Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

LOAN DECISIONS AND FINANCIAL INFORMATION


GEORGE FOSTER – CHAPTER 16
(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Analisis Laporan Keuangan SAP 12)

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3


Magister Maksi Angkatan XXIV Kelas B:

Made Deny Claudia Larasati (1981611034)


I Gede Nata Mintara (1981611038)
A.A. Rai Niti Darmika S (1981611041)
I Dewa Gede Anom Jambe Adnyana (1981611044)
I Kadek Adhi Pramana (1981611052)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
Penggunaan laporan keuangan dan informasi lainnya dalam keputusan kredit. Ketika
bank memperoleh nasabah (peminjam) baru, keputusan tidak hanya untuk memberikan
pinjaman atau tidak memberikan pinjaman. Pada alternatif pemberian pinjaman, keputusan
tentang tingkat bunga, jumlah pinjaman, dan batasan pada peminjam yang harus dibuat.
Setelah memutuskan untuk memberikan pinjaman, bank melakukan keputusan lebih lanjut.
Bank mencoba untuk merancang sistem peringatan dini untuk mengantisipasi kredit macet.
Desain sistem tersebut memerlukan keputusan tentang model yang digunakan untuk
memprediksi kegagalan dan variabel yang digunakan dalam model tersebut. Jika kredit gagal
(macet), keputusan yang berkaitan dengan restrukturisasi pinjaman dapat dilakukan. Bab ini
mengeksplorasi aspek keputusan pinjaman, manfaat menggunakan model kuantitatif dalam
keputusan tersebut, dan isu yang berkaitan dengan analisis informasi laporan keuangan dalam
keputusan tersebut.

A. Sumber Informasi untuk Keputusan Pinjaman


Sumber informasi yang dapat diakses oleh analis kredit perbankan adalah:
1. Pemohon Kredit ( Loan Applicant)
Informasi yang diminta dari pemohon dapat berupa laporan keuangan terdahulu, proyeksi
laporan keuangan (arus kas), deskripsi dari aset yang digunakan sebagai jaminan dan rincian
business plan dan pengalaman manajemen.

2. Berkas Lembaga Pinjaman dan Personel


Jika pemohon telah menjadi klien dari bank, informasi tentang catatan pembayaran
sebelumnya, track record lama dari manajemen, dan sebagainya mungkin tersedia. Meskipun
jika pemohon adalah klien baru, informasi dari data lembaga peminjam mengenai
“perbandingan perusahaan” (sebagai contoh dari industri yang sama) dapat berguna dalam
pengambilan keputusan.

3. Survei Kredit Eksternal


Jasa pemeringkat utang dan kredit yang menyediakan informasi atas klien yang potensial dari
lembaga pinjaman.

4. Faktor, tenaga kerja dan produk pasar


Masing-masing dari ketiga pasar dapat menjadi sumber informasi tentang kemampuan
perusahaan untuk mempertahankan dukungan dari supplier, konsumen dan sebagainya. Isu
yang relevan kepada analisis pinjaman termasuk keandalan dari memasok sumber, waktu dari
kontrak negosiasi atas upah, dan trend waktu dari pasar saham.

5. Pasar Modal
Secara ekspilist informasi dari pasar modal dalam proses keputusan kredit, analis dapat
mengkesploitasi dua fitur penting dari pasar modal yakni (a) orientasi kedepannya dan (b)
pemanfaatan informasi dari sumber spektrum yang luas.Variabel pasar modal dapat
digunakan secara khusus sebagai alat monitoring untuk pinjaman yang telah terjadi karena
dapat melihat perkembangan yang merugikan sebelum tercermin pada laporan keuangan.

6. Laporan Industri dan Ekonomi


Analis dapat mengakses sumber data yang banyak dari sebuah informasi pada area ini,
sebagai contoh, peramalan grup industri perdagangan, peramalah yang dibuat oleh ekonom
atau model ekonometrik, dan laporan dari departemen pemerintah dan agen tentang pasokan
dana, Gross National Production dan perpajakan.

