Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH 

 PERILAKU KONSUMEN
TENTANG Pengaruh Faktor Eksternal Terhadap Perilaku
Konsumen

Dosen Pengampu

DISUSUN OLEH :
FAKHRURAZI
NPM. 19310572
KELAS : REG PAGI B BJM

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya
penulis mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun penyusunan
makalah ini melalui proses yang cukup lama.

Makalah tentang PERILAKU KONSUMEN ” disusun dengan tujuan untuk


melengkapi tugas Diharapkan melalui makalah ini, penulis dapat lebih memahami
kaidah Bahasa Indonesia dan mampu menerapkan metode penulisan karya ilmiah
dengan konsisten.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan makalah ini, khususnya kepada dosen Bahasa Indonesia
yang bersedia membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan makalah
ini.

Semoga penyusunan makalah ini dapat memberikan inspirasi bagi penulis yang
lain.

Banjarmasin, November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi ..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah ..............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Perilaku Konsumen......................................................................4
2..2  Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi perilaku konsumen..........................4
2.3 Contoh kasus...................................................................................................11

BAB III PENUTUP.............................................................................................13


3.1Kesimpulan ......................................................................................................13
3.2 Saran................................................................................................................14
Daftar pustaka........................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini semakin pesat,
ditandai dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan
ketat. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk
mempertahankan kelangsungan hidup, mengembangkan perusahaan, memperoleh
laba optimal serta berusaha memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi
perusahaan  pesaing. Seorang pemasar dituntut mampu menciptakan strategi
pemasaran yang tepat dalam rangka persaingannya dengan perusahaan lain.
Pemasar juga harus menciptakan produk yang mampu mengkarakteristikkan diri
agar konsumen mengenal produk-produk yang dipasarkan oleh perusahaan
tersebut. Untuk mengantarkan identitas perusahaan agar mudah
dikenal konsumen, merek menjadi hal yang sangat penting.
Dalam mengenal Produsen kita perlu mempelajari prilaku produsen  sebagai
perwujudan dari seluruh aktivitas jiwa manusia itu sendiri. Suatu metode
didefinisikan sebagai suatu wakil realitias yang di sederhanakan. Model perilaku
produsen dapat didefinisikan sebagai suatu sekema atau kerangka kerja yang di
sederhanakan untuk menggambarkan aktiviras-aktiviras produsen. Model perilaku
produsen dapat pula di artikan sebagai kerangka kerja atau suatu yang mewakili
apa yang di yakinkan Produsen dalam mengambil keputusan menjual dan mencari
keuntungan
Adapun yang mempengaruhi factor-faktor perilaku produsen yaitu :
Kekuatan sosial budaya terdiri dari faktor budaya, tingkat sosial, kelompok
anutan  dan keluarga. Sedangkan kekuatan pisikologis terdiri dari pengalaman
belajar, kepribadian, sikap dan keyakinan. Sedangkan tujuan dan fungsi modal
perilaku produsen sangat bermanfaat dan mempermudah dalam mempelajari apa
yang telah diketahui mengenai perilaku produsen.Menganalisis perilaku produsen
akan lebih mendalam dan berhasil apa bila kita dapat memahami aspek-aspek
pisikologis manusia secara keseluruhan.

1
Dengan demikian berarti pula keberhasilan pengusaha, ahli pemasaran,
pimpinan toko dan pramuniaga dalam memasarkan suatu produk yang membawa
kepuasan kepada konsumen dan diri pribadinya. Pemahaman akan perilaku
konsumen adalah tugas penting bagi para produsen. Para pemasar mencoba
memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka dapat menawarkan
kepuasan yang lebih besar kepada konsumen sampai tingkat yang lebih tinggi
masih ada. Beberapa produsen masih belum menerapkan konsep pemasaran
sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen dan tidak memandang
kepuasan konsumen sebagai tujuan utama yang besar.
. Tanpa dukungan mereka, suatu bisnis tidak bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis
kita sukses memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu
bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu biasanya mereka hanya bisa membuat
rekomendasi dari teman dan relasinya.
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan
dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian
produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen
merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan
pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses
pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang
berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan
dengan dengan pertimbangan yang matang.

1.2  Rumusan Masalah


1.  Apa manfaat dan tujuan yang diperoleh perusahaan/produsen dalam
memperhatikan perilaku konsumen?
2.  Apa pengertian dari perilaku konsumen dan faktor eksternal yang
mempengaruhi perilaku konsumen
3. Masalah apa saja yang dihadapi dalam melakukan Analisis Perilaku
Konsumen?

2
1.3  Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui manfaat dan tujuan yang diperoleh
perusahaan/produsen dalam memperhatikan perilaku konsumen.
2.  Untuk mengetahui arti dari perilaku konsumen dan faktor eksternal yang
mempengaruhi perilaku konsumen.
3. Untuk mengetahui masalah apa saja yang sering dihadapi dalam
melakukan Analisis Perilaku Konsumen.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Perilaku Konsumen


Perilaku konsumen merupakan suatu ilmu yang mencoba mempelajari
tentang tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-tindakan untuk membeli
produk tertentu. Suatu dorongan yang menyebabkan seseorang mengambil
keputusan dalam membeli jasa atau barang adalah untuk memuaskan kebutuhan
dan keinginannya. Kegiatan konsumen dalam mendapatkan dan menggunakan
suatu produk merupakan perilaku konsumen. Perilaku konsumen menurut Swasta
& Handoko (2000) didefinisikan sebagai berikut : perilaku konsumen adalah
kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung yang terlibat dalam mendapatkan
dan menggunakan barang dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan
keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan tersebut.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen
merupakan tindakan atau aktifitas yang dilakukan individu, kelompok atau
organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam
mendapatkan menggunakan barang atau jasa ekonomi yang dapat dipengaruhi
oleh lingkungan. Mempelajari perilaku konsumen tidak cukup hanya mempelajari
mengenai apa yang dibeli, tetapi juga dimana (where), bagaimana kebiasaannya
(how often), dan dalam kondisi macam apa (under what condition) produk
tersebut dibeli.

2.2 Faktor-Faktor Eksternal yang mempengaruhi perilaku Konsumen


Prasetijo dan Ihalauw (2004) mengemukakan ada 2 (dua) faktor yang
umumnya mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu hal-hal yang
melekat pada diri individu itu sendiri seperti kebutuhan dan motivasi, kepribadian,
psikografik, persepsi, pembelajaran, sikap dan kepercayaan. Sedangkan faktor
ektsernal berasal dari lingkungan sosial konsumen itu sendiri seperti keluarga, dan
kelompok acuan; serta pengaruh pemasaran (produk, harga, distribusi,

4
promosi).  Berikut ini akan diuraikan variabel-variabel yang menjadi pokok
perhatian peneliti yaitu kelompok acuan konsumen, keluarga konsumen, harga,
produk, dan distribusi (tempat).
1. Kelompok Acuan
Kelompok merupakan kumpulan dari dua atau lebih orang yang saling
berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pandangan pemasaran,
masing-masing kelompok di mana konsumen menjadi anggotanya akan
mempengaruhi perilaku pembelian dari konsumen tersebut (Sumarwan, 2002).
Menurut Salomon (1999) dalam Prasetijo dan Ihalauw (2004) kelompok
acuan (reference group) adalah individu atau sekelompok orang yang dianggap
memiliki relevansi yang signifikan pada seseorang dalam hal mengevaluasi,
memberikan inspirasi, atau dalam perilaku konsumen. Sementara itu,
Mangkunegara (2002) mendefinisikan kelompok acuan sebagai sekelompok orang
yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma, dan perilaku konsumen. Namun,
perilaku konsumen tidak hanya dipengaruhi kelompoknya tapi juga lewat
kelompok lain tanpa perlu menjadi anggota kelompok itu, seperti para remaja
sering meniru gaya rambut kelompok orang yang menjadi idolanya.
Kelompok acuan sering dibedakan ke dalam formal dan informal, primer
dan sekunder, kelompok aspirasi dan disasosiasi. Secara umum ada tiga pengaruh
yang diberikan kelompok acuan yaitu pengaruh normatif, pengaruh ekspresi nilai,
dan pengaruh informasi.  Pengaruh normatif adalah pengaruh kelompok acuan
terhadap seseorang melalui norma-norma sosial yang harus dipatuhi dan diikuti.
Kelompok acuan juga akan mempengaruhi seseorang melalui fungsinya sebagai
pembawa ekspresi nilai. Kelompok acuan akan mempengaruhi piliihan produk
atau merek dari seorang konsumen karena kelompok acuan tersebut sangat
dipercaya sarannya karena ia memiliki pengetahuan dan informasi yang lebih baik
(Sumarwan, 2002).
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) dalam Sumarwan (2002) ada
beberapa konsumen yang berkaitan erat dengan konsumen, yaitu :
a.         Kelompok Persahabatan (Friendship Groups)

