Anda di halaman 1dari 9

SHALAT

A. PENGERTIAN
a. ARTI SHALAT
Sholat berasal dari bahasa Arab As-Sholah, sholat menurut Bahasa (Etimologi) berarti
Do'a dan menurut istilah (terminology) adalah ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan
dan perbuatan . menurut syara' berarti menghadap jiwa dan raga kepada Allah; karena
taqwa hamba kepada tuhannya, mengagungkan kebesarannya dengan khusyu' dah ikhlas
dalam bentuk perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
Menurut cara-cara dan syarat-syarat yang telah ditentukan. Menurut cara-cara dan syarat-
syarat yang telah ditentukan. Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi
antara hamba dengan Tuhannya sebagai bentuk, ibadah yang di dalamnya merupakan amalan
yang tersusun dari perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan
diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan syara’.
Shalat juga merupakan penyerahan diri (lahir dan bathin) kepada Allah dalam rangka ibadah
dan memohon ridho-Nya. Sholat dalam agama islam menempati kedudukan yang tidak dapat
ditandingi oleh ibadah manapun juga, ia merupakan tiang agama dimana ia tak dapat tegak
kecuali dengan itu.
Shalat adalah ibadah yang paling utama untuk membuktikan keislaman seseorang.
Islam memandang shalat sebagai tiang agama dan inti sari islam terletak pada shalat, sebab
dalarn shalat tersimpul seluruh rukun agama. Oleh karena itu amalan shalat ini perlu sekali
ditanamkan dalam jiwa anak-anak oleh setiap orang tua. Harus melatih anaknya untuk
mengerjakan shalat dan memerintahkannya kala mereka berusia 7 tahun. Anak harus diperintah
umtuk mengerjakan shalat dengan keras bila mereka telah mencapai usia 10 tahun.
Dari amri bin Syuaib dari ayahnya, dari neneknya. Nabi bersabda perintahlah anak-anakmu
mengerjakan shalat di waktu usia mereka meningkat 7 tahun dan (dimana perlu) pukullah
mereka meningkat 1 tahun. (H.R. Abu Dawud).

Dalil perintah shalat dalam Al-Qur’an jelas dan tentu banyak karena shalat merupakan tiang
agama dimana seluruh umat muslim di perintahkan oleh Allah SWT untuk melaksanakan
shalat sesuai yang telah tertera di dalam Al-Qur’an dan Hadist. Pada saat pertama kita
membaca Al-Qur’an setelah membaca surah Al-Fatihah maka akan membaca surat Al-
Baqarah di Ayat 3 yang berbunyi :

‫اَّلِذيَن ُيْؤ ِم ُنوَن ِباْلَغْيِب َو ُيِق يُم وَن الَّصالَة َو َّمِما َر َز ْقَناُه ْم ُيْنِف ُقوَن‬
Artinya : “ (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib , melaksanakan shalat
dan menginfakkan sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka.

Dan di dalam suatu hadits di perintahkan shalat dan balasan bagi yang meninggalkannya :

Rasulullah SAW bersabda :

‫َف‬ ‫َك‬ ‫َقْد‬ ‫ا‬ ‫َك‬ ‫َف‬ ‫ُة‬‫َال‬ ‫َّص‬‫ال‬ ‫ا‬ ‫ى‬ ‫اْل اَّلِذ‬
‫َر‬ ‫َم ْن َتَر َه َف‬ ‫َبْيَنَن َو َبْيَنُه ُم‬ ‫َعْه ُد‬
“Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa
meninggalkannya maka dia telah kafir.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, An Nasa’i, Ibnu Majah. )

Macam-macam shalat

Seperti kita ketahui dan kita pelajari bahwa shalat dibagi menjadi dua , yaitu shalat fardhu
(wajib) dan shawat tatawwu’ (sunah).

1. shalat fardhu

- shalat fardhu ‘ain : Shalat yang diwajibkan kepada diri seorang Muslim, yang tidak bisa
diwakilkan kepada seorang Muslim lainnya. Shalat fardhu ‘ain sendiri yang biasa kita lakukan
mulai dari terbit matahari sampai terbit matahari kembali, yaitu shalat subuh , shalat zhuhur,
shalat ashar, shalat magrib, shalat isya’. Nah , dengan dikatakan fardhu ain maka kita yang
meninggalkannya akan mendapat dosa karna pada dasarnya ini yang di perintahkan oleh
Allah SWT.

- shalat fardhu kifayah : Shalat yang diwajibkan kepada sekelompok kaum Muslim, yang
apabila ada seorang Muslim yang telah melaksanakan kewajiban tersebut maka beberapa
Muslim lainnya akan gugur dari kewajiban tersebut. Namun, apabila tidak ada seorang
Muslim pun yang mewakili kewajiban tersebut maka berdosalah seluruh kaum Muslim yang
berada dalam kelompok tersebut.yaitu sholat jenazah.

2. Shalat tatawwu’
- Shalat Sunah Rawatib : shalat ini adalah shalat yang dilakukan muslim sebelum (qobliyah)
ataupun sesudah (ba’diyah) shalat fardhu.

- Shalat Sunah Nawafil : Shalat yang di lakukan di waktu tertentu di mana jika kita
melaksanakan akan mendapat pahala , dan jika tidak melaksanakan akan merugi. Adapun
shalat Nawafil ini seperti Shalat Tahajjud (dilakukan di pertengah malam), shalat dhuha
(dilakukan ketika matah telah mulai naik tinggi (jam atau 8 pagi), shalat tahyatul masjid (saat
masuk masjid dan belum duduk), dan masih banyak lagi.

b. Tata cara shalat yang di perintahkan


Dalam melakukan sesuatu hal maka ada tata cara pelaksanaannya , seperti itu juga Shalat
yang kita lakukan sebelum melakukan shalat ada beberapa yang harus kita lakukan dan
perhatikan yaitu :

- Syarat-Syarat Shalat

Tentang syarat- syarat wajib mengerjakan itu ada 6 ( enam ) perkara, yaitu:

1. Islam.
2. Suci dari hadas besar dan kecil.
3. Sampai dakwah Islam kepadanya.
4. Berakal.
5. Ada pendengaran / tidak tuli

c. SYARAT – SYARAT SAHNYA SHALAT


Syarat-syarat sah shalat ada 5, yaitu:
1. suci badannya dari dua hadats; yaitu hadats keeil dan hadats besar.
2. bersih badan, pakaian dan tempatnya dari najis
3. menutup aurat; bagi laki-laki antara pusat dan lutut dan bagi wanita seluruh
badannya kecuali muka dan telapak tangan.
4. sudah masuk shalat.
5. menghadap kiblat.

d. RUKUN SHALAT.
Tentang rukun shalat ini dirumuskan menjadi 13 perkara:
1. Niat, artinya menyegaja di dalam hati untuk melakukan shalat.
Sabda Nabi Muhammad s.a.w.:

‫امنا األعمال بالنيا‬


Amalan-amalan itu hanyalah tergantung pada niatnya.
2. Berdiri, bagi orang yang kuasa ;(tidak dapat berdiri boleh dengan duduk tidak
dapat duduk boleh berbaring).
3. Takbiratul ihram, membaca "Allah Akbar", Artinya Allah maha Besar.
4. Membaca Surat Al-fatihah.
5. Rukun' dan thuma'ninah artinya membungkuk sehingga punggung menjadi sama
datar dengan leher dan kedua belaah tangannya memegang lutut.
6. I'tidal dengan thuma'ninah.
7. Sujud dua kali dengan thuma'ninah.
8. Duduk diantara dua sujud dengan thuma'ninah.
9. Duduk untuk tasyahud pertama.
10. Membaca tasyahud akhir.
11. Membaca shalawat atas Nabi .
12. Mengucap salam yang pertama.
13. Tertib.
Keterangan:
Thuma'ninah yakni berhenti sejenak sekedar ucapan “subhanallah”.

e. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SHALAT

Adapun hal-hal yang membatalkan shalat, ialah


1. Berhadats kecil maupun besar.
2. Terkena najis yang tidak bisa dimaafkan.
3. Berkata-kata dengan sengaja selain bacaan shalat.
4. Sengaja meninggalkan sesuatu rukun atau syarat shalat tanpa `udzur.
5. Tertawa berbahak-bahak.
6. Bergerak tiga kali berturut-turut.
7. Mendahului Imam sampai dua rukun.
8. Murtad, yakni keluar dari Islam.
f. PERBUATAN – PERBUATAN YANG MAKRUH DIDALAM SHALAT.

Perbuatan-perbuatan yang makruh didalam shalat ialah


1. Menahan hadats.
2. Melihat kekanan / kekiri.
3. Meludah kemuka, ke kanan atau ke kiri.
4. Memalingkan muka.
5. Memejamkan mata.
6. Menutup mata rapat-rapat.
7. Melihat ke arah langit.
8. Terangkat kepalanya atau menurunkannya dengan sangat di waktu ruku
9. Menahan telapak tangannya dilengan bajunya ketika sedang takbiratul'ihram, ruku
atau sujud.
10. Bertolak pinggang ; yakni meletakkan kedua tangannya di atas pinggang.
11. Shalat di kuburan atau biara / gereja.

g. SHALAT BERJAMAAH
Shalat berjama'ah ialah shalat yang dilakukan oleh orang banyak bersama-sama,
sekurang-kurangnya dua orang, seorang diantaranya mereka yang lebih fasih bacaannya
dan lebih mengerti tentang hukum Islam dipilih menjadi imam.
Shalat berjama'ah hukumnya sunnah mu'akkad kecuali shalat jama'ah pada
shalat jum'at. Padahal 27 derajat (kali) dibandingkan dengan shalat sendirian.
Rasululah saw. Bersabda:

‫ قل رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم‬:‫عن ابن عمر رضي اهلل عنهما قال‬

‫َص اَل ُة اَجْلَم اَعِة َتْف ُضُل َص اَل َة اْلَف ِّذ ِبَس ْبٍع َو ِعْش ِر يَن َدَر َج ًة(رواه البخار‬

)‫ومسلم‬
Artinya: Shalat berjamaah melampaui shalat sendirian dengan (mendapatkan) 27 derajat.
(HR Bukhari)
h. SHALAT BAGI YANG BEPERGIAN
Bagi rang yang bepergian (musafir) dibolehkan mengqashar atau menjama'
shalat-shalat fardhu.

i. SHALAT QASHAR
Shalat qashar ialah shalat yang diperpendek (diringkaskan). Seorang musafir
diperbolehkan mengqashar shalat fardhu yang empat raka'at menjadi dua raka'at. Adapun
shalat maghrib (3 raka'at) dan shubuh (2 raka'at) tetap sebagaimana biasa.
Syarat-syarat sahnya shalat qashar:
1. Jarak perjalanan sekurang-kurangnya dua hari perjalanan kaki, atau dua marhalal
(yaitu sama dengan 16 farsah). Keterangan ini berdasarkan hadist Nabi saw.
‫ (رواه‬.‫كان ابن عمر وبن عباس رضي اللهه عنهم تقصر ان ويفطر ان فى اربعة برد هي ستر عشر فرسخا‬
)‫البخار ومسلم‬
"Pernah Ibnu Umar dan Ibn Abbas r.a. mengqashar dan berbuka dalam
perjalanan sejauh empat burud yaitu enam batas farsakh". (H.R. Bukhari dan
Muslim) (1 farsakh = 5541 meter sehingga 16 Farsakh = 88,656 km.)
2. Bepergian bukan untuk maksiat.
3. Shalat yang boleh diqashar hanya shalat yang empat raka'at saja, dan bukan shalat
qadla.
4. Niat mengqashar pada waktu takbiratul 'ihram.
5. Tidak ma'mun kepada orang shalat yang bukan musafir.

j. SHALAT BAGI ORANG YANG SAKIT


Orang yang sedang sakit wajib pula mengerjakan shalat, selama akal dan
ingatanya masih radar.
1. Kalau tidak dapat berdiri, boleh mengerjakanya sambil duduk.
2. Jika tidak dapat duduk, boleh mengerjakanya dengan cara; dua belah kakinya
diarahkan ke arah kiblat, kepalanya ditinggikan dengan alas bantal dan mukanya
diarahkan ke kiblat.
3. Jika duduk seperti biasa dan berbaring juga tidak dapat, maka boleh berbaring
dengan seluruh anggota badan dihadapkan ke arah kiblat.
4. Jika tidak dapat mengerjakan dengan cara berbaring seperti tersebut diatas, maka
cukup dengan isyarat, bak dengan kepada maupun dengan mata.
j. SUJUD SAHWI
Sujud sahwi adalah sujud yang dilakukan karena kelupaan dalam shalat.
Cara mengerjakannya sama dengan sujud biasa, artinya dengan takbir diantara dua
sujud dan dikerjakan sesudah tahiyat akhir sebelum salam.

‫ُس ْبَح اَن َمْن اَل َيَنَاُم َو اَل َيْس ُه و‬


Artinya:
"Maha Suci Allah yang tidak tidur dan tidak lupa".

B. TATA CARA PELAKSANAAN SHALAT.


a. Berdiri
b. Takbiratul ihram
c. Membaca surat iftitah
d. Membaca surat al-Fatihah
e. Membaca surat pendek
f. Rukuk
g. I'tidal
h. Sujud
i. Duduk antara dua Sujud
j. Sujud
k. Duduk tasyahud awal (raka'at kedua )
l. Duduk tasyahud akhir (raka'at terakhir )
m. Salam

D. HIKMAH SHALAT
a. Meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah.
b. Memberikan ketenangan dalam diri (lahir dan bathin).
c. Mendapatkan kecintaan kepada Allah.
d. Mencegah perbuatan keji dan mungkar.
e. Mendapatkan ridha Allah Swt.
Hukum Meninggalkan Shalat
Bila yang meninggalkan shalat tersebut tidak meyakini kewajiban shalat maka ulama
sepakat bahwa orang tersebut kafir menurut nash/dalil yang ada dan ijma’. Namun bila
meninggalkannya karena malas maka ada perbedaan pendapat dalam hal ini.
Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata, “Orang yang meninggalkan shalat
karena mengingkari kewajibannya maka orang itu kafir menurut kesepakatan kaum muslimin.
Ia keluar dari Islam, kecuali jika orang itu baru masuk Islam dan tidak berkumpul dengan
kaum muslimin sesaatpun yang memungkinkan sampainya berita tentang wajibnya shalat
padanya dalam masa tersebut. Bila ia meninggalkan shalat karena malas-malasan sementara ia
meyakini akan kewajibannya sebagaimana keadaan kebanyakan manusia, mereka tidak
mengerjakan shalat karena malas padahal tahu hukum shalat tersebut maka ulama berbeda
pendapat dalam masalah ini.”(Al-Minhaj, 2/257)
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.
PENUTUP
A. Kesimpulan

Sholat berasal dari bahasa Arab As-Sholah, sholat menurut Bahasa (Etimologi) berarti Do'a
dan menurut istilah (terminology) adalah ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan
perbuatan. Dan perintah dalam Al-Qur’an dalam surah Al-Baqarah ayat 3 menjelakan
perintah bagi kaum muslimin untuk melaksanakan sholat , dan dalam suatu hadits di jelaskan
bahwa kaum muslim yang tidak melaksanakan perintah Allah yaitu Shalat maka ia termasuk
kafir “Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa
meninggalkannya maka dia telah kafir.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, An Nasa’i, Ibnu Majah. ).
Ada 2 macam sholat yaitu fardhu dan tatawwu’.

B. Saran

Dari penjelasan di atas seharusnya kita dapat membenahi diri dalam melakukan perintah
Allah terutama shalat, memperbaiki shalat , waktu shalat, dan bacaan shalat.

Anda mungkin juga menyukai