Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Uang merupakan bagian Yang tidak bisa dipisahkan dari denyut kehidupan
ekonomi masyarakat. Stabilitas ekonomi dan pertumbuhan ekonomi suatu
negara ditentukan oleh sejauh mana peranan uang dałam perekonomian oleh
masyarakat dan Ototritas moneter. Dałam perekonomian modern sekarang ini
hampir tidak bisa meninggalkan peranan uang dałam kegiatan ekonomi sehari-
hari.1

Valuta asing merupakan mata uang yang diakui, digunakan, dipakai, dan
juga diterima sebagai alat pembayaran dalam perdagangan internasional. Valuta
asing yang banyak dipakai biasanya merupakan mata uang suatu negara yang
memiliki peranan ataupun kendali yang cukup besar dalam sistem
perekonomian di seluruh dunia.2

Di Indonesia terdapat dua lembaga keuangan yaitu lembaga keuangan


konvensional dan lembaga keuangan Syari’ah. Lembaga keuangan (Financial
Institution) adalah suatu perusahaan yang usahanya bergerak di bidang jasa
keuangan. Artinya kegiatan yang dilakukan oleh lembaga ini akan selalu
berkaitan dengan bidang keuangan, apakah penghimpunan dana, menyalurkan,
dan/atau jasa-jasa keuangan lainnya.3

Sejalan dengan perkembangan lembaga-lembaga keuangan Syari’ah, ulama


semakin tertuntut untuk turut serta dalam memberikan masukan untuk
kemajuan lembaga tersebut. Dalam rangka mengantisipasi tuntutan tersebut,
Majelis Ulama Indonesia (MUI) membentuk Dewan Syariah Nasional (DSN)
yang dianggap sebagai langkah efisien untuk mengkoordinasikan ulama dalam

1
Bustari Mukhtar dkk, Bank Dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta:KENCANA, 2017,
2
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-valuta-asing-dan-fungsinya/
3
Panji Adam, Fikih Muamalah Maliyah: Konsep, Regulasi dan Implementasi, Bandung: Refika
Aditama, 2018, hlm. 70.

1
menanggapi isu-isu yang berhubungan dengan masalah ekonomi atau
keuangan. Di samping itu, DSN diharapkan berfungsi sebagai pendorong
penerapan ajaran Islam dalam kehidupan ekonomi. Oleh karena itu, DSN
berperan serta secara proaktif dalam menanggapi perkembangan masyarakat
Indonesia dalam bidang ekonomi dan keuangan.4

Dalam Islam valuta asing disebut denganAl-sharfdan dalam ekonomi Islam


tidak boleh adanya tujuan untuk spekulasi, tetapi jika perdagangan valasasing
tersebut dilakukan dengan tujuan untuk spekulasi maka merusak
sistemperekonomian suatunegara.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana implementasi Jual Beli Mata Uang di Bank Mandiri Syariah
Cabang Bandung?
2. Bagaimana tinjauan fatwa DSN-MUI No 28 Tahun 2002 tentang Jual Beli
Mata Uang (Al-Sharf) terhadap implementasi Jual Beli Mata Uang di Bank
Mandiri Syariah Cabang Bandung?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui implementasi Jual Beli Mata Uang di Bank Mandiri
Syariah Cabang Bandung
2. Untuk mengetahui tinjauan fatwa DSN-MUI No 28 Tahun 2002 tentang Jual
Beli Mata Uang (Al-Sharf) terhadap implementasi Jual Beli Mata Uang di
Bank Mandiri Syariah Cabang Bandung
D. Kegunaan Penulisan
1. Kegunaan Teoritis
Memberikan sumbangan pemikiran dalam perkembangan ilmu hukum islam,
khususnya yang diterapkan dalam Jual Beli Mata Uang (Al-Sharf) , serta
dapat menambah keilmuan yang berkaitan dengan pelaksanaan Jual Beli
Mata Uang (Al-Sharf) yang sesuai dengan syariah.
2. Kegunaan Praktis

4
Neneng Nurhasanah dan Panji Adam, Hukum Perbankan Syariah: Konsep dan Regulasi, Jakarta:
Sinar Grafika, 2017, hlm. 80.

2
Mencari kesesuaian antara fatwa DSN-MUI yang diterapkan dengan
kenyataan yang dilakukan di lapangan.
E. Tinjauan Pustaka

Skripsi dari Liadatun Mas’ulah dengan judul “Implementasi Jual Beli Mata
Uang (al-sharf) di Bank Syariah Mandiri Cabang Pati.”, Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri Kudus, jurusan Syariah dan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi
Syari’ah, 2016, dalam penelitiannya si peneliti mentitikberatkan pada Nilai tukar
atau Kurs.

Penelitian ini dengan pnelitian di atas terdapat persamaan dan perbedaan


dalam penelitian. Adapun persamaan nya terletak pada Jual Beli Mata Uang (Al-
Sharf). Sedangkan yang membedakan penelitian ini adalah objek yang
digunakan peneliti yaitu tinjauan fatwa No 28/DSN-MUI/III/2002 terhadap
implementasi Jual Beli Mata Uang (Al-Sharf) di Bank Mandiri Syariah Cabang
Bandung.

F. Kerangka Teori
Dalam mekanisme akad Al-Sharf bepedoman pada Fatwa DSN-MUI NO:
28/DSN-MUI/III/2002 tentang Jual Beli Mata Uang (Al-Sharf) yang dimana
dalam praktiknya jual beli mata uang harus dilakukan dengan tunai dan saat itu
juga atau spot transaction. Apabila mata uang yang dijual-belikan sejenis maka
harus ditukar dengan nominal yang sama, namun apabila mata uang yang
diperjual-belikan berbeda jenis maka harga jual harus mengikuti Kurs yang
berlaku pada saat itu.
G. Metode penelitian

1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yaitu metode pengumpulan
data kualitatif yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur
statistik atau bentuk hitungan lainnya.
2. Sumber Data
a. Data Primer

3
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama.5
Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara kepada pihak Bank Mandiri Syariah Cabang Bandung yaitu
kepada Customer Service di Bank tersebut. Dengan data ini dapat
digambarkan mengenai penerapan Jual Beli Mata Uang (Al-Sharf).
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara. Umumnya, data sekunder ini sebagai penunjang data primer.6
Dalam kaitan ini data sekunder diperoleh melalui brosur, formulir slip jual
beli valuta, serta struktur organisasi Bank Mandiri Syariah Cabang
Bandung.
3. Jenis Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian lapangan (field
research) yaitu metode pengumpulan data kualitatif yang temuan-temuannya
tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.
Bogdan dan Taylor, sebagaimana dikutip oleh Lexy J. Moleong
mendefinisikan metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati, atau penelitian kualitatif adalah jenis
penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai
(diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan
cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran).7
4. Teknik Pengumpulan Data
Dokumentasi, metode dokumentasi ialah sebuah cara untuk pengumpulan
data dengan mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, hasil rapat, agenda

5
Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Dan Penelitian Hukum, Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 2003 hlm. 30
6
Saefudin Azwar, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, cetakan ke-1, 1998, hlm. 91
7
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2009,
hlm. 4

4
dan sebagainya.8 Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data perkembangan
Bank Mandiri Syariah Cabang Bandung, produk-produk Bank Mandiri
Syariah Cabang Bandung, dan data dari brosur Bank Mandiri Syariah Cabang
Bandung.
5. Teknik Pengolahan Data
Adapun langkah selanjutnya yang dilakukan oleh penulis adalah pengolahan
data dengan cara menganalisis data yang sudah didapatkan. Penelitian ini
termasuk penelitian kualitatif artinya sebagai rangkaian proses menjaring
data-data informasi yang dinilai sewajarnya mengenai suatu masalah dalam
bidang terntentu. Agar mendapatkan data yang benar-benar valid maka data-
data yang sudah terkumpul akan penulis analisis dengan menggunakan
analisis data induktif. Induktif yaitu cara berpikir yang berangkat dari fakta
khusus kemudian ditarik suatu generalisasi yang sifatnya umum. Dalam
menganalisis penulis menggunakan fatwa DSN-MUI dan hukum Islam.
6. Pendekatan Penelitian
Pada langkah pendekatan penelitian ini penulis menggunakan yuridis
normatif, dilakukan dengan cara menlaah dan menginterprestasikan hal-hal
bersifat teoritis yang berhubungan dengan penelitian ini.

H. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh mengenai isi dan
pembahasan, maka penelitian ini disusun menurut kerangka sistematik sebagai
berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan, kegunaan penulisan, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006,
hlm. 231

5
Dalam bab ini menjelaskan tentang konsep jual beli (pengertian, landasan
yuridis, rukun jual beli, dan etika jual beli) dan konsep akad sharf seperti
definisi, landasan yuridis, syarat-syarat sharf, dan produk hokum syarf.

BAB III KONSEP TEORITIS JUAL BELI MATA UANG (AL-SHARF)

Dalam bab ini menguraikan tentang profil Bank Mandiri Syariah, Sejarah Bank
Mandiri Syariah, produk-produk Bank Mandiri Syariah, struktur organisasi,
dan Visi Misi Bank Mandiri Syariah.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam BAB ini menguraikan tentang bagaimana implementasi Jual Beli Mata
Uang di Bank Syariah Mandiri Cabang Bandung dan bagaimana tinjauan fatwa
No 28/DSN-MUI/III/2002 tentang Jual Beli Mata Uang apakah sesuai atau
tidak.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab terkahir yang berisi kesimpulan dan saran.

6
BAB II

KONSEP TEORITIS JUAL BELI MATA UANG (AL-SHARF)

A. KONSEP JUAL BELI


1. Pengertian Jual Beli
Lafadz ‫ البع‬dalam bahasa arab menunjukkan makna jual dan beli. Secara
bahasa lafadz ‫ البع‬mengandung tiga makna sebagai berikut:
1) ‫( مبادلة مال بمل‬tukar menukar harta dengan harta)
2) ‫( مقابلة شيء بشيء‬menukar sesuatu dengan sesuatu)
3) ‫( دفع عوض واخذ ما عوض عنه‬menyerahkan kompensasi dan mengambil
sesuatu yang dijadikan sesuatu tersebut)

Adapun definisi ‫ البع‬secara terminologi diungkapkan oleh para ulama sebagai


berikut:9

1) Ulama hanafiyah
“kepemilikan harta dengan cara tukar menukar dengan harta lainnya
dengan jalan yang telah ditentukan”
2) Ulama malikiyah
“akad tukar menukar terhadap bukan manfaat , bukan termasuk senang-
senang, adanya tawar-menawar, salah satu yang diperuntukkan itu bukan
termasuk emas dan perak, bendanya tertentu dan bukan dalam zat benda.”
3) Ulama syafi’iyah
“akad tukar menukar yang bertujuan memindahkan kepemilikan barang
atau manfaatnya yang bersifat abadi’
4) Ulama hanabilah
“saling menukar harta walaupun dalam tanggungan atau manfaat yang
diperbolehkan dalam syara, bersifat abadi, bukan termasuk riba dan
penjaminan.”

9
Panji Adam, Fikih Muamalah Adabiyah, Bandung:PT Refika Aditama,2018,hlm 267-268

7
Definisi yang dikemukakan oleh para ulama mazhab fikih diatas dapat
ditarik kesimpulan, bahwa mereka sepakat mendefinisikan jual beli
merupakan”tukar menukar harta dengan harta dengan cara-cara tertentu
yang bertujuan untuk memindahkan kepemilikan.”

2. Landasan Yuridis Akad Jual Beli

Jual beli sebagai salah satu kegiatan transaksi mempunyai landasan yuridis yang
sangat kuat baik dalam Al Quran maupun sunnah Rasulullah Saw. Terdapat
sejumlah ayat di dalam Al Quran yang berbicara tentang jual beli, diantaranya
adalah sebagai berikut:10

ِّ ‫َّللاُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم‬


...‫الربَا‬ َّ ‫َوأ َ َح َّل‬

“...padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...” (QS. Al
Baqarah : 275)

ۚ ‫علَ ْي ُك ْم ُجنَا ٌح أ َ ْن ت َ ْبتَغُوا فَض اًْل ِّم ْن َر ِّب ُك ْم‬ َ ‫لَي‬


َ ‫ْس‬

“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari
Tuhanmu...” (QS. Al Baqarah : 198)

ْ‫اض ِّمن ُك ۡۚم َو ََل ت َۡقتُلُ َٰٓوا‬ َٰٓ َّ ‫َيَٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِّينَ َءا َمنُواْ ََل ت َۡأ ُكلُ َٰٓواْ أَمۡ َولَ ُكم بَ ۡينَ ُكم بِّ ۡٱل َب ِّط ِّل ِّإ‬
َ ‫َل أَن ت َ ُكونَ ِّت َج َرة ا‬
ٖ ‫عن ت ََر‬
٢٩ ‫ٱَّللَ َكانَ ِّب ُك ۡم َر ِّح ٗيما‬ َ ُ‫أَنف‬
َّ ‫س ُك ۡۚم إِّ َّن‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”

Dasar hukum jual beli dalam sunnah Rasulullah Saw. Diantaranya adalah sebagai
berikut:

10
Panji Adam, Fikih Muamalah Adabiyah, Bandung:PT Refika Aditama,2018,hlm 270-272

8
ٍ ‫الر ُج ِّل ِّبيَ ِّد ِّه َو ُك ُّل بَيْعٍ َمب ُْر‬
‫ور‬ َ ‫ب قَا َل‬
َّ ‫ع َم ُل‬ ْ َ‫ب أ‬
ُ َ‫طي‬ ِّ ‫ى ْال َك ْس‬
ُّ َ ‫أ‬

“Wahai Rasulullah, mata pencaharian (kasb) apakah yang paling baik?” Beliau
bersabda, “Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual
beli yang mabrur (diberkahi).” (HR. Ahmad)

‫اء‬
ِّ َ‫ش َهد‬ َّ ‫ َوال‬, َ‫ق األ َ ِّمي ُْن َم َع النَّبِّيِّيْن‬
ُّ ‫ َوال‬, َ‫ص ِّد ْي ِّقيْن‬ ِّ ‫صد ُْو‬ ِّ َّ ‫الت‬
َّ ‫اج ُر ال‬

“Pedagang yang dapat dipercaya dan jujur akan bersama-sama dengan para
nabi, shiddiqin, syuhada.” (HR. At Tirmidzi)

3. Rukun Jual Beli

Jual beli mempunyai rukun dan syarat yang harus dipenuhi sehingga jual beli
tersebut dapat ditetapkan sah oleh syara'. Dalam menentukan rukun jual beli,
terdapat perbedaan pendapat antara ulama Hanafiyah dengan mayoritas ulama.
Rukun jual beli menurut ulama Hanafiyah hanya yaitu ijab dan kabul. Menurut
mereka (ulama Hanafiyah) yang menjadi rukun jual beli itü hanya kerelaan
(ridho/an tarâdhin) kedua belah pihak untuk melakukan transaksi jual beli. Akan
tetapi, karena unsur kerelaan itü merupakan unsur hati (yang bersifat abstrak)
yang sulit untuk diindra sehingga tidak terlihat, maka diperlukan indikasi yang
menunjukkan kerelaan itü dari kedua belah pihak. indikasi yang menunjukkan
kerelaan kedua belah pihak yang melakukan transaksi jual beli menurut mereka
teraplikasikan dalam ijab dan kabul, atau melalui cara saling memberikan barang
dan harga barang (ta/athı). Adapun menurut jumhur ulama, rukun jual beli itü ada
empati yaitu:11

