Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANAJEMEN GAP/MISMATCH

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Manajemen Aset dan Liabilitas Bank Syariah
Dosen Pengampu :Huzaema, SE.M.M
Kelas : Perbankan Syariah 2
Semester VII

Oleh Kelompok 1:

Sri Ramlawati R.Goni : (183150057)


Rasnia Sabbu : (183150052)
Mauliani : (183150045)
Yusmalasari : (183150058)
Fazrin Azwar : (183150039)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) PALU

DAFTAR ISI

i
Halaman Judul...............................................................................................
Daftar Isi........................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Maksud dan Tujuan............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Gap Management.............................................................3
B. Usaha Menghindari Gap....................................................................5
C. Penggolongan Assets..........................................................................6
D. Penggolongan Liability......................................................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................11
B. Hasil Diskusi......................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bagi perbankan,gap management adalah sangat penting, hal ini disebabkan
oleh tingkat volatilitas suku bunga yang sangat peka sekali terhadap perubahan. Dengan
kondisi pekanya tingkat perubahan suku bunga ini, dunia perbankan terutama dalam
melakukan pengelolaan sumber dan penggunaan dananya atau Assets and Liabilities
Management sangat membutuhkan adanya suatu sistem yang dapat berfungsi dan
berperan untuk melakukan monitoring dan controlling pergerakan tingkat bunga yang
sensitif.
Berfluktuasinya tingkat bunga merupakan suatu risiko yang tidak dapat dihindari
oleh perbankan, tetapi sebaliknya merupakan suatu masalah dan tantangan yang harus
diatasi, sehingga dapat menemukan solusi yang paling tepat bagi perbankan untuk
menghindari atau setidaknya untuk meminimalkan terjadinya risiko kerugian yang
diakibatkan oleh adanya fluktuasi turun naiknya tingkat bunga yang berlaku di pasar.
Asset and Liability Management ( ALMA) adalah suatu usaha untuk
mengoptimumkan struktur neraca bank sedemikian rupa agar diperoleh laba maksimal
dan sekaligus membatasi resiko menjadi sekecil mungkin.Terjadinya risiko atau
diraihnya keuntungan dikaitkan langsung dengan terjadinya perubahan-perubahan
dinamis tingkat keuntungan yang diperoleh. Keuntungan diperoleh jika bank berhasil
meraih kinerja dan kondisi keuangan yang bagus, sehingga menghasilkan tingkat
profitabilitas yang tinggi. Sedangkan risiko yang dihadapi bank terjadi bila kurang
berhati-hati, bank mengalami kondisi yang buruk sehingga menghadapi kemungkinan
insolvensy(bangkrut).
Apabila harga pasar dari assets dan liabilities berubah, perubahan itu dapat
memengaruhi besaran modal. Bank dapat terlindung dari risiko tersebut bila dapat
dicapai kombinasi dan komposisi yang paling tepat sesuai fluktuasi yang terjadi pada
tingkat keuntungan yang diperoleh antara assets dan liablities yang dalam perbankan
konvensional dikenal dengan rate sensitive asets (RSA) dan rate sensitive liabilities
(RSL).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari gap management?
2. Bagaimana usaha untuk menghindari gap management?
3. Apa saja penggolongan assets?
4. Apa saja penggolongan liabilitiy?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari gap management.
2. Untuk mengetahui usaha dalam menghindari gap management.
3. Untuk mengetahui penggolongan assets.
4. Untuk mengetahui penggolongan liability.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian GAP Management


