Anda di halaman 1dari 6

PASRAMAN SEBAGAI PENUMBUH

GENERASI HUMANIS

Diajukan untuk mengikuti


Lomba Penulisan Esai

Yang diselenggarakan oleh :


Sekretariat Panitia Olimpiade Humaniora II 2010
Kampus Fakultas Sastra Universitas Udayana

OLEH:
I Dewa Gede Anom Jambe Adnyana

SMP NEGERI 2 AMLAPURA


KABUPATEN KARANGASEM
SEPTEMBER 2010

1
PASRAMAN SEBAGAI PENUMBUH GENERASI HUMANIS

Dewasa ini pendidikan dasar merupakan pondasi utama dalam


mengembangkan kehidupan yang berkualitas. Memandang bahwa pendidikan
dasar menjadi tolak ukur kualitas generasi muda. Faktanya di negara-negara maju
pendidikan adalah prioritas utama untuk civitas akademika. Karena pendidikan
merupakan alasan dalam mencari, mengembangkan dan menjawab solusi demi
kehidupan yang berkualitas.
Indonesia adalah negara berkembang yang memerlukan pembenahan
dalam berinovasi mengembangkan kreativitas. Termasuk mutu pendidikan yang
kini semakin terasa melemah. Untuk itu diperlukan suatu sikap dalam berpikir
untuk mengambil langkah preventif. Pemikiran tersebut tentunya tidak jauh dari
arah perkembangan negara Indonesia.
Pendidikan di Indonesia menurut pasal 17 UU RI No. 20 tahun 2003
menerangkan bahwa yang pertama pendidikan dasar merupakan jenjang
pendidikan yang melandasai jenjang pendidikan menengah, selanjutnya
pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI),
dan yang terakhir ketentuan mengenai pendidikan dasar sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 dan 2 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah
Dengan sistem pendidikan tersebut diharapkan dapat memberikan dampak
positif terhadap kehidupan. Sebagai contoh yaitu siswa mendapatkan ilmu sesuai
perkembangan sikap dan mental. Inilah yang diperlukan dalam mencetak generasi
muda yang memiliki sikap sportif terhadap persaingan. Tidak memandang siapa
pelaku persaingan yang terpenting adalah mampu memperluas pengetahuan.
Namun faktanya di Indonesia terdapat kesenjangan antara harapan dan
kenyataan. Bahwa sistem pendidikan yang dimaksud belum mampu memberikan
dampak positif terhadap kehidupan. Sistem pendidikan ini menimbulkan polemik
di masyarakat. Solusi yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapi bukan hanya sebatas wacana dari mereka yang memiliki peran di
dalamnya, melainkan pelaksanaan atau realitasasi langsung terhadap
permasalahan tersebut . Pelaksanaan pendidikan di Indonesia belum mampu
menghasilkan generasi yang mampu merubah kualitas kehidupan secara merata.

2
Masih banyak siswa belum atau tidak melanjutkan pendidikan dasar. Dari
kenyataan itu banyak alasan klasik yang mendasari. Misalnya dari segi internal
yaitu individu yang terkait dan dari segi eksternal yaitu ekonomi. Kaitan antara
individu sebagai penentu dan faktor ekonomi sangat erat. Dapat dikatakan akan
terjadi hubungan timbal balik. Keputusan yang baik terhadap ekonomi akan
berdampak kepada alokasi yang tepat berlaku juga sebaliknya.
Masalah pendidikan dasar sangat komplek jika dihubungkan dengan faktor
ekonomi. Seperti halnya perusahaan, sekolah dibebaskan mencari modal untuk
diinvestasikan dalam operasional pendidikan. Koordinator LSM Education
Network for Justice (ENJ), Yanti Mukhtar (Republika, 10/5/2005) menilai bahwa
dengan privatisasi pendidikan berarti pemerintah telah melegitimasi
komersialisasi pendidikan dengan menyerahkan tanggung jawab penyelenggaraan
pendidikan ke pasar. Dengan begitu, nantinya sekolah memiliki otonomi untuk
menentukan sendiri biaya penyelenggaraan pendidikan. Sekolah tentu saja akan
mematok biaya setinggi-tingginya untuk meningkatkan dan mempertahankan
mutu. Akibatnya, akses rakyat yang kurang mampu untuk menikmati pendidikan
berkualitas akan terbatasi dan masyarakat semakin terkotak-kotak berdasarkan
status sosial, antara yang kaya dan miskin.
Masyarakat yang kaya akan berusaha memenuhi pendidikan karena
mereka mengetahui pentingnya peran pendidikan. Sementara masyarakat yang
miskin akan mengurungkan niat untuk memenuhi pendidikan. Logikanya untuk
makan saja mereka masih berhutang apalagi untuk bersekolah.
Keadaan ini tentunya berlaku pada wajah pendidikan dasar di Indonesia.
Sebagai contoh yaitu masyarakat yang tinggal di Pulau Dewata, Bali. Bali yang
menyimpan banyak panorama indah tidak mampu menutupi kekurangan dalam
pendidikan. Seolah pendidikan menjadi prioritas kedua setelah pariwisata.

Banyak kalangan muda melalaikan pentingnya pendidikan pasraman


atau pendidikan tidak formal bagi mereka yang telah terjerumus pada dunia
pendidikan yang lebih formal. Itu membuktikan bahwa orang-orang zaman
sekarang lebih percaya dengan pendidikan formal agar anak-anak mereka dapat
lebih maju dalam berprestasi di bidang akademik maupun tidak akademik.
Padahal sesungguhnya, pasraman merupakan lembaga sosial atau institut yang

3
dapat mencetak generasi humanis dalam kehidupan masyarakat. Kata humanis
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) artinya orang yang mendambakan
dan memperjuangkan terwujudnya pergaulan hidup yang lebih baik, berdasarkan
asas-asas perikemanusiaan. Untuk menindak lanjuti masalah ini, saya berinisiatif
untuk ikut memberikan sumbang pikir kepada masyarakat melalui ajang kreatif
seperti yang diadakan oleh Universitas Udayana.
Pasraman merupakan wadah pembinaan generasi muda khususnya anak
usia sekolah guna mendalami dan menerapkan ajaran dharma atau kebajikan
dalam kehidupan sosial masyarakat. Pada setiap pedesaan diharapkan terbentuk
pasraman untuk memantapkan pemahaman ajaran agama dihubungkan dengan
kegiatan adat istiadat Hindu.
Tujuan didirikannya pasraman, yaitu (1) untuk mendalami ajaran agama
Hindu, memahami Budaya, adat, susila, dan tata krama Bali, (2) meningkatkan
sumber daya manusia Hindu Bali, (3) melestarikan dan mengembangkan warisan
leluhur, (4) menjadikan manusia yang bermoral dan berguna bagi bangsa dan
negara (http://idapedandagunung.com/content/view/13/35/)
Kegiatan pasraman berupa pendidikan ilmu agama disertai latihan
megambel atau tabuh, menari, mekidung atau melantunkan nyanyian suci, seni
dalang, menyurat atau menyalin tulisan latin ke aksara Bali, membaca aksara
Bali, membuat perlengkapan ritual adat keagamaan yang menjadi mata ajaran
wajib bagi siswanya. Maka dari itu, pasraman walaupun merupakan pendidikan
yang tidak formal masih bisa dianggap mampu dalam mengembangkan generasi
penerus bangsa dengan tidak melupakan nilai Budaya Bali yang memiliki skill
atau keahlian untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menambah jumlah sumber
daya manusia di bidang kerohanian.
Di setiap kegiatan belajar mengajar, ada saja unsur baik dan buruknya.
Begitu pula di pasraman. Biasanya, siswa didikan atau alumni dari pasraman
mengaku tidak merasa terbebani oleh pembelajaran tersebut, itu disebabkan oleh
sistem atau teknik belajar mengajar di pasraman tidak terlalu menekankan siswa
untuk belajar keras agar sukses dalam ulangan harian, ulangan umum,
UN (Ujian Nasional), dan lain-lain.
Pada dasarnya, teknik belajar mengajar di pasraman sama saja seperti
teknik belajar mengajar di sekolah. Hanya saja, di pasraman agak mengeksiskan

