Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

Akuntansi Sektor
Publik

Pokok Bahasan
Tujuan dan Peran Kerangka konseptual Akuntansi Sektor
Publik, Ruang Lingkup Kerangka Konseptual Akuntansi
sektor Publik, Tujuan dan Elemen Laporan Keuangan
Sektor Publik.
Fakultas
Ekonomi

Program
Studi
Akuntansi

Tatap
Muka

03

Kode MK
84059

Disusun Oleh
Taufik Akbar,SE.,MS.i.,Ak.,CA

Abstract

Kompetensi

laporan keuangan pemerintahan


menyediakan informasi mengenai
sumber dan penggunaan sumber daya
keuangan/ekonomi, transfer,
pembiayaan, sisa lebih/kurang
pelaksanaan anggaran, saldo anggaran
lebih, surplus/defisit-Laporan
Operasional (LO), aset,kewajiban,
ekuitas, dan arus kas suatu entitas
pelaporan.

Mahasiswa dapat menjelaskan


kerangka konseptual akuntansi sektor
publik

Tujuan dan Peran Kerangka konseptual Akuntansi Sektor Publik, Ruang


Lingkup Kerangka Konseptual Akuntansi sektor Publik, Tujuan dan
Elemen Laporan Keuangan Sektor Publik.

3.1 Entitas dalam Akuntansi Sektor Publik


Entitas dalam akuntansi pemerintahan, dibagi menjadi dua entitas pelaporan dan
entitas akuntansi. Kedua entitas tersebut memiliki fungsi yang berbeda diantaranya :
1. Entitas pelaporan adalah unit dalam struktur pemerintahan ( Pusat atau Daerah ) yang
terdiri atas satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan perundang
undangan wajib menyampaikan laporan keuangan ( Ritonga, 2010) dalam Halim dan
Sukuf ( 2012). Entitas pelaporan pada pemerintahan pusat menurut Peraturan
Pemerintah ( PP) Nomor 24 tahun 2005 tentang standar Akuntansi Pemerintahan adalah
pemerintahan pusat itu sendiri. Sedangkan setelah berlakunya PP Nomor 71 tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, yang menggantikan PP nomor 24 tahun 2005
dan memuat SAP berbasis Akrual, masing masing kementraian negara atau lembaga
dilingkungan pemerintahan pusat berubah menjadi entitas pelaporan. Hal ini berarti
setiap organisasi kementrian negara dan lembaga lainnya wajib menyusun dan
menyajikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan yang bertujuan
umum
2. Entitas akuntansi. Entitas akuntansi unti Pemerintah Pengguna Anggaran yang
berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk
digabungkan pada entitas keuangan
3.2 Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik
Kerangka konseptual dalam standar akuntansi pemerintahahn memiliki peranan
penting sebagai acuan dalam menyusun laporan keuangan pemerintah. Laporan keuangan
wajib disusun oleh entitas pelaporan. Entitas pelaporan adalah unti pemerintah yang terdiri
atas satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang
undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.
Dan didalam PSAP Nomor 4 juga dinyatakan bahwa entitas yang bukan merupakan entitas
pelaporan dapat menyajikan laporan keuangan untuk tujuan umum.

Jadi kerangka

konseptual terdapat dua entitas yaitu entitas pelaporan dan entitas akuntansi yang dapat
menyajikan laporan keuangan untuk tujuan umum.

3.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan dalam Kerangka Konseptual


Kerangka konseptual juga menjadi pijakan untuk menentukan berkualitas atau
tidaknya suatu laporan keuangan. Untuk menilai kualitas dari laporan keuangan, maka
201
5

Nama Mata Kuliah dari Modul


Taufik Akbar,SE.,MS.i.,Ak.,CA

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

laporan keuangan harus memenuhi karakteristik kualitatif seperti yang telah disebutkan
dalam kerangka konseptual. Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran
normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi
tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan
agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki:
a. Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya
dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau
mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan
keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya.Informasi yang
relevan:
1. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)
Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi
mereka dimasa lalu.
2. Memiliki manfaat prediktif (predictive value)
Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang
berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.
3. Tepat waktu
4. Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam
pengambilan keputusan.
5. Lengkap
Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin, mencakup
semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan
dengan memperhatikan kendala yang ada. Informasi yang melatarbelakangi setiap
butir informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan diungkapkan dengan
jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.
b. Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan
kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi
mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka
penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal
yaitu:
1.

Penyajian Jujur
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan

2. Dapat Diverifikasi (verifiability)


201
5

Nama Mata Kuliah dari Modul


Taufik Akbar,SE.,MS.i.,Ak.,CA

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian
dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan
simpulan yang tidak berbeda jauh.
3. Netralitas
Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak
tertentu.
c. Dapat dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas
pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal.
Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan
akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan
bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila
entitas pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan
akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode
terjadinya perubahan.
d. Dapat dipahami.
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dipahami
dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan
lain pada umumnya. Pemahaman dapat dilakukan secara internal dan eksternal.

3.4 Tujuan Pelaporan Keuangan Pemerintah


Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat
bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan
ekonomi, sosial, maupun politik dengan:
a. Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya
keuangan;
b. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan
untuk membiayai seluruh pengeluaran
c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam
kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai;
d. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh
kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;

201
5

Nama Mata Kuliah dari Modul


Taufik Akbar,SE.,MS.i.,Ak.,CA

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

e. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan


berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka
f.

panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman;


Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah
mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama
periode pelaporan.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi

mengenai sumber dan penggunaan sumber daya keuangan/ekonomi, transfer, pembiayaan,


sisa lebih/kurang pelaksanaan anggaran, saldo anggaran lebih, surplus/defisit-Laporan
Operasional (LO), aset,kewajiban, ekuitas, dan arus kas suatu entitas pelaporan.

3.5 Asumsi Dasar Pelaporan Keuangan Pemerintah


Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah adalah anggapan
yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi dapat
diterapkan, yang terdiri dari:
1. Asumsi kemandirian entitas
Asumsi kemandirian entitas, berarti bahwa setiap unit organisasi dianggap sebagai unit
yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga
tidak terjadi kekacauan antar unit instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan.
Salah satu indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan entitas untuk
menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh. Entitas
bertanggung jawab atas pengelolaan aset dan sumber daya di luar neraca untuk
kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan atau kerusakan aset
dan sumber daya dimaksud, utang-piutang yang terjadi akibat keputusan entitas, serta
terlaksana atau tidak terlaksananya program yang telah ditetapkan.

2. Asumsi kesinambungan entitas


Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan berlanjut
keberadaannya. Dengan demikian, pemerintah diasumsikan tidak bermaksud melakukan
likuidasi atas entitas pelaporan dalam jangka pendek.
3. Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement).
Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang
diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar memungkinkan
dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi.

201
5

Nama Mata Kuliah dari Modul


Taufik Akbar,SE.,MS.i.,Ak.,CA

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

3.6 Elemen Laporan Keuangan Sektor Publik


Laporan keuangan pemerintah terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary
reports) dan laporan finansial. Laporan pelaksanaan anggaran terdiri dari LRA dan Laporan
Perubahan SAL. Laporan finansial terdiri dari Neraca, LO, LPE,LAK, dan CaLK yang
merupakan laporan yang merinci atau menjelaskan lebih lanjut atas pos-pos laporan
pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial dan merupakan laporan yang tidak
terpisahkan dari laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial.
3.6.1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian
sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan
perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Unsur yang
dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan-LRA,
belanja, transfer, dan pembiayaan. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum
Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah Saldo Anggaran Lebih
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan
tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
b. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum
Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
c. Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas pelaporan
dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.
d. Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak berpengaruh
pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau akan diterima
kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran
berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk
menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.
Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi.
Pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok
pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.
3.6.2 NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari
aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut :
201
5

Nama Mata Kuliah dari Modul


Taufik Akbar,SE.,MS.i.,Ak.,CA

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

a. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial
di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat,
serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang
diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya
yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
b. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
c. Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset
dan kewajiban pemerintah.
3.6.3 LAPORAN ARUS KAS
Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi,
investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan,
pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu.
Unsur yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran
kas, yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum
Negara/Daerah.
b. Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara Umum
Negara/Daerah.
3.6.4 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka
yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan
Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas
Laporan

Keuangan

juga

mencakup

informasi

tentang

kebijakan

akuntansi

yang

dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan
untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan
yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
Catatan atas Laporan Keuangan mengungkapkan/menyajikan/menyediakan hal-hal sebagai
berikut:
a) Mengungkapkan informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi;
b) Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro;
c) Menyajikan ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut
kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;
201
5

Nama Mata Kuliah dari Modul


Taufik Akbar,SE.,MS.i.,Ak.,CA

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

d) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakankebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadiankejadian penting lainnya;
e) Menyajikan rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar
f)

muka laporan keuangan;


Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan;


g) Menyediakan informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak
disajikan dalam lembar muka laporan keuangan;
3.7 BASIS AKUNTANSI DALAM LAPORAN KEUANGAN
3.7.1 AKUNTANSI BERBASIS KAS
Sistem akuntansi ini hanya mengakui arus kas masuk dan kas keluar. Dalam kasus
ini, laporan keuangan tidak dapat dihasilkan karena ketiadaan data tentang aktiva dan
kewajiban. Data yang ada hanya perimbangan kas. Penjualan dicatat saat kas diterima,
pembelian dicatat saat kas diperoleh sehingga tidak ada hutang.
Akuntansi arus kas dipraktekkan di berbagai organisasi sektor publik dan organisasi
non profit, misalnya rekening penerimaan dan pembayaran yang sederhana. Jenis informasi
yang tidak diberikan dalam laporan arus kas adalah modal dan pendapatan.
3.7.2 AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
Menurut SSAP 2, definisi konsep akuntansi akrual adalah :
Penerimaan dan biaya bertambah atau dimasukkan tidak sebagai uang yang diterima
atau dibayarkan sesuai satu sama lain dapat dipertahankan atau dianggap benar, dan
berkaitan dengan rekening laba rugi selama periode bersangkutan
Kepastian peneriman secara hukum sangat ditentukan dengan faktur yang telah
diterbitkan , demikian juga kepastian munculnya biaya ditentukan dengan penerimaan
barang/jasa. Penerapan basis akrual akan mempengaruhi sistem akuntansi yang
digunakan, seperti penambahan pos-pos akrual dan berbagai formulir pembukuan.
Penerapan basis akrual mengutamakan laporan yang dihasilkan untuk kepentingan kreditor
dan debitor.
3.7.3 Perbedaan Akuntansi Berbasis Kas dan Akuntansi Berbasis Akrual.
3.7.3.1 Basis Kas
1. Sistem akuntansi ini hanya mengakui arus kas masuk dan kas keluar.
201
5

