Anda di halaman 1dari 15

AUDIT SIKLUS PEMBELIAN DAN PEMBAYARAN: BEBAN

DIBAYAR DIMUKA DAN BEBAN-BEBAN TERUTANG

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3


1. Halida Aulia ( 1810313220056)
2. Karimah (1810313120006)
3. Nabilla Febrianur Saida (1810313120013)
4. Nor Maulida Rahmah (1810313120032)
5. Rahayu (1810313120037)
6. Siti Nurhaliza (1810313320002)
7. Titin Sumarni (1810313120050)
8. Putri Ramadhanti (1810313320054)
Pembahasan

2.1 PENGAUDITAN BEBAN DIBAYAR DI


MUKA
Beban dibayar di muka, tagihan di muka dan aset
tak berwujud adalah aset yang umumnya memiliki
jangka waktu yang bervariasi dari hitungan bulan
sampai bertahun-tahun.
2.1.1 GAMBARAN UMUM ASURANSI DIBAYAR DI
MUKA
Akun yang biasanya digunakan untuk asuransi dibayar di
muka dan hubungan antara asuransi di bayar di muka dan
siklus akuisisi dan pembayaran dengan mendebet akun
asuransi dibayar di muka.
2.1.2 PENGENDALIAN INTERNAL
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di muka dan
biaya asuransi dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kategori yaitu:
•Pengendalian akuisisi dan pencatatan asuransi
•Pengendalian register asuransi
•Pengendalian pencatatan beban asuransi
2.1.3 PENGUJIAN AUDITOR
Melalui audit asuransi dibayar di muka dan beban asuransi, auditor harus selalu berpikir
bahwa jumlah dalam beban asuransi adalah nilai sisa (residual). Residual ini berasal dari
saldo awal pada asuransi dibayar di muka, pembayaran premi selama tahun tersebut dan
saldo akhirnya.
Auditor biasanya melakukan prosedur analitis untuk asuransi dibayar di muka dan biaya
asuransi :

Polis Asuransi dalam Daftar Asuransi Dibayar di Muka Benar-benar Ada dan
Semua Polis yang Berlaku Tercantum dalam Daftar

Klien Memiliki Hak atas Semua Polis Asuransi yang Tercantum dalam Daftar
Asuransi Dibayar di Muka (Hak)

Jumlah yang Dibayar di Muka dalam Daftar adalah Akurat dan Totalnya telah Dijumlah
dengan Benar dan Cocok dengan Buku Besar (Ketelitian dan Kecocokan Saldo)

 
Beban Asuransi yang Berkaitan dengan Asuransi Dibayar di Muka telah
Digolongkan dengan Benar (Penggolongan)

Transaksi Asuransi Dicatat pada Periode yang Tepat (Pisah Batas)


2.1.4 TUJUAN AUDIT BEBAN DIBAYAR DI MUKA

Asersi Manajemen Pengujian


Eksistensi dan Kelengkapan , Memeriksa sampel faktur asuransi
mengetahui apakah polis asuransi dan polis , melakukan konfirmasi
dalam skedul memang ada dan telah terhadap agen asuransi perusahaan
disajikan.
Hak , mengecek apakah klien benar- Melakukan review 
benar memiliki hak atas polis
asuransi tersebut.
Keakuratan dan Detail Tie-In , jumlah Melakukan verifikasi terhadap
yang dibayarkan pada skedul sudah keakuratan jumlah premi , lama
akurat dan sesuai dengan buku besar  periode , alokasi . Melakukan footing
terhadap total skedul asuransi dan
menelusurinya ke buku besar.
Klasifikasi , beban asuransi yang Melakukan evaluasi terhadap
berbubungan dengan asuransi dibayar klasifikasi 
dimuka telah di lakukan klasifikasi
dengan benar 
Pisah batas , transaksi asuransi telah Melakukan pengujian pisah batas
dicatat pada periode yang tepat yang biasanya bersamaan dengan
utang usaha.
2.1.5.AUDIT BEBAN DIBAYAR DI MUKA

Prosedur Pemeriksaan Substantive Sewa Dibayar di Muka (Prepaid Rent)

Prosedur Pemeriksaan Substantive Premi Asuransi Dibayar di Muka (Prepaid Insurance)

Prosedur Pemeriksaan Substantive Prepaid Advertising:

Prosedur Pemeriksaan Substantive Prepaid Taxes:

Bagi banyak entitas piutang usaha dan persediaan menunjukkan aktiva lancar utama yang masuk alam laporan
keuangan. Termasuk juga di kebanyakan laporan keuangan adalah akun yang disebut sebagai aktiva lain (other asset).
Jika aktiva tersebut memberikan manfaat ekonomis selama kurang dari satu tahun, maka diklasifikasikan sebagai aktiva
lancar dan disebut beban di bayar dimuka (prepaid expences).
Contoh beban dibayar dimuka yaitu: Asuransi dibayar di muka, Sewa dibayar di muka, Bunga dibayar di muka

Aktiva yang memberikan manfaat ekonomis lebih dari satu tahun diklasifikasikan sebagai beban yang ditangguhkan
(deferred charges) atau aktiva tidak berwujud (intangible asset). Contoh dari beban ditangguhkn dan aktiva tidak
berwujud yaitu: Biaya organisasi, Biaya penerbitan utang, Hak cipta, Merek dagang, Nama dagang, Lisensi, Paten,
Waralaba, Goodwill, Biaya pengembangan software computer

Perbedaan utama antara akun aktiva seperti piutang usaha dan beban diayar dimuka adalah materialitas dari saldo
akun.Pada banyak perikatan, beban dibayar di muka, beban yang di tangguhkan, dan aktiva tidak berwujud
materialitasnya tidak tinggi.Akibatnya prosedur analitis substantive dapat digunakan secara luas untuk memverifikasi
saldo akun ini.
2.1.6 PENENTUAN RISIKO BAWAAN BEBAN DIBAYAR DI
MUKA

Risiko bawaan untuk beban dibayar di muka seperti asuransi dibayar di muka pada
umumnya akan ditentukan pada tingkat yang rendah karena akun ini tidak melibatkan isu
akuntansi yang kompleks atau mendalam. Terlebih lagi salah saji yang mungkin dapat
dideteksi pada audit terdahulu secara umum akan berjumlah tidak material.
Beban yang ditangguhkan dan aktiva tidak berwujud di sisi lain dapat memerlukan
pertimbangan risiko bawaan yang serius.

2.1.7 PENETUAN RISIKO PENGENDALIAN-BEBAN DIBAYAR DI


MUKA

Transaksi beban dibayar di muka, beban ditangguhkan dan aktiva tidak berwujud
biasanya diproses melalui proses pembelian. Bagian dari penentuan auditor atas risiko
pengendalian untuk transaksi dibayar di muka didasarkan pada efektivitas prosedur
pengendalian dalam proses pembelian, contohnya seperti prosedur pengendalian dalam
proses pembelian harus memastikan bahwa polis asuransi yang baru telah diotorisasi
dengan tepat dan dicatat.
2.1.8 PROSEDUR SUBTANTIF – ASURANSI DIBAYAR DI MUKA
Pada banyak audit, auditor dapat mengumpulkan bukti yang memadai dan kompoten atas
asuransi dibayar dimuka dengan melakukan prosedur analitis substantive. Pengujian terinci
dan transaksi, jika dilakukan, dilaksanakan sebagai bagian dari pengujian proses
pembelian. Pengujian terinci atas saldo asuransi dibayar dimuka biasanya diperlukan hanya
ketika salah saji diperkirakan.

1. Prosedur analitis substantive


2. Pengujian terinci atas akun asuransi dibayar di muka
3. Hak dan kewajiban (Right and Obligation )
4. Penilaian (Valuation)
5. Klasifikasi ( Classification )
2.1.9 Sistem atau Prosedur berupa dokumen yang diperlukan untuk keperluan Audit :

1. Daftar sewa dibayar dimuka antara klien dengan pihak luar (direksi)
2. Sewa penjualan sewa dibayar dimuka, dengan spesifikasi berisi deskripsi
sewa dibayar dimuka, tanggal perjanjian, identitas klien dengan pihak
luar, dan bukti tanda tangan persetujuan oleh klien.
3. Bukti transaksi/ transfer berupa invoice atau vocher dengan informasi
kelengkapan berupa nominal yang tercantum, No Code (Polis), Tanggal
transaksi, dan TTD, serta kemana transfer tersebut dibayarkan.
4. Untuk setiap pembayaran diperlukan sebuah pembukuan tiap bulan,
sesuai dengan klien dengan pihak luar, da nada bukti transasksi setiap
pembayaran tiap bulan pembayaran sewa tersebut, berupa premi.
5. Perlu adanya jurnal penyesuaian untuk setiap akhir tahun sewa dibayar
dimuka dilakukan.
CONTOH PROSEDUR AUDIT SEWA DIBAYAR DIMUKA
2.2 PENGAUDITAN BEBAN – BEBAN TERUTANG

Kategori ketiga dalam siklus akuisisi dari pembayaran adalah utang akrual, yaitu
estimasi kewajiban yang belum dibayarkan atas jasa atau keuntungan yang telah
diterima sebelum tanggal neraca. Banyak utang akrual yang merupakan utang masa
depan untuk jasa yang belum dibayarkan tetapi sebenarnya belum berutang pada
tanggal neraca.
2.2.1 PENGAUDITAN PAJAK KEKAYAAN NEGARA

Sumber pendebetan adalah jurnal pengeluaran kas, maka pembayaran pajak properti
sudah diuji melalui pengujian transaksi siklus akuisisi dan pembayaran. Dua hal di
bawah ini merupakan hal penting, yaitu:
•Properti perhitungan pajak akrualnya berada dalam skedul akrual
•Pajak properti akrual dicatat secara akurat, Auditor harus memperhatikan konsistensi
perlakuan akrual dari tahun ke tahun (akuisisi).

2.2.2 PENGUJIAN RINCI SALDO AKUN – ANALISIS BEBAN

Auditor harus menganalisis jumlah-jumlah yang tercantum dalam akun-akun laba rugi
tertentu meskipun pengujian yang telah disebutkan di atas telah ditentukan. Analisis
akun beban adalah pemeriksaan yang dilakukan auditor atas dokumen-dokumen
pendukung transaksi individual dan jumlah-jumlah yang membentuk rincian dari total
suatu akun beban. Dokumen-dokumen sama jenisnya dengan yang telah diuraikan dan
digunakan untuk pengujian transaksi sebagai bagian dari pengujian transaksi pembelian
termasuk misalnya faktur, laporan penerimaan barang, order pembelian, dan kontrak-
kontrak pembelian. Dalam analisis beban dan akun laba-rugi lainnya, auditor memeriksa
transaksi-transaksi dalam akun tertentu untuk menentukan apakah transaksi-transaksi
tepat untuk klien, digolongkan dengan tepat, dan dicatat dengan akurat.
2.2.3 PERENCANAAN PENGUJIAN SUBSTANTIF UTANG WESEL DAN
UTANG BUNGA

1. Prosedur Awal
2. Prosedur Analitis
3. Pengujian Rincian Transaksi
4. Pengujian Rincian Saldo
5. Perbandingan penyajian laporan dengan GAAP

Anda mungkin juga menyukai