Auditing II
14
Ekonomi dan Bisnis Auditing II 2A5326FA Anna Christin SE AK MM
Abstract Kompetensi
Modul ini berisi cara langkah-langkah Mahasiswa dapat memahami
penyelesaian audit. bagaimana cara penyelesaian audit.
Learning Objective 1
Melaksanakan pengujian tambahan untuk
penyajian dan pengungkapan.
Prosedur yang dilaksanakan dalam penyelesaian audit mempunyai beberapa karakteristik
yang berbeda sebagai berikut:
(1) prosedur itu tidak bersangkutan dengan siklus transaksi atau akun-akun spesifik,
(2) prosedur itu dilaksanakan sesudah tanggal neraca
(3) prosedur itu melibatkan banyak pertimbangan subyektif oleh auditor, da
(4) prosedur itu biasanya dilaksanakan oleh manajer audit atau anggota senior lainnya dari ti
m audit yang mempunyai pengalaman yang luas sebagai klien.
Dalam menyelesaikan audit, auditor seringkali menghadapi kendala waktu yang ketat, teruta
ma ketika klien berusaha mendapatkan tanggal yang paling cepat untuk penerbitan laporan
audit.Meskipun waktu bukan merupakan mitra bagi auditor, namun auditor harus memanfaat
kan waktu tersebut untuk membuat pertimbangan profesional yang baik dan menyatakan pe
ndapat yang tepat dalam situasi bersangkutan.
Kemungkinan keterjadian peristiwa
Perlakuan laporan keuangan
Remote (kecil kemungkinan)
Tidak diperlukan pengungkapan
Reasonably possible (lebih besar dari remote tapi lebih kecil dari probable)
Diperlukan pengungkapan catatan kaki
Probable (mungkin terjadi)
Jika jumlah dapat diestimasi secara masuk akal, maka akun-akun laporan keuangan disesu
aikan.
Beberapa kewajiban kontijensi yang merupakan kepentingan utama auditor, ialah:
a)Tuntutan tertunda (pending) untuk pelanggaran paten, kewajiban produk, atau tindakan lai
nnya;
b) Perselisihan mengenai pajak penghasilan;
c) Garansi produk;
d) Diskonto wesel tagih;
e) Jaminan atas kewajiban pihak lain
f) Saldo tak terpakai dari perjanjian kredit (letter of credit) yang beredar.
Prosedur Audit Untuk Menemukan Kontijensi
Langkah pertama dalam melakukan audit kontijensi adalah menentukan apakah terdapat ko
ntijensi (tujuan penyajian dan pengungkapan atas keterjadian). Seperti pada kenyataannya, l
ebih sulit menemukan transaksi yang tidak tercatat daripada melakukan verifikasi atas infor
masi yang tercatat. Saat auditor mengetahui terjadi kontijensi, mereka akan melakukan eval
uasi Materialitas dan Pengungkapan Penjelasan Tambahan. Berikut adalah prosedur audit y
ang biasa digunakan oleh para auditor dalam mengaudit kewajiban kontijensi:
2. Menelaah laporan agen penerimaan internal pada tahun berjalan dan tahun sebelumnya
atas penentuan pajak penghasilan.
3. Menelaah notulensi pertemuan direktur dan pemegang saham bila ada indikasi tuntutan
hukum atau kontijensi lainnya.
4. Menelaah kondisi hukum untuk periode audit dan menelaah tagihan dan pernyataan dari
penasihat hukum atas terjadinya kewajiban kontijensi.
5. Memperoleh surat dari penasihat hukum atas status kewajiban kontijensi
6. Menelaah dokumentasi audit bila terdapat informasi yang mengindikasikan terjadinya kon
tijen
7. Memeriksa letter of credit yang berlaku pada tangal neraca dan memperoleh konfirmasi u
ntuk saldo yang digunakan dan tidak digunakan.
Evaluasi Kewajiban Kontijensi yang telah Diketahui
Jika auditor menyimpulkan bahwa terdapat kewajiban kontijensi, maka mereka harus menge
valuasi signifikansi potensi utang dan sifat pengungkapan yang diperlukan dalam laporan ke
uangan untuk memperoleh bukti atas keterjadian atas hak dan kewajiban dalam tujuan peny
ajian dan pengungkapan.Untuk kontijensi yang membutuhkan pengungkapan, auditor juga
menelaah konsep penjelasan tambahan untuk memastikan bahwa informasi yang diungkapk
an dapat dipahami dan dinyatakan dengan wajar sesuai kondisi kontijensi.Dalam kondisi lain
Prosedur Audit untuk Menemukan Komitmen
Penelitian untuk mencari komitmen yang belum diketahui biasanya dilakukan sebagai bagia
n dari audit atas masing-masing area audit. Misalkandalam melakukan verifikasi penjualan,
auditor seharusnya waspada atas adanya komitmen penjualan.