5
Konsumen membutuhkan teman dan sahabat sesamanya. Memiliki teman atau
sahabat merupakan naluri dn uari konsumen sebagai makhluk sosial. Teman dan
sahabat bagi konsumen akan memenuhi beberapa kebutuhan konsumen, seperti
kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan kebersamaan, kebutuhan untuk
mendiskusikan berbagai masalah ketika konsumen merasa enggan untuk
membicarakan dengan orang tua atau saudara kandung.
Pendapat dan kesukaan teman seringkali mempengaruhi pengambilan keputusan
konsumen dalam memilih dan membeli produk dan merek. Semakin erat
persahabatan terjalin dalam hal ini semakin besar kepercayaan sesorang terhadap
sahabatnya, semakin besar pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan.
b.        Kelompok Belanja (Shopping Group)
Kelompok belanja adalah dua atau lebih orang konsumen yang berbelanja
bersama pada waktu yang sama. Kelompok belanja bisa merupakan kelompok
persahabatan atau keluarga, namun bisa juga orang lain yang bertemu di toko
untuk membeli produk yang sama. Konsumen secara tidak sengaja akan bertanya
kepada konsumen yang baru dikenalnya mengenai produk atau jasa yang akan
dibeli. Jika beruntung, konsumen tersebut mungkin memberikan banyak informasi
mengenai produk dan merek. Informasi ini menjadi masukan penting bagi
konsumen dalam mengurangi rasa kuatir akan risiko salah dalam membeli produk.
c.         Kelompok Kerja (Work Group)
Konsumen yang telah bekerja akan berinteraksi dengan teman-teman sekerjanya
baik dalam tim kecil maupun teman kerja lainnya dari bagian lain. Interaksi yang
sering dan intensif memungkinkan teman-teman sebagai kelompok kerja
mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk atau
jasa serta pemilihan merek.
d.        Kelompok atau Masyarakat Maya (Virtual Groups or Communities)
Perkembangan teknologi dan informasi khususnya computer dan internet telah
melahirkan suatu kelompok atau masyarkat baru yang disebut kelompok atau
masyarakat maya, yang tidak dibatasi oleh wilayah dan waktu. Melalui
internet, e-mail, dan jejaring sosial, seorang konsumen memiliki akses yang luas
untuk mencari masyarakat maya yang sesuai kebutuhannya kemudian bergabung

6
dengan masyarakat tersebut. Konsumen yang menjadi anggota kelompok maya
akan sering mengakses informasi untuk mengambil keputusan pembelian dan
pemilihan produk. Masyarakat maya memberikan pengaruh yang besar terhadap
keputusan konsumen.
e.         Kelompok Pegiat Konsumen (Consumer Action Groups)
Konsumen yang kecewa dengan pembelian produk atau jasa memerlukan
kelompok yang akan membantunya ketika dirugikan oleh konsumen. Untuk
melindungi kepentingan konsumen, pemerintah mengakui adanya lembaga
swadaya masyarakat yang diharapkan aktif dalam mewujudkan perlindungan
konsumen. Yayasan lembaga konsumen Indonesia (YLKI) merupakan lembaga
swadaya tertua di Indonesia yang telah aktif melindungi kepentingan konsumen.
Lembaga ini berperan penting dalam mempengaruhi keputusan konsumen, bahkan
aktif memberikan masukan kepada lembaga pemerintah maupun swasta
2. Keluarga
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) keluarga adalah dua atau lebih
orang yang memiliki hubungan darah, perkawinan, atau adopsi yang tinggal
bersama-sama. Keluarga sering juga disebut unit rumah tangga. Unit rumah
tangga ini memiliki beberapa jenis yaitu :
. Suami, istri, dan anak-anak disebut keluarga inti..Suami, istri, anak-anak dan
kakek, nenek disebut keluarga terulur.
a. Ayah saja atau ibu saja dengan anak-anaknya
b. .Sepasang suami istri tanpa anak.
c. Pria atau wanita tidak menikah yang hidup ditempat tinggal tertentu.
d. Beberapa keluarga hidup disatu rumah untuk alas an hemat.
(Prasetijo dan Ihalauw, 2004).
Anggota keluarga bisa dibilang yang memberikan pengaruh paling besar dalam
keputusan konsumen. Masing-masing anggota keluarga mempunyai peran dalam
pengambilan keputusan. Seorang keluarga mungkin memiliki lebih dari satu
peran, tergantung pada produk yang akan dibeli. Sumarwan (2002)
mengemukakan beberapa peran dari anggota keluarga dalam pengambilan
keputusan, yaitu :

7
a. Inisiator, seorang anggota keluarga yang memiliki ide untuk membeli
atau mengkonsumsi suatu produk. Ia akan memberikan informasi
kepada anggota keluarga lainnya untuk mempertimbangkan dan untuk
memudahkan pengambilan keputusan.
b. Pemberi pengaruh, seorang anggota keluarga yang selalu diminta
pendapatnya mengenai suatu produk atau merek yang akan dibeli dan
dikonsumsi. Ia diminta pendapatnya mengenai criteria dan atribut-
atribut produk yang sebaiknya dibeli.
c. Penyaring informasi, seseorang anggota keluarga yang menyaring
semua informasi yang masuk ke dalam keluarga tersebut.
d. Pengambil keputusan, seseorang anggota keluarga yang memiliki
wewenang untuk memutuskan apakah membeli suatu produk.
e. Pembeli, suatu anggota keluarga yang membeli produk, atau yang
diberi tugas untuk melakukan pembelian produk.
f. Pengguna, seseorang anggota keluarga yang mengonsumsi suatu
produk.
3. Harga
Kotler (1997) mendefinisikan harga sebagai sejumlah uang yang
dibayarkan atas barang dan jasa, atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk
mendapat manfaat dari memiliki atau menggunakan barang dan jasa.
Penetapan harga (pricing) meliputi kebijaksanaan manajemen untuk
menentukan jumlah uang yang akan dibebankan kepada para konsumen dan
perantara bagi produk yang dihasilkan perusahaan. Kotler (2005) dalam Saputra
(2008) mengemukakan faktor-faktor yang menentukan kebijakan penetapan harga
terdiri dari :
a. Memilih tujuan penetapan harga
b. Menentukan permintaan
c. Memperkirakan biaya
d. Menganalisa harga, biaya, dan tawaran pesaing
e. Memilih metode penetapan harga
f. Memilih harga akhir

8
Persepsi konsumen terhadap kualitas produk berubah-ubah seiring
dengan perubahan yang terjadi pada harga. Semakin tinggi harga suatu produk
semakin tinggi pula kualitas produk yang dipersepsikan oleh konsumen.
Konsumen memiliki persepsi seperti ini ketika mereka tidak memiliki petunjuk
lain mengenai kualitas produk selain harga.
Tjiptono (2002) dalam Kartika (2008) mengemukakan harga memiliki
dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan pembelian, yaitu
peranan alokasi dari harga yang membantu  para pembeli memutuskan cara
memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya; dan
peranan informasi dari harga yang mendidik konsumen mengenai faktor produk-
produk, seperti kualitas.
Selain beberapa hal di atas, dalam penentuan harga pun harus disesuaikan
dengan harga yang berlaku dipasaran, kemampuan konsumen, dan harga dari
pesaing itu sendiri (Isnandar 2002).
4. Produk
Menurut Kotler (1997) produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke
suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk yang dipasarkan
meliputi barang fisik (misalnya obat, mobil), jasa (rumah sakit, salon), orang
(artis, dokter), tempat (misalnya tempat wisata), organisasi (misalnya Yayasan
Jantung Indonesia), dan gagasan (misalnya cara memasak yang praktis).
Produk yang akan dikembangkan dan dipasarkan oleh suatu jenis usaha
sangat perlu dijaga kualitasnya karena berpengaruh terhadap image (pandangan)
konsumen tentang jenis usaha tersebut. Selain itu, variasi dan kelengkapan produk
yang ditawarkan pun penting untuk mendapat perhatian pemasar khususnya pada
apotek. Variasi dan kelengkapan produk di sini meliputi jenis produk (obat-
obatan), jenis merek, jumlah, keseimbangan dengan produk lain yang
berhubungan (produk pendukung kesehatan selain obat) dan lain sebagainya
(Isnandar, 2002).
5. Lokasi
Lokasi merupakan tempat konsumen mendapatkan produk. Keputusan
mengenai lokasi pendistribusian atau penjualan produk berkaitan dengan

9
pertimbangan bagaimana penyerahan produk kepada pelanggan dan dimana hal
itu akan berlangsung. Hal ini bertujuan agar produk selalu berada tepat pada
sasaran.
6. Kebudayaan
Kebudayaan menurut Kotler ( 1990: 179) adalah : “Faktor penentu
keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar.” Mempelajari perilaku
konsumen sama artinya dengan mempelajari perilaku manusia, sehingga perilaku
konsumen dapat juga ditentukan oleh kebudayaan, yang tercermin pada cara
hidup, kebiasaan dan tradisi dalam memilih bermacam-macam produk di pasar
7. Kelas Sosial
Pengertian kelas sosial dalam hal ini adalah sama dengan istilah lapisan
sosial, kelas sosial kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam
sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang dan para
anggotanya dalam setiap jenjangnya itu memiliki nilai, minat dan tingkah laku
yang sama.
Ukuran atau kriteria untuk menggolongkan anggota masyarakat ke  dalam
kelas sosial pada umumnya menggunakan kekayaan,kekuasaan, kehormatan dan
ilmu pengetahuan. Penggolongan masyarakat dalam kelas sosial dapat
dikelompokkan dalam 3 golongan
a. Golongan atas, yang termasuk kedalam golongan ini antara lain pengusaha
kaya dan pejabat tinggi.
b. Golongan menengah, yang termasuk golongan ini antara lain karyawan
instansi pemerintah, pengusaha menengah.
c. Golongan rendah, yang termasuk golongan ini yaitu pegawai rendah,
pedagang kecil, buruh pabrik.
Kelas sosial memiliki beberapa ciri :
a. Orang yang berada dalam setiap kelas cenderung berperilaku serupa
daripada orang yang berasal dari dua kelas sosial yang berbeda.
b. Seseorang dipandang mempunyai pekerjaan yang rendah atau tinggi sesuai
dengan kelas sosialnya.

10
c. Kelas sosial seseorang dinyatakan dengan beberapa variabel seperti
jabatan, pendapatan, kekayaan dan pendidikan.
d. Seseorang mampu berpindah dari satu kelas sosial ke kelas sosial yang
lain.
e. Perilaku konsumen antar kelas sosial satu dengan yang lain sangat
berbeda.

2.3 Contoh Kasus Perilaku Konsumen

Analisis perilaku konsumen dalam pembelian suatu merek


telepon seluler.
Perkembangan telepon seluler telah bertambah pesat di mana telah banyak
orang telah memerlukan produk ini, roduk ini menjadi produk yang sangat di
perlukan menjadikan produk ini berkembang pesat di pasaran. Produk telepon
seluler telah memasuki kehidupan masyarakat dan telah menjadi kebutuhan
pokok. Bahkan telah menjangkau ke setiap lapisan masyarakat. Hal tersebut
mendorong pengusaha yang bergerak di bidang telepon seluler untuk dapat
memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen akan produk telepon seluler
tersebut. Perkembangan tekhnologi menjadikan banyaknya perusahaan yang
memproduksi bahkan perusahaan elektronik yang dulunya tidak memproduksi
telpon seluler kini sudah memproduksi telepon seluler. Banyaknya merek yang
tersedia di pasar menjadikan persaingan yang ada sangat ketat di antara
perusahaan-perusahaan yang memproduksi telepon seluler.
Pembelian telepon seluler oleh konsumen di lakukan dengan terlebih
dahulu melalui tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian. Pada tahap
pengenalan kebutuhan sebagian besar konsumen menyatakan bahwa
mempermudah komunikasi merupakan motivasi atau alasan utama mereka dalam
membeli telepon seluler. Manfaat utama yang di cari sebagian besar konsumen
pada saat membeli telepon seluler adalah manfaat ( fungsional ) yaitu sebagai alat
komunikasi mobile ( bergerak ) yang dapat di bawa kemana saja, setelah
mengenali adanya kebutuhan akan telepon seluler, konsumen akan melakukan

11
tahap pencarian informasi, sebagian besar konsumen menyatakan bahwa sumber
informasi utamanya adalah teman dan banyak di pengaruhi media cetak dan aspek
yang paling di cari dari informasi itu adalah mengenai focus perhatian pada fitur
yang tersedia dalam produk telepon seluler tersebut. Pada tahap evaluasi
alternative yang menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian
adalah harga lalu mengidentifikasi telepon seluler yang berkualitas adalah dengan
melihat fitur yang ada. Setelah melakukan tahap evaluasi alternative, konsumen
akan melakukan proses pembelian.
Dari tahap pembelian yang telah di lakukan oleh konsumen akhirnya
sampai ke tahap evaluasi pascapembelian di mana konsumen akan mengevaluasi
apakah hasil yang di peroleh dari pembelian tersebut memuaskan atau tidak. Dan
perilaku konsumen tidak hanya berfokus pada atribut produk saja akan tetapi
masih banyak  factor lainnya seperti segmen pasar yang di tuju, lokasi  atau factor
budaya. Karena biasanya konsumen akan lebih memilih tempat pembelian yang
menjual produknya dengan kualitas yang terjamin, adapun pembelian cara
konsumen dalam memutuskan pembelian telepon seluler adalah terencana di mana
mereka akan menyediakan waktu khusus untuk membeli telepon seluler tersebut.
Usaha untuk merebut segmen pasar harus selalu di lakukan dan di
perbaharui. Untuk itu perusahaan penting untuk lebih mengenal konsumen dan
berupaya memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk telepon
seluler. Hal ini di lakukan demi kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Oleh
karenanya pemasar yang baik harus dapat memperhatikan hal ini, sebab dalam
proses pembelian konsumen mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam
menentukan terjadinya suatu transaksi pembelian. Konsumen secara kuat di
pengaruhi oleh faktor budaya, social, pribadi, psikologis, faktor-faktor tersebut
harus di perhitungkan oleh pemasar dalam mendukung tujuan perusahaan yaitu
menjual produknya kepada konsumen

12
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik
individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai,
mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa.
Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, diantaranya faktor
budaya, social, psikologis, dan faktor marketing strategy. Keterkaitan
perusahaan/produsen sangatlah erat. Produsen memiliki ketergantungan terhadap
prilaku konsumen yang mempengaruhi efektifitas penjualan. Proses pengamatan
produsen terhadap prilaku konsumen akan memberikan hasil yang menentukan
strategi pemasaran. Inilah alasan mengapa produsen perlu mengamati prilaku
produsen.

Pada pembahasan bahwa Usaha untuk merebut segmen pasar harus selalu
di lakukan dan di perbaharui. Untuk itu perusahaan penting untuk lebih mengenal
konsumen dan berupaya memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap
produk telepon seluler. Hal ini di lakukan demi kelangsungan hidup perusahaan
itu sendiri. Oleh karenanya pemasar yang baik harus dapat memperhatikan hal ini,
sebab dalam proses pembelian konsumen mempunyai pengaruh yang sangat kuat
dalam menentukan terjadinya suatu transaksi pembelian. Konsumen secara kuat di
pengaruhi oleh faktor budaya, social, pribadi, psikologis, faktor-faktor tersebut
harus di perhitungkan oleh pemasar dalam mendukung tujuan perusahaan yaitu
menjual produknya kepada konsumen

13
3.2 Saran
Demikian dalam pembuatan makalah ini, yang tidak lepas dari kekhilafan
dan kesalahan sehingga penulis mengingkan bagi pembaca dapat memberikan
kritikan dan saran agar makalah ini menjadi jauh lebih kedepannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Engel, James F., Blackwell, Roger D., dan Miniard, Paul W., Perilaku
Konsumen,  Alih bahasa Budiyanto, Binarupa Aksara, Jakarta, 1994
Mowen, John C., Consumer Behavior, Macmillan Publishing Company,
Newyork, 1990
Peter, J. Paul dan Olson, Jerry C. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran,
Alih bahasa Damos Sihombing, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1999
Sutisna, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, Rosdakarya, Bandung,
2002,

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/10/jtptunimus-gdl-s1-2008-mtaufiqhid-463-
3-bab2.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai