FIQIH SHALAT
Secara etimologi shalat berarti do’a dan secara terminology / istilah, para ahli
fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti
beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri
dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat –
syarat yang telah ditentukan (Sidi Gazalba,88).
Adapun secara hakikinya ialah “berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara
yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa
kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya” atau “mendahirkan hajat
dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan
pekerjaan atau dengan kedua – duanya” (Hasbi Asy-Syidiqi, 59).
Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara
hamba dengan Tuhannya sebagai bentuk, ibadah yang di dalamnya
merupakan amalan yang
tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan
rukun yang telah ditentukan syara’ (Imam Bashari Assayuthi, 30).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah
merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan denga perbuatan yang
diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun
yang telah ditentukan syara”. Juga shalat merupakan penyerahan diri (lahir
dan bathin) kepada Allah dalam rangka ibadah dan memohon ridho-Nya.
4.Rukun Shalat
3.Syarat-syarat Shalat
• Niat
• Beragama islam • Takbiratul ihram
• Sudah baligh dan berakal • Berdiri tegak bagi yang berkuasa
• Suci dari hadats ketika shalat fardhu. Boleh sambil
• Suci seluruh anggota badan, duduk atau berbaring bagi yang
pakaian dan tempat sedang sakit.
• Menutup aurat, laki-laki • Membaca surat Al Fatihah pada tiap-
auratnya antara pusat dan tiap raka’at
lutut, sedang wanita seluruh • Rukuk dengan tumakninah
anggota badannya kecuali •
muka dan dua buah tapak I’tidal dengan tumakninah
tangan • Sujud dua kali dengan tumakninah
• Masuk waktu yang telah • Duduk diantara dua sujud dengan
ditentukan untuk masing- tumakninah
masing shalat • Duduk tasyahud akhir dengan
• Menghadap kiblat tumakninah
• Mengetahui mana yang rukun • Membaca tasyahud akhir
dan mana yang sunah • Membaca shalawat nabi pada
tasyahud akhir
• Membaca salam yang pertama
• Tertib: berurutan mengerjakan rukun-
rukun tersebut
5.Yang Membatalkan Shalat 6.Sunah Dalam Melakukan
Shalat
• Shalat itu batal (tidak sah) apabila salah
satu syarat rukunnya tidak dilaksanakan Waktu mengerjakan
atau ditinggalkan dengan sengaja. shalat ada dua sunah,
• Dan shalat itu batal dengan hal-hal yang yaitu sunah Ab’adh dan
seperti tersebut dibawah ini: sunah ha’iat.
• Berhadats
• Terkena najis tang tidak termaafkan • Sunah Ab’adh
• Berkata-kata dengan sengaja walaupun
dengan satu huruf yang memberikan – Membaca tasyahud
pengertian awal
• Terbuka auratnya – Membaca shalawat
• Mengubah biat, misalnya ingin pada tasyahud awal
memutuskan shalat
• Makan atau minum meskipun sedikit – Membaca shalawat
• Bergerak berturut-turut tiga kali, seperti atas keluarga nabi
melangkat atau berjalan sekali yang saw. Pada tasyahud
bersangatan akhir
• Membelakangi kiblat – Membaca qunut pada
• Menambah rukun yang berupa shalat subuh, dan
perbuatan, seperti rukuk dan sujud
• Tertawa terbahak-bahak shalat witir dalam
• Mendahului imamnya dua rukun pertengahan bulan
• Murtad, keluar dari islam. ramadhan, hingga
akhir bulan
ramadhan.
• Sunah Hai’at – Membaca “sami’allahu
– Mengangkat kedua belah tangan liman hamidah” ketika
ketika takbiratul ihram, ketika akan bangkit dari rukuk dan
rukuk dan ketika berdiri dari rukuk. membaca “rabbanaa
– lakal hamdu…..” ketika
Meletakkan telapak tangan yang I’tidal.
kanan diatas pergelangan yang
kiri ketika berdekap (sedakep). – Meletakkan telapak
– tangan diatas paha
Membaca doa iftitah sehabis waktu duduk
takbiratul ihram. bertasyahud awal dan
– Membaca ta’awwudz (a’uudzu akhir dengan
billaahi minasysyaithaanir-rajiim) membentangkan yang
ketika hendak membaca fatihah. kiri dan
– Membaca amin sesudah menggenggamkan yang
membaca fatihah. kanan kecuali jari
– Membaca surat Al-Qur’an pada telunjuk.
dua raka’at permulaan (raka’at – Duduk iftirasy dalam
pertama dan kedua) sehabis semua duduk shalat.
membaca fatihah. – Duduk tawarruk
– Mengeraskan bacaan fatihah dan (bersimpuh) pada waktu
surat pada raka’at pertama dan duduk tasyahud akhir.
kedua pada shalat maghrib, isya – Membaca salam yang
dan subuh selain makmum. kedua.
– Membaca takbir ketika gerakan – Memalingkan mula ke
naik turun. kanan dan ke kiri
– Membaca tasbih ketika rukuk dan masing-masing waktu
sujud. membaca salam pertama
dan kedua.
7.Makruh Shalat 8.Hal-hal yang Mungkin Dilupakan
• Orang yang sedang shalat dimakruhkan:
• Menaruh telapak tangannya didalam lengan
Dalam melaksanakan shalat
bajunya ketika takbiratil ihram, rukuk dan mungkin ada hal yang dilupakan,
sujud. misalnya:
• Menutup mulutnya rapat-rapat. • Lupa melaksanakan yang fardhu
• Terbuka kepalanya
•
• Lupa melaksanakan sunah ab’adh
Bertolak pinggang
• Memalingkan muka ke kiri dan ke kanan • Lupa untuk melaksanakan sunah
• Memejamkan mata Hai’at
• Menengadah ke langit
• Menahan hadats
• Berludah
Sujud sahwi itu hukumnya sunah,
• Mengerjakan shalat diatas kuburan
dan letaknya sebelum salam,
• Melakukan hal-hal yang mengurangi dikerjakan dua kali sebagaimana
kekhusyukan shalat. sujud biasa.