Anda di halaman 1dari 5

Auditing Proses Pembiayaan/Investasi: Biaya Dibayar di Muka, Aset Tidak

Berwujud

Tugas Mata Kuliah


Auditing II

Oleh :

Muhammad Novrisal
150810301018

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas jember
2017/2018
Pendahuluan

Pembahasan

A. Auditing Biaya Dibayar Dimuka


Bagi banyak entitas, piutang usaha dan persediaan menunjukan aktiva lancer
utama yang masuk dalam laporan keuangan. Termasuk juga di kebanyakan laporan
keuangan adalah akun yang disebut sebagai aktiva lain (other asset). Jika aktiva
tersebut memberikan manfaat ekonomis selama kurang dari satu tahun, maka
diklasifikasikan sebagai aktiva lancer dan disebut beban dibayar di muka (prepaid
expenses) Contoh beban dibayar dimuka yaitu:
 Asuransi dibayar di muka
 Sewa dibayar di muka
 Bunga dibayar di muka
Aktiva yang memberikan manfaat ekonomis lebih dari satu tahun
diklasifikasikan sebagai beban yang ditangguhkan (deferred charges) atau aktiva
tidak berwujud (intangible asset). Contoh dari beban ditangguhkan dan aktiva tidak
berwujud yaitu:
 Biaya organisasi
 Biaya penerbitan utang
 Hak cipta
 Merek dagang
 Nama dagang
 Lisensi
 Paten
 Waralaba
 Goodwill
Perbedaan utama antara akun aktiva seperti piutang usaha atau persediaan
dan beban dibayar dimuka adalah materialitas dari saldo akun. Pada banyak
perikatan, beban dibayar di muka, beban yang ditangguhkan, dan aktiva tidak
berwujud materialitasnya tidak tinggi. Akibatnya, prosedur analitis substantive dapat
digunakan secara luas untuk memverifikasi saldo akun ini.

B. Penilaian Risiko Bawaan-Biaya Dibayar Dimuka


Risiko bawaan untuk beban dibayar di muka seperti asuransi dibayar di muka
pada umumnya akan ditentukan pada tingkat yang rendah karena akun ini tidak
melibatkan isu akuntansi yang kompleks atau mendalam. Terlebih lagi salah saji yang
mungkin dapat dideteksi pada audit terdahulu secara umum akan berjumlah tidak
material.
Beban yang ditangguhkan dan aktiva tidak berwujud di sisi lain dapat
memerlukan pertimbangan risiko bawaan yang serius. Contohnya, penilaian dan
estimasi umur paten, waralaba dan goodwill melibatkan pertimbangan mendalam
dan dapat mengarah pada perbedaan pendapatan antara auditor dengan klien.
Dalam situasi seperti itu, auditor dapat menentukan risiko bawaan pada tingkat yang
tinggi.

C. Penilaian Resiko Pengendalian-Biaya Dibayar Dimuka


Transaksi beban dibayar di muka, beban ditangguhkan, dan aktiva tidak
berwujud biasanya diproses melalui proses pembelian. Pembahasan yang tersisa
berfokus pada akun asuransi dibayar di muka karena akun tersebut akan ditemui
pada hamper semua perikatan. Bagian dari penentuan auditor atas risiko
pengendalian untuk transaksi asuransi dibayar di muka didasarkan pada efektivitas
prosedur pengendalian dalam proses pembelian. Contohnya, prosedur
pengendalian dalam proses pembelian harus memastikan bahwa polis asuransi yang
baru telah diotorisasi dengan tepat dan dicatat.
Prosedur pengendalian tambahan dapat digunakan untuk mengendalikan
transaksi dan informasi asuransi. Sebagai contoh, daftar asuransi (insurance register)
dapat dibuat sebagai catatan yang terpisah mengenai semua polis asuransi yang
masih berlaku. Daftar asuransi berisi informasi penting seperti hal-hal yang dijamin
asuransi dan tanggal habis masa berlaku tiap polis asuransi. Daftar ini harus di-review
secara berkala oleh orang yang independen untuk memverifikasi bahwa entitas telah
memiliki jaminan asuransi yang konsisten dengan kebutuhannya.Entitas juga perlu
melakukan pengendalian atas alokasi sistematis dari asuransi dibayar di muka ke
beban asuransi. Pada tiap akhir bulan, karyawan klien harus menyiapkan ayat jurnal
untuk mengakui porsi yang jatuh tempo dari asuransi dibayar di muka. Dalam
beberapa kasus, entitas menggunakan jumlah estimasi ketika mencatat ayat jurnal
ini pada tahun berjalan. Pada akhir tahun, akun asuransi dibayar di muka disesuaikan
untuk mencerminkan jumlah actual dari asuransi yang belum jatuh tempo.

D. Prosedur Substantif-Asuransi Dibayar Dimuka


Pada banyak audit, auditor dapat mengumpulkan bukti yang memadai dan
kompeten atas asuransi dibayar di muka dengan melakukan prosedur analitis
substantive. Pengujian terinci atas transaksi, jika dilakukan, dilaksanakan sebagai
bagian dari pengujian proses pembelian. Pengujian terinci atas saldo asuransi dibayar
di muka biasanya diperlukan hanya ketika salah saji diperkirakan.
1. Prosedur Analitis Substantif untuk Asuransi Dibayar di Muka
Karena pada umumnya terdapat beberapa transaksi pada akun
asuransi dibayar di muka dank arena jumlah yang dilaporkan pada
laporan keuangan untuk asuransi dibayar di muka biasanya tidak
material, prosedur analitis substantive adalah efektif untuk memverifikasi
saldo akun. Prosedur analitis sunbstantif berikut biasanya digunakan
untuk menguji asuransi dibayar di muka:
 Membandingkan saldo asuransi dibayar di muka dan beban
asuransi untuk tahun berjalan dengan saldo tahun lalu setelah
mempertimbangkan adanya perubahan dalam operasi.
 Menghitung rasio beban asuransi terhadap aktiva atau penjualan
dan membandingkannya dengan rasio tahun lalu.
2. Pengujian Rinci atas Asuransi Dibayar di Muka
Pengujian terinci atas saldo asuransi dibayar di muka dan beban
asuransi mungkin perlu ketika auditor mencurigai salah saji berdasarkan
audit tahun lalu atau ketika prosedur analitis substantive menunjukan
bahwa saldo akun mungkin mengandung salah saji. Auditor mulai
menguji saldo akun asuransi dibayar di muka dengan memperoleh skedul
dari klien yang berisi analisis terinci mengenai polis yang termasuk dalam
akun asuransi dibayar di muka.
3. Keberadaan dan Kelengkapan
Auditor dapat menguji keberadaan dan kelengkapan dari polis
asuransi yang tercakup dalam analisis akun dengan mengirimkan
konfirmasi kea gen asuransi entitas, meminta informasi dari tiap nomor
polis, cakupan, tanggal akhir masa berlaku, dan premi. Hal ini merupakan
cara yang efektif dan efisien dalam mendapatkan bukti mengenai dua
asersi. Pendekatan alternative adalah pemeriksaan dokumen pendukung
yang mendasarinya seperti tagihan dan polis asuransi. Auditor dapat juga
menguji kelengkapan dengan membandingkan polis terinci di daftar
asuransi tahun berjalan dengan polis yang ada di daftar asuransi tahun
lalu.
4. Hak dan Kewajiban
Pemegang polis dapat diuji dengan meminta informasi tersebut
dikonfirmasi yang dikirimkan kea gen asuransi atau dengan memeriksa
polis asuransi. Jika pemegang polis adalah orang lain di luar klien, auditor
dapat memiliki bukti atas kewajiban yang tidak tercatat atau bukti behwa
pihak lain memiliki klaim atas aktiva yang diasuransikan.
5. Penilaian
Auditor berkepentingan dengan apakah porsi yang belum jatuh
tempo atas asuransi dibayar di muka, dan juga beban asuransi, telah
dinilai dengan tepat. Hal ini dapat dengan mudah diuji dengan
menghitung kembali porsi asuransi yang belum jatuh tempo setelah
mempertimbangkan premi yang dibayar dan termin polis. Drngan
memverifikasi porsi asuransi dibayar di muka yang belum jatuh tempo,
auditor juga memverifikasi jumlah total beban asuransi.
6. Klasifikasi
Pertimbangan auditor mengenai klasifikasi adalah bahwa
berbagai jenis asuransi dialokasikan secara tepat ke berbagai akun beban
asuransi. Biasanya, pemerikasaan mengenai cakupan polis asuransi
menunjukan jenis asuransi. Misalnya, polis asuransi kebakaran pada
fasilitas pabrik dan administrasi utama harus dibebankan baik kea kun
beban asuransi overhead manufaktur maupun kea kun beban asuransi
umum dan administrasi.

E. Auditing Aset Tidak Berwujud


Aset tidak berwujud adalah aset yang memberikan manfaat ekonomis lebih
dari setahun,tetapi tidak memiliki wujud fisik. Kategori umum aset tidak berwujud
diantaranya :
 Pemasaran : Merk dagang, nama dagang, dan nama domain internet
 Konsumen : Daftar konsumen, jaminan pesanan, dan hubungan
konsumen
 Artistik : Komponen yang dilindungi hak cipta
 Kontrak : Lisensi, waralaba, dan hak penyiaran
 Tekhnologi : Tekhnologi yang dipatenkan maupun tidak

F. Penilaian Risiko Bawaan- Aset tidak Berwujud


Penilaian yang ada dalam aset tidak berwujud

Kesimpulan

Daftar Pustaka

Messier, William F, Glover, Steven M., and Prawitt, Douglas F. (2014), Jasa Audit
dan Assuranc:, Pendekatan Sistematis (Auditing and Assurance Services: A
Systematic Approach), Edisi 8: Buku 2 ,Jakarta: Penerbit Salemba Empat. (MGP)

Anda mungkin juga menyukai