Gap timbul karena perubahan tingkat bunga yang terjadi memberikan dampak
yang berbeda terhadap produk pasiva (assets) maupun produk aktiva (liabilities).
Perubahan tingkat bunga terhadap produk pasiva berjangka pendek dapat disesuaikan
pada saat yang bersamaan, tetapi terhadap produk aktiva, hal itu tidak dapat dilakukan
pada saat yang sama, karena sebagian besar penggunaan dana bank penempatannya
dilakukan dalam portofolio kredit yang mengatur mengenai jangka waktu dan tingkat
bunga yang berlaku sehingga apabila tingkat bunga produk pasiva naik, maka tingkat
bunga produk aktiva yang masih berjalan tidak dapat ikut naik secara bersamaan, tetapi
harus menunggu sampai tiba tanggal jatuh tempo perjanjian kreditnya dan ketika debitur
memperpanjang pinjamannya barulah pada saat tersebut bank dapat menyesuaikan
tingkat bunga kreditnya.1
Dengan demikian dapat kita ambil kesimpulan bahwa dalam kondisi seperti
yang dijelaskan di paragraf sebelumnya, pendapatan bank akan menurun karena terjadi
biaya bunga produk pasiva meningkat lebih dulu sedangkan pendapatan bunga tetap
sampai tanggal jatuh tempo perjanjian kreditnya. Kondisi inilah dinamakan gap di
dalam operasi bank.2
GAP Management (Manajemen GAP) adalah upaya-upaya untuk mengelola dan
mengendalikan kesenjangan (GAP) antara asset dan liabities pada suatu periode yang
sama, meliputi kesenjangan dalam hal jumlah dana, suku bunga, saat jatuh tempo
(maturity) atau perpaduan antara ketiganya (kesenjangan tercampur atau mix match).
Atau dengan kata lain menejemen GAP adalah upaya untuk mengatasi perbedaan
(mismatch) antara asset sensitif terhadap bunga (Rate Sensitive Assets /RSA) dan pasiva
yang sensitif terhadap bunga (Rate Sensitive Liabilities/RSL).RSA adalah aktiva yang
sensitif terhadap bunga, seperti: kredit yang diberikan, penempatan dana pada bank lain,

1
https://books.google.co.id/books?
id=zhktwqWoDZMC&printsec=frontcover&dq=manajemen+aktiva+pasiva+bank+devisa&hl=en&sa=
X&ved=0ahUKEwiEzKGHo6vSAhWBnpQKHUF6D2IQ6AEIGzAA#v=onepage&q=manajemen
%20aktiva%20pasiva%20bank%20devisa&f=false. Diakses pada hari Sabtu, tanggal 25 Pebruari 2017,
pukul 18.00 WIB.
2
Ibid.

3
surat berharga, dan sebagainya. Sedangkan RSL adalah kewajiban yang sensitif terhadap
bunga, seperti: giro, tabungan, deposito, call money, dan sebagainya.3
1. RSA (Rate Sensitive Assets) adalah aktiva yang sensitif terhadap bunga. Contohnya
adalah kredit yang diberikan dan penempatan dana pada bank lain. Dimana apabila
suku bunga kredit naik, maka nasabah yang melakukan kredit akan berkurang dan
sebaliknya, apabila suku bunga kredit turun, maka banyak nasabah yang akan
melakukan kredit.Suku bunga bank itu mengikuti tingkat suku bunga yang
ditetapkan oleh BI. RSA (Rate Sensitive Assets/aktiva yang sensitif terhadap bunga)
dapat berubah setelah :
a. Tanggal jatuh waktu aktiva yang bersangkutan , contoh : surat-surat berharga
dan pinjaman yang tingkat bunga tertentu/tetap, seperti sukuk ijarah.
b. Tangal jatuh waktu peninjauan bunga (re-pricing date), contoh: surat-surat
berharga yang tingkat bunga yang mengambang.
2. RSL (Rate Sensitive Liabilities) adalah pasiva yang sensitif terhadap bunga.
Contohnya adalah giro, tabungan dan deposito. Suku bunga (bagi hasil) di bank itu
mengikuti suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI). Apabila suku
bunga tabungan naik, maka banyak nasabah yang akan menyimpan dananya di
bank, dan sebaliknya. Dimana RSL ini imbal hasilnya dapat berubah setelah :
a. Tanggal jatuh waktu pasivanya yang bersangkutan, contoh: deposito berjangka
b. Tanggal tertentu sesuai perjanjian, contoh dana yang interestnya dikaitkan dengn
SIBOR (Singapore Interbank Offered Rate)/LIBOR (London Interbank Oferred
Rate).
c. Tanggal tertentu sesuai keinginan bank, contoh jasa giro.
3. Gap = RSA-RSL
Positif gap terjadi apabila RSA lebih banyak dari RSL dalam suatu periode tertentu,
sebaliknya negatif gap apabila RSA dan RSL tidak dikelola dengan baik , maka
dapat mengakibatkan turunya pendapatan bank (Net Interst Income). Oleh karena
itu, manajemen gap mengusahakan peraturan struktur RSA dan RSL berdasarkan
tanggal jatuh waktu dengan tujuan:
1. Menghindari kerugian dari gejolak tingkat bunga yang berlaku di pasar.
2. Mengusahakan pendapatan dalam batas risiko tertentu.
3
MasyhudAli, Asset Liability Management : Menyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasional
dalam Perbankan,(Jakarta : PT Gramedia, 2004), hal. 84.

4
3. Menunjang kebutuhan manajemen likuiditas.
4. Mengelola risiko serendah mungkin.

5. Menyusun struktur neraca yang dapat meningkatkan kinerja dengan tingkat suku
bunga yang wajar.4

B. Usaha Menghindari GAP


Usaha yang sangat penting dalam gap management adalah bagaimana caranya
untuk menghindari atau mempersempit gap yang terjadi. Untuk mengatasi gap tersebut
hal-hal yang umumnya dilakukan oleh bank adalah dengan cara:
a. Duration analysis, yaitu melakukan analisis terhadap periode jangka waktu
antara Rate Sensitive Assets dengan Rate Sensitive Liabilities atau RSA dan RSL
itu dihitung pada periode dan jangka waktu yang sama. Hal ini dilakukan dengan
tujuan untuk mempersempit terjadinya gap.
b. Melakukan transaksi lindung nilai (hedging) antara lain:
i. Dengan transaksi interest rate swap.
Interest rate swapadalah kontrak antara dua pihak untuk
mempertukarkan hak atas dana yang memiliki tingkat bunga atau dasar
perhitungan bunga yang berbeda, dalam jumlah pokok dana yang sama,
waktu yang disepakati, dan balas jasa (swap income) yang disepakati.5
ii. Transaksi option
Transaksi optionadalah transaksi didasari suatu perjanjian yang
memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pembeli untuk membeli (call
option) atau menjual (put option) suatu valas tertentu dengan harga
tertentu pada tanggal berakhirnya perjanjian atau tanggal tertentu dalam
periode perjanjian transaksi.6
iii. Transaksi future financial market (kontrak berjangka)
Transaksi future financial market (kontrak berjangka) merupakan suatu
kontrak standard yang diperdagangkan pada bursa berjangka, untuk

4
Veithzal Rifai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking:Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), hal. 253.
5
https://glosaribusiness.com/index.php/term/Ekonomi,interest+rate+swap-adalah.xhtml .
Diakses pada hari minggu, tanggal 26 Pebruari 2017, pukul 08.00 WIB.
6
http://market.bisnis.com/read/20131109/93/185400/kamus-bursa-mengenal-jenis-jenis-
transaksi-derivatif.Diakses pada hari minggu, tanggal 26 Pebruari 2017, pukul 08.50 WIB.