4
pada materi praktek dengan penuh rasa humanisme dari beberapa orang guru atau
tentor yang mengajar di pasraman tersebut.
Itu sebabnya siswa didikan atau alumni pasraman merasa tidak terbebani
oleh pembelajaran-pembelajaran semacam itu, maka dari itu otak kanan dan kiri
siswa tersebut akan seimbang akibat sistem atau strategi yang digunakan dalam
proses belajar mengajar siswa di pasraman tidak terlalu patuh dengan materi-
materi yang berlaku secara nasional maupun secara internasional, tetapi tetap
dapat mendidik siswanya mampu dalam praktek kerja lapangan.
Pendidikan formal seperti yang diterapkan pada masing-masing sekolah
saat ini sudah ditetapkan dari pemerintah setempat untuk mengacu pada kompetisi
global. Itu artinya, siswa sekarang diharapkan mampu untuk bersaing dengan
siswa-siswi lainnya, baik di dalam maupun di luar sekolah asalnya agar
memperoleh hasil nilai akhir yang lebih baik sehingga dapat lulus dari sekolah
dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Dari kenyataan tersebut, tuntutan
siswa sekarang lebih berat daripada siswa dulu karena harus berusaha belajar lebih
giat lagi agar memperoleh hasil akhir semaksimal mungkin.
Akhirnya, siswa semakin tertekan dengan kenyatan yang harus dihadapi
ke depan. Sehingga siswa selalu mengeluh saat akan menghadapi ulangan harian,
ulangan umum, UN (Ujian Nasional), dan lain-lain karena selalu dihantui dengan
rasa takut mendapat nilai buruk setelah mengikuti kegiatan mencari nilai dalam
rangka mengetahui bahwa siswa dianggap mampu untuk bisa naik jenjang yang
lebih tinggi.
Menurut saya, guru-guru sekarang jarang ditemui yang memiliki seni
atau memiliki rasa humanis dalam mendidik maupun mengajar anak asuhnya
untuk menjadikannya lebih maju dari yang sebelumnya. Oleh sebab itu, banyak
siswa yang menjadi stres dan bahkan menjadi gila hanya karena tuntutan yang
menuntut siswa agar belajar lebih giat.
Dengan pemikiran yang kritis, diperlukan pendidikan yang dapat
menyeimbangkan otak kanan yaitu bagian organ dalam manusia yang dapat
mempengaruhi kecerdasan Intelektual (IQ) dan otak kiri yaitu organ dalam
manusia yang dapat mempengaruhi kecerdasan Emosional (EQ), adalah
pasraman salah satunya. Karena dengan segala keterbatasan, dari pasraman akan
dibangun spirit baru, cakrawala pandang baru pada semesta dunia.

5
Kesimpulannya, orang-orang zaman sekarang perlu mengetahui
pentingnya pendidikan yang dapat menjadikan generasi penerus yang yang
memiliki keahlian dalam bidang kerohanian, keterampilan atau kesenian, agar
nilai leluhur budaya Bali tidak hilang akibat termakan oleh zaman. Padahal
semestinya, pendidikan di pasraman menjadi perhatian bagi orang-orang Bali,
karena pendidikan tersebut telah dianggap cocok dengan kelayakan sebagai
lembaga institut atau lembaga sosial yang dapat mencetak generasi yang humanis
dalam masyarakat dan dapat menjadikan siswa alumni pasraman sebagai seorang
yang mampu dalam praktek kerja lapangan dimana pun mereka tinggal.
Sehingga dengan adanya lembaga sosial seperti pasraman, masa depan
Bali yang indah dengan nilai humanis dan memiliki budaya leluhur yang abadi
akan tercipta dengan adanya perhatian dari masyarakat Bali.

DAFTAR PUSTAKA
1. http://idapedandagunung.com/content/view/13/35/

Anda mungkin juga menyukai