Sumber informasi tersebut berbeda pada beberapa dimensi, sebagai contoh adalah
kuantitatif versus kualitatif, orientasi masa lalu versus masa depan dan dapat diverifikasi
versus tidak dapat diverifikasi. Tantangan yang dihadapi oleh analis pinjaman adalah
mengeksploitasi sumber-sumber informasi yang beragam secara efektif dan efisien biayanya.
Pada bab ini akan dibahas pemodelan statistik yang berkontribusi penting untuk tantangan
ini.
B. Descriptive Analysis of Exiting Loan Decisions
Tiga tahap dalam proses pinjaman komersial yaitu:
1. Persetujuan Pinjaman (Loan Approval)
2. Pemantauan Pinjaman (Loan Monitoring)
3. Penghentian Pinjaman ( Loan Termination)

a. Analysis of Loan Agreement


Salah satu sumber informasi mengenai proses keputusan kredit yang ada adalah
perjanjian pinjaman. Ini termasuk rincian pada tingkat bunga yang dibebankan,
jumlah pinjaman, dan perjanjian pinjaman. Satu hal yang menarik dari perjanjian
pinjaman adalah insentif dari pemberi pinjaman untuk mengadopsi prosedur yang
melengkapi kekurangan yang dirasakan dalam pelaporan keuangan. Manfaat utama
dari perjanjian pinjaman sebagai sumber informasi pada prosedur pinjaman yang ada
adalah bahwa mereka (relatif) secara ekplisit seperti apa yang disertakan. Perjanjian
pinjaman yang terbaik dilihat sebagai sebuah aturan antara peminjam dan pemberi
pinjaman yang mengakui bahwa banyak perubahan dapat dilakukan dalam aturan-
aturan sebelum perjanjian disepakati.

b. Interview/ Questionnaries with Loan Officers


Interview dengan, atau kuisioner yang dikirim kepada petugas pinjaman (loan
officers) dapat berfokus pada lebih dari sekedar barang-barang yang termasuk dalam
perjanjian final pinjaman. Pada bagian ini mengilustrasikan memperluas fokus dengan
membahas penelitian tentang rasio keuangan yang dilaporkan untuk digunakan oleh
petugas kredit dalam keputusan mereka. Temuan umum adalah bahwa jangka
pinjaman meningkat, lebih menekankan pada rasio leverage dan profitabilitas dan
kurang pada rasio likuiditas dan turnover ratio.
c. Modeling Loan Officer Classifications
Tiga pendekatan untuk mendapatkan wawasan bagaimana keputusan pinjaman
ada yang dibuat adalah melalui permodelan penilaian dari petugas pinjaman (atau
komite dari petugas pinjaman). Dietrich and Kaplan (1982) mendeskripsikan kategori
dan mengilustrasi untuk satu bank yang ditemukan dalam banyak lembaga keuangan:
1) Current – Risiko normal yang dapat diterima bank
2) Especially mentioned – Bukti dari kelemahan pada kondisi keuangan peminjam
atau jadwal pembayaran yang tidak realisitis.
3) Substandard – Trend yang merugikan atau perkembangan dalam keuangan
alamiah, manajerial, ekonomi, atau politik yang memerlukan tindakan perbaikan
yang cepat.
4) Doubtful – Pelunasan pinjaman tampaknya dipertanyakan. Beberapa kerugian
akhirnya (yang belum ditentukan) tampak. Bunga tidak diakui.
5) Loss – Pinjaman dianggap tidak tertagih.
Beberapa studi telah meneliti kemampuan model statistik untuk mereplikasi
penilaian petugas pinjaman ketika menetapkan pinjaman kepada salah satu kategori di
atas. Dietrich and Kaplan (1982) meneliti sampel dari kredit komersial dari suatu
Bank yang komersial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model
linear sederhana yang dapat mereplika penilaian yang digunakan dalam
pengklasifikasian risiko kredit. Sampel yang digunakan untuk memperkirakan model
linear terdiri dari klasifikasi sebegai berikut :
1) Current – 109
2) Especially mentioned – 16
3) Substandard – 10
4) Doubtful – 5
Tidak ada pinjaman dalam kategori “loss” dalam penelitian ini. Tiga fungsi
variabel linear dilaporkan memiliki “ important explanatory power”. Semakin tinggi
skor explanatory power, semakin tinggi risiko yang diperkirakan dari pinjaman.
Tanda koefisien masing-masing variabel mengikuti intuisi: pinjaman yang beresiko
lebih tinggi cenderung memiliki leverage yang lebih tinggi, aliran dana yang lebih
rendah, dan penurunan penjualan secara berturut-turut.
d. External Data Sources Used in Exiting Decisions
Salah satu sumber yang paling sering digunakan dalam keputusan yang ada adalah
Dun & Bradstreet (D&B). Tujuan utama dari informasi peringkat dari D & B untuk
membantu klien dalam mengatur panduan kredit dan mengevaluasi permintaan yang
lebih kecil dan kurang berisiko dan sebagai panduan referensi yang cepat untuk
memeriksa kredit sebelum analisis kredit yang lebih rinci dilakukan.

C. Quantitative Approaches to Loan Decisions


Rating yang diberikan oleh model kuantitatif, dalam area pengguna pinjaman,
digunakan sebagai masukan dalam keputusan persetujuan pemberian pinjaman. Dalam area
pemberian pinjaman secara komersial, rating dari model kuantitatif digunakan oleh institusi
kecil berkembang sebagai salah satu masukan terhadap telaah/review atas keputusan
pinjaman.
a. Issues in Construction of a Quantitative Scoring Model
Kunci dalam mendesain model skoring kuantitatif untuk keputusan pemberian
pinjaman meliputi pilihan atas :
1) hilangnya fungsi model dalam memprediksi error,
2) perusahaan-perusahaan yang masuk dalam sampel,
3) populasi dimana model ini diaplikasikan,
4) variable independen yang dimasukkan dalam model,
5) perlakuan terhadap data-data yang ada, dan
6) jangka waktu validitas model.
Loss Function to Use for Model Prediction Errors
Dua parameter penting ketika memproses aplikasi pinjaman adalah :
C1 : Biaya dari memprediksi bahwa pihak yang mengajukan aplikasi pemberian pinjaman
akan membayar ketika aplikasi tersebut tidak dibayar.
Termasuk dalam C1 adalah kerugian sehubungan dengan pihak bank tidak menerima
sesuai tenggang waktu, oportunity cost dari waktu yang digunakan untuk memonitor
pinjaman, dan pengeluaran lain sehubungan dengan write-down atau write-off
pinjaman.
C2 : Biaya dari memprediksi bahwa pihak yang mengajukan aplikasi pemberian pinjaman
tidak membayar ketika aplikasi tersebut dibayar.
Termasuk dalam C2 adalah contibution margin pinjaman yang hilang, dengan
berasumsi bahwa peminjam yang diprediksi tidak membayar kembali menolak
pinjaman.
Jika ada jumlah yang dibatasi atas dana pinjaman yang tersedia, C2 akan berkurang
dengan return dari alternatif penggunaan dana.
Broadness of the set of firms to include in a sample
Analis kredit dalam menghadapi trade-off antara melakukan cukup banyak
observasi secara efisien untuk mengestimasi scoring model dan memiliki sampel
seperangkat perusahaan yang homogen berkaitan dengan atribut yang relevan dengan
keputusan pinjaman, salah satu kemungkinannya adalah membuat model penilaian yang
terpisah untuk masing-masing pinjaman industri individual yang dibuat.
Sebuah pendekatan alternatif adalah dengan mengatur sumber yang dihipotesa
dari keheterogenan terhadap observasi-observasi pada saat memperikirakan nilai-nilai
dari variabel masing-masing perusahaan. Kegunaan dari rasio yang berhubungan dengan
industri sebagai upaya untuk mengatur perbedaan terhadap industri-industri dalam rasio
rata-rata finansial mereka.
Population to which model is to apply
a. Contoh yang digunakan pada pengembangan model seharusnya sesuai dengan
populasi yang akan digunakan model penilaian. Dua minat populasi kepada si
pemberi pinjaman:
1) Populasi dari pemohon baru
2) Populasi dari pemohon yang telah disetujui.
Model penilaian didasarkan pada sebuah contoh rekening pada berkas-berkas
perusahaan. Contoh ini sesuai jika salah satu berhubungan dengan pengembangan
prosedur pemeriksaan internal untuk mengamati rekening-rekening yang sudah ada.
IIndependent Variables to Include in a Model
Pemilihan variabel dalam model pemberian skor kuantitatif didasarkan pada :
1) Pengalaman masa lalu dari lembaga yang memberi pinjaman
2) Penelitian terdahulu atas prediksi distress atau klasifikasi pinjaman
3) Metode penelitian Data-intensive seperti analisa stepwise regression atau
stepwise discriminant
Variabel yang termasuk dalam model pemberian skor yang dipilih biasanya bagian
kecil dari variabel-variabel model pengembang. Model pembangun mungkin beranggapan
bahwa variabel harus dimasukkan dalam model tapi ternyata tidak signifikan.
Treatment of Missing Data
Untuk membuat sistem pemberian skor numerikal dan memproses permohonan
dengan sistem ini, masalah yang mungkin timbul adalah observasi yang hilang. Sebagai
contoh, pemohon mungkin hanya mengisi 39 dari 40 pertanyaan dalam form aplikasi. Dalam
hal ini perusahaan mungkin tidak menganggap biaya dari pertanyaan yang tidak dijawab
tersebut.
Ewert (1997) membuat model pemberian skor untuk memproses permohonan kredit .
Tidak ada satupun dari 100 variabel yang diujikan tersedia untuk seluruh perusahaan dalam
sampel. Solusi yang diambil adalah ” jika beberapa perusahaan ( kurang dari atau sampai
10% jumlah perusahaan) kehilangan informasi untuk variabel yang diberikan, maka nilai
median (kombinasi baik dan buruk) untuk sampel diganti untuk informasi yang hilang
tersebut ”.
Stationarity
Perubahan mungkin terjadi pada permohonan pinjaman yang sedang diuji, baik itu
dari sisi karakteristik pemohon, industri ataupun lingkungan ekonomi. Hal yang harus
dilakukan adalah mempertahankan variabel independent tetapi mengestimasi kembali
koefisien-koefisien itu dan menetapkan poin cut off baru untuk mengklasifikasikan pinjaman
kedalam beberapa kategori.
b. Contributions of a Quantitative Scoring Model

Scoring model yang dapat memberikan beberapa kontribusi penting mengenai


pengambilan keputusan kredit:

1) Scoring model dapat menjadi fasilitas pengawasan dan pengendalian terhadap


risiko-risiko akun yang terjadi
2) Keputusan yang berkenaan dengan C1 dan C2 (lihat pada halaman 585)
merupakan Scoring model
3) Scoring system untuk suatu kredit dapat digunakan sebagai test yang mana
variable-variabel (seperti keuangan atau yang lainnya) tersebut penting untuk
membedakan antara kondisi risiko kredit yang "good" dan "bad".
4) Credit Scoring System dapat membantu alokasi dari pinjaman sumber daya dan
waktu petugas.
5) Credit scoring system dapat membantu implementasi kebijakan secara konsisten
dengan pemerintah atau hukum, contoh, Hukum Equal Credit Opportunity yang
melarang diskriminasi berdasarkan umur, ras atau jenis kelamin.
c. Consumer Loan Applications

Contoh awal dari consumer credit scoring model merupakan pengembangan sistem
oleh Spiegel untuk bisnis melalui mail-order; Wells (1963). Pada tahun 1934, Spiegel mulai
menangani aplikasi penerimaan customer baru melalui suatu sistem pertanyaan yang vital.
Terdapat empat prinsip pertanyaan dengan scored, dan jika total score melewati stated total
maka dia telah diberi kredit tanpa analisa lebih lanjut. Jika score tidak melebihi total,maka
mail pesanan telah dipegang untuk pemberian kredit dengan analisis lebih lanjut.
Scoring model kini digunakan oleh banyak institusi keuangan, sebagai contoh dalam
keputusan untuk memperpanjang waktu kredit, persoalan kartu kredit dan akun pembebanan
lainnya untuk bantuan pinjaman. Perusahaan mempunyai pilihan menggunakan model untuk
pengembangan usahanya atau menggunakan jasa konsultan dari luar.

d. Comercial Loan Applications

Literatur pada scoring model untuk pinjaman/kredit komersial yang relative kecil pada
literature digunakan suatu model pada area consumer credit. Satu penjelasan yang potensial
adalah bahwa pinjaman komersial secara relatif lebih sedikit homogen dalam hubungan
dengan applicant pool, proses evaluasi pinjaman, atau persetujuan. Aplikasi credit scoring
yang paling sering dilakukan pada sektor yang komersial untuk menanggapi kredit
perdagangan.

D. Existing Loan Decisions and Accounting Alternatives


Literatur akuntansi yang meliputi kritik dari prinsip-prinsip akunting yang berlaku
umum (GAAP) adalah sebagai berikut:

1. Interfirm yang dapat dibandingkan sesungguhnya manghalangi cakupan yang luas


dalam kaitan dengan alternatif yang permissable di dalam GAAP

2. Sistem pelaporan yang Non-GAAP lebih informatif dibanding GAAP.

Lending ofifcer secara insentif menggunakan informasi yang memudahkan pembuatan


keputusan pinjaman yang baik. Tidak menaati peraturan yang diperintahkan untuk di dalam
framework GAAP dan dapat meminta supplement applicant pinjaman atau menggantikan
Historical cost berdasarkan angka. Pada konteks ini, pendapat dan perilaku dari para petugas
pemberi pinjaman memerlukan pengertian yang mendalam berhubungan dengan kritik (1)
atau (2) dalam kaitan dengan pemakai laporan keuangan sebagai hal yang penting.

a. Diversity Within GAAP


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dcitrick dan Stamps (1981), ada
beberapa penjelasan untuk loan efficers tidak membuat substantial effort untuk melakukan
penyesuaian perbedaan pada penggunaan metode akuntansi yang sama melalui aplikasi-
aplikasi sebagai berikut

1) Kesimpulan mengenai kecenderungan pada profitabilitas, leverage, dan seterusnya


tidak sensitive digunakan melalui aplikasi dari metode akuntansi yang berbeda.
2) Loan analysis memerlukan pengetahuan atau pengalaman yang terperinci untuk
membuat penyesuaian atau pertimbangan yang sesuai dalam beberapa area yang
sama. Sebagai contoh, Deitrick dan Stamps ( 1981) yang melaporkan hanya 9.5%
sampel dari loan officers menyatakan bahwa mereka biasanya menggunakan
pengetahuan yang luas tentang pension accounting alternative
3) Analis dapat bersaing mengakses sumber informasi pengganti sebagai kompensasi
dari perbedaan metode akuntansi
b. Non-GAAP Financial Reporting Alternatives

Lending officer dapat mengunakan alternatif berdasarkan non GAAP untuk


mengevaluasi aplikasi pinjaman atau menulis loan agreement dengan aplikasi yang diterima.
Deviasi dari GAAP ini diterjemahkan sebagai bukti bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam
perjanjian pemberian pinjaman merencanakan aturan pengukuran akuntansi dengan cara yang
berbeda-beda untuk mengurangi konflik kepentingan antara peminjam dan pemberi pinjaman.
c. Accounting Method Diversity and Quantitative Scoring Models
Keberagaman metode akuntansi yang digunakan oleh perusahaan dapat menciptakan
kesulitan ketika menggunakan model skoring kuantitatif dalam evaluasi pinjaman. Perbedaan
tersebut:
1) Cross-sectional diversity (perbedaan dalam metode akuntansi yang digunakan
oleh perusahaan pada satu waktu)
2) Time-series diversity (perbedaan metode akuntansi perusahaan yang sama pada
waktu yang berbeda)
Jika model scoring diperkirakan terutama pada penyusutan persediaan FIFO / Straight-
Line perusahaan, maka ada kemungkinan bahwa persediaan LIFO / accelerated depreciation
perusahaan akan ditolak untuk pengajuan kredit, ketika hal tersebut akan diperpanjang
kreditnya maka akan digunakan teknik akuntansi yang berbeda. Beberapa alternatif yang
dapat mengadopsi situasi ini adalah membangun model penilaian yang terpisah untuk setiap
kombinasi utama pada alternatif akuntansi. Kedua adalah dengan menggunakan teknik
penyesuaian untuk menempatkan semua pemohon pinjaman disusun oleh model dasar yang
serupa dalam metode akuntansi. Keragaman Time-series dalam metode akuntansi dapat
muncul dari perubahan akuntansi yang bersifat sukarela atau diwajibkan (misalnya, oleh
FASB). Jika model buider memutuskan bahwa dampak perubahan tersebut adalah signifikan
mungkin cocok untuk memperkirakan kembali model yang menggunakan data yang berasal
dari pengadopsian metode akuntansi saat ini.
Ketika dihadapkan dengan keragaman akuntansi, model builder dapat memutuskan
untuk memasukkan variabel dalam model penilaian yang kurang dipengaruhi keragaman
cross-sectional atau time-series dalam metode akuntansi, misalnya, ukuran fisik atau langkah-
langkah pasar modal seperti nilai pasar dari utang untuk nilai pasar dari ekuitas. Jika
diasumsikan pasar modal efesien, maka pasar modal juga berguna karena mereka mengambil
informasi yang sangat luas. Bagaimanapunlangkah-langkah pasar modal hanya akan tersedia
untuk perusahaan publik. Bagi banyak pemohon peminjaman kecil kepada bank, langkah-
langkah tersebut tidak akan tersedia.
Daftar Rujukan

George Foster. 1986. Financial Statement Analysis, 2nd Edition. Singapore; Prentice Hall
International, Inc.

Anda mungkin juga menyukai