu berpergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu mengqashar
shalat mu, jika kamu takut diserang orang orang kafir. Sesungguhnya orang orang kafir itu
adalah musuh yang nyata bagimu.”

Syarat seseorang dapat meringkas shalat nya yaitu harus sedang dalam perjalanan
baik perjalan yang wajib seperti haji, sunnah seperti mengunjungi kerabat, mubah seperti
bertamasya, dan makruh seperti jalan sendirian. Orang boleh meng qashar shalatnya jika
jarak yang ditempuh setara 91 km sedangkan mazhab hanfi perjalanan 3 hari berjalan kaki.
A. Shalat Jamak

Shalat jamak adalah menggabungkan shalat fardu menjadi satu waktu yang asalnya
dua waktu. Shalat jamak yang boleh dilakukan adalah antara shalat dzuhur dan asar dan
shalat maghrib dan isya. Adapun shalat subuh tak dapat di jamak.

Kebanyakan ahli fiqh memperbolehkan menjama shalat dalam keadaan berikut:

 Di arafah dan muzdalifah


 Dalam perjalanan jauh
 Karena hujan dan angina besar
 Karena sakit
 Takut diserang musuh
Shalat jamak terbagi menjadi dua yaitu:

1. Jamak taqdim
Jamak taqdim adalah menggabungkan kedua waktu shalat menjadi satu
waktu shalat yang dikerjakan diawal waktu shalat pertama. Contohnya ketika hendak
berpergian jauh saat waktu dzuhur maka boleh shalat asar di Tarik ke waktu dzuhur
dengan syarat dzuhur dikerjakan terlebih dahulu.
2. Jamak takhir

Jamak takhir yaitu kebalikan dari jamak taqdim jika jamak taqdim menjamak shalat di awal
waktu maka jamak takhir menjamak shalat diakhir waktu shalat. Contohnya ketika hendak
berpergian jauh sebelum memasuki waktu dzuhur maka menjamak shalatnya di waktu asar
dengan syarat asar terlebih dahulu dilaksanakan
A. Shalat Jum’at

Shalat juma’at adalah shalat 2 rakaat yang dilakukan di hari jum’at secara berjamaah
setelah khutbah jumat dilakukan di waktu dzuhur. Untuk dapat melaksanakan shalat jum’at
berjamaah, jumlah yang hadir minimal 40 orang dan dilaksanakan di masjid.

Hukum shalat jum’at bagi laki laki yakni wajib. Hal ini berdasarkan dalil shalat
jum’at yang diambil dari Al quran dan As sunnah dan ijma atau kesepakatan ulama. Dalilnya
adalah surat Al jumu’ah ayat 9 yang berbunyi, “hai orang orang yang beriman, apabila
diserukan untuk menunaikan shalat jum’at maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah
dan tinggalkanlah jual beli.” Sedangkan hadits nabi yang memerintahkan untuk
melaksanakan shalat jum’at adalah dari hadits Thariq bin syihab yang berbunyi, “Shalat
jum’at adalah hak yang wajib bagi setiap muslim dengan berjama’ah selain atas empat
golongan yakni hamba sahaya, wanita, anak kecil, orang sakit.”(HR Abu Dawud)
Orang yang diwajibkan melaksanakan shalat jum’at adalah

1. Muslim yang sudah baligh dan berakal wajib melaksanakan shalat meski anak laki
laki yang belum baligh melakukannya tapi hendaklah anak yang sudah berumur 7
tahun atau mumayyiz diajak untuk melaksanakan shalat jum’at.
2. Laki laki. Tidak ada kewajiban bagi perempuan untuk melaksanakan shalat jum’at
maka hukumnya hanya mubah bagi perempuan.
3. Orang yang merdeka, seperti yang sudah disebutkan dihadits sebelumnya bahwa
yang tidak wajib mwlaksanakan shalat ada empat diantaranya adalah budak atau
hamba sahaya. Namun sebagian ulama berpendapat apabila majikannya mengizinkan
shalat jum;at maka wajib bagi hamba sahaya melaksanakan shalat jum’at.
4. Orang yang menetap dan bukan musafir atau orang dalam perjalanan. Hal tersebut
dasar pemikirannya adalah ketika rasulullah SAW dahulu melakukan safar maka
beliau tidak melakukan shalat jum’at dalam safarnya tersebut
1. Orang yang tidak memiliki halangan apapun atau uzur. Jika seseorang memiliki
halangan melakukan shalat jum’at maka hanya wajib melakukan shalat dzuhur saja.
Diantara orang yang memiliki uzur yaitu orang yang memilik tanggung jawab
keamanan dan kemaslahatan umat, diantaranya petugas keamanan, dokter, dan lain
lain.
2. Orang yang sakit sehingga tidak mampu melakukan shalat jum’at dan hanya wajib
melakukan shalat dzuhur saja.

Itulah orang yang wajib melakukan shalat jum’at jika memiliki uzur maka jangan
meninggalkan shalat jum’at 3 kali berturut turut hal ini berdasarkan hadits nabi, “Barang
siapa yang meninggalkan shalat jum’at 3 kali berturut turut tanpa sebab maka Allah akan
mengunci mata hatinya.”
Sunnah sunnah sebelum shalat jum’at

1. Mandi
2. Memotong kuku dan mencukur kumis
3. Memakai pakaian yang rapih dan bersih
4. Memakai pakaian berwarna putih
5. Memakai wangi wangian. Barang siapa yang mandi pada hari jum’at dan memakai
pakaian yang terbaik yang dimilikinya, memakai harum haruman jika ada, kemudian
pergi melaksanakan shalat jumat dan disana tidak melangkahi bahu manusia lalu
mengerjakan shalat sunnah, kemudian imam dating dan ia diam sampai selesai shalat
jumat maka perbuatannya itu akan menghapus dosa antara jumat itu dan jumat
sebelumnya.
6. Berdo’a ketika keluar rumah
7. Segera menuju masjid dengan berjalan kaki perlahan dan tidak banyak bicara
8. Memasuki masjid dengan kaki kanan dan membaca do’a
9. Melaksanakan shalat sunnah
10. I’tikaf sambal membaca Al quran, berdzikir, atau bershalawat ketika khotib belum
naik mimbar.
Cara cara shalat jumat

Shalat jumat dikerjakan di waktu dzuhur pada hari jumat dan jumlah rakaatnya yaitu
dua rakaat. Sebelum kita melaksanakan shalat jumat kita diperintahkan untuk mendengarkan
khutbah terlebih dahuluyang disampaikan oleh khatib.

Khutbah jumat

Khutbah sendiri berasal dari Bahasa arab yang berarti ceramah/pidato. Secara istilah
khutbah adalah pidato atau enguraikan sesuatu tentang agama dalam situasi tertentu. Khutbah
merupakan salah satu media paling efektif untuk berdakwah dan tabligh.
Sedangkan khutbah jumat yaitu khutbah yang disampaikan oleh khotib didepan jama’ah
shalat jumat. Isi yang terkandung pada khutbah jumat yaitu pesan taqwa, dapat berisi aqidah,
ilmu ilmu, serta muamalah yang disesuaikan dengan keadaan pada saat itu. Orang yang
membacakan khutbah disebut khotib.
Ketentuan khutbah jumat

1. Ketentuan tentang khotib


Khotib dalam jumat harus memenuhi kriteria sebagai berikut
 Laki laki yang sudah baligh dan berakhlak mulia
 Mengetahui syarat dan rukun khutbah
 Fasih membaca Al quran dan Hadits
 Berbicara dengan jelas dan terdengar serta mudah difahami
 Berpakaian rapi dan menutup aurat
 Suci dari hadas dan najis
1. Syarat khutbah jumat
 Khutbah jumat dimulai setelah memasuki waktu dzuhur
 Khutbah diadakan dua kali
 Khutbah jumat dilakukan berdiri apabila tidak mampu maka duduk
 Khotib duduk sebentar diantara dua khutbah
“Rasulullah SAW berkhutbah dua kali dengan cara berdiri dan beliau duduk
diantara dua khutbah itu.” (HR Addarimi dari Ibnu Umar:1513)
2. Rukun khutbah jumat
 Membaca hamdalah
 Membaca dua kalimat syahadat
 Membaca shalawat nabi
 Berwasiat tentang taqwa kepada Allah SWT
 Membaca ayat Al quran untuk mengingatkan kepada para jama’ah
 Berdoa pada khutbah kedua umat islam
1. Sunnah sunnah pada khutbah jumat
 Khutbah dilakukan dimimbar
 Khotib memberi slam sebelum dikumandangkan adzan
 Khatib sesering mungkin menghadap jama’ah
 Khutbah dilakukan dengan Bahasa yang jelas serta mudah difahami
 Khutbah diperpendek, shalat jumat diperpanjang
Kedudukan khutbah jumat

Jumhur ulama berpendapat bahwa khutbah jumat merupakan syarat dan rukun shalat
jumat. Sebagian ulama berpendapat bahwa khutbah merupakan pengganti dua rakaat shalat
dzuhur yang hilang. Sebagian ulama berpendapat juga bahwa khutbah jumat hukumnya wajib
seperti shalat jumat. Sebagian ulama juga berpendapat bahwa shalat jumat bukan merupakan
pilar shalat jumat.
A. Salat Sunnah dan Macam Macamnya

Selain kita di perintahkan untuk melaksanakan shalat fardu kita juga dianjurkan
untuk melakukan shalat sunnah yang dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW.
Macam macam shalat sunnah sangat banyak diantaranya:
1. Shalat Rawatib,
terbagi menjadi dua yaitu:
a. Shalat sunnah muakkad
Shalat sunnah muakkad adalah shalat sunnah yang sangat dianjurkan.
Shalat sunah muakkad ada 12 rakaat yaitu :
 2 rakaat sebelum shalat Shubuh atau disebut juga shalat sunnah
fajar.
 Lalu 4 rakaat sebelum Dzuhur
 2 rakaat setelah Dzhuhur
 2 rakaat setelah Maghrib
 2 rakaat setelah Isya

Bahkan saking dianjurkannya shalat sunnah muakkad ini bisa


diqada jika terlewat karena lupa atau tertidur.
a. Shalat sunnah ghair muakkad
Shalat sunnah ghair muakkad ada tapi tidak disertai penegasan bead
deangan shalat sunnah muakkad yang disertai dengan pennegasan dan
shalat ini tidak terlalu dianjurkan, diantaranya :
 2 rakaat atau 4 rakaat sebelum Asar
 2 rakaat sebelum Maghrib
 2 rakaat sebelum Isya

1. Witir
Shalat Witir adalah shalat sunnah muakkad yang dianjurkan oleh Rassullullah
SAW dalilnya “wahai Ahlul Quran kerjakanllah Shalat Witir sebab Allah
Witir dan menyukai yang ganjil”.

Waktu shalat witir para ulama sepakat bahwa shalat witit dimulai sesudah
shalat isya sampai waktu fajar. Jumlah rakaat Shalat Witir berjumlah ganjil
1,3.5.7,9,11,13.
1. Tahajud
Yaitu shalat malam/Qiyamul Lail yang dilaksanakan setelah shalat Isya dan
setelah tidur sampai waktu Fajar. Adapun jumlah rakaat dari shalat witir
berjumlah genap seperti. Waktu yang pailing utama mengerjakannya pada 1/3
malam.

2. Tarwih
Yaitu shalat sunnah yang khusus berada di bulan suci Ramadhan dan
dilaksanakan setelah shalat Isya sampai batas waktu Fajar. Adapun jumlah
rakaat dari Shalat tarawih berjumlah genap, biasanya berjumlah 11 (termasuk
witir) dan 13 (termasuk witir). Shalat Tarawih dilakasanakan secara
berjamaah

3. Shalat Dhuha
Yaitu shalat yang dilakukan pada pagi hari setelah matahari terbit sampai
waktu dzuhur. Jumlah rakaat shalat duha minimal 2, maksimal 8 dan ada yang
12.
1. Istikharah
Yaitu shalat ketika dihadapkan 2 pilihan atau lebih
2. Istisqa
Yaitu shalat sunnah untuk meminta hujan shalat ini biasanya dilakukan ketika
tidak turun hujan dan kemarau berkepanjangan
3. Gerhana
Shalat gerhana terbagi menjadi dua yaitu
 Shalat gerhana matahari
 Shalat gerhana bulan
4. Tasbih
Yaitu shalat yang didalamnya banyak membaca tasbih
5. Hajat
Shalat yang dikerjakan ketika ada keperluan atau meminta sesuatu
1. Safar
Yaitu shalat ketika hendak melakukan perjalanan tapi biasanya orang orang
melaksanakan shalat ini ketika ingin berangkat haji atau umrah padahal shalat
ini bisa dilakukan dalam perjalanan apapun saja. Shalat ini dilakukan oleh
perorangan. Adapun dalilnya, yaitu “jika engkau keluar dari rumahmu maka
lakukanlah shalat dua rakaat yang dengan ini akan menghalanhgimu dari
kejelekan yang berada diluar rumah. Dan jika engkau memasuki rumah maka
lakukanlah shalat dua rakaat yang akan menghalangimu dari kejelekan yang
masuk kedalam rumahmu.”
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai