Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Ayat Dan Hadits Ekonomi


(ETIKA EKONOMI)

Diajukan untuk memenuhi Tugas kelompok


Mata kuliah : Ayat Dan Hadits Ekonomi
Dosen Pengampu: SELI AENINA, ME

Oleh :
Rizka Nahdiyatul kh
Isnaeni Mahmudah

SYARI’AH/EKONOMI SYARIAH/SEMESTER III


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA
KABUPATEN TEGAL
Tahun Ajaran : 2018/2019

i
KATA PENGANTAR
‫بسم اهللا ال ّر حمن ا ل ّر حيم‬

Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang


memberi kita rahmat, taufik, serta inayahnya sehingga kami bisa menyelesaikan
tugas makalah ini.
Shalawat serta salam yang selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah menuntun dan membimbing kita selama di dunia ini, maka kami
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ayat dan hadits ekonomi (etika
ekonomi).
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan terima kasih yang tidak
terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
penulisan makalah ini, khususnya kepada SELI AENINA, ME selaku Dosen
pengampu mata kuliah tersebut.
Kami berharap semoga Allah SWT memberikan ganjaran yang setimpal
bagi pembacanya, sehingga bagi kedua orangtuanya, dan menjadi amal sholeh
bagi penulis, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Agar dalam pembuatan makalah dilain
waktu dapat lebih bisa menyempurnakan dari makalah yang kami buat saat ini.

Slawi, Oktober 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Abstrak..............................................................................................................i
Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar isi...........................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
Bab II Pembahasan...........................................................................................2
A. Pengertian Etika ekonomi.....................................................................2
B. penerapan nilai-nilai bisnis islam.........................................................3
C. Hadist tentang ekonomi islam..............................................................7
D. Menggapai kemaslahatan melalui penerapan nilai islam dalam binis..8
Bab III Penutup.................................................................................................9
A. Kesimpulan...........................................................................................9
Daftar Pustaka...................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Segala pembahasan yang berkaitan dengan ekonomi Islam sebagai ekonomi
ilahiyah,berpijak pada ajaran tawhzd tduhiyyah. Ketika seseorang mengesakan dan
menyembah Allah, dikarena- kan kapasitas Allah sebagai dzat yang wajib disembah dan
juga tidak menyekutukan-Nya (al-An'am 16l: 102 dan adz-Dzariyat 51: 56),hal ini
berimplikasi pada adanya niat yang tulus,bahwa segala pekerjaan yang dikerjakan oleh
manusia adalah dalam rangka beribadah kepada Allah,sebagai satu bentuk penyemba_
han kepada-Nya. Termasuk ketika seseorang melakukan kegiatan ekonomi dalam
kesehariannya. Dalam skala mikro dan makro, seseorang haruslah selalu teringat bahwa
segala yang dilakukan_ nya adalah ibadahnya kepada Sang Pencipta. Dengan kondisi
seperti ini, alam bawah sadar seseorang akan selalu menolak setiap pekerjaan yang
dianggap tidak baik dan berimplikasi pada adanya kerugian bagi orang lain.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari ekonomi islam?


2. Apa saja penerapan nilai-nilai bisnis islam?
3. Apa bunyi hadis tentang ekonomi islam ?
4. Bagaimana menggapai kemaslahatan melalui penerapan nilai islam dalam
binis ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian etika ekonomi


Etika berasal dari kata Yunani ethos, yang dalam bentuk jamaknya berarti adat
istiadat' atau 'kebiasaan'. Dalam pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan
hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau
kelompok masyarakat. Ini berani erika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup
yang baik, aturan hidup yang baik1
Kata ekonomi berasal dari kata Yunani, yaitu oikos dan no- mos. Kata oikos
berarti rumah tangga (house-hold), sedangkan kata nomos memiliki arti mengatur.
Maka secara garis besar eko- nomi diartikan sebagai aturan rumah tangga, atau
manajemen rumah tangga. Kenyataannya, ekonomi bukan hanya berarti rumah
tangga suatu keluarga, melainkan bisa berarti ekonomi suatu desa, kota, dan
bahkan suatu negara.2
Adapun dalam pandangan Islam, ekonomi atau iqtishad ber- asal dari kata
"qosdun" yang berarti keseimbangan (equilibrium) dan keadilan (equally
balanced). Kata-kata al-qashdu dalam Al- Qur'ans dan Hadis sebagai berikut:3
Dimaknai juga dengan "pertengahan", dalam ayat " ‫"منهم أمةمقتصدة‬, yang berarti "di
antara mereka terdapat gotongan yang pertengahan,"' maka iqtishad ada- lah
pertengahan dalam bekerja, yang berarti tidak bakhil, pelit, dan berlebih-lebihan.
Yang membedakan Islam dengan materialisme ialah bahwa Islam tidak pernah
memisahkan ekonomi dengan etika, sebagaimana tidak pernah memi- sahkan
ilmu dengan akhlak, politik dengan etika , perang dengan etika dan kerabat
sedarah sedaging dengan kehidupan Islam. Islam adalah risalah yang diturunkan
Allah melalui rasul untuk membenahi akhlak manusia. Nabi saw. bersabda ,
"sesungguhnya aku diutus untuk mcnyempurnakan akhlak mulia." Islam juga
tidak mcmisahkan agama dengan negara dan materi dengan spiritual sebagaimana

1
Dr,sonny Keraf.1998. Etika Bisnis.Yogyakarta:Pustaka Filsafat hal14
2
Ika yunia Fauzia,2015.Prinsip Dasar Ekonomi Islam.Jakarta:Kencana hal 2
3
Ibid hal 3

2
yang dilakukan Eropa dengan konsep sekularismenya. Islam juga berbeda dengan
konsep kapitalisme yang memisahkan akhlak dengan ekonomi .
Manusia muslim,individu maupun kelompok dalam lapangan ekonomi atau
bisnis-- di satu sisi diberi kebebasan untuk mencari keuntungan sebesar - besarnya
Namun, di sisi lain, ia terikat dengan iman dan etika sehingga ia tidak bebas
mutlak dalam menginvestasikan modalnya atau membelanjakan hartanya.
Masyarakat muslim tidak bebas tanpa kendali dalam memproduksi segala sumber
daya alam, mendistribusikannya, atau mengkonsumsikannya. Ia terikat dengan
buhul akidah dan etika mulia, di samping juga dengan hukum-hukum Islam.
2. Penerapan Nilai-nilai lslam Dalam Bisnis
Di dalam ajaran lslam terdapat berbagai macam nilai :jil:i tetrsd'but untuk
dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Nila - mulai dari nilai yang berkaitan
dengan hubungan dengan Tuhan, hubungan dengan sesama makhluk, hingga
nilai-nilai dalam berperilaku. Kajian tentang nilai dalam ilmu pengetahuan
menjadi salah satu perbedaan utama antara pandangan Sains Barat dengan
pandangan ilmu pengetahuan Islam. Di daJam Islam, ilmu pengetahuan harus
didasarkan pada nilai dan harus memiliki fungsi dan tujuan. Bahkan menurut
Sumarna, nilai sebagai ruhnya ilmu. Ilmu tanpa nilai seperti tubuh tanpa roh yang
berarti tidak berguna (2006: 183). Dalam Al-Qur'an terdapat banyak macam nilai
yang dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, di antaranya
tauhid, amanah, maslaha. ilhlash, 'adl, ihsan, istikhtaf, ukhuwwah, shiddiiq, dan
lain sebagainya. Tauhid merupakan prinsip utama di dalam beragama. Prinsip ini
menunjukkan bahwa setiap manusia diciptakan adalah sama kedudukannya dan
tidak boleh ada yang memosisikan dirinya sebagai yang disembah dan yang lain
adalah penyembah tetapi satu-satunya yang bisa disembah adalah Allah Swt.
tuhan alam semesta.4
Amanah adalah lawan dari khianat, merupakan kepercayaan atau
pertanggungjawaban moral atas semua tugas atau kewajiban yang diemban
seseorang, termasuk pula segala yang telah ditetapkan Allah kepada hamba- Nya
(Kahhar dan Fatahillah, 2007: 14). Adapun maslahah dalam ekonomi menurut

4
Fordebi,Adesy .2016.Ekonomi Dan Bisnis Islam.jakarta: RajaGrafindo Persada hal.90

3
Siddiqi, 1992: 11-34, adalah segala kegiatan produksi harus bisa memberikan
kemaslahatan maksimum bagi konsumen dan produsen yang bisa diwujudkan
dalam berbagai bentuk, di antaranya pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkat
moderat, menemukan kebutuhan masyarakat dan pemenuhannya, menyiapkan
persediaan barang dan jasa di masa depan, dan tidak merusak lingkungan hanya
demi untuk mendapatkan keuntungan materi atau memenuhi kebutuhan umat
manusia. Sedangkan ikhlash adalah menyengajakan perbuatan semata-mata
mencari keridhaan Allah dan memurnikan perbuatan dan segala bentuk
kesenangan duniawi (Qardhawi, 2004: 13).
Sementara 'adl adalah kata benda abstrak yang berasal dari kata kerja adala yang
berarti: pertama, meluruskan atau duduk lurus, mengamandemen atau mengubah;
kedua, melarikan diri, berangkat atau mengelak dari suatu jalan yang kelirusalah
menuju jalan yang benar; lzetiga, sama atau sepadanatau menyamakan; dan
keempat, menyeimbangkan atau mengimbangi, sebanding atau berada dalam
suatu keadaan yang seimbang (state of equilibrium) (Khadduri, 1984: 8). Dan
ihsan adalah melakukan perbuatan baik karena dilandasi kasih sayang sehingga
perbuatan baik tersebut melebihi ketentuan yang ada. Istikhlaf, yaitu apa saja
yang dimiliki manusia merupakan titipan Allah Swt. (Qardhawi, 2000a: 40-1).
Dengan demikian, Allah-lah Yang Maha Pemilik seluruh apa dan siapa yang ada
di dunia ini.9 Sementara ukhuwwah adalah hubungan yang menyatu di antara
umat manusia, antara umat manusia dengan umat lainnya, dan antara umat
manusia dengan lingkungannya (Shihab, 1997: 489). Sedangkan shiddiq
merupakan kesesuaian antara ucapan dengan kenyataan atau antara keadaan yang
terlihat dengan yang tersembunyi (Al- Mishri, 2008: 24-8).
Dalam tulisan ini, ada tiga nilai utama yang mencoba 1 dapat diterapkan (tidak
berarti nilai yang lain tidak bermanfaat hanya untuk memberi contoh bagaimana
nilai-nilai dalam diaplikasikan dalam dunia bisnis yang berbeda filosofinya de
yang dikelola secara konvensional), yaitu nilai kejujuran, keadilan dan
kemanunggalan (ukhuwwah). Ketiga jenis nilai utama ini dala: implementasinya
tidak dibatasi oleb ruang dan waktu.
 Nilai Kejujuran Dalam Berbisnis

4
Menurut Qardhawi (2000a), kejujuran adalah puncak moralitas dan
karakteristik yang paling menonjol dari orang-orang beriman. Tanpa
kejujuran, agama tidak akan berdiri tegak dan kehidupan dunia tidak akan
berjalan baik.5 Begitu pun bisnis tidak akan berjalan baik tanpa ditopan
oleh pemilik dan karyawan yang jujur.Jujur merupakan pancaran dari iman
yang dimiliki pemilik dan karyawan, mereka tidak terbiasa berdusta, baik
dalam menghasilkan dan menjual produk maupun memanipulasi
keuntungan. Hukum ketertarikan (law of attraction), mengatakan bahwa
energi universal yang ada di sekitar kita akan merespons setiap getaran
yang kita pancarkan (Losier, 2009: 17), maka pada detik itu juga energi
universal tersebut sedang menyesuaikan diri dengan getaran yang kita
pancarkan dan melipatgandakan apa pun yang dipancarkan. Jika yang
dipancarkan adalah nilai kejujuran dalam proses bisnis maka energi di
sekitar kita akan memancarkan balik nilai kejujuran yang sama atau lebih.
Pancaran kejujuran dalam berproduksi akan menarik pancaran input
produksi yang sama bahkan bisa melebihinya, misalnya dengan
meningkatnya penjualan atau meningkatnya keuntungan. Tetapi keadaan
yang sama akan terjadijika yang dipancarkan adalah kedustaan maka
pancaran baliknya akan sama atau melebihinya
 Nilai Keadilan Dalam Berbisnis
Keadilan sebagai salah satu nilai universal yang dijunjung tinggi dan
menjadi dambaan dan harapan umat manusia kapan pun dan di mana pun
mereka berada. Dalam pandangan Islam, adil merupakan norma paling
utama dalam seluruh aspek perekonomian (Qardhawi, 2000: 182-3). Ini
berarti setiap transaksi yang teOadi harus dilakukan secara adil kepada
semua pihak tanpa membedakan suku, bangsa, agama, jabatan, dan lain
sebagainya.
Begitu pentingnya sifat adilini sehingga Allah pun menjadikannya sebagai
salah satu sifat-Nya. Ia menciptakan alam semesta (makrokosmos) ini
dalam tatanan keadilan;io manusia (mikrokosmos) juga diciptakan secara

Ibid hal 92
5

5
adil; u dan menugaskan manusia sebagai khalifah juga untuk menegakkan
keadilan di muka bumi.i' Dengan demikian, penerapan nilai keadilan di
dalam setiap aktivitas menjadi pembeda antara manusia yang baik dan
benar dengan yang menzalimi sesamanva.
Oleh karena itu, keadilan bukan hanya kebutuhan dari salah satu pihak
dalam jual-beli tetapi yang lebih hakiki adalah dambaan setiap orang, baik
penjual maupun pembeli. Itulah sebabnya, jual-beli harus transparan dan
melarang bai'ulgharar'J karena ketidaktahuan terhadap kondisi suatu
produk yang bisa merugikan salah satu pihak. Penjual atau pembeli harus
mengetahui atau memiliki informasi yang lengkap sehingga tidak ada yang
merasa dirugikan. Jika salah satu pihak tidak memiliki informasi, maka
kewajiban pihak lain untuk memberitahunya. Demikian juga halnya, Islam
menuntut hak dan kewajiban seseorang tidak lebih besar atau Iebih kecil
dibandingkan hak dan kewajiban oranglain. Peraturan bisnis sama-sama
bisa diterapkan kepada semua orang. Tidak ada orang yang bisa
mengambil hak milik orang lain dengan cara yang tidak benar.6
 Nllai Kemanunggalan Dalam Berbisnis
Ayuh (1009: 107) menyatakan bantu-membantu solidaritas. dan
penggantian kerugian serta kerusakan secara bersama-sama adalah
beberapa norma penting lain dalam kerangka perekanomian lslami jika
dibandingkan dengan struktur perekonomian konvensional di mana
kompetisi yang kejam mengakibatkan beberapa praktik yang tidak
beretika. seperti penipuan dan pemalsuan. Islam menghargai apabila
seseorang membantu orang lain di saat-saat yang dibutuhkan dan melarang
tindakan apa pun yang dapat mengakibatkan kerugian serta kerusakan
pada orang lain dan makhluk lainnya. Ajaran Islam sanSat menganjurkan
tolong menolong dan berbuat kebajikan kepada sesama.,-'Sifat tolong
menolong ini sebagai tanda sifat kemanunggalan dengan sesama (HR
Muslim). Tolong menolong , menjadi sangat dibutuhkan untuk mengatasi
kesulitan yang dirasakan umat lain. Oleh Taylor et al.,. (2009: 457)
Perilaku ini digolongkan sebagai altruisme dan perilaku prososial.

6
Ibid hal 97

6
Dalam kaitannya dengan perdagangan. Islam melarang umat-Nya
melakukan jual-beli secara bai'ul mudthar (terpaksa). Menurut Al-Khitabi.
bai'ulmudrhar adalah suatu keadaan ketika seseorang terpaksa menjual
barang miliknya karena terhimpit utang atau tertimpah musibah yang
harus segera di atasi (Qardhawi, 2000a: 183). Seorang yang memiliki sifat
altruisme tidak akan mengambil kesempatan ini untuk memperkaya diri
tetapi dia akan berusaha untuk mencarikan jalan keluar yang tidak
memberatkannya arau menolongnya tanpa meminra imbalan. Cara yang
bisa dilakukan untuk menyelesaikan utang ini bukanlah dengan menjual
barang miliknya, tetapi yang bersangkutan dipinjami uang untuk
menjalankan usahanya dan keuntungannya dibagi sesuai kesepal,atan,
bahkan kalau perlu, seluruh keuntungannya diserahkan kepada yang
berutang hingga utangnya lunas, atau utangnya dilunasi orang lain yang
mampu.7
3. Hadist tentang Etika Ekonomi dalam Islam
 Jual Beli yang Jujur Usaha Terbaik
‫رُوْ ٌر‬b‫لُّ بَي ٍِّع َم ْب‬bb‫ ِد ِه َو ُك‬bَ‫ل بِي‬b ْ َ‫ب ا‬
َ bَ‫طيَبُ ؟ ق‬
ِ b‫ ُل ال َّر ُج‬b‫ َع َم‬: ‫ال‬b َ ‫ئِ َل اَىُّ ْالك‬b‫لَّ َم ُس‬b‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس‬
ِ b‫َس‬ َ ‫ع َْن ِرفَ َع ٍة بْن َرافِ ٍع اَ َّن النَّبِ َى‬
) ‫ص َح َحهُ ال َح ِكيْم‬ َ ‫( َر َواهُ ْالبَ َزار َو‬
Riro’ah bin rofi’ mengemukakan, Muhammad Rasulullah Saw pernah ditanya
oleh seorang, ‘’apakah mata pencaharian yang terbaik itu?’’ seseorang yang
bekerja dengan tanganya sendiri, dan setiap jual beli yang jujur,’’ jawab Nabi
Saw. (HR. Bazaar, dan dinyatakan sah oleh hakim)
 Perlu Kesepakatan Tidak Saling Menipu
Ibnu Umar ra. Mengucapkan, ada seorang laki-laki mengadu kepada Muhammad
Rasulullah Saw bahwa ia ditipu orang dalam berjual beli. Lalu beliau bersabda,
‘’apabila engkau berjual beli hendaklah engkau berkata, ‘’tidak boleh ada tipu
daya’’. (HR.Bukhori dan Muslim)
 Ancaman Bagi Penjual Yang Curang
Watsilah bin Asqo’ ra. Menyatakan, Muhammad Rasulullah bersabda ‘’ barang
siapa menjual yang cacat tanpa memberitahukannya, niscaya ia berada dalam
kemurkaan Allah, dan malaikat akan tetap melaknatnya.’’ (HR. Ibnu Majah)

7
Ibid 101

7
 Ambilah yang Halal dan Tinggalkan yang Haram
Abu Hurairoh ra. Berkata, Muhammad Rosulullah Saw bersabda, ‘’ sesungguhnya
Allah ‘azza wa jalla memberikan kepada hambaNya apa yang sudah ditetapkan
bagian rezeki. Ambillah apa yang halal dan tinggalkanlah yang haram.’’ (HR.
Abu Ya’la dengan sanad hasan. Pada awalnya hadits ini ada pada Bukhori
Muslim)
 Aturan tentang Memendam Barang
‫صلَّى هَّللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َم ِن احْ تَ َك َر‬ َ َ‫ِّث أَ َّن َم ْع َمرًا ق‬
َ ِ ‫ال قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬ ِ َّ‫ال َكانَ َس ِعي ُد بْنُ ْال ُم َسي‬
ُ ‫ب يُ َحد‬ َ َ‫ع َْن يَحْ يَى َوه َُو ابْنُ َس ِعي ٍد ق‬
‫فَهُ َو خَا ِط ٌئ – صحيح مسلم‬
dari Yahya dia Ibn Said berkata bahwa Said bin Al-musayyab meriwayatkan
hadits bahwa Rasulullah Saw berkata: barang siapa menyimpan atau memendam
barang maka ia telah bersalah.
 Aturan tentang Penjual dan Pembeli yang Berselisih
ْ‫ ْل َع ِة أَو‬b‫لس‬
ِّ َ‫و ُل َربُّ ا‬bbُ‫ا يَق‬bb‫القَوْ ُل َم‬b ْ bَ‫ ف‬,ٌ‫ة‬bَ‫ْس بَ ْينَهُ َما بَيِّن‬ ِ ‫ ( إِ َذا اِ ْختَلَفَ اَ ْل ُمتَبَايِ َع‬:ُ‫ْت َرسُو َل هَّللَا ِ صلى هللا عليه وسلم يَقُول‬
َ ‫ان لَي‬ bُ ‫َس ِمع‬
‫ص َّح َحهُ اَ ْل َحا ِك ُم‬َ ‫ َو‬,ُ‫يَتَتَا َركَا ِن ) َر َواهُ اَ ْل َخ ْم َسة‬
Ibnu Mas'ud Radliyallaahu'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila dua orang yang berjual beli berselisih,
sedang di antara mereka tidak ada keterangan yang jelas, maka perkataan yang
benar ialah apa yang dikatakan oleh pemilik barang atau mereka membatalkan
transaksi." Riwayat Imam Lima. Hadits shahih menurut Hakim. 8
4. Menggapai kemaslahatan melalui penerapan nilai-nilai islam dalam bisnis
Berbisnis dengan memahami implementasi nilai nilai islam akan
menghasilkan berbagai kemanfaatan atau kinerja kemaslahatan yang tidak
akan dicapai melaluli bisnis yang menerapkan nilai-nilai konvensional.
Adapun kinerja yang dapat dicapai antara lain sebagai berikut:9
- Efisiensi
- mengari resiko
- hidup tawadhu
- Hidup tenttram
- percaya, bukan curiga
- Mengatasi maslahah, menggapai keberkahan
-

8
Syamsul Rizal Hamid, Buku Pintar Hadist Edisi Revisi (Jakarta: Penerbit Qibla, 2002)
9
Ibid hal 105-108

8
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

Sistem ekonomi dan bisnis yang dikembangkan seharusnya tidak terlepas dari
tujuan pembentukan sistem itu, yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup umat
manusia. Sedangkan untuk memahami kebutuhan hidup umat manusia perlu digali
hakikat penciptaan umat manusia di muka bumi, yang dalam perspektif Islam
berupa manusia adalan hamba Allah,khalifah Alloh, pemakmur bumi.
Kehidupan sehari-hari dalam Islam terikat oleh beragam nilai yang dapat digali
sumber Al-Qur'an maupun Sunnah. Dan nilai-nilai tersebut berkairan dengan
hubungan dengan Tuhan, hubungan dengan sesama makhluk, hingga nilai-nilai
daJam berperilaku.
Dalam Al-Qur'an terdapat banyak macam nilai yang dapat digunakan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan, termasuk bisnis, di antaranya tauhid, amanah,
maslahah, ikhlas, 'adl, ihsan, istikhlaf, ukhuwwah, shiddiq, dan lain sebagainya.
Tiga nilai utama, dalam buku ini, digali untuk dapar diterapkan dan diaplikasikan
dalam dunia bisnis, yang secara filosofis berbeda dengan bisnis yang dikelola
secara konvensional. Tiga nilai itu adalah kejujuran (shiddiq), keadilan (adl), dan
kemanunggalan (ukhuwwah). Baik kejujuran, keadilan, maupun kemanunggalan
ini selanjutnya diaplikasikan dalam ranah berbisnis, berproduksi, berjualan, dan
meraih untung.
berbisnis dengan memahami implementasi nilai-nilai islam akan menghasilkan
berbagai kemanfaatan/kinerja kemaslahatan yang tidak akan dicapai melalui
bisnis yang menerapkan nilai-nilai konvensional.10

10
Ibid hal hal 110-111

9
DAFTAR PUSTAKA

Hamid, Syamsul Rizal. 2002. Buku Pintar Hadist Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit
Qibla
Fordebi,Adesy .2016.Ekonomi Dan Bisnis Islam.jakarta: RajaGrafindo Persada
Keraf, Sonny .1998.Etika Bisnis. Yogyakarta:Pustaka Ilmu
Fauzia,ika yunia dan Abdul kadir riyadi,2015.Prinsip Dasar Ekonomi Islam,
Jakarta:Kencana

10

Anda mungkin juga menyukai