Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH AGAMA ISLAM

“RUKUN IMAN”

Disusun Oleh

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini. Makalah yang berjudul “RUKUN IMAN”

Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan tugas makalah ini, dan juga tidak lupa saya menyampaikan terima
kasih kepada Dosen yang telah membimbing saya dalam melaksanakan tugas ini.

Penulis menyampaikan dan mengharapkan semoga makalah ini


bermanfaat bagi penulis, mahasiswa dan pembaca semuanya. Namun, makalah ini
tidak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
dari para pembaca sangat saya harapkan untuk perbaikan selanjutnya.

Banjarmasin, November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar ......................................................................................................ii
Daftar Isi ...............................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................2
1.3 Tujuan .......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
2.1 Pengertian Rukun Iman.............................................................................3
2.2 Macam-Macam Rukun Iman.....................................................................3
BAB III : PENUTUP ............................................................................................16
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................16
3.2 Saran .........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Dalam hidup ini kita terikat dengan peraturan dan norma-norma yang
sangat kuat, dan di samping itu terdapat sebuah ikatan yang tidak bisa kita anggap
remeh begitu saja sebagai manusia yang percaya akan adanya Tuhan Yang Maha
Esa dan tentunya bagi kita yang beragama, khususnya Agama Islam. Agama Islam
adalah salah satu agama dari lima agama yang di akui di tanah air kita Indonesia
ini. Jika UUD 1945 berpegang teguh dengan Pancasilanya, maka Agama Islam
memiliki ikatan yang kuat dengan sebuah ketetapan yang di mana, ikatan ikatan
tersebut adalah pilar dan pelengkap bagi pemeluknya dalam menjalankan
kehidupan beragama, sosial, dankehidupan yang taat akan kewajiban-kewajiban
yang tidak lain dan tidak bukan adalah sebuah konsekuensi atas keyakinan yang di
anutnya.
Agama Islam adalah agama yang sempurna dengan semua ajaran ajaran
yag di bawanya, baik dari segi ketuhanan, kehidupan, bahkan interaksi seorang
hamba dengan tuhannya. Jika Agama Islam memiliki pilar sebagai tiang dalam
mendongkrak kuatnya sebuah susunan dari apa yang telah di bangunnya, maka
pilar pilar tersebut adalah suatu kewajiban yang tidak boleh di tinggalkan oleh
penganutnya sebagai bukti ketaatan akan apa yang telah dia imani. Dan tentunya
Agama Islam memiliki pilar pilar yang di mana pila pilarr tersebut adalah salah
satu pelengkap dari semua yang telah di laksanakan seorang hamba dalam bentuk
perbuatan.
Enam pilar ini adalah pilar pilah yang harus di laksanakan dan di
tanamkan dalam hati tanpa ada keraguan sebagai bukti akan kecintaannya kepada
agama dan keyakinanya, dalam hal ini sangat jauh berbeda dengan kewajiban
dalam hal menunaikan kewajiban dari segi perintah dalam bentuk perbuatan.
Maka enam pilar itu adalah sebuah kewajiban yang bersangkutan dengan hati, dan
hal hal ghaib yang di mana, sangat sulit di terima oleh akal pikiran manusia,

1
kecuali manusia yang memiliki interaksi dengan tuhannya yaitu Allah SWT
dengan sebaik baik interaksi dalam sebuah ketatan kepada Rabbnya.
Dalam dunia ini, manusia sebagai seorang khalifah di dunia dan seluruh
ketentuan ketentuan yang ada, memiliki sebuah kesinambungan dan ikatan yang
sangat kuat. Jauh dari sebelum penciptaan manusia dan seluruh yang ada di dunia
ini terdapat sebuah tujuan yang sangat agung yang terkdang manusia dari yang
paling awam hingga manusia yang di akui kecerdasan dan kejeniusannya tidak
tau, bahkan tidak faham akan tujuan penciptaan manusia. Namun di balik itu ada
pembelajaran serius yang ingin di berikan Allah SWT kepada hambanya selaku
khalifah di dunia. Oleh karna itu hendaklah kita sebagai manusia tidak hanya bisa
menyebut diri sebagai hamba yang taat di saat mampu melaksanakan sebuah
kewajiban dalam bentuk perbuatan, namun di samping itu terdapat hakikat hakikat
yang jelas dan harus kita tau sebagai seorang hamba dan sebagai jalan pembuktian
kita terhadap seluruh nikmat yang kita dapatkan di dunia ini.

1.2 RUMUSAN MASLAH


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun merumuskan
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah yang di maksud Rukun Iman ?
2. Apa saja macam-macam Rukun Iman ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui maksud Rukun Iman
2. Untuk mengetahui macam-macam Rukun Iman

2
BAB II
PEMBAHASAN

3.1 PENGERTIAN RUKUN IMAN


Iman menurut Bahasa adalah keyakinan atau kepercayaan, Sedangkan
menurut istilah adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan
diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman
kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada
dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu
diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.
Jadi telah jelas iman adalah sebuah kewajiban yang mutlaq dalam islam sebagai
pelengkap keislaman kita. Iman adalah kepercayaan yang meresap ke dalam hati
dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu, serta memberi pengaruh
bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan pemiliknya sehari-hari. Iman
bukanlah semata-mata dengan lidahnya, “Saya beriman”. Banyak orang mengaku
beriman tetapi hatinya tidak percaya. Iamn bukan pula semata-mata mengerjakan
amal dan syari’at yang biasa dikerjakan oleh orang-orang beriman, karena banyak
orang yang pada lahirnya mengerjakan peribadatan dan perbuatan baik, tetapi
hatinya kosong dari rasa kebaikan dan keikhlasan kepada Allah SWT
(Chirzin:2017)
Rukun iman yang enam ini, memiliki sebuah tatanan dan susunan yang
sangat beraturan dan tentunya telah di ajarkan oleh islam, kita sebagai seorang
muslim harus benar benar faham akan tatanannya maupun susunannya tesebut
agar dapat menjalankan kewajiban ini dengan sebaik baik nya, dan adapun Rukun
Iman yang enam ini memiliki kesinambungan antara yang satu dan yang lainnya.

3.2 MACAM-MACAM RUKUN IMAN


3.2.1 Beriman Kepada Allah SWT

3
Iman kepada Allah SWT adalah suatu hal yang Mutlaq harus dan tidak
boleh diiingkari oleh semua Muslim dan tentunya iman kepada Allah SWT adalah
dasar dari seluruh ajaran Islam, oleh karna itu, mengingkari iman kepada Allah
SWT maka sama saja dengan melanggar perintah Allah SWT, sebuah perintah
yang agung bagi ummat manusia. Beriman kepada Allah SWT adalah sebuah
interaksi yang sangat agung anata manusia dan Allah SWT, itu karna manusia
adalah sebik baik makhluk yang telah di ciptakan Allah SWT di atas bumi. Dan
suatu hal yang ada pada manusia, yang menjadikan manusia sebaik baik ciptakan
adalah Akalnya dan Hatinya, sedangkan sebaik baik hal yang ada dalam hati
tersebut adalah iman, dan sebaik baik hal dalam akal adalah attadabbur, atau di
kenal dengan memahami dan berusaha berikir atas agungnya ciptaan Allah SWT.
Iman kepada Allah SWT adalah mengesakan Allah SWT dengan
Rububiyyahnya, Uluhiyyahnya, dan Asma’ wa sifahnya. Apa yang di maksud
dengan mengesakan allah dengan tiga perkara di atas?? Sungguh inilah dasar dari
ajaran Islam yang banyak orag tidak mengetahuinya. Yang pertama mengesakan
Allah SWT dengan Rububiyyahnya atau di kenal dengan Tauhid
Rububiyyah,Tauhid Rububiyyah adalah mengesakan Allah SWT dan
mempercayai bahwasanya Allah SWT adalah yang maha Agung, Kuasa akan
segala sesuatu, dan maha mengatur apa yang ada di langit dan bumi. Mengesakan
Allah SWT Yang di mana seluruh Rasul Rasul Allah SWT di utus kemuka bumi
ini adalah untuk menyebarkan Tauhid dan akidah. Kemudian Tauhid Ulihiyyah,
Tauhid Uluhiyyah adalah mengesakan Allah SWT dengan ibadah, yang di mana
ibadah ibadah tersebut tidak boleh di peruntukkan kepada selain Allah SWT, tidak
boleh apa yang telah di wajibkan Allah SWT di persembahkan kepada selainnya.
Di saat ini sedang maraknya berbagai syubhat, meraja lelanya bid’ah, banyaknya
amalan amalan yaang tidak di dasari oleh Al Quran Dan Sunnah, maka amalan
amalan tersebut tertolak di mata Allah SWT. Dan Tuhid Uluhiyyah ini adalah
Tauhid yang paling di ingkari oleh kaum musyrikin di zaman Rasulullah SAW,
mereka menyembah berhala, patung, pohon pohon yang besar di mana itu semua
adalah kesyirikan, dan kesyirikan tidak akan menjadikan pelakunya tersebut salah