5
membeli ataupun menjual aset acuan dari instrumen keuangan pada suatu
tanggal dimasa yang akan datang, dengan harga tertentu. Tanggal dimasa
yang akan datang tersebut disebut dengan istilah tanggal penyerahan atau
dikenal juga dengan istilah delivery date atau tanggal penyelesaian akhir
(final settlement date). Harga tertentu disebut dengan istilah harga
kontrak berjangka (futures price). Harga dari aset acuan pada saat
tanggal penyerahan disebut dengan istilah harga penyelesaian (settlement
price).
iv. Transaksi forward dengan menggunakan future rate agreement.7
Forwardrateagreement (FRA)  adalah suatu kontrak dimana dua
counterparty (peserta) setuju dengan suku bunga yang akan dibayarkan
pada jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. Pada dasarnya
tidak terjadi pertukaran nominal deposito, namun dilakukan pembayaran
secara tunai apabila terjadi perbedaan antara tingkat bunga di pasar dan
tingkat bunga yang tetah disepakati dalam kontrak.8

C. Penggolongan Assets
Assets(harta/aktiva) adalah jumlah kekayaan yang dimiliki perusahaan untuk
menjalankan usahanya atau sumber ekonomis yang juga meliputi biaya-biaya yang
terjadi akibat transaksi sebelumnya dan mempunyai manfaat pada masa yang akan
datang.Assets(harta/aktiva) secara umum dapat dikelompokkan atas kelancaran
(likuiditas), yaitu harta lancar, investasi jangka panjang, harta tetap, harta tidak
berwujud, dan harta-harta lainnya.
1. Harta lancar adalah harta yang berupa uang kas/bank dan harta yang sangat mudah
dijadikan uang, atau umur pemakaiannya kurang dari satu tahun. Yang termasuk
harta lancar adalah sebagai berikut:
a. Kasadalahuang tunai yang siap digunakan dan bebas digunakan setiap saat baik
yang ada dalam perusahaan maupun saldo rekening giro perusahaan yang
terdapat pada bank.

7
https://id.wikipedia.org/wiki/Kontrak_berjangka. Diakses pada hari Minggu, tanggal 26
Pebruari 2017, pukul 09.10 WIB.
8
http://www.panin.co.id/pages/109/forward-transaction. Diakses pada hari Minggu, tanggal 26
Pebruari 2017, pukul 09.20 WIB.

6
b. Surat-surat berharga (efek)adalah surat-surat yang dimiliki perusahaan untuk
diperjualbelikan. Gunanya untuk memanfaatkan dana kas/bank yang dipakai.
c. Wesel tagih adalah piutang yang diperkuat dengan promes.
d. Piutang adalah tagihan pada pihak lain baik perorangan maupun badan usaha.
e. Persedian barang dagang adalah persediaan barang yang tersedia untuk dijual
(dalam perusahaan dagang), persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan
barang jadi (dalam perusahaan manufaktur).
f. Perlengkapan adalah barang-barang yang digunakan untuk  kegiatan perusahaan
dan diperkirakan habis dipakai dalam setahun. Misalnya, perlengkapan kantor
atau perlengkapan toko (biasanya juga disebut bahan habis pakai).
2. Penyertaan (investasi) adalah investasi jangka panjang dalam bentuk saham,
obligasi, atau surat berharga lainnya.
3. Harta tetap adalahharta berwujud yang digunakan untuk operasi perusahaan dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun, seperti tanah, bangunan, mesin-
mesin, dan peralatan.
4. Harta tak berwujud adalah harta yang tidak mempunyai wujud fisik, tetapi
merupakan hak-hak istimewa yang menguntungkan perusahaan dalam menghasilkan
pendapatan. Contoh harta tak berwujud, antara lain:
a. Hak paten, yaitu hak istimewa atas suatu barang yang diberikan oleh pemerintah
kepada perusahaan.
b. Hak cipta, yaitu hak karena menciptakan sesuatu yang diberikan oleh
pemerintah kepada perusahaan.
c. Goodwill, yaitu nama baik perusahaan yang melekat pada perusahaan itu sendiri.
Dengan adanya goodwill, barang yang diproduksi mendapat kepercayaan dan
dibeli oleh masyarakat.