Nama Mata Kuliah dari Modul


Taufik Akbar,SE.,MS.i.,Ak.,CA

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

2. Laporan arus kas banyak dipakai dalam akuntansi bisnis.


3. Akibat kesederhanaannya, tabel itu tidak membutuhkan biaya banyak dan keahlian
akuntansi yang tinggi.
4. Informasi dan keputusan yang tampak dalam analisis rekening, dapat dianalisis secara
politis, ekonomis, dan sosial.
5. Jenis informasi yang tidak diberikan dalam laporan arus kas adalah modal dan
pendapatan.
6. Fokus pemecahan permasalahan adalah mendefinisikan jumlah pendapatan yang dapat
dipakai tanpa mengurangi modal.
7. Arus transaksi pembelian.
8. Pencatatan biaya listrik dalam periode akuntansi.
9. Potensi kesengajaan manipulasi rekening untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
10. Akuntansi berbasis kas mampu menyediakan informasi penting dan obyektif.
3.7.3.2 Basis Akrual
1.
2.
3.
4.
5.

Definisi akuntansi berbasis akrual


Modal diperhitungkan sebagai modal awal yang diinvestasikan
Penerapan basis akrual akan mempengaruhi sistem akuntansi yang digunakan.
Ragam laporan dalam konsep akrual tidak dibuat seragam.
Laporan posisi keuangan sangat berbeda dengan laporan arus kas pembelanjaan

pertahanan.
6. Nilai awal modal terus dijaga agar jasa yang diberikan saat ini dapat terus dilakukan
untuk masa depan.
7. Dalam basis akrual, penerimaan dan pengeluaran lebih diganti dengan notasi
pendapatan dan biaya dalam suatu periode akuntansi.
8. Dalam neraca yang dihasilkan, ketahanan suatu organisasi menghadapi kompetensi
pasar dapat diperhitungkan.
9. Salah satu perbedaan perlakukan akuntansi berbasis akrual adalah hutang jangka
panjang.
10. Penerapan basis akrual dalam manajemen pemerintahan daerah yang amat berbeda.
11. GASB amat memperhatikan fokus perhitungan akuntansi dan basis akuntansi.
12. Kapasitas sumber keuangan yang didapat selama satu periode diukur dengan
kemampuannnya memenuhi klaim atas sumber keuangan selama periode tersebut.
3.7.4 Keuntungan Dan Kelemahan Basis Akrual
3.7.4.1 Keuntungan basis akrual.
1. basis akrual menunjukkan

gambaran pendapatan.Jika harga berubah, laporan

pendapatan menjadi kurang dapat diterima sebagai alat ukur kinerja.


2. basis akrual dapat dapat dijadikan alat ukur modal.Mempertahankan modal berarti
pendapatan hanya dapat diakui setelah modal dipertahankan seutuhnya.
3. Biaya historis sebuah asset merupakan nilai awal.
4. Laporan keuangan itu sering tidak mencatat semua jenis modal.
3.7.4.2 Apakah laporan keuangan telah mengungkapkan pos modal dengan besaran
201
5

Nama Mata Kuliah dari Modul


Taufik Akbar,SE.,MS.i.,Ak.,CA

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

atau nilai yang tepat. Beberapa masalah aplikasi basis akrual :


Pertama, adalah penentuan pos dan besaran transaksi yang dicatat dilakukan oleh
individu yang mencatat.
Kedua, relevansi akuntansi akrual menjadi terbatas.
Ketiga, dalam pembandingan dengan basis kas, penyesuaian akrual membutuhkan
prosedur administrasi yang lebih rumit.
Keempat, peluang manipulasi keuangan yang sulit dikendalikan.

Daftar Pustaka
1. Ghazali dan Ratmono, 2008. Akuntansi Keuangan Pemerintah Pusat ( APBN ) dan
Daerah (APBD). Semarang : Badan Penerbit UNDIP.
2. Halim dan kusufi, 2014. Teori, Konsep, dan Aplikasi Akuntansi Sektor Publik dari
Anggaran Hingga Laporan Keuangan, dari Pemerintah HIngga Tempat Ibadah. Jakarta :
Salemba Empat.
3. Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Andi.

201
5

10

Nama Mata Kuliah dari Modul


Taufik Akbar,SE.,MS.i.,Ak.,CA

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai