Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Shalat merupakan tiang agama islam. Begitu pentingnya arti sebuah tiang
dalam suatu bangunan yang bernama islam, sehingga takkan mungkin untuk
ditinggalkan.
Makna bathin juga dapat ditemukan dalam shalat yaitu: kehadiran hati,
tafahhum (Kefahaman terhadap mana pembicaraan), tadzim (Rasa hormat),
mahabbah, raja (harap) dan haya (rasa malu), yang keseluruhannya itu ditujukan
kepada Allah sebagai Ilaah.
Sesungguhnya shalat merupakan sistem hidup, manhaj tarbiyah dan talim
yang sempurna, yang meliputi (kebutuhan) fisik, akal dan hati. Tubuh menjadi bersih
dan bersemangat, akal bisa terarah untuk mencerna ilmu, dan hati menjadi bersih dan
suci.
Shalat merupakan tathbiq amali (aspek aplikatif) dari prinsip-prinsip Islam
baik dalam aspek politik maupun social kemasyarakatan yang ideal yang membuka
atap masjid menjadi terus terbuka sehingga nilai persaudaraan, persamaan dan
kebebasan itu terwujud nyata. Ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW:
Apabila kamu melihat seseorang membiasakan ke Masjid, maka saksikanlah
untuknya dengan iman. (HR. Tirmidzi).
Dalam kitab Jamiush shogir lima orang sahabat r.a. yaitu Tsauban, Ibnu
Umar, Salamah, Abu Umamah dan Ubadah r.a.telah meriwayatkan hadist ini :
Shalat adalah sebaik-baik amalan yang ditetapkan Allah untuk hambanya.
Begitulah orang-orang yang beriman itu bukanlah orang yang melaksanakan
ritual dan gerakan-gerakan yang diperintahkan dalam shalat semata tetapi dapat
mengaplikasikannya dalam keseharianya. Shalat sebagai salah satu penjagaan bagi
orang-orang yang beriman yang benar-benar melaksanakannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dan makna shalat?
2. Bagaimanakah sejarah shalat?
3. Sebutkan macam-macam shalat!
4. Apa saja syarat sah dan rukun shalat?
5. Apakah manfaat shalat?
6. Apa konotasi simbolik dari gerakan shalat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan makna shalat;
2. Untuk mengetahui sejarah shalat;
3. Untuk mngetahui macam-macam shalat;
4. Untuk mengetahui apa saja syarat sah dan rukun shalat;
5. Untuk mengetahui manfaat shalat.
6. Untuk mengetahui apa saja konotasi simbolik dari gerakan shalat.

| Shalat dan Apa yang Terkandung Didalamnya

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN dan MAKNA SHALAT
Shalat menurut bahasa adalah doa, sedangkan menurut istilah adalah
pekerjaan dan ucapan yang diawali oleh takbiratul ihram dan diakhiri oleh salam.
Permulaan shalat, shalat didirikan dengan membaca kalimah kebesaran Allah.
Yaitu bertakbir dengan mengucapkan Allahu Akbar, maka serempak jiwanya bergerak
menghadap ke Hadirat Allah Yang Mahatinggi-Mahamulia. Sementara musholi
meninggalakan seluruh urusan dunianya dan memusatkan pikirannya untuk
menghadap Allah SWT. Sehingga, sudah barang tentu ia putus hubungan dengan
(makhluk) di bumi, meskipun jasadiahnya ada di atas hamparan bumi.
Sesungguhnya shalat dengan adzan dan iqamatnya, berjamaah dengan
keteraturannya, dengan dilakukan di rumah-rumah Allah, dengan kebersihan dan
kesucian, dengan penampilan yang rapi, menghadap ke kiblat, ketentuan waktunya
dan kewajiban-kewajiban lainnya seperti gerakan, tilawah, bacaan-bacaan dan
perbuatan-perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan
ini semuanya maka shalat mempunyai nilai lebih dari sekedar ibadah bumi, seraya
berdoa selamat (mengucap salam) kepada makhluk bumi, keselamatan dan
kesejahteraan yang diperuntukkan bagi sesama makhluk-Nya. Sebab itulah shalat
berawal dengan takbir ihram, Allahu Akbar dan berakhir dengan salam,
Assalamualaikum.
B.

