AUDIT II
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS
AKUISISI DAN PEMBAYARAN : VERIFIKASI AKUN
TERPILIH
Fakultas
Ekonomi dan
Bisnis
Program
Studi
Akuntansi S1
Tatap
Muka
06
Abstract
Transaksi pada siklus akuisisi dan
pembayaran mempengaruhi sejumlah
besar akun baik dalam neraca maupun
laporan laba rugi.
Kode MK
Disusun Oleh
84062
Kompetensi
1.
2.
3.
4.
5.
akun beban.
AUDIT II
Ferry Hendro Basuki, SE.,MSi.,Ak.,CA.
Gambar 20-1
Menetapkas salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai risiko inheren untuk utang usaha
Tahap I
rancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk siklus akuisisi dan pembayaran
Tahap II
Prosedur Audit
Merancang pengujian atas rincian saldo utang usaha untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
Ukuran Sampel
Tahap III
Item yang dipilih
Penetapan Waktu
Catatan akuntansi yang utama untuk peralatan manufaktur serta akun properti,
pabrik, dan peralatan lain umumnya berupa file induk aktiva tetap (fixed asset master file).
File induk ini meliputi catatan yang terinci atas setiap bagian peralatan dan jenis properti
lainnya yang dimiliki. Setiap catatan yang ada dalam file mencantumkan deskripsi aktiva,
tanggal akuisisi, biaya awal, penyusutan tahun berjalan, dan akumulasi penyusutan properti.
Total semua catatan dalam file induk sama dengan saldo buku besar umum untuk
akun-akun terkait: peralatan manufaktur, beban penyusutan, dan akumulasi penyusutan.
File induk juga berisi informasi mengenai property yang diperoleh dan dibuang selama tahun
bersangkutan.
201
2
AUDIT II
Ferry Hendro Basuki, SE.,MSi.,Ak.,CA.
Selanjutnya, mari kita bahas penggunaan kategori pengujian tersebut dalam audit
peralatan manufaktur, beban penyusutan, akumulasi penyusutan, dan keuntungan
atau kerugian atas akun pelepasan.
Melaksanakan Prosedur Analitis
Seperti dalam semua bidang audit, jenis prosedur analitis tergantung pada sifat
operasi klien. Tabel 5-3 mengilustrasikan prosedur analitis yang sering dilakukan
untuk peralatan manufaktur.
Seperti dapat Anda lihat, sebagian besar prosedur analitis yang tipikal menilai
kemungkinan salah saji yang material dalam beban penyusutan dan akumulasi
penyusutan. Nanti dalam bab ini, akan dibahas pengujian substantif yang sering
menjadi fakus auditor untuk akun-akun tersebut.
201
2
AUDIT II
Ferry Hendro Basuki, SE.,MSi.,Ak.,CA.
TABEL 5.3
Prosedur Analisis untuk Peralatan Manufaktur
Prosedur Analitis
Salah Saji yang Mungkin
Membandingkan beban penyusutan yang
Salah saji beban penyusutan dan
dibagi dengan biaya peralatan manufaktur
akumulasi penyusutan
kotor dengan tahun sebelumnya.
Membandingkan akumulasi penyusutan
Salah saji akumulasi penyusutan
yang dibagi dengan biaya peralatan
manufaktur kotor dengan tahun
sebelumnya.
Membandingkan reparasi dan
Membebankan jumlah yang harus
pemeliharaan bulanan atau tahunan, beban dikapitalisasi.
perlengkapan, beban peralatan kecil, dan
akun-akun serupa dengan tahun
sebelumnya.
Membandingkan biaya manufaktur kotor
Peralatan yang menganggur atau
yang dibagi dengan beberapa ukuran
peralatan yang disingkirkan tetapi
produksi dengan tahun sebelumnya.
belum dihapus.
201
2
AUDIT II
Ferry Hendro Basuki, SE.,MSi.,Ak.,CA.
pada akun property, pabrik, dan peralatan di buku besar umum selama tahun
tersebut. Klien memperoleh informasi ini dari file induk property. Skedul yang tipikal
memuat daftar setiap penambahan secara terpisah dan mencamtumkan tanggal
akuisisi, vendor, deskripsi, notasi apakah barang tersebut baru atau bekas, umur
aktiva untuk tujuan penyusutan , metode penyusutan, dan biaya atau harga
perolehannya.
Tabel 5.4
Akuisisi tahun berjalan dalam
skedul akuisisi sama dengan
jumlah file induk terkait, dan
totalnya sama dengan buku
besar umum (detail tie-in)
201
2
AUDIT II
Ferry Hendro Basuki, SE.,MSi.,Ak.,CA.
Ketika Anda mempelajari Tabel 5-4, perhatikan bahwa pengujian audit yang paling
umum untuk memverifikasi penambahan adalah memeriksa faktur vendor. Pengujian
tambahan, selain yang dilakukan sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan
pengujian substantive atas transakasi, sering kali juga diperlukan karena
kompleksitas dari banyak transaksi peralatan dan materialitas jumlahnya. Jadi
normal-normal saja bagi auditor untuk memverifikasi transaksi yang besar dan tidak
biasa selama satu tahun penuh serta sampel representative dari penambahan yang
tipikal. Luas pengujian tergantung pada risiko pengendalian yang dinilai auditor atas
akuisisi dan materialitas penambahan tersebut.
Dalam menguji akuisisi, auditor harus memahami prinsip-prinsip akuntansi
yang diterima umum untuk memastikan bahwa klien mengikuti persyaratan standar
akuntansi. Sebagai contoh, auditor harus waspada terhadap kemungkinan kelalaian
klien untuk mencantumkan biaya transportasi dan instalasi yang material sebagai
bagian dari biaya akuisisi aktiva, serta kelalaian untuk mencatat dengan benar tukar
tambah peralatan yang ada. Auditor juga harus mengetahui kebijakan kapitalisasi
klien untuk menentukan apakah akuisisi telah diperlakukan secara konsisten dengan
tahun-tahun sebelumnya. Sebagai contoh, jika kebijakan klien adalah membebankan
akuisisi yang lebih kecil dari jumlah tertentu secara otomatis, seperti $1.000, auditor
harus memverifikasi bahwa kebijakan tersebut ditaati pada tahun berjalan.
Auditor juga harus memverifikasi transaksi yang tercatat menyangkut
ketepatan klasifikasinya. Dalam beberapa kasus, jumlah yang tercatat sebagai
peralatan manufaktur harus diklasifikasikan sebagai peralatan kantor atau sebagai
bagian dari bangunan. Selain itu, klien juga mungkin telah mengkapitalisasi beban
reparasi, sewa, atau beban lainnya dengan tidak benar. Pengendalian internal yang
buruk terhadap dokumen, eperti yang diilustrasikan oleh cerita pembuka bab
mengenai TVCN, dapat menimbulkan misklasifikasi transaksi pengeluaran yang
signifikan.
Biasanya klien mencantumkan transaksi yang harus dicatat ebagai aktiva
dalam beban reparasi dan pemeliharaan, beban lease, perlengkapan, peralatan
kecil, dan akun-akun serupa. Salah saji dapat saja berasal dari kurangnya
pemahaman terhadap prinsip-prinsip akutansi yang diterima umu atau keinginan
klien untuk menghindari pajak penghasilan. Jika auditor menyimpulkan jenis salah
saji yang material ini mungkin terjadi, mereka harus memvouching jumlah yang lebih
besar yang di debet kea kun beban. Jadi merupakan praktik yang umum untuk
melakukan hal tersebut sebagai bagian dari audit atas akun property, pabrik, dan
peralatan.
201
2
AUDIT II
Ferry Hendro Basuki, SE.,MSi.,Ak.,CA.
Mereview apakah aktiva yang baru diakuisisi menggantikan aktiva yang ada.
Menganalisa keuntungan dan kerugian atas pelepasan aktiva dan
pendapatan rupa-rupa yang diterima dari pelepasan aktiva.
Mereview modifikasi pabrik dan perubahan lini produk, pajak property, atau
cakupan asuransi untuk indikasi penghapusan peralatan.
Melakukan tanya -jawab dengan manajemen dan personil produksi mengenai
kemungkinan pelepasan aktiva.
Ketika suatu aktiva dijual atau dibuang begitu saja tanpa ditukar dengan aktiva
pengganti, keakuratan transaksi dapat diverifikasi dengan memeriksa faktur
penjualan terkait dan file induk property. Auditor harus membandingkan biaya dan
akumulasi penyusutan yang ada dalam file induk dengan ayat jurnal yang tercatat
dalam jurnal umum serta menghitung kembali keuntungan atau kerugian atas
pelepasan aktiva sebagai perbandingan dengan catatan akuntansi. Jika terjadi tukar
tambah aktiva dengan aktiva pengganti, auditor harus memastikan bahwa aktiva
yang baru dikapitalisasi dan aktiva yang digantikan dihapus secara layak dari
catatan, dengan mempertimbangkan nilai buku aktiva yang ditukar tambah dan biaya
tambahan aktiva yang baru.
201
2
AUDIT II
Ferry Hendro Basuki, SE.,MSi.,Ak.,CA.
201
2
AUDIT II
Ferry Hendro Basuki, SE.,MSi.,Ak.,CA.
Selain melakukan prosedur untuk memperoleh bukti yang terkait dengan tujuan audit
yang berkaitan dengan saldo aktiva tetap, auditor juga melaksanakan prosedur audit
yang terkait dengan empat tujuan penyajian dan pengungkapan aktiva tetap.
Pertimbangan utama dalam memverifikasi pengungkapan yag terkait dengan aktiva
tetap adalah kemungkinan adany rintangan hokum. Auditor dapat mengggunakan
beberapa metode untuk menentukan apakah peralatan manufaktur terbebani, termasuk:
Penyajian dan pengungkapan yang tepat atas peralatan manufaktur dalam laporan
keuangan harus dievaluasi secara hati-hati untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima umum dipatuhi. Peralatan manufaktur itu harus meliputi biaya kotor
dan biasanya harus terpisah dari aktiva tetap lainnya. Properti yang di lease juga harus
diungkapkan secara terpisah, dan semua hak gadai atas properti itu harus dicantumkan
dalam catatan kaki. Auditor harus melaksanakan pengujian yang mencukupi untuk
memverifikasi bahwa keempat tujuan penyajian dan pengungkapan dipenuhi.
Kebijakan klien dapat ditentukan melalui diskusi dengan personil yang berwenang dan
membandingkan responsnya dengan informasi yang ada dalam file permanen auditor.
Dalam memutuskan kelayakan umur manfaat yang dibebankan ke aktiva yang baru saja
diakuisisi, auditor harus mempertimabangkan umur fisik aktiva, umur yang diharapkan,
(dengan memperhatikan keusangan atau kebijakan normal perusahaan untuk
meningkatkan mutu peralatan), dan kebijakan perusahaan yang ditetapkan menyangkut
pertukaran peralatan.
201
2
10
AUDIT II
Ferry Hendro Basuki, SE.,MSi.,Ak.,CA.
11
AUDIT II
Ferry Hendro Basuki, SE.,MSi.,Ak.,CA.
12
AUDIT II
Ferry Hendro Basuki, SE.,MSi.,Ak.,CA.
Pengendalian Internal
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dapat dengan
mudah dibagi ke dalam tiga kategori: pengendalian terhadap akuisisi dan pencatatan
asuransi, pengendalian terhadap register asuransi, dan pengendalian terhadap
penghapusan beban asuransi. Pengendalian terhadap akuisisi dan pencatatan asuransi
merupakan bagian dari siklus akuisisi dan pembayaran. Sejalan dengan prosedur yang
dibahas dalam siklus tersebut, otorisasi yang tepat atas polis asuransi yang baru dan
pembayaran premi asuransi merupakan pengendalian yang penting.
Register asuransi (insurance register) adalah catatan polis asuransi yang berlaku
dan tanggal jatuh tempo setiap polis. Auditor menggunakan register asuransi untuk
mengidentifikasi polis yang berlaku yang terkait dengan akun asuransi dibayar di muka.
Syarat dan jumlah pembayaran polis yang berlaku dicantumkan dalam register. Karena
syarat dan jumlah itu menyediakan dasar untuk menentukan jumlah asuransi dibayar di
muka, auditor secara independen akan memverifikasi syarat dan jumlah tersebut ke polis
asuransi atau kontrak yang mendasari.
Perusahaan sering kali memiliki ayat jurnal bulanan standar untuk mereklasifikasi
asuransi dibayar di muka sebagai beban asuransi. Jika diperlukan ayat jurnal yang signifikan
untuk menyesuaikan saldo asuransi dibayar di muka pada akhir tahun, ayat jurnal tersebut
menunjukkan salah saji yang potensial ketika mencatat akuisisi asuransi selama tahun
berjalan atau ketika menghitung saldo akhir tahun asuransi dibayar di muka.
Pengujian Audit
Selama proses audit asuransi dibayar di muka dan beban asuransi, auditor harus mengingat
bahwa jumlah beban asuransi merupakan nilai residu. Nilai residu ini didasarkan pada saldo
awal asuransi dibayar di muka, pembayaran premi selama tahun berjalan, dan saldo akhir.
Satu-satunya pengujian atas saldo akun beban yang umumnya diperlukan mencakup
prosedur analitis dan pengujian untuk memastikan bahwa semua pembebanan ke beban
asuransi berasal dari kredit asuransi dibayar di muka. Karena pembayaran premi diuji
sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian atas rincian saldo tertuju pada
asuransi dibayar di muka.
Dalam audit atas asuransi dibayar di muka, auditor memperoleh skedul dari klien
atau membuat sendiri skedul yang mencantukan rincian mengenai polis tertentu yang
berlaku, nomor polis, cakupan asuransi untuk setiap polis, jumlah premi, periode premi,
beban asuransi untuk tahun berjalan, dan asuransi dibayar di muka pada akhir tahun.
Saldo awal dan akhir asuransi dibayar di muka kadang-kadang tidak material dan
sering kali ada beberapa transaksi yang didebet dan dikredit ke saldo selama tahun
bersangkutan, di mana sebagian berjumlah kecil dan mudah dipahami. Karena itu, auditor
biasanya dapat menghemat waktu untuk memverifikasi saldo atau transaksi. Jika auditor
memutuskan untuk tidak memverifikasi saldo secara terinci, prosedur analitis akan menjadi
sangat penting untuk mengidentifikasi potensi salah saji yang signifikan. Biasanya auditor
melakukan prosedur analitis berikut untuk asuransi dibayr di muka dan beban asuransi:
201
2
13
AUDIT II
Ferry Hendro Basuki, SE.,MSi.,Ak.,CA.
Membandingkan total asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dengan tahun
sebelumnya.
Menghitung rasio asuransi dibayar di muka terhadap beban asuransi dan
membandingkannya dengan tahun sebelumnya.
Membandingkan setiap cakupan polis asuransi pada skedul asuransi yang diperoleh
dari klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujian atas eliminasi polis
tertentu atau perubahan cakupan asuransi.
Membandingkan saldo asuransi dibayar di muka yang dihitung selama tahun
berjalan atas dasar polis peer polis dengan yang ada pada tahun sebelumnya
sebagai pengujian terhadap kesalahan perhitungan.
Mereview cakupan asuransi yang tercantum pada skedul asuransi dibayar di muka
dengan pejabat kklien yang berwenang atau broker asuransi menyangkut
kememadaian cakupan. Auditor tidak boleh menjadi pakar asuransi, tetapi
pemahaman auditor mengenai akuntansi dan penilaian aktiva sangat diperlukan
untuk memastikan bahwa perusahaan tidak diasuransikan terlalu rendah.
Bagi banyak audit, tidak ada prosedur substanstif tambahan yang diperlukan kecuali
resiko pengendalian dinilai tinggi atau pengujian menunjukkan tingginya kemungkinan
adanya salah saji yang signifikan. Prosedur audit lainnya, yang akan dibahas berikutnya,
hanya harus dilakukan apabila ada alasan khusus untuk melakukannya. Pembahasan kita
mengenai pengujian tersebut menggunakan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo untuk
melaksanakan pengujian atas rincian saldo aktiva. (Nilai realisasi tidak dapat diterapkan).
Polis Asuransi dalam Skedul Asuransi Dibayar di Muka Memang Ada dan Polis yang
Ada Telah Dicantumkan (Eksistensi dan Kelengkapan). Pengujian atas eksistensi dan
pengabaian polis asuransi yang berlaku dapat dilakukan pada skedul asuransi dibayar di
muka klien dengan salah satu dari dua cara berikut:
1. Memeriksa sampel faktur asuransi dan polis yang berlaku untuk dibandingkan
dengan skedul.
2. Memperoleh konfirmasi informasi asuransi dari agen asuransi perusahaan. Auditor
umumnya lebih suka mengirimkan konfirmasi kepada agen asuransi klien, karena
pendekatan ini biasanya tidak terlalu menghabiskan banyak waktu ketimbang
pengujian vouching dan menyediakan verifikasi 100 persen.
Klien Memiliki Hak atas Semua Polis Asuransi dalam Skedul Asuransi dibayar Di Muka
(Hak).
Pihak yang akan menerima manfaat jika klaim asuransi diajukan adalah mereka yang
memiliki hak. Biasanya, penerima yang disebutkan dalam polis adalah klien, tetapi apabila
ada hipotik atau hak gadai lainnya, klaim asuransi mungkin dapat dibayarkan kepada
auditor. Mereview polis asuransi untuk penuntut selain klien merupakan pengujian yang baik
atas kewajiban yang belum tercatat dan aktiva yang digadaikan.
Jumlah Dibayar di Muka pada Skedul Sudah Tepat dan Totalnya Sudah Dijumlahkan
dengan Benar Serta Sama dengan Buku Besar Umum (Keakuratan dan Detail Tie-in).
201
2
14
AUDIT II
Ferry Hendro Basuki, SE.,MSi.,Ak.,CA.
201
2
Gaji akrual
Pajak gaji akrual
Bonus pejabat akrual
Komisi akrual (yang telah dibahas pada bab 18)
Fee professional akrual
Sewa akrual
Bunga akrual
15
AUDIT II
Ferry Hendro Basuki, SE.,MSi.,Ak.,CA.
Jenis akrual yang kedua melibatkan estimasi di mana jumlah kewajiban yang jatuh
tempo tidak pasti, seperti kewajiban pajak penghasilan federal apabila ada kemungkinan
yang masuk akal bahwa jumlah yang dilaporkan pada SPT pajak akan berubah setelah
Internal Revenue Service mengaudit SPT tersebut. Biaya garansi akrual dan biaya pension
akrual merupakan jenis akrual yang serupa.
Verifikasi beban akrual bervariasi tergantung pada sifat akrual dan situasi yang dihadapi
klien. Bagi sebagian besar audit, akrual hanya memerlukan waktu audit yang sedikit. Dalam
contoh lainnya, akun-akun tertentu, seperti pajak penghasilan akrual, biaya garansi, dan
biaya pension, sering kali bersifat matrial dan memerlukan upaya audit yang cukup banyak.
Pembahasan berikut mengenai audit atas pajak properti akrual akan digunakan sebagai
contoh audit akun kewajiban akrual.
Mengaudit Pajak Properti Akrual
Gambar 20-4 mengilustrasikan akun-akun yang umumnya digunakan oleh perusahaan
untuk mengakrualkan pajak properti, menunjukkan hubungan antara pajak property akrual
serta sikus akuisisi da pembayaran melalui pendebetan kea kun kewajiban. Karena sumber
debet adalah jurnal pengeluaran kas, pembayaran pajak property harus sudah diuji
sebagian oleh pengujian atas transaksi siklus akuisisi oleh pembayaran.
Seperti pada beban asuransi, saldo beban pajak properti merupakan jumlah residu yang
berasal dari saldo awal dan akhir pajak property akrual serta pembayaran pajak property.
Karena itu, penekanan dalam pengujian harus diberikan pada kewajiban pajak property
akhir dan pembayaran. Ketika auditor memverifikasi pajak property, kedelapan tujuan audit
yang berkaitan dengan saldo kecuali milai realisasi bersifat relevan. Dua yang paling penting
adalah:
1. Property yang ada pada skedul akrual sudah tepat untuk mengakrualkan pajak.
Kelalaian untuk mencantumkan property di mana pajak harus diakuralkanaka
menyatakan terlalu renadah kewajiban pajak property (kelengkapan). Sebagai
contoh salah saji yang material dapat terjadi jika pajak property belum dibayarkan
hingga tanggal neraca dan tidak dimasukkan sebagai pajak property akrual.
2. Pajak property akrual telah dicatat secara akurat. Auditor memperhatikan perlakuan
yang konsisten terhadap akrual dari tahun ke tahun (keakuratan).
Gambar 20-4
16
AUDIT II
Ferry Hendro Basuki, SE.,MSi.,Ak.,CA.
17
AUDIT II
Ferry Hendro Basuki, SE.,MSi.,Ak.,CA.
Prosedur analitis
Pengujian pengendalian dan pengujian substanstif atas transaksi
Pengujian atas rincian saldo
Penekanan kami di sini tertuju pada akun laba dan beban yang berkaitan secara
langsung dengan siklus akuisisi dan pembayaran, tetapi konsep yang sama dapat
diterapkan pada akun laporan laba rugi di semua siklus lainnya.
Posedur Analitis
Bab 8 (di jilid 1) membahas prosedur analitis. Bab-bab selanjutnya akan merujuk
kembali ke prosedur tersebut sebagai bagian dari audit khusus. Prosedur analitis harus
dianggap sebagai bagian dari pengujian atas kewajaran penyajian baik akun neraca
maupun laporan laba rugi. Tabel 20-5 menunjukkan beberapa prosedur analitis dan salah
saji yang mungkin terungkap dalam audit atas akun laba dan beban.
Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi
Baik pengujian pengendalian maupun pengujian substantif atas transaksi memiliki dampak
yang secara simultan memverifikasi akun neraca dan laporan laba rugi. Sebagai contoh,
asumsikan auditor menyimpulkan bahwa pengendalian internal sudah memadai untuk
memberikan kepastian yang layak bahwa transaksi yang terjadi dalam jurnal akuisisi, telah
dicatat secara akurat, diklasifikasikan dengan benar, dan dicatat pada waktu yang tepat.
Dengan melakukan hal tersebut, auditor memperoleh bukti mengenai kebenaran setiap
akun neraca, seperti iklan dan reparasi. Sebaliknya, pengendalian yang tidak memadai dan
penyajian salah saji yang ditemukan melalui pengujian pengendalian serta pengujian
substantif atas transaksi menunjukkan kemungkinan adanya salah saji baik dalam laporan
laba rugi maupun neraca.
Tabel 20-5
Tabel 20-5
201
2
18
AUDIT II
Ferry Hendro Basuki, SE.,MSi.,Ak.,CA.
Prosedur Analitis
Membandingkan setiap beban dengan tahun
sebelumnya
membandingkan
Sarana yang paling penting untuk memverifikasi banyak akun laporan laba rugi pada
setiap siklus transaksi adalah memahami pengendalian internal dan pengujian pengendalian
serta pengujian substantive atas ttransaksi yang berhubungan. Sebagai contoh, jika auditor
menyimpulkan setelah melakukan pengujian yang memadai bahwa resiko pengendalian
dapat dinilai secara layak sebagai rendah untuk transaksi dalam siklus akuisisi dan
pembayaran, satu-satunya verifikasi tambahan terhadap akun laporan laba rugi yang
berhubungan, seperti utilitas, iklan, dan pembelian, akan dilakukan melalui kinerja prosedur
analitis da pengujian pisah batas. Akan tetapi, akun laba dan beban tertentu sama sekali
tidak diverifikasi oleh pengujian pengendalian dan pengujian substanstif atas transaksi,
sementara yang lainnya harus diuji secara lebih ekstensif oleh pengujian substantive
lainnya.
Pengujian atas Rincian Saldo Analisis Beban
Auditor harus menganalisis jumlah yang tercantum dalam akun laporan laba rugitertentu
walaupun pengujian yang telah disingggung sebelumnya sudah dilakukan. Kemudian, kita
akan membahas arti dan metodologi analisis akun sebelum bergerak ke pembahasan
mengenai kapan analisis akun beban dianggap tepat.
Analisis akun beban (expense account analysis) melibatkan pemeriksaan auditor
terhadap pendokumentasian yang mendasari setiap transaksi dan jumlah yang terdiri dari
rincian total akun beban. Dokumen itu sejenis dengan yang digunakan untuk memeriksa
transaksi sebagai bagian dari pengujian transaksi akuisisi, termasuk faktur, laporan
penerimaan, pesanan pembelian, dan kontrak. Ganbar 20-5 mengilustrasikan skedul audit
khusus yang menunjukkan analisis beban untuk beban hokum.
Meskipun analisis akun beban berfokus pada transaksi, pengujian tersebut berbeda
dengan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi. Pengujian
pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi ditujukan untuk menilai resiko
pengendalian. Karena itu, pengujian tersebut menguji kelas transaksi, seperti akuisisi,
sehingga melibatkan banyak akun yang berbeda. Dalam analisis beban dan akun laporan
laba rugi lainnya, auditor memverifikasi transaksi pada akun-akun khusus untuk menentukan
apakah transaksi itu dilakukan klien yang sesuai, diklasifikasikan dengan benar, dan dicatat
secara akurat.
Dengan asumsi pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi
memberikan hasil yang memuaskan, umumnya auditor membatasi analisis beban pada
akun-akun tersebut dengan kemungkinan adanya salah saji ujji material yang tinggi.
Sebagai contoh, auditor sering kali menganalisis:
201
2
19
AUDIT II
Ferry Hendro Basuki, SE.,MSi.,Ak.,CA.
Akun beban reparasi dan pemeliharaan untuk menentukan apakah mereka telah
salah mencantumkan transaksi property, pabrik, dan peralatan.
Beban sewa dan lease guna menentukan kebutuhan untuk mengkapitalisasi lease.
Beban hukum untuk menentukan apakah ada kewajibankontijen yang potensial,
perselisihan, tindakan illegal, atau masalah hukum lainnya yang dapat
mempengaruhi laporan keuangan.
Akun utilitas, beban perjalanan, dan iklan jarang dianalisis kecuali prosedur analitis
menunjukkan tinggnya potensi salah saji yang material.
Auditor sering kali menganalisis transaksi akun beban sebagai bagian dari verifikasi
aktiva yang terkait. Sebagai contoh, sudah umum bagi auditor untuk menganalisis:
201
2
20
AUDIT II
Ferry Hendro Basuki, SE.,MSi.,Ak.,CA.
IKHTISARl
Bab ini menyimpulkan pembahasan kita mengenai akun dan transaksi dalam siklus
akuisisi serta pembayaran. Agar audit atas sejumlah besar akun yang berkaitan dengan
siklus ini memadai, auditor harus memahami akun-akun kunci, kelas transaksi, fungsi bisnis,
dokumen, serta catatan yang berhubungan dengan transaksi siklus akuisisi dan
pembayaran. Banyak dari akun-akun tersebut , seperti utang usaha, property, pabrik dan
peralatan, beban penyusutan, serta beban dibayar di muka, memiliki karakteristik unik yang
mempengaruhi cara auditor mengumpulkan bukti yang mencukupi tentang saldo akun yang
terkait. Dan, terakhir, keterkaitan di antara pengujian audit yang berbeda dalam sikklus
akuisisi dan pembayaran dapat menyediakan dasar bagi verifikasi auditor atas banyak akun
laporan keuangan.
ISTILAH-ISTILAH PENTING
Kewajiban akrual (accrued liabilities)_ estimasi kewajiban yang belum dibayar atas jasa
atau manfaat yang telah diterima sebelumnya hingga tanggal neraca; kewajiban akrual yang
umum termasuk komisi akrual, pajak penghasilan akrual, gaji akrual, dan sewa akrual.
Alokasi (allocation)_ pembagian beban tertentu, seperti penyusutan dan overhead
manufaktur, di antara beberapa akun beban.
Analisis akun beban (expense account analysis)_pemeriksaan dokumentasi yang
mendasari transaksi dan jumlah individual yang membentuk total akun beban.
File induk aktiva tetap (fixed asset master file) file computer yang berisi catatan setiap
bagian peralatan dan jenia property lainnya yang dimiliki; catatan akuntansi utama untuk
peralatan manufaktur serta akun property, pabrik, dan peralatan lainnya.
Register asuransi (insurance register) catatan polis asuransi yang berlaku dan tanggal
jatuh tempo setiap polis.
201
2
21
AUDIT II
Ferry Hendro Basuki, SE.,MSi.,Ak.,CA.
Daftar Pustaka
Agoes, Soekrisno (2012). Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntasn Oleh Akuntan
Publik. Edisi 4. Penerbit Salemba Empat, Jln. Raya Lenteng AgungNo.101
Jagakarsa Jakarta Selatan 12610.
Arens.AA, Elder. RJ, and Beasley. MS. (2012). Auditing and Assurance Services: an
Integrated Approach, 14th Edition by Pearson Education, Inc., Upper Saddle
River, New Jersey, 07458.
Tuanakotta, Theodorus M. (2013). Audit Berbasis ISA (Intenational Standars on Auditing).
Penerbit Salemba Empat Jln. Raya Lenteng AgungNo.101 Jagakarsa Jakarta
Selatan 12610.
201
2
22
AUDIT II
Ferry Hendro Basuki, SE.,MSi.,Ak.,CA.