Anda di halaman 1dari 3

B.

MAKNA GERAKAN SHALAT


1. Takbiratul Ihram (Awal dan Akhir)
Pengawalan segala sesuatu, sebagaimana hidup dimulai dari
kelahiran, sesuatu yg ada pasti ada awalnya. Dengan keimanan kita
yakin bahwa semuanya berawal dari Allah. Maka dengan takbir kita
mengembalikan segala aktivitas kita adalah karena Allah. Takbiratul
Ihram sebagai starting point sholat, simbol starting perjalan hidup.
Bermakna penyerahan totalitas pada yang Maha Awal bahwa
karenaNya kita ada dan karenaNYa kita melakukan perjalanan hidup.
2. Berdiri (Gerak Perjalanan)
Berdiri lambang siap berjalan menjelajahi kehidupan, karena
jika duduk dan berdiam kita tidak mungkin bisa berjalan. Tegak
artinya kehidupan harus ditegakkan (ditumbuhkan) pada ruang
waktu, iman harus ditegakkan, akhlak harus ditegakkan, amalan
pribadi dan amalan sosial juga harus ditegakkan. Sebagai mana
sabda rosulullah : Sholat adalah tiang agama (agama didirikan/
ditegakkan oleh sholat).
Dalam tegak berdiri, posisi kepala tunduk, artinya dalam
perjalanan hidup akan tunduk dan patuh pada segala hukum dan
kehendak Allah. Kedua tangan mendekap ulu hati, simbol bahwa
hati harus selalu dijaga kebersihannya dalam perjalanan hidup.
3. Rukuk (Penghormatan)
Ruku artinya mengagungkan Kebesaran Sang Pencipta
beserta seluruh alam semesta
yang melihat kelemahan dan
kemiskinan manusia dengan melafazkan subhana robbial azim
untuk berusaha menanamkan akarnya di dalam hati kita dan untuk
mengangkat kepala kita dari ruku dengan harapan memperoleh
rahmat Allah dengan cara mengulang-ulang kebesaran Allah SWT.
4. Itidal (Puja- puji pada Allah)
Secara bahasa adalah tegak lurus. Kemudian kita berdiri lagi
untuk mengisi perjalanan hidup dengan penuh puja dan puji pada
Allah serta penuh syukur setiap saat sehingga tercipta kepatuhan
dan ketaatan. Dengan mengetahui hasil ciptaan Allah, maka akan
tumbuh kekaguman dan kecintaan pada Allah sehingga tumbuh rasa
cinta dan iklas atau dengan senang hati akan menjalani menjalani
hidup ini sesuai Kehendak Allah.
5. Sujud (penyatuan diri dengan Kehendak Allah)
Jika berdiri di analogikan dengan perjalan jasadi, maka Sujud
dengan kaki dilipat, atau setengah berdiri adalah simbol dari
perjalanan hati (rohani). Dangan sujud hati dan fikiran kita
direndahkan serendahnya sebagai tanda ketundukan total atas
segala kuasa dan kehendak Allah. Menyatukan kehendak Allah
dengan Kehendak kita.

Sujud pertama merupakan penyatuan Kehendak Allah dengan


Kehendak ruhani/ hati/ jiwa kita. Diselangi permohonan pada duduk
antara 2 sujud dengan doa : Rabbighfirli (ampuni aku), warhamni
(sayangi aku), Wajburni (cukupkanlah kekuranganku), warfani
(tinggikanlah derajadku), warzuqni (berilah aku rezeki), wahdini
(tunjukilah aku), wafani (sehatkan aku), wafuanni (maafkan aku).
Sujud kedua merupakan pernyataan pengagungan Allah
secara lebih personal antara makhluk dengan Sang Pencipta,
pernyataan ingin kembali pada Sang Pencipta akhir dari perjalanan.
Dan pada waktu itu juga, kita dianjurkan untuk memanjatkan doa
dalam sujud kita yang panjang.
6. Duduk diantara 2 Sujud (Permohonan)
Pengungkapan berbagai permohonan pada Allah untuk
memberikan segala kebutuhan yang diperlukan dalam bekal
perjalanan menuju pertemuan denganNya, butuh sumber dukungan
hidup jasmani dan ruhani, serta pemeliharaan dan perlindungan
jasmani ruhani agar tetap pada jalan Allah.
7. Attahiyat : Pernyataan Ikrar
Tahap pemantapan, karena perjalanan hidup itu naik turun
dan fitrah manusia tidak lepas dari sifat lupa, maka perlu
pemantapan yang di refresh dan diulang untuk semakin kokoh, yaitu
dengan Ikrar Syahadat, dengan simbol pengokohan ikrar melalui
telunjuk kanan. Sebelum Ikrar, memberikan penghormatan untuk
para Utusan Allah dan ruh hamba- hamba sholeh (Auliya) yang
melalui merekalah kita mengenal Allah dan melalui ajaranya kita
dibimbing ke jalanNya, serta menjadikan mereka menjadi saksi atas
Ikrar kita.
Sholawat menjadi pernyataan kebersediaan mengikuti apa
yang diajarkan Rosululloh Muhammad SAW, dan menempatkannya
sebagai pimpinan dalam perjalanan kita. Salam penghormatan
kepada Bapak para Nabi (Ibrohim) yang menjadi bapak induk ajaran
Tauhid. Kemudian diakhir dengan permohonan doa dan permohonan
perlindungan dari kejahatan tipuan Setan dan Jin agar kita dapat
tetap istiqomah dan berhasil mencapai Allah.
8. Salam
Salam adalah ucapan yang mengakui adanya manusia lain
yang sama- sama melakukan perjalanan dalam hidup ini (aspek
kemasyarakatan). Menunjukkan bahwa hidup ini tidak sendiri,
sehingga hendaknya menyebarkan salam dan berkah kepada
sesama untuk saling bahu membahu menegakkan kehidupan yang
harmonis (selaras) dan tegaknya kedamaian, kesejahteraan dan
keselamatan di bumi. Salam adalah penutup sekaligus awal dari
mulainya praktek aplikasi sholat dalam bentuk aktivitas kehidupan

di lapangan hingga ke sholat berikutnya. Salam merupakan simbol


dari putaran yang dimulai dari kanan ke kiri dengan poros badan.
Jika dihubungkan dengan Hukum Kaidah Tangan Kanan berarti arah
energi ke atas, simbolisasi bahwa perjalanan digantungkan pada
Allah SWT (di atas) sebagai penjamin keselamatan dalam
perjalanan.1

1 Muhammad Miftakhur Riza, Filosofi Gerakan Shalat,


http://miftakhurriza.blogspot.co.id/2011/09/filosofi-gerakan-sholat.html diakses
pada 28 Maret 2016 pukul 20.35 WIB

Anda mungkin juga menyukai