1) adanya orang yang berakad atau âqidain, yakni penjual dan pembeli;
2) adanya shîghat (ijab dan kabul);
3) adanya mabi' (objek/barang yang diperjualbelikan); dan
4) adanya nilai tukar pengganti barang atau /iwadh

11
Panji Adam, Fikih Muamalah Adabiyah, Bandung:PT Refika Aditama,2018,hlm 274

9
4. Etika Jual Beli

Terdapat enam etika jual beli Yang dijelaskan oleh ulama, antara lain:12

1. Tidak terkandung penipuan dalam memperoleh keuntungan. Penipuan(a-


khida) merupakan perbuatan diharamkan hukumnya dalam semua agama
(millah) dan harus dihindari Sebisa mungkin.
2. Jujur dalam ber-muâmalah (shidq al-mu'amalah), yaitu menjelaskan kualitas
dan kuantitas objek jual-beli benar (dengan tidak berdusta dalam menjelaskan
macam, jenis, asal atau surnber, dan pembebanan benda dijadikan objek jual
beli). Imam al-Țirmidzi meriwayatkan hadits dari Rifa'ah menjelaskan
Rasulullah saw. bersabda, bahwa para pedagang akan dibangkitkan pada hari
kiamat sebagai para pendosa, kecuali Yang bertakwa kepada Aliah, ihsan dan
jujur dalam ber-mu'amalah.
3. Lemah lembut (al-samahah) dalam ber-mu'amalah. Al-samahah dijelaskan
sebagai jual beli yang berbanding ”lurus” dengan kualitas objek jual beli.
Kualitas barang Yang tinggi diperjualbelikan dengan harga tinggi, dan kualitas
barang yang rendah diperjualbelikan dengan harga yang rendah. Imam
Bukhari meriwayatkan hadits dari Jabir yang menjelaskan, bahwa Rasulullah
Saw. menyatakan, bahwa Allah Swt. merahmati orang yang lemah lembut
ketika menjual barang, ketika membeli barang, dan ketika menagih hutang.
4. Menghindari sumpah meskipun sumpah pedagang tersebut adalah benar. Jual-
beli harus dihindarkan dari sumpah pembeli dalam menjelaskan kualitas,
kuantitas, sifat, dan jenis barang yang dijual. Untuk menghindari sumpah
dalam jual-beli, dianjurkan mengucapkan bismi/lah pada awal proses jual beli.
5. Banyak bersedekah (katsrat al-shadaqah). Pedagang (penjual) dianjurkan
banyak bersedekah sebagai kafarat atas kesalahan yang telah dilakukannya
secara tidak sengaja yang berupa sumpah, penyembunyian kecacatan barang
(kitman al-‘aib), atau buruknya akhlak/sikap ketika melayani pembeli. Imam
Turmudzi, Abu Daud, dan Ibnu Majah meriwayatkan hadits dari Qaisy Ibn
Abi Gizrah yang menjelaskan sabda Rasulullah bahwa setan dan dosa

12
Panji Adam, Fikih Muamalah Adabiyah, Bandung:PT Refika Aditama,2018,hlm 285

10
menyertai jual beli, pedagang diperintahkan untuk bersedekah sebagai kafarat-
nya.
6. Penulisan hutang disertai saksi. Jual beli yang dilakukan secara tidak tunai
sehingga melahirkan piutang dianjurkan agar piutang tersebut dicatat
jumlahnya dan dianjurkan pula adanya saksi dalam jual-beli yang
pembayarannya tidak tunai. Alasannya adalah Quran surah Al Baqarah ayat
282 tentang perintah untuk menulis piutang disertai saksi dalam transaksi yang
pembayarannya dilakukan secara tangguh.13

B. KONSEP AKAD SHARF


1. Definisi Sharf

Secara etimologis, sharf berarti al-ziyádah (tambahan), al-'adl (seimbang), Al-


hilah (memalingkan), penukaran, atau transaksi jual-beli. Adapun definisi sharf
secara terminologi, para ulama mengemukakan dengan beragam definisi sebagai
berikut:

Menurut Dr. Wahbah al-Zuhaili, akad sharíadalah:

“Sharf adalah transaksi jual-beli mata uang dengan mata uang lain, baik sejenis
maupun tidak sejenis, yakni jual dinar dengan dinar, dirham dengan dirham, dinar
dengan dirham, atau dinar dengan dirham secara tunai.”14

Menurut Syaikh Mustafa Ahmad Zarqa akad Sharf adalah:

‫بيع النقد بالنقد‬

“jual beli mata uang dengan mata uang lain”

Berdasarkan definisi yang dikemukakan para ulama tersebut, dapat diambil


kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan sharf adalah perdagangan valuta asing,

13
Panji Adam, Fikih Muamalah Adabiyah, Bandung:PT Refika Aditama,2018,hlm 286
14
Panji Adam, Fikih Muamalah Maliyah, Bandung:PT Refika Aditama,2017,hlm 85

11
baik dilakukan atas valuta asing sejenis maupun beda jenis dan dilakukan secara
tunai.15

2. Landasan Yuridis Jual Beli Sharf

Para ulama berpendapat, bahwa transaksi sharf diperbolehkan dalam islam.


Keabsahan akad sharf didasarkan pada Al Quran, Al Sunnah, dan ijma’. Al Quran
yang menjadi dasar bagi keabsahan akad sharf terdapat dalam surat Al Baqarah
ayat 275 yang berbunyi:

ْ‫ٱلربَو ْۗا‬ ِّ ‫س َٰذَلَِّكَ بِّأَنَّ ُه ۡم قَالُ َٰٓواْ إِّنَّ َما ۡٱلبَ ۡي ُع ِّم ۡث ُل‬ۚ ِّ ‫طنُ ِّمنَ ۡٱل َم‬
َ ‫ش ۡي‬
َّ ‫طهُ ٱل‬ ُ َّ‫ٱلربَواْ ََل يَقُو ُمونَ إِّ ََّل َك َما يَقُو ُم ٱلَّذِّي يَت َ َخب‬ ۡ
ِّ َ‫ٱلَّذِّينَ يَأ ُكلُون‬
َٰٓ َ ‫ٱلربَو ۚاْ فَ َمن َجا َٰٓ َء ۥهُ َم ۡو ِّع‬
َ‫عادَ َفأ ُ ْو َلئَِّك‬ ‫ف َوأَ ۡم ُر َٰٓۥهُ ِّإ َلى َّ ه‬
َ ‫ٱَّللِّ َو َم ۡن‬ َ َ‫سل‬ َ ‫ة ِّمن َّربِِّّۦه فَٱنت َ َهى فَلَ ۥهُ َما‬ٞ ‫ظ‬ ِّ ‫ٱَّللُ ۡٱلبَ ۡي َع َو َح َّر َم‬َّ ‫َوأ َ َح َّل‬
٢٧٥ َ‫ار ه ُۡم فِّي َها َخ ِّلدُون‬ ِّ ‫أَصۡ َحبُ ٱل َّن ه‬

275. “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka
baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka
orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”

Di samping itu, kebolehan akad sharf ini didasarkan pada hadis Rasulullah
Saw. Antara lain:16

‫ير َوالت َّ ْم ُر ِّبالتَّ ْم ِّر َو ْال ِّم ْل ُح ِّب ْال ِّم ْلحِّ ِّمثًْلا ِّب ِّمثْ ٍل َيداا ِّب َي ٍد‬ َّ ‫ير ِّبال‬
ِّ ‫ش ِّع‬ َّ ‫ض ِّة َو ْالب ُُّر ِّب ْالب ُِّر َوال‬
ُ ‫ش ِّع‬ َّ ‫ب َو ْال ِّفضَّةُ ِّب ْال ِّف‬
ِّ ‫الذَّهَبُ ِّبالذَّ َه‬
‫س َوا ٌء‬َ ‫اآلخذ ُ َو ْال ُم ْع ِّطى ِّفي ِّه‬ ِّ ‫فَ َم ْن زَ ادَ أ َ ِّو ا ْست َزَ ادَ فَقَدْ أ َ ْر َبى‬

“Jika emas dijual dengan emas, perak dijual dengan perak, gandum dijual
dengan gandum, sya’ir (salah satu jenis gandum) dijual dengan sya’ir, kurma
dijual dengan kurma, dan garam dijual dengan garam, maka jumlah (takaran

15
Panji Adam, Fikih Muamalah Maliyah, Bandung:PT Refika Aditama,2017,hlm 86
16
Panji Adam, Fikih Muamalah Maliyah, Bandung:PT Refika Aditama,2017,hlm 87

12
atau timbangan) harus sama dan dibayar kontan (tunai). Barangsiapa menambah
atau meminta tambahan, maka ia telah berbuat riba. Orang yang mengambil
tambahan tersebut dan orang yang memberinya sama-sama berada dalam dosa.”
(HR. Muslim)

Hadis tersebut menjelaskan, bahwa syarat tukar menukar mata uang


sejenis, misalnya dinar mesir dengan dinar persia harus dilakukan secara tunai dan
seimbang.

Dalam hadis lain dijelaskan:

ِّ ‫ َوَلَ تَ ِّب ْيعُوا ْال َو ِّرقَ بِّ ْال َو ِّر‬،‫ض‬


‫ق ِّإَلَّ ِّمثًْلا بِّ ِّمثْ ٍل‬ َ ‫ب ِّإَلَّ ِّمثًْلا ِّب ِّمثْ ٍل َوَلَ تُ ِّشفُّ ْوا َب ْع‬
ٍ ‫ض َها َعلَى بَ ْع‬ ِّ ‫َب بِّالذَّ َه‬
َ ‫َلَ ت َ ِّب ْيعُوا الذَّه‬
ِّ ‫ َوَلَ ت َ ِّب ْيعُوا ِّم ْن َها غَا ِّئباا ِّبن‬،‫ض‬
‫َاج ٍز‬ ٍ ‫ض َها َع َلى بَ ْع‬ َ ‫َوَلَ ت ُ ِّش ُّفوا بَ ْع‬

"Janganlah kamu menjual emas dengan emas kecuali sama (nilainya) dan
janganlah menambahkan sebagian atas sebagian yang lain; janganlah menjual
perak dengan perak kecuali sama (nilainya) dan janganlah menambahkan sebagian
atas sebagian yang lain; dan janganlah kalian menjual sesuatu dengan tunai
sementara yang lain dengan tempo.” (HR. Muslim)

3. Syarat-Syarat Sharf

Pada jual-beli valuta asing ada unsur yang mesti dipenuhi untuk dapat terjadinya
transaksi, yaitu adanya ijab kabul. Para pihak Yang melakukan transaksi haruslah
orang yang mempunyai kewenangan dalam melakukan tindakan-tindakan hukum.
Para ulama fikih menentukan beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam akad
sharf. Aktivitas perdagangan valuta asing harus terbebas dari unsur riba, maisir
(spekulasi, perjudian), dan gharar (uncertainty/ketidakjelasan). Menurut para ulama
fikih, persyaratan atau syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam jual-beli mata uang
adalah:17

1) Penukaran tersebut harus dilakukan secara tunai (spot), artinya masing-masing


pihak harus menerima/menyerahkan mata uang masing-masing pada saat
bersamaan sebelum keduanya berpisah, Dalam istilah fikih, serah terima harus

17
Panji Adam, Fikih Muamalah Maliyah, Bandung:PT Refika Aditama,2017,hlm 88

13
dilakukan sebelum berpisah secara fisik disebut dengan a/-taqabuth. Hal ini
dipersyaratkan untuk menghindari transaksi pertukaran dari riba nasiah. Jika
keduanya berpisah sebelum terjadi serah terima mata uang, maka akad sharf
menjadi batal. Dengan alasan, akad akan menjadi akad jual-beli utang (al laki
bi al-laki, bai' ad-dain bi ad-dain) dan menghasilkan riba karena adanya
perbedaan nilai di antara keduanya yang diikuti dengan perbedaan waktu. Al-
Taqabuth merupakan syarat mutlak dalam akad sharf, baik untuk mata uang
sejenis maupun berbeda jenis.
2) Al-Tamatsul, jika akad sharfdilakukan atas mata uang sejenis, maka nilai yang
dipertukarkan harus sama (seimbang). Walaupun di antara keduanya terdapat
perbedaan kualitas dan modal cetakannya. Mata uang yang sejenis harus dijual
kongruen dengan nilainya, bukan sifat dan kualitasnya. Hal ini berdasarkan
kaidah syariah: "Baik buruk kualitas dan model cetakannya adalah sama
nilainya'
3) Khiyâr Syarat tidak berlaku dalam akad sharf karena di dalamnya
dipersyaratkan adanya al-taqabuth (serah terima). Khiyâr
Spratmengindikasikan jual-beli tidak secara tunai dan bisa mencegah tetapnya
kepemilikan objek bagi pihak Yang bertransaksi. Khiyârsyarat bisa
membatalkan tetapnya al-taqabuth Yang dipersyaratkan dalam akad sharf dan
bisa membuat akad menjadi batal. Berbeda dengan khiyâr ru'yah dan /aib.
Kedua khiyâr ini bisa melakat dalam setiap transaksi untuk menghindari terjadi
gharar. Oleh karena itu, masing-masing pihak dibenarkan menggunakan khiyâr
ini dalam akad sharf. Namun demikian, dalam akad sharf, kemungkinan
dipergunakannya sangat kecil karena akad sharf dijalankan berdasarkan nilai
yang dipertukarkannya tidak bersandar pada kondisi fisik valuta.
4) Waktu penyerahan valuta (value date, tanggal valuta) tidak boleh diserahkan
pada suatu tanggal tertentu di masa mendatang (future delivery) karena hal ini
akan mengakhirkan kepemilikan barang dan menafikan syarat al-taqabuth/
intinya, pertukaran valuta tidak boleh dilakukan dengan forward transaction,
namun harus dilakukan secara spot transaction.

14
Menurut Abd al-Rahman al-Jaziri, sharfitu memiliki syarat yang sama dengan
jual-beli pada umumnya hanya ditambah dengan syarat-syarat berikut:18

1) Mata uangyangdipertukarkan itu harussama, baik keduanyaditetapkan sebagai


mata uang seperti poundsterl ing Inggris, dan real atau sejenisnya dari mata
uang yang dibuat dari emas, perak, dan sejenisnya, maupun dibentuk menjadi
perhiasan, seperti gelang, gengge, anting, kalung, dan sejenisnya maka tidak sah
memperjualbelikan poundsterling dengan poundsterling beserta tambahan.
Sebagaimana tidak diperbolehkan untuk memperjualbelikan dua gelang yang
memiliki berat yang sama, tetapi berbeda dalam ukiran dan bentuknya.
2) Hulûl (diam atau berhenti) sehingga tidak sah memperjualbelikan dengan emas
atau perak dengan perak dengan adanya penangguhan serah terima mata uang
yang diperjualbelikan meskipun sesaat, baik kedua-duanya atau salah satunya.
3) Serah terima dalam majelis, di mana penjual menerima harga pembayaran dan
pembeli menerima barang yang dibelinya. Apabila kedua belah pihak secara
fisik berpisah sebelum serah terima, maka akad tersebut termasuk akad yang
batal.

Menurut Abd al-Rahman al-Jazairi, memperjualbelikan satu jenis mata


uang dengan jenis yang lain, misalnya memperjualbelikan emas dengan Perak,
maka tidak disyaratkan mesti sama. Oleh karena itu, diperbolehkan mensyaratkan
untuk menambah 100 poundsterling dari pihak yang menjual Perak dengan dua
syarat, yaitu: dilakukan secara tunai dan tidak diutang, serta ada serah terima dalam
majelis akad. Dalam melakukan valuta asing, terdapat beberapa jenis transaksi yang
bisa dipraktikkan. Jenis-jenis transaksi valuta asing dimaksud adatah sebagai
berikut:19

1) Spot transaction, yaitu transaksi jual-beli valuta asing (valas) untuk penyerahan
pada saat itu (over the counter), atau penyelesaiannya paling lambat dalam
jangka waktu dua hari. Hukumnya adalah boleh karena dianggap tunait

18
Panji Adam, Fikih Muamalah Maliyah, Bandung:PT Refika Aditama,2017,hlm 89
19
Panji Adam, Fikih Muamalah Maliyah, Bandung:PT Refika Aditama,2017,hlm 90

15
sedangkan waktu dua hari dianggap sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa
dihindari dan merupakan standar dalam transaksi.
2) Forward transaction, yaitu transaksi jual-beli valas yang nilainya ditetapkan
pada saat sekarang dan diberlakukan untuk waktu yang akan datang, antara
2x24 jam sampai dengan satu tahun Hukumnya adalah haram karena harga yang
digunakan adalah harga yang diperjanjikan (muwa'adah) dan penyerahannya
dilakukan kemudian hari. Padahal harga pada waktu penyerahan tersebut belum
tentu sama dengan nilai yang disepakati.
3) Swap transaction, yaitu pembelian dan penjualan secara bersamaan sejumlah
tertentu mata uang dengan dua tanggal valuta (penyerahan) yang berbeda. Jenis
transaksi swap yang umum adalah spot terhadap forward. Seseorang membeli
suatu jenis mata uang dengan transaksi spot, dan secara simultan menjual
kembali jumlah yang sama kepada pihak lain dengan kontrak forward.
Hukumnya haram karena mengandung unsur maisir (spekulasi/perjudian).
4. Produk Hukum Sharf

Dalam konteks hukum, di Indonesia telah ditemukan beberapa produk yang


berkaitan dengan shari ini, baik dalam bentuk peraturan perundang-undangan
maupun dalam bentuk fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia. Dalam Pasal 20 Undang-Undang No. 21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariahdisebutkan salah satu kegiatan usaha perbankan syariah,
Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah adalah melakukan kegiatan valuta
asing berdasarkan prinsip syariah. Akad yang bisa digunakan dalam
melakukankegiatan usaha ini adalah akad sharf.

Produk hukum yang kedua tentang sharf ini dikernukakan dalam peraturan
Bank Indonesia, yakni PBI No. 6/24/PBl/2004 tentang Bank Umum yang
Kegiatan Usaha berdasarkan prinsip syariah. Dalam Pasal 37 ayat 1 poin a PBI
No. 7/24/PBl/2004 disebutkan bahwa bank syariah juga dapat melakukan kegiatan
dalam valuta asing berdasarkan akad sharf. Dalam kegiatan usahanya, Bank
Umum memiliki hak untuk melakukan pertukaran mata uang antara mata uang

16
suatu negara dan mata uang negara lain. Akad yang digunakan dalam kegiatan
usaha ini adalah akad Sharf.20

Produk hukum sharf ini tampaknya lebih banyak tertuang dalam bentuk fatwa
yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Fatwa
DSN MUI yang berkaitan dengan sharf adalah Fatwa DSN MUI No. 28/DSN-
MUl/lll/2002 tentang jual-beli Mata Uang(Sharf). Dalam fatwa tersebut disebutkan,
bahwa sharf adalah transaksi jual-beli mata uang, baik antar mata uang sejenis
maupun antara mata uang berlainan jenis. Dalam fatwa tersebut juga disebutkan,
bahwa transaksi jual-beli mata uang ini pada prinsipnya adalah boleh dengan
ketentuan sebagai berikut: 21

1) tidak untuk spekulasi (untung-untungan);


2) ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan);
3) apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka nilainya harus
sama dan secara tunai (taqâbudh); dan apabila berlainan jenis maka harus
dilakukan dengan nilai tukar (kurs) yang berlaku pada saat transaksi dilakukan
dan secara tunai.

20
Panji Adam, Fikih Muamalah Maliyah, Bandung:PT Refika Aditama,2017,hlm 91
21
Panji Adam, Fikih Muamalah Maliyah, Bandung:PT Refika Aditama,2017, hlm. 91

17
BAB III

KONDISI OBJEKTIF

A. PROFILE BANK SYARIAH MANDIRI

PT. Bank Syariah Mandiri berkantor pusat di Wisma Mandiri I, Jl.MH.


Thamrin No. 5 Jakarta 10340-Indonesia, kontak telepon: (62-21) 2300-509, 3983-
9000 (hunting), Faksimili: (62-21) 3983 2989, serta Website resmi di Homepage:
www.syariahmandiri.co.id.

PT. Bank Syariah Mandiri berdiiri pada tanggal 25 Oktober 1999, sedangkan
tanggal beroperasinya mulai 1 November 1999. Dengan modal dasar
Rp2.500.000.000.000 dan modal disetor Rp2.489.021.935.000. Sampai saat ini
PT. Bank Syariah Mandiri mempunyai 773Kantor Cabang di seluruh provinsi di
Indonesia, mempunyai 287.113 ATM (ATM BSM, ATM Mandiri, ATM Bersama
termasuk ATM Mandiri dan ATM BSM, ATM Prima dan MEPS).22

Pemegang saham di PT. Bank Syariah Mandiri diantaranya PT. Bank Mandiri
yang memegang 497.804.387 lembar saham (99,9999998%), sedangkan sisanya
dipegang oleh PT. Mandiri Sekuritas sebanyak 1 lembar saham (0,0000002%).23

PT. Bank Syariah Mandiri selama tahun 2019 banyak mendapatkan


sejumlah penghargaan diantaranya penghargaan sebagai The Best Digital Brand
2014-2018 Kategori Tabungan bank umum syariah, 8th Digital Brand Awards
2019 Peringkat 1 KPR – Bank Umum Syariah yang mana ketiga penghargaan
tersebut diberikan pada tanggal 16 Mei 2019 oleh Majalah Infobank bekerjasama
dengan Isentia Research. Serta beberapa penghargaan lain yang diperoleh PT.
Bank Syariah Mandiri selama tahun 2019 ini.24

B. SEJARAH BANK SYARIAH MANDIRI

22
https://www.syariahmandiri.co.id/tentang-kami/profil-perusahaan
23
Ibid
24
https://www.syariahmandiri.co.id/tentang-kami/penghargaan

18
Indonesia sebagai sebuah Negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, baru
pada akhir-akhir abad ke-20 ini memiliki bank-bank yang mendasarkan
pengelolaannya pada prinsip syariah. Pada awal-awal berdirinya Negara Indonesia,
perbankan masih berpegang pada system konvensional atau sistem bunga bank
(interest system).25

PT. Bank Syariah Mandiri yang hadir sejak tahun 1999, sesungguhnya
merupakan hikmahsekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-
1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang
disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah
menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi
kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut,
industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional
mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan
merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.26

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki
oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT
Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi
tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta
mengundang investor asing.

Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat


bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi
satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999.
Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan


konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.
Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah

25
Panji Adam, Hukum Perbankan Syariah Konsep dan Regulasi, (Jakarta:Sinar Grafika,2017),hlm.
12
26
https://www.syariahmandiri.co.id/tentang-kami/sejarah

19
dikelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU
No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi
syariah (dual banking system).

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan


UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank
Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim
Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan
infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional
menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank
Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23
tanggal 8 September 1999.

Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan


oleh Gubernur Bank Indonesiamelalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25
Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank
Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT
Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT
Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab
1420 H atau tanggal 1 November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuhsebagai bank yang


mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi
kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani
inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya
di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju
Indonesia yang lebih baik.27

Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak


pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang disepakati
bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai Bank Syariah Mandiri yang

27
Ibid

20
disebutShared ValuesBank Syariah Mandiri. Shared ValuesBank Syariah Mandiri
disingkat “ETHIC”.28

Excellence
Bekerja keras, cerdas, tuntas dengan sepenuh hati untuk memberikan hasil terbaik

Teamwork
Aktif, bersinergi untuk sukses bersama

Humanity
Peduli, ikhlas, memberi maslahat dan mengalirkan berkah bagi negeri

Integrity
Jujur, taat, amanah dan bertanggung jawab

Customer Focus
Berorientasi kepada kepuasan pelanggan yang berkesinambungan dan saling
menguntungkan

C. VISI DAN MISI BANK SYARIAH MANDIRI

Visi

“Bank Syariah Terdepan dan Modern”

28
https://www.syariahmandiri.co.id/tentang-kami/budaya-perusahaan

21
Bank Syariah Terdepan:Menjadi bank syariah yang selalu unggul di antara pelaku
industri perbankan syariah di Indonesia pada segmen consumer, micro, SME,
commercial, dan corporate.

Bank Syariah Modern:Menjadi bank syariah dengan sistem layanan dan teknologi
mutakhir yang melampaui harapan nasabah.29

Misi

1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang


berkesinambungan.

2. Meningkatkan kualitas produk dan layanan berbasis teknologi yang


melampaui harapan nasabah.

3. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada


segmen ritel.

4. Mengembangkan bisnis atas dasar nilai-nilai syariah universal.

5. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat.

6. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkung30

D. STRUKTUR ORGANISASI BANK SYARIAH MANDIRI

STRUKTUR ORGANISASI BANK SYARIAH MANDIRI PUSAT31

29
https://www.syariahmandiri.co.id/tentang-kami/visi-misi
30
Ibid
31
https://www.syariahmandiri.co.id/tentang-kami/struktur-organisasi

22
STRUKTUR ORGANISASI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG
BANDUNG

E. PRODUK-PRODUK BANK SYARIAH MANDIRI


1. PRODUK PENDANAAN32

32
https://www.syariahmandiri.co.id/consumer-banking/tabungan/

23
a. Tabungan BSM adalah Tabungan dalam mata uang rupiah yang
penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam kas
dibuka di konter BSM atau melalui ATM.
b. BSM Tabungan Berencana adalah Tabungan berjangka yang
memberikan nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian pencapaian
target dana yang telah ditetapkan.
c. BSM Tabungan Simpatik adalah tabungan berdasarkan prinsip
wadiahyang penarikanya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan
syarat-syarat yang disepakati.
d. BSM Tabungan Investa Cendekia adalah tabungan berjangka untuk
keperluan uangn pendidikan dengan jumlah setoran bulanan tetap
dan dilengkapi dengan perlindungan asuransi.
e. BSM Tabungan Dollar adalah Tabungan dalam mata uang dollar
(USD) yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat
atau sesuai ketentuan BSM.
f. BSM Tabungankuadalah Tabungan untuk perorangan dengan
persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh
bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
g. BSM Tabungan Mabrur Tabungan untuk membantu masyarakat
untuk merencanakan ibadah haji & umrah.
h. BSM Tabungan Perusahaan Tabungan yang hanya berfungsi untuk
menampung kelebihan dana rekening giro yang dimiliki
Institusi/Perusahaan berbadan hukum dengan menggunakan fasilitas
autosave.
i. BSM Tabungan Saham Syariahadalah rekening dana nasabah
berupa produk tabungan yang khusus digunakan untuk keperluan
penyelesaian transaksi Efek (baik berupa kewajibanmaupun hak
Nasabah), serta untuk menerima hak Nasabah yang terkait dengan
Efek yangdimilikinya melalui Pemegang Rekening KSEI.

24
j. BSM Giro Valas adalah Sarana penyimpanan dana dalam mata uang
US Dollar untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan
berdasarkan prinsip wadiah yad dhamanahuntuk perorangan atau
non-perorangan.
k. BSM Deposito adalahInvestasi berjangka waktu tertentu dalam mata
uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah
Muthlaqah untuk perorangan dan non-perorangan.
l. BSM Deposito Valas Investasi berjangka waktu tertentu dalam mata
uang dollar yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah
Muthlaqah untuk perorangan dan non-perorangan.
2. PRODUK PEMBIAYAAN33
a. Pembiayaan Usaha Mikro Tunas (PUM-Tunas)Limit
pembiayaan: minimal Rp2.000.000,-(dua juta rupiah) sampai
dengan Rp10.000.000,-(sepuluh juta rupiah).
b. Pembiayaan Usaha Mikro Madya (PUM-Madya)Limit
pembiayaan: di atas Rp10.000.000,-(sepuluh juta rupiah) sampai
dengan Rp50.000.000,-(lima puluh juta rupiah).
c. PembiayaanUsaha Mikro Utama (PUM-Utama) Limit
pembiayaan: di atas Rp50.000.000,-(lima puluh juta rupiah)
sampai dengan Rp100.000.000,-(seratus juta rupiah).
d. KUR Mikro Pembiayaan BSM yang ditujukan kepada seseorang
dan badan usaha untuk memenuhi kebutuhan produktif dengan
plafon pembiayaan sampai dengan Rp20.000.000,-(dua puluh
juta rupiah), margin setara 22% dengan jangka waktu untuk
modal Kerja 36 bulan sedangkan Investasi 60 bulan.
e. BSM Implan adalah pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah
yang diberikan oleh bank kepada karyawan tetap Perusahaan
yang pengajuannya dilakukan secara massal (kelompok).BSM
Implan dapat mengakomodir kebutuhan pembiayaan bagi

33
https://www.syariahmandiri.co.id/consumer-banking/tabungan/

25
parakaryawan perusahaan, misalnya dalam hal perusahaan
tersebut tidak memiliki koperasi karyawan, koperasi karyawan
belum berpengalaman dalam kegiatan simpan pinjam, atau
perusahaan dengan jumlah karyawan terbatas.34
f. Pembiayaan kepada Pensiunan merupakan penyaluran fasilitas
pembiayaan konsumer (termasuk untuk pembiayaan multiguna)
kepada parapensuinan, dengan pembayaran angsuran dilakukan
melalui pemotongan uang pensiun langsung yang diterima oleh
bank setiap bulan (pensiun bulanan). Akad yang digunakan
adalah akad murabahah atau ijarah
g. Pembiayaan Griya BSM adalah pembiayaan jangka pendek,
menengah, atau panjanguntuk membiayai pembelian rumah
tinggal (konsumer), baik baru maupun bekas, di lingkungan
developer dengan sistem murabahah.35
h. BSM Pembiayaan Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan
pembiayaan untuk pembelian kendaraan bermotor dengan
sistem murabahah. Pembiayaan yang dapat dikategorikan
sebagai PKB adalah: Jenis kendaraan: Mobil Kondisi kendaraan:
Baru Untuk kendaraan baru, jangka waktu pembiayaan hingga 5
tahun.36

34
https://www.syariahmandiri.co.id/consumer-banking/pembiayaan-konsumen/pembiayaan-
implan
35
https://www.syariahmandiri.co.id/consumer-banking/pembiayaan-konsumen/pembiayaan-
griya
36
https://www.syariahmandiri.co.id/consumer-banking/pembiayaan-konsumen/pembiayaan-
kendaraan-bermotor

26
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. IMPLEMENTASI JUAL BELI MATA UANG DI BANK


MANDIRI SYARIAH CABANG BANDUNG

Sharf Merupakan jual beli mata uang. Bank Syariah Mandiri


mengaplikasikan skema ini untuk layanan penukaran uang Rupiah
denganmata uang negara lain, semisal US$,Malaysia Ringgit, Japan
Yen danlainya.Dalam melakuan transaksi jual beli mata uang (al-sharf)
Bank Syariah Mandiri Cabang Bandung menggunakan cara pertukaran
mata uang rupiah dengan mata uang asing atau mata uang asing dengan
mata uang asing lainnya yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri
dengan nasabah.37

Sharf adalah akad jual beli valas dengan valas lainya.Transaksi valas
asing pada bank syariah (diluar jual belumbank note) hanya dapat
dilakukan untuk tujuan lindung nilai (hedging) dan tidak dibenarkan
untuktujuan spekulatif. 38

1) Karakteristik:
a. Transaksi jual beli ini menggunakan akad Sharf
b. Menggunakan kursjual beli yang ditetapkan oleh BankSyariah
Mandiri
c. Perhitungan kurs jual beli valuta asing harus didasarkanpada valuta
rupiah
d. Jual beli valuta asing dapat dilakukan dengan tunai ataupendebetan
rekening
e. Bank noteyang diperjualbelikan harus tanpa cacat dansesuai
ketentuan Bank Syariah Mandiri39

37
Profil Dokumen Bank Syariah Mandiri
38
Slamet wiyoko,Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah, Jakarta, 2015
39
https://www.syariahmandiri.co.id/consumer-banking/jasa-produk/bsm-jual-beli-valas

27
2) Manfaat:
a. Membantu nasabah dalam membeli/menjual mata uangasing dengan
cepat dan mudah
b. Nasabah dapat melakukan transaksi melalui rekening
yangdimilikinya, sehingga lebih praktis
3) Peruntukan:
a. Perorangan
b. BadanUsaha.
4) Syarat:
a. Diharapkan memiliki rekening di Bank Syariah Mandiri
b. Mengisi slip jual beli valuta.
5) Alur atau mekanisme transaksi jual beli mata uang (al-sharf):
Nasabah/anggota yang datang untuk menukarkan uangnya harus
pergi ke bank mandiri syariah terlebih dahulu kemudian sampai di Bank
Syariah Mandiri nasabah/anggota harus mengambil nomor antrian di
samping sebelah satpam atau petugasjaga pintu keluar masuk kantor
Bank Syariah Mandiri setelah itu nasabah harus mengisi formulir/slip
jual beli valuta yang ada di kantor untuk menukarkan sejumlah uang
yang diinginkan, nasabah/anggota harus menunggu sampai nomor
antrian di panggil dan setelah di paggil nasabah/anggota sesuai
panggilan di cloter teller A/B nasabah/anggota diminta petugas/teller
meminjam buku rekening untuk dicek terlebih dahulu, nasabah/anggota
ditanyai petugas/teller apakah transaksi jual beli mata uang (al-sharf)
harus berupa uang cest ataukah didebitkan di buku rekening saja. Dan
ini terserah nasabah/anggota sesuai dengan keinginya. Demikian
alurproses jual belimata uang (al-sharf) yang ada di Bank Syariah
Mandiri Cabang Bandung. Sementara itu jika nasabah atau anggota
belum memiliki nomor rekening atau buku tabungan maka

28
nasabah/anggota diwajibkan terlebih dahulu membuat buku tabungan
dengan persyaratan mengisi formulir pendaftaran dan fotochopy ktp.40
Transaksi valas harus dilakukansecara spot atau madan atau tunai,
Transaksi valas dilakukan untuk kebutuhan sektor riil atau untuk
berjaga-jaga karena kebutuhan sektor riil.dengan syarat ini maka sektor
moneter (keuangan) akan selaluterkait secara langsung dengan sektor
riil. hal ini sekaligus menunjukkan bahwa ekonomi islam adalah
ekonomi riil. setiapusaha mendapatkan keuntungan sesuai dengan biaya
dan resikoyang harus dikeluarkannya. "keuntungan sesuai dengan
resikoyang ditanggung, pendapatan sesuai dengan biaya
yangdikeluarkan."dalam istilah modern, para pelaku usaha mengatakan
"no risk no gain"(tidak ada keuntungan tanpa resiko).kebutuhan lain
yang menjadi sebab bolehnya jual beli valas adalah adanya perjalanan
antar negara. mereka yang melakukanperjalanan ke sebuah negara akan
membutuhkan mata uangnegara tersebut untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya selamamelaksanakan perjalanan. setelah kembali ke negara
asal, maka mata uang negara tersebut ditukar kembali dengan mata uang
asal.Transaksi valas halus dilakukan dengan nilai tukar yang berlaku
pada saat transaksi.dilarangnya jual beli valas untu kmencari selisih
harga secara spekulasi. lembaga keuangan syariah menyediakan valuta
asing hanya dalam rangka membantu nasabah dalam memenuhi
kebutuhan valuta asing hanya dalam rangkamembantu nasabah dalam
memenuhi kebutuhan valuta asingtersebut karena tuntutan bisnis antar
negara. lembaga keuangan syariah tidak boleh menyimpan valuta asing
dengan tujuan mencari selisih harga.Transaksi mata uang sejenis
(penukaran)maka nilainya harus sama dan secara tunai (at-taqabudh).
B. Tinjauan Fatwa DSN-MUI No 28 Tahun 2002 Tentang Jual Beli
Mata Uang (Al-Sharf) Terhadap Implementasi Jual Beli Mata
Uang Di Bank Mandiri Syariah Cabang Bandung

40
Profil Dokumen Bank Syariah Mandiri

29
FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL Nomor: 28/DSN-
MUI/III/2002 tentang Jual beli Mata Uang
Menimbang, Mengingat, Memperhatikan, Memutuskan, Menetapkan:
Fatwa Tentang Jual Beli Mata Uang (Al-Sharf)
Pertama : Ketentuan Umum
Transaksi jual beli mata uang pada prinsipnya bolehdengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Tidak untuk spekulasi (untung-untungan)
b. Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga
c. Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis
maka nilainya harus sama dan secara tunai (at-taqabudh).
d. Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan dengan nilai
tukar (kurs) yang berlaku pada saat transaksi dilakukan dan
secara tunai.

Kedua : Jenis-jenis Transaksi Valuta Asing

a. Transaksi Spot, yaitu transaksi pembelian dan pen-jualan


valuta asing (valas) untuk penyerahan pada saat itu (over the
counter) atau penyelesaiannya paling lambat dalam jangka
waktu dua hari. Hukumnya adalah boleh, karena dianggap
tunai, sedangkan waktu dua hari dianggap sebagai proses
penyelesaian yang tidak bisa dihindari (‫)م َّما َلَ بُد منه‬
ِّ dan
merupakan transaksi internasional.

b. Transaksi Forward, yaitu transaksi pembelian dan


penjualan valas yang nilainya ditetapkan pada saat sekarang
dan diberlakukan untuk waktu yang akan datang, antara 2 x
24 jam sampai dengan satu tahun. Hukumnya adalah haram,
karena harga yang diguna-kan adalah harga yang
diperjanjikan (muwa'adah) dan penyerahannya dilakukan di
kemudian hari, padahal harga pada waktu penyerahan
tersebut belum tentu sama dengan nilai yang disepakati,

30
kecuali dilakukan dalam bentuk forward agreement untuk
kebutuhan yang tidak dapat dihindari (lil hajah).

c. Transaksi Swap, yaitu suatu kontrak pembelian atau


penjualan valas dengan harga spot yang dikombinasi-kan
dengan pembelian antara penjualan valas yang sama dengan
harga forward. Hukumnya haram, karena mengandung
unsur maisir (spekulasi).

d. Transaksi Option, yaitu kontrak untuk memperoleh hak


dalam rangka membeli atau hak untuk menjual yang tidak
harus dilakukan atas sejumlah unit valuta asing pada harga
dan jangka waktu atau tanggal akhir tertentu. Hukumnya
haram, karena mengandung unsur maisir (spekulasi).

Ketiga : Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana
mestinya.

Berdasarkan pada kenyataan di atas berdasarkan fatwa DSN-MUI dapat


ditarik kesimpulan bahwa:

1) Dalam ketentuannya Bank Syariah Mandiri sudah sesuai dengan Fatwa


DSN-MUI yaitu Jual Beli Mata Uang (Al-Sharf) dilakukan untuk
tujuan lindung nilai (hedging) dan tidak dibenarkan untuk tujuan
spekulatif.
2) Dalam ketentuan terkait kebutuhan Transaksi valas ini dibutuhkan
karena adanya perjalanan antar negara dan juga Transaksi valas ini
dilakukan untuk kebutuhan sektor riil atau untuk berjaga-jaga karena
kebutuhan sektor riil, ini sesuai dengan Fatwa DSN-MUI
3) Dalam Ketentuan terkait pertukaran mata uang sejenis Apabila
Transaksi mata uang sejenis (penukaran) maka nilainya harus sama
dan secara tunai (at-taqabudh). Ini sudah sesuai dengan Fatwa DSN-
MUI

31
4) Dalam ketentuan terkait pertukaran mata uang yang berbeda maka nilai
tukar akan disesuaikan dengan Kurs yang ada dan dilakukan saat itu
juga secara tunai atau mendebet dari tabungan nasabah. Ketentuan ini
sesuai dengan Fatwa DSN-MUI

32
BAB V

PENUTUP

A.KESIMPULAN

1. Implementasi Jual Beli Mata Uang (Al-Sharf) Di Bank Mandiri Syariah


Cabang Bandung

Nasabah/anggota yang datang untuk menukarkan uangnya harus pergi ke


bank mandiri syariah terlebih dahulu kemudian sampai di Bank Syariah Mandiri
nasabah/anggota harus mengambil nomor antrian di samping sebelah satpam atau
petugasjaga pintu keluar masuk kantor Bank Syariah Mandiri setelah itu nasabah
harus mengisi formulir/slip jual beli valuta yang ada di kantor untuk menukarkan
sejumlah uang yang diinginkan, nasabah/anggota harus menunggu sampai nomor
antrian di panggil dan setelah di paggil nasabah/anggota sesuai panggilan di cloter
teller A/B nasabah/anggota diminta petugas/teller meminjam buku rekening untuk
dicek terlebih dahulu, nasabah/anggota ditanyai petugas/teller apakah transaksi
jual beli mata uang (al-sharf) harus berupa uang cest ataukah didebitkan di buku
rekening saja. Dan ini terserah nasabah/anggota sesuai dengan keinginya.
Demikian alurproses jual belimata uang (al-sharf) yang ada di Bank Syariah
Mandiri Cabang Bandung. Sementara itu jika nasabah atau anggota belum
memiliki nomor rekening atau buku tabungan maka nasabah/anggota diwajibkan
terlebih dahulu membuat buku tabungan dengan persyaratan mengisi formulir
pendaftaran dan fotochopy ktp.

2. TINJAUAN FATWA

Berdasarkan pada Ketentuan di atas berdasarkan fatwa DSN-MUI dapat ditarik


kesimpulan bahwa:

a) Dalam ketentuannya Bank Syariah Mandiri sudah sesuai dengan Fatwa


DSN-MUI yaitu Jual Beli Mata Uang (Al-Sharf) dilakukan untuk tujuan
lindung nilai (hedging) dan tidak dibenarkan untuk tujuan spekulatif.

33
b) Dalam ketentuan terkait kebutuhan Transaksi valas ini dibutuhkan karena
adanya perjalanan antar negara dan juga Transaksi valas ini dilakukan
untuk kebutuhan sektor riil atau untuk berjaga-jaga karena kebutuhan
sektor riil, ini sesuai dengan Fatwa DSN-MUI
c) Dalam Ketentuan terkait pertukaran mata uang sejenis Apabila Transaksi
mata uang sejenis (penukaran) maka nilainya harus sama dan secara tunai
(at-taqabudh). Ini sudah sesuai dengan Fatwa DSN-MUI
d) Dalam ketentuan terkait pertukaran mata uang yang berbeda maka nilai
tukar akan disesuaikan dengan Kurs yang ada dan dilakukan saat itu juga
secara tunai atau mendebet dari tabungan nasabah. Ketentuan ini sesuai
dengan Fatwa DSN-MUI
B.SARAN
Dalam pelaksanaannya jual beli mata uang di bank mandiri syariah cabang
bandung sudah sesuai dengan fatwa dsn-mui No 28/DSN-MUI/III/2002 tentang
Jual Beli Mata Uang (Al-Sharf) tidak ada yang menyalahi/melanggar apa yang
ada dalam fatwa yang dikeluarkan oleh DSN-MUI hanya saja masyarakat kurang
mengetahui dan tidak ambil pusing saat menjual atau membeli mata uang, entah
itu melalui money changer atau bank konvensional tanpa memikirkan apakah
transaksi yang dilakukan sudah benar atau salah. Penulis menyarankan seharusnya
bank Mandiri Syariah Cabang Bandung ini lebih mempromosikan produk jual beli
valas ini kepada masyarakat agar masyarakat tau bagaimana jual beli mata uang
yang diperbolehkan dalam islam.

34
DAFTAR PUSTAKA
Adam, P. (2017). Fikih Muamalah Maliyah. Bandung: PT Refika Aditama.

Adam, P. (2018). Fatwa Fatwa Ekonomi Syariah. Bandung: AMZAH.

Adam, P. (2018). Fikih Muamalah Adabiyah. Bandung: PT Refika Aditama.

Aminudin, & Asikin, Z. (2003). Pengantar Metode dan Penelitian Hukum. Jakarta: Raja
Grafinda Persada.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (1998). Metodologi Penelitian. Yogyakarta.

Moleong, L. J. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda


Karya.

Mukhtar, B. (2017). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: KENCANA.

Nurhasanah, N., & Adam, P. (2017). Hukum Perbankan Syariah Konsep dan Regulasi.
Bandung: Sinar Grafika.

Wiyoko, S. (2015). Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta.

https://www.syariahmandiri.co.id/tentang-kami/profil-perusahaan

https://www.syariahmandiri.co.id/tentang-kami/penghargaan

https://pengertiandefinisi.com/pengertian-valuta-asing-dan-fungsinya/

https://www.syariahmandiri.co.id/tentang-kami/sejarah

https://www.syariahmandiri.co.id/tentang-kami/budaya-perusahaan

https://www.syariahmandiri.co.id/tentang-kami/visi-misi

https://www.syariahmandiri.co.id/tentang-kami/struktur-organisasi

https://www.syariahmandiri.co.id/consumer-banking/tabungan/

https://www.syariahmandiri.co.id/consumer-banking/pembiayaan-
konsumen/pembiayaan-implan

https://www.syariahmandiri.co.id/consumer-banking/pembiayaan-
konsumen/pembiayaan-griya

https://www.syariahmandiri.co.id/consumer-banking/pembiayaan-
konsumen/pembiayaan-kendaraan-bermotor

https://www.syariahmandiri.co.id/consumer-banking/jasa-produk/bsm-jual-beli-valas

Profil Dokumen Bank Syariah Mandiri

https://drive.google.com/file/d/0BxTl-lNihFyzbVd5VE5WV1ZqcW8/view

35

Anda mungkin juga menyukai