Bagi banyak entitas, piutang usaha dan persediaan menunjukan aktiva lancer utama yang
masuk dalam laporan keuangan. Termasuk juga di kebanyakan laporan keuangan adalah akun
yang disebut sebagai aktiva lain (other asset). Jika aktiva tersebut memberikan manfaat
ekonomis selama kurang dari satu tahun, maka diklasifikasikan sebagai aktiva lancer dan
disebut beban dibayar di muka (prepaid expenses) Contoh beban dibayar dimuka yaitu:
Asuransi dibayar di muka
Sewa dibayar di muka
Bunga dibayar di muka
Aktiva yang memberikan manfaat ekonomis lebih dari satu tahun diklasifikasikan sebagai
beban yang ditangguhkan (deferred charges) atau aktiva tidak berwujud (intangible asset).
Transaksi beban dibayar di muka, beban ditangguhkan, dan aktiva tidak berwujud
biasanya diproses melalui proses pembelian. Pembahasan yang tersisa berfokus pada akun
asuransi dibayar di muka karena akun tersebut akan ditemui pada hamper semua perikatan.
Bagian dari penentuan auditor atas risiko pengendalian untuk transaksi asuransi dibayar di
Contohnya, prosedur pengendalian dalam proses pembelian harus memastikan bahwa polis
informasi asuransi. Sebagai contoh, daftar asuransi (insurance register) dapat dibuat sebagai
catatan yang terpisah mengenai semua polis asuransi yang masih berlaku. Daftar asuransi
berisi informasi penting seperti hal-hal yang dijamin asuransi dan tanggal habis masa berlaku
tiap polis asuransi. Daftar ini harus di-review secara berkala oleh orang yang independen
untuk memverifikasi bahwa entitas telah memiliki jaminan asuransi yang konsisten dengan
kebutuhannya.
Entitas juga perlu melakukan pengendalian atas alokasi sistematis dari asuransi
dibayar di muka ke beban asuransi. Pada tiap akhir bulan, karyawan klien harus menyiapkan
ayat jurnal untuk mengakui porsi yang jatuh tempo dari asuransi dibayar di muka. Dalam
beberapa kasus, entitas menggunakan jumlah estimasi ketika mencatat ayat jurnal ini pada
tahun berjalan. Pada akhir tahun, akun asuransi dibayar di muka disesuaikan untuk
atas asuransi dibayar di muka dengan melakukan prosedur analitis substantive. Pengujian
terinci atas transaksi, jika dilakukan, dilaksanakan sebagai bagian dari pengujian proses
pembelian. Pengujian terinci atas saldo asuransi dibayar di muka biasanya diperlukan hanya
Karena pada umumnya terdapat beberapa transaksi pada akun asuransi dibayar di
muka dank arena jumlah yang dilaporkan pada laporan keuangan untuk asuransi dibayar di
muka biasanya tidak material, prosedur analitis substantive adalah efektif untuk
memverifikasi saldo akun. Prosedur analitis sunbstantif berikut biasanya digunakan untuk
Pengujian terinci atas saldo asuransi dibayar di muka dan beban asuransi
mungkinperlu ketika auditor mencurigai salah saji berdasarkan audit tahun lalu atau ketika
prosedur analitis substantive menunjukan bahwa saldo akun mungkin mengandung salah saji.
Auditor mulai menguji saldo akun asuransi dibayar di muka dengan memperoleh skedul dari
klien yang berisi analisis terinci mengenai polis yang termasuk dalam akun asuransi dibayar
di muka.
3) Keberadaan dan Kelengkapan (Existence and Completeness)
Auditor dapat menguji keberadaan dan kelengkapan dari polis asuransi yang tercakup
dalam analisis akun dengan mengirimkan konfirmasi kea gen asuransi entitas, meminta
informasi dari tiap nomor polis, cakupan, tanggal akhir masa berlaku, dan premi. Hal ini
merupakan cara yang efektif dan efisien dalam mendapatkan bukti mengenai dua asersi.
tagihan dan polis asuransi. Auditor dapat juga menguji kelengkapan dengan membandingkan
polis terinci di daftar asuransi tahun berjalan dengan polis yang ada di daftar asuransi tahun
lalu.
Pemegang polis dapat diuji dengan meminta informasi tersebut dikonfirmasi yang
dikirimkan kea gen asuransi atau dengan memeriksa polis asuransi. Jika pemegang polis
adalah orang lain di luar klien, auditor dapat memiliki bukti atas kewajiban yang tidak
tercatat atau bukti behwa pihak lain memiliki klaim atas aktiva yang diasuransikan.
5) Penilaian (Valuation)
Auditor berkepentingan dengan apakah porsi yang belum jatuh tempo atas asuransi
dibayar di muka, dan juga beban asuransi, telah dinilai dengan tepat. Hal ini dapat dengan
mudah diuji dengan menghitung kembali porsi asuransi yang belum jatuh tempo setelah
mempertimbangkan premi yang dibayar dan termin polis. Drngan memverifikasi porsi
asuransi dibayar di muka yang belum jatuh tempo, auditor juga memverifikasi jumlah total
beban asuransi.
6) Klasifikasi (Classification)
dialokasikan secara tepat ke berbagai akun beban asuransi. Biasanya, pemerikasaan mengenai
cakupan polis asuransi menunjukan jenis asuransi. Misalnya, polis asuransi kebakaran pada
fasilitas pabrik dan administrasi utama harus dibebankan baik kea kun beban asuransi
overhead manufaktur maupun kea kun beban asuransi umum dan administrasi.
Untuk sebagian besar entitas, aktiva tetap menunjukan jumlah yang material dalam laporan
keuangan. Ketika mengaudit klien lama, auditor dapat memfokuskan diri pada aktivitas tahun
berjalan karena aktiva yang didapat di tahun-tahun terdahulu telah menjadi subjek dari
prosedur audit pada waktu perolehan. Di sisi lain, untuk perikatan baru auditor harus
memverifikasi aktiva yang merupakan bagian dari saldo awal aktiva tetap klien.
Ukuran entitas juga mempengaruhi pendekatan auditor. Jika klien relative kecil dengan
perolehan beberapa aktiva selama periode tersebut, biasanya auditor dapat menghemat biaya
untuk mengikuti strategi substantive. Dengan mengikuti strategi ini, auditor melakukan
prosedur analitis substantive dan mengarahkan pengujian atas saldo akun. Di sisi lain, entitas
besar kemungkinan memiliki prosedur resmi untuk menganggarkan dan membeli aktiva
F. JENIS TRANSAKSI
Beragam jenis transaksi aktiva tetap melibatkan isu-isu akuntansi yang kompleks. Akuntansi
sewa guna usaha, aktiva yang dibangun sendiri, dan bunga yang dikapitalisasi merupakan
contoh dari isu tersebut. Sebagai contoh, dalam kasus transaksi sewa guna usaha auditor
harus mengevaluasi keputusan klien baik untuk mengapitalisasi sewa guna usaha tersebut
atau untuk memperlakukannya sebagai sewa guna usaha operasi (sewa menyewa biasa).
Sebagian besar transaksi aktiva tetap relatif mudah untuk diaudit. Jika aktiva dibeli langsung
dari vendor, sebagian besar asersi dapat diuji dengan memeriksa sumber dokumen. Tetapi,
transaksi yang melibatkan aktiva yang disumbangkan dan aktiva yang dibangun sendiri lebih
sulit untukm diaudit, maka kemungkinan akan sulit untuk memverifikasi nilai pertukaran dari
aktiva yang ditukarkan atau mengaudit secara benar akumulasi biaya aktiva yang dibangun
sendiri.
Jika auditor telah mendeteksi salah saji pada audit tahun lau, penentuan risiko bawaan harus
ditetapkan pada tingkat yang lebih tinggi daripada jika sedikit atau tidak ada salah saji telah
bagian dari proses pembelian. Permintaan pembelian dimulai di departemen yang relevan dan
diotorisasi di tingkat yang semestinya di dalam entitas. Untuk transaksi seperti itu, auditor
mungkin perlu memeriksa lebih dari faktur vendor untuk menguji validitas. Review atas
mungkin diperlukan. Kebanyakan entitas memiliki beberapa jenis tabel otorisasi untuk
menyetujui transaksi aktiva modal. Klien harus memiliki pengendalian untuk memastikan
bahwa otorisasi untuk membeli aktiva modal konsisten dengan tabel otorisasi. Entitas juga
perlu memiliki prosedur pengendalian untuk mengotorisasi penjualan atau penghapusan lain
atas aktiva modal. Hal ini harus termasuk tingkat otorisasi di atas departemen yang meminta
penghapusan aktiva tetap. Prosedur pengendalian juga harus mengidentifikasi aktiva yang
tidak digunakan lagi dalam operasi karena hal itu mungkin membutuhkan perlakuan
akuntansi yang berbeda. Terakhir, semua pemeliharaan utama atau transaksi perbaikan harus
2) Kelengkapan
catatan properti. Buku besar pembantu terinci aktiva tetap biasanya memasukkan informasi
kelengkapan memberikan beberapa keyakinan bahwa semua transaksi aktiva modal tercatat
di buku besar pembantu aktiva tetap dan buku besar umum. Prosedur yang membantu
meyakinkan bahwa asersi ini dipenuhi adalah rekonsiliasi berkala buku besar pembantu
aktiva tetap ke akun buku besar pengendali. Prosedur pengendalian lain yang dapat
digunakan entitas untuk memastikan bahwa semua aktivita modal telah dicatat adalah
perbandingan berkala dari catatan terinci dalam buku besar pembantu dengan aktiva modal
yang ada. Hal ini dapat dilakukan dengan cara, klien dapat melakukan pemeriksaan fisik
lengkap atas aktiva tetap secara berkala atau menurut rotasi dan membandingkan aktiva fisik
3) Pemisahan Tugas
Adanya pemisahan tugas yang memadai untuk proses manajemen properti tergantung
pada volume dan siginifikansi transaksi yang diproses. Sebagai contoh, jika entitas membeli
mesin dan peralatan dalam jumlah besar, atau jika entitas memiliki proyek modal besar
sedang dalam pembangunan, maka kemungkinan akan memiliki sistem pengendalian formal.
Sedangkan jika suatu entitas memiliki sedikit pembelian aktiva modal, biasanya tidak akan
Prosedur analitis substantif berikut dapat digunakan dalam audit aktiva tetap:
1. Bandingkan saldo aktiva tetap dan beban penyusutan tahun lalu dengan saldo
tahun berjalan setelah mempertimbangkan perubahan dalam kondisi atau komposisi
aktiva
2. Menghitung rasio beban penyusutan ke akun aktiva tetap terkait dan
membandingkan dengan rasio tahun lalu
3. Menghitung rasio beban pemeliharaan ke akun aktiva tetap terkait dan
membandingkan dengan rasio tahun lalu
4. Menghitung rasio beban asuransi ke akunaktiva tetap tetap terkait dan
membandingkan dengan rasio tahun lalu.
5. Review anggaran modal dan membandingkan jumlah yang dibelanjakan
dengan jumlah yang dianggarkan.
Sebagai contoh, auditor dapat menghitung rasio beban penyusutan ke akun aktiva
terkait dan membandingkannya dengan rasio tahun lalu. Jika rasio kurang dari rasio tahun
lalu, auditor dapat menyimpulkan bahwa penyusutan tidak dihitung untuk beberapa aktiva
PENGUNGKAPAN-AKTIVA TETAP
1) Kelengkapan
Auditor memverifikasi keakuratan aktiva tetap dengan mendapatkan skedul induk dan skedul
terinci untuk penambahan dan pengurangan aktiva. Jika auditor masih memiliki keraguan
mengenai asersi kelengkapan, ia dapat memeriksa secara fisik sampel aktiva dan
menelusurinya ke buku pembantu aktiva tetap. Jika aktiva termasuk dalam buku besar
pembantu, auditor memiliki bukti yang memadai yang mendukung asersi kelengkapan.
2) Pisah Batas
Pisah batas diuji sebagai bagian dari pekerjaan audit utang usaha dan beban yang masih harus
dibayar. Dengan memeriksa sampel faktuk vendor dari beberapa hari sebelum dan sesudah
akhir tahun, auditor dapat menentukan apakah transaksi aktiva modal dicatat di periode tepat.
Tanya jawab dengan pegawai klie danreview atas transaksi sewa guna untuk periode yang
sama dapat memberikan bukti atas pisah batas yang tepat bagi sewa guna usaha.
3) Klasifikasi
Pertama , klasifikasi transaksi ke dalam akun aktiva tetap yang benar biasanya diperiksa
sebagai bagian dari pengujian proses pembelian. Pengujian pengendalian auditor dan
pengujian substantif atas transaksi memberikan bukti mengenai efektivitas prosedur
pengendalian untuk asersi ini. Kedua, auditor harus memeriksa akun beban yang dipilih
seperti perbaikan dan pemeliharaan untuk menentukan apakah ada aktiva modal yang telah
dicatat secara tidak tepat di dalam akun ini. Dalam memeriksa dokumen pendukung, auditor
harua menentukan apakah transaksi benar-benar merupakan unsur beban atau apakah akan
lebih tepat untuk mengapltalisasi biaya tersebut. Terakhir, auditor harus memeriksa tiap
perjanjian sewa guna usaha material untuk memverifikasi bahwa sewa guna usaha telah di
klasifikasikan dengan benar sebagai sewa menyewa biasa atau sewa guna usaha pembiayaan.
4) Keberadaan
Untuk menguji keabsahan, auditor mendapatkan daftar dari semua penambahan besar dan
memeriksanya ke dokumen pendukung seperti faktur vendor. Dan lagi, auditor mungkin
ingin memverifikasi bahwa aktiva yang dicatat sebagai aktiva modal benar-benar ada. Untuk
perolehan yang besar, auditor dapat memeriksa secara fisik aktiva modal. Sama halnya,
penghapusan aktiva harus diotorisasi dengan tepat, dan dokumentasi pendukung seperti
penerimaan penjualan harus menunjukkan bagaimana penghapusan berlangsung. Auditor
harus juga memastikan keabsahan transaksi sewa guna usaha dengan memeriksa perjanjian
sewa guna usaha yang dilakukan oleh entitas. Jika perjanjian sewa guna usaha diotorisasi
secara tepat dan aktiva telah digunakan, bukti tersebut mendukung keabsahan aktiva yang
dicatat.
7) Isi Pengungkapan
Beberapa pengungkapan ini dibuat berupa catatan atas laporan keuangan “ikthisar kebijakan
akuntansi signifikan”, sedangkan unsur lain dapat diungkapkan dalam catatan atas laporam
keuangan terpisah.