Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

Dalam Islam terdapat berbagai sumber ajaran salah satunya dan paling

utama adalah Al-Quran. Al-Quran merupakan sumber hukum islam yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan beliau wajib menyampaikan

wahyu tersebut kepada umatnya, sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat islam

yang ada di dunia.

Al-Quran memberikan petunjuk dalam persoalan-persoalan akidah,

syari`ah, akhlak dan sebagainya dengan jalan meletakkan dasar-dasar prinsipil

menegenai persoalan-persoalan tersebut. Seperti dalam firman Allah surat an-Nahl

ayat 44:

        


    

“keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami turunkan

kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah

diturunkan kepada merekadan supaya mereka berpikir”.1

1 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, (Jakarta: Mizan Media Utama, 2006) hlm 33.
Setelah wafatnya Rasulullah, barulah muncul hal-hal baru yang tidak

dijumpai saat Rasulullah ada, baikkah itu dari segi pemahaman, bacaan, maupun

penulisan.

Karena kebutuhan masyarakat yang beragam dan mulai muncul hal-hal

baru serta ditakutkan orang-orang yang menghafal ayat Al-Quran tiada nantinya,

maka dikumpulkanlah secara bertahap oleh khulafa ar-Rasyyiddin.

Fokus penulis dalam makalah ini ialah menyingkapi perkembangan Al-

Quran pada salah satu khulafa ar-Rasyyiddin, yaitu pada masa Utsman bin Affan.
PEMBAHASAN

A. Sejarah Pemeliharaan Al-Quran Pada Masa Utsman

Penyebaran Islam semakin meluas dan para qurra pun tersebar diberbagai

wilayah, dan penduduk di setiap wilayah itu mempelajari qira`at. Cara

pembacaan (qira`at) Quran mereka berbeda-beda, sejalan dengan perbedaan

huruf.

Di masa khalifah Utsman bin Affan ra, pemerintahan Islam telah sampai

hingga ke Armenia dan Azerbaijan di sebelah timur dan Tripoli di sebelah

barat. Maka dengan itu, kaum Muslimin telah tersebar ke seluruh wilayah

Islam seperti ke Mesir, Syria, Irak, Persia dan Afrika. Kemana mereka pergi

dan di mana mereka tinggal, Al-Quran tetap menjadi imam mereka, dan di

antara mereka itu banyak yang hafal Al-Quran. Dan di antara mereka juga

mempunyai naskah-naskah Al-Quran. Namun naskah-naskah yang mereka

punyai itu tidak sama dari segi susunan surah-surahnya.2

Ketika terjadi perang Armenia dan Azarbaijan dengan penduduk iraq,

diantara orang yang ikut menyerbu kedua tempat itu ialah Huzaifah bin al-

Yaman. Ia melihat banyak sekali perbedaan dalam cara-cara mereka membaca

Al-Quran. Sebagian bacaan itu bercampur dengan kesalahan, namun masing-

masing dari mereka mempertahankan bacaannya dan bahkan saling

mengkafirkan.

2 Muhammad Husain Haekal, Usman bin Affan (antara Kekhalifahan dengan kerajaan), Lentera Nusa ,2007,
hlm 53.
Melihat hal itu Huzaifah langsung menghadap kepada khalifah Utsman

dan melaporkan apa-apa yang dilihatnya. Mendengar kenyataan itu para

sahabat pun amat memprihatinkan hal itu.

Utsman kemudian mengirimkan utusan kepada Hafsah untuk

meminjamkan mushaf Abu Bakar yang ada padanya. Lalu Utsman meminta

pada sahabat-sahabatnya untuk menyalin dan memperbanyak mushaf dan

menyuruh mereka menulisnya kedalam bahasa Quraisy, karena Quran turun

dalam logat mereka.

Lalu Utsman menyuruh orang untuk mengirimkan mushaf yang telah

selesai disalin keberbagai daerah dan memerintahkan untuk membakar mushaf

lainnya. Seperti yang dikatakan Abu Qalabah dari Annas bin Malik, Utsman

berkata “Aku telah melakukan demikian dan demikian. Aku telah

menghapuskan apa yang ada padaku, maka hapuskanlah apa yang ada

padamu”. Alasan Utsman memerintahkan membakar mushaf lain adalah untuk

menghindari timbulnya fitnah dan mengikis sumber perselisihan serta menjaga

Al-Quran dari penambahan dan penyimpangan sepanjang zaman.3

Utsman bin Affan tidak melakukan penghimpunan Al Qur’an ini

berdasarkan kemauannya sendiri, melainkan setelah mengadakan

musyawarah dengan para sahabat lainnya.

Seperti yang dikatakan Al-Haris al-Muhasibi “yang mahsyur dikalangan

orang banyak ialah pengumpulan Quran pada masa Utsman”

3 Manna` Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur`an, (Bogor: Litera AntarNusa, 2011), hlm 199.
Kata Mush’ab bin Sa’d: “Saya melihat manusia jumlahnya banyak sekali

ketika Utsman membakar mushaf-mushaf (selain satu mushaf yang telah

disatukan). Mereka dikagumkan oleh keputusan Utsman”. Atau dengan kata

lain: Tidak ada yang mengingkari hal itu, walaupun satu orang (dari kalangan

sahabat). Keputusan ini merupakan kebajikan Amirul Mukminin Utsman bin

Affan yang disepakati oleh kaum muslimin, serta penyempurnaan atas

penghimpunan yang telah dilakukan oleh khalifah Abu Bakar.

Ibnu Abi Daud meriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib, beliau berkata:

“Demi AllAh Subhanahu wa Ta’ala, tidaklah Utsman berbuat ini kecuali di

hadapan kami (kalangan sahabat). Beliau berkata: “Saya bermaksud

menyatukan manusia (umat Islam) dalam satu mushaf, hingga tidak terjadi lagi

perpecahan dan perbedaan”. Kami menjawab: “Alangkah bagusnya yang kau

usulkan itu”.

B. Karakteristik Mushaf Utsmani

Al Qur'an Mushaf Utsmani mempunyai 9 ciri utama dan 1 ciri

perkembangan sejarah, yaitu:

1. Terdiri dari 484 halaman, dari halaman 2 sampai dengan halaman 485.

2.  Setiap juz dimulai pada awal halaman ganjil, kecuali Juz 1 yang dimulai

dari halaman 2.
3.  Setiap juz terdiri dari 16 halaman, kecuali juz 1 dan juz 30 yang masing-

masing berisi 15 dan 21 halaman.

4.  Setiap halaman hanya berisi 18 baris, ayat dan non ayat, kecuali halaman

2, 3, dan 485 yang masing-masing berisi 7, 7, dan 10 baris, ayat dan non

ayat.

5.  Setiap halaman diawali dengan permulaan ayat dan diakhiri dengan akhir

ayat, kecuali halaman 484, ayat ke-4 Surat al-Lahab terpotong dan

bersambung dengan awal halaman 485.

6.  Jumlah ruku' ada 558, termasuk satu ru ku' pada surat Al Fatihah.

7. Basmalah bukan ayat, melainkan payung segala surat, kecuali surat at-

taubah. Ayat ke-7 surat al-Fatihah dimulai dari kata ghairil.

8.  Jumlah ayat ada 6236.

9. Ummul Kitab adalah Al Fatihah ditambah 4 ayat pertama Surat Al

Baqarah, halaman 2 dan 3.

10. Ciri tambahan untuk perkembangan sejarah yaitu terdapat bercak dari

khalifah umar di dalamnya.

C. Perbedaan Tujuan Pemeliharaan Al-Quran Masa Abu Bakar dan

Utsman
Yang membedakan antara kedua jenis pengimpunan ini adalah:

1. Pada Masa Abu Bakar

Kekhawatiran beliau akan hilangnya Al-Quran dan penghafalnya, karena

banyak huffaz yang syahid dalam peperangan. Pengumpulan yang

dilakukan Abu Bakar adalah dengan cara memindahkan semua tulisan atau

catatan Al-Quran kedalam satu mushaf, dengan ayat-ayat dan surah-

surahnya yang tersusun serta terbatas pada bacaan yang tidak dimansukh

dan mencakup tujuh huruf sebagaimana ketika Al-Quran diturunkan.

2. Pada Masa Utsman

Banyaknya perbedaan cara membaca yang sebagiannya itu menjurus

kepada kesalahan dan saling mengkafirkan satu sama lain. Utsman

menyuruh menyalin diantara ketujuh huruf tersebut kedalam satu huruf.

Dengan upaya Utsman bin Affan ini, tampak kemaslahatan umum

kaum muslimin lebih terealisir ketika mereka dapat bersatu di bawah satu

kalimat, dan perpecahan serta permusuhan dapat dielakkan.

Bukti bersatunya kaum muslimin sampai kini mereka masih tetap

berpegang pada mushaf Al-Quran standar tersebut secara mutawatir, selalu


mempelajarinya dan tidak pernah sedikit pun jatuh ke tangan para perusak,

tersentuh hawa nafsu.

D. Biografi Singkat Utsman

Utsman bin Affan (574 – 656) adalah sahabat Nabi Muhammad

SAW yang merupakan Khulafaur Rasyidin yang ke-3. Nama lengkap

beliau adalah Utsman bin affan Al-Amawi Al-Quarisyi, berasal dari Bani

Umayyah. Lahir pada tahun keenam tahun Gajah. Kira-kira lima tahun

lebih muda dari Rasullulah SAW.

Nama panggilannya Abu Abdullah dan gelarnya Dzunnurrain

(yang punya dua cahaya). Sebab digelari Dzunnuraian karena Rasulullah

menikahkan dua putrinya untuk Utsman.

Nama ibu beliau adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. Beliau

masuk Islam atas ajakan Abu Bakar, yaitu sesudah Islamnya Ali bin Abi

Thalib dan Zaid bin Haristah.

Utsman termasuk orang-orang yang awal masuk Islam. Beliau

adalah salah satusahabat besar dan utama Nabi Muhammad SAW, serta

termasuk pula golongan as-Sabiqun al-Awwalin, yaitu orang-orang yang

terdahulu Islam dan beriman.

Dia adalah orang yang sangat pemalu dan jujur. Rasulullah SAW,

bersabda: “Manusia yang paling tulus rasa malunya adalah Utsman.4

4 Abdurrahman Umairah, Tokoh-Tokoh yang Diabadikan Al-Qur`an, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm
81.
PENUTUP

Kesimpulan

Utsman bin Affan ialah salah satu Khulafaur Rasyiddin dan

termasuk as-Sabiqun al-Awwalin. Beliau menyalin dan mengumpulkan

Al-Quran dari berbagai mushaf kedalam satu mushaf agar tidak terjadinya

perselisihan yang makin melebar dimasa yang akan datang.

Mushaf Utsmani awalnya tidak memakai tanda baca titik dan

syakal, kemudian sudah dilakukannya perbaikan, karena ditakutkan

perbedaan cara membaca Al-Quran dari masing-masing daerah.5

Dalam mushaf Utsmani terdapat 9 karakteristik dari segi isi dan 1

dari segi sejarah Utsman.

5 Manna` Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur`an, (Bogor: Litera AntarNusa, 2011) hlm 218
DAFTAR PUSTAKA

M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, (Jakarta: Mizan Media

Utama, 2006)

Muhammad Husain Haekal, Usman bin Affan (antara Kekhalifahan

dengan kerajaan), Lentera Nusa ,2007.

Manna` Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur`an, (Bogor: Litera

AntarNusa, 2011)

Abdurrahman Umairah, Tokoh-Tokoh yang Diabadikan Al-Qur`an,

(Jakarta: Gema Insani Press, 2001)

Anda mungkin juga menyukai