Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

AGAMA II

“Shalat Fardu”

Di susun oleh:

Ibnu Sina Maulana 43A87006160394

Syamsul Arifin 43A87006160424

Casriatun 43A87006160386

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER


BANI SALEH
BEKASI
2019

I
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya
sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan judul
" Shalat Fardu" tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam merampungkan
makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang
dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun
kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Bekasi, 18 September 2019

Penyusun

II
Daftar Isi
JUDUL ............................................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii

BAB I .............................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Pembahasan ...................................................................................................... 2

BAB II............................................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Shalat Fardu ................................................................................................ 3

2.2 Dasar Hukum Shalat Fardu........................................................................................... 3

2.3 Tujuan Shalat Fardu...................................................................................................... 4

2.4 Kedudukan Shalat Fardu .............................................................................................. 5

2.5 Hikmah Shalat Fardu. ................................................................................................... 6

2.6 Syarat shalat Fardu ....................................................................................................... 8

2.7 Tata cara mempraktikkan shalat fardu baik sendirian, berjamaah, jama`, Qashar atau
jama` qashar. .......................................................................................................................... 10

BAB III ......................................................................................................................................... 28

PENUTUP ................................................................................................................................. 28

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 28

3.2 Kata Penutup............................................................................................................... 28

Daftar Pustaka ............................................................................................................................... 29

III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai seorang muslim dan muslimah tentunya kita sudah mengetahui, bahwa
salah satu kewajiban seorang muslim adalah melaksanakan shalat lima waktu. Rukun islam
yang kedua ini sebagai bentuk penghambaan kepada sang pencipta yakni Allah SWT, yang
telah menciptakan bumi, langit beserta isinya. Sebagai seorang muslim sudah sepatutnya
kita untuk senantiasa mematuhi segala perintahnya dan larangannya karena dengan
demikian kita akan menjadi manusia yang akan mendapatkan kebaikan baik di dunia
maupun di akhirat. Seorang muslim yang tidak melaksanakan kewajibannya sebagai
seorang muslim maka ia di pertanyakan kemuslimannya karena seorang muslim yang
sesungguhnya ia akan taat kepada Allah dan rasulnya.
Shalat merupakan ibadah yang sangat penting bagi seorang muslim karena shalat
merupakan induk amal, apabila shalat kita baik maka amal yang lain juga Insya Allah akan
baik tetapi sebaliknya apabila shalat kita kurang baik maka amal yang lain pun akan
mengikutinya karena shalat adalah tiang agama. Kalau tiangnya runtuh maka ambruklah
agama seseorang. Oleh karenanya seorang muslim hendaknya terus memperbaiki
shalatnya, karena dengan shalat kita baik maka kita akan senantiasa terjaga agama kita dan
kita terjaga dari perbuatan-perbuatan buruk.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Shalat fardu?
b. Apa dasar hukum Shalat fardu?
c. Apa tujuan Shalat fardu?
d. Apa kedudukan dan hikmah shalat?
e. Apa syarat shalat?
f. Bagaimana implementasi shalat fardu baik sendirian, berjamaah, jama`, Qashar atau
jama` qashar dengan baik dan benar?

1
1.3 Tujuan Pembahasan
a. Mengetahui pengertian Shalat fardu.
b. Mengetahui dasar hukum Shalat fardu.
c. Mengetahui tujuan Shalat fardu.
d. Mengetahui kedudukan dan hikmah shalat.
e. Mengetahui syarat shalat.
f. Mengetahui tata cara mempraktikkan shalat fardu baik sendirian, berjamaah, jama`,
Qashar atau jama` qashar dengan baik dan benar.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Shalat Fardu
Shalat menurut bahasa adalah do’a, sedangkan menurut terminologi Syara’ adalah
sekumpulan ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam
dengan disertai beberapa syarat dan rukun yang sudah ditentukan. Shalat diwajibkan
kepada semua orang islam yang mukallaf (baligh dan berakal) dan suci, sehari semalam
lima kali.
Disebut shalat karena ia menghubungkan seorang hamba kepada penciptanya, dan
shalat merupakan manifestasi penghambaan dan kebutuhan diri kepada Allah SWT. Maka
shalat dapat menjadi media permohonan pertolongan dalam menyingkirkan segala bentuk
kesulitan yang ditemui manusia dalam perjalanan hidupnya, sebagaimana firman Allah
SWT :

َّ ٰ ‫ٱَّلل َم َع ٱل‬
١٥٣ َ‫صبِ ِرين‬ َ َّ ‫صلَ ٰو ِۚةِ ِإ َّن‬ ۡ ْ‫ٰ َٰٓيَأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُوا‬
َّ ‫ٱستَ ِعينُواْ بِٱل‬
َّ ‫ص ۡب ِر َوٱل‬
Yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah 2 :
153).
2.2 Dasar Hukum Shalat Fardu
Shalat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dan harus dilaksanakan
berdasarkan ketetapan Al-qur’an,Sunnah,dan Ijma’. Allah SWT berfirman :

ْ‫ٱط َم ۡأنَنت ُ ۡم فَأَقِي ُموا‬


ۡ ‫علَ ٰى ُجنُو ِب ُك ِۡۚم فَإِ َذا‬
َ َّ ْ‫صلَ ٰوةَ فَ ۡٱذ ُك ُروا‬
َ ‫ٱَّلل قِ ٰيَ ٗما َوقُعُودٗ ا َو‬ َ َ‫فَإِ َذا ق‬
َّ ‫ض ۡيت ُ ُم ٱل‬
١٠٣ ‫علَى ۡٱل ُم ۡؤ ِمنِينَ ِك ٰتَبٗ ا َّم ۡوقُو ٗتا‬ َّ ‫صلَ ٰو ِۚةَ إِ َّن ٱل‬
َ ‫صلَ ٰوةَ َكان َۡت‬ َّ ‫ٱل‬
Yang artinya “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di
waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah
merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu
adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa’
3 : 103).
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwasanya Nabi SAW bersabda pada Mu’adz
ketika beliau mengutusnya ke Yaman, ”Sesungguhnya kau akan mendatangi kaum ahlul

