NPM : 22160206001
SHALAT FARDHU
Dalam mendefinisikan tentang arti kata shalat, Imam Rafi’i mendefinisikan bahwa shalat
dari segi bahasa berarti do’a, dan menurut istilah syara’ berarti ucapan dan pekerjaan yang
dimulai dengan takbir, dan diakhiri/ditutup denngan salam, dengan syarat tertentu.1 Kemudian
shalat diartikan sebagai suatu ibadah yang meliputi ucapan dan peragaan tubuh yang khusus,
dimulai dengan takbir dan di akhiri dengan salam (taslim).
Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan shalat
adalah suatu pekerjaan yang diniati ibadah dengan berdasarkan syaratsyarat yang telah
ditentukan yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam. Shalat
menghubungkan seorang hamba kepada penciptanya, dan shalat merupakan menifestasi
penghambaan dan kebutuhan diri kepada Allah SWT
.Dari sini maka, shalat dapat menjadi media permohonan, pertolongan dalam
menyingkirkan segala bentuk kesulitan yang ditemui manusia dalam perjalanan hidupnya
"Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula
sholat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)." (QS. Al-Isra: 78)
"Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata
karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan sholat dan menunaikan zakat; dan
yang demikian itulah agama yang lurus (benar)." (QS. Al Bayyinah: 5)
RUKUN SHOLAT FARDHU
1.Niat shalat
Untuk memulai shalat wajib untuk mengucapkan niat. Niat bisa dilafazkan dalam hati.
Shalat dengan posisi berdiri tegak dengan mata mengarah ke tempat sujud bagi yang mampu.
Jika memiliki kekurangan fisik atau tengah sakit yang membuatnya tidak sanggup untuk berdiri,
makan shalat bisa dilakukan dengan cara duduk. Jika sudah tidak mampu untuk duduk, bisa
dilakukan dengan cara berbarinhg.
3.Takbiratul Ikhram
Mengucapkan takbiratul ikhram yakni ‘Allahu Akbar’ untuk mengawali shalat. Orang yang
sudah melakukan takbiratul ikhram, sudah tidak boleh melakukan hal di luar shalat karena sudah
masuk dalam ibadah shalat.
Setelah itu wajib membaca surat Al Fatihah, yang diawali dengan kata basmalah. Ada beberapa
perbedaan pendapat terkait bacaan basmalah. Imam Ahmad berpendapat jika basmalah dibaca
lirih atau suara tidak dikeraskan, sementara Imam Malik berpendapat bahwa tidak perlu
membaca basmalah. Sedangkan Imam Syafi’I berpendapat bacaan basmalah ikut dibaca dengan
suara yang keras dari imam.
Ruku dengan menurunkan atau membungkukkan badan dan membaca doa ruku. Ruku harus
dilakukan dengan ikhlas dan tenang, tidak boleh terburu-buru.
Bangun dari ruku dengan mengucapkan doa I’tidal, yang dilakukan dengan tenang dan tidak
terburu-buru.
Lakukan iftirasy atau duduk di antara dua sujud dengan tenang dan tidak terburu-buru.
13. Tertib.
a. Beragama Islam
Orang yang beragama Islam wajib melakukan shalat 5 waktu dalam sehari.
b. Balig
Seseorang yang sudah balig wajib menunaikan shalat 5 waktu dalam sehari.
Muslim dianggap balig biasanya telah cukup umur, yakni berusia sekitar 15 tahun dalam
hitungan hijriyah. Balig juga bisa disebut jika orang tersebut sudah mengalami mimpi basah atau
haid.
c. Berakal
Tidak diwajibkan shalat bagi wanita yang haid atau nifas, dan tidak ada qodho untuknya.
1. Dalam keadaan hadas kecil dan hadas besar. Hadas kecil seperti melakukan hal yang
membatalkan wudhu dan hadas besar misalnya haid, nifas maupun dalam keadaan junub.
Referensi
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6451529/10-dalil-perintah-sholat-dalam-al-
quran
https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1944390007/0991_31_tugas%20agama
%20islam%20alvin%20pertemuan%209.pdf
http://repository.radenintan.ac.id/4390/5/BAB%20II%20REVISI.pdf