Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH NAHWU TSALIS

Isim Mamnu’ Minashsharf


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Nahwu Tsalis
Dosen pengampu: Dr. Aceng Rahmat, M.Pd. dan Dr. Chakam Failasuf, M.Pd.

Disusun oleh :
Fathia Aulia Azmi 1205620059
Luqman Hakim 1205620044
Ghaza Al Kindy 1205620062

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah subhaanahu wata’ala atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 03 Oktober 2022

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
A. Macam-Macam Isim Mamnu’ Minashsharf
B. Hukum Isim Mamnu’ Minashsharf
C. Contoh-contoh Kalimat Isim Mamnu' Minashsharf .........................................................

BAB III
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kalimat yang sempurna biasanya tersusun dari subjek, predikat, dan objek. Begitu
pula di dalam bahasa Arab. Susunan tata bahasa dalam bahasa Arab dikaji dalam ilmu
nahwu.
Kajian dalam ilmu nahwu sangat luas, terdapat pembagian kata dalam bahasa Arab
yang terdiri dari isim, fi'il, dan huruf. Ketiga pembagian kata tersebut memiliki
subbahasannya masing-masing.
Isim adalah istilah untuk kata benda dalam bahasa Arab. Pada umumnya, setiap isim
yang tidak diberi (‫)ال‬, maka akan berharakat tanwin. Namun, terdapat isim yang tidak
boleh berharakat tanwin. Isim tersebut dikenal dengan isim mamnu' minash sharf. Isim
mamnu' minash sharf bisa berbentuk isim, isim 'alam, dan sifat.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa saja macam-macam isim mamnu' minash sharf?
2. Bagaimana hukum isim mamnu'minash sharf?
3. Bagaimana contoh-contoh kalimat menggunakan isim mamnu' minash sharf?

C. Tujuan
1. Megetahui macam-macam isim mamnu' minash sharf.
2. Mengetahui hukum isim mamnu' minash sharf.
3. Mengetahui contoh-contoh kalimat yang menggunakan isim mamnu' minash sharf.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Macam-Macam Isim Mamnu’ Minashsharf


Mamnu’ min ash-shorf adalah istilah dalam bahasa arab yang digunakan untuk isim-
isim yang tidak boleh bertanwin, baik kasratain, dhommatain ataupun fathatain.
Secara garis besar, mamnu’ min ash-shorf terbagi menjadi dua bagian, yaitu mamnu’
li ‘illah wahidah (tidak boleh ditanwinkan karena satu sebab) dan mamnu’ li illatain au aktsar
(tidak boleh ditanwinkan karena dua sebab atau lebih).
1. Mamnu’ li illatin wahidah
Terdapat beberapa macam yang masuk ke dalam jenis mamnu’ li’illah wahidah
(tidak boleh ditanwinkan karena satu sebab), yaitu shiyag muntaha al-jumu’, ismu al-
maqshur dan ismu al-mamdud.
A. Shigah muntaha al-jumu’ (‫ )صيغة المنتهى الجموع‬adalah setiap jamak taksir yang
diakhiri dengan alif dan setelahnya dua atau tiga huruf. Jika setelahnya dua huruf,
maka tidak ada syarat lain, namun jika setelahnya terdiri dari tiga huruf, maka
syaratnya huruf tengahnya harus sakin (berharakat sukun/mati).
Adapun shighah muntaha al-jumu’ terbagi menjadi tujuh wazan sebagaimana
berikut:
1- afaa’il (‫ )أفاعل‬misalnya ‫أفاضل‬
2- fa’aail (‫ )فعائل‬misalnya ‫رسائل‬
3- mafaa’il (‫ )مفاعل‬misalnya ‫مدارس‬
4- afaa’iil (‫ )أفاعيل‬misalnya ‫أناشيد‬
5- mafaa’iil (‫ )مفاعيل‬misalnya ‫مفاتيح‬
6- fawaa’iil (‫ )فواعيل‬misalnya ‫شوارع‬
7- fa’aaliil (‫ )فعاليل‬misalnya ‫عصافير‬
B. Jika diakhiri dengan alif at-ta’nits al-maqshurah, contohnya adalah: ،‫ نجوى‬،‫سلوى‬
‫ سلمى‬،‫عطشى‬، dll.
C. jika diakhiri dengan alif at-ta’nits al-mamdudah, contohnya adalah: ،‫ حضراء‬،‫زهراء‬
‫ حسناء‬،‫ حمراء‬،‫صحراء‬, dll.
D. Ismu al-maqshurah dan ismu al-mamdudah yang menjadi mamnu’ min ash-shorf
adalah yang huruf alifnya bukanlah huruf asli, melainkan hanya tambahan saja.
Contoh alif at-ta’nits al-maqshurah dan alif at-ta’nits al-mamdudah yang tidak
mamnu’ min ash-shorf karena alifnya huruf asli dan bukan tambahan adalah: ،‫فتى‬
‫ مستشفى‬،‫عصا‬، dan ‫ رجاء‬،‫ سماء‬،‫بناء‬.

2. Mamnu’ li ‘illatain
Adapun mamnu’li ‘illatain adalah ketika suatu kata tidak boleh ditanwinkan dengan
dua sebab atau lebih. Secara umum, terbagi menjadi dua, yaitu ketia ia berbentuk sifat
atau nama.
Sifat
1- jika berbentuk wazan fa’laan (‫ )فعالن‬contohnya ‫ شبعان‬،‫ غضبان‬،‫ سكران‬،‫عطشان‬, dll.
2- jika berbentuk wazan af’al (‫ )أفعل‬misalnya ‫ أفضل‬،‫ أكثر‬،‫ أكبر‬،‫ أحمر‬،‫ أحضر‬dll.
3- bilangan dari satu sampai sepuluh yang berbentuk wazan fu’aal (‫ )فعال‬contohnya ‫ثالث‬
‫ مثنى‬،‫ موحد‬،‫ عشار‬،‫ خماس‬،‫رباع‬.
4- kata ukhor (‫ )أخر‬bentuk jamak dari ukhraa (‫ )أخرى‬juga mamnu’ min ash-shorf.
Nama
1- seluruh nama perempuan, baik yang diakhiri ta marbuthah ataupun tidak. Contohnya
‫ معاوية‬،‫ زينب‬،‫ سعاد‬،‫فاطمة‬.
Namun sebagai catatan, bahwa jika nama muannats (perempuan) jika tengahnya sukun
maka boleh menjadi mamnu’ ataupun tidak, misalnya ‫ رعد‬،‫ مصر‬،‫هند‬.
2- jika nama a’jami (non-arab), contohnya ‫ يوسف‬،‫ يعقوب‬،‫ رمسيس‬،‫إبراهيم‬. Namun jika nama
a’jami terdiri dari tiga huruf dan tengahnya sukun, maka boleh ditanwinkan sebagaimana
biasa, seperti ‫ فام‬،‫ لوط‬،‫نوح‬.
3- jika nama tempat terdiri dari dua kata yang digabung menjadi satu, dalam bahasa arab
disebut tarkib mazji (‫)تركيب مزجي‬. Contohnya: ‫ حضرموت‬،‫ بعلبك‬،‫ نيويورك‬،‫بورسعيد‬.
4- jika nama yang diakhiri dengan alif dab nun, seperti ‫ سليمان‬،‫ مروان‬،‫ عثمان‬dll.
5- jika nama yang berbentuk wazan fi’il (kata kerja) contohnya ‫ يثرب‬،‫ يزيد‬،‫أحمد‬.
6- jika nama berwazan fual (‫ )ف َُعل‬misalnya ‫ جحا‬،‫ قزح‬،‫ زحل‬،‫عمر‬.

B. Hukum Isim Mamnu’ Minash Sharf


Hukum isim ghairu munsharif atau mambu minash Sharf pada asalnya yaitu isim
(khususnya isim mufrad dan jama' taksir) tanda jar-nya adalah dengan kasrah, serta
berakhiran tanwin jika tidak ada 'al' ( ‫ ) ال‬dan bukan sebagai mudhaf.
َ ‫ ِمن‬, ‫ َول ٌد‬.
Contoh: ‫أح ٍد‬

Namun, ada isim yang 'menyimpang' dari kaidah asal ini. Isim tersebut memiliki
karakteristik:
● Jar dengan tanda fathah, kecuali jika ada 'al' atau sebagai mudhaf.
Tidak boleh ditanwin.
Isim yang memiliki karakteristik seperti di atas dinamakan al-mamnu' minash-sharfi ( ‫الممنوع من‬
‫ ) الصرف‬atau isim ghair al-munsharif ( ‫ ) االسم غير المنصرف‬atau isim alladzi la yansharif ( ‫االسم الذي ال‬
‫) ينصرف‬.

Berikut ini kata-kata yang termasuk kategori al-mamnu' minash-sharf.


Nama, yang tidak bisa ditanwin adalah:
Nama perempuan (termasuk nama laki-laki yang berakhiran ‫) ة‬.
ِ .
Contoh: ‫ زيْنب‬, ‫ ُم َعاويَة‬, ‫فاط َمة‬

Khusus untuk nama perempuan yang terdiri dari 3 huruf dan huruf keduanya sukun, maka
"boleh" ditanwin. Contohnya adalah ‫ ِهن ٌد‬dan ‫ ِم ْصر‬.
Nama a'jam (non-Arab), contoh: ‫اهيم‬ ِ ‫ إبْ َر‬dan ‫ يَ ْعقوب‬.
Nama yang asalnya merupakan susunan atau gabungan kata, yang artinya sudah berbeda atau
tidak berkaitan langsung dengan kata penyusunnya. Contohnya adalah ‫ضر َم ْوت‬ َ ‫ َح‬yang
merupakan gabungan dari ‫ َحضر‬dan ‫ َم ْوت‬. Mirip seperti kalau di Jawa ada daerah yang namanya
Banyuwangi, yang berasal dari kata banyu (air) + wangi.
Nama yang berakhiran alif + nun. Contoh ‫لمان‬ َ ‫ َس‬dan ‫ثمان‬ َ ‫ع‬ُ .
Nama dengan wazan (pola) yang sama dengan fi'il. Contoh ‫ يَثرب‬dan ‫أح َمد‬ ْ .
Nama dengan wazan ‫فعل‬ َ (fu'alu). Contoh ‫ر‬‫م‬َ ُ‫ع‬ dan ‫ل‬‫ح‬ ‫ز‬
َ ُ .
Sifat, yang tidak bisa ditanwin adalah:
Sifat dengan wazan ‫فعالن‬ ْ (fa'lanu).
Contoh
‫( غضبَان‬sangat marah).
‫عان‬َ ‫( َج ْو‬sangat lapar).

Sifat dengan wazan ‫أفعل‬َ (af'alu).


Contoh ‫أح َمر‬
ْ (merah) dan ‫( أكبَر‬besar).

Sifat yang dibentuk dari bilangan antara 1 sampai 10 yang wazannya ‫فعال‬ َ (fu'al) dan ‫فعل‬
َ ‫َم‬
(maf'al).
Contohnya:
Kata ‫( أخر‬ukharu = lainnya) yang merupakan bentuk jama' dari ‫أخرى‬
َ (ukhra).

Kata dengan wazan sighah muntahal-jumu', yaitu jama' taksir yang memiliki wazan - ‫أفاعل‬ ِ
‫فعالِيْل‬ ِ ‫فو‬
َ - ‫اعل‬ َ - ‫فاعيْل‬ ِ ‫ َم‬- ‫فعاِئل‬
ِ ‫ َم‬- ‫فاعل‬ ِ .
َ - ‫أفاعيْل‬
Contoh : ‫ عصافير‬- ‫ شوارع‬- ‫ مفاتيح‬- ‫ مدارس‬- ‫ رسائل‬- ‫ أناشيد‬- ‫ أفاضل‬.
Kata yang berakhiran alif ta'nits maqshurah, yaitu alif maqshurah yang ditambahkan di akhir
kata sebagai penanda muannats (perempuan). Pada banyak kata, alif maqshurah ditulis dengan
ya' tanpa titik atau diistilahkan juga dengan alif bengkok.
َ ‫ ِذ‬- ‫طشى‬
Contoh : ‫كرى‬ َ ‫ع‬َ - ‫لى‬
َ ْ‫حب‬.
ُ

Jika alif maqshurah-nya bukan sebagai penanda muannats maka kata tersebut tidak termasuk
al-mamnu' minash-sharf sehingga bisa ditanwin.

Contoh ‫فتى‬
ً (pemuda) dan ‫( ُه ًدى‬petunjuk).

Kata yang berakhiran alif ta'nits mamdudah, yaitu alif mamdudah ( ‫ ) اء‬yang ditambahkan
sebagai penanda muannats atau jama'.

Contoh: ‫أص ِدقاء‬


ْ (teman-teman) dan ‫( َح ْم َراء‬merah).

Tidak termasuk al-mamnu' minash-sharf jika:


(1) Hamzah akhirnya adalah huruf asli penyusun kata tersebut, bukan sebagai tambahan.
Contoh ٌ‫ إنشاء‬dan ٌ‫ اِب ِت َداء‬.

(2) Hamzahnya munqalabah (ganti) dari huruf wawu atau ya'. Contohnya ٌ‫ َس َماء‬yang asalnya
adalah ‫ سماو‬dan ٌ‫ بناء‬yang asalnya adalah ‫ بناي‬.
Al-mamnu' minash-sharf di-jar-kan dengan fathah dan tidak boleh ditanwin jika terpenuhi dua
syarat, yaitu:
1) Tidak diawali oleh 'al'.
2) Bukan sebagai mudhaf.
‫األمثلة‬
‫ت (مرفوع بالضمة‬
ُ ‫ت بَيْ ُر ْو‬
ْ َ ‫تَ َزيَّن‬
‫ت(منصوب بالفتحة‬ ُ ْ‫َرَأي‬
‫ت بَيْ ُر ْو َـ‬
‫ت(مجرو بالفتحة‬
‫لى بِيْ ُر ْو َـ‬
َ ‫ت ِإ‬
ُ ْ‫ذ ََهب‬
Adapun isim yang termasuk dalam kategori al-mamnu’ min al-sharf menurut Sulayman
Fayyadh ada lima sebagaimana dikemukakan berikut ini:
‫العلم المفرد‬
isim ‘alam yang tunggal, dengan syarat:
‫ المختوم بألف ونون زائدتين يمكن خذفُهما‬-‌‫أ‬
Yang diakhiri dengan alif dan nun yang keduanya merupakan tambahan dan keduanya
memungkinkan untuk dibuang.
‫ان (مجرور بالكسرة‬
َ ‫ مررت ِب َزيْ َد‬:‫مثل‬
‫ الذي جاء على وزن الفعل‬-‌‫ب‬
yang setimbang dengan wazan fi’il.
‫ أو ما يغلب فيه الفعل‬،‫أحمد‬
ُ ,‫يزيد‬
ُ :‫مثل‬.
)‫ ف ّ ََع َل‬: ‫ َس ّ َم َر (على وزن‬,)‫ف ُِع َل‬: ‫مثل ُدِئ َل (على وزن‬.
Semua yang disebutkan terakhir adalah wazan-wazan (timbangan-timbangan yang khusus
untuk fi’il (kata kerja). Adapun jika wazan itu bersekutu padanya untuk fi’il dan isim, seperti
kata ‫ َح َس ٌن‬dan ‫ َج ْعفَ ٌر‬, maka tidak termasuk dalam kategori mamnu’ min al-sharfi, demikian pula
halnya dengan wazan-wazan yang khusus dengan isim, seperti ‫ سليم‬dan ‫فؤاد‬.
‫ المركب تركيبا مزجيا‬-‌‫ت‬
yang tersusun dengan tarkib mazjiy
‫ وسيبويه‬,‫ نويور َك‬,‫ بَ ْعل َبَ ّ َك‬:‫مثل‬
‫ المؤنث معنى أو لفظا‬-‌‫ث‬
yang mu’annats dari segi lafal dan makna
‫ طلخة وحمزة (مؤنث لفظا‬،‫ ومعاوية‬،)‫ فاطمة (مؤنث معنى‬،‫ مريم‬:‫مثل‬
Manakala isim itu mu’annats dari segi makna dan terdiri dari tiga huruf dimana huruf
ِ boleh padanya al-sharfu dan al-man’u,
tengahnya mati atau berbaris sukun seperti kata ٌ‫هنْد‬,
artinya kita dapat mengatakan:
‫ت ِإ ل َى ِهن ْ ٍد (منصرف ومنون‬
ُ ‫نظ ْر‬
َ atau .‫هند (غير منصرف وغير منون‬
َ ‫نظرت إلى‬
Namun jika isim itu mu’anats yang terdiri dari tiga huruf dan ditengahnya berbaris sukun, akan
tetapi dia a’jamiy (bukan ‘Arab), wajib baginya al-man’u (mamnu’ min al-sharfi), seperti kata
‫بلح‬, maka kita mengatakan:

ُ ‫ساَف َْر‬
‫ت ِإ ل َى بَل َْح‬
‫ األعجمي العلم الزائد على ثالثة أحرف‬-‌‫ج‬
isim ‘alam dan ‘ajam yang lebih dari tiga huruf.
‫ونيكسون‬
َ ‫وإبراهيم‬
َ ‫يعقوب‬
َ ‫ نظرت إلى‬:‫ فنقول‬،‫ونيكسون‬
ُ ،‫ابراهيم‬
ُ ،‫يعقوب‬
ُ :‫مثل‬.
Jika isim itu adalah isim ‘alam yang mufrad lagi a’jamiy (non Arab), terdiri dari tiga huruf
dimana huruf tengahnya berbaris sukun, maka wajib baginya al-shafru seperti:
‫أحفاد ن ُ ْو ٍح‬
ُ ‫نحن‬.
،‫ جثم‬،‫ جحى‬،‫ سعل‬،‫ بلع‬،‫ عمر‬:‫ هي‬،‫ وينحصر في العربية في تسعة عشر اسما‬,‫ إذا كان معدوال من غيره من األوزان‬-‌‫ح‬
‫ ومربع‬،‫ سحر‬،‫ أخر‬،‫ أحاد‬،‫ هدل‬،‫ هبل‬،‫ مضر‬،‫ قزح‬،‫ قتم‬،‫ عصم‬،‫ زمر‬،‫ زحل‬،‫ دلف‬،‫جمح‬.
2- ‫الصفة المفردة بحيث تكون‬:
‫ على وزن ف َْعال ٌَن مؤنثه ف َْعل َى‬-‌‫أ‬.
‫صفوان ألنه اسم ال صفة‬
ٍ ‫ نظرت إلى‬:‫ صفوانـ فنقول‬:‫سكران وال يمنع من الصرف مثل‬
َ ‫ نظرت إلى‬:‫ سكران فنقول‬:‫مثل‬.
‫ الذي مؤنثه ف َْعال َُء‬،‫ على وزن َأف َْع ُل‬-‌‫ب‬.
‫ال فضل ِلَأ ْس َو َد على َأ ْح َم َر‬: ‫مثل‬.
‫ب ‪َ dan‬أ ْربَ ٌع ‪Tidak termasuk mamnu’ min al-sharfi seperti kata‬‬
‫‪َ karena keduanya adalah isim,‬أ ْرن َ ٌ‬
‫‪bukan shifat.‬‬
‫‪.‬ت‌‪ -‬على وزن ف ََع ُل‬
‫ال ُأ َخ ُر‬
‫اء ِر َج ٌ‬ ‫ُأ‬ ‫ُأ‬
‫)بدون تنوين‪ (/tanpa tanwin‬مثل َخ ُر جمع آ َخ ُر مؤنث ْخ َرى‪ ,‬مثل‪َ :‬ج َ‬
‫ث‪ -‬على وزن َمفْ َع ُل من العدد‬
‫‪‌ .‬‬
‫حوحد (بدون تنوين)‬
‫َ‬ ‫موحد‬
‫َ‬ ‫مثل‪َ :‬م ْو َح ُد‪ ,‬ومثنى‪ ,‬مثل‪ :‬جاء الرجال‬
‫‪.‬ج‌‪ -‬على وزن ف َُع ُ‬
‫ال من العدد‬
‫أحاد (بدون تنوين)‬
‫َ‬ ‫أحاد‬
‫َ‬ ‫‪.‬مثل‪ُ:‬أ َح َ‬
‫اد‪ .‬فيقال‪ :‬جاء الناس‬
‫‪:‬صيغة منتهى الجموع ‪3-‬‬
‫‪.‬أ‌‪ -‬على وزن‪َ :‬م َف ِ‬
‫اع ُـل‬
‫‪.‬مثل‪ :‬أتردد على َم َساجِ َد في المدينة‬
‫‪ .‬ب‌‪ -‬على وزن َمفَ ِ‬
‫اعيْ ُل‬

‫‪.‬مثل‪ :‬في المدينة َم َصابِيْ ُـح مضاءةٌ‬


‫‪ ,‬اساتذة ‪ dan‬تالمذة ‪ ditutup atau diakhiri dengan ta’, seperti‬مفاعل )‪Apabila shigat (bentuk‬‬
‫‪ , dan‬نظرت إلى تالمذ ٍة مجتهدين ‪ dan‬تعلمت على أيد أساتذة كثيرين ‪, seperti :‬منصرفة ‪statusnya menjadi‬‬
‫‪ , pada kondisi rafa’ dan jar-nya cukup dengan membuang ya’ di‬منقوصة ‪ nya‬مفاعل ‪jika shigat‬‬
‫جوار ‪akhir-nya disertai tanwin, seperti:‬‬
‫ٍ‬ ‫‪.‬مررت بجوار ‪ dan‬جاءت‬
‫اإلسم المقصور بألف زائدة قصيرة‪ ،‬مسبوقة بأكثر من أصلين‬
‫مثل‬
‫أ‌‪ -‬جاءتنا بُ ْش َرى‬

‫ب‌‪َ -‬رَأيْ ُ‬
‫ت ُحبْل َى‬
‫ت ِبنَا ِذك َْرى‬
‫ت‌‪َ -‬م ّ َر ْ‬
‫‪.‬وال يمنع من الصرف‪ ,‬مثل‪ :‬هدى‪ ,‬ألنه ليس مسبوقا بأكثر من أصلين‬
‫وكبرياء فنقول‬
‫ُ‬ ‫‪:‬اإلسم المختوم بألف زائدة‪ ,‬ممدودة‪ ,‬متبوعة بهمزة ‪ ,‬مثل ‪ :‬صحراء‬
‫)‪(isim yang ditutup dengan alif tambahan, mamdudah yang diikuti dengan huruf hamzah‬‬
‫كبرياء (بدونـ تنوين‬
‫ُ‬ ‫أ‌‪ -‬لنا‬
‫أشياء (بدون تنوين‬
‫ُ‬ ‫ب‌‪ -‬عندنا‬
‫صحراء‪ :‬ممنوع من الصرف‬
‫َ‬ ‫صحراء فسيح ٍة (‬
‫َ‬ ‫ت‌‪ -‬سرت في‬
‫‪.‬وال يمنع من الصرف‪ ،‬مثل استقصاء‪ ،‬وأسماء‪ ،‬ألنهما من قصا – يقصو‪ ،‬سما – يسمو‪ ،‬فألفهما أصلية وليست زائدة‬
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mamnu’ min ash-shorf adalah istilah dalam bahasa arab yang digunakan untuk
isim-isim yang tidak boleh bertanwin, baik kasratain, dhommatain ataupun fathatain.
Secara garis besar, mamnu’ min ash-shorf terbagi menjadi dua bagian, yaitu
mamnu’ li ‘illah wahidah (tidak boleh ditanwinkan karena satu sebab) dan mamnu’ li
illatain au aktsar (tidak boleh ditanwinkan karena dua sebab atau lebih).
1. Mamnu’ li illatin wahidah
2. Mamnu’ li ‘illatain
Hukum isim ghairu munsharif atau mambu minash Sharf pada asalnya yaitu isim
(khususnya isim mufrad dan jama’ taksir) tanda jar-nya adalah dengan kasrah, serta
berakhiran tanwin jika tidak ada ‘al’ ( ‫ ) ال‬dan bukan sebagai mudhaf.

َ ‫ ِمن‬, ٌ‫ َولد‬.
Contoh: ‫أح ٍد‬
Namun, ada isim yang ‘menyimpang’ dari kaidah asal ini. Isim tersebut memiliki
karakteristik:
● Jar dengan tanda fathah, kecuali jika ada ‘al’ atau sebagai mudhaf.
Tidak boleh ditanwin.
Isim yang memiliki karakteristik seperti di atas dinamakan al-mamnu’ minash-sharfi
( ‫ ) الممنوع من الصرف‬atau isim ghair al-munsharif ( ‫ ) االسم غير المنصرف‬atau isim alladzi la
yansharif ( ‫) االسم الذي ال ينصرف‬.
Tidak termasuk al-mamnu’ minash-sharf jika:
(1) Hamzah akhirnya adalah huruf asli penyusun kata tersebut, bukan sebagai
tambahan. Contoh ‫ إنشا ٌء‬dan ‫ اِب ِتدَا ٌء‬.
(2) Hamzahnya munqalabah (ganti) dari huruf wawu atau ya’. Contohnya ‫ َس َما ٌء‬yang
asalnya adalah ‫ سماو‬dan ‫ بنا ٌء‬yang asalnya adalah ‫ بناي‬.

Al-mamnu’ minash-sharf di-jar-kan dengan fathah dan tidak boleh ditanwin jika
terpenuhi dua syarat, yaitu:
1) Tidak diawali oleh ‘al’.
2) Bukan sebagai mudhaf.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Kunaiza, Mamnu Minash Sharfi, Nadzwa Publisher, 2018.

Abu Al-Mutarjim, Al Mulakhos, Hal 104-107, 2020.

Syaikh Ibnul Fakhkhar, Syarah al-Jumal, Hal. 894.

Al-Muqtadhob: Juz 3 hal. 377.

Anda mungkin juga menyukai