SEJARAH SHALAT
Perintah mendirikan shalat yaitu melalui suatu proses yang luar biasa yang
dilaksanakan oleh Rasulullah SAW yaitu melalui Isra dan Miraj, dimana proses ini
tidak dapat dipahami hanya secara akal melainkan harus secara keimanan sehingga
dalam sejarah digambarkan setelah Nabi melaksanakan Isra dan Miraj, umat Islam
ketika itu terbagi tiga golongan, yaitu yang secara terang-terangan menolak
kebenarannya itu, yang setengah tengahnya, dan yang yakin sekali kebenarannya.
Dilihat dari prosesnya yang luar biasa maka shalat merupakan kewajiban yang utama,
yaitu mengerjakan shalat dapat menentukan amal amal yang lainnya, dan
mendirikan shalat berarti mendirikan agama dan banyak lagi yang lainnya.
C. MACAM-MACAM SHALAT
Shalat terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Shalat Fardhu
Yaitu shalat yang diwajibkan Alloh SWT kepada hamba-hamba-Nya sesuai
batasan-batasan yang telah dijelaskan-Nya, baik melalui perintah maupun larangan.
Dalam hal ini adalah shalat 5 waktu dalam sehari semalam, yaitu:
a. Dzuhur, waktunya dari tergelincirnya matahari kearah barat sampai panjang
bayangan dua kali lipat dari panjang benda aslinya
b. 'Ashar, waktunya dari panjang bayangan dua kali lipat dari panjang benda
aslinya sampai tenggelamnya matahari.
| Shalat dan Apa yang Terkandung Didalamnya

c. Magrib, waktunya dari tenggelamnya matahari sampai hilangnya mendung


merah dilangit.
d. 'Isya', waktunya dari hilangnya mendung merah dilangit sampai munculnya
fajar shodiq.
e. Shubuh, waktunya dari menculnya fajar shodiq sampai terbitnya matahari.
2. Shalat Tathowwu'
Yaitu shalat sunnah atau tambahan dari shalat-shalat fardhu 5 waktu.
a. Shalat Tathowwu' Muthlaq
Yaitu shalat sunnah yang batas dan ketentuannya tidak ditentukan oleh syara'.
b. Shalat Tathowwu' Muqoyyad
Yaitu shalat yang batas dan ketentuannya telah ditentukan oleh syara'.
Ibnu Umar rodhiallohu anhuma berkata: "Aku mengahafal 10 rokaat (shalat)
dari Nabi sholallohu alaihi wa sallam . 2 rokaat sebelum Dzuhur dan 2 rokaat
sesudahnya, 2 rokaat setelah maghrib dirumahnya, 2 rokaat setelah isya' dirumahnya,
dan 2 rokaat sebelum shubuh disaat Nabi sholallohu alaihi wa sallam tidak boleh
dimasuki orang lain". (HR. Bukhori: 118, dan Muslim: 729)
Shalat lain yang disyariatkan dalam bagian ini antara lain, shalat-shalat sunah
seperti shalat tahajud, shalat witir dan rowatib, shalat istihoroh, shalat dhuha, shalat
taubat, shalat tahiyyatul masjid, dan shalat tasbih.
D.

SHALATNYA ORANG BERIMAN DAN ORANG FASIQ


Shalatnya orang beriman :
a.
Orang beriman melaksanakan shalat sesuai dengan apa yang telah
diperintahkan oleh Allah SWT, serta sesuai dengan yang dicontohkan oleh
Rasulullah Saw. Sebagaimana sabdanya:
Aku lakukan hal ini agar kalian dapat mengikuti aku (bermakmum) dan
agar kamu sekalian tahu shalatku (HR. Bukhari-Muslim)
Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat (HR. BukhariMuslim)
b.
Orang yang beriman melakukan shalat tidak hanya berupa gerakan dan
ucapan yang telah dicontohkan Rasulullah melainkan menekankan pada
esensi shalat yaitu terdapatnya kekhusuan. Sesungguhnya beruntunglah
orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusu dalam
shalatnya . (Al Muminun: 9).
Shalatnya orang fasiq :
a. Golongan pertama adalah golongan orang yang telah mengetahui ilmu
tentang shalat, yaitu mengenai syarat dan rukunnya, perkara-perkara yang
membatalkannya, tentang bersuci dari hadas, begitu juga bacaannya sudah
betul dan lain sebagainya. Akan tetapi golongan ini tidak mampu melawan
nafsu. Sehingga godaan dan tarikan dunia mudah memalingkan mereka
daripada menunaikan kewajiban kepada Tuhannya seperti perintah shalat
| Shalat dan Apa yang Terkandung Didalamnya