Tanya Jawab dengan Pengacara Klien
Tanya jawab dengan pengacara klien merupakan prosedur utama yang diandalkan auditord
alam mengevaluasi proses hukum yang ada atau tuntutan lain atas klien danmengindentifika
sikan bila ada masalah lainnya. Beberapa tahun terakhir pengacara engganmemberikan info
rmasi kepada auditor sehubungan dengan kewajiban mereka untuk menjagakerahasiaan inf
ormasi klien. Jenis-jenis penolakan pengacara dalam memberikan informasikepada auditor
mengenai kewajiban kontijensi kliennya dapat dibagi menjadi dua hal:
1.Pengacara tidak mau menanggapi karena tidak memahami kewajiban kontijensi.
2. Pengacara tidak mau mengungkapkan informasi karena sifatnya rahasia.
Jika pengacara tidak mau memberikan informasi kepada auditor mengenai tuntutan hukumy
ang ada secara material (klaim yang sudah diajukan/asserted claim) atau klaim yang diajuka
n,maka auditor harus memodifikasikan laporan audit agar dapat menggambarkan kurangnya
2.2. Menelaah Peristiwa Kemudian
Telaah peristiwa kemudian atau kejadian setelah tanggal neraca harus dilakukan auditor unt
uk menelaah transaksi dan kejadian yang muncul setelah tanggal neraca untuk menentukan
apakah terdapat transaksi atau kejadian yang mempengaruhi penyajian dan pengungkapan
pada laporan periode berjalan.Prosedur audit ini disyaratkan di PSA 46 (SA 560).Tanggung j
awab auditor atas telaah kejadian setelah tanggal neraca biasanya terbatas pada periode a
wal, yaitu pada tanggal neraca dan berakhir pada tanggal laporan auditor. Oleh karena tang
gal laporan auditor merupakan saat penyelesaian prosedur audit yang penting di kantor klien
, maka telaah kejadian setelah tanggal neraca harus diselesaikan mendekati akhir audit.
Jenis-Jenis Kejadian Setelah Tanggal Neraca
Ada dua kejadian yang harus dipertimbangkan oleh manajemen dan dievaluasi oleh auditor
yaitu:
1.Kejadian yang berdampak langsung pada Laporan Keuangan dan membutuhkan penyesu
aian.
Beberapa kejadian setelah tanggal neraca memberikan informasi tambahan kepada manaje
men agar dapat menentukan penyajian dan pengungkapan yang wajar atas saldo akun pad
a)Pernyataan kebangkrutan oleh pelanggan atas saldo piutang dagang yang beredar karena
kondisi keuangan pelanggan memburuk.
b) Penetapan proses litigasi pada nilai yang berbeda dengan nilai yang ditetapkan pada pe
mbukuan.
c) Penghentian aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi pada nilai di bawah nilai buk
d)Penjualan investasi pada harga di bawah harga perolehan
Saat kejadian setelah tanggal neraca digunakan untuk mengevaluasi jumlah yang dimasukk
an dalam laporan keuangan akhir tahun, auditor harus memisahkan antara kondisi pada tan
ggal neraca dan kondisi setelah akhir tahun.Informasi setelah tanggal neraca tidak boleh di
masukkan dalam laporan jika keadaan yang menyebabkan perubahan nilai terjadi setelah ak
hir tahun.
2. Kejadian yang tidak berdampak langsung pada Laporan Keuangan, tetapi memerlukan pe
ngungkapan
Kejadian ini memberikan kondisi yang tidak terjadi pada tanggal neraca yang dilaporkan, tet
api tidak signifikan namun tetap memerlukan pengungkapan meskipun tidak memerlukan pe
nyesuaian akun.Akun ini biasanya diungkapkan dengan penjelasan tambahan, tetapi terkad
ang bisa cukup signifikan sehingga memerlukan pengungkapan pada laporan keuangan tam
bahan (supplemental financial statements) yang memasukkan dampak kejadian seolah-olah
kejadian tersebut muncul pada tanggal neraca.
Auditor perusahaan publik dapat juga mengidentifikasi kejadian yang berhubungan dengan
pengendalian internal atas laporan keuangan yang muncul setelah tanggal neraca.Jika audit
or menentukan bahwa kejadian setelah tanggal neraca ini berdampak material pada pengen
Pengujian Audit
Prosedur audit untuk menelaah kejadian setelah tanggal neraca terbagi dalam dua kategori
yaitu
Prosedur yang biasanya terintegrasi sebagai bagian dari verifikasi saldo akun akhir tahun.
Kategori ini meliputi pengujian pisah batas dan penilaian yang dilakukan sebagai bagiandari
pengujian perincian saldo.Misalnya auditor memeriksa transaksi penjualan danpembelian se
telah tanggal neraca untuk menentukan apakah pisah batasnya akurat.Auditor juga menguji
tertagihnya piutang dagang dengan menelaah penerimaan kasperiode setelah tanggal nerac
a untuk mengevaluasi penilaian cadangan kerugian piutangtidak tertagih.
2. Proseduryang Dilakukan Khususnya untuk Menemukan Kejadian atau Transaksi yang har
us Diakui sebagai Kejadian setelah Tanggal Neraca.
Kategori pengujian kedua adalah pengujian yang khusus menyediakan informasi untuk men
guji saldo akun tahun berjalan atau penjelasan tambahan sebagai pengujian kelengkapan u
ntuk tujuan penyajian dan pengungkapan. Pengujian tersebut meliputi:
a)Tanya Jawab dengan Manajemen
Tanya jawab dengan pihak manajemen mengenai kejadian setelah tanggal neraca harus dil
akukan dengan pihak klien yang tepat untuk mendapatkan jawaban yang memadai.Tanya ja
wab biasanya bervariasi pada masing-masing klien, tetapi biasanya ditujukanuntuk menemu
Auditor berkorespondensi dengan pengacara sebagai bagian dari pencarian kewajiban kontij
ensi. Auditor biasanya meminta pengacara untuk memberikan tanggal dan mengirimkan sur
at pada tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan untuk memenuhi kewajiban auditor atas k
ejadian setelah tanggal neraca.
c)Telaah atas Laporan Internal yang Dibuat setelah Tanggal Neraca.
Dalam menelaah laporan internal, auditor harus menekankan perubahan pada bisnis perusa
haan yang dibandingkan dengan hasilnya untuk periode audit dan perubahan setelah akhir t
ahun.Mereka harus berhati-hati atas perubahan besar yang terjadi dalam bisnis atau lingkun
ganr dimana klien beroperasi. Auditor harus membahas laporan intern dengan manajemen u
ntuk menentukan apakah laporan itu dibuat dengan dasar yang sama dengan laporan period
e berjalan dan melakukan tanya jawab mengenai perubahan signifikan atas hasil operasinya
.
d)Telaah atas Pencatatan yang Dibuat setelah Tanggal Neraca.
Auditor harus menelaah jurnal dan buku besar untuk menentukan keberadaan dan sifat dari
transaksi signifikan yang berhubungan dengan tahun berjalan. Jika jurnal tidak selalu terbar
ui, maka auditor harus menelaah dokumen yang akan digunakan untuk menyusun jurnal ters
ebut.
e)Pemeriksaan Notulensi Pertemuan Dewan Direksi setelah Tanggal Neraca.
f)Permintaan Surat Representasi.
Surat representasi dibuat oleh manajemen klien kepada auditor yang menyatakan adanya p
erbedaan hal-hal selama masa audit, termasuk pembahasan mengenai kejadian setelah tan
ggal neraca.Surat ini harus dibuat dan mencakup hal-hal lain yang penting.
Penetapan Tanggal Ganda
Biasanya auditor menentukan bahwa kejadian setelah tanggal neraca yang memengaruhi la
poran keuangan periode berjalan terjadi setelah pekerjaan lapangan selesai, tetapi sebelum
laporan audit diterbitkan. Misal jika klien audit membeli perusahaan lain setelah hari terakhir
pekerjaan lapangan. Dengan mengasumsikan bahwa pembelian terjadi pada 23 Maret, seda
ngkan hari terakhir pekerjaan lapangan adalah 11 Maret.Dalam situasi ini, PSA 43 (SA 530)
mensyarakatkan auditor untuk memperluas pengujian audit pada kejadian setelah tanggal n
eraca yang baru ditemukan untuk memastikan hal itu sudah diungkapkan. Auditor memiliki d
ua pilihan atas perluasan pengujian kejadian setelah tanggal neraca, yaitu:
1. Memperluas seluruh kejadian setelah tanggal neraca ke batas tanggal yang baru.
2.3. Pengumpulan Bahan Bukti Akhir
Auditor mempunyai sedikit tanggung jawab akumulasi akhir yang dapat diterapkan untuk sel
uruh siklus lain disamping penelitian atas kewajiban kontijensi dan menelaah peristiwa kemu
dian. Pengumpulan bukti akhir dapat dilakukan melalui 5 jenis berikut, diantaranya:
1.Melakukan Prosedur Analitis Akhir
Prosedur analitis yang dilakukan selama penyelesaian audit berguna sebagai telaah akhirat
as salah saji material atau masalah keuangan yang tidak disebutkan selama pengujiandan
membantu auditor dalam memberikan pandangan objektif atas laporan keuangan.Saat mela
kukan prosedur analitis selama tahap telaah akhir, yang disyaratkan dalamstandar audit, rek
anan biasanya membaca laporan keuangan, termasuk penjelasantambahan dan mempertim
bangkan hal berikut:
1)Kecukupan bukti yang dikumpulkan atas saldo akun yang tidak lazim atau tidak diharapka
n atau hubungan yang teridentifikasi selama perencanaan atau selama pelaksanaan audit.
2)Saldo akun yang tidak lazim atau tidak diharapkan atau hubungan yang tidak teridentifikas
i sebelumnya.Hasil dari prosedur analitis akhir bisa jadi mengindikasikan bahwa bukti audit t
ambahan dibutuhkan.
2.Mengevaluasi Asumsi Kelangsungan Usaha
PSA 30 (SA 341) mensyaratkan auditor untuk mengevaluasi bila ada keraguan yangsubstan
sial mengenai kemampuan klien dalam melanjutkan usaha, setidaknya dalam waktusatu tah
un atau lebih setelah tanggal neraca.Auditor membuat penilaian pada awalnya sebagai bagi
an dari perencanaan, tetapi bisa saja mengubah hasil penilaian bila ada informasi baru. Mis
alnya, penilaian awal atas kelangsungan usaha akan direvisi bila ada temuan auditor selama
Penilaian akhir atas kelangsungan usaha entitasdipertimbangkan setelah seluruh bukti diku
mpulkan dan rencana penyesuaian audit diajukan kedalam laporan keuangan. Saat auditor
menetapkan asumsi kelangsungan usaha, mereka harus mengevaluasi rencana manajemen
dalam menghindari kebangkrutandan mengevaluasi kelayakan dalam realisasi rencana ters
ebut.
3.Memperoleh Surat Representasi Manajemen
PSA 17 (SA 333) mensyaratkan auditor untuk memperoleh surat representasi yangmendoku
mentasikan representasi penting bagi manajemen yang dibuat selama audit.Penolakan klien
untuk membuat dan menandatangani surat tersebut berakibat padamunculnya opini dengan
pengecualian atau tidak ada opini. Ada tiga tujuan surat representasi klien tersebut, yaitu:
1)Menekankan kepada manajemen bahwa mereka bertanggung jawab atas penilaian lapora
n keuangan. Manajemen mudah melupakan tanggung jawab mereka atas penyajian laporan
keuangan yang wajar, terutama untuk perusahaan kecil yang personelnya kurang memaha
mi akuntansi.
2)Mengingatkan manajemen atas potensi salah saji atau hal yang tidak dimasukkan dalam l
aporan keuangan. Misalnya, jika surat representasi memasukkan referensi aset yang dijami
nkan atau kewajiban kontijensi, maka manajemen yang jujur akan diingatkan atas kesalahan
tak disengaja terhadap pengungkapan laporan keuangan secara memadai, yang akan mem
bantu memenuhi kelengkapan tujuan penyajian dan pengungkapan. Untuk memenuhi tujuan
3)Mendokumentasikan jawaban dari manajemen atas tanya jawab mengenai berbaagai spe
k dalam audit. Dokumen ini dibuat tertulis dan memuat perihal ketidaksetujuan atu tuntutan h
ukum antara auditor dengan klien. Oleh karena hal ini lebih formal dibandingkan dengan ko
munikasi langsung, maka surat representasi juga membantu mengurangi kesalahpahaman a
ntara manajemen dan auditor.
SA 333 menyebutkan empat kategori penting yang perlu dimasukkan. Keempat kategori ters
ebut beserta contohnya, adalah sebagai berikut:
I.Laporan keuangan :
a)Pernyataan manajemen berisi pertanggungjawaban atas penyajian laporan keuangan yan
g wajar.
b)Keyakinan manajemen bahwa laporan keuangan disajikan dengan wajar dan sesuai deng
an prinsip akuntansi berterima umum.
IIKelengkapan informasi
a)Ketersediaan seluruh pencatatan akuntansi dan data terkait.
b)Kelengkapan dan ketersediaan seluruh notulensi pertemuan pemegang saham, direktur, d
an dewan direksi.
III.Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan :
b)Informasi mengenai kecurangan meliputi (a