Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat
dan karunia-Nya yang begitu besar, kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan harapan dapat bermanfaat dalam menambah ilmu dan wawasan kita
terhadap ilmu pengetahuan dalam hal ini kaitannya dengan Teori Akuntansi.
Kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini kami masih jauh dalam
sempurna, oleh karena itu kami berharap akan adanya masukan yang membangun
sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun maupun pembaca makalah
ini.
Peyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang Makalah...............................................................................5
B. Rumusan Makalah........................................................................................6
C. Maksud dan Tujuan Makalah........................................................................6
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
A. Penelitian Akuntansi Perilaku: Definisi Dan Cakupan.................................7
B. Mengapa BAR Penting?...............................................................................8
1. Pengembangan Riset Akuntansi Perilaku.............................................10
2. Gambaran Umum Pendekatan untuk Memahami Informasi Pengolahan
11
a. The Brunswik Lens Model...............................................................11
b. Metode Process Tracing....................................................................14
c. Penilaian Probabilistik......................................................................18
d. Studi Model Lensa Bukti...............................................................21
C. Penilaian ahli dan aturan praktis.................................................................33
D. Akuntansi dan perilaku...............................................................................34
E. Keterbatasan BAR......................................................................................37
F. Isu Untuk Auditor.......................................................................................38
BAB III PENUTUP..............................................................................................42
A. Simpulan.....................................................................................................42
B. Saran...........................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................43
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Makalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka
rumusan makalah ini adalah:
1. Apa definisi dan cakupan Penelitian Akuntansi Perilaku ?
2. Mengapa Behaviour Accounting Research penting?
3. Bagaimana penilaian ahli dan aturan praktis dalam BAR?
4. Apa yang dimaksud dengan Akuntansi dan Perilaku ?
5. Apa keterbatasan dalam Behaviour Accounting Research?
6. Bagaimana permasalahan Behaviour Accounting Research bagi auditor?
BAB II
PEMBAHASAN
Learning Objective 1
A. Penelitian Akuntansi Perilaku: Definisi Dan Cakupan
Penelitian akuntansi perilaku telah didefinisikan sebagai: Studi tentang perilaku
akuntan atau perilaku non-akuntan karena mereka dipengaruhi oleh fungsi dan
laporan akuntansi.
Penelitian akuntansi perilaku (BAR), riset pasar modal dan penelitian teori
keagenan semua bisa disebut penelitian 'positif' dalam arti bahwa semua
penelitian ini terfokus dengan menemukan 'fakta': penelitian pasar modal
menanyakan 'bagaimana pasar sekuritas bereaksi terhadap informasi akuntansi?',
teori agensi menanyakan insentif ekonomi apa yang menentukan pemilihan
metode akuntansi?, dan penelitian perilaku menanyakan bagaimana individu
benar-benar menggunakan dan memproses informasi akuntansi?. Namun,
penelitian-penelitian ini juga sangat berbeda dalam banyak hal. Misalnya,
penelitian pasar modal melihat pada tingkat makro dari agregat pasar, sedangkan
teori keagenan dan akuntansi perilaku fokus pada tingkat mikro dari manajer dan
perusahaan. Penelitian pasar modal dan teori keagenan keduanya berasal dari
disiplin ilmu ekonomi dan dipisahkan dengan motivasi sebenarnya dari individu
dengan mengasumsikan bahwa setiap orang adalah rational wealth maximizer
(meningkatkan kekayaan yang rasional). Akuntansi perilaku, di sisi lain, berasal
dari disiplin ilmu lain seperti psikologi, sosiologi dan teori organisasi, dan
umumnya tidak membuat asumsi tentang bagaimana orang berperilaku: tujuannya
untuk menemukan mengapa orang berperilaku seperti yang mereka lakukan.
Akibatnya, masing-masing dari tiga ajaran penelitian akuntansi dirancang untuk
menjawab jenis pertanyaan yang sangat berbeda tentang praktek akuntansi.
Penelitian dalam akuntansi perilaku sangat besar dan telah meliputi banyak bidang
yang berbeda dari aktivitas akuntansi. Beberapa studi mengenai BAR, misalnya,
telah diterapkan di bidang audit untuk meningkatkan pengambilan keputusan
auditor. Sebagai contoh, ketika auditor merencanakan cara mereka akan
melakukan audit terhadap klien tertentu, mereka harus menilai seberapa besar
risiko yang terkait dengan klien. Semakin tinggi risiko, semakin banyak pekerjaan
audit yang harus dilakukan. Menilai risiko adalah tugas yang sangat kompleks
yang dapat memiliki konsekuensi serius bagi auditor (dan investor) jika penilaian
yang salah dibuat dan auditor akibatnya melakukan audit yang buruk. BAR telah
digunakan untuk membantu menganalisis penilaian risiko auditor dan
memperbaiki penilaian auditor. Area utama lain BAR ada di bidang akuntansi
manajemen. Misalnya, BAR telah digunakan untuk membantu menggali dan
memahami berbagai masalah insentif dan disinsentif yang terkait dengan berbagai
jenis proses penganggaran dan bagaimana bentuk organisasi dan sistem akuntansi
dapat mempengaruhi perilaku individu dalam perusahaan. Namun, karena ini
tercatat pada laporan keuangan, fokus utama bab ini yaitu kandungan informasi
pada laporan keuangan untuk pengguna eksternal perusahaan. Jenis utama BAR di
area ini dikenal sebagai Human Judgment Theory (HJT) atau Human Information
Processing (HIP) dan meliputi penilaian dan pengambilan keputusan oleh akuntan
dan auditor dan pengaruh output dari fungsi ini pada penilaian pengguna dan
pengambilan keputusan. Tujuan dari penelitian dalam model ini lebih sering
menjelaskan dan memprediksi perilaku pada individu atau grup. Hal ini juga
berkaitan dengan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Dalam konteks
akuntansi keuangan, yang bertujuan diterjemahkan ke dalam meningkatkan
pengambilan keputusan oleh para produsen (termasuk auditor) dan pengguna
laporan akuntansi.
Learning Objective 2
Gambar 13.2
Gambar 13.3
Diagram menunjukkan berbagai variabel akuntansi digunakan oleh analis
untuk keputusan di beli, tahan, atau jual. Model CART menggabungkan kekuatan
yang kuat untuk mengklasifikasikan dengan benar rekomendasi analis dengan
deskripsi menarik yang intuitif dari proses pengambilan keputusan mereka.
Namun, ditemukan bahwa semakin banyak data yang tersedia untuk analisis,
semakin kompleks decision tree yang dihasilkan, sehingga lebih sulit untuk
menurunkan aturan sederhana untuk pelatihan analis lainnya. Kompleksitas relatif
decision tree telah menjadi masalah umum tidak peduli apakah process tracing
atau metode CART telah digunakan.
c. Penilaian Probabilistik
Model penilaian probabilistik berguna untuk melihat situasi dalam akuntansi
dimana keyakinan awal tentang prediksi atau evaluasi perlu direvisi sekali untuk
bukti lebih lanjut agar tersedia. Revisi investor terhadap keputusan investasi
sebagai bukti baru mengenai hasil dari gugatan terhadap perusahaan adalah
contoh dari situasi ini.
Model ini berpendapat bahwa cara normatif yang benar untuk merevisi
keyakinan awal, dinyatakan sebagai probabilitas subjektif, adalah dengan
menerapkan teorema Bayes, sebuah prinsip dasar teori probabilitas bersyarat.
Teorema Bayes menyatakan bahwa revisi (posterior) probabilitas dalam bukti
tambahan sama dengan kepercayaan asli (tingkat dasar) dikalikan dengan jumlah
dimana harapan sebelumnya harus direvisi, yaitu, oleh keinformatifan atau
diagnosa data yang baru.
Dengan demikian:
Peluang Prosterior (Probabilitas revisi) =
rasio kemungkinan (jumlah dimana harapan sebelumnya harus direvisi) x
peluang sebelumnya (probabilitas awal atau tarif dasar)
Model Brunswilk Lens dan penelitian ragam proses penelusuran adalah teknologi
yang berbeda dengan tujuan yang sama dari pemodelan proses keputusan yang
selengkap mungkin. Pernyataan telah dibuat dari perbedaan utama antara kedua
metode pemodelan. Model Brunswilk Lens secara implisit memperlakukan proses
pengambilan keputusan sebagai kombinasi linear sederhana dari sinyal informasi
sedangkan decision tree pohon keputusan berasal dari proses penelusuran yang
mengakui sifat langkah demi langkah dalam pengambilan keputusan, di mana isi
informasi dari satu bagian data berinteraksi dengan potongan data lainnya.
Mayoritas studi yang telah menyelidiki linearitas penilaian pengambil keputusan
menyimpulkan bahwa asumsi kombinasi linier sederhana dari sinyal informasi
dibenarkan tetapi beberapa studi dalam konteks bisnis menemukan bahwa metode
proses penelusuran merupakan keuntungan teknik pemodelan untuk mewakili
pengambilan keputusan dalam beberapa konteks.
Kekuatan prediksi relatif dari lensa dan mode proses penelusuran telah
dipelajari dalam konteks bisnis oleh Lacker dan Lessig dan Selling dan Shank.
Dalam skenario pemilihan saham, Larcker dan Lessig menemukan bahwa model
proses penelusuran mengungguli model linier statistik, tetapi Selling dan Shank
menemukan sebaliknya ketika dua pendekatan dibandingkan dalam tugas yang
melibatkan prediksi kebangkrutan. Perbedaan-perbedaan dalam penelitian ini
mungkin mencerminkan komentar sebelumnya bahwa jenis tugas keputusan
membutuhkan gaya yang berbeda dari proses keputusan. Seperti biasa,
kompleksitas pengambilan keputusan manusia berarti bahwa penelitian yang lebih
mendalam diperlukan untuk memahami apa jenis karakteristik tugas keputusan
yang menentukan gaya yang paling tepat dalam pemrosesan informasi.
Format dan Penyajian Laporan Keuangan
Pada tahun 1976 Libby mengamati bahwa tiga pilihan dasar tersedia untuk
meningkatkan pengambilan keputusan:
Mengubah penyajian dan jumlah informasi
Mendidik para pengambil keputusan
Mengganti pengambil keputusan baik dengan model mereka
sendiri atau dengan model pembobotan sinyal yang ideal.
Mengingat pentingnya saran pertama kepada akuntan, auditor, regulator
dan pembuat standar, secara mengejutkan sedikit penelitian telah dilakukan dalam
memastikan format penyajian akuntansi yang ideal. Penelitian yang ada
cenderung untuk memeriksa perubahan radikal untuk penyajian laporan keuangan
dalam bentuk grafik multidimensi. Namun, dalam menanggapi kebutuhan dalam
literatur, para peneliti telah kembali ke masalah penyajian yang ideal dari fromat
tabel yang lebih tradisional. Informasi yang dimuat oleh literatur ini juga
berhubungan dengan pertanyaan untuk meningkatkan kemampuan pengambilan
keputusan dari pengguna laporan keuangan.
Model Lensa berguna dalam membahas isu-isu penyajian laporan
keuangan serta analisis penilaian prediktif. Ini memungkinkan analisis akurasi
penilaian manusia dalam hal menentukan sejauh mana individu mendeteksi sifat
penting dari tugas penilaian dan konsisten menerapkan kebijakan penilaian. Jika
perubahan format laporan menghasilkan informasi yang meningkatkan salah satu
karakteristik di atas, akurasi penilaian manusia harus ditingkatkan. Tujuan
kegunaan keputusan (decision usefulness) diadopsi dalam kerangka kerja
konseptual, sebagian tergantung pada kemampuan pengguna untuk menafsirkan
data untuk investasi yang ditawarkan atau keputusan kredit. Dampak dari
perubahan format laporan pada kemampuan subyek untuk mendeteksi perubahan
status keuangan perusahaan dapat diuji dalam kerangka model yang lensa.
Grafik multidimensi yang paling diteliti telah dalam bentuk skema atau wajah-
wajah Chernoff seperti digambarkan pada Gambar 13.4
Wajah-wajah diatas dibentuk dengan memetakan transformasi variabel keuangan
ke fitur wajah. Ketelitian matematis dalam hal panjang hidung, sudut alis dan
kelengkungan mulut digunakan untuk mewakili perubahan posisi keuangan dari
satu periode ke periode berikutnya.
Bunga dalam model presentasi ini muncul pada tahun 1979 ketika
Moriarity melaporkan bahwa subjek yang menggunakan informasi keuangan
diwakili oleh grafif mengungguli model penekanan keuangan yang diterima
dengan baik. Seperti disebutkan sebelumnya, hal tersebut telah menjadi penelitian
yang konsisten yang menemukan bahwa model secara umum mengungguli
manusia sehingga bentuk presentasi ini menjanjikan. Stock dan Watson
menemukan hanya konfirmasi lemah dari hasil Moriarity dalam prediksi tugas
peringkat obligasi. Namun, mereka menemukan bahwa kinerja akurasi
menggunakan grafis multidimensi lebih unggul yang dicapai dengan presentasi
tabular konvensional. Hasil yang terakhir ini diadakan bahkan ketika subjek
memiliki minimal pelatihan akuntansi. Stock dan Watson menyimpulkan:
Pendekatan grafis multidimensi akan berguna bila biaya atau ketersediaan
data membuat model statistik yang baik mustahil untuk dibangun,
terutama jika hasil menggunakan grafik multidimensi yang setidaknya
sama baiknya dengan hasil model.
Sampai saat ini, penyusun laporan keuangan belum siap untuk mempublikasikan
grafik yang radikal dari wajah-wajah Chernoff. Namun, penggunaan warna dan
grafik yang lebih konvensional adalah umum. Para peneliti di bidang statistik,
psikologi, sistem informasi dan pendidikan telah meneliti keuntungan relatif dari
presentasi visual berbagai bentuk grafik dan tabel untuk menampilkan informasi
baik keuangan maupun non-keungan. Sampai saat ini, hasilnya bertentangan dan
dipertanyakan, tetapi umumnya ditemukan dalam konteks akuntansi dimana
penyajian mempengaruhi pengambilan keputusan.
Misalnya, Blocher, Moffie dan Zmud meneliti efek berbagai bentuk
presentasi (tabel dan grafik warna) pada akurasi dan bias keputusan auditor
internal. Mereka menemukan bahwa efektivitas relatif dari berbagai bentuk
presentasi adalah fungsi dari jumlah informasi yang disajikan dan harus diproses
oleh pengambil keputusan. Laporan grafik tampak lebih baik untuk tingkat
kompleksitas yang rendah dan laporan tabel untuk tingkat kompleksitas tinggi.
Davis, menggunakan mahasiswa MBA, meneliti dampak dari tiga format
grafis dari laporan keuangan (grafik garis, bar chart, pie chart) dan tabel
konvensional. Penelitian tersebut menemukan bahwa pembuat keputusan berusaha
untuk menjawab pertanyaan dari laporan dan bentuk penyajian interaktif
mempengaruhi kinerja. Tidak ada salah satu bentuk presentasi yang terbaik dalam
segala situasi.
Peramalan keuangan yang merupakan tugas Desanctis dan Javenpaa
memilih untuk menilai dampak dari grafik batang dibandingkan dengan tabel.
Mereka menemukan hanya perbaikan sederhana dalam akurasi perkiraan penilaian
yang terkait dengan format grafis dan kemudian hanya setelah praktik
menggunakan format yang disediakan kepada subjek. Ini adalah sesuatu yang
mengejutkan dalam menemuk dugaan nilai grafik dalam mendeteksi tren dan
hubungan. Para penulis memperingatkan bahwa ketika data akuntansi disajikan
dalam format grafik, pengguna dapat pergi melalui proses penyesuaian atau
belajar sebelum infromation grafik menjadi bermakna.
Dalam konteks audit, Ricchiute menemukan bahwa penilaian mengenai
penyesuaian yang diperlukan ke akun-akun dapat dipengaruhi oleh mode
penyajian information kepada auditor: visual dan / atau auditory. Karena
kebanyakan penelitian audit menyajikan materi tertulis kepada subjek (penerapan
melampaui setiap pengaturan penelitian).
Penelitian terbaru menegaskan bahwa dampak dan gaya format presentasi
yang berbeda tetap menjadi area yang kompleks yang memerlukan penyelidikan
konteks khusus lebih lanjut. Dalam dua studi yang didasarkan pada skenario
prediksi kebangkrutan, So dan Smith menyelidiki dampak warna grafis, gender,
kompleksitas tugas, dan format presentasi yang berbeda pada keakuratan prediksi
dari sampel terutama terdiri dari mahasiswa sarjana bisnis. Dalam salah satu
penelitian para pengambil keputusan menggunakan baik bar chart berwarna atau
hitam-putih dari rasio keuangan sebagai dasar penilaian mereka dalam tugas yang
berbeda baik dalam kompleksitas tinggi atau rendah (yang diukur dengan tingkat
inkonsistensi dalam rasio keuangan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa grafis
berwarna tidak efektif ketika tugasnya kompleks dan menariknya, wanita lebih
efektif dalam penggunaan warna daripada laki-laki. So dan Smith menyimpulkan
bahwa penelitian lebih lanjut perlu dilakukan dalam hubungannya antara warna
dan pengolahan informasi untuk membantu dalam memahami hasil yang mereka
temukan.
Dalam studi lain, So dan Smith memperoleh hasil yang
mengkonfirmasikan penelitian Desanctis dan Jarvenpaa yang sebelumnya
menyebutkan untuk pendidikan lebih lanjut dalam penggunaan grafis. So dan
Smith meminta para pengambil keputusan untuk bekerja dengan salah satu dari
seperangkat data berikut: kombinasi tabel dan diagram batang, atau tabel dan
wajah-wajah Chernoff, atau tabel saja. Mereka menemukan bahwa pada situasi
dimana kompleksitas informasi tinggi, penggunaan tabel saja menyebabkan
akurasi tertinggi, menunjukkan bahwa penggunaan grafis dan representasi
bergambar data sebenarnya menyebabkan penurunan efektivitas pengambilan
keputusan pengguna. Salah satu alasan untuk ini mungkin keinginan pengambil
keputusan untuk memilih pilihan mudah ketika situasi yang kompleks, tapi
representasi data grafis dan bergambar seringkali lebih abstrak dan kurang rinci
dibandingkan dengan informasi yang ditemukan dalam tabel. Temuan ini menjadi
perhatian di zaman ketika banyak perusahaan yang beralih ke internet dan
presentasi style multimedia untuk berkomunikasi dengan para pemangku
kepentingan.
Contoh-contoh ini menunjukkan klaim Wainer dan Thiessen, bahwa tidak
ada teori yang berkembang dengan baik dan diuji yang bisa digunakan untuk
menentukan keadaan di mana berbagai bentuk presentasi yang paling tepat, tetap
benar. Situasi ini masih terus mungkin, setidaknya sebagian, disebabkan oleh
konsentrasi penelitian HJT dalam konteks audit selama dekade terakhir. Banyak
penelitian audit telah terjadi dalam kerangka penilaian probabilistik, bukti yang
dibahas pada bagian berikutnya.
Dalam banyak konteks akuntansi dan terutama dalam audit, tidak ada solusi yang
"benar" dengan penilaian yang dapat dibandingkan untuk menilai akurasi. Salah
satu cara untuk mengatasi kekurangan suatu kriteria benchmark yang digunakan
untuk menilai kinerja adalah untuk menguji tingkat konsensus mengenai
keputusan tertentu di sejumlah pengambil keputusan. Cara lain adalah dengan
menggunakan model matematis atau statistik. Sebagaimana dibahas dalam bagian
sebelumnya, penelitian penilaian probabilistik didasarkan pada analisis apakah
manusia merevisi keyakinan mereka sejalan dengan teorema Bayes, bukti baru
menjadi tersedia. Penelitian HJT dalam model secara konsisten menunjukkan
bahwa manusia memiliki berbagai tingkat keterampilan dan diamati melalui
berbagai tugas, merevisi probabilitas mereka sebelumnya pada tingkat lebih
rendah daripada yang ditentukan oleh teorema Bayes. Konservatisme ini telah
dikaitkan dengan penggunaan aturan praktis dan bias yang diadopsi sebagai cara
untuk menyederhanakan penilaian yang kompleks dalam rangka untuk
mengatasinya.
Tiga aturan praktis didefinisikan dalam literatur sebagai berikut:
Keterwakilan (Representativeness). Aturan ini menyatakan bahwa
ketika menilai kemungkinan bahwa item tertentu berasal dari populasi
item tertentu, penilaian orang akan ditentukan oleh sejauh mana item
tersebut mewakili populasi. Item atau kejadian yang dilihat oleh
pengambil keputusan sebagai sesuatu yang lebih representatif akan
dinilai dan memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk terjadinya
dibandingkan item atau kejadian yang kurang repsentative. Misalnya,
petugas pinjaman bank dapat menilai kemungkinan bahwa perusahaan
akan default (gagal bayar) atas pinjamannya dari seberapa mirip kondisi
perusahaan tersebut dengan contoh-contoh perusahaan yang gagal.
Seperti dijelaskan kemudian, penelitian telah menunjukkan bahwa
penggunaan aturan ini dapat menyebabkan keputusan yang buruk
karena pengambil keputusan yang menggunakannya sering
mengabaikan kesalahan lainnya berkaitan dengan tingkat di mana hal
kepentingan benar-benar terjadi dalam total populasi (ini disebut tingkat
dasar). Tingkat populasi kredit macet mungkin, misalnya 5% tetapi
pembuat keputusan mungkin mengabaikan informasi penting ini dan
akibatnya melebih-lebihkan tingkat kredit macet ketika mengevaluasi
sampel perusahaan terutama karena mereka (pembuat keputusan) hanya
mencari perusahaan yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan
stereotip.
Ketersediaan (Availability). Ketersediaan aturan praktis mengacu pada
penaksiran probabilitas dari suatu peristiwa berdasarkan peristiwa
tersebut masuk ke dalam pikiran. Konsekuensi dari penggunaan aturan
praktis ini adalah bahwa probabilitas terkait dengan peristiwa
sensasional kemungkinan akan overestimated.
Jangkar dan penyesuaian (Anchoring and adjustment). Aturan ini
mengacu pada proses penilaian umum di mana respon awalnya
dihasilkan atau diberikan berfungsi sebagai jangkar dan informasi lain
yang digunakan untuk mengatur respon itu. Konsekuensi dari aturan ini
adalah kemungkinan tidak cukupnya penyesuaian dalam kaitannya
dengan perubahan keadaan.
Learning Objective 3
a) Keterwakilan: Bukti
b) Ketersediaan: bukti
Dasar dari aturan ini adalah penilaian yang didasarkan pada pengambilan dari
memori atau konstruksi skenario yang relevan. Contohnya semakin cepat
mengingat masalah, atau semakin mudah orang untuk mengingat masalah atau
menghasilkan penjelasan tentang suatu peristiwa, semakin tinggi kemungkinan
terjadinya penilaian terjadinya peristiwa. Namun, ini membutuhkan sampel besar
dari probabilitas untuk meningkatkan akurasi prediksi.
Moser memeriksa ketersediaan aturan praktis sehubungan dengan
penilaian prediktif investor. Dia meminta setengah dari 58 subjek untuk membuat
daftar alasan-alasan target keuntungan perusahaan akan meningkat dan alasan
keuntungan perusahaan akan menurun. Subyek-subyek yang tersisa diurutkan
dalam susunan berlawanan. Moser menemukan bahwa kelompok pertama subjek
membuat prediksi probabilitas yang lebih tinggi mengenai peningkatan
keuntungan bagi perusahaan, meskipun tidak ada dasar objektif bagi optimisme
mereka. Hasil subjek mampu menghasilkan alasan paling mendukung yang dinilai
lebih mungkin. Dia menyimpulkan bahwa beberapa peristiwa lingkungan
mengenai perusahaan tertentu yang menyebabkan liputan berita yang tidak
proporsional mungkin sistematis mempengaruhi prediksi penilaian. Investor
individual mungkin baik overprice atau underprice saham karena kecenderungan
semuanya untuk berpikir tentang perusahaan dari perspektif yang sama - optimis
atau pesimis.
Joyce dan Biddle menggunakan kembali praktik auditor sebagai subyek dalam
memeriksa efek perubahan dalam sistem pengendalian internal pada perluasan
pengujian substantif (tes pemeriksaan yang dirancang untuk mencari keberadaan
kesalahan dolar di akun-akun). Diharapkan bahwa subjek akan menyesuaikan
perubahan dalam pengendalian internal dengan menyesuaikan cakupan audit
tetapi penyesuaian tidak akan cukup sebagai penetapan pada awal pengendalian
internal yang akan terjadi. Tidak ada bukti penetapan dan penyesuaian ditemukan.
Namun, Kinney dan Uecker tidak menemukan bukti penetapan dan penyesuaian
dalam review analitis (analisis rasio) dan uji kepatuhan (uji audit pengendalian
internal) tugas.
Learning Objective 4
D. Akuntansi Dan Perilaku
Akuntansi hadir sebagai fungsi langsung dari kegiatan individu atau kelompok
individu (didefinisikan sebagai entitas akuntansi). Terdapat sudut pandang yang
berbeda dari akuntansi, menunjukkan adanya kemungkinan sejumlah perspektif
akuntansi. Bahkan dalam periode peraturan pemerintah terpusat atas
pengungkapan akuntansi oleh perusahaan, ada ribuan pilihan dan asumsi yang
diperlukan antara alternatif teknik akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan
untuk entitas perusahaan. Walaupun berada dalam peraturan lebih ketat dari
undang-undang perpajakan di Australia, ada kebijakan yang cukup besar dalam
teknik pengadopsian, dan interpretasi dari informasi yang dilaporkan, merupakan
masalah dari perspektif. Ada banyak kepentingan yang bersaing di berbagai orang
yang menginterpretasikan informasi keuangan yang dilaporkan oleh organisasi.
Pada dasarnya, para pengguna informasi akuntansi mewakili berbagai perspektif
dan tujuan, mulai dari kelompok karyawan (serikat buruh), pemegang saham
individu dan kelompok investor untuk pengelolaan organisasi, pembuat standar
akuntansi sering menghabiskan banyak waktu memperdebatkan validitas teknis
dari teknik khusus yang diusulkan. Namun, sebelumnya validitas teknis
merupakan masalah perspektif.
Tujuan dari bagian ini adalah untuk memperkuat tema yang mendasari seluruhnya
dan sejumlah bab lain dari buku ini, akuntansi yang merupakan fungsi dari
perilaku dan aktivitas manusia. Dengan demikian, informasi akuntansi akan
mempengaruhi perilaku baik dalam metode yang diadopsi untuk mengukur dan
melaporkan informasi, dan sebagai respon terhadap keterbukaan informasi.
Tanggapan terhadap informasi adalah fungsi dari perspektif manusia dan karena
itu tidak lepas dari tujuan pribadi dan kepentingan pengguna, apakah bertindak
sebagai seperti kepentingan individu atau sebagai kelompok. Akibatnya, akuntansi
beroperasi dalam lingkungan yang kompleks. Akuntan harus menyadari
lingkungan seperti ini dan menghargai dampak informasi akuntansi terhadap
perilaku.
Burchell dkk merangkum peran penting akuntansi dalam konteks board economic:
Data akuntansi sekarang digunakan dalam derivasi dan pelaksanaan
kebijakan untuk stabilisasi ekonomi, harga dan pengendalian upah untuk
regulasi sektor industri dan komersial tertentu dan perencanaan sumber
daya ekonomi nasional dalam kondisi peperangan dan perdamaian dan
kemakmuran dan depresi
Tidak lagi dilihat sebagai sekedar unit dari rutinitas kalkulatif, sekarang
berfungsi sebagai mekanisme terpadu dan berpengaruh untuk manajemen
ekonomi dan sosial.
Selain itu, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan dalam sistem akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
Akuntansi bukanlah proses satu arah, dengan informasi akuntansi mempengaruhi
perilaku atau mendorong respon pada bagian dari beberapa kelompok pengguna.
Informasi dan system akuntansi dipengaruhi dan diubah oleh faktor, yang
sebagian besar berada di luar kendali langsung akuntan. Menurut Zimmerman,
sistem akuntansi adalah komponen fundamental dari arsitektur organisasi, dengan
manajer senior yang terus berusaha mengadaptasi arsitektur untuk memastikan
struktur terbaik dari perusahaan. Zimmerman menyediakan dua pengamatan
penting tentang faktor yang mempengaruhi sistem akuntansi.
1. Perubahan dalam sistem akuntansi yang sudah terjadi dalam ruang hampa.
Perubahan sistem akuntansi umumnya terjadi pada waktu yang sama
sebagai perubahan dalam strategi bisnis perusahaan dan perubahan
organisasi lainnya, khususnya yang berkaitan dengan pemisahan hak
keputusan dan evaluasi kinerja dan sistem penghargaan.
2. Perubahan dalam arsitektur perusahaan, termasuk perubahan dalam sistem
akuntansi, yang mungkin terjadi dalam menanggapi perubahan dalam
strategi bisnis perusahaan yang disebabkan oleh guncangan eksternal dari
teknologi dan kondisi pasar pergeseran.
Learning Objective 5
E. Keterbatasan Bar
Gambaran umum BAR telah menunjukkan bahwa kita telah belajar banyak
tentang bagaimana pembuat keputusan yang berbeda menggunakan informasi
akuntansi. Namun, juga mengungkapkan bahwa ada signifikansi yang lebih bagi
kita untuk belajar di area ini. Frekuensi antara hasil studi sejenis hanya berarti
bahwa pengolahan informasi manusia jauh lebih kompleks daripada
pengembangan teori penelitian dan metode saat ini.
Maines berpendapat:
Sayangnya, tiga kritik dilontarkan terhadap penelitian ini telah membatasi
pengaruhnya. Pertama, studi tentang topik yang sama telah menghasilkan
hasil yang bertentangan, mencegah bimbingan konklusif untuk keputusan
kebijakan. Selain itu, subjek eksperimen dan pengaturan yang digunakan
dalam studi ini sering dari yang ditemukan dalam situasi penilaian nyata.
Akhirnya, para peneliti akuntansi telah mempertanyakan apakah kebijakan
harus dipengaruhi oleh penelitian tentang pengambil keputusan individu.
Keterbatasan BAR ini berarti belum mencapai tingkat yang sama dari
dominasi dalam literatur akademik saat ini dinikmati oleh pasar modal dan teori
keagenan sekolah penelitian. Secara keseluruhan, keterbatasan utama dari Bar
adalah kurangnya teori tunggal yang mendasari yang membantu dalam penyatuan
pertanyaan penelitian beragam dan temuan Bar. Berbeda dengan pasar modal dan
teori keagenan sekolah penelitian yang telah didasari kegiatan penelitian dan
pengembangan teori dalam bidang tertentu dari ekonomi, peneliti BAR telah
meminjam dari berbagai disiplin ilmu dan konteks dan tidak memiliki kerangka
kerja umum dalam yang mengembangkan generalisasi yang berguna bagi para
pembuat kebijakan. Terdapat juga tidak ada kemungkinan isyarat pengembangan
dari teori semacam itu di masa mendatang.
Namun demikian, hal itu tetap benar bahwa BAR adalah sekolah penelitian
yang berharga dan praktis. Metode BAR telah digunakan oleh banyak kelompok
pengambil keputusan untuk mengembangkan sistem ahli dan alat-alat praktis
lainnya untuk pengolahan informasi dan tujuan pelatihan di tempat kerja. BAR
juga alat-alat menawarkan janji yang mengungkapkan kesalahan sistematis
(seperti aturan yang berbeda praktis dibahas sebelumnya) yang dibuat oleh semua
pengambil keputusan dalam konteks tertentu yang memiliki implikasi untuk
perbaikan di tingkat makro. Misalnya, penelitian mulai menunjukkan bagaimana
jenis insentif menghadapi analisis saham pada bias tempat kerja keputusan
mereka.
Kepentingan yang lebih besar sekarang sedang ditunjukkan dalam pengembangan
pengukuran non-keuangan dari kinerja perusahaan seperti indikator kinerja
lingkungan dan sosial yang diusulkan dalam 'pelaporan triple bottom-line. Seperti
ada sedikit pengetahuan yang ada tentang apa pengukuran non-keuangan ini
seharusnya atau bagaimana mereka harus dilaporkan, Bar memiliki peran penting
untuk bermain dalam membantu praktisi akuntansi dan pembuat kebijakan dalam
mengembangkan daerah muncul seperti ini. Selanjutnya, kemajuan terus menerus
dalam teknologi penelitian dan metode akan memungkinkan para peneliti BAR
masa depan untuk mengembangkan hipotesis yang lebih kaya dan tes tentang
bagaimana pengambil keputusan proses informasi akuntansi.
Learning Objective 6
A. Simpulan
Behavioural accounting research didefinisikan sebagai: Studi perilaku
akuntan atau perilaku non akuntan dimana mereka dipengaruhi oleh fungsi
akuntansi dan laporan. Pentingnya BAR diantaranya:
a. Telah catat pada awal chapter ini bagaimana kelompok penelitian
akuntansi yang lain seperti pasar modal dan teori agensi tidak
memperlengkapi dengan jawaban pertanyaan tentang bagaimana orang-
orang menggunakan dan memproses informasi akuntansi.
b. BAR dapat memberikan arti berharga dalam jenis cara yang berbeda pada
hasil, proses, dan reaksi pengambil keputusan pada fakta-fakta
(keterangan) informasi akuntansi dan metode komunikasi. Kita dapat
menggunakannya untuk memperbaiki pengambilan keputusan dalam
berbagai macam cara.
c. BAR berpotensi menyediakan informasi yang bermanfaat untuk regulator
akuntansi seperti Australian Accounting Standart Board (AASB). Sebagai
tujuan pokok akuntansi adalah untuk menyediakan informasi bermanfaat
untuk keputusan, anggota AASB terus berhadapan dengan masalah
dimana metode akuntansi dan apa tipe pengungkapan yang akan terbukti
bermanfaat untuk pengguna laporan keuangan.
BAR dapat memberikan pertanyaan tentang bagaimana orang-orang
menggunakan dan memproses informasi akuntansi, penelitian auditing
keperilakuan dapat memeriksa bagaimana auditor menunjukkan tugas audit dan
membuat opini.
B. Saran
Dalam mengkaji teori tentang Behavioural Accounting Research meskipun
banyak terdapat perbedaan pendapat, sebaiknya dari setiap pengamat akuntansi
dan dari kita sebagai mahasiswa harus mampu memberikan sikap dan keputusan
yang tepat dalam melihat apapun yang terjadi di dalam Behavioural Accounting
Research sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Godfrey, et all. (2010). Accounting Theory 7th edition. Australia: John Wiley &
Sons Australia. Ltd