mengenali lingkungannya secara lebih dalam. Apalagi kita tahu bahwa posisi manajer
pasti diduduki oleh kaum intelektual yang tentunya memiliki pengalaman kerja yang
maksimal sehingga tindakan kecurangan (fraud) yang mereka lakukan akan sangat
rapi dan tidak terdeteksi.
Corporate governance hadir sebagai suatu mekanisme untuk mengontrol
manajemen dari ketidakefisienan mereka atau gagal memaksimumkan nilai (Macey,
1998). Penerapan GCG dalam perusahaan diharapkan mampu mengatur dan menjaga
hubungan antar stakeholders dan yang terpenting mampu menjaga going concern
perusahaan.
Tanggung jawab perusahaan pada masyarakat dan lingkungan saat ini dikenal
dengan istilah CSR (Corporate Social Responsibility). Pembahasan mengenai CSR
pada era sekarang mulai meningkat seiring dengan banyaknya permasalahan yang
dihadapi masyarakat akibat tindakan perusahaan.
Menurut Howard R. Bowen (1953) keberhasilan dunia bisnis ditentukan oleh
bagaimana kontribusinya terhadap kesejahteraan masyarakat umum (general
welfare), bukan semata untuk warga bisnis itu sendiri, tanggung jawab bisnis lebih
luas dari sekadar tanggung jawab terhadap pemilik atau investor. Kita tidak dapat
membangun suatu masyarakat yang makmur tanpa bisnis yang menguntungkan.
Namun disisi lain, kita juga tidak bisa menumbuhkan suatu ekonomi yang kompetitif
di lahan social yang gersang.
Image perusahaan akan meningkat seiring dengan semakin banyaknya bentuk
tanggung jawab social yang dilakukan perusahaan terhadap lingkungan. Investor akan
lebih menyukai perusahaan yang memiliki citra yang baik dimata masyarakat. Karena
semakin baik citra suatu perusahaan, loyalitas konsumen semakin tinggi sehingga
dalam jangka panjang tingkat penjualan dan profitabilitas perusahaan akan
meningkat. Tentu keadaan ini akan berpengaruh positif terhadap nilai saham
perusahaan. Kini semakin diakui bahwa perusahaan sebagai pelaku bisnis tidak akan
bisa berkembang jika menutup mata dengan situasi dan kondisi lingkungan social
tempat ia hidup.
Dalam kaitan itulah, penerapan GCG dan CSR dipandang sebagai suatu
keharusan bukan lagi semata tanggung jawab perusahaan. Terutama untuk perusahaan
go public, dua aspek ini merupakan hal penting yang begitu diperhitungkan oleh
stakeholders.
A. Mencapai Tujuan Perusahaan Dengan Good Corporate Governance
Istilah Corporate Governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury
Committee tahun 1992. Menurut Fahmi (2013:62) Good Corporate Governance
(GCG) adalah suatu bentuk keputusan dengan memposisikan perusahaan secara jauh
lebih tertata dan terustruktur, dengan mekanisme pekerjaan yang bersifat mematuhi
aturan-aturan bisnis yang telah digariskan serta siap menerima sangsi jika aturanaturan tersebut dilanggar.
GCG menjamin dan memastikan seluruh proses dari manajemen strategic
berjalan dengan baik dan memberikan nilai tambah secara berkesinambungan bagi
perusahaan dan tidak bertentangan dengan kepentingan stakeholder.
Mengubah sistem tata kelola yang sudah ada dalam suatu perusahaan dengan
sistem baru memang tidaklah mudah, meskipun tata kelola tersebut lebih baik dari
sistem tata kelola yang selama ini diterapkan dalam suatu perusahaan. Penerapan
konsep GCG menuntut pihak manajemen untuk mampu menyelesaikan berbagai
permasalahan yang ada dengan kompetensi dan cara kerja yang baru. Tantangan dan
masalah yang terjadi harus diatasi dengan sikap dan culture yang berbeda.
Konfigurasi baru dalam struktur manajemen harus mendukung adanya perilaku dan
kompetensi yang baru untuk perubahan. Ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan,
mekanisme yang insentif dan pemberian hukuman merupakan prakondisi yang akan
mendukung proses perubahan.
Selain diterapkan prinsip-prinsip GCG, ada beberapa hal yang dapat
dilakukan oleh perusahaan untuk dapat mencapai keberhasilan dalam penerapan
Good Corporate Governance, yaitu dalam hal :
a. Sumber Daya Manusia
Salah satu kunci sukses perubahan dalam proses governance terletak pada
orang-orang yang ada didalam proses GCG itu sendiri. Sumber daya manusia
yang ada harus mau terlibat, komit dan siap untuk melakukan adaptasi,
sehingga kondisi yang diharapkan akan lebih mudah tercapai. Setiap individu
yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi penghambat tercapainya
penerapan konsep GCG. Inilah yang terkadang kurang diperhatikan oleh suatu
perusahaan.
b. Komunikasi
Keberhasilan penerapan GCG juga dipengaruhi oleh berhasil tidaknya
komunikasi antara pemrakarsa perubahan dan pihak lain yang memegang
peranan yang sangat penting. Buruknya komunikasi akan menyebabkan
rendahnya tingkat kepercayaan dan salah interpretasi. Seorang pemimpin
memiliki peranan yang besar dalam suatu proses perubahan karena ia
memiliki kekuatan untuk mengubah banyak hal dalam lingkungan
kekuasaannya. Tetapi perubahan yang sejati tidak akan terjadi tanpa dukungan
luas dari mereka yang terpengaruh oleh proses perubahan yang akan terjadi.
c. Integrasi
Perlu adanya integrasi yang baik sebagai syarat kunci GCG. Integrasi seperti
apa yang seharusnya diterapkan oleh perusahaan ? Integrasi yang seharusnya
diciptakan adalah suatu integrasi yang memungkinkan terbangunnya
partnership diantara stakeholders. Menurut Hetifah SJ Sumarto (2004)
Partnership adalah hubungan kerjasama untuk pencapaian tujuan yang
berlandaskan asas kepercayaan, kesetaraan dan kemandirian.
d. Transparansi
Transparansi ini diterapkan dalam segala hal yang menyangkut kepentingan
perusahaan. misalnya saja dalam forum rapat yang digunakan sebagai wadah
penyampaian aspirasi, gagasan, dan inovasi terkait keberlangsungan
perusahaan. Rasa saling percaya antar para stakeholder perlu ditingkatkan.
Transparansi dari pihak perusahaan terhadap pihak stakeholder masih sangat
rendah, bahkan terkadang terkesan ditutup tutupi perihal masalah yang tengah
dihadapi perusahaan. Dalam konsep GCG hal semacam ini tidak dibenarkan.
Tahap
Persiapan
Tahap
Implement
asi
Tahap
Evaluasi
PERUSAH
AAN
Pengolah
an faktor
produksi
output
NILAI
PERUSAH
AAN
perusahaan(visi
dan menitikberatkan GCG
pada keseimbangan monitori
antara perhatian terhadap
aspek
evaluasi
misi)
ng
Referensi :
Daniri,Mas Achmad.2005.Good Corporate Governance : Konsep dan Penerapannya
dalam Konteks Indonesia.Jakarta:PT Ray Indonesia.
Fahmi, Irham. 2013. Etika Bisnis. Bandung:Alfabeta.
Nurjaman,Kadar dan Khaerul Umam.2012.Komunikasi & Public Relation.Bandung :
Pustaka Setia.
Reny Dyah Retno dan Denies Priantinah.2012.Pengaruh Good Corporate Governance
Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2007-2010). Jurnal Nominal Volume I Nomor I Tahun
2012.
Sumarto,Hetifah SJ.2004.Inovasi, Partisipasi, dan Good Govarnance.Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Suci Murtiana
Mahasiswa Jurusan Manajemen FE Unnes. Lahir di
Purbalingga, 15 Januari 1997. Gadis tomboy yang begitu
mengagumi sosok Kahlil Gibran ini memiliki hoby membaca
novel dan berorganisasi. Ia aktif mengikuti Lembaga
Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen
(LK-HMJM) FE Unnes.