4
satu dari ahli syurga namun akan mejadikannya ahli neraka selama lamanya, itu di
sebabkan begitu besarnya dosa syirik. Dalam sebuah hadist yang berbunyi :
Artinya : Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Hindarilah tujuh perkara yang
mencelakakan" Beliau ditanya, "Wahai Rasulullah! Apa tujuh perkara itu?" Beliau
bersabda, "(yaitu) Menyekutukan Allah, sihir, membunuh orang yang diharamkan
oleh Allah kecuali terdapat alasan yang dibenarkan, memakan harta riba, makan
harta anak yatim, lari dari medan perang dan menuduh zina terhadap perempuan
yang baik yang menjaga kehormatan dirinya serta beriman." { Muslim}
Dari hadist di atas Rasulullah SAW sangat melarang hambanya dalam
menyekutulan Allah SAW, dan di sebutkan dalam hadist tersebut pula
bahwasanya Rasulullah SAW telah menyuruh kita menghindari perkara perkara
yang akan mencelakakan manusia di akhirat kelak, maka hendaknyalah kita
sebagai ummat manusia berhati hati, dan tentunya dalam mejalankan hukum
hukum islam harus dengan cara yang benar dengan menjalankan semua perintah
llah SWT dengan di dasari dengan Ilmu. Dan dalam sebuah hadist yang lain
Rasulullah SAW mngajarkan kita akan betapa indahnya islam dan begitu
mudahnya nikmat Allah SWT, itu tercermin dari sabda beliau yang berbunyi :
  Artinya :”Dari Mu’adz bin Jabal r.a. ia berkata, “Saad pernah di belakang Nabi
saw. di atas seekor keledai lalu beliau bersabda: ‘Hai Mu’adz, apakah kamu
mengerti hak Allah atas hamba? Dan apa hak hamba hamba atas Allah?’ Saya
berkata: ‘Allah dan Rasul-Nya lebih mengerti.’ Beliau bersabda: ‘Sesungguhnya
hak Allah atas semua hamba ialah hendaknya mereka menyembah-Nya dan tidak
menyekutukan sesuatu apapun dengan-Nya, sedangkan hak hamba atas Allah
ialah Allah tidak menyiksa siapa di antara mereka yang tidak menyekutukan
sesuatu dengan-Nya.’” (HR. Imam Muslim)
Indah bukan jika kita sebagai umat manusia dapat menjalankan ibadah
ibadah tersebut dengan ikhlas dan mengharap ridho Allah SWT, bahkan dari
hadist di atas Allah SWT menjaikan Syurganya bagi siapa saja yang tidak pernah
menduakan Allah SWT dalam betuk ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT. Dan
yang terakhir adalah Tauhid Asma dan sifat Allah SWT, artinya ialah kita

5
mengesakan Allah SWT, mengimani bahwasannya Allah SWT memiliki nama
nama dan sifat sifat yang sangat agung dan tiada tandingannya, tiada yang
menyamainya hanya dialah yang sempurna, dialah yang maha suci pengasih lagi
maha penyayang bahkan, dialah yang maha memiliki segala kesempurnaan dialah
yang tiada tandingannya, tiada yang menyamainya walaupun makhluknya dialah
yang maha segala galanya. Dan fahamilah kita sebagai hamba memiliki kewajiban
darinya untuk mengimani segala yang ada pada dirinya, dan selain itu karna maha
sempuranya ia, maka hedaknyalah kita berdoa dengan semua nama namanya,
nama nama yang mulia yang hanya patut di sandangkan padanya.
Allah SWT brfirman dalam surah al a’raf ayat 180 :
Artinya: “ Hanya milik Allah asmaulhusna, maka bermohonlah kepada-Nya
dengan menyebut asmaaulhusna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang
menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka
akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”.
Itulah perintah Allah SWT agar kita bsa menjadi orang orang yang taat
kepada dirinya taat akan semua perintahnya dan menjauhi segala larangannya, dan
hendaknyalah kita beribadah hanya kepada allah SWT melaksanakan kewajiban
kita sebagai hamba dan benar benar memperuntukkan seluruh ibadah kita seperti
shalat, zakat, haji, umroh shadakah dan yang laiinnya hanya kepada Allah SWT.
3.2.2. Beriman Kepada Malaikat Malaikat Allah SWT.
Beriman kepada Malaikat adalah mempercayai dan mengimani
bahwasanya Allah memiliki malaikat yang di ciptakan dari cahaya, dan Allah
telah menyifati para malaikat dengan bahwasanya para Malaikat tidak pernah
mengingkari perintah Allah SWT dan melaksanakan seluruh perintah Allah SWT.
Sebagaimana tertera dalam Al Quran yang menerangkan sifat dari malaikat yaitu :
Artinya :” Mereka ( para malaikat ) tidak akan pernah mengingkari
( membangkang ) atas semua perintah yang telah di berikan Allah kepada mereka,
dan mereka akan melaksanakan segala yang telah di perintahkan kepada mereka”.
– attahrim : 6.
Malaikat adalah salah satu dari berjuta juta ciptaan Allah SWT, dan
malaikat adalah salah satu dari makhluk Allah SWT yang memiliki tempat yang

6
sangat baik di sisi Allah SWT. Malaikat seperti yang telah di jelaskan oleh
Rasulullah SAW, bahwa para malaikat di ciptakan daru NUR atau Cahaya jika di
artikan dalam Bahasa Indonesia. Malaikat termasuk dalam komponen komponen
yang wajib di imani oleh manusia, khususnya bagi para Muslim yang tunduk dan
patuh kepada Allah SWT. Dalam mengimani tentang keberadaan malaikat, maka
kita akan berbicara tentang suatu yang sangat di luar akal pikiran manusia, kenapa
demikian?, itu jelas karena dalam mengimani malaikat terdapat sebuah dasar
keimanan terhadap Allah SWT yang tidak lain adalah pencipta akan segala
sesuatu. Sama seperti kita, yang termasuk dalam ciptaan Allah SWT maka
malaikatpun termasuk dalam ciptaan Allah SWT. Beriman kepada Malaikat maka
akan berdampak kepada segala aspek yang berkaitan dengan malaikat, baik dalam
ciptaan, kewajibannya sebagai Makhluk Allah SWT, dan segala yang
berkaitannya dalam hal penciptaan. Dalam segi penciptaan malaikat, maka hanya
Allah yang tau bagamimana penciptaan Malaikat, kita hanya tau dari apa Allah
menciptakan Malaikat, namun berbicara tentang jumlah malaikat, maka kita akan
masuk kedalam suatu hal yang di luar kepala manusia, maka di sinilah akan
tercermin suatu keimanan sejati dari seorang Muslim. Berkaitan tentang jumlah
malaikat belum ada yang bisa mengetahui karena tidak ada nash ataupun dalil
dalil yang menerangkan jumlah pasti dari malaikat. Berbeda dengan jumlah
penduduk manusia yang di mana akhir surfei 1 Juli 2015 dari PBB, maka di dapati
jumlah manusia di dunia ini berjumlah 7.324.782.225, jumlah yang sangat
menakjubkan. Bahkan perkiraan para peneliti, di tahun 2030 jumlah penduduk di
dunia akan mencapai 300 miliyar. Lalu berapakah jumlah malaikat Allah SWT?.
Dalam mengimani jumlah malaikat Allah SWT maka para ulama
memberikan pendapat yang sangat jelas, yaitu mengimani malaikat secara
tafshilan wa jumlatan. Beriman kepada malaikat secara tafhshilan berarti beriman
kepada para malaikat yang telah di sebutkan oleh Allah SWT dan Rasulnya dalam
nash baik yang datang dari Al Quran ataupun Al Hadist. Dan jumlah para
malaikat yang telah di sebutkan berjumlah sepuluh malaikat yang di sertai dengan
kewajiban yang di berikan kepada mereka, dan para malaikat tersebut harus kita
imani keberadaannya, sepuluh malaikat tersebut adalah :

7
1) Jibril, bertugas menyampaikan wahyu kepada para Nabi dan Rasul.
2) Mikail, bertugas membagi rezeki kepada seluruh makhluq.
3) Israfil, bertugas meniup sangkakala (terompet) atas perintah Allah.
4) Izrail, bertugas mencabut nyawa makhluq Allah.
5) Munkar, bertugas menanyakan dan memeriksa amal manusia di alam kubur.
6) Nakir, bertugas menanyakan dan memeriksa amal manusia di alam kubur.
7) Raqib, bertugas mencatat semua amal perbuatan manusia yang baik.
8.) Atid, bertugas mencatat semua amal perbuatan manusia yang buruk.
9) Malik, bertugas menjaga neraka.
10) Ridwan, bertugas menjaga surga.
Dan adapun mengimanai para malaikat sejara jumlatan berarti beriman terhadat
malaikat malaikat yang tidak di sebutkan jumlahnya oleh Allah SWT, oleh karena
itu mengimani jumlah Malaikaat Allah SWT benar benar sebagai bukti cinta dan
ketaatan kita kepada Allah SWT, karena yang tau jumlah malaikat keseluruhannya
hanyalah Allah SWT. Seperti yang telah di kataan oleh Allah SWT dalam
firmannya yang berbu
Artinya :” Tidak ada yang mengetahui pasukan tuhanmu kecuali dia ( Allah
SWT)”.
Di samping sebagai salah satu makhluk Allah SWT, Malaikatpun sama
seperti kita, memiliki perintah dari yang Maha Kuasa, memiliki kewajiban dan
tanggunga jawab, memiliki amanah seperti kita yang menjadi khalifah di atas
muka bumi ini, Namun yang membedakan kita dengan malaikat adalah nafsu dan
pikiran yang menunjang kita. Itulah sebabnya kenapa para malaikat selalu
konsisten hingga hari kiamat dalam menjalankan perintah Allah SWT. Oleh karna
itu hendaknyalah kita sebagai hamba yang taat akan Tuhannya harus mengimani
segala yang datang dari Allah SWT, melaksanakan segala perintahnya, dan
menjauhi segala larangannya.
3.2.3 Beriman Kepada Kitab Kitab Allah SWT
Beriman kepada kitab kitab Allah SWT adalah mepercayai dan mengimani
bahwasanya Allah SWT telah menurunkan kitab kitab yang di mana jumlahnya
tidak di ketahui kecuali Allah SWT, dan mngimani bahwasanya kitab kitab

8
tersebuat adalah perkataan dan ucapan Allah SWT yang maha aagung, dan di
samping itu kita harus mengimani pula bahwasanya setiap sesuatu yang ada dalam
kitab kitab tersebut adalah kebenaran, petunjuk dan cahaya bagi ummat manusia.
Dan seperti yang telah di terangkan tadi, bahwasanya kitab kitab Allaah
SWT tidak di ketahui jumlah pastinya kecuali Allah SWT yang maha
mengetahuinya, namun yang telah di sebutkan dalam beberapa ayat dalam Al
Quran meberikan petunjuk dan penjelasan bahwasanya ada beberapa kitab kitab
Allah SWT yang telah di berikan kepada Rasulnya sebagai berikut :
(1) Taurot yang di turunkan kepada Nabi Musa a.
(2) Kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabu Daud a.s
(3) Shuhuf ibrohim yang di mana di turunkan kepada Nabi Ibrohim a.s
(4) Kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s
(5) Dan yang terakhir adalah kitab Al Quran Al karim yang di berikan kepada
Muhammad SAW
Telah kita ketahui bersama bahwasanya pada zaman ini telah menyebar tangan
tangan zalim yang mengganti bahkan merusak kalamulloh, banyak orang orang di
luar Islam yang berusaha merusak Kitab kitab Allah SWT, dan bukan rahasia
publik lagi jika banyak kita menemukan salah satu dari kitab kitab di atas telah
berubah sesuai dengan keinginan manusia. Telah kita saksikan pula dengan mata
kepala kita masing masing, di mana media meberitakan akan gencarnya para
musush islam dalam merusak apa yang telah di bawa oleh Rasul Rasul Allah, baik
daari segi akidah, akhlak, pikirann, Ilmu, bahkan dari segi Muammalah, sungguh
ironis jika sebagai kaum Muslim terkena bahkan terjangkit Virus Orang orang
kafir yang ingin memecah belah kita.
Namun berbanggalah wahai kaum Muslimin Allah SWT telah menjanjikan
kepada kita, bahwasanya Al Quran yang di mana Mukjizat terbesar Nabi kita
Muhammad SAW adalah satu satunya kitab yang di jaga Allah SWT hingga akhir
zaman, seperti yang telah di katakan dalam Firmannya:
َ‫إِنَّا نَحْ نُ نَ َّز ْلنَا ال ِّذ ْك َر َوإِنَّا لَهُ لَ َحافِظُون‬
Artinya : “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Quran Maka kamilah
yang akan menjaganya”.

9
Dan dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman :
‫اَل يَأْتِي ِه ْالبَا ِط ُل ِم ْن بَ ْي ِن يَ َد ْي ِه َواَل ِم ْن خَ ْلفِ ِه ۖ تَ ْن ِزي ٌل ِم ْن َح ِك ٍيم َح ِمي ٍد‬
Artinya :” Kepalsuan tidak dapat mendekatinya dari depan maupun dari
belakangnya, yang diturunkan Tuhan Yang Maha Bijaksana, lagi Maha Terpuji”.
Itulah janji janji Allah SWT, jangan takut sekuat apapun pembenci islam
dalam melayangkan kerusakan dalam Kitab suci kita ini, tidak akan pernah bisa
hingga hari kiamat. Dan satu haal yang haarus kita ketaui baahwsanya Allah SWT
tidak pernaah mengingkari janji janjinya, Allah SWT akan selalu menjaga Al
Quran dari tangan taangaan kotor yaang ingin merusaknya. Kita sebagaai kaum
Muslimin Harus percaya aakan semua yang datang dari kitab kitab Allah SWT
dan segala yang datang dari Rasulnya SAW, karena semua yang datang darinya
adalah cahaya, petunjuk bagi kita semua, jangan ragu dalam menjalankannya,
karna ketahuilah bahwasanya Kitab Allah SWT yaitu Al Quran Al karim adalah
pelngkap dari seluruh kitab kitab Allah SWT sebelumnya. Maka sebagai orang
yang beriman sepatutnyalah kita mengimani segala sesuatu yang datang darinya
tanpa ada keraguan sedikitpun di dalam hati kita. Sebagai tanda syukur kita
kepada Allah SWT akan semua nikmatnya maka marilah kita menjaga Ibadah
kita, dan tetap di jalannya.
3.2.4 Beriman Kepada Rasul Rasul Allah SWT
Beriman kepada Rasul Allah SWT adalah mempercayai dan mengimani
bahwasanya Allah SWT telah mengutus kepada ummatnya rasul rasul yang di
peruntukkan kepada ummatnya untuk mendakwahi mereka dan menyeru kepada
segala sesuatu yang bermamfaat bagi mereka, baik di dunia maupun di akhirat.
Dan sesungguhnya para rasul raasul Allah SWT adalah sebaik baik utusan dan
mereka adalah golongan yang sangat taat kepada Tuhannya, jujur dalam segala
yang di sampaikannya. Meereka telah melaksanakan kewajiban mereka sebagai
utusan Allah SWT dan menasehati umat umat mereka, sebagai utusan Allah SWT
mereka selalu menyeru terhadap apa yang bermamfaat bagi ummatnya, dan
melarag dengan sangat keras segala sesuatu yang memudhorotkan ummatnya.
Mereka menyampaikan segala apa yaang datang dari Allah SWT, dan barang
siapa yang mentaatinya maka baginya syurga dan kekal di dalamnya, adapun bagi

10
mereka yang mengingkari segala sesuatu yang datang dari Allah SWT maka nagi
mereka adalah Neraka yang di mana di dalamnya Azab yang sangat pedih, dan
tentunya kekekalan bagi mereka yang menyekutukan Allah SWT. Allah SWT
berfirman :
ِ ‫اس َعلَى هَّللا ِ ُح َّجةٌ بَ ْع َد الرُّ س ُِل ۚ َو َكانَ هَّللا ُ ع‬
‫َزي ًزا َح ِكي ًما‬ ِ َّ‫ين ِلئَاَّل يَ ُكونَ لِلن‬
ˆَ ‫ُر ُساًل ُمبَ ِّش ِرينَ َو ُم ْن ِذ ِر‬
Artinya : “Rasul-rasul yang memberi berita gembira dan juga amaran, bahawa
manusia, selepas (kedatangan) Rasul-rasul, harus mempunyai tiada pengakuan
terhadap Allah; sesungguhnya Allah Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.”
Dan suatu kewajiban bagi kita semua untuk mengimani seluruh Nabi Nabi dan
Rasul Rasul Allah SWT yang di sebutkan dalam Al Quran, karena tidak semua
Nabi adalah Rasul Rasul Allah SWT.
Mengimani Rasul Rasul Allah SWT, maka berimbas kepada keimanan kita
terhadap jumlah mereka baik yang di sebutkan dalam Al Quran atau yang tidak di
sebutkaan dlam Al Quran Al Karim atau yang datangd ari Rasulullah SAW
tentang penjelasan jumlah Nabi Nabi Allah SWT. Dan pada dasarnya jumlah
mereka sangatlah banyak yang mengetahui hal tersebutbhanyalah Allah SWT,
seperti yang telah di sabdakan oleh Allah SWT dalam firmannya tentang jumlah
para Nabi dan Rasulnya :
‫ك ۚ َو َكلَّ َم هَّللا ُ ُمو َس ٰى تَ ْكلِي ًما‬
َ ‫ك ِم ْن قَ ْب ُل َو ُر ُساًل لَ ْم نَ ْقصُصْ هُ ْم َعلَ ْي‬ َ َ‫َو ُر ُساًل قَ ْد ق‬
َ ‫صصْ نَاهُ ْم َعلَ ْي‬
Artinya : “ Beberapa utusan Kami telah ceritakan kepadamu dahulu; orang lain
Kita tidak mempunyai; - dan kepada Musa Allah berkata-kata secara langsung”.
Dan adapun jumlah Rasul dan Nabi Nabi Allah SWT yang telah di
sebutkan berjumlah 25 , sebagai berikut :
1.Adam, 6. Ibrahim, 11. Ya,qub, 16.Harun, 21. Sulaiman,
2. Idris, 7. Luth, 12. Yusuf, 17. Yasa’, 22. Ilyas,
3. Nuh, 8. Yunus, 13. Ayyub, 18. Dzulkifli, 23. Yahya,
4. Hud, 9. Ismail, 14. Syu’aib, 19. Dawud, 24. Isa,
5. Shalih, 10. Ishaq, 15. Musa, 20. Zakariyyah, 25.
Muhammad SAW.
Dan Dari 25 Rasul Rasul di atas terdapat dari mereka yang mendapatkan julukan
sebagai ‘ULUL AZMI, yaitu julukan yang di berikan bagi mereka yang terkenal

11
dengan kesaarannya dalam berdakwah, sangat kuat dalam menghadapi cobaan dan
tantangan dakwah dari ummat mereka sendiri, mereka berjumlah lima orang
sebagai berikut :
 Nabi Nuh a.s
 Nabi Ibrohim a.s
 Nabi Musa a.s
 Nabi Isa a.s
 Dan Nabi Muhammad SAW.
Dan Telah di sebutkan mereka dalam Firman Alah SWT yang berbunyi :
‫يسˆ ٰى ۖ أَ ْن أَقِي ُمˆˆوا‬َ ‫وسˆ ٰى َو ِع‬ َ ˆ‫ص ْينَا بِ ِه إِ ْب‬
َ ‫ˆرا ِهي َم َو ُم‬ َ ‫َش َر َع لَ ُك ْم ِمنَ الدِّي ِن َما َوص َّٰى بِ ِه نُوحًا َوالَّ ِذي أَوْ َح ْينَا إِلَ ْي‬
َّ ‫ك َو َما َو‬
‫ۚ ال ِّدينَ َواَل تَتَفَ َّرقُوا فِي ِه‬
Artinya : “Agama yang sama Dia ditetapkan untuk Anda sebagai sesuatu yang Dia
sebutkan tentang Nuh - yang yang Kami telah mengirim oleh inspirasi kepadamu -
dan apa yang Kami disebutkan pada Ibrahim, Musa, dan Isa: Yaitu, bahwa kamu
harus tetap teguh dalam agama, dan tidak membuat perbedan ( perpecahan ) di
dalamnya”.
Telah di jelskan pula bahwa merekapun di bekali dengan Mukjizat
yag membuktikan bahwasanya mereka adalah benar benar utusan Allah
SWT, seperti tongkat Nabi Musa a.s, Unta Nabi shalih, Dan tentunya Al
Quran Al Karim, ukjizat terbesar yang di berikan kepada Nabi Muhammad
SAW. Satu hal yang paling penting di sini ialah para Nabi dan Rasul dii
bekli pula dengan sifat yang terpuji yang sangat jarang manusia memiliki
sifat seperti mereka, yaitu sabar, sabar, adil, memberikan nasehat, dan
muruah yang sangat kuat, dan selain dari pada itu yang dapat memberikan
kepercayaa tanpa ada keraguan bagi yang melihatnya bahwa mereka
adalah utusa Allah SWT.
3.2.5 Berima kepada Hari Akhir ( Hari Kiamat )
Beriman kepada hari akhir adalah mempercayai dan mengimani
bahwasanya seluruh apa saja yang datang dari Al Quran dan Rasulullah SAW
yang menerangkan tentang kematian, fitah kubur, azab dan nikmat, syurga dan

12
neraka, dan segala sesuatu yang berkaitan tantang hari akhir seperti hari
pembangkitan, hari penghisaban, hari dihitungnya amal perbuatan manusia.
Beriman kepada hari akhir, tentu akan memberikan sebuah perbedaan
yang ssangat jauh di bandingkan dengan orang orang di luar islam, seperti
Yahudi, Nasrani, Atheis, Bhuda, da agama agama ‘ardi yang di mana, agama
agama ‘ardi terbentuk karena pikiran pikiran maanusia, imajinasi imaajinasi
manusia saja, jauh berbeda dengan kita sebagai kaum Muslimin. Jadi, hari akhir
itu adalah hari iamat, beserta rentetan rentetan kejadian kejadian lain yang selain
dari itu, patut kita imani sebagai orang islam bahwasanya akan ada hari akhir atau
yang masyhur di tengah kita dengan sebutan hari kiamat, namun selain itu
terdapat beberapa kejadian yang bersifat ghaib atau akan di rasakan setelah
kematian, dan kejadian kejadian tersebut harus kita imani sebagai salah satu bukti
dan kecintaan kita kepada Allah SWT dan Rasulnya, kejadian kejadian tersebut
ialah sebagai berikut
~ Fitnah Kubur
~ Nikmat dan Azab Kubur
~ Hari Kiamat ( Kiamat Besar )
~ Al Mizan
~ Kitab kitab Amal Perbuatan
~ Hari penghisaban
Dengan demikian marilah kita bersama sama merenungkan dan
mengimani bahwa segala sesuatu yang telah di janjikan oleh Allah SWT pasti
akan terjadi dan tdak ada yang kuasa melainkan Allah SWT, barang siapa yang
melanggar segala perintahnya maka baginya azab yang pedih, namun bagi mereka
yang percaya dan melaksanakan segala yang di wajibkan pada mereka, maka bagi
mereka kebahagiaan dan kenikmatan yang tiada duanya, sebagai balasan atas
segala ketaatan dan kepatuhan mereka terhadap yang telah di wajibkan atasnya.
3.2.6 Beriman Kepada Takdir Allah SWT
Beriman kepada Takdir Allah SWT baik ataaupun buru adalaah sebuah
kewajiban yang di mana mengiamani dan mempercayai bahwasanya Allah SWT
sebelum di ciptakannya seluruh makhluk yang ada di jagat raya ini adalah di

13
bawah kekuasaan Allah SWT, baik dalam bentuk perbuatan, ciptaan, dan segala
sesuatu yang terjadi terhadap manusia baik ataupun buruk, adalah di bawah ilmu
dan kekuasaan allah SWT. Dalam mrngimani apa yang datang dari Allah SWT
maka adasyarat dalam hal tersebut. Ada dua syarat dalam mengimani apa yang
datang dari Allah SWT yaitu:
1. Beriman dan meyakini bahwasanya Allah SWT telah mengetahui segala
sesuatu yang telah di lakukan oleh manusia baik itu keburukan ataupun kebaikan
sebelum mereka di ciptakan dan telah di tetapkan olehnya.
2. Beriman dan meyakini bahwasanya Allah SWT telah menciptakan segala yang
di lakaukan oleh Allah SWT, dan Allah SWT meninginkan itu dari hambanya.
Dan telah sepakat para ulama bahwasanya beriman kepada Takdir Allah SWT
baik ataupun buruk termasuk dalam Rukun iman yang enam, itu karena telah
banyak dalil daari Al Quran dan sunnah yang menerangkan hal tersebut, dan harus
kita imani pula bahwasanya segala sesuatu yang diinginkan Allah SWT pasti akan
terjadi dan segala sesuatu yang tidak dia inginkan tidak akan terjadi.
Di samping itu Rasulullah SAW mengajarkan kita bagaimanna cara beriman
kepada takdir Allah SWT, melalui sabda beliau, beliau mengajarkan kita akan
bagaimana cara taat kepada Allah SWT, bagaimana cara membuktikan kecintaan
kita akan agamanya. Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “ Tidak di anggap
beriman seorang hamba sampai dia beriman kepada takdir Allah SWT dan dia
mengetahui bahwasanya setiap sesuatu yang menimpanya buka untuk
menyalahkannya, dan barang siapa yang melakukan kesalahan bukan untuk
menghukumnya”.
Dalam menciptakan alam semesta ini dan seluruh makhluk yang ada di
alam ini, allah SWT telah menuliskan seluruh kejadian yang ada di alam semesta
ini dalam suratan takdir yang di tulis jah sebelum di ciptakannya alam semesta ini
beserta isinya .
Dalam sebuah firmannya Allah SWT berfirman dalam Al Quran :
‫ب ِم ْن قَ ْب ِل أَ ْن نَ ْب َرأَهَا ۚ إِ َّن ٰ َذلِكَ َعلَى هَّللا ِ يَ ِسي ٌر‬
ٍ ‫ض َواَل فِي أَ ْنفُ ِس ُك ْم إِاَّل فِي ِكتَا‬
ِ ْ‫صيبَ ٍة فِي اأْل َر‬
ِ ‫اب ِم ْن ُم‬
َ ‫ص‬َ َ‫َما أ‬
Artinya :

14
“ Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri,
semuanya telah tertulis dalam kitab ( Lauih mahfuzd ) sebelum kami
mewujudkannya. Sungguh yang demikian itu mudah bagi Allah SWT “ ( Al
Hadid, 22 ). Oleh karena itu kita harusnya kita sebagai ummat yang beriman
kepada Allah SWT benar benar mengimani segala sesuatu yang datang dari Allah
SWT dan Rasulnya.
Para ahli sunnah, dari golongan shohabah dan tabiin, membuktikan
keihsanan mereka dengan cara percaya bahwasanya Allah SWT maha
mengetahui akan segala sesuatu, dan bahwasanya Allah SWT telah menulis apa
yang telah terjadi dan yang akan terjadi di lauhil mahfuzd seperti yang telah di
jelaskan oleh ayat di atas. Dan mereka mengimani dengan sebaik baik iman
bahwasanya Allah SWT maka kuasa atas segala sesuatu, dan dialah yang maha
tau akan segala sesuatu.

15
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Iman adalah kepercayaan yang meresap ke dalam hati dengan penuh
keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu, serta memberi pengaruh bagi
pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan pemiliknya sehari-hari.
Rukun iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan, yakni pilar-pilar
keyakinan seorang muslim, dalam hal-hal ini terdapat enam pilar
keyakinanatau rukun iman dalam ajaran islam yaitu :
1. Iman kepada Allah SWT- Patuh dan taat kepada ajaran Allah dan hukum-
hukum-Nya.
2. Iman kepada malaikat (makhluk ghaib)- Mengetahui dan percaya akan
keberadaan kekuasaan dan kebesaran Allah si alam semesta.
3. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT- Melaksanakan ajaran Allah dalam
kitab-kitab-Nya secara hanif. Salah satu kitab Allah adalah Al-Qur’an.-
Al-Qur’an memuat tiga kitab Allah sebelumnya, yaitu kitab-kitab zabur,
taurat, dan injil
4. Iman kepada Rasul-rasul Allah SWT.- Mencontoh perjuangan para Nabi
dan Rasul dalam menyebarkan dan menjalankan kebenaran yang disertai
kesabaran

16
5. Iman kepada hari akhir- Paham bahwa setiap perbuatan aka nada
pembalasan.
6. Iman kepada Qada dan Qadar- Paham pada keputusan serta kepastian
yang ditentukan Allah pada alam semesta.

2. Saran
Kami menyarankan bagi seluruh kaum Muslimin khususnya menjaga diri
dari perbuatan maksiat dan hendaknya selalu menjadikan iman sebagai salah satu
unsur yang mendasar dalam hidup, karen di terimanya ibadah adalah karena iman
tersebut. Dan jangan melupakan semu nikmat yang telah kita dapatkan dari Allah
SWT, dan hendanya kita pandai bersyukur atas semua yang telah di berikan oleh
Allah SWT dalam hidup kita. Yang terpenting dalam diri kita adalah keihsanan
dalam hidup kita, baik dalam menjalankan ibadah, atau dalam menjalankan
kehidupan di tengah masyarakat, karena dengannya kita bisa merasakan indahnya
hidup dengan menjalankan syariat Islam yang sebenarnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Chirzin, Muhammad, 2017 Konsep dan Hikmah Akidah Islam, Yogyakarta: Mitra


Pustaka,
http://salafy.or.id/blog/2014/12/02/apa-tujuan-diciptakannya-manusia/
Ma’hadil Ulum, 2004, At Tauhid Silsilah allugoh Al ‘Arobiyyah mustaawa
asttalist. Jakarta: LIPIA
Nurcholish Madjid, 2000 http://fahiroh-sukma.blogspot.co.id/2012/03/tujuan-
penciptaan-manusia.html
Wiwit Hardi P. 2015 http://muslimah.or.id/7109-2-tujuan-penciptaan-
manusia.html

18

Anda mungkin juga menyukai