Anda di halaman 1dari 14

FIQIH SHALAT

1. Sejarah Dan Dalil Tentang Kewajiban Shalat


a. Sejarah Tentang Diwajibkan Shalat
Perintah tentang diwajibkannya mendirikan shalat tidak
seperti Allah mewajibkan zakat dan lainnya. Perintah
mendirikan shalat yaitu melalui suatu proses yang luar biasa
yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW yaitu melalui Isra
dan Mi’raj, dimana proses ini tidak dapat dipahami hanya
secara akal melainkan harus secara keimanan sehingga
dalam sejarah digambarkan setelahnya Nabi melaksanakan
Isra dan Mi’raj, umat Islam ketika itu terbagi tiga golongan
yaitu, yang secara terang – terangan menolak kebenarannya
itu, yang setengah – tengahnya dan yang yakin sekali
kebenarannya.
Dilihat dari prosesnya yang luar biasa maka shalat
merupakan kewajiban yang utama, yaitu mengerjakan shalat
dapat menentukan amal – amal yang lainnya, dan mendirikan
sholat berarti mendirikan agama dan banyak lagi yang
lainnya
2. Pengertian Shalat

Secara etimologi shalat berarti do’a dan secara terminology / istilah, para ahli
fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti
beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri
dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat –
syarat yang telah ditentukan (Sidi Gazalba,88).
Adapun secara hakikinya ialah “berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara
yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa
kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya” atau “mendahirkan hajat
dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan
pekerjaan atau dengan kedua – duanya” (Hasbi Asy-Syidiqi, 59).
Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara
hamba dengan Tuhannya sebagai bentuk, ibadah yang di dalamnya
merupakan amalan yang
tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan
rukun yang telah ditentukan syara’ (Imam Bashari Assayuthi, 30).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah
merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan denga perbuatan yang
diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun
yang telah ditentukan syara”. Juga shalat merupakan penyerahan diri (lahir
dan bathin) kepada Allah dalam rangka ibadah dan memohon ridho-Nya.
 3. Syarat-syarat Shalat  4. Rukun Shalat
▪ Niat
• Beragama islam
▪ Takbiratul ihram
• Sudah baligh dan berakal
▪ Berdiri tegak bagi yang berkuasa ketika
shalat fardhu. Boleh sambil duduk atau
• Suci dari hadats berbaring bagi yang sedang sakit.
• Suci seluruh anggota badan, pakaian ▪ Membaca surat Al Fatihah pada tiap-
tiap raka’at
dan tempat
▪ Rukuk dengan tumakninah
• Menutup aurat, laki-laki auratnya antara
▪ I’tidal dengan tumakninah
pusat dan lutut, sedang wanita seluruh
▪ Sujud dua kali dengan tumakninah
anggota badannya kecuali muka dan
dua buah tapak tangan ▪ Duduk diantara dua sujud dengan
tumakninah
• Masuk waktu yang telah ditentukan ▪ Duduk tasyahud akhir dengan
untuk masing-masing shalat tumakninah
▪ Membaca tasyahud akhir
• Menghadap kiblat
▪ Membaca shalawat nabi pada tasyahud
• Mengetahui mana yang rukun dan akhir
mana yang sunah ▪ Membaca salam yang pertama
▪ Tertib: berurutan mengerjakan rukun-
rukun tersebut
5.Yang Membatalkan Shalat
 Shalat itu batal (tidak sah) apabila salah satu syarat rukunnya tidak
dilaksanakan atau ditinggalkan dengan sengaja.
 Dan shalat itu batal dengan hal-hal yang seperti tersebut dibawah ini:
 Berhadats
 Terkena najis tang tidak termaafkan
 Berkata-kata dengan sengaja walaupun dengan satu huruf yang memberikan
pengertian
 Terbuka auratnya
 Mengubah biat, misalnya ingin memutuskan shalat
 Makan atau minum meskipun sedikit
 Bergerak berturut-turut tiga kali, seperti melangkat atau berjalan sekali yang
bersangatan
 Membelakangi kiblat
 Menambah rukun yang berupa perbuatan, seperti rukuk dan sujud
 Tertawa terbahak-bahak
 Mendahului imamnya dua rukun
 Murtad, keluar dari islam.
6.Sunah Dalam Melakukan Shalat
Waktu mengerjakan shalat ada dua sunah, yaitu sunah Ab’adh dan sunah
ha’iat.

 Sunah Ab’adh
 Membaca tasyahud awal
 Membaca shalawat pada tasyahud awal
 Membaca shalawat atas keluarga nabi saw. Pada tasyahud akhir
 Membaca qunut pada shalat subuh, dan shalat witir dalam
pertengahan bulan ramadhan, hingga akhir bulan ramadhan.
 Sunah Hai’at

 Mengangkat kedua belah tangan ketika takbiratul ihram, ketika akan rukuk dan
ketika berdiri dari rukuk.

 Meletakkan telapak tangan yang kanan diatas pergelangan yang kiri ketika
berdekap (sedakep).

 Membaca doa iftitah sehabis takbiratul ihram.

 Membaca ta’awwudz (a’uudzu billaahi minasysyaithaanir-rajiim) ketika hendak


membaca fatihah.

 Membaca amin sesudah membaca fatihah.

 Membaca surat Al-Qur’an pada dua raka’at permulaan (raka’at pertama dan
kedua) sehabis membaca fatihah.

 Mengeraskan bacaan fatihah dan surat pada raka’at pertama dan kedua pada
shalat maghrib, isya dan subuh selain makmum.

 Membaca takbir ketika gerakan naik turun.

 Membaca tasbih ketika rukuk dan sujud.


 Membaca “sami’allahu liman hamidah” ketika bangkit dari rukuk
dan membaca “rabbanaa lakal hamdu…..” ketika I’tidal.

 Meletakkan telapak tangan diatas paha waktu duduk


bertasyahud awal dan akhir dengan membentangkan yang kiri
dan menggenggamkan yang kanan kecuali jari telunjuk.

 Duduk iftirasy dalam semua duduk shalat.

 Duduk tawarruk (bersimpuh) pada waktu duduk tasyahud akhir.

 Membaca salam yang kedua.

 Memalingkan mula ke kanan dan ke kiri masing-masing waktu


membaca salam pertama dan kedua.
7.Makruh Shalat

 Orang yang sedang shalat dimakruhkan:


 Menaruh telapak tangannya didalam lengan bajunya ketika takbiratil
ihram, rukuk dan sujud.
 Menutup mulutnya rapat-rapat.
 Terbuka kepalanya
 Bertolak pinggang
 Memalingkan muka ke kiri dan ke kanan
 Memejamkan mata
 Menengadah ke langit
 Menahan hadats
 Berludah
 Mengerjakan shalat diatas kuburan
 Melakukan hal-hal yang mengurangi kekhusyukan shalat.
8.Hal-hal yang Mungkin Dilupakan
Dalam melaksanakan shalat mungkin ada hal yang dilupakan,
misalnya:
 Lupa melaksanakan yang fardhu
 Lupa melaksanakan sunah ab’adh
 Lupa untuk melaksanakan sunah Hai’at

Sujud sahwi itu hukumnya sunah, dan letaknya sebelum salam,


dikerjakan dua kali sebagaimana sujud biasa.

Apabila orang bimbang atau ragu-ragu tentang jumlah bilangan


raka’at yang telah dilakukan, haruslah ia menetapkan yang yakin,
yaitu yang paling sedikit dan hendaklah ia bersujud sahwi.
9.Shalat Fardhu dan Waktunya

Shalat fardhu itu ada lima dan masing-masing mempunyai waktu yang
ditentukan. Kita diperintahkan menunaikan shalat-shalat itu di dalam waktunya
masing-masing.
 Zhuhur
awal waktunya setelah condong matahari dari pertengahan langit. Akhir
waktunya apabila baying-bayang sesuatu telah sama panjangnya dengan
sesuatu itu.
 Ashar
waktunya mulai dari habisnya waktu zhuhur, sampai terbenamnya matahari.
 Maghrib
waktunya dari terbenamnya matahari sampai hilanya syafaq (awan senja)
merah.
 Isya’
waktunya dari mulai terbenam syafaq (awan senja) hingga terbit fajar.
 Subuh
waktunya dari terbit fajar shidiq, hingga terbit matahari.
10.Waktu-waktu yang Dilarang Untuk Shalat

Ada lima waktu yang tidak boleh ditempati melakukan shalat, kecuali
shalat yang mempunya sebab, yaitu:

 Setelah shalat subuh hingga terbitnya matahari

 Ketika terbitnya matahari hingga sempurna dan naik sekurang-


kurangnya setinggi tombak (+/- 100 dari permukaan bumi).

 Ketika matahari rembang (diatas kepala) hingga condong sedikit ke


barat.

 Setelah shalat ashar hingga terbenamnya matahari

 Ketika mulai terbenamnya matahari hingga sempurna.


12.Beberapa Pelajaran Dan Kewajiban Shalat

• Shalat Merupakan Syarat Menjadi Takwa


• Shalat Merupakan Benteng Kemaksiatan
• Shalat Mendidik Perbuatan Baik Dan Jujur
• Shalat Akan membangun etos kerja
11.Shalat-shalat Sunah

 Shalat Rawatib
 Shalat sunah wudhu  Shalat sunah taubah
 Shalat dhuha  Shalat sunah hajat
 Shalat tahiyyatul masjid  Shalat tarawih
 Shalat tahajjud  Shalat witir
 Shalat istikharah  Shalat ‘id (hari raya)
 Shalat sunah muthlaq  Shalat dua gerhana
 Shalat sunah awwabin  Shalat istisqa’
 Shalat sunah tasbih

Anda mungkin juga menyukai