Dari tingkat sensitifitasnya, asset bank dapat dikelompokkan menjadi:


1. Sensitive Asset

7
Penggolongan atas jangka waktu penempatan yang relatif pendek, perubahan suku
bunga akan berpengaruh langsung pada asset yang termasuk dalam kelompok ini.
Jika penempatan tersebut jangka waktunya melebihi 1 (tahun) dan menggunakan
fixed rate , dikelompokkan ke dalam Fixed Rate Asset(asset tetap).
Rate Sensitive Asset diantaranya:
a. Secondary reserve
Secondary reserve yaitu aset bank yang ditanamkan pada surat-surat
berharga jangka pendek yang mudah diperjualbelikan, seperti:
i. Call Money Placement
ii. Surat Berharga Pasar Uang
iii. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
iv. Saham / Obligasi
b. Short Term Loan, yaitu kredit yang diberikan yang berjangka waktu
kurang dari 1 tahun, seperti Kredit Modal Kerja (KMK), atau kredit
cerukan untuk menutup kekurangan saldo rekening nasabah karena kalah
kliring.
2. Fixed Rate Asset, yaitu terdiri atas:
a. Long Term Loan, yaitu kredit yang diberikan yang berjangka waktu lebih
dari satu tahun, biasanya berupa Kredit Investasi (KI).
b. Investment participation , penyertaan baik langsung maupun tidak
langsung, dimana surat berharga dalam investasi ini tidak untuk
diperdagangkan, tetapi digunakan untuk tujuan investasi jangka panjang.9

D. Penggolongan Liabities
Liability(kewajiban/pasiva) adalah nilai dari hutang yang dimiliki oleh
perusahaan, baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang.Secara umum
kewajiban dapat dibedakan menjadi dua yaitu hutang jangka panjang dan hutang jangka
pendek.

9
http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:EBhYClK2LVoJ:repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/3719/SKRIPSI
%2520YASYKUR%2520SUCHAIRYAWAN.docx%3Fsequence
%3D1+&cd=5&hl=en&ct=clnk&client=firefox-b. Diakses pada hari Minggu, tanggal 26 Pebruari
2017, Pukul 20.00 WIB.

8
1. Utang lancar (hutang jangka pendek) adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam
jangka waktu kurang dari satu tahun. Utang lancar meliputi:
a. Wesel bayar, yaitu utang yang disertai promes.
b. Utang usaha atau utang dagang, yaitu kewajiban yang timbul karena
pembelian jasa atau barang secara kredit.
c. Biaya yang masih harus dibayar, yaitu beban yang sudah terjadi tetapi
belum dibayar, misalnya utang sewa, utang gaji, dan utang bunga.
d. Pendapatan diterima di muka, yaitu kewajiban yang disebabkan
perusahaan menerima lebih dahulu uang, sedangkan penyerahan jasa atau
barang belum dilakukan.
2. Utang jangka panjang adalah kewajiban yang jangka waktu pelunasannya lebih dari
satu tahun. Utang ini timbul karena pelunasan perusahaan untuk membeli peralatan-
peralatan baru atau mesin-mesain baru. Yang termasuk utang jangka panjang antara
lain:
a. Utang bank, yaitu pinjaman modal kerja dari bank untuk perluasan usaha.
b. Utang hipotek, yaitu pinjaman dari bank dengan jaminan aktiva tetap.
c. Utang obligasi, yaitu utang yang disebabkan perusahaan menerbitkan dan
menjual surat-surat berharga.
3. Utang lain-lain adalah utang yang tidak termasuk utang lancar ataupun utang jangka
panjang. Misalnya, utang kepada direksi dan kepada pemegang saham.

Dari tingkat sensitifitasnya,liability dapat digolongkan sebagai berikut:


1. Sensitive Liabilities
Penggolongan didasarkan atas kriteria penarikan dan jangka waktu (jangka
waktu pendek, biasanya maksimal adalah 1 tahun).
Variable Rate Liabilities :
i. Giro
ii. Tabungan
iii. Simpanan berjangka sampai dengan 12 bulan.
iv. Kewajiban Segera Lainnya.
v. Call Money atau SBPU (Surat Berharga Pasar Uang).
2. Fixed Rate Liabilities
i. Simpanan berjangka lebih dari 12 bulan.

9
ii. Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI).
iii. Dana Sendiri.
Yang termasuk Variable Rate Assets (VRAs) adalah :
i. Kredit yang diberikan.
ii. Penempatan pada bank lain.
iii. Surat berharga.
Yang termasuk VarIable Rate Liabilities (VRLs) :
i. Giro
ii. Tabungan
iii. Deposito10

BAB III
PENUTUP
10
http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:EBhYClK2LVoJ:repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/3719/SKRIPSI
%2520YASYKUR%2520SUCHAIRYAWAN.docx%3Fsequence
%3D1+&cd=5&hl=en&ct=clnk&client=firefox-b. Diakses pada hari Minggu, tanggal 26 Pebruari
2017, Pukul 20.00 WIB.

10
A. Kesimpulan
GAP Management (Manajemen GAP) adalah upaya-upaya untuk mengelola
dan mengendalikan kesenjangan (GAP) antara asset dan liabities pada suatu periode
yang sama, meliputi kesenjangan dalam hal jumlah dana, suku bunga, saat jatuh tempo
(maturity) atau perpaduan antara ketiganya (kesenjangan tercampur atau mix match).
Tujuan gap manajemen tersebut adalah agar dapat mengelola risiko perubahan tingkat
suku bunga bank dalam hubungannya dengan kesenjangan posisi (mismatch) untuk
tujuan reprising structure pada kedua sisi neraca (assets and liabilities),
memaksimalkan pendapatan bunga netto (Net Interest Income) sambil tetap pada tingkat
risiko yang bisa ditoleransi dan menata struktur neraca untuk mencapai hasil yang
maksimal dalam kaitannya dengan arah perubahan tingkat suku bunga bank yang
mungkin terjadi.Usaha yang sangat penting dalam gap management adalah bagaimana
caranya untuk menghindari atau mempersempit gap yang terjadi. Usaha yang dapat
dilakukan untuk menghindari gap management yaitu dengan menggunakanDuration
analysis danmelakukan transaksi lindung nilai (hedging).
GAP Management adalah upaya-upaya untuk mengelola dan mengendalikan
kesenjangan (GAP) antara asset dan liabities pada suatu periode.Assets (harta/aktiva)
adalah jumlah kekayaan yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan usahanya atau
sumber ekonomis yang juga meliputi biaya-biaya yang terjadi akibat transaksi
sebelumnya dan mempunyai manfaat pada masa yang akan datang.Assets(harta/aktiva)
secara umum dapat dikelompokkan atas kelancaran (likuiditas), yaitu harta lancar,
investasi jangka panjang, harta tetap, harta tidak berwujud, dan harta-harta
lainnya.Liability(kewajiban/pasiva) adalah nilai dari hutang yang dimiliki oleh
perusahaan, baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Secara umum
kewajiban dapat dibedakan menjadi dua yaitu hutang jangka penjang dan hutang jangka
pendek.

B. Hasil Diskusi

11
a. Pertanyaan:
1. Jelaskan terkait RSA adalah aktiva yang dapat berubah setelah tanggal jatuh
waktu aktiva yang bersangkutan dan tanggal jatuh waktu peninjauan bunga serta
RSL yang imbal hasilnya dapat berubah setelah tanggal jatuh waktu pasiva yang
bersangkutan, tanggal tertentu sesuai perjanjian dan tanggal tertentu sesuai
keinginan bank!
2. Apakah duration analysis dan hedging dilakukan secara terpisah atau
berkesinambungan dalam usaha menghindari gap? dan berikan contoh hedging!
b. Jawab:
1. RSA (Rate Sensitive Assets) merupakan aktiva yang sensitif terhadap bunga.
Contohnya adalah kredit yang diberikan dan penenpatan pada bank lain. Dimana
apabila suku bunga kredit naik, maka nasabah yang akan meminjam dana di
bank menurun, dan sebaliknya apabila suku bunga kredit turun, maka banyak
nasabah yang akan meminjam dana dari bank. Suku bunga kredit dalam suatu
bank yang ada di Indonesia itu mengikuti persentase suku bunga yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia (BI Rate), jadi suku bunga dari RSA dapat berubah setelah
tanggal jatuh waktu aktiva yang bersangkutan dan tanggal jatuh peninjauan
bunga sesuai dengan BI Rate pada saat itu. Sedangkan untuk RSL (Rate
Sensitive Liabilities) merupakan pasiva yang sensitif terhadap suku bunga.
Contohnya adalah tabungan, giro dan deposito. Dimana suku bunga (bagi hasil)
dari tabungan, giro dan deposito mengikuti BI Rate. Apabila suku bunga naik,
maka banyak nasabah yang akan menyimpan dananya di bank dan sebaliknya.
Jadi imbal hasil (bagi hasil) dari RSL dapat berubah ketika tanggal jatuh waktu
pasiva yang bersangkutan, tanggal tertentu sesuai perjanjian dan tanggal tertentu
sesuai keinginan bank karena suku bunga (bagi hasil) yang diberikan bank
kepada nasabah mengikuti persentase dari BI Rate.
2. Duration analysis dan hedging itu dilakukan secara terpisah dalam usaha
menghindari gap, karena apabila tidak ada transaksi valas dalam suatu bank,
maka bank hanya menggunakan duration analysis saja. Dimana duration
analysis itu merupakan kegiatan untuk menghitung RSA dan RSL pada periode
dan jangka waktu yang sama. Sedangkan hedging merupakan transaksi lindung
nilai yang digunakan dalam transaksi valas. Contoh dari hedging itu salah

12
satunya adalah dengan menggunakan transaksi future financial market (kontrak
berjangka). Berikut ini merupakan contoh dari kontrak berjangka: Pada tanggal
1 Mei 2017 ibu Nayla Fitria Dewi membeli 50 gram emas di bank ABC, harga
emas pada tanggal 1 Mei 2017 per gramnya adalah Rp 100.000,00. Penyerahan
emas tersebut dilakukan 6 bulan setelah kontrak yakni pada tanggal 1 November
2017. Pada saat jatuh tempo, ibu Nayla Fitria Dewi menerima 50 gram emas dari
bank ABC dengan membayar sejumlah uang Rp 5.000.000,00 (Rp 100.000,00
per gramnya). Walaupun harga emas di masa yang akan datang naik, tetapi ibu
Nayla tetap membayar sesuai dengan harga emas pada saat terjadinya kontrak.
Hal ini dapat digunakan untuk menghindari/mempersempit terjadinya gap.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Masyhud. 2004.AssetLiabilityManagement : Menyiasati Risiko Pasar dan Risiko


Operasional dalam Perbankan. Jakarta : PT Gramedia.
http://market.bisnis.com/read/20131109/93/185400/kamus-bursa-mengenal-jenis-jenis-
transaksi-derivatif.
http://www.panin.co.id/pages/109/forward-transaction.
http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:EBhYClK2LVoJ:repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/3
719/SKRIPSI%2520YASYKUR%2520SUCHAIRYAWAN.docx%3Fsequence
%3D1+&cd=5&hl=en&ct=clnk&client=firefox-b.
https://books.google.co.id/books?
id=zhktwqWoDZMC&printsec=frontcover&dq=manajemen+aktiva+pasiva+ban
k+devisa&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiEzKGHo6vSAhWBnpQKHUF6D2IQ
6AEIGzAA#v=onepage&q=manajemen%20aktiva%20pasiva%20bank
%20devisa&f=false.
https://glosaribusiness.com/index.php/term/Ekonomi,interest+rate+swap-adalah.xhtml.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kontrak_berjangka.
Rifai, Veithzal dan Arviyan Arifin. 2010.Islamic Banking:Sebuah Teori, Konsep, dan
Aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai