Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGERTIAN, SYARAT, RUKUN, DAN HIKMAH SHOLAT

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih

Dosen Pengampu :

Dr. H. Mahmudin Bin Bunyamin, Lc. MA

Disusun Oleh Kelompok 5 :

Annisa Derizky Amelia (2331060011)

Ditya Ayu Lutfiana (2331060111)

Nely Malihatul Zulfaa (2331060165)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2023/2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi setiap kaum muslim yang
sudah mukallaf dan harus dikerjakan baik bagi mukminin maupun dalam
perjalanan. Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam
didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah “shalat”, sehingga
barang siapa yang mendirikan shalat, maka ia mendirikan agama (Islam), dan
barang siapa yang meninggalkan shalat, maka ia telah meruntuhkan agama
(Islam). Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima
kali, berjumlah 17 raka’at. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus
dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukallaf baik sedang sehat maupun
sakit. Selain shalat wajib, ada juga shalat-shalat sunnah.1
Perintah tentang diwajibkannya mendirikan shalat tidak seperti Allah
mewajibkan zakat atau yang lainnya. Perintah mendirikan shalat yaitu melalui
suatu proses yang luar biasa yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW yaitu
melalui peristiwa Isra’ dan Mi’raj, di mana proses ini tidak dapat dipahami
hanya secara akal melainkan harus secara keimanan sehingga dalam sejarah
digambarkan setelahnya Nabi melaksanakan Isra’ dan Mi’raj, umat Islam
ketika itu terbagi tiga golongan yaitu yang secara terang-terangan menolak
kebenaran, yang setengah-tengahnya, dan yang yakin sekali kebenarannya.
Dilihat dari prosesnya yang luar biasa maka shalat merupakan kewajiban
yang utama, yaitu mengerjakan shalat dapat menentukan amal-amal yang
lainnya. Dan mendirikan shalat berarti mendirikan agama dan banyak lagi
yang lainnya. Dalil-dalil tentang kewajiban shalat ini tercantum dalam :
- Q.S. Al-Baqarah : 43
‫َو َأِقيُم و۟ا ٱلَّص َلٰو َة َو َء اُتو۟ا ٱلَّز َكٰو َة َو ٱْر َك ُعو۟ا َم َع ٱلَّٰر ِكِع يَن‬
Artinya : “Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta
orang-orang yang rukuk.”

1
“Shalat dan Hikmahnya,” n.d., https://www.academia.edu/11107434/Shalat_dan_Hikmahnya

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sholat
Sholat berasal dari bahasa arab yang artinnya do’a. Sedangkan menurut
istilah sholat adalah ibadah yang dimulai dengan bacaan takbiratul ikhrom
dan diakhiri dengan mengucap salam dengan syarat dan ketentuan tertentu.
Shalat ini mencakup berbagai macam ibadah: zikir kepada Allah, tilawah
kitabullah, berdiri menghadap Allah, ruku’, sujud, do’a, tasbih, dan takbir.
Dalil tujuan pelaksanaan sholat terdapat dalam Al-Quran surat Taha ayat 14:

‫ِإَّنِني َأَنا ُهَّللا اَل ِإَٰل َه ِإاَّل َأَنا َفاْع ُبْد ِني َو َأِقِم الَّص اَل َة ِلِذ ْك ِر ي‬
Artinya : Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka
sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku. (QS.
Taha:14)2

Shalat merupakan pokok semua macam ibadah badaniah. Allah telah


menjadikannya fardhu bagi Rasulullah SAW sebagai penutup para rasul pada
malam Mi’raj di langit, berbeda dengan semua syari’at. Hal itu tentu
menunjukkan keagungannya, menekankan tentang wajibnya dan
kedudukannya di sisi Allah. Hukum fardhunya sangat dikenal di dalam
agama Islam. Barang siapa yang mengingkari shalat, ia telah murtad dari
agama Islam. Ia dituntut untuk bertobat. Jika tidak bertobat, ia harus dihukum
mati menurut ijma’ kaum muslimin. Shalat secara etimologis adalah do’a.
Allah SWT berfirman dalam surah at-Taubah ayat 103 yang berbunyi:3

‫ُخ ْذ ِم ْن َأْم َٰو ِلِه ْم َص َد َقًة ُتَطِّهُر ُهْم َو ُتَز ِّك يِهم ِبَها َو َص ِّل َع َلْيِه ْم ۖ ِإَّن َص َلٰو َتَك َس َكٌن َّلُهْم ۗ َو ٱُهَّلل َسِم يٌع َع ِليٌم‬
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
2
Islampedia.id, “Pengertian Sholat : Dalil, Tujuan Dan Dasar Hukum”.,
https://islamipedia.id/sholat/pengertian-sholat-dalil-tujuan-dan-dasar-hukum/
3
Lia Nurazmi, “Tindakan Hukum Terhadap Orang Yang Meninggalkan Shalat Dalam Perspektif
Imam Syafi’I Dan Imam Ahmad Bin Hanbal,” Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,
2015, 38–55.

3
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. At-Taubah:103)

Arti shalat secara terminologis adalah ucapan dan perbuatan tertentu


yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Dinamakan demikian
karena mengandung do’a. Orang yang melakukan shalat tidak lepas dari do’a
ibadah, pujian dan permintaan. Itulah sebabnya dinamakan shalat.

B. Syarat-Syarat Sholat4
1) Syarat wajib Shalat
a. Beragama Islam.
b. Sudah baligh.
c. Berakal.
d. Suci dari haid dan nifas.
e. Telah mendengar ajaran dakwah Islam.

Syarat wajib shalat merupakan syarat utama yang mewajibkan


seseorang dalam melaksanakan shalat.

2) Syarat sah Shalat


a. Suci dari hadas, baik hadas besar maupun kecil.
b. Suci seluruh anggota badan, pakaian, dan tempat dari semua najis.
c. Menutup aurat, aurat bagi laki-laki adalah antara pusar dan lutut.
Sementara aurat perempuan adalah seluruh anggota bada kecuali
kedua telapak tangan.
d. Telah masuk waktu yang telah ditentukan untuk masing-masing
shalat.
e. Menghadap kiblat.
f. Mengetahui perkara yang fardhu dan sunah.
g. Menjauhi perkara-perkara yang membatalkan shalat.

Syarat sah shalat ada empat macam, yang mana syarat tersebut menjadi
syarat mutlak bagi seorang muslim dalam melakukan shalat.

4
Akbar Syamsul Arifin, KITAB PENGETAHUAN SHOLAT WAJIB & SUNAH: Dilengkapi Doa Sehari-
Hari, Tata Cara Bersuci, Dan Asmaul Husna (Semarang:Syalmahat Publishing, 2023)., hal. 42.

4
C. Rukun Sholat
Rukun ialah perkara-perkara wajib dilakukan di dalam suatu kegiatan ibadah.
Rukun sholat ada tiga belas, yaitu:5
1. Niat
Jika shalat fardhu, wajib qashdu al-fi’li (menyengaja shalat) dan
ta’yin (menentukan jenis shalat, semisal Zhuhur atau Ashar). Juga wajib
niat fardhu tanpa harus menyandarkan kepada Allah Swt. (yakni "Iillahi
ta'ala), menurut pendapat yang lebih shahih (ashah). Dalam shalat
sunnah, terkait kewajiban qashdu al fi’li dan ta'yin, harus menentukan
waktu atau sebab, semisal menyengaja shalat Idul Fitri, atau shalat Dhuha,
atau Witir, atau Kusuf (Gerhana). Dalam shalat sunnah Mutlak, cukup
hanya dengan berniat mengerjakan shalat. Sedangkan, niat harus
dikerjakan dengan hati. Melafalkannya sebelum takbir adalah sunnah.
2. Takbiratul Ihram
Bagi orang yang mampu, ia harus mengucapkan lafazh ‫ُهللا َأْك َب ُر‬.
Penambahan “al” yang tidak mengubah sebutan "takbir" itu tidak
dilarang, seperti halnya lafadz ‫هللا الجليل َأْك َبُر‬. Begitu pula semisal ‫هللا األكبر‬
menurut pendapat yang lebih shahih. Namun, jika dibalik, semisal ‫َأْك َبُر ُهللا‬
hukumnya tidak sah. Orang yang tidak mampu melafadzkan takbir, maka
ia harus mengucapkan terjemahannya, dan tidak boleh menggantinya
dengan lafadz dzikir yang lain. Namun, ia wajib belajar jika mampu
melakukannya. Dan niat shalat tadi harus dilakukan bersamaan dengan
takbiratul ihram.
3. Berdiri bagi yang kuasa/mampu
Disyaratkan harus berdiri dengan punggung tegak lurus. Jika berdiri
agak membungkuk atau agak mendoyong, sekiranya tidak bisa disebut
berdiri tegak, maka hukumnya tidak sah. Jika ia tidak mampu berdiri
tegak, dan hanya bisa berdiri seperti orang yang sedang ruku. maka
menurut qaul shahih, ia boleh berdiri seperti itu. Dan pada saat hendak
ruku’, ia harus lebih agak membungkuk lagi, jika memang mampu. Jika ia
hanya mampu berdiri, dan tidak mampu untuk ruku dan sujud, maka ia
5
Abu Abbas Zain Musthofa Al-Basuruwani, FIQH SHALAT TERLENGKAP (Yogyakarta: Penerbit
Laksana, 2018)., hal. 104-112.

5
boleh berdiri serta mengerjakan ruku dan sujud sesuai dengan
kemampuannya.
Bila ta tidak mampu berdiri, maka boleh shalat sambil duduk. Duduk
iftirasy (duduk model tasyahud awal) lebih utama baginya daripada duduk
tarabbu’ (bersila). Sedangkan, duduk model iq’a hukumnya makruh,
yakni duduk di atas kedua pantat sambil menegakkan kedua lutut. Lalu
ketika hendak ruku, ia agak membungkuk, sekiranya dahinya lurus ke
arah depan kedua lututnya. Dan yang lebih sempurna, dahinya lurus ke
arah tempat sujud. Bila ia tidak mampu shalat sambil duduk, maka shalat
sambil tidur miring di atas lambung kanannya. Dan bila ia tidak mampu
melakukannya, maka ia shalat sambil berbaring di atas punggungnya,
sedangkan kedua telapak kakinya menghadap ke kiblat. Bagian bawah
kepalanya wajib diberi semacam bantal agar wajahnya dapat menghadap
ke kiblat, bukan menghadap ke arah langit.
4. Membaca Surat al-Fatihah
Dalam setiap rakaat shalat, seseorang wajib membaca surat al-
Fatihah, termasuk juga basmalah serta bacaan-bacaan tasydid al-Fatihah
yang berjumlah 13 tasydid. Jika ia membaca huruf dhad (‫ )ض‬diganti
dengan bacaan huruf zha (‫)ظ‬, maka menurut qaul ashah hukumnya tidak
sah. Dalam membaca al-Fatihah, wajib tertib (berurutan) serta muwalah
(berturut-turut). Jika disela-selai dengan dzikir, maka dapat merusak
muwalah, sehingga tidak sah. Namun, jika dzikir tersebut masih terkait
dengan shalat, maka menurut qaul ashah hukumnya tidak masalah.
Seperti membaca amin setelah al-Fatihah imam, atau mengingatkan
bacaan imam yang sedang lupa terhadap ayat yang sedang dibacanya.
Berdiam yang lama juga merusak muwalah. Begitu pula berdiam sebentar
namun dengan niat memutus bacaan, juga merusak muwalah
menurut qaul ashah
Dalam agama Islam, kewajiban membaca Al-Fatihah dalam setiap
unit sholat (rakaat) didasarkan pada beberapa hadis dan ayat Al-Quran.
Salah satu dalilnya berasal dari hadis yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Muslim, di mana Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada

6
sholat bagi yang tidak membaca Al-Fatihah." (Hadis Sahih Bukhari dan
Muslim)
Selain itu, dalam Al-Quran, Al-Fatihah disebutkan sebagai surat
pembukaan dan merupakan bagian penting dari sholat. Dalam Surah Al-
Hijr (15:87), Allah SWT berfirman, "Kami memberikan kepadamu tujuh
ayat yang diulang-ulang dan Al-Quran yang agung." Para ulama tafsir
menyatakan bahwa tujuh ayat yang diulang-ulang ini merujuk kepada Al-
Fatihah, yang merupakan inti dari ibadah sholat. Sebagai hasilnya,
membaca Al-Fatihah dalam sholat dianggap sebagai kewajiban yang
sangat penting bagi setiap Muslim, dan dalil-dalil ini menegaskan
keharusan membacanya dalam setiap rakaat sholat.
5. Ruku’ dengan Thuma’ninah
Standar minimal ruku ialah membungkuk sekira kedua telapak
tangan sampai pada kedua lutut. Ruku' harus dilakukan secara
thuma’ninah, yakni sekira gerakan bangun dari ruku' sudah terpisah dari
gerakan turun menuju ruku. Ruku yang paling sempurna ialah dengan
meluruskan punggung dan leher, menegakkan kedua betis, memegang
kedua lutut dengan kedua tangan sambil agak merenggangkan jari-jari
tangan menghadap ke arah kiblat, bertakbir pada saat permulaan turun
untuk ruku seraya mengangkat kedua tangan sebagaimana ketika
takbiratul ihram.
6. I’tidal dengan Thuma’ninah
I'tidal yakni bangun dari ruku' dengan cara berdiri tegak serta
thuma’ninah, dan tidak berniat selain i'tidal. Sehingga jika ia bangun dari
ruku karena kaget terhadap sesuatu, maka tidak bisa mencukupi sebagai
i'tidal.
7. Sujud dengan Thuma`ninah
Standar minimal sujud ialah dengan cara sebagian dahi menempel
pada lantai tempat shalat. Bila seseorang bersujud di atas benda yang
bersambung dengan badannya, semisal ujung surban, maka hukumnya
boleh dengan syarat benda tersebut tidak ikut bergerak saat dirinya sedang
bergerak. Ketika sujud, juga wajib meletakkan kedua tangan, kedua lutut,

7
dan kedua ujung telapak kakinya pada lantai. Sujud juga harus dengan
thuma ninah, berat kepala harus tertumpu pada lantai, dan tidak boleh
berniat selain sujud. Sehingga, jika ia terjatuh dengan didahului wajahnya,
maka ia wajib kembali pada posisi i'tidal. Saat sujud, posisi bagian
belakang (pantat) harus lebih tinggi daripada posisi kepala, kedua pundak,
dan kedua tangan.
8. Duduk di Antara Dua Sujud dengan Thuma’ninah
Standar sempurna duduk di antara dua sujud ialah dilakukan dengan
bertakbir, duduk secara iftirasy (duduk model tasyahud awal), serta
meletakkan kedua tangan dekat dengan kedua lutut, dan jari- jari tangan
dibuka (tidak menggenggam, namun agak direnggangkan) serta
menghadap ke arah kiblat.
9. Membaca Tasyahud
Tasyahud yang wajib adalah tasyahud akhir. Sedangkan tasyahud
awal hukumnya adalah sunnah. Bacaan tasyahud yang paling sempurna
ialah sebagai berikut:

‫ السالُم َع َلْيَنا‬،‫الَتِح َّياُت الُمَباَر َك اُت الَّص َلَو اُت الَّطِّيَباُت ِهلِل الَّسالُم َع َلْيَك َأُّيَها التي َو َر ْح َم ُة هللا وبركاته‬
‫َو َع َلى ِعَباِد ِهَّللا الَّصاِلِح يَن أشهد أن ال إله إال هللا وَأْش َهُد أن محمدا رسول هللا‬

10. Duduk ketika Membaca Tasyahud


Tasyahud awal dilakukan dengan duduk secara iftirasy, yakni duduk
di atas mata kaki kiri, dan dengan menegakkan kaki yang kanan, serta
meletakkan ujung jari-jari kaki kanan di lantai seraya menghadap kiblat.
Sedangkan, tasyahud akhir dilakukan dengan duduk secara tawarruk,
yakni sama seperti iftirasy, namun dengan mengeluarkan kaki kiri pada
bagian bawah kaki kanan, serta menempelkan pantat pada lantai.
11. Membaca Shalawat atas Nabi Muhammad SAW
Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW pada tasyahud akhir
hukumnya wajib, sedangkan pada tasyahud awal hukumnya sunnah
Sedangkan, membaca shalawat atas keluarga Nabi Muhammad Saw.
hanya disunnahkan pada tasyahud akhir. Dan standar minimal bacaan
shalawat ialah: ‫اللهم صل على محمد‬. Pada tasyahud akhir, disunnahkan
dilengkapi dengan tambahan berikut, sehingga menjadi:

8
‫اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إْبَر اِهيَم َو َع َلى آِل ِإْبَر اِهيَم َو َباِر ك َع َلى‬
‫ُمَحَّمٍد َو َع َلى آِل ُمَحَّمٍد َك َم ا َباَر ْك َت َع َلى إْبَر اِهيَم َو َعلى آِل ِإْبَر اِهيَم في العالمين إنك حميد مجيد‬

12. Salam
Standar minimal salam ialah mengucapkan lafadz ‫الّس الُم َع َلْيُك ْم‬.
Sedangkan, yang lebih sempurna adalah mengucapkan ‫َالَّس َالُم َع َلْيُك ْم َو َر ْح َم ُة ِهللا‬
‫ َو َبَر َك اُتُه‬kecuali pada shalat Jenazah.
13. Tertib
Tertib dengan cara mengerjakan setiap rukun shalat sesuai dengan
urutannya, tanpa mendahulukan yang satu atas yang lainnya. Jika tertib
ini ditinggalkan dengan sengaja, maka shalat menjadi batal.

D. Hikmah Sholat
Shalat merupakan suatu ibadah yang terdiri dari gerakan-gerakan
(fi’liyah) dan ucapan-ucapan (qauliyah) tertentu sesuai dengan petunjuk yang
telah ditentukan oleh syari’at Islam. Di dalam gerakan dan bacaan tersebut
banyak mengandung hikmah baik dari segi ruhaniyah maupun jasmaniyah.
Hikmah tersebut antara lain :6
1. Meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah dan mengingat-Nya, seperti
yang dijelaskan dalam surat Taha ayat 14:
‫ِاَّنِنْٓي َاَنا ُهّٰللا ٓاَل ِاٰل َه ِآاَّل َاَن۠ا َفاْع ُبْد ِنْۙي َو َاِقِم الَّص ٰل وَة ِلِذ ْك ِر ْي‬
Artinya : Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka
sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku.
(QS. Taha:14)
2. Mencegah dari perbuatan yang keji dan mungkar seperti yang dijelaskan
dalam surat Al-Ankabut ayat 45:

‫ُاْتُل َم ٓا ُاْو ِح َي ِاَلْيَك ِم َن اْلِكٰت ِب َو َاِقِم الَّص ٰل وَۗة ِاَّن الَّص ٰل وَة َتْنٰه ى َع ِن اْلَفْح َش ۤا ِء َو اْلُم ْنَك ِرۗ َو َلِذ ْك ُر ِهّٰللا َاْك َبُرۗ َو ُهّٰللا َيْع َلُم َم ا‬
‫َتْص َنُعْو َن‬

Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab


(Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat
6
“Hikmah Shalat,” n.d., https://www.academia.edu/11107434/Shalat_dan_Hikmahnya

9
Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
3. Mendekatkan diri kepada Allah seperti yang dijelaskan dalam surat al-
Alaq ayat 19:

‫۩ َك اَّل اَل ُتِط ْعُه َو ٱْسُج ْد َو ٱْقَتِر ب‬

Artinya: Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan


sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan
4. Penyerahan diri manusia kepada Allah secara tulus dan ikhlas seperti yang
dijelaskan dalam surat Al-Bayyinah ayat 5:
‫َو َم ٓا ُاِم ُر ْٓو ا ِااَّل ِلَيْعُبُدوا َهّٰللا ُم ْخ ِلِص ْيَن َلُه الِّدْيَن ۙە ُحَنَفۤا َء َو ُيِقْيُم وا الَّص ٰل وَة َو ُيْؤ ُتوا الَّز ٰك وَة َو ٰذ ِلَك ِد ْيُن اْلَقِّيَم ِۗة‬
Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat;
dan yang demikian itulah agama yang lurus.
5. Meningkatkan disiplin, sabar, dan khusyuk seperti yang dijelaskan dalam
surat al-Mukminum ayat 1-3:
)3( ‫) َو اَّلِذ ْيَن ُهْم َع ِن الَّلْغ ِو ُم ْع ِر ُضْو َن‬2( ‫) اَّلِذ ْيَن ُهْم ِفْي َص اَل ِتِهْم ٰخ ِش ُعْو َن‬1( ‫َقْد َاْفَلَح اْلُم ْؤ ِم ُنْو َن‬
Artinya: Sungguh, beruntunglah orang-orang mukmin. (Yaitu) orang-orang
yang khusyuk dalam salatnya, orang-orang yang meninggalkan (perbuatan
dan perkataan) yang tidak berguna.
6. Menjaga kebersihan dan kesucian jiwa raga seperti yang dijelaskan dalam
surat Asy-Syams ayat 9-10:
)10( ‫) َو اْلَقَم ِر ِإَذ ا َتَلٰى َها‬9( ‫َو الَّشْم ِس َو ُض َح ٰى َها‬
Artinya: Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari, demi bulan apabila
mengiringinya.
7. Meningkatkan sifat toleransi terhadap sesama manusia seperti yang
dijelaskan dalam surat Al-Isra’ ayat 110:
‫ُقِل اْد ُعوا َهّٰللا َاِو اْد ُعوا الَّرْح ٰم َۗن َاًّيا َّم ا َتْدُع ْو ا َفَلُه اَاْلْس َم ۤا ُء اْلُحْس ٰن ۚى َو اَل َتْج َهْر ِبَص اَل ِتَك َو اَل ُتَخ اِفْت ِبَها‬
‫َو اْبَتِغ َبْيَن ٰذ ِلَك َس ِبْياًل‬
Artinya: Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan
nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-
nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam

10
shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di
antara kedua itu".

DAFTAR PUSTAKA

Al-Basuruwani, Abu Abbas Zain Musthofa. 2018. Fiqh Shalat Terlengkap.


Yogyakarta: Penerbit Laksana.

Arifin, Akbar Syamsul. 2023. Kitab Pengetahuan Sholat Wajib & Sunah:
Dilengkapi Doa Sehari-Hari, Tata Cara Bersuci, Dan Asmaul Husna.
Semarang: Syalmahat Publishing.

Lia Nurazmi. “Tindakan Hukum Terhadap Orang Yang Meninggalkan Shalat


Dalam Perspektif Imam Syafi’i Dan Imam Ahmad Bin Hanbal.” Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2015, 38–55.

https://www.academia.edu/11107434/Shalat_dan_Hikmahnya

11

Anda mungkin juga menyukai