ini. Bila mereka sedang ada mood maka ditunaikannya juga shalat. Tetapi
bila ada urusan pekerjaan, maka mereka lupakan saja shalat dan
mendahulukan apa saja tuntutan pekerjaan mereka walaupun mereka tahu
perbuatan itu berdosa. Dengan kata yang lain, mereka tidak istiqomah di
dalam mengerjakan perintah shalat. Golongan ini dihukumkan sebagai
orang fasiq. Seperti firman Allah di dalam Al Quran:
Barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang telah Allah turunkan,
maka mereka itu adalah orang-orang yang fasiq.
b. Golongan kedua yaitu orang orang yang sudah mengerjakan shalat dan
sudah tahu ilmunya, akan tetapi tidak khusyuk dalam mengerjakannya.
Yakni, jiwa dan fikirannya tidak ditumpukan untuk mengingati Allah
dengan menghayati bacaan-bacaan dalam shalat. Fikirannya melayanglayang memikirkan hal-hal lain di luar shalat, seperti perniagaannya,
kerjanya, istrinya, anaknya, dan lain-lain lagi. Golongan ini tidak menjiwai
shalatnya, malah pekerjaannya di luar shalat itu yang dijiwai sehingga
mengganggu ibadah shalatnya. Mereka diancam oleh Allah SWT dengan
firmanNya:
Maka kecelakaanlah (neraka Wail) bagi orang-orang yang shalat, yaitu
orang-orang yang lalai di dalam shalatnya (Qs. Al Maun 4-5)
Ciri orang yang munafik juga dapat dilihat dari pelaksanaan shalat itu
sendiri:
Sesungguhnya orang munafik itu menipu Allah dan Allah membalas tipuan
mereka dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan
malas. Mereka bermaksud riya(dengan shalat) dihadapan manusia, dan
tidaklah mereka menyebut Allah melainkan dengan sedikit sekali (Qs.
Annisa: 142).
E. MANFAAT SHALAT
1. Shalat dapat menghapuskan dosa
Ibnu Masud meriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda: Kamu
sekalian berbuat dosa, maka kamu telah melakukan shalat subuh maka shalat
itu membersihkannya, kemudian kamu sekalian berbuat dosa, maka jika kamu
melakukan shalat zhuhur, maka shalat itu membersihkannya, kemudian
berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat asar maka shalat itu
membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa lagi, maka jika kamu
melakukan shalat maghrib, maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu
berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat isya, shalat itu akan
membersihkannya, kemudian kamu tidur maka tidak lagi di catat dosa bagi
kamu hingga kamu bangun. (HR. Thabrani)
2. Manfaat shalat bagi kesehatan
Berikut ini beberapa manfaat dari gerakan shalat yang baik untuk
kesehatan:
Berdiri lurus adalah pelurusan tulang belakang, dan menjadi awal dari
sebuah latihan pernapasan, pencernaan dan tulang.
| Shalat dan Apa yang Terkandung Didalamnya

3.

4.

5.

6.

Takbir merupakan latihan awal pernapasan. Paru-paru adalah alat


pernapasan, Paru kita terlindung dalam rongga dada yang tersusun dari tulang
iga yang melengkung dan tulang belakang yang mencembung, dengan begitu
kita tidak mudah terserang penyakit, tulang belakang juga akan lurus.
Takbir berarti kegiatan mengangkat lengan dan merenggangkannya,
hingga rongga dada mengembang seperti halnya paru-paru. Dan mengangkat
tangan berarti meregangnya otot-otot bahu hingga aliran darah yang membawa
oksigen menjadi lancar.
Ruku berarti memperlancar aliran darah dan getah bening ke leher
oleh karena sejajarnya letak bahu dengan leher. Aliran akan semakin lancar
bila ruku dilakukan dengan benar yaitu meletakkan perut dan dada lebih
tinggi daripada leher.
Sujud juga melancarkan peredaran darah hingga dapat mencegah
wasir. Sujud dengan
cepat tidak bermanfaat. Ia tidak mengalirkan getah bening dan tidak
melatih tulang belakang dan otot. Tak heran kalau ada di sebagian sahabat
Rasul menceritakan bahwa Rasulullah sering lama dalam bersujud.
Duduk di antara dua sujud dapat mengaktifkan kelenjar keringat
karena bertemunya lipatan paha dan betis sehingga dapat mencegah terjadinya
pengapuran. Gerakan ini menjaga supaya kaki dapat secara optimal menopang
tubuh kita.
Gerakan salam yang merupakan penutup shalat, dengan memalingkan
wajah ke kanan dan ke kiri bermanfaat untuk menjaga kelenturan urat leher.
Gerakan ini juga akan mempercepat aliran getah bening di leher ke jantung.
Mencegah perbuatan keji dan mungkar
. sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar
(Qs.Al-Ankabut ayat 45).
Shalat adalah salah satu aplikasi dari keimanan yang diambil dari
konsekuensi rukun islam yang pertama. Sebagai muslim yang memiliki iltizam
terhadap apa yang telah menjadi konsekuensi pengakuannya terhadap
keimanannya pada Allah, maka shalat akan menjadi pencegah kemaksiatan
dan kemungkaran dari dirinya sebagaimana telah disebutkan dalam ayat tadi.
Dzikir, tilawah dan doa-doa dalam shalat sangat baik untuk membersihan jiwa
dan melunakkan perasaan, menenangkan pikiran dan perasaan. Shalat dengan
dipersyaratkannya membaca AL Fatihah di dalamnya, sementara AL Quran
menjadi kurikulum Tsaqafah Islamiyah yang sempurna telah memberikan
bekal pada akal dan fikiran dengan berbagai hakekat ilmu pengetahuan,
sehingga orang yang shalat dengan baik akan sehat tubuhnya, lembut
perasaannya dan akalnya pun mendapat gizi.
Pembeda dengan orang-orang munafik
Melakukan shalat berjamaah secara rutin bisa menjauhkan seorang
muslim dari menyerupai orang-orang menafik yang oleh Allah diancam bakal
menempati Neraka paling bawah, Naudzubillah
Memperbaiki penampilan dan jati diri
| Shalat dan Apa yang Terkandung Didalamnya

Diantara manfaat shalat berjamaah yaitu ia pada galibnya membuat


seorang muslim memperhatikan diri dan penampilannya, kebersihan pakaia
dan parfumnya. Yang demikian itu karena ia berkumpul dengan saudarasaudaranya dan bertemu dengan mereka sepanjang siang dan malam.
F. WAKTU YANG DILARANG UNTUK SHALAT
1. Setelah shalat fajar hingga ukuran matahari setinggi tombak.
2. Setelah Shalat Ashar hingga matahari tenggelam Tidak boleh dilaksanakannya
shalat sunnah setelah 2 waktu tersebut berdasarkan hadits-hadits berikut:
o Hadits Ibnu Abbas, ia berkata Saya diajari oleh banyak orang yang
kejujuran dan keagamaannya tidak diragukan lagi termasuk didalamnya
adalah Umar- Sesunguhnya Nabi melarang melaksanakan shalat setelah Subuh
hingga terbit matahari dan setelah Shalat Ashar hingga matahari tenggelam .
(HR Bukhari 581 dan Muslim 826)
o Hadits Abu Said, ia berkata bahwa Rasulullah r bersabda: Tidak
ada pelaksanaan shalat setelah shalat subuh hngga matahari meninggi, dan
tidak ada shalat setelah shalat Ashar hingga matahari terbenam. (HR Bukhari
586 dan Muslim 727)
3. Ketika tengah hari
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Uqbah bin Amir, ia berkata:
Tiga waktu yang dilarang oleh RAsulullah untuk melaksanakan shalat atau
mengubur mayit kami; Ketika matahari terbit dan bersinar terang hingga
meninggi, ketika tengah hari hingga matahari tergelincir, ketika matahari
condong kebarat hingga tengelam . (HR Muslim 831)
G. SYARAT WAJIB SHALAT
1. Islam
Syarat ini sudah pasti harus dipenuhi, karena orang yang tidak islam
tidak wajib mengerjakan Shalat, tetapi Ia pasti akan mendapatkan siksa di
Akhirat.
2. Berakal
Karena shalat merupakan jalinan hubungan antara manusia dengan
ALLAH maka manusia yang bisa berfikir secara logislah yang diwajibkan
menjalankan Shalat, orang-orang yang tidak berakal atau orang yang tidak
sehat akalnya seperti orang gila, orang yang baru mabuk ( walaupun orang itu
normal tapi saat itu sedang dalam keadaan diluar akalnya atau diluar
kesadarannya maka ia tidak bisa berpikir, sehingga orang yang mabuk juga
termasuk orang yang tidak berakal ), dan juga orang yang pingsan tidak
diwajibkan Shalat karena dalam kondisi yang tidak sadar.
3. Baligh (Dewasa)
Orang yang belum baigh tidak diwajibkan mengerjakan shalat, berikut
adalah beberapa
ciri atau tanda-tanda orang yang sudah baligh :
a. Sudah menginjak umur kurang lebih 13-15 tahun
| Shalat dan Apa yang Terkandung Didalamnya

