PERILAKU KONSUMEN
“PENGARUH INTERNAL : MOTIVATION, PERSONALITY,
EMOTION”
DOSEN PENGAMPU :
Ibu Yennida Parmariza S.Sos., MM
Disusun oleh:
Kelompok 5 :
Ketua : Siska (43116120021)
Emosi memegang peranan penting dalam keputusan konsumen. Motivasi dan kepribadian sangat
erat hubungannya dengan emosi. Motivasi merupakan kekuatan yang enerjik yang menggerakan
perilaku dan memberikan tujuan dan arah pada perilaku. Kepribadian mencerminkan perilaku
(common respon) yang dibuat individu untuk berbagai situasi yang
berbeda. Emosi merupakan perasaan yang kuat yang secara relative tidak terkontrol yang
mempengaruhi perilaku.
Teori maslow dirancang untuk menjelaskan perilaku sebagian besar manusia secara umum, hierarki
kebutuhan menurut Maslow, didasarkan pada 4 premis, yaitu:
1. Semua manusia memerlukan seuatu set motif yang mirip melalui anugerah genetic dan
interaksi sosial.
2. Beberapa motif lebih mendasar atau kritis dari pada lainnya.
3. Motif yang lebih mendasar harus dipenuhi sampai pada tingkat minimum, sebelum motif
lain mulai dipenuhi.
4. Ketika motif dasar sudah bisa dipenuhi, motif selanjutnya akan timbul.
Teori Mc Guire pertama-tama membagi motivasi kedalam 4 kategori utama dengan menggunakan
dua criteria:
C.EMOSI
Emosi Sebelumnya telah kita definisikan bahwa emosi sebagai perasaan yang secara relatif tidak
terkontrol yang mempengaruhi perilaku secara kuat. Kita semua telah mengalami suatu deret
pengalaman. Semua pengalaman emosional cenderung mempunyai beberapa elemen yang
sama. Emosi biasanya dipicu oleh kejadian-kejadian lingkungan. Kemarahan, kesenangan, dan
kesedihan seringkali merupakan respon terhadap suatu set kejadian eksternal.
Emosi diiringi oleh perubahan phisiologis (Phisyological changes).
Beberapa perubahan karakteristik, antara lain:
1.Biji mata membesar (eye pupil dilation)
2 Keluarnya keririgat yang banyak
3. Lebih cepat bernafas (terengah-engah).
4. Meningkatnya tekanan darah.
5. Meningkatrnya kadar gula darah
Fitur karakteristik lainnya dari pengalaman emosional ialah pemikiran kognitif (cognitif thought).
Emosi umumnya, walaupun tidak perlu, diiringi dengan pemikiran. Jenis pemikiran dan
kemampuan kita berpikir secara rasional bervariasi dengan jenis dan tingkatan emosi. Respon
emosional yang ekstrim seringkali dipergunakan sebagai suatu penjelasan untuk pemikiran dan
tindakan yang tidak tepat: "I was so mad I Couldn't think straight"
Akhimya emosi melihat perasaan subjektif (subjective feeling). Kenyataanya, adalah komponen
perasaan yang umumnya kita rujuk, ketika kita berpikir emosi. Sedih, senang, marah, cemburu,
dan rasa takut sangat berbeda bagi kita. Perasaan yang ditentukan secara subjektif merupakan
intinya atau sarinya emosi.
Perasaan ini mempunyai suatu komponen spesifik yang kita beri label sebagai emosi, seperti
misalnya sedih atau bahagia. Sebagai tambahan, emosi membawa suatu komponen "evaluatif
atau "like/dislike". Kita menggunakan emosi merujuk pada perasaan khusus yang bisa dikenal,
dan "affect" merujuk pada aspek "liking/disliking" dari perasan khusus spesifik. Emosi umunnya
dievaluasi (disenangi/tidak disenangi) dalam pola yang konsisten lintas individu dan dalam
individu dari waktu kewaktu akan tetapi ada variasi kultural, individual dan situasional.
Sebagai contoh, beberapa dari kita umumnya ingin sedih atau takut, akan tetapi sering
menikmati bioskop atau buku yang menakutkan atau menyusahkan (film horor, buku tentang
pembunuhan yg terjadi di Irak).
sumber : Hawkins,cs,2004
Jenis Emosi
Kalau anda ditanya, anda akan bingung dengan menyebut banyak nama tentang emosi dan
kawan anda juga akan menyebut nama lain yang tidak anda jumpai dalam daftar nama yang ada
pada nada. Jadi tidaklah mengherankan kalau para peneliti telah mencoba mengkategorikan
emosi kedalam kelompok yang bisa dikelola. Beberapa peneliti telah mengusulkan adanya tiga
dimensi tentang emosi yaitu, "Pleasure, arousal and dominant" yang disingkat PAD. Emosi
khusus/spesifik mencerminkan kombinasi dan tingkatan dari tiga dimensi ini , berbagai variasi
emosi atau kategori emosi terkait dengan setiap dimensi dan indikator atau items yang bisa
dipergunakan untuk mengukur setiap emosi
Banyak fitur produk, manfaat utamanya untuk membangkitkan emosi: bioskop, buku, musik
merupakan contoh nyata. Las Vegas, Atlantic city, dan Disney World diposisikan sebagai tujuan
untuk membangkitkan emosi. Seperti halnya jenis "adventure travel program" Telpon inferlokal
telah diposisikan sebagai produk pembangkit emosi (menelepon pacarnya yang sedang belajar
di Los Angeles, Amerika Serikat). ("Reach out and touch some one"). Beberapa merek minuman
ringan menekankan kegembiraan (excitement) dan kesenangan (fun) sebagai manfaat
utamanya. Bahkan mobil kadang-kadang diposisikan sebagai produk pembangkit emosi: Toyota
“Oh what a Feeling dan Pontiac "We build excitement"
"Emotional content" dalam iklan meningkatkan perhatian atraksi mereka dan mempertahankan
kemampuan. Pesan iklan yang memicu reaksi kegembiraan yang emosional, "warmth" atau
bahkan menjijikan (disgust) dari pada iklan yang lebih netral.
Emosi dicirikan/ditandai dengan suatu keadaan pembangkitan phisiologis yang berat. Seseorang
akan lebih waspada (alert) dan aktif ketika dibangkitkan. Dengan mengetahui tingkat
pembangkitan yang ditingkatkan, pesan emosional mungkin diproses lebih mendalam dari pada
pesan netral. Upaya lebih dan meningkatkan kegiatan elaborasi mungkin terjadi didalam
menjawab "emotional state"
Iklan emosional yang memicu suatu emosi yang dinilai positif meningkatkan "liking the ad self
Sebagai contoh "warmth" merupakan emosi yang dinilai positif yang dipicu oleh pengalaman
atau melihat pengalaman orang lain seperti "a love" "family atau hubungan kawan. Menyukai
suatu iklan mempunyai dampak yang positif pada “ liking the product”
Iklan emosional mungkin akan diingat lebih baik dari pada iklan netral. "Brand liking may also
occur in a direct, high involvement manner". Seseorang mempunyai satu atau beberapa
eksposur pada suatu iklan emosional mungkin memutuskan bahwa produk memang bagus atau
produk disukai. Ini lebih merupakan proses yang dilakukan secara sadar dari pada mengatakan
secara tak langsung dengan cara "classical conditioning". Sebagai contoh "the lizard ads" untuk
bir merek Budweiser disenangi banyak orang. Beberapa orangyang menyenangi iklan mungkin
memutuskan bahwa mereka akan menyenangi bir yang diproduksi oleh perusahaan dengan
menggunakan iklan yang lucu ( penuh humor)
Berbagai pendekatan untuk mengukur respon emosional terhadap iklan, kemasan produk dan
lain sebagainya.
“To test a comercial" respon dan secara cepat menyortir 53 gambar dan mengesampingkan
gambar yang mencerminkan bagaimana mereka merasa sementara menyaksikan "the
commercial”. Persentase respon yang memilih gambar yang khusus memberikan profil respon
emosional terhadap "commercial". Sistem ini telah dipergunakan oleh beberapa perusahaan
seperti Gillette Pepsi-Cola, Polaroid dan Wrigley.
“The galvanic skin response (GSR) telah dipergunakan untuk mengukur pembangkitan emosional
(emotional arousal). GSR mengkaitkan responden dengan elektroda yang kecil yang memantau
daya tahan listrik dari kulit. Daya tahan (resistance) ini berubah dengan sedikit perubahan pada
keringat yang mengiringi/mendampingi pembangkitan emosional. Penggunaan GSR paling
terkenal lalah sebagai "lie detector test”.
Kesahihan (validasi) dari GSR untuk aplikasi pemasaran ternyata kontroversial, akan tetapi
pergalaman penggunaannya menunjukkan banwa GSR merupakan alat ukur yang berguna
dalam pemasaran.