3
kitab, maka dakwahilah mereka agar bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan
sesungguhnya aku adalah rasul utusan Allah”. Jika mereka menaatimu dalam hal tersebut,
maka beritahulah mereka bahwa Allah SWT telah mewajibkan kepada mereka shalat lima
waktu dalam sehari semalam.
Shalat diwajibkan pada malam Isra’ dan Mi’raj satu tahun setengah sebelum hijrah.
Anas bin Malik ra bercerita : Pada malam Nabi di Isra’kan, beliau diwajibkan shalat lima
puluh waktu, kemudian dikurangi hingga hanya menjadi lima waktu, kemudian
dipanggillah beliau, ”Hai Muhammad, sesungguhnya tidak ada anjuran di sisiku yang
berubah-ubah, dan sesungguhnya dengan lima waktu tersebut kau peroleh pahala yang
sama dengan pahala lima puluh waktu.”.
2.3 Tujuan Shalat Fardu
Tujuan utama shalat adalah agar manusia selalu mengingat Allah, dengan
mengingat Allah maka akan selalu berbuat ma’ruf dan takut atas perbuatan yang munkar
dan shalat juga akan memperoleh ketenangan jiwa.
Shalat menjadi dasar dan pedoman dari setiap aktivitas kehidupan manusia. Karena
shalat adalah amalan yang pertama kali akan dihisap di akhirat kelak. Oleh karena itu shalat
merupakan ibadah yang mengatur segala aktivitas baik itu diperintahkan maupun dilarang
Allah. Aktivitas manusia berhubungan dengan Allah sebagai Tuhan penciptanya yang
disebut habluminallah sedangkan aktivitas yang berhubungan dengan manusia disebut
habluminannas.
Tujuan Allah menciptakan kita adalah untuk beribadah dengan amal kebaikan dan
menyembah kepadanya. Menyembah di sini berarti beribadah dan salah satunya adalah
shalat. Kita hidup didunia ini hanya sementara dan dari kehidupan di dunia inilah penentu
kehidupan kita selanjutnya yaitu kehidupan akhirat yang merupakan kehidupan kekal
selamanya. Amalan perbuatan kita yang akan menentukan kita akan masuk surga ataupun
neraka yang menjadi tujuan hidup manusia sesungguhnya, sebagaimana firman Allah SWT
:

٤٥ َ‫علَى ۡٱل ٰ َخ ِش ِعين‬ َ ‫صلَ ٰو ِۚ ِة َوإِنَّ َها لَ َك ِب‬


َ ‫يرة ٌ ِإ ََّّل‬ َّ ‫ٱست َ ِعينُواْ ِبٱل‬
َّ ‫ص ۡب ِر َوٱل‬ ۡ ‫َو‬

4
Yang artinya “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu.” (QS. Al Baqoroh :
45)
2.4 Kedudukan Shalat Fardu
Shalat memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam. Dia adalah tiang agama
juga batas pemisah antara keislaman dengan kekufuran dan kemunafikan. Oleh karena itu,
Rasulullah memberikan perhatian ekstra terhadap masalah shalat. Beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam memberikan contoh pelaksanaannya secara detail, dari awal sampai akhir,
dari takbir sampai salam.
Ini semua menunjukkan pentingnya shalat dalam Islam. Harusnya ini sudah cukup
sebagai motivasi bagi kita, kaum Muslimin untuk selalu bersemangat dalam melaksanakan
shalat. Terlebih jika kita memperhatikan berbagai keistimewaan shalat, maka tidak ada
alasan lagi bagi kita untuk bermalas-malasan dalam melaksanakannya.
Allah menjunjung tinggi amal ibadah shalat ini, berikut 5 contoh kedudukan shalat
dalam islam:
a. Tiang Agama.
“Pokok perkara adalah islam, tiangnya adalah shalat”. (HR Tirmidzi 2616).
Tiang berarti dasar utama sebuah bangunan, jika dasar tersebut rusak maka hancurlah
bangunan tersebut. Begitu pula dengan shalat, jika seorang mukmin mampu
menjalankan shalat dengan khusyu’ dan Istiqomah Insya Allah akan memiliki dasar
yang kuat dalam kehidupan sehari hari, ia akan hidup sesuai syariat islam, dalam
petunjuk Allah, dan jalan yang lurus.
b. Amalan yang Pertama Kali Dihisab.
Di hari kiamat nanti ketika semua makhluk dihitung amal nya, yang pertama
kali dilihat adalah shalatnya, jika shalatnya baik maka keseluruhan dari amal
perbuatannya dianggap baik, sebab itu hendaklah senantiasa menjalankan shalat wajib
5 waktu agar memiliki bekal untuk kehidupan akhirat kelak, hal ini dijelaskan secara
nyata dalam sebuah hadist, dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda “Amal hamba yang
pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya, apabila shalatnya baik maka
dia akan mendapat keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia
akan menyesal dan merugi”.

5
c. Rukun Islam Kedua.
Sebagaimana kita ketahui bahwa rukun islam yang pertama adalah membaca
syahadat, yang kedua adalah shalat seperti hadist berikut : “…rukun islam kedua yaitu
mendirikan shalat…”. (HR Bukhari : 8), jika shalat tidak dijalankan sama saja tidak
menjadi umat mukmin yang sempurna sebab tidak menjalankan kewajiban dasar
(rukun) islam.

d. Diwajibkan Langsung Tanpa Perantara.


Allah memberi wahyu pada nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan
perintah kepada segenap umat muslim bahwa shalat adalah kewajiban, Allah
menyampaikan perintah tersebut secara langsung kepada Rasululllah ketika Isra’ dan
Mi’raj tanpa perantara malaikat Jibril. Hal itu menunjukkan pentingnya ibadah shalat
dimana Allah langsung yang menyampaikan perintah tersebut.
e. Ciri Orang Bertaqwa.
Shalat merupakan kewajiban merata bagi umat muslim, setiap manusia
diperintahkan untuk menyampaikan dan senantiasa saling mengingatkan untuk
menjalankannya, dalam keluarga misalnya, seorang suami bertanggung jawab atas
ibadah shalat istri dan anak anak nya kelak, wajib bagi nya untuk memastikan keluarga
nya menjalankan ibadah shalat sebagai wujud dan cara meningkatkan iman dan taqwa
kepada Allah seperti firman Nya berikut:

ُ‫علَ ۡي َه ۖا ََّل ن َۡسٔ َٔلُ َك ِر ۡز ٗق ۖا نَّ ۡح ُن ن َۡر ُزقُ َۗ َك َو ۡٱل ٰعَ ِقبَة‬ َّ ‫َو ۡأ ُم ۡر أَ ۡهلَ َك بِٱل‬
َ ۡ‫صلَ ٰوةِ َوٱص‬
َ ‫طبِ ۡر‬
١٣٢ ‫ِللت َّ ۡق َو ٰى‬
Yang artinya “dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan shalat dan
bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Dan akibat yang baik itu adalah bagi
orang yang bertaqwa”. (QS Thaha : 132).

2.5 Hikmah Shalat Fardu.


Ada beberapa macam hikmah shalat fardu diantaranya:
a. Membiasakan hidup disiplin

6
Bahwa shalat fardu itu mempunyai waktu yang ditentukan. Dengan adanya waktu
yang ditentukan ini menyebabkan pendiri shalat harus membiasakan diri untuk hidup
disiplin. Hidup disiplin itu antara lain diwujudkan dengan ketepatan kita membagi dan
menggunakan waktu sebaik mungkin.
b. Membiasakan hidup bersosial
Ibadah shalat fardu dianjurkan atau disunahkan untuk dilakukan di masjid secara
berjamaah. Apabila seorang muslim melakukan shalat sehari semalam lima kali di
masjid secara berjamaah, maka ia telah melakukan silahturahmi atau kontak sosial
dengan tetangga atau sesamanya.
c. Membiasakan hidup bersih lahir-batin, sehat jasmani-rohani
Salah satu syarat mendirikan shalat adalah kebersihan dan kesucian, baik badan,
pakaian, maupun tempat shalat.
d. Sarana pembentukan kepribadian muslim
Dengan mendirikan shalat fardu, diharapkan seorang muslim dapat terbentuk
jiwanya sebagai pribadi yang memiliki sifat-sifat tawadu, pandai bersyukur, optimis,
tawakal, sabar, dan tabah dalam mengurangi kehidupan.
e. Peningkatan ketakwaan
Dengan mengucapkan dan mengahayati doa-doa pada waktu shalat berarti kita
selalu ingat kepada Allah. Dengan selalu zikir kepada Allah maka ketakwaan seorang
muslim akan meningkat.
f. Hikmah untuk bertaubat dari dosa
Dalam shalat, ada rukun pembacaan syahadah. Dengan ini , shalat mempunyai
hikmah sebagai taubat dari dosa-dosa yang dilakukan seorang mukmin. Dalam
kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat luput dari melakukan dosa, baik yang ia
sadari maupun tidak. Dengan demikian shalat yang dilakukan lima waktu sehari dapat
berfungsi sebagai pembersih dan penghapus dosa pelakunya.

7
2.6 Syarat shalat Fardu
Para ulama membagi syarat shalat menjadi dua macam, pertama syarat wajib, dan
yang ke dua syarat sah. Syarat wajib adalah syarat yang menyebabkan seseorang wajib
melaksanakan shalat. Sedangkan syarat sah adalah syarat yang menjadikan shalat
seseorang diterima secara syara’ di samping adanya kriteria lain seperti rukun.
A. Bahwa syarat-syarat wajib shalat adalah sebagai berikut:
1. Islam.
2. Baligh (dewasa).
Maka tidak wajib shalat atas anak-anak sampai ia mencapai dewasa.
Umur dewasa itu bisa di ketahui melalui salah satu tanda berikut:
a. Cukup berumur lima belas tahun.
b. Keluar mani.
c. Mimpi bersetubuh.
d. Mulai keluar darah haid bagi perempuan.
3. Berakal.
Tidak wajib shalat atas orang yang hilang akalnya, karena mabuk atau gila. Apabila
mabuknya itu disengaja maka tetap wajib mengerjakan shalat.
B. Syarat sah shalat adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui masuknya waktu shalat.

َ‫ق ٱلَّ ۡي ِل َوقُ ۡر َءانَ ۡٱلفَ ۡج ۖ ِر ِإ َّن قُ ۡر َءانَ ۡٱلفَ ۡج ِر َكان‬


ِ ‫س‬ َ ‫شمۡ ِس ِإلَ ٰى‬
َ ‫غ‬ َّ ‫وك ٱل‬ َّ ‫أَ ِق ِم ٱل‬
ِ ُ‫صلَ ٰوةَ ِل ُدل‬
٧٨ ‫َم ۡش ُهودٗ ا‬
Yang artinya “dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap
malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh, Sesungguhnya shalat subuh itu
disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al-Isra’:78).
2. Suci dari hadast kecil dan besar.

ِ ‫ٱغ ِسلُواْ ُو ُجو َه ُك ۡم َوأَ ۡي ِد َي ُك ۡم ِإلَى ۡٱل َم َرا ِف‬


‫ق‬ ۡ َ‫صلَ ٰو ِة ف‬ َّ ‫ٰ ََٰٓيأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ َٰٓواْ ِإذَا قُمۡ ت ُ ۡم ِإلَى ٱل‬
ْ‫ٱط َّه ُرو ِۚا‬
َّ َ‫س ُحواْ بِ ُر ُءو ِس ُك ۡم َوأَ ۡر ُجلَ ُك ۡم ِإلَى ۡٱل َكعۡ بَ ۡي ِۚ ِن َو ِإن ُكنت ُ ۡم ُجنُبٗ ا ف‬ َ ۡ‫َوٱم‬

8
Yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan
shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu
junub Maka mandilah, ...”(QS. Al-Maidah: 6).
Sabda Nabi SAW:
“Allah tidak akan menerima shalat seseorang diantara kamu apabila ia berhadas
hingga ia berwudu” (HR.Bukhori dan Muslim).
3. Suci badan, pakaian dan tempat dari najis.

َ ‫ص ٗل ۖى َو‬
َٰٓ ‫ع ِه ۡدنَا‬ َ ‫اس َوأَمۡ ٗنا َوٱت َّ ِخذُواْ ِمن َّمقَ ِام إِ ۡب ٰ َر ِهٔ َم ُم‬ َ ‫َوإِ ۡذ َجعَ ۡلنَا ۡٱلبَ ۡي‬
ِ َّ‫ت َمثَابَ ٗة ِللن‬
١٢٥ ‫س ُجو ِد‬ ُّ ‫لطآَٰئِ ِفينَ َو ۡٱل ٰعَ ِك ِفينَ َو‬
ُّ ‫ٱلر َّكعِ ٱل‬ َّ ‫ي ِل‬ َ ‫ِإلَ ٰ َٰٓى إِ ۡب ٰ َر ِهٔ َم َوإِ ۡس ٰ َم ِعي َل أَن‬
َ ِ‫ط ِه َرا َب ۡيت‬
Yang artinya "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang
i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".(QS. Al-Baqarah: 125).
4. Menutup aurat.
Auratnya orang laki-laki ialah antara pusar sampai lutut. Sedangkan auratnya
perempuan ialah seluruh badan kecuali kedua telapak tangan.

‫ٱش َربُواْ َو ََّل ت ُ ۡس ِرفُ َٰٓو ِۚاْ إِنَّهُۥ ََّل‬


ۡ ‫۞ ٰيَبَنِ َٰٓي َءا َد َم ُخذُواْ ِزينَت َ ُك ۡم ِعن َد ُك ِل َم ۡس ِج ٖد َو ُكلُواْ َو‬
٣١ َ‫ب ۡٱل ُم ۡس ِر ِفين‬ ُّ ‫يُ ِح‬
Yang artinya “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap
(memasuki) mesjid.” (QS. Al-A’raf:31).

5. Menghadap Kiblat.

‫ض ٰى َه ِۚا فَ َو ِل َو ۡج َه َك ش َۡط َر‬ َ ‫س َما َٰٓ ِۖء فَلَنُ َو ِليَنَّ َك قِ ۡبلَ ٗة تَ ۡر‬
َّ ‫ب َو ۡج ِه َك فِي ٱل‬ َ ُّ‫قَ ۡد ن ََر ٰى تَقَل‬
‫ب‬َ َ ‫ث َما ُكنت ُ ۡم فَ َولُّواْ ُو ُجو َه ُك ۡم ش َۡط َرهُۥَۗ َو ِإ َّن ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ۡٱل ِك ٰت‬ ُ ‫ۡٱل َم ۡس ِج ِد ۡٱل َح َر ِِۚام َو َح ۡي‬
َّ ‫لَيَعۡ لَ ُمونَ أَنَّهُ ۡٱل َح ُّق ِمن َّربِ ِه َۡۗم َو َما‬
َ ‫ٱَّللُ بِ ٰغَ ِف ٍل‬
١٤٤ َ‫ع َّما يَعۡ َملُون‬

9
Yang artinya “Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu
sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu
berada, Palingkanlah mukamu ke arahnya.” (QS. Al-Baqarah:144).
6. Niat.
2.7 Tata cara mempraktikkan shalat fardu baik sendirian, berjamaah, jama`, Qashar
atau jama` qashar.
A. Shalat fardu sendiri.
Pertama, suci dari hadas, baik hadas kecil maupun hadas besar. Hadas kecil
seperti buang air besar dan kecil, sementara hadas besar semisal keluar mani bagi
laki-laki. Selain itu, orang yang shalat mesti menggunakan pakaian yang suci dan
tubuhnya dipastikan tidak ada najis yang menempel.
1. Niat.

Tata cara pertama adalah melafalkan niat. Dalam membaca niat sholat bisa
dibaca dengan suara lirih atau dibaca dalam hati. Dianjurkan untuk tidak
mengucapkan niat dengan suara keras.
Untuk niat shalat wajib memiliki niat yang berbeda-beda. Berikut niat shalat
wajib:
a. Niat Shalat Subuh.
Bacaan Niat Shalat Subuh Latin:
“Usholli Fardlon Shubhi Rok’ataini Mustaqbilal Qiblati Adaa-an
Lillahi ta’aala”.
Yang artinya “Aku niat melakukan sholat fardu subuh 2 rakaat, sambil
menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta’ala”
b. Niat Shalat Dhuhur.
10
Bacaan Niat Shalat Dhuhur Latin:
“Usholli Fardlon dhuhri Arba’a Rok’aataim Mustaqbilal Qiblati Adaa-
an Lillahi ta’aala”
Yang artinya “Aku niat melakukan sholat fardu dhuhur 4 rakaat, sambil
menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta’ala”.
c. Niat Shalat Ashar.
Bacaan Niat Shalat Ashar Latin:
“Usholli Fardlol Ashri Arba’a Roka’aataim Mustaqbilal Qiblati Adaa-
an Lillahi ta’aala”.
Yang artinya “Aku niat melakukan sholat fardu ashar 4 rakaat, sambil
menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta’ala”.
d. Niat Shalat Maghrib.
Bacaan Niat Sholat Maghrib Latin:
“Usholli Fardlol Maghribi Tsalaatsa Roka’aataim Mustaqbilal Qiblati
Adaa-an Lillahi ta’aala”.
Yang artinya “Aku niat melakukan sholat fardu maghrib 3 rakaat,
sambil menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta’ala”.
e. Niat Shalat Isya.
Bacaan Niat Shalat Isya Latin:
“Usholli Fardlol I’syaa-i Arba’a Roka’aataim Mustaqbilal Qiblati
Adaa-an Lillahi ta’aala”.
Yang artinya “Aku niat melakukan sholat fardu isya 4 rakaat, sambil
menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta’ala”.
2. Takbiratul Ihrom.

11
Setelah membaca niat shalat kemudian dilanjutkan dengan membaca
takbiratul Ihram “Allahu Akbar”.
3. Membaca Doa Iftitah.

Setelah takbiratul ihram, Anda harus membaca doa iftitah.


Bacaan Doa Iftitah Latin:
“Allaahu akbaru kabiiraw walhamdu lilaahi katsiran, wa subhaanallaahi
bukrataw wa’ashiila, innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati
wal ardha haniifam muslimaw wamaa anaa minal musyrikiina. Inna
shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi Rabbil ‘aalamiina.
Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiina.”.
Yang artinya “Allah maha besar dengan sebesar besarnya. Segala puji
yang sebanyak banyaknya bagi Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan
petang hari. Aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang telah
menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan
diri, dan aku bukanlah termasuk orang orang yang menyekutukanNya.
Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah kepunyaan
Allah, Tuhan semesta alam, yang tiada satu pun sekutu bagiNya. Dengan
semua itulah aku diperintahkan dan aku adalah termasuk orang orang yang
berserah diri.”.

12
4. Membaca Surah Al-Fatihah.

Setelah membaca doa iftitah, kemudian dilanjutkan dengan membaca


surah Al-Fatihah.

‫ ٰ َم ِل ِك‬٣ ‫ٱلر ِح ِيم‬ َّ ٢ َ‫ب ۡٱل ٰ َعلَ ِمين‬


َّ ‫ٱلر ۡح ٰ َم ِن‬ ِ ‫َّلل َر‬ ِ َّ ِ ‫ ۡٱل َحمۡ ُد‬١ ‫ٱلر ِح ِيم‬ َّ ‫ٱلر ۡح ٰ َم ِن‬ ِ َّ ‫ِب ۡس ِم‬
َّ ‫ٱَّلل‬
َ ‫ص ٰ َر‬ ۡ َ ‫ٱلص ٰ َر‬ ۡ ٥ ‫ين‬
‫ط‬ ِ ٦ ‫يم‬ َ ‫ط ٱل ُم ۡستَ ِق‬ ِ ‫ٱه ِدنَا‬ ُ ‫َّاك ن َۡستَ ِع‬ َ ‫َّاك نَعۡ بُ ُد َو ِإي‬
َ ‫ ِإي‬٤ ‫ِين‬ ِ ‫يَ ۡو ِم ٱلد‬
َّ ‫علَ ۡي ِه ۡم َو ََّل ٱل‬
٧ َ‫ضا َٰٓ ِلين‬ َ ‫ب‬ ِ ‫ضو‬ ُ ‫علَ ۡي ِه ۡم غ َۡي ِر ۡٱل َم ۡغ‬
َ ‫ت‬َ ۡ‫ٱلَّذِينَ أَ ۡنعَم‬
Yang artinya “Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, Yang Maha
Pengasih, Lago Maha Penyayang, Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada
Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon
pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus (yaitu) jalan orang-orang
yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang
dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”.

5. Membaca salah satu surah yang ada di Al Qur’an.


Setelah membaca surat Al Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan membaca
Ayat Pada Al-Quran. Sangat disarankan membaca Surah-Surah pendek
seperti Surat Al Ikhlas, Al ‘Asr, dan An Nasr.

13
6. Ruku.

Membaca doa ketika ruku, bacaan doa ruku dibaca sebanyak 3 kali.
Bacaan doa ruku latin:
“Subhaana robbiyal ‘adhiimi wabihamdih.”.
Yang artinya “Mahasuci Tuhanku yang Maha agung dan segala puji bagi-
Nya.”.
7. I’tidal.

Setelah ruku kemudian bangkit dari ruku dengan membaca


“SAMI’ALLOOHU LIMAN HAMIDAH”.
Kemudian setelah posisi berdiri membaca bacaan berikut, Bacaan ini
diriwayatkan oleh Imam Muslim dengan huruf latin:
“Rabbanaa Lakal Hamdu Mil’us Samaawati Wa Mil’ul Ardhi Wa Mil
‘Umaasyi’ta Min Syai’in Ba’du.”
Yang artinya “Wahai Tuhan kami, segala puji bagiMu, sepenuh langit dan
sepenuh bumi dan sepenuh apa-apa yang Engkau kehendaki setelah itu.”

14
8. Sujud Pertama.

Turun setelah membaca Iktidal, kemudian membaca takbir (Allahu akbar).


Lalu dilanjutkan dengan melakukan sujud.
Ketika sujud membaca doa sujud, bacaan doa sujud dibaca sebanyak 3 kali.
Bacaan doa sujud latin:
“Subhaana robbiyal ‘a’la wabihamdih”
Yang artinya “Mahasuci Tuhanku yang Maha tinggi dan segala puji bagi-
Nya.”.
9. Duduk Iftirasy atau diantara dua sujud.

Bacaan Duduk Iftirasy latin:


“Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa
‘aafinii wa’fu ‘annii.”
Yang artinya “Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah aku,
angkatlah derajatku, berikanlah rejeki kepadaku, berikanlah petunjuk
kepadaku, berilah kesehatan kepadaku dan ampunilah aku.”.

15
10. Sujud kedua.

Setelah selesai membaca bacaan duduk iftirasy, kemudian membaca takbir


(Allahu akbar). Lalu dilanjutkan dengan melakukan sujud kedua.
Ketika sujud kedua membaca doa sujud, bacaan doa sujud dibaca sebanyak
3 kali.
Bacaan doa sujud latin:
“Subhaana robbiyal ‘a’la wabihamdih”
Yang artinya “Mahasuci Tuhanku yang Maha tinggi dan segala puji bagi-
Nya.”.

Setelah sujud kedua, kemudian bangkit dan membaca Takbiratul Ihrom


“Allahu Akbar” untuk bangkit berdiri untuk melanjutkan ke rakaat
berikutnya.
Untuk bacaan pada rakaat kedua dan seterusnya adalah sama, hanya tidak
perlu membaca “Doa Iftitah”.
Pada sholat yang memiliki rakaat lebih dari 2, seperti sholat dhuhur, asyar,
maghrib dan isya, setelah selesai melakukan sujud kedua pada rakaat kedua
dilanjutkan dengan “Duduk Tasyahud Awal”.
Sedangkan untuk sholat subuh yang hanya memiliki 2 rakaat, setelah sujud
kedua pada rakaat kedua, maka dilanjutkan dengan “Duduk Tasyahud
Akhir”.

16
11. Duduk Tasyahud Awal.

Bacaan Duduk Tasyahud Awal latin:


“At-tahiyyaatul mubaarakatush shalawaatuth thayyibaatulillaahi.
Assalaamu ‘alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuhu.
Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish-shaalihiina. Asyhadu an laa
ilaaha illallaahu wa asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaahi”.
Yang artinya “Segala kehormatan, keberkahan, rahmat dan keselamatan,
serta kebaikan hanyalah kepunyaan Allah. Keselamatan, rahmat dan
berkah dari Allah semoga tetap tercurah atasmu, wahai Nabi
(Muhammad). Keselamatan, rahmat dan berkah dari Allah semoga juga
tercurah atas kami, dan juga atas seluruh hamba Allah yang sholeh. Aku
bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah
utusan Allah.”

Pada shalat yang memiliki rakaat lebih dari 2, seperti shalat dhuhur, asyar,
maghrib dan isya, setelah selesai melakukan “Duduk Tasyahud Awal” maka
bangkit untuk melanjutkan ke rakaat berikutnya.
12. Duduk Tawaruk atau Tasyahud Akhir.

17
Setelah sujud kedua pada rakaat terakhir, maka dilanjutkan dengan
melakukan Duduk Tasyahud Akhir.

Bacaan duduk tasyahud akhir


Pada bacaan duduk tasyahud akhir sama dengan bacaan ketika duduk
tasyahud awal. Hanya pada bacaan duduk tasyahud akhir ditambahkan
dengan membaca “Sholawat Atas Nabi” setelah membaca bacaan tasyahud.
Bacaan sholawat nabi latin:
“Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa
sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali
muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka
hamiidummajiid”.
Yang artinya “Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan untuk Nabi
Muhammad. Dan juga limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada
keluarga Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat dan
keselamatan kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim. Limpahkanlah
keberkahan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad,
sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan kepada Ibrahim dan
kepada keluarga Ibrahim. Di seluruh alam semesta, sesungguhnya Engkau
adalah Maha Terpuji lagi Maha Agung.”

18
13. Salam.

Setelah membaca sholawat nbi, maka dilanjutkan dengan mengucapkan


Salam ketika menoleh ke kanan dan ke kiri.

Bacaan Salam latin:


“Assalaamu Alaikum Wa Rahmatullah”
Yang artinya “Semoga keselamatan dan rahmat Allah dilimpahkan
kepadamu.”

Semua tata cara shalat harus dikerjakan secara berurutan dengan benar. Jika
tidak, maka shalat yang dilakukan hukumnya menjadi tidak sah. Oleh
karena itu, Anda harus benar-benar mempelajari bacaan sholat dengan
sebaik-baiknya dan melafalkan bacaan sholat sesuai dengan tajwidnya.
Semua bacaan sholat hendaknya dilafalkan dengan sebaik-baiknya. Anda
tidak boleh terburu-buru ketika membacanya.
Jika Anda terburu-buru dalam membacanya, maka bacaan Anda pun akan
menjadi berantakan. Bagaimana jadinya kalau Anda berkomunikasi dengan
Allah, namun Anda sendiri merasa tergesa-gesa.
B. Shalat fardu berjamaah
Salat berjamaah (Arab: ‫ الجماعة صالة‬Sholatul jama'ah) merujuk pada
aktivitas salat yang dilakukan secara bersama-sama. Salat ini dilakukan oleh
minimal dua orang dengan salah seorang menjadi imam (pemimpin) dan yang
lainnya menjadi makmum.

19
Sebelum mulai membahas tata cara sholat berjamaah, perlu dijelaskan
kembali bahwa sholat jamaah terdiri dari imam dan makmum. Imam adalah
seseorang yang memimpin sholat berjamaah.
Sementara itu, makmum adalah mereka yang mengikuti sholat di belakang
imam. Seorang makmum tidak boleh mendahului gerakan dan bacaan Imam, dan
harus suci dari hadats besar maupun kecil sama seperti seorang Imam.

1. Kriteria pemilihan imam.


Syarat-syarat penunjukan seorang imam ialah seorang muslim, akil,
baligh, laki-laki (khusus untuk imam di masjid), ahli Al-Quran, dan suci
dari hadats besar maupun kecil.
Kriteria pemilihan Imam salat tergambar dalam hadits Nabi Muhammad
S.A.W. yang diriwayatkan oleh Abu Mas'ud Al-Badri:
"Yang boleh mengimami kaum itu adalah orang yang paling pandai di
antara mereka dalam memahami kitab Allah (Al Qur'an) dan yang paling
banyak bacaannya di antara mereka. Jika pemahaman mereka terhadap
Al-Qur'an sama, maka yang paling dahulu di antara mereka hijrahnya (
yang paling dahulu taatnya kepada agama). Jika hijrah (ketaatan) mereka
sama, maka yang paling tua umurnya di antara mereka".
2. Posisi salat jamaah
Dalam salat jamaah Muslim diharuskan mengikuti apa yang telah
Nabi Muhammad ajarkan, yaitu dengan merapatkan barisan, antara bahu,
lutut dan tumit saling bertemu, dilarang saling renggang (berjauhan) antara
yang lain.

20
Berikut adalah keterangan bagaimana salat berjamaah, sesuai
beberapa dalil hadits-hadits yang shahih, beserta infografik yang terdapat
pada sebelah kanan:
a. Dua orang pria, posisi imam sejajar dengan makmum.
b. Tiga orang pria atau lebih, imam paling depan dan makmum berjajar
di belakang imam.
c. Satu orang pria dan satu wanita, imam paling depan, makmum wanita
persis di belakangnya.
d. Dua orang pria dan satu wanita atau lebih, imam sejajar dengan
makmum pria, sedangkan makmum wanita di belakang tengah antara
imam dan makmum pria.
e. Dua orang wanita, posisi imam wanita sejajar dengan makmum.
f. Tiga orang wanita atau lebih, imam wanita ditengah shaf sejajar
dengan makmum wanita.

21
g. Beberapa pria dan wanita, imam paling depan, shaf kedua makmum
pria dan shaf ketiga makmum wanita.
h. Bila ada anak-anak, maka mereka ditempatkan ditengah antara shaf
makmum pria dan shaf makmum wanita.
3. Jamaah wanita di dalam masjid.
Wanita diperbolehkan hadir berjama'ah di masjid dengan syarat
harus menjauhi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya syahwat
ataupun fitnah. Baik karena perhiasan atau harum-haruman yang
dipakainya.
a. Kaum wanita dilarang menggunakan parfum atau wewangian.
b. Salat dirumah lebih utama bagi kaum wanita.
c. Para pria dilarang untuk melarang para wanita yang ingin salat di
masjid.
Selanjutnya, tata cara sholat berjamaah umumnya memiliki urutan sama
seperti sholat munfarid (sendiri). Bedanya terdapat pada tata cara makmum dalam
mengikuti gerakan dan bacaan imam. Selebihnya, urutan sholat berjamaah sama
dengan sholat munfarid.
4. Niat Sholat Berjamaah.
Tata cara sholat berjamaah yang paling utama dan paling penting
adalah membaca niat sholat berjamaah. Sebelum melakukan sholat
berjamaah, baik imam dan makmum harus membaca niat sholat berjamaah
yaitu sebelum takbiratul ikhram, untuk niat sama seperti niat sholat pada
umumnya, hanya bedanya untuk Imam ditambahkan kata “imaamaa”
sedangkan untuk makmum ditambahkan kata “ma'muuman”. Berikut ini
adalah niat sholat berjamah yang harus dibaca oleh imam, contoh sholat
dhuhur:
“Ushollii fardhosh dhuhri arba'a raka'aatim mustaqbilal qiblati adaa-an
imaamaa lillaahi ta'aala.”
Bacaan niat sholat berjamaah bagi makmum:
“Ushollii fardhosh dhuhri arba'a raka'aatim mustaqbilal qiblati adaa-an
ma'muuman lillaahi ta'aala.”.

22
5. Mengikuti Gerakan Imam.
Karena shalat berjamaah dipimpin imam, maka makmum wajib
mengikuti seluruh gerakan imam. Shalat berjamaah bisa jadi batal jika
makmum tidak mengikuti gerakan imam. Contohnya, ketika imam sujud,
makmum kemudian mengikuti gerakan sujud beserta bacaan doanya.
6. Mengetahui Gerakan Imam.
Makmum harus mengetahui setiap gerakan imam. Jika makmum
berada jauh dari imam, dia harus memastikan bahwa dia bisa mengetahui
gerakan imam. Supaya dia tidak ketinggalan dan terlambat.
C. Shalat Jama`, Qashar atau Jama` Qashar
1. Shalat Jamak
Salat Jamak yaitu salat yang dilaksanakan dengan mengumpulkan
dua salat wajib dalam satu waktu, seperti salat Zuhur dengan Asar dan salat
Magrib dengan salat Isya (khusus dalam perjalanan). Adapun pasangan
salat yang bisa dijamak adalah salat Dzuhur dengan Ashar atau salat
Maghrib dengan Isya. Shalat jamak dibedakan menjadi dua tipe yakni:

a. Jama' Taqdim penggabungan pelaksanaan dua salat dalam satu waktu


dengan cara memajukan salat yang belum masuk waktu ke dalam salat
yang telah masuk waktunya (seperti penggabungan pelaksanaan salat
Asar dengan salat Zuhur pada waktu salat Zuhur atau pelaksanaan salat
Isya dengan salat Magrib pada waktu salat Magrib).

Niat sholat jamak taqdim dzuhur dan ashar (Dilakukan saat waktu
dzuhur).
“Ushollii fardlozh zhuhri arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al ashri
adaa-an lillaahi ta’aalaa.”
Yang artinya “Aku sengaja sholat fardu dhuhur empat rakaat yang
dijama’ dengan Ashar, fardu karena Allah Ta’aala”.
Setelah selesai sholat dzuhur, langsung dilanjut sholat ashar dengan
bacaan niat:

23
“Ushollii fardlozh ashri arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al dzuhri
adaa-an lillaahi ta’aalaa.”
Yang artinya “Aku berniat sholat ashar empat rakaat dijama’ dengan
dhuhur, fardhu karena Allah Ta’aala”.

Niat sholat Jamak Taqdim Maghrib dan Isya’ (Dilakukan saat waktu
maghrib)
“Ushollii fardlozh maghribi thalaatha raka’aatin majmuu’an ma’al
‘isyaa’i jam’a taqdiimin adaa-an lillaahi ta’aalaa.”
Yang artinya “Aku sengaja sholat fardu maghrib tiga rakaat yang
dijama’ dengan isyak, dengan jama’ taqdim, fardu karena Allah
Ta’aala.”
Setelah selesai sholat maghrib, langsung dilanjut sholat isya’ dengan
bacaan niat:
"Ushollii fardlozh ‘isyaa’i arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al
maghiribi jam’a taqdiimin adaa-an lillaahi ta’aalaa.”

Yang artinya “Aku berniat sholat isyak empat rakaat dijamak dengan
magrib, dengan jama’ taqdim, fardhu karena Allah Ta’aala.”

b. Jama' Ta'khir penggabungan pelaksanaan dua salat dalam satu waktu


dengan cara mengundurkan salat yang sudah masuk waktu ke dalam
waktu salat yang berikutnya (seperti penggabungan pelaksanaan salat
Zuhur dengan salat Asar pada waktu salat Asar, atau pelaksanaan salat
Magrib dengan salat Isya pada waktu salat Isya).

Niat sholat Jamak Takhir Dzuhur dan Ashar


“Ushollii fardlozh zhuhri arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al ashri
adaa-an lillaahi ta’aalaa.”
Yang artinya “Aku sengaja sholat fardu dhuhur empat rakaat yang
dijama’ dengan Ashar, fardu karena Allah Ta’aala.”

24
Setelah selesai sholat dzuhur, langsung dilanjut sholat ashar dengan
bacaan niat:
“Ushollii fardlol ‘ashri arba’a raka’aatin majmuu’an ma’azh zhuhri
adaa-an lillaahi ta’aalaa.”
Yang artinya “Aku sengaja sholat fardu Ashar empat rakaat yang
dijama’ dengan dhuhur, fardu karena Allah Ta’aala”

Niat sholat Jamak takhir Maghrib dan Isya’


“Ushollii fardlozh maghribi thalaatha raka’aatin majmuu’an ma’al
‘isyaa’i Jam’a ta-khiirinin adaa-an lillaahi ta’aalaa.”
Yang artinya “Aku sengaja sholat fardu maghrib tiga rakaat yang
dijama’ dengan isyak, dengan jama’ takhir, fardu karena Allah
Ta’aala.”
Setelah selesai sholat maghrib, langsung dilanjut sholat isya’ dengan
bacaan niat:

“Ushollii fardlozh ‘isyaa’i arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al


magribi Jam’a ta-khiirinin adaa-an lillaahi ta’aalaa.”
Yang artinya “Aku berniat sholat isya’ empat rakaat yang dijama’
dengan magrib, dengan jama’ takhir, fardhu karena Allah Ta’aala.”
2. Sholat Qashar
Berbeda dengan shalat jamak yang menggabungkan, shalat qashar
artinya meringkas. Rukhsah shalat qasar ialah meringkas empat rakaat
menjadi dua rakaat. Contoh, shalat dzuhur dikerjakan dua rakaat,
begitupun shalat ashar dan isya. INGAT: hanya shalat dengan jumlah
empat rakaat yang boleh di qasar. Maka dari itu, anda tidak diperbolehkan
meng qasar shalat subuh dan maghrib.
Allah berfirman dalam al Qur’an surat An Nisa ayat 101:

‫صلَ ٰوةِ ِإ ۡن ِخ ۡفت ُ ۡم‬ ُ ‫علَ ۡي ُك ۡم ُجنَا ٌح أَن تَ ۡق‬


َّ ‫ص ُرواْ ِمنَ ٱل‬ َ ‫ض فَلَ ۡي‬
َ ‫س‬ ِ ‫ض َر ۡبت ُ ۡم فِي ۡٱۡل َ ۡر‬ َ ‫َو ِإ َذا‬
ِۚ
َ ‫أَن يَ ۡفتِنَ ُك ُم ٱلَّذِينَ َكفَ ُر َٰٓواْ ِإ َّن ۡٱل ٰ َك ِف ِرينَ َكانُواْ لَ ُك ۡم‬
١٠١ ‫عد ُٗوا ُّمبِ ٗينا‬
25
Yang artinya “Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidak
mengapa kamu menqashar shalatmu, jika kamu takut diserang orang-orang
kafir, sesungguhnya orang-orang kafir itu musuh yang nyata bagimu,”
Q.S.(An Nisa: 101).

Niat sholat qashar:


“Usholli farduzh dzuhri qasran rok’ataini lillahi ta’ala”
Yang artinya “Niat shalat fardhu dzuhur secara qashar dua rakaat karena
Allah”.
3. Shalat Jamak Qashar.
Betapa murahnya Allah S.W.T. Selain memperbolehkan hambanya
menjamak atau mengqashar ibadah shalatnya. Allah juga mengizinkan kita
untuk mengerjakan shalat jamak qashar, yakni digabung dan diringkas.
Artinya anda mengerjakan 2 shalat fardu dalam satu waktu dan juga
meringkasnya. Shalat jamak qashar bisa dilakukan secara takdim maupun
takhir. Lafadzkan niat shalat jamak qashar sebagai berikut:

Niat sholat qashar dan jamak taqdim


"Ushallii fardhazh zhuhri rak’ataini qashran majmuu’an ilaihil ‘ashru
adaa’an lillaahi ta’aalaa."
Yang artinya "Aku berniat sholat fardhu zhuhur dua rakaat, qashar,
dengan menjamak ashar kepadanya, karena Allah ta’ala."

Niat sholat qashar dan jamak ta’khir:


"Ushallii fardhal ‘ashri rak’ataini qashran majmuu’an ilazh zhuhri
adaa’an lillaahi ta’aalaa."
Yang artinya "aku berniat sholat fardhua shar dua rakaat, qashar, dengan
menjamaknya kepada zhuhur, karena Allah ta’ala."
4. Syarat-Syarat Sah Shalat Jamak, Qasar dan Jamak Qashar.
Shalat jamak dan qashar memang diperuntukan bagi ummat muslim
yang sedang melakukan perjalanan jauh atau karena halangan lain

26
sehingga tidak dapat mengerjakan shalat fardu tepat pada waktunya. Hal
ini meliputi:
a. Melakukan perjalanan jauh minimal 81 kilometer (sesuai kesepakatan
para ulama).
b. Perjalanan tidak bertujuan untuk hal negatif atau berbuat dosa.
c. Sedang dalam keadaan bahaya, hujan lebat disertai angin kencang,
perang atau bencana lainnya.

27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Shalat menurut bahasa adalah do’a. Sedangkan menurut terminologi Syara’ adalah
sekumpulan ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam
dengan disertai beberapa syarat dan rukun yang sudah ditentukan. Adapun dasar hukumnya
termaktub dalam QS.An-Nisa’ 3 : 103)
Dalam shalat terdapat syarat-syarat wajib yaitu: Islam, Baligh dan Berakal. Ada
pula syarat sah shalat yaitu: Mengetahui masuknya waktu shalat, Suci dari hadast kecil dan
besar, Suci badan, pakaian dan tempat dari najis, Menutup aurat, Menghadap kiblat dan
Niat.
Selain adanya syarat, ada pula rukun-rukun dalam shalat, yaitu: Niat, Berdiri bagi
orang yang kuasa, Takbirotul ikhrom, Membaca al-Fatihah, Ruku’ dan tuma’ninah, I’tidal
dan tuma’ninah, Sujud dan tuma’ninah, Duduk diantara dua sujud dan tuma’ninah, Duduk
akhir, Membaca tahiyat, Membaca sholawat nabi, Membaca salam dan Tertib.
3.2 Kata Penutup
Demikianlah yang dapat penulis dapat sampaikan mengenai materi yang menjadi
pembahasan dalam makalah ini. Tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena
terbatasnya pengetahuan atau referensi yang penulis peroleh. Hubungannya dengan
makalah ini penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Aamiin.

28
Daftar Pustaka
http://baihaqi-annizar.blogspot.com/2015/01/sholat-fardhu.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Jamak
https://toskomi.com/2017/01/19/tata-cara-shalat-jamak-qashar-jamak-qashar-lengkap/
https://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Fardu
https://wisatanabawi.com/bacaan-sholat/

29

Anda mungkin juga menyukai