b. Mimpi bersetubuh (mimpi basah) untuk anak laki-laki


c. Mulai keluar darah haid atau sering disebut datang bulan untuk
anak perempuan Berikut adalah salah satu cara/metode untuk
melatih anak menjadi terbiasa untuk melaksanakan Shalat. Bagi
orang tua yang memiliki anak sudah berumur sekitar 7 tahun orang
tua harus sudah menyuruh untuk melaksanakan Shalat , apabila
anaknya sudah berumur 10 tahun dan belum mengerjakan Shalat
maka orang tua itu wajib untuk
menyuruh dengan lebih keras (maksudnya lebih disiplin) bahkan orang
tua diwajibkan memukulnya, semua itu dilakukan agar tertanam dalam diri
anak itu agar tidak meninggal kan shalat.
4. Telah sampainya dakwah kepadanya Orang yang belum pernah mendapatkan
dakwah/seruan agama, tidak wajib mengerjakan Shalat, dan dia tidak
mendapat siksa diakhirat, belum mendapat seruan disini dimaksudkan seperti
seorang anak kecil/bayi yang meninggal, bukan orang yang tidak mau
mendapatkan seruan agama, karena belajar Ilmu agama itu wajib.
5. Suci dari haid dan nifas Seorang wanita yang sedang datang bulan atau habis
melahirkan tidak diwajibkan melaksanakan Shalat karena dalam kondisi yang
tidak Suci
6. Jaga Maksudnya orang yang sedang tidur tidak diwajibkan untuk
melaksanakan Shalat. ( tanpa disengaja ).
H. GERAKAN SHALAT DAN KONOTASI SIMBOLIKNYA
1. Berdiri Menghadap Kiblat
Bekerja secara sistemik simbiotik dan sinergik.
2. Takbiratulihram
Komitmen pada religiositas, yaitu berfungsi sebagai isyarat akan
pentingnya menyembah dan mengagungkan Allah diatas segalanya.
3. Ruku, itidal dan sujud
Kerendahan hati dan kesopanan.
4. Tasyahud
Motivasi terciptanya kerja tim (Teamwork) dan Ukhuwah.
5. Dua Salam
Hal ini memiliki hubungan terhadap kepedulian sosial. Mengucapkan
salam bertujuan mendoakan orang lain agar mendapat keselamatan da
kesejahteraan.

| Shalat dan Apa yang Terkandung Didalamnya

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada
Allah menurut syarat syarat yang telah ditentukan. Sedangkan secara hakikinya
ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepadaNya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan
kekuasaan-Nya atau melahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita
sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua duanya.
Orang beriman melaksanakan shalat sesuai dengan apa yang telah
diperintahkan oleh Allah SWT, serta sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah
Saw. Selain itu shalat juga mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan manusia,
untuk kesehatan manusia itu sendiri, ketenangan hati dan pikiran, dan keselamatan di
akhirat karena amal yang pertama dihisab adalah shalat.
B. Saran
Shalat sebagai suatu tarbiyyah yang begitu luar biasa yang mengajarkan
kebaikan dalam segala aspek kehidupan, sebagai pencegah kemungkaran dan
kemaksiatan, sebagai pembeda antara orang yang beriman dan orang yang kafir,
shalat sebagai syariat dari Allah dalam kehidupan, semoga dapat difahami, diamalkan
dan diaplikasikan dengan benar dalam kehidupan kita. Kebenaran datang dari Allah
semata dan kesalahan-kesalahan takkan lepas dari kami sebagai manusia yang
memiliki banyak kekurangan. Maka teruslah berusaha untuk menjauhi segala yang
menjadi larangannya dan melaksanakan segala perintahnya, meneladani Nabi kita
Nabi Muhammad SAW.

| Shalat dan Apa yang Terkandung Didalamnya

DAFTAR PUSTAKA
Noer, Jefri. 2006. Pembinaan Sumberdaya Manusia Berkualitas dan Bermoral
melalui Shalat yang Benar. Jakarta: Kencana.
Al-Qathani, Abu Abdillah Musnid. 1997. 40 Manfaat Shalat Berjamaah. Jakarta:
Yayasan Al-Sofwa.
http://abiyazid.wordpress.com/2008/03/06/waktu-yang-terlarang-untuk-shalat/
http://islamic-indo.blogspot.com/2011/01/syarat-wajib-shalat.html
http://dwianggaraputra.blogspot.in/2012/06/makalah-agama-tentang-shalat.html?m=1

| Shalat dan Apa yang Terkandung Didalamnya

Anda mungkin juga menyukai