Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan dalam mengembangkan dan menjalankan setiap kebijakannya guna

keberlanjutan usahanya memerlukan kepercayaan diri dari pihak intern dan ekstern

perusahaan. Sehingga dalam upaya meningkatkan kepercayaan dari pihak ekstern dan akan

menanamkan modalnya maka laporan keuangan perusahaan tersebut harus diaudit oleh

Auditor internal dan eksternal. Pengeditan ini bertujuan untuk menghindari penyalahgunaan

laporan keuangan perusahaan. Adapun salah satu masalah yang sering terjadi dalam

pengujian siklus akuisisi dan pembayaran yaitu memverifikasi akun tertentu. Transaksi dalam

siklus akuisisi dan pembayaran mempengaruhi beberapa akun aktiva yang pertama yaitu

ungkapan properti peralatan serta akun beban dibayar dimuka.

Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran antara lain Pembayaran

jasa juga mempengaruhi banyak akun beban. Untuk lebih mengetahui mengenai siklus

akuisisi dan pembayaran juga akan membahas masalah audit yang berhubungan dengan

akun-akun lain yang umumnya ditemukan dalam siklus akuisisi dan pembayaran sebagian

besar bisnis.

Masalah pengujian siklus akuisisi dan pembayaran ini dapat diketahui pentingnya

memahami sifat dari siklus akuisisi dan pembayaran. Karena transaksi dalam siklus ini

mempengaruhi jumlah besar akun prive dalam neraca maupun laporan laba rugi, transaksi

yang diklasifikasikan dengan tidak benar dapat sangat mempengaruhi hasil Yang dilaporkan

seperti yang terjadi pada TVCN. Auditor harus memahami sifat transaksi yang mengatur

melalui siklus akuisisi dan pembayaran sehingga dapat menilai secara efektif resiko salah saji

1
yang material dan melaksanakan Prosedur audit lebih lanjut untuk mengevaluasi akun-akun

dalam siklus tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja yang terdapat pada akun-akun dalam siklus akuisisi dan pembayaran?

2. Bagaimana cara untuk mendesain dan melakukan pengujian audit untuk aset tetap

(properti dan peralatan) dan akun terkait?

3. Bagaimana cara untuk mendesain dan melakukan pengujian audit untuk beban

dibayar dimuka?

4. Bagaimana cara untuk mendesain dan melakukan pengujian audit untuk utang

akrual?

5. Bagaimana cara untuk mendesain dan melakukan pengujian untuk akun pendaptan

dan beban?

C. Tujuan Penulisan

1. Mahasiswa mampu mengenali akun-akun dalam siklus-siklus akuisisi dan

pembayaran

2. Mahasiswa mampu mendesain dan melakukan pengujian audit untuk aset tetap

(properti dan peralatan) dan akun terkait

3. Mahasiswa mampu mendesain dan melakukan pengujian audit untuk beban

dibayar dimuka

4. Mahasiswa mampu mendesain dan melakukan pengujian audit untuk utang akrual

5. Mahasiswa mampu mendesain dan melakukan pengujian untuk akun pendaptan

dan beban

D.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. JENIS AKUN LAINNYA DALAM SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN

Menyebutkan jenis-jenis akun yang berhubungan dengan transaksi dalam siklus

akuisisi dan pembayaran. Jenis asset, beban, dan berbeda untuk masing- masing

perusahaan, terutama untuk industry yang bukan ritel, grosir, dan manufaktur.

Metodologi yang berkaitan dengan dengan audit akun-akun lainnya yang dibahas

pada bab-bab sebelumnya.

Aset Beban Utang

Kas Harga pokok penjualan Utang dagang

Persediaan Beban sewa Utang sewa

Perlengkapan Pajak properti Jasa profesional akrual

Aset Tetap Beban pajak property Pajak profesi akrual

Paten, Merek, dan Beban asuransi Beban akrual lainnya

hak cipta

Sewa dibayar dimuka Jasa profesional Utang pajak penghasilan

Pajak dibayar dimuka Dana pension

Asuransi dibayar Utilitas

dimuka

Metodologi Desain Pengujian Perincian Saldo untuk Akun Siklus Akuisisi dan

Pembayaran Lainnya

Mengidentifikasi risiko

bisnis klien yang Tahap I


3
memengaruhi akun lainnya

Menentukan salah saji


B. AUDIT ATAS ASET TETAP (PROPERTI DAN PERALATAN)

Aset tetap (properti dan peralatan) adalah aset yang diharapkan memiliki unsur

lebih dari satu tahun, digunakan dalam bisnis, dan tidak ditujukan untuk dijual

kembali. Penggunaan aset tetap dalam pelaksanaan bisnis klien dan ekspektasi umur

ekonomis lebih dari satu tahun merupakan karakteristik utama yang membedakan aset

tersebut dari persediaan, beban dibayar dimuka, dan investasi. Akuisisi atas aset tetap

muncul melalui siklus akuisisi dan pembayaran. Oleh karena audit atas akun aset tetap

(properti dan peralatan) adalah sama, maka sebuah contoh (peralatan manufaktur)

diberikan guna mengilustrasikan pendekatan audit untuk jenis akun yang ada.

Perbedaan signifikan dalam verifikasi jenis akun lainnya akan dibahas bila hal

tersebut muncul.

Telaah atas Peralatan-Akun Terkait

Akun yang biasanya digunakan dalam peralatan manufaktur diilustrasikan

dalam Figur 18-2. Perhatikan bahwa debet atas peralatan manufaktur muncul dari

akuisisi dan pembayaran. Oleh karena sumber debet atas akun aset ini dilakukan

dalam jurnal akuisisi, maka sistem akuntansi biasanya telah diuji untuk melakukan

penambahan dalam pencatatan periode berjalan atas peralatan. Meskipun demikian,

karena penambahan peralatan tidak rutin terjadi dan biasanya dalam jumlah besar,

maka hal tersebut umumnya dikendalikan secara khusas melalui persetujuan dewan

direksi, auditor biasanya tidak menggunakan bikti ini sebagai bukti pendukung atas

penambahan aset tetap.

Pencatatan akuntansi utama dalam akun peralatan manufaktur dan akun aset

tetap lainnya umumaya merupakan berkas utama aset tetap. Berkas utama meliputi

catatan terperinci atas setiap bagian peralatan dan jenis properti lainnya. Setiap

4
pencatatan dalam berkas tersebut mencakup deskripsi aset, tanggal akuisisi, biaya

perolehan, depresiasi tahun berjalan, dan akumulasi depresiasi untuk properti.

Total seluruh pencatatan dalam berkas utama sama dengan saldo buku besar

untuk akun terkait: peralatan manufaktur, biaya depresiasi, dan akumulasi depresiasi.

Berkas utama juga berisi informasi tentarg properti yang diakuisisi dan djual selama

tahun terjalan.

Auditor melakukan verifikasi atas peralatan manufaktur secara berbeda

dengan akun asset lancar karena tiga alasan berikut yaitu:

1. Biasanya terdapat akuisisi peralatan dalam jumlah sedikit pada periode

berjalan

2. Nilai akuisisi biasanya material

3. Peralatan biasanya disimpan dan dicatat dalam pencatatan akuntansi

selama beberapa tahun

Oleh karena perbedaan tersebut, maka audit peralatan manufaktur

menekankan pada verifikasi atas akuisisi periode berjalan, dibandingkan pada saldo

akun lanjutan dari periode sebelumnya. Sebagai tambahan, umur ekonomis dari aset

yang lebih dari tahun ini menimbulkan akun beban depresiası dan akumulasi

depresiasi seperti tergambar dalam Figur 18.2, yang diverifikasi sebagai bagian dari

audit aset. Pada akhirnya, peralatan dapat dijual atau tidak dipakai lagi. sehingga

menimbulkan akun laba atau rugi yang juga harus diverifikasi auditor.

5
Meskipun pendekatan dalam verifikasi peralatan manufaktur berbeda dengan

yang digunakan pada asset biasa, beberapa akun asset diverifikasi dengan cara yang

sama. Hal ini termasuk juga pada paten, hak cipta, biaya katalog, dan seluruh akun

asset tetap dan peralatan.

Dalam audit peralatan manufaktur dan akun terkait, pengujian akan

dimudahkan jika dipisah menjadi beberapa kategori:

 Melakukan prosedur analittis

 Melakukan prosedur verifikasi akuisisi tahun berjalan

 Melakukan verifikasi penghentian asset tahun berjalan

 Melakukan verifikasi saldo akhir pada akun asset

 Melakukan verifikasi beban depresiasi

 Melakukan verifikasi saldo akhir dalam akumulasi depresiasi

6
Berikutnya, mari kita lakukan pengujian atas penggunaan kategori ini untu audit

peralatan manufaktur, beban depresiasi, akumulasi depresiasi, dan laba atau rugi

akibat penghentian aset.

Melakukan Prosedur Analitis

Seperti yang terjadi dalam seluruh area audit, jenis prosedur analitis

bergantung pada sifat pelaksanaan bisnis klien. Tabel 18-3 mengilustrasikan prosedur

analitis yang biasa dilakukan untuk peralatan manufaktur.

Prosedur Analitis untuk Peralatan Manufaktur


Prosedur Analitis Salah saji yang mungkin terjadi
Membandingkan rasio beban Salah saji pada beban depresiasi dan
depresiasi dibagi biaya peralatan akumulasi depresiasi
manufaktur kotor dengan tahun
sebelumnya
Membandingkan akumulasi Salah saji pada akumulasi depresiasi
depresiasi dengan biaya peralatan
manufaktur kotor dengan tahun
sebelumnya
Membandingkan beban perbaikan Jumlah beban yang harus dikapitalisasi
dan pemeliharaan bulanan atau
tahunan beban persediaan, beban
peralatan, dan akun sejenis dengan
tahun sebelumnya
Membandingkan beban manufaktur Perlengkapan yang tidak dipakai atau
kotor dibagi dengan berapa jumlah dibuang tetapi belum dihapus bukukan
produksi dengan tahun sebelumnya
Melakukan Verifikasi Akuisisi Tahun Berjalan

Perusahaan harus mencatat penambahan pembelian aset tahun berjalan dengan

benar karena aset tetap memiliki dampak jangka panjang pada laporan keuangan.

Kesalahan dalam mengapitalisasi aset atau mencatat akuisisi dengan jumlah yang

7
tidak benar akan berdampak pada neraca hingga perusahaan menghentikan

penggunaan aset tersebut. Laporan laba/rugi juga dipengaruhi sampai aset selesai

didepresiasi.

Oleh karena pentingnya akuisisi aset periode berjalan dalam audit peralatan

manufaktur, maka auditor menggunakan tujuh dari delapan tujuan audit-terkait saldo

sebagai kerangka dan referensi atas pengujian perincian saldo, yaitu: keberadaan,

kelengkapan, akurasi, klasifikasi, pisah batas, kecocokan perincian, dan hak dan

kewajiban.

Seperti dalam audit lain, pengujian audit aktual dan jumlah sampel sangat

bergantung pada salah saji yang dapat diterima, risiko bawaan, dan penilaian risiko

pengendalian. Salah saji yang dapat diterima merupakan hal penting untuk melakukan

verifikasi atas penambahan aset tahun berjalan karena transaksi ini bervariasi dari

jumlah yang tidak material dalam beberapa tahun sampai jumlah yang sangat besar

untuk akuisisi lainnya.

Titik awal verifikasi untuk akuisisi tahun berjalan merupakan skedul yang

diperoleh dari klien atas seluruh catatan akuisisi dalam buku besar untuk aset tetap

selama tahun tersebut. Klien menyediakan informasi ini dari berkas utama. Daftar

skedul untuk setiap penambahan diiakukan terpisah dan mencakup tanggal akuisisi,

vendor, deskripsi. dan catatan apakah barang tersebut baru atau bekas, umur aset

untuk penentuan depresiasi, metode depresiasi, dan biayanya.

Tujuan Audit Terkait Saldo dan Pengujian Perincian Saldo untuk

Penambahan Peralatan Manufaktur

Tujuan Audit Terkait Saldo Prosedur Pengujian Komentar


Umum atas Perincian

8
Saldo
 Menjumlahkan ke
Akuisisi tahun berjalan dalam bawah skedul akuisisi Penjumlahan ke bawah skedul
skedul akuisisi dengan jumlah  Menelusuri masing – akuisisi dan penelusuran
pada berkas utama dan totalnya masing akuisisi ke akuisisi individu seharusnya
sesuai dengan buku besar berkas utama untuk dibatasi kecuali bila
(kecocokan perincian) jumlah dan pengendalian lemah
deskripsinya
 Memeriksa faktur
Pemeriksaan fisik tidak biasa
vendor dan laporan
Akuisisi tahun berjalan terbukti dilakukan kecuali jika
penerimaan.
keberadaannya (keberadaan) pengendalian lemah atau
 Menerima aset secara jumlahnya material
fisik
 Memeriksa faktur
vendor dari akun
terkait seperti
Merupakan tujuan terpenting
Akuisisi yang ada telah dicatat perbaikan dan
dalam audit peralatan
(kelengkapan) pemeliharaan untuk
manufaktur
menemukan akun yang
seharusnya merupakan
peralatan manufaktur.
Perluasan bergantung pada
Akuisisi tahun berjalan dicatat  Memeriksa faktur
resiko bawaan dan efektivitas
secara akurat (akurasi) vendor
pengendalian iternal
 Memeriksa biaya sewa Tujuan ini berkaitan erat
Akuisisi tahun berjalan dicatat
dan sewa guna usaha dengan kelengkapan, dapat
dan diklasifikasikan dengan
untuk kapitalisasi sewa dilakukan terkait dengan tujuan
benar (klasifikasi)
guna usaha tersebut dan pengujian akurasi
 Menelaah transaksi
Akuisisi tahun berjalan tercatat mendekati tanggal Biasanya dilakukan sebagai
dalam periode yang benar neraca untuk melihat bagian dari pengujian pisah
(pisah batas) apakah sudah masuk batas atas utang dagang
periode yang benar
Biasanya tidak ada masalah
dengan perlengkapan.
Klien mempunyai hak atas  Memeriksa faktur Dokumentasi properti, abstrak
akuisisi tahun berjalan (hak) vendor dan tagihan pajak diperiksa
atas tanah atau bangunan
utama.

Dalam pengujian penambahan aset, auditor harus memahami GAAP untuk

memastikan bahwa klien memenuhi persyaratan standar akuntansi. Misalnya, auditor

perlu diingatkan akan adanya kemungkinan bahwa klien dapat keliru memasukkan

biaya transport yang jumlahnya material dan biaya instalasi sebagai bagian dari biaya

akuisisi aset, dan adanya kesalahan dalam pencatatan tukar-tambah untuk aset yang

sudah dimiliki. Auditor juga perlu mengetahui kebijakan kapitalisasi yang diterapkan

9
klien untuk menentukan apakah akuisisi sudah diterapkan secara konsisten dengan

tahun sebelumnya. Misalnya, jika kebijakan klien adalah mencatat nilai akuisisi yang

kurang dari jumlah tertentu sebagai biaya, misalnya Rp 1 000.000, maka auditor perlu

melakukan verifikasi apakah kebijakan tersebut diterapkan pada tahun yang

bersangkutan. Auditor juga perlu melakukan verifikasi atas klasifikasi catatan

transaksi. Dalam beberapa kasus. sejumlah akun yang tercatat sebagai peralatan

manufaktur seharusnya dicatat sebagai peralatan kantor atau bagian dari bangunan.

Mungkin juga klien mencatat kapitalisasi beban perbaikan, beban sewa, dan beban

lainnya dengan tidak benar. Pengendalian internal yang lemah atas persiapan

dokumen, sebagaimana diceritakan dalam cerita tentang TVCN, dapat mengakibatkan

kesalahan klasifikasi yang signifikan dalam transaksi pengeluaran kas.

Klien biasanya memasukkan transaksi yang seharusnya dicatat sebagai aset ke

dalam beban perbaikan dan pemeliharaan, beban sewa guna usaha, persediaan, alat

alat kecil, dan akun sejenis. Salah saji dapat disebabkan karena kurangnya

pemahaman atas GAAP atau keinginan klien untuk menghindari pajak penghasilan.

Jika auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan terjadinya salah saji ini besar, maka

mereka perlu mengambil sampel dengan nilai nominal lebih besar. Hal ini biasa

dilakukan untuk audit akun aset tetap.

Verifikasi Penghentian Aset Tetap pada Tahun Berjalan

Transaksi yang mencakup penghentian peralatan manufaktur biasanya

mengalami salah saji bila pengendalian internal perusahaan lemah dalam menjalankan

metode formal untuk menginformasikan manajemen untuk transaksi penjualan, tukar

tambah, pembatalan, atau pencurian mesin dan peralatan. Jika klien tidak mencatat

penghentian aset, maka harga perolehan dari peralatan tersebut tentunya akan lebih

saji sampai tak terhingga, dan nilai buku bersih akan lebih saji hingga aset benar-

10
benar habis didepresiasi. Metode formal untuk menelusuri penghentian aset dan

provisi atas otorisasi penjualan atau metode penghentian aset lainnya dapat

mengurangi risiko salah saji. Selain itu, perlu ada verifikasi internal yang memadai

dalam pencatatan penghentian aset tetap untuk memastikan bahwa aset benar-benar

telah dllmpusbukukan dari pencatatan akuntansi.

Tujuan utama auditor dalam verifikasi penjualan, tukar-tambah, atau

penghentian aset tetap adalah mendapatkan bukti memadai bahwa seluruh

penghentian dicatat dalam jumlah yang benar. Dimulai dari verifikasi penghentian,

yaitu dengan memeriksa skcdul klien atas pencatatan penghentian. Skedul ini

memasukkan tanggal penghentian penggunaan aset, nama orang atau perusahaan yang

membeli aset tersebut. harga penjualan, harga perolehan, tanggal akuisisi, dan

akumulasi depresiasi.

Kecocokan perincian untuk skedul penghentian ini diperlukan termasuk

menjumlahkan skedul ke bawah, menelusuri total dalam skedul ke catatan

penghentian dalam buku besar dan menelusuri biaya dan akumulasi depresiasi

penghentian ke berkas utama aset. Oleh karena kesalahan dalam mencatat

penghentian aset akan memengaruhi laporan keuangan secara material, maka

pencarian penghentian aset yang tidak tercatat sangat penting. Sifat dan keandalan

pengendalian atas penghentian asset akan memengaruhi luasnya pencarian. Prosedur

berikut ini biasa digunakan dalam melakukan verifikasi penghentian:

 Menelaah apakah terdapat akuisisi aset baru yang menggantikan aset lama

 Menganalisis laba dan rugi penghentian aset dan pendapatan lain-lain sebagai

penerimaan kas dari penghentian asset.

 Menelaah modifikasi pabrik dan perubahan dalam lini produk, pajak properti, atau

asuransi yang merupakan indikasi penghapusan aset

11
 Melakukan tanya jawab dengan manajemen dan personel bagian produksi tentang

kemungkinan penghentian aset.

Saat aset dijual atau dihentikan pemakaiannya tanpa ditukar dengan aset

pengganti, akurasi transaksi dapat diverifikasi dengan memeriksa faktur penjualan

terkait dan berkas utama aset tetap . Auditor harus membandingkan biaya dan

akumulasi depresiasi dalam berkas utama dengan pencatatan jurnal dalam buku besar

dan menghitung kembali laba dan rugi akibat penghentian aset sebagai perbandingan

catatan akuntansi. Saat tukar tambah aset terjadi untuk menggantikan aset, auditor

harus memastikan bahwa aset baru dikapitalisasi dan aset yang digantikan langsung

dihapus dari catatan, dengan mempertimbangkan nilai buku dari aset yang ditukarkan

dan tambahan biaya untuk aset baru penggantinya.

Verifikasi Saldo Akhir Akun Aset

Terdapat dua tujuan auditor saat melakukan audit peralatan manufaktur, yaitu

menentukan bahwa :

1. Seluruh perlengkapan yang dicatat secara fisik ada pada tanggal neraca

(keberadaan)

2. Seluruh perlengkapan yang dimiliki sudah dicatat (kelengkapan)

Saat mendisain pengujian audit untuk memenuhi tujuan tersebut, auditor

pertama kali harus mempertimbangkan sifat pengendalian internal atas peralatan

manufaktur. Idealnya, auditor dapat menentukan apakah pengendalian cukup

memadai agar mereka dapat mengandalkan saldo yang tercatat dari tahun

sebelumnya. Pengendalian yang penting mencakup pemakaian berkas utama untuk

12
masing-masing aset tetap, dan penghitungan fisik aset tetap secara periodik dan

rekonsiliasinya oleh persinel akuntansi. Metode formal dalam menginformasikan

bagian akuntansi atas transaksi penghentian atas seluruh aset tetap sebagai pengendali

saldo aset yang tercatat dari periode sebelumnya ke masa sekarang.

Biasanya, langkah pertama fokus pada tujuan kecocokan perincian: peralatan

manufaktur, sebagaimana terdapat dalam berkas utama. Telah sesuai dengan buku

besar. Setelah menilai resiko pengendalian untuk keberadaan, auditor memutuskan

apakah perlu melakukan verifikasi keberadaan masing-masing bagian peralatan

manufaktur dalam berkas utama. Jika dalam berkas utama terdapat kemungkinan

besar terjadi hilangnya aset tetap dalam jumlah besar, maka auditor dapat memilih

sampel dari berkas utama dan memeriksa aset aktual.

Auditor biasanya tidak perlu menguji akurasi atau klasifikasi aset tetap yang

tercatat pada periode-periode sebelumnya , karena sudah diverifikasi oleh audit pada

masa itu. Akan tetapi auditor harus menyadari bahwa perusahaan kadang memiliki

peralatan manufaktur, namun tidak lagi digunakan dalam operasi. Jika jumlah

peralatan manufaktur tersebut material, maka auditor perlu mengevaluasi apakah

pencatatannya harus dihapuskan ke nilai realisasi bersih atau setidaknya

diklasifikasikan terpisah sebagai "perlengkapan yang tidak digunakan". Auditor dapat

menggunakan beberapa metode untuk menentukan apakah peralatan dituntut secara

hukum, yaitu:

 Membaca perjanjian pinjaman atau kredit

 Mengirimkan permintaan konfirmasi atas pinjaman kepada bank atau institusi

kredit

 Mendiskusikannya dengan klien dan mengirimkan surat kepada penasehat hukum.

13
Penyajian dan pengungkapan yang memadai untuk peralatan manufaktur dalam

laporan keuangan harus dievaluasi dengan hati-hati untuk memastikan apakah sudah

mengikuti GAAP. Peralatan manufaktur harus memasukkan biaya kotor dan harus

dipisahkan dari aset tetap lainnya.

Verifikasi Beban Depresiasi

Beban depresiasi adalah satu dari sedikit beban yang tidak diverifikasi sebagai

bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi. Jumlah

tercatat ditentukan dari alokasi internal , bukan dari transaksi pertukaran dengan

pihak luar. Bila beban depresiasi diperlukan meskipun sudah diverifikasi melalui

pengujian pengndalian dan pengujian substantif atas transaksi.

Tujuan audit terkait saldo yang paling penting untuk beban depresiasi adalah

akurasi. Auditor berfokus pada penentuan apakah klien telah mengikuti kebijakan

depresiasi yang konsisten dari periode ke periode. Dan apakah perhitungan klien

sudah benar.

Dalam menentukan hal tersebut, auditor harus mempertimbangkan empat hal,

yaitu :

1. Umur ekonomis untuk akuisisi dimasa sekarang.

2. Metode depresiasi

3. Estimasi nilai sisa

4. Kebijakan mendepresiasikan aset selama tahun akuisisi dan penghentian.

14
Kebijakan klien dapat ditentukan dari hasil diskusi dengan personel yang tepat

dan membandingkan jawaban mereka dengan informasi dari berkas permanen auditor.

Dalam menentukam kewajaran umur ekonomis aset, umur ekonomis yang diharapkan

dan kebijakan yang diterapkan perusahaan dalam tukar tambah peralatan.

Biasanya perubahan situasi membuat perusahaan perlu mengevaluasi kembali

umur ekonomis aset. Jika hal ini terjadi maka harus dilakukan evaluasi ulang dengan

memasukkan perubahan estimasi akuntansi, bukan perubahan prinsip akuntansi.

Dampak hal tersebut atas depresiasi harus dievaluasi.

Metode yang berguna untuk mengaudit depresiasi adalah pengujian prosedur

analitis atas kewajaran yang dibuat dengan mengalikan aset tetap yang kurang

didepresiasi dengan tingkat depresiasi untuk tahun tersebut.

Bila pengujian kewajaran tidak dapat dilakukan sepenuhnya, maka pengujian

perincian perlu dilakukan. Untuk melakukan hal ini, auditor menghitung kembali

beban depresiasi beberapa aset tertentu untuk menentukan apakah klien mengikuti

kebijakan depresiasi yang benar dan konsisten. Agar relevan, maka perhitungan

perincian harus dimasukkan dalam total perhitungan depresiasi dengan menjumlahkan

beban depresiasi pada berkas utama aset dan merekonsiliasi totalnya ke buku besar.

Jika klien mencatat dan menghitung depresiasi dan amortisasi secara

terkomputerisasi, maka auditor biasanya menggunakan komputer tersebut untuk

menguji perhitungannya.

Verifikasi Saldo Akhir Akumulasi Depresiasi

Debet atas akumulasi depresiasi secara normal diuji sebagai bagian dari audit

penghentian atas dan kreditnya diverifikasi sebagai bagian dari beban depresiasi. Jika

15
auditor menelusuri transaksi tertentu ke catatan akumulasi depresiasi dalam berkas

utama aset sebagai bagian dari pengujian ini, maka perlu dilakukan pengujian

tambahan atas saldo akhir akumulasi depresiasi.

Dua tujuan yang biasanya ditekankan dalam audit saldo akhir dalam

akumulasi depresiasi adalah :

1. Akumulasi depresiasi yang dinyatakan dalam berkas utama aset sesuai dengan

dalam buku besar.

2. Akumulasi depresiasi dalam berkas utama adalah akurat.

Dalam beberapa kasus, umur peralatan manufaktur dapat dikurangi secara

signifikan karena pengurangan permintaan pelanggan terhadap produk, penurunan

fisik yang tidak diharapkan, modifikasi operasi, atau perubahan lainnya. Oleh karena

kemungkinan ini, maka auditor harus mengevaluasi kecukupan cadangan akumulasi

depresiasi setiap tahun untuk memastikan bahwa nilai buku bersih melebihi nilai

realisasi aset.

C. AUDIT BEBAN DIBAYAR DIMUKA

Beban dibayar dimuka, tagihan dimuka, dan aset tidak berwujud adalah aset

yang umurnya bervariasi dari hitungan bulan sampai bertahun-tahun. Termasuk

didalamnya adalah :

 Sewa dibayar dimuka

 Biaya organisasi

 Pajak dibayar ke muka

 Paten

16
 Asuransi di bayar dimuka

 Merek dagang

 Tagihan dimuka

 Hak cipta

Dalam diskusi berikut ini, asuransi dibayar dimuka digunakan sebagai contoh

pembahasan dalam kelompok ini karena :

1. Asuransi dibayar dimuka banyak ditemukan dalam audit, bahwa hampir setiap

perusahaan memiliki beberapa jenis asuransi.

2. Permasalahan yang biasanya muncul dalam audit asuransi dibayar dimuka bila

klasifikasinya mirip.

3. Tanggung jawab auditor dalam menelaah cakupan asuransi ini merupakan

pertimbangan yang tidak ditemukan atas akun lain dalam kategori ini.

Telah Asuransi Dibayar Di Muka

Sumber pendebitan akun aset adalah jurnal akuisisi, maka pembayaran premi

asuransi sebagian telah diuji dalam pengujian pengendalian dan pengujian substantif

untuk transaksi akuisisi dan pengeluaran kas.

Pengendalian Internal

Pengendalian internal untuk asuransi dibayar dimuka dan biaya asuransi dapat

dibagi menjadi 3 kategori yaitu pengendalian akuisisi dan pengendalian asuransi,

pengendalian register asuransi, dan pengendalian pencatatan beban asuransi.

Pengendalian akuisisi dan pencatatan asuransi merupakan bagian dari siklus akuisisi

dan pembayaran.

17
Register asuransi adalah pencatatan kebijakan asuransi dan masa berlaku

masing-masing kebijakan. Oleh karena jangka waktu dan jumlah menjadi dasar

penentuan jumlah asuransi dibayar dimuka maka auditor secara independen

melakukan verifikasi jangka waktu dan jumlah tersebut ke kebijakan asuransi atau

kontrak yang mendasarinya. Perusahaan kadang-kadang mempunyai jurnal standar

bulanan untuk mengklasifikasi asuransi dibayar dimuka sebagai beban asuransi. Jika

terdapat jurnal berjumlah material yang diharuskan menyesuaikan saldo asuransi

dibayar dimuka pada akhir tahun maka artinya terjadi potensi salah saji dalam

pencatatan akuisisi asuransi selama tahun tersebut atau dalam klasifikasi saldo akhir

tahun dalam asuransi dibayar dimuka.

Pengujian Audit

Satu-satunya pengujian dalam akun beban yang harus dilakukan adalah

prosedur analisis dan pengujian untuk memastikan bahwa seluruh bagian untuk beban

asuransi muncul dari kredit atas asuransi dibayar dimuka. Dalam audit asuransi

dibayar dimuka auditor memiliki sebuah schedule yang diperoleh dari krayon atau

membuatnya sendiri yang berisi perincian tentang kebijakan tertentu. Misalnya,

schedule tersebut memasukkan informasi tentang kebijakan asuransi, norma police,

cakupan asuransi untuk setiap police, jumlah premi, priode premi, beban asuransi

untuk tahun tersebut, dan asuransi dibayar dimuka pada akhir tahun.

Jika auditor memutuskan untuk tidak melakukan verifikasi perincian saldo

tersebut maka prosedur analitis menjadi penting untuk mengidentifikasi potensi salah

saji material. Auditor biasanya melakukan prosedur analitis berikut ini untuk asuransi

dibayar dimuka dan biaya asuransi.

18
 Membandingkan total asuransi dibayar dimuka dan beban asuransi dengan tahun-

tahun sebelumnya.

 Membandingkan rasio asuransi dibayar dimuka ke beban asuransi dan

membandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

 Membandingkan masing-masing cakupan polis asuransi pada schedule asuransi

yang diperoleh dari klien dengan schedule tahun sebelumnya sebagai pengujian

pengurangan kebijakan tertentu atau perubahan cakupan asuransi.

 Membandingkan perhitungan saldo asuransi dibayar dimuka untuk tahun berjalan

berdasarkan masing-masing police dengan tahun sebelumnya sebagai pengujian

atas kesalahan perhitungan.

 Menelaah kewajaran cakupan asuransi pada schedule asuransi dibayar dimuka

bersama pegawai klien atau pegawai asuransi. Auditor tidak dapat menjadi ahli

asuransi tetapi pemahaman auditor atas akuntansi dan penilaian aset diperlukan

untuk memastikan bahwa perusahaan tidak kurang diasuransikan.

Polis asuransi terdapat dalam schedule asuransi dibayar dimuka dan polis

asuransi yang ada telah didaftar (keberadaan dan kelengkapan)

Pengujian atau keberadaan dan penghapusan polis asuransi dari segi dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Menguji sampel faktur asuransi dan polis sebagai perbandingan dengan schedule.

2. Melakukan konfirmasi atau informasi Asuransi dari agen asuransi perusahaan.

Auditor biasanya lebih senang mengirimkan konfirmasi kepada agen asuransi client

karena pendekatan ini biasanya tidak memakan waktu lama dibandingkan dengan

pengujian bukti Transaksi dan konfirmasi ini dapat menghasilkan verifikasi 100%.

19
Crayon memiliki hak atas seluruh polis asuransi dalam schedule asuransi

dibayar dimuka (Hak)

Pihak yang akan menerima keuntungan bila klaim asuransi diajukan

dinyatakan sebagai pihak yang memiliki hak. Biasanya penerima klaim yang tertulis

dalam polis adalah kelainan Tetapi bila ada hipotek atau kewajiban lain maka klaim

asuransi bisa saja terutang kepada kreditur.

Jumlah dibayar dimuka pada schedule adalah akurat dan totalnya ditambahkan

dengan benar dan sesuai dengan buku besar ( akurasi dan kecocokan perincian)

Pengujian audit untuk melakukan verifikasi terhadap akurasi asuransi dibayar

dimuka juga meliputi verifikasi jumlah premi asuransi, lama periode asuransi, dan

alokasi premi atas asuransi yang belum jatuh tempo. Jumlah premi atas police tertentu

dan masa berlakunya dapat diverifikasi bersamaan dengan memeriksa faktor Premi

atau konfirmasi dari agen asuransi.

Beban asuransi terkait dengan Asuransi dibayar dimuka diklasifikasikan

dengan benar (Klasifikasi)

Klasifikasi pendebetan yang benar atau akun beban asuransi yang berbeda

perlu ditelaah sebagai pengujian laporan laba atau rugi. Dalam beberapa kasus akun

beban yang benar jelas terlihat karena jenis asuransi nya seperti polis untuk

mengasuransikan sebuah peralatan.

Transaksi asuransi dicatat pada periode yang benar (pisah batas)

Pisah batas untuk akuisisi asuransi biasanya bukan masalah penting karena

jumlah polisi tidak banyak dan jumlahnya tidak material. Jika auditor mengecek pisah

20
batas untuk akuisisi asuransi maka mereka melakukannya sebagai bagian dari

pengujian pisah batas untuk utang dagang.

D. AUDIT UTANG AKRUAL

Kategori ketiga dalam siklus akuisisi dan Pembayaran adalah utang akrual

yaitu estimasi kewajiban yang belum dibayarkan atas jasa atau keuntungan yang telah

diterima sebelum tanggal neraca. Banyak utang akrual merupakan utang masa depan

untuk jasa yang belum dibayarkan tetapi sebenarnya belum terutang pada tanggal

neraca.

Utang jenis lainnya adalah:

 Utang gaji

 Pajak atas utang gaji

 Bonus karyawan akrual

 Komisi akrual

 Honor profesional akrual

 Sewa akrual

 Utang bunga

Jenis sakral yang kedua adalah estimasi jumlah kewajiban yang jatuh temponya tidak

pasti seperti kewajiban pajak penghasilan daerah di mana kemungkinan jumlah yang

tercantum dalam pengembalian pajak akan berubah setelah petugas pajak mengaudit

pengembalian tersebut. Verifikasi beban akrual bervariasi tergantung pada sifat akrual

dan kondisi klien. Pada kebanyakan audit, akrual menghasilkan waktu cukup banyak.

Dalam kondisi lain, akun-akun tertentu, seperti pajak penghasilan accrual, biaya

21
garansi, dan biaya pensiun kadang-kadang material dan memerlukan pertimbangan

audit.

Audit atas pajak properti akrual

Pajak properti. Oleh karena iu, penekanan dalam pengujian harus dilakukan atas sald

akhir utang dan pembayaran pajak properti. Saat auditor melakukan verifikasi pajak

properti akrual, keseluruhan delapan tujuan audit terkait saldo adalah relevan kecuali

nilai realisasi. Dua hal dibawah ini merupakan hal penting, yaitu:

1. Properti yang diperhitungkan pajak akrualnya berada dalam skedul akrual.

Kesalahan dalam memasukkan properti dimana pajak seharusnya dihitung akrual

akan terjadi kurang saji pada utang pajak properti (kelengkapan). Salah saji

material dapat terjadi, misalnya jika pajak properti tidak dibayarkan sebelum

tanggal nerasa dan tidak termasuk sebagai pajak properti akrual.

2. Pajak properti akrual dicatat secara akurat. Auditor perlu memperhatikan

konsistensi perlakuan akrual dari tahun ke tahun (akurasi)

Auditor menggunakan pengujian utama yang memasukkan seluruh akrual.

Auditor melakukan verifikasi akrual bersamaan dengan audit pembayaran pajak

properti tahun berjalan. Dalam audit, hanya terdapat sedikit pemabayaran pajak

properti, tetapi setiap pembayaran sering kali material, sehingga biasa diverifikasi satu

sama lain. Auditor juga membandingkan akrual dengan tahun-tahun sebelumnya.

Auditor biasanya memulai pekerjaannya dengan membuat skedul pembayaran

pajak properti dari klien dan membandingkan setiap pembayaran dengan skedul tahun

sebelumnya untuk menentukan apakah seluruh pembayaran dimasukkan dalam skedul

klien. Skedul audit aset tetap juga harus diperiksa bila terjadi penambahan dan

22
penghentian aset yang bisa mempengaruhi pajak properti akrual. Seluruh properti

dipengaruhi oleh aturan pajak properti lokal seharusnya termaasuk dalam skedul,

bahkan jika pembayaran pajak tidak dilakukan

Setelah auditor menemukan bahwa seluruh pajak properti telah dimasukkan

dalam skedul klien, mereka mengevaluasi kewajaran pajak propertipada setiap

properti yang digunakan klien untuk mengestimasi akrualnya. Dalam banyak hal,

jumlah total sudah disusun oleh otoritas pajak dan dikirimkan kepada klien, sehingga

memungkinkan untuk diverifikasi jumlahnya.

TABEL 18-4 PAJAK PROPERTI AKRUAL DAN AKUN TERKAIT

PAJAK PROPERTI AKRUAL BEBAN PROPERTI AKRUAL

SALDO AWAL

(1) PEMBAYARAN BEBAN PAJAK


(PAJAK PROPERTI
PROPERTI) PERIODE BERJALAN

SALDO AKHIR

(1) Pembayaran pajak properti muncul dari siklus akuisisi dan pembayaran. Hal ini

dapat diamati dengan melihat figur 17-1.

Hal ini diperoleh dengan membandingkan jumlah dalam skedul dengan tagihan pajak.

Dalam kasus lain, total pembayaran tahun berikutnya harus disesuaikan dengan

peningkatan tarif pajak properti.

Auditor dapat melakukan verifikasi pajak properti akrual dengan menghitung

kembali porsi total pajak yang diaplikasikan pada tahun berjalan untuk setiap properti.

Bahan pertimbangan utama adalah dengan menggunakan porsi yang sama untuk
23
setiap pembayaran pajak atas akrual yang digunakan dalam tahun sebelumnya,

kecuali jika ada kondisi perubahan khusus. Setelah pajak properti akrual dan beban

pajak properti untuk setiap properti sudah dihitung kembali, total harus ditambahkan

dan dibandingkan dengan buku besar. Dalam banyak kasus ini, auditor harus menguji

benar tidaknya klasifikasi dengan mengevaluasi apakah sudah dibebankan dengan

jumlah yang benar.

E. AUDIT AKUN PENDAPATAN DAN BEBAN

Untuk melengkapi pembahasan atas akun kunci untuk siklus akuisisi dan

pembelian berikutnya kita telaah prosedur audit yang biasa digunakan untuk

menentukan apakah akun pendapatan dan beban dalam laporan keuangan sudah

disajikan dengan wajar sesuai GAAP. Auditor harus mengecek apakah masing-

masing dari total pendapatan dan beban sudah dimasukkan dalam laporan laba/rugi

dan laba bersih tanpa salah saji material.

Auditor harus berhati-hati karena sebagian besar pengguna laporan keuangan

sangat bergantung pada laporan laba/rugi dibandingkan neraca dalam pengambilan

keputusan. Investor modal, kreditur jangka panjang, perwakilan buruh, dan bahkan

kreditur jangka pendek memerlukan kepastian atas kemampuan perusahaan

menghasilkan laba dibandingkan nilai historis atau nilai buku dari masing-masing

aset.

Dua konsep berikut dalam audit akun pendapatan dan beban merupakan hal

penting dalam mempertimbangkan tujuan laporan laba rugi:

24
1. Kesesuaian antara periode pendapatan dan beban diperlukan untuk menentukan

hasil yang benar

2. Penerapan prinsip akuntansi yang konsisten dalam beberapa periode penting untuk

perbandingan

Kedua konsep tersebut harus ditetapkan dalam pencatatan masing-masing

transaksidan penggabungan akun buku besar dalam penyajian laporan.

PENDEKATAN AUDIT ATAS AKUN PENDAPATAN DAN BEBAN

Audit akun pendapatan dan beban langsung terkait dengan nerasa dan bukan

bagian terpisah dari proses audit. Salah saji dalam akun laporan laba/rugi hampir

selalu memiliki dampak yang sama dengan neraca dan sebaliknya. Seperti yang

dibahas pada bab pendahuluan, audit akun pendapatan dan beban berkaitan dengan

audit pada bab lain. Terdapat penjelasa atas pengujian tersebut dalam matri bab-bab

sebelumnya. Telaah ini menunjukkan sifat saling terkait pada bagian-bagian yang

berbeda dalam audit untuk pengujian akun pendapayan dan beban. Bagian dari audit

yang langsung mempengaruhi akun-akun ini adalah:

 Prosedur analitis

 Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi

 Pengujian perincian saldo

Pembahasan ini ditekankan pada akun pendapatan dan beban yang langsung

berkaitan dengan siklus akuisisi dan pembayaran, namun dengan konsep yang sama

dengan akun laporan laba/rugi pada siklus lainnya.

PROSEDUR ANALITIS

25
Bab 6 membahas prosedur analitis. Bab-bab setelahnya merujuk pada prosedur

tersebut sebagai bagian dari area tertentu. Prosedur analitis seharusnya dianggap

sebagai bagian dari pengujian atas kewajaran penyajian, baik pada neraca maupun

laporan laba/rugi. Tabel 18-5 menunjukkan bagian kecil dari prosedut analitis dan

kemungkinan salah saji yang dapat ditemukan dalam audit akun pendapatan dan

beban.

TABEL 18-5 PROSEDUR ANALITIS UNTUK AKUN PENDAPATAN

DAN BEBAN

Prosedur Analitis Salah Saji yang Mungkin Terjadi


Membandingkan bahan individual dengan Lebih saji atau kurang saji pada saldo
tahun-tahun sebelumnya akun beban
Membandingkan aset individual dan saldo Lebih saji atau kurang saji pada akun
utang dengan tahun-tahun sebelumnya neraca yang akan mempengaruhi akun
laporan laba/rugi (misalnya, salah saji
persediaan mempengaruhi harga pokok
penjualan
Membandingkan beban individual dengan Salah saji akun beban dan neraca terkait
anggaran
Membandingkan presentase laba kotor salah saji harga pokok penjualan dan
dengan tahun-tahun sebelumnya persediaan
Membandingkan rasio perputaran Salah saji harga pokok penjualan dan
persediaan dengan tahun-tahun sebelumnya persediaan
Membandingkan beban asuransi dibayar Salah saji beban asuransi dan asuransi
dimuka dengan tahun tahun sebelumnya dibayar dimuka
Membandingkan beban komisi dengan Salah saji beban komisi dan komisi
penjualan dengan rasio tahun-tahun akrual
sebelumnya
Membandingkan beban manufaktur Salah saji beban manufaktur individual
indvidual dbagi biaya total manufaktur dan akun neraca terkait
dengan rasio tahun sebelumnya

26
PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS

TRANSAKSI

Baik pengujian pengendalian maupun pengujian substantif atas transaksi

berdampak simulasi terhadap verifikasi akan neraca dan laporan laba/rugi. Misalnya,

diasumsikan auditor menyimpulkan bahwa pengendalian internal memadai dapat

memberikan kepastian terjadinya transaksi dalam jurnal akuisisi, serta dicatat dengan

akurat dan tepat waktu. Dengan melakukan hal tersebut, auditor memperoleh bukti

tentang ketepatan masing-masing akun neraca, seperti utang dagang dan aset tetap,

dan akun laporan laba/rugi seperti periklanan dan perbaikan. Sebaliknya pengendalian

dari pengujian substantif atas transaksi dan mengindikasikan kemungkinan salah saji

baik pada laporan laba/rugi maupun neraca.

Tujuan terpenting dalam melakukan verifikasi akun laporan laba/rugi dalam

siklus transaksi adalah untuk mendapatkan pemahaman mengenai pengendalian

internal dan pengujian terkait pengendalian dan substantif atas transaksi. Misalnya,

jika auditor melalui pengujian yang memadai menyimpulkan bahwa risiko

pengendalian telah dinilai memadai dan hasilnya rendah untuk transaksi dalam

transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran, maka satu-satunya verifikasi

tambahan untuk akun terkait dengan laporan laba/rugi seperti utilitas, periklanan, dan

pembelian akan terjadi melakui prosedur analitis dan pengujian pisah batas. Akun

pendapatan dan beban tertentu tidak diverifikasi menggunakan pengujian

pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, dan yang lainnya harus diuji

lebih dalam menggunakan pengujian substantif. Hal ini akan dijabarkan pada

pembahasan berikut:

PENGUJIAN PERINCIAN SALDO AKUN – ANALISIS BEBAN

27
Auditor harus menganalisis jumlah yang termasuk dalam akun laporan laba/rugi

meskipun pengujian telah dilakukan. Kita akan membahas arti dan metodologi

analisis akun sebelum berlanjut pada pembahasan analisis akun beban.

Analisis akun beban melibatkan penyelidikan auditor terhadap dokumen

pendukung untuk masing-masing transaksi dan perincian atas total akun beban, jenis

dokumen tersebut sama dengan yang digunakan untuk memeriksa transaksi sebagai

bagian dari pengujian transaksi akuisisi, yaitu terdiri atas faktur, laporan penerimaan,

pesanan pembelian, dan kontrak. Figur 18-5 mengilustrasikan skedul audit untuk

analisis atas beban legal.

Meskipun fokus analisis akun beban terletak pada transaksi, pengujian ini

berbeda dengan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.

Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi dimaskudkan untuk

menilai risiko pengendalian, misalnya dengan menguji klasifikasi transaksi yang

mungkin melibatkan banyak akun. Dalam analisis beban dan akun laporan laba/rugi

lainnya, auditor melakukan verifikasi transaksi dalam akun yang spesifik untuk

menentukan apakah transaksi tersebut benar, diklasifikasikan dengan benar, dan

dicatat secara akurat.

Bila diasumsikan hasil pengujian memadai, maka auditor biasannya

membatasi analisis akun beban dengan kecenderungan salah saji yang tinggi. Sebagai

contoh: auditor biasanya menganalisis.

Pengujian perincian Saldo-Akuntansi

Beberapa akun beban akan dihasilkan dari alokasi data akuntansi, bukan transaksi riil.

Contohnya adalah beban depresiasi, deplesi, dan amortisasi hak cipta dan biaya

28
katalog. Alokasi biaya overhead manufaktur antara persediaan dan harga pokok

penjualan adalah contoh jenis lain dari alokasi yang memengaruhi beban.

Alokasi dianggap penting karena menentukan apakah pengeluaran kas menjadi

atas atau beban periode berjalan. Jika klien salah dalam mengikuti GAAP atau salah

menghitung alokasi, maka laporan keuangan bisa salah saji secara material. Alokasi

beban secara depresiasi asset tetap dan amortisasi hak cipta di perlukan karena umur

ekonomis asset tersebut lebih dari satu tahun. Harga perolehan asset diverifikasi pada

saat akuisisi, tetapi pembebanan dilakukan dalam beberapa tahun.

Jenis alokasi lainnya yang langsung memengaruhi laporan keuangan muncul karena

umur asset yang tidak berjangka pajang, namun masa ekonomisnya tidak berakhir

pada saat tanggal neraca. Contohnya adalah sewa dibayar dimuka dan asuransi

dibayar dimuka. GAAP mensyaratkan alokasi biaya antara beban manufaktur periode

berjalan dan persediaan untuk merefleksikan seluruh biaya pembuatan produk.

Dalam audit alokasi pengeluaran seperti asuransi dibayar dimuka dan

overhead manufaktur, dua pertimbangan utamanya adalah kepatuhan pada GAAP dan

konsistensi dengan periode sebelumnya. Dua prosedur audit terpenting dalam audit

alokasi adalah pengujian untuk keseluruhan kewajaran dengan prosedur analitis dan

perhitungan kembali atas hasil perhitungan klien.

Auditor biasanya melakukan pengujian tersebut sebagai bagian dari audit asset

dan utang terkait. Hal ini meliputi verifikasi beban depresiasi sebagai bagian dari

audit asset tetap, pengujian amortisasi sebagai bagian dari verifikasi paten yang baru

atau penghentian yang lama, dan verifikasi alokasi antara persediaan dan harga pokok

penjualan sebagai bagian dari audit pesediaan.

29
30
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Bila disimpulkan bahwa mengenai akun dan transaksi dalam siklus akuisisi

dan pembayaran. Agar audit atas sejumlah besar akun yang berkaitan dengan siklus

ini memadai, auditor harus memahami akun-akun kunci, kelas transaksi, fungsi bisnis,

dokumen serta catatan yang berhubungan dengan transaksi siklus akuisisi dan

pembayaran. Banyak dari akun-akun tersebut, seperti utang usaha, property, pabrik

dan peralatan, beban penyusutan serta dibayar dimuka, memiliki karakteristik unik

yang memengaruhi cara auditor mengumpulkan bukti yang mencukupi tentang saldo

akun yang terkait. Dengan terakhir keterkaitan diantara pengujian audit yang berbeda

dalam siklus akuisisi-akuisisi dan pembayaran dapat menyediakan dasar bagi

verifikasi auditor atas banyak akun laporan keuangan.

B. Saran

Dengan membaca makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat befikir

tepat dan benar sehingga terhindar dari kesimpulan yang salah dan kabur. Setidaknya

dengan makalah ini, ada sedikit pemahaman mengenai materi audit tentang

“Menyelesaikan pengujian dalam siklus akusisi dan pembayaran: verifikasi akun

tertentu” .

Tentunya, makalah ini jauh dari kesempurnaan karena akan ditemukan banyak

kelemahan atau bahkan kekeliruan, baik dalam kepenulisan ataupun penyajian. Oleh

karena itu, penulis berharap adanya masukan dari para pembaca sehingga kedepan

mampu lebih baik dalam penyelesaiannya.

31
DAFTAR PUSTAKA

Arens A. Alvin, Randa J. Elder dan Mark S. Beasley. 2015. Auditing dan Jasa Assurance.

Jakarta : Salemba Empat.

32

Anda mungkin juga menyukai