Anda di halaman 1dari 19

RESUME CHAPTER 19

“Completing The Tests In the Acquisitions and payment cycle:


Verification of Selected Account”

DISUSUN OLEH :

Nimas Sari Nur A. 041811333063


Amin Rais 041811333064
Ribka Devi M. 041811333071
Kelvin Hervangga 041811333076
Hana Kiraina 041811333078
Alvredo Satriawan S. 041811333088

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020
Jenis Akun dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran
Transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran mempengaruhi banyak akun, salah
satunya adalah akun aset, yang termasuk didalamnya terdapat persedian, aset tetap dan akun
beban dibayar di muka. Pembayaran jasa juga mempengaruhi banyak akun beban.
Akun-akun Terkait dengan Transaksi Siklus Akuisisi dan Pembayaran
Aset Beban Utang
Kas Harga pokok penjualan Utang dagang
Persediaan Beban sewa Utang sewa
Perlengkapan Pajak properti Jasa profesional akrual
Aset Tetap Beban pajak properti Pajak properti akrul
Paten, merk dan hak Beban asuransi Beban akrual lainnya
cipta
Sewa dibayar di muka Jasa profesional Utang pajak
penghasilan
Pajak dibayar di muka Dana pensiun
Asuransi dibayar di Utilitas
muka

Jenis akun yang berhubungan dengan transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran
terdiri dari audit atas:
1. Aset tetap (properti dan peralatan)
2. Beban dibayar dimuka
3. Utang lain-lain
4. Akun pendapatan dan beban.
1. Audit atas asset tetap (Properti dan peralatan)
Aset tetap (property dan peralatan) adalah asset yang diharapkan memiliki umur lebih
dari satu tahun, digunakan dalam bisnis, dan tidak ditujukan untuk dijual kembali. Penggunaan
asset tetap dalam pelaksanaan bisnis klien dan ekspektasi umur ekonomis lebih dari satu tahun
merupakan karakteristik utama yang membedakan asset tersebut dengan persediaan, beban
dibayar dimuka, dan investasi.
Auditor melakukan verifikasi atas peralatan manufaktur secara berbeda dengan akun
asset lancar karena tiga alasan berikut:
1. Biasanya terdapat akuisisi peralatan dalam jumlah sedikit pada periode berjalan.
2. Nilai akuisisi biasanya material.
3. Peralatan biasanya disimpan dan dicatat dalam pencatatan akuntansi selama beberapa tahun.
Dalam audit peralatan manufaktur dan akun terkait, pengujian akan dimudahkan jika
dipisah menjadi beberapa kategori:

Melakukan prosedur analitis


Berikut adalah beberapa prosedur analitis dan salah saji yang mungkin ditemukan
dalam melakukan prosedur tersebut.
Prosedur Analitis Salah Saji yang Mungkin Terjadi
Membandingkan rasio beban depresiasi dibagi biaya Salah saji pada beban depresiasi dan
peralatan manufaktur kotor dengan tahun sebelumnya akumulasi depresiasi

Membandingkan akumulasi depresiasi dengan biaya Salah saji pada akumulasi depresiasi
peralatan manfaktur kotor dengan tahun sebelumnya

Membandingkan beban perbaikan dan pemeliharaan Jumlah beban yang harus dikapitalisasi
bulanan atau tahunan beban persediaan, beban peralatan,
dan akun sejenis dengan tahun sebelumnya

Membandingkan beban manufaktur kotor dibagi dengan Perlengkapan yang tidak dipakai atau
beberapa jumlah produksi dengan tahun sebelumnya dibuang tetapi belum dihapusbukukan

Melakukan verifikasi akuisisi tahun berjalan


Titik awal verifikasi untuk akuisisi tahun berjalan merupakan skedul yang diperoleh dari klien
atas seluruh catatan akuisisi dalam buku besar untuk asset tetap selama tahun tersebut.

Verifikasi penghentian aset pada tahun berjalan


Prosedur berikut biasanya digunakan untuk melakukan verifikasi penghentian:
 Menelaah apakah terdapat akuisisi aset baru yang menggantikan aset lama.
 Menganalisis laba dan rugi penghentian aset dan pendapatan lain-lain sebagai
penerimaan kas dari penghentian aset.
 Menelaah modifikasi pabrik dan perubahan lini produk, pajak-pajak property, atau
asuransi yang merupakan indikasi penghapusan aset.
 Melakukan tanya jawab dengan manajemen dan personel bagian produksi tentang
kemungkinan penghentian aset.

Verifikasi saldo akhir akun aset


Terdapat dua tujuan auditor saat melakukan audit peralatan manufaktur meliputi penentuan
bahwa:
1. Seluruh perlengkapan yang dicatat secara fisik ada pada tanggal neraca (keberadaan).
2. Seluruh perlengkapan yang dimiliki sudah dicatat (kelengkapan).
Saat mendesain pengujian audit untuk memenuhi tujuan tersebut, auditor pertama kali harus
mempertimbangkan sifat pengendalian internal atas peralatan manufaktur. Pengendalian yang
penting harus mencakup pemakaian berkas utama untuk masing-masing asset tetap,
pengendalian fisik yang memadai atas asset yang mudah dipindahkan, penggunaan nomor
identifikasi untuk setiap asset tetap, dan perhitungan asset tetap secara periodic dan
rekonsiliasinya oleh personel akuntansi.

Verifikasi beban depresiasi


Beban depresiasi adalah satu dari sedikit akun beban yang tidak diverifikasi sebagai bagian
dari pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi. Tujuan audit-terkait
saldo yang paling penting untuk beban depresiasi adalah akurasi. Dalam menentukan hal
tersebut, auditor harus mempertimbangkan empat hal, yaitu:
1. Umur ekonomis untuk akuisisi di masa sekarang.
2. Metode depresiasi
3. Estimasi nilai sisa
4. Kebijakan mendepresiasi asset selama tahun akuisisi dan penghentian.

Verifikasi saldo akhir akumulasi depresiasi


Dua tujuan yang biasanya dilakukan dalam audit saldo akhir dalam akumulasi depresiasi
adalah:
a. Akumulasi depresiasi yang dinyatakan dalam berkas utama aset sesuai dengan dalam buku
besar.
b. Akumulasi depresiasi dalam berkas utama adalah akurat.

2. Audit Beban Dibayar di Muka


Beban dibayar di muka, tagihan di muka, dan aset tak berwujud adalah aset yang umurnya
bervariasi dari hitungan bulan sampai bertahun-tahun. Termasuk di dalamnya adalah:
- Sewa dibayar di muka - Biaya organisasi
- Pajak dibayar di muka - Paten
- Asuransi dibayar di muka - Merek dagang
- Tagihan di muka - Hak cipta
Auditor biasanya melakukan prosedur analitis ini untuk asuransi dibayar di muka dan biaya
asuransi:
• Membandingkan total asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dengan tahun-tahun
sebelumnya.
• Membandingkan rasio asuransi dibayar di muka ke beban asuransi dan
membandingkannya dengan tahun-tahun sebelumnya.
• Membandingkan masing-masing cakupan polis asuransi pada skedul asuransi yang
diperoleh dari klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujia pengurangan
kebijakan tertentu atau perusahaan cakupan asuransi.
• Membandingkan perhitungan saldo asuransi dibayar di muka untuk tahun berjalan
berdasarkan masing-masing polis dengan tahun sebelumnya sebagai pengujian atas
kesalahan perhitungan.
• Menelaan kewajaran cakupan asuransi pada skedul asuransi dibayar di muka bersama
pegawai klien atau pegawai asuransi.

Polis Asuransi Terdapat dalam Skedul Asuransi Dibayar di Muka dan Polis Asuransi
yang Ada Telah Didaftar (Keberadaan dan Kelengkapan) Pengujian atas keberadaan dan
penghapusan polis asuransi dari skedul klien dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Menguji sampel faktur asuransi dan polis sebagai perbandingan dengan skedul.
2. Melakukan konfirmasi atas informasi asuransi dari agen asuransi perusahaan. Auditor
biasanya lebih senang mengirimkan konfirmasi kepada agen asuransi klien karena
pedekatan ini biasanya tidak memakan waktu lama dibandingkan dengan pengujian
bukti transaksi dan konfirmasi ini dapat menghasilkan verifikasi 100 persen.

Klien Memiliki Hak atas Seluruh Polis Asuransi dalam Skedul Asuransi Dibayar di
Muka (Hak)
Pihak yang akan menerima keuntungan bila klaim asuransi diajukan dinyatakan sebagai pihak
yang memiliki hak. Biasanya, penerima klaim yang tertulis dalam polis adalah klien, tetapi
apabila ada hipotek atau kewajiban lain, maka klaim asuransi bisa saja terutang kepada
kreditur. Telaah atas polis asuransi yang klaimnya dimiliki pihak lain selain klien merupakan
pengujian yang kuat atas tidak tercatatnya utang dan aset yang dijaminkan.

Jumlah Dibayar di Muka pada Skedul adalah Akurat dan Totalnya Ditambahkan
dengan Benar dan Sesuai dengan Buku Besar (Akurasi dan Kecocokan Perincian)
Pengujian audit untuk melakukan verifikasi terhadap akurasi asuransi dibayar di muka juga
meliputi verifikasi jumlah premi asuransi, lama periode asuransi, dan alokasi premi atas
asuransi yang belum jatuh tempo. Jumlah premi atas polis tertentu dan masa berlakunya dapat
diverifikasi bersamaan dengan memeriksa faktur premi atau konfirmasi dari agen asuransi.
Setelah keduanya diverifikasi, perhitungan klien atas asuransi yang belum jatuh tempo dapat
diuji melalui perhitungan ulang.

Beban Asuransi Terkait dengan Asuransi Dibayar di Muka Diklasifikasikan dengan


Benar (Klasifikasi)
Klasifikasi pendebetan yang benar atas akun beban asuransi yang berbeda perlu ditelaah
sebagai pengujian laporan laba/rugi. Dalam beberapa kasus, akun beban yang benar jelas
terlihat karena jenis asuransinya, seperti polis untuk mengasuransikan sebuah peralatan.

Transaksi Asuransi Dicatat pada Periode yang Benar (Pisah Batas)


Pisah batas untuk akuisisi asuransi biasanya bukan masalah penting karena jumlah polis tidak
banyak dan jumlahnya tidak material. Jika auditor mengecek pisah batas untuk akuisisi
asuransi, maka mereka melakukannya sebagai bagian dari pengujian pisah batas untuk utang
dagang.

3. Audit Utang Akrual


Kategori ketiga dalam siklus akuisisi dari pembayaran adalah utang akrual, yaitu estimasi
kewajiban yang belum dibayarkan atas jasa atau keuntungan yang telah diterima sebelum
tanggal neraca. Banyak utang akrual merupakan utang masa depan untuk jasa yang belum
dibayarkan, tetapi sebenarnya belum berutang pada tanggal neraca.. Utang sejenis lainnya
adalah :
- Utang Gaji - Pajak atas Utang Gaji
- Bonus Karyawan Akrual - Komisi Akrual
- Honor Profesional Akrual - Sewa Akrual
- Utang Bunga
Auditor melakukan verifikasi akrual bersamaan dengan audit pembayaran pajak properti
tahun berjalan. Dalam audit, hanya terdapat sedikit pembayaran pajak properti, tetapi setiap
pembayaran sering kali material, sehingga bisa diverifikasi satu sama lain. Auditor juga
membandingkan akrual dengan tahun-tahun sebelumnya.

4. Audit Akun Pendapatan dan Beban


Untuk menentukan apakah akun pendapatan dan beban dalam laporan keuangan sudah
disajikan dengan wajar sesuai GAAP, Auditor harus mengecek apakah masing-masing dari
total pendapatan dan beban sudah dimasukkan dalam laporan laba/rugi dan laba bersih tanpa
salah saji material.Dua konsep berikut dalam audit akun pendapatan dan beban merupakan hal
penting dalam mempertimbangkan tujuan laporan laba rugi:
1. Kesesuaian antara periode pendapatan dan beban diperlukan untuk menentukan hasil
yang benar.
2. Penerapan prinsip akuntansi yang konsisten dalam beberapa periode penting untuk
perbandingan.
Bagian dari audit yang langsung memengaruhi akun-akun ini adalah:
1. Prosedur Analitis.
Auditor biasanya melakukan prosedur analitis ini untuk akun pendapatan dan beban:
• Membandingkan beban individual dengan tahun-tahun sebelumnya.
• Membandingkan aset individual dan saldo utanf dengan tahun-tahun sebelumnya.
• Membandingkan beban individual dengan anggaran.
• Membandingkan persentase laba kotor dengan tahun-tahun sebelumnya.
• Membandingkan beban asuransi dibayar dimuka dengan tahun-tahun sebelumnya.
• Membandingkan beban komisi dibagi dengan penjualan dengan rasio tahun-tahun
sebelumnya.
• Membandingkan beban manufaktur individual dibagi biaya total manufakturdengan
rasio tahun-tahun sebelumnya.
2. Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.
Baik pengujian pengendalian maupun pengujian substantif atas transaksi berdampak
simultan terhadap verifikasi akun neraca dan laporan laba/rugi. Sebaliknya, pengendalian
dan salah saji yang tidak memadai dapat ditemukan melalui pengujian pengendelian dan
pengujian substantif atas trasaksi dan mengindikasikan kemungkinan salah saji baik pada
laopran laba/rugi maupun neraca.
3. Pengujian perincian saldo akun-analisis beban
Auditor harus menganalisis jumlah yang termasuk dalam akun laporan laba/rugi meskipun
pengujian telah dilakukan. Analisis akun beban melibatkan penyelidikan auditor terhadap
dokumen pendukung untuk masing-masing transaksi dan perincian atas total akun beban
Jenis dokumen tersebut sama dengan yang digunakan untuk memeriksa transaksi sebagai
bagian dari pengujian transaksi akuisisi, yaitu terdiri atas faktur, laporan penerimaan,
pesanan pembelian, dan kontrak.Dalam anlisis beban dan akun laporan laba/rugi lainnya,
auditor melakukan verifikasi transaksi dalam akun yang spesifik untuk menentukan apakah
transaksi tersebut benar, diklasifikasikan dengan benar, dan dicatat secara akurat.
4. Pengujian perincian saldo-alokasi
Beberapa akun beban dihsilkan dari alokasi atau akuntansi, bukan transaksi riil. Contohnya
adalah beban depresiasi, deplesi, dan amortisasi hak cipta dan biaya catalog. Alokasi biaya
overhead manufaktur antara persediaan dan harga pokok penjualan adalah contoh jenis lain
dari alokasi yang memengaruhi beban. Jika klien salah dalam mengikuti GAAP atau salah
menghitung alokasi, maka laporan keuangan bisa salah saji secara material.Dua prosedur
audit terpenting dalam audit alokasi adalah pengujian untuk keseluruhan kewajaran dengan
prosedur analitis dan perhitungan kembali atas hasil perhitungan klien.

Audit Atas Saldo Kas


Hubungan antara kas di bank dan siklus transaksi lainnya memiliki 2 (dua) fungsi yaitu:
1. Menunjukkan pentingnya pengujian audit atas berbagai siklus transaksi pada audit kas.
2. Membantu memahami lebih lanjut atas integrasi antara siklus transaksi yang berbeda.

Dalam audit atas kas, auditor harus membedakan antara verifikasi rekonsiliansi saldo laporan
bank oleh klien dengan saldo buku besar, dan verifikasi bahwa pencatatan kas dalam buku
besar mereflesikan dengan benar seluruh transaksi kas yang terjadi sepanjang tahun. Verifikasi
rekonsiliasi klien ke saldo akun bank dan buku besar lebih mudah, tetapi bagian terpenting
dalam total audit dalam perusahaan adalah adanya verifikasi bahwa pencatatan transaksi kas
dilakukan dengan benar.

Misalnya setiap salah saji berikut ini menghasilkan kesalahan dalam pembayaran atau
menyebabkan kesalahan dalam penerimaan kas, tetapi tak satupun dapat ditemukan dalam
audit atas rekonsiliasi bank:
• Kesalahan dalam menagih konsumen
• Pencurian kas dengan menghambat pembayaran kas dari konsumen sebelum dicatat,
dengan akun dianggap sebagai piutang tak tertagih.
• Duplikasi pembayaran faktur vendor
• Pembayaran tidak benar atas biaya pribadi pejabat perusahaan
• Pembayaran atas bahan baku yang tidak pernah diterima
• Pembayaran atas karyawan lebih besar daripada jam kerja aktual
• Pembayaran atas bunga kepada pihak luar jumlahnya relatif lebih besar dibandingkan
tingkat bunga sebenarnya.
Auditor cenderung mempelajari jenis-jenis saldo kas saat memperoleh pemahaman mengenai
bisnis klien. Berikut ini adalah jenis-jenis utama akun kas.
1. Akun Kas Umum
Akun kas umum adalah titik fokus bagi banyak perusahaan karena semestinya seluruh
penerimaan kas dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini.
2. Akun Impres
Banyak perusahaan membuat akun penggajian impres terpisah untuk meningkatkan
pengedalian internal atas pembayaran gaji. Terdapat 2 (dua) akun impres lain yang
terdiri atas satu akun bank untuk penerimaan dan satu lagi untuk pengeluaran.
Perusahaan bisa saja memiliki beberapa akun ini untuk divisi yang berbeda. Seluruh
penerimaan disetorkan dalam akun impres dan totalnya dipindahkan ke akun umum
secara periodik. Akun pengeluaran dibentuk berbasis impres, tetapi dengan cara yang
berbeda dengan akun penggajian impres.
3. Akun Bank Cabang
Akun bank cabang berguna untuk membangun relasi dengan bank dalam komunitas
lokal dan memungkinkan sentralisasi operasional pada tingkat cabang.
4. Dana Kas Kecil Impres
Akun ini digunakan untuk pengeluaran kas berjumlah kecil yang lebih mudah
dibayarkan menggunakan uang tunai dibandingkan cek, atau untuk memudahkan
karyawan dalam mencairkan cek gaji atau pribadi.
5. Setara Kas
Setara kas meliputi deposito berjangka, sertifikat deposito, dan dan pasar uang.

A. Akun Kas Umum


Metodologi Desain Pengujian Perincian Saldo untuk Kas di Bank
1. Mengidetifikasikan Risiko Bisnis Klien yang Memegaruhi Kas (Tahap I).
2. Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko Bawaan (Tahap I).
3. Menilai Risiko Pengendalian (Tahap I).
4. Mendesain dan Melakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas
Transaksi (Tahap III).
5. Mendesain dan Melakukan Prosedur Analitis (Tahap III).
6. Mendesain Pengujian Perincian Saldo Kas (Tahap III).

Prosedur Berorientasi Kecurangan


Pertimbangan utama dalam audit atas saldo kas umum adalah kemungkinan terjadinya
kecurangan. Auditor harus memperluas prosedur dalam audit atas kas akhir tahun dengan
menentukan kemungkinan adanya kecurangan material yang terjadi karena kurangnya
pengendalian internal. Dalam mendesain prosedur untuk menemukan kecurangan, auditor
harusmempertimbangkan sifat dari kurangnya pengendalian internal, jenis kecurangan
yangdapat terjadi dari kekurangaan tersebut. Potensi material kecurangan, dan prosedur
audityang paling efektif untuk menemukan kecurangan. Prosedur yang dapat menemukan
kecurangan penerimaan kas meliputi:
➢ Konfirmasi piutang dagang
➢ Pengujian yang dilakukan untuk menemukan pencurian uang
➢ Penelaahan aktivitas buku besar dalam akun kas atas transaksi yang tidak lazim
➢ Perbandingan pesanan konsumen atas penjualan dan penerimaan kas
➢ Pemeriksaan persetujuan dan dokumen pendukung untuk piutang tak tertagih dan retur
dan cadangan penjualan.
Auditor kadang-kadang membuat pembuktian kas saat klien memiliki kelemahanmaterial
atas pengendalian internal untuk kas. Auditor menggunakan pembuktian kasuntuk menetukan
apakah hal-hal berikut ini telah dipenuhi:
• Seluruh penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan
• Seluruh setoran ke bank dicatat dalam pencatatan akuntansi
• Seluruh pengeluaran kas dibayarkan oleh bank
• Seluruh jumlah yang dibayarkan oleh bank sudah dicatat.
Pembuktian kas meliputi empat rekonsiliasi berikut ini:
• Rekonsiliasi saldo padaa laporan bank dengan saldo buku besar pada awal periode
pembuktian kas.
• Rekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan yang tercatat
dalam jurnal penerimaan kas pada periode tertentu.
• Rekonsiliasi cek yang dibatalkan yang dikliring ke bank dengan dicatat dalam jurnal
pengeluaran kas untuk periode tertentu.
• Rekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar padaa akhir periode
pembuktian kas.

B. Audit atas Akun Bank Penggajian Impres


Pengujian atas rekonsiliasi bank untuk penggajian tidak akan memakan waktu jika terdapat
akun impres untuk penggajian dan rekonsiliasi independen atas akun bank, seperti yang
dijelaskan pada akun umum. Biasanya, satu-satunya bagian yang direkonsiliasi adalah cek
beredar. Dalam pengujian saldo akun bank untuk penggajian, auditor harus mendapatkan
rekonsiliasi bank, konfirmasi bank dan laporan bank atas pisah batas.

Audit Atas Kas Kecil Impres


Meskipun jumlahnya tidak material, banyak auditor melakukan verifikasi kas kecil karena
terdapat potensi kecurangan dan klien mengharapkan auditor memeriksa akun tersebut meski
jumlahnya tidak material.
1. Pengendalian Internal atas Kas Kecil
Pengendalian internal yang paling penting dalam kas kecil adalah penggunaan dana
impres yang merupakan tanggung jawab perorangan.
2. Pengujian Audit atas Kas Kecil
Dalam pengujian kas kecil, auditor pertama kali harus menentukan prosedur klien
dalam menangani dana. Hal ini dilakukan dengan mendiskusikan pengendalian internal
bersama pemegang kas kecil dan memeriksa dokumen atas beberapa transaksi.

Menyelesaikan Audit
Penerapan Pengujian Tambahan Atas Penyajian dan pengungkapan
Perlunya melakukan prosedur untuk memenuhi 3 (tiga) kategori dalam tujuan audit: tujuan
terkait transaksi, tujuan-terkait saldo, dan tujuan-terkait penyajian dan pengungkapan.
Pembatasan pada tiga tahap pertama dalam audit menjelaskan cara auditor mendesain dan
melaksanakan pengujian audit untuk mendapatkan bukti yang memadai guna mendukung
setiap tujuan audit.
Tujuan Audit atas Penyajian dan Pengungkapan
Tujuan Audit Contoh Prosedur Subtantif
Keterjadian dan hak dan kewajiban – Telaah atas kontrak utang untuk menentukan
Kejadian dan transaksi yang diungkapkan apakah piutang dagang digunakan sebagai
telah terjadi jaminan.
dan disebut dlm entitas.
Kelengkapan – Seluruh pengungkapan yang Penggunaan daftar pembanding
tercangkup dalam laporan keuangan sudah pengungkapan untuk menentukan apakah
Dimasukkan. laporan keuangan sudah memasukkan seluruh
pengungkapan yang disyaratkan dalam prinsip
akuntansi berlaku umum.
Klasifikasi dan dimengerti – Informasi Telaah laporan keuangan untuk menentukan
keuangan disajikan dengan baik dan apakah aset diklasifikasikan dengan benar
dijelaskan serta diungkapkan dengan jelas. antara kategori aset lancar dan nonlancar.
Membaca penjelasan tambahan (footnote
disclousure) agar lebih jelas
Akurasi dan penilaian – Informasi Rekonsiliasi jumlah yang terdapat
keuangandan lainnya diungkapkan secara dalampenjelasan tambahan utang jangka
wajar danpada jumlah yang tepat. panjangdengan informasi yang telah diperiksa
dandidukung oleh kertas kerja audit atas
utang.

Kewajiban Kontijensi adalah potensi utang di masa depan kepada pihak luar atas jumlah
yang belum dapat ditentukan yang hasilnya dari aktivitas yang telah dilakukan. Kewajiban
kontijensi yang berjumlah material harus diungkapkan dalam catatan penjelasan tambahan.
Terdapat 3 (tiga) kondisi yang diperlukan atas munculnya kewajiban kontijensi, yaitu:
1. Terdapat potensi pembayaran di masa mendatang kepada pihak luar atau penurunan
nilai aset yang dihasilkan dari kondisi sekarang.
2. Terdapat ketidakpastian jumlah pembayaran atau penurunan nilai di masa mendatang
3. Hasilnya akan diperoleh dari kejadian di masa mendatang.
Auditor akan lebih fokus mengenai kewajiban kotijensi tertentu, seperti:
• Litigasi yang belum final untuk pengeluaran paten, produk atau tindakan lainnya
• Sengketa atas pajak penghasilan
• Waran produk
• Diskonto piutang dagang
• Jaminan terhadap kewajiban lainnya
• Saldo tak terpakai dari perjanjian kredit (Letter of credit) yang beredar.

Tujuan utama auditor dalam melakukan verifikasi kewajiban kontijensi adalah:


1. Mengevaluasi perlakuan akuntansi atas kewajiban kontijensi yang diketahui untuk
menentukan apakah manajemen telah mengklasifikasikan kontijensi dengan benar
(tujuan penyajian dan pengungkapan untuk klasifikassi).
2. Mengindetifikasikan praktik kontijensi yang belum diidentifikasikan manajemen
(tujuan penyajian dan pengungkapan untuk kelengkapan).

Komitmen sangat berkaitan erat dengan kewajiban kontijensi. Karakteristik yang paling
penting dari komitmen adalah perusahaan setuju untuk berada dalam kondisi tertentu di masa
mendatang, tanpa memperhatikan apa yang terjadi dengan laba perusahaan atau perekonomian
keseluruhan.

Prosedur Audit untuk Menemukan Kontijensi


Langkah pertama audit kontijensi adalah menentukan apakah terdapat kontijensi
(tujuanpenyajian dan pengungkapan atas keterjadian). Berikut ini adalah prosedur audit yang
biasa digunakan untuk mencari kewajiban kontijensi, tetapi tidak semua dapat diterapkan
untuk setiap audit:
• Melakukan tanya jawab dengan manajemen (langsung atau tertulis) tentang kemungkinan
tidak tercatatnya kontijensi.
• Menelaah laporan agen penerimaan internal pada tahun berjalan dan tahun-tahun
sebelumnya atas penentuan pajak penghasilan.
• Menelaah notulensi pertemuan direktur dan pemegang saham bila ada indikasi tuntutan
hukum atau kontijensi lainnya.
• Menganalisis biaya hukum untuk periode audit dan menelaah tagihan dan pernyataan dari
penasihat hukum bila terdapat indikasi adanya kewajiban kontijensi, terutama tuntutan
hukum dan pengenaan pajak yang masih tertunda.
• Memperoleh surat dari penasihat hukum yang diberikan kepada klien berkenaan dengan
status litigasi yang tertunda atau kewajiban kontijensi lainnya.
• Menelaah dokumentasi audit bila terdapat informasi yang mengindetifikasikan kontijensi.
• Memeriksa perjanjian kredit pada tanggal neraca dan meminta konfirmasi saldo yang
• terpakai atau yang tidak.

Evaluasi Kewajiban Kontijensi Yang Telah Diketahui


Jika auditor menyimpulkan bahwa terdapat kewajiban kontijensi maka mereka harus
mengevaluasi signifikansi potensi utang dan sifat pengungkapan yang diperlukan dalam
laporan keuangan untuk memperoleh bukti atas keterjadian dan hak dan kewajiban dalam
tujuan penyajian dan pengungkapan.

Prosedur Audit untuk Menemukan Komitmen


Pencarian komitmen yang tidak diketahui biasa dilakukan sebagai bagian audit dalam setiap
audit area. Misalnya, dalam verifikasi transaksi penjulalan, auditor harus berhati-hati dengan
komitmen penjualan.

Tanya Jawab dengan Pengacara Klien


Tanya jawab dengan pengacara klien merupakan prosedur utama yang diandalkan auditor
dalam mengevaluasi proses hukum yang ada atau tuntutan lain atas klien dan
mengindentifikasikan bila ada masalah lainnya. Beberapa tahun terakhir pengacara enggan
memberikan informasi kepada auditor sehubungan dengan kewajiban mereka untuk menjaga
kerahasiaan informasi klien. Jenis-jenis penolakan pengacara dalam memberikan informasi
kepada auditor mengenai kewajiban kontijensi kliennya dapat dibagi menjadi dua hal:
1. Pengacara tidak mau menanggapi karena tidak memahami kewajiban kontijensi.
2. Pengacara tidak mau mengungkapkan informasi karena sifatnya rahasia.

Jenis-Jenis Kejadian Setelah Tanggal Neraca


1. Kejadian yang berdampak langsung pada laporan keuangan dan membutuhkan
penyesuaian. Beberapa kejadian yang terjadi setelah tanggal neraca memberikan informasi
tambahan kepada manajemen agar dapat menentukan penyajian dan pengungkapan yang
wajar atas saldo akun pada tanggal neraca.
2. Kejadian yang tidak berdampak langsung pada laporan keuangan tetapi memerlukan
pengungkapan. Kejadian jenis ini memberikan suatu kondisi yang tidak terjadi pada
tanggal neraca yang dilaporkan, tetapi tidak terlalu signifikan namun tetap memerlukan
pengungkapan meskipun tidak memerlukan penyesuaian akun.

Pengujian Audit
Prosedur Audit untuk menelaah kejadian setelah tanggal neraca terbagi dalam 2 (dua) kategori
yaitu:
1. Prosedur yang biasanya terintegrasi sebagai bagian dari verifikasi saldo akun akhir tahun.
2. Prosedur yang dilakukan khususnya untuk menemukan kejadian atau transaksi yang harus
diakui sebagai kejadian setelah tanggal neraca.

Penetapan Tanggal Neraca


Biasanya auditor menentukan bahwa kejadian setelah tanggal neraca yang mempengaruhi
laporan keuangan periode berjalan terjadi setelah pekerjaan lapangan selesai, tetapi sebelum
laporan audit diterbitkan. Auditor memiliki dua pilihan atas perluasan pengujian kejadian
setelah tanggal neraca, yaitu :
1. Memperluas seluruh kejadian setelah tanggal neraca ke batas tanggal yang baru.
2. Membatasi telah kejadian setelah tanggal neraca sehubungan dengan kejadian baru setelah
tanggal neraca.
Auditor memiliki beberapa akumulasi pertanggujawaban bukti akhir yang berlaku untuk
seluruh siklus. Lima jenis akumulasi bukti akhir antara lain :
1. Melakukan prosedur analitis akhir
Prosedur analitis yang dilakukan selama penyelesaian audit berguna sebagai telaah
akhir atas salah saji material atau masalah keuangan yang tidak disebutkan selama
pengujian dan membantu auditor dalam memberikan pandangan objektif atas laporan
keuangan. Saat melakukan prosedur analitis selama tahap telaah akhir, yang disyaratkan
dalam standar audit, rekanan biasanya membaca laporan keuangan, termasuk penjelasan
tambahan dan mempertimbangkan hal berikut:
• Kecukupan bukti yang dikumpulkan atas saldo akun yang tidak lazim atau tidak
diharapkan atau hubungan yang teridentifikasi selama perencanaan atau selama
pelaksanaan audit.
• Saldo akun yang tidak lazim atau diharapkan atau hubungan yang tidak teridentifikasi
sebelumnya.
2. Mengevaluasi asumsi kelangsungan usaha
PSA 30 (SA 341) mensyaratkan auditor untuk mengevaluasi bila ada keraguan yang
substansial mengenai kemampuan klien dalam melanjutkan usaha, setidaknya dalam waktu
satu tahun atau lebih setelah tanggal neraca.
3. Memperoleh surat representasi manajemen
PSA 17 (SA 333) mensyaratkan auditor untuk memperoleh surat representasi yang
mendokumentasikan representasi penting bagi manajemen yang dibuat selama audit.
Ada 3 (tiga) tujuan surat representansi klien tersebut yaitu:
• Menekankan kepada manajemen bahwa mereka bertanggung jawab atas penilaian
laporan keuangan.
• Mengingatkan manajemen atas potensi salah saji atau hal yang tidak dimasukkan
dalam laporan keuangan.
• Mendokumentasikan jawaban dari manajemen atas tanya jawab mengenai berbagai
aspek dalam audit.
4. Mempertimbangkan informasi pendukung laporan keuangan dasar
Klien kadang-kadang memasukkan informasi tambahan di luar laporan keuangan dasar
yang di buat untuk manajemen atau pengguna laporan dari luar. PSA 36 (SA 551) merujuk
pada informasi tambahan tersebut sebagai informasi yang menyertai laporan keuangan
dasar dalam dokumen yang diserahkan oleh auditor.
5. Membaca informasi lain dalam laporan tahunan
PSA 44 (SA 550) mensyaratkan auditor untuk membaca informasi lain yang
dimasukkan dalam laporan tahunan mengenai laporan keuangan.
Pengendalian internal dalam pelaporan keuangan. Kelima aspek dalam evaluasi hasil
yaitu:
1. Bukti yang tepat dan memadai
Untuk membuat evaluasi akhir apakah bukti sudah diakumulasikan dengan tepat dan
memadai, auditor menelaah dokumentasi atas audit keseluruhan untuk menentukan apakah
seluruh hal material dari transaksi, akun, dan pengungkapan sudah diuji secara memadai,
dengan mempertimbangkan seluruh kondisi audit. Bagian penting dalam telaah adalah
memastikan bahwa seluruh bagian dari program audit dilengkapi dengan akurat dan
didokumentasikan dan seluruh tujuan audit terpenuhi.
2. Bukti pendukung opini auditor
Bagian terpenting dalam mengevaluasi apakah laporan keuangan disajikan dengan
wajar adalah telaah auditor atas ringkasan salah saji yang ditemukan dalam audit. Ketika
terdapat salah saji yang material, auditor harus mengajukan pembetulan kepada klien atas
laporan keuangan.
3. Pengungkapan laporan keuangan
Sebelum menyelesaikan audit, auditor harus membuat evaluasi akhir apakah
pengungkapan laporan keuangan sudah memenuhi seluruh tujuan penyajian dan
pengungkapan. Auditor harus mendesain dan melakukan prosedur audit untuk mendapatkan
bukti yang memenuhi keempat tujuan penyajian dan pengungkapan.
4. Telaah dokumentasi audit
Ada 3 (tiga) alasan mengapa staf firma audit yang berpengalaman harus menelaah
dokumentasikan audit pada saat penyelesaian audit:
• Untuk mengevaluasi kinerja karyawan yang belum berpengalaman.
• Memastikan bahwa proses audit memenuhi standar kinerja KAP.
• Menghilangkan kerancuan yang sering muncul dalam penilaian auditor.
5. Telaah independen
Pada saat penyelesaian audit yang lebih besar, biasanya terdapat telaah untuk laporan
keuangan dan keseluruhan berkas audit oleh penelaah independen yang tidak terlibat dalam
audit, tetapi merupakan staf kantor akuntan yang juga melakukan audit.
6. Ringkasan Evaluasi Bukti
Evaluasi hasil dan pencapaian Kesimpulan Berbasis Bukti.
Bukti audit aktual Evaluasi hasil Evaluasi keseluruhan
(berdasarkan siklus, (berdasarkan akun Laporan keuangan
Akun, dan tujuan Dan siklus) Penerbitan
----------------------- Laporan
----------------------
---------------------- Audit
Prosedur audit
Estimasi salah saji
Jumlah sampel
(berdasarkan akun) Estimasi salah saji
Sampel yang dipilih Risiko audit (keseluruhan laporan)
Penetapan waktu (berdasarkan akun & Risiko audit
Siklus)
(keseluruhan laporan)

Penerbitan Laporan Audit


Auditor harus menunggu untuk menentukan laporan audit yang memadai untuk diterbitkan
sampai seluruh bukti diakumulasi dan dievaluasi, termasuk seluruh langkah penyelesaian
audit. Oleh karena laporan audit adalah satu-satunya yang dilihat oleh sebagian besar
pengguna dari keseluruhan proses audit, sementara konsekuensi dari penerbitan laporan yang
tidak benar sangat besar, maka laporan ini sangat penting.

Berkomunikasi Dengan Komite Audit dan Manajemen


Setelah audit diselesaikan terdapat beberapa hal yang perlu disampaikan auditor kepada
komite audit dan pihak yang berkaitan dengan tata kelola, termasuk pembahasan mengenai
kecurangan dan tindakan ilegal, kurangnya pengendalian internal, pembahasan lain dengan
komite audit, dan surat manajemen. Surat manajemen ditujukan untuk menginformasikan
pihak klien mengenai rekomendasi KAP guna meningkatkan bisnis klien. Rekomendasi
biasanya berfokus pada efisiensi pengoperasian perusahaan.

Penemuan Fakta Setelah Tanggal Neraca


Saat terdapat penemuan fakta setelah penerbitan laporan audit terjadi, auditor berkewajiban
untuk memestikan bahwa pengguna laporan keuangan mendapatkan informasi atas salah saji
tersebut. Penemuan fakta setelah tanggal neraca yang mensyaratkan adanya penarikan atas
penerbitan kembali atas laporan keuangan hanya muncul pada kejadian bisnis yang sudah ada
sejak tanggal laporan auditor.

Anda mungkin juga menyukai