BALIKU
Oleh:
I Dewa Gede Anom Jambe Adnyana
SMPN 2 AMLAPURA
KAB. KARANGASEM PROVINSI BALI
2010
Ragam dan gaya seni tari adalah kristalisasi dari nilai-nilai budaya
masyarakat pendukungnya. Seni tari Bali dapat digolongkan menjadi tiga
golongan yaitu:
1. Tari Wali, yaitu tari yang berfungsi sebagai sarana atau
pelaksana upacara agama. Contohnya: Tari Rejang dan Tari
Sanghyang.
2. Tari Bebalian, yaitu tarian yang berfungsi sebagai penunjang
jalannya upacara yang dalam pementasannya memakai lakon.
Contohnya: Tari Topeng.
3. Tari Bali-balihan, yaitu tarian yang tidak tergolong Tari Wali dan
Tari Bebali yang khusus dipertunjukan untuk hiburan. Contohnya:
Tari Joged.
Tari joged dalam masyarakat Bali sekarang bukan hal langka yang
sulit untuk di saksikan. Namun dalam pementasannya sering ditemukan
hambatan, seperti sulitnya mencari seniman yang dapat menyajikan tarian
tersebut dengan penuh energik dan dinamis, adanya sifat manusia yang
dinamakan demam panggung, maupun kurang percaya diri dalam
penampilan tari joged tersebut.
Faktor penghambat tersebut tidak akan muncul jika adanya sosok
yang mengembangkan jiwa seniman dari dalam diri seorang yang tertarik
untuk menarikan tarian tersebut. Peran orang tua juga sangat penting
sebagai penyemangat utama dalam mengembangkan sikap berbudaya
anak yang ingin menampilkan berbagai macam kebudayaan di Bali, seperti
yang disebutkan yaitu tari joged.
Niscaya harapan semua individu yang terlibat dalam pengembangan
sikap berbudaya bagi orang yang tertarik akan terwujud. Inisiatif tinggi dari
orang itu yang sudah sadar akan pentingnya budaya bagi kelangsungan
masa depan Bali sebagai pulau seribu budaya sangat diperlukan. Hal ini
penting, agar kebudayaan bernuansa Bali tidak punah. Dukungan yang
penuh dari berbagai pihak termasuk orang tua atau guru sangat
diharapkan sehingga nilai-nilai kebudayaan itu tidak melenceng dari
norma-norma kesusilaan
Istilah tari joged dalam bahasa Indonesia terdiri dari kata tari dan
joged. Tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang dituangkan melalui
gerak ritmis yang indah, sedangkan kata joged merupakan tari Tandak dan
Ranggeng. Berjoged menurut pengertian, joged merupakan tarian yang
sangat demonstratif, lincah dan tanpa cerita. Tari joged dikatakan sebagai
tarian rakyat yang berfungsi sebagai hiburan atau tari pergaulan.
Pernyataan yang ada dalam buku Diskripsi Tari Bali menyatakan bahwa
secara etimologi kata Joged berarti tari. Joged dipakai untuk menyebutkan
sebuah seni pertunjukkan yang memiliki aspek-aspek tari sosial yang tinggi
nilainya setelah seorang penari joged menyelesaikan sebuah tarian
tunggal yang abstrak bentuknya. Dalam tarian Joged, ngibing merupakan
ajakan penari joged kepada penonton untuk menari bersama-sama diatas
panggung. Antara penari joged dengan pengibing kadang-kadang bisa
terjadi kontak tangan, kadang kala mereka melakukan tarian sejenis tarian
bercinta. Namun jika pengibing mencoba untuk melakukan gerak tari
dibagian-bagian terlarang dari penari joged, maka ia akan terkena pukulan
kipas dari sang penari .
Joged secara khusus diartikan sebagai tarian yang menghibur bagi
para penontonnya. Tidak diartikan sebagai tarian yang erotis sebagai
ajang pertunjukan yang bernuansa negatif, tetapi joged yang dikenal baik
di Bali adalah suatu pertunjukan dimana seorang pria maupun wanita yang
menarikan tarian tersebut selalu dikaitkan dengan aturan-aturan baik
dalam penggunaan busana, menggerakkan tarian tersebut dan juga saat
sang penari mengikut sertakan penonton untuk diajak menari bersama.
Tarian joged bersifat menyeluruh dan tidak mengenal golongan bagi
yang akan menampilkan tarian tersebut. Baik tua, muda atau remaja, dan
anak-anak dapat melakukan tarian tersebut dalam batas-batas tertentu.
Yang menjadi kendala, diperlukan cara untuk mengemas tarian joged
tersebut sehingga dapat disaksikan langsung oleh semua kalangan
masyarakat. Salah satu caranya adalah selalu berpatokan dengan unsur
kebudayaan asli yang tidak lepas dari arti kebudayaan tersebut yaitu
berasal dari masyarakat, selalu bernuansa tradisional, dan selalu
mencerminkan kesederhanaan baik itu dalam menggunakan busana, alat
peraga, dan cara pementasan.
Semakin maju perkembangan jaman, semakin meluasnya cakupan
tarian joged tersebut. Artinya pagelaran joged di kalangan masyarakat
sudah merata di seluruh daerah Bali. Semua masyarakat Bali sudah
menerapkan arti dari sebuah kebudayaan asli tersebut dan tidak ada
warga di suatu daerah di Bali yang mengatakan tidak tahu tentang tari
joged. Cukup bangga dengan adanya tradisi yang seperti itu di Bali, karena
masyarakat juga senang dengan adanya tradisi tersebut, sehingga tidak
ada pihak yang saling menyalahkan dan disalahkan, yang akhirnya
berdampak positif bagi seluruh masyarakat Bali dan dapat menciptakan
suasana yang kondusif diantara semua umat manusia di Bali.
Pagelaran tarian joged di mata anak-anak sebagai generasi penerus
bangsa agar tidak menjadikan tarian tersebut sebagai acuan dirinya untuk
berbuat diluar dugaan para orang tua. Oleh sebab itu, anak-anak di Bali
sekarang sudah mampu mengaplikasikan tarian joged tersebut baik di
sekolahnya maupun di lingkungan masyarakat setempat.
Dibandingkan tarian break dance, tarian joged lebih memikat
perhatian kalangan masyarakat terutama anak-anak yang lebih cenderung
suka dengan karya seni bersifat menghibur. Dan selain itu, anak-anak juga
dapat mengaplikasikan tarian tersebut dengan gemulai karena dianggap
lebih mudah dalam pementasan, mencari dan menggunakan alat peraga
dan busananya.
Jadi, tidak salah meniru kebudayaan asing tetapi harus perlu diingat
bahwa di setiap kebudayaan memiliki dampak baik dan buruk yang dapat
merusak masa depan kita sebagai generasi muda penerus bangsa yang
penuh kreasi dan inovasi. Memang kebudaaan itu banyak macamnya,
tetapi tetap harus diperlukan pertahanan diri yang kuat untuk
mengklarifikasi sekaligus melakukan filter terhadap kebudayaan tersebut.
Sehingga tercipta susana lingkungan yang kondusif yaitu hubungan yang
terjadi di antara semua umat manusia di Bali.
Biodata Penulis
Informasi menulis tentang artikel ini, saya dapat dari guru pembina
yang mendapat surat pemberitahuan dari YKAI (Yayasan Kesejahteraan
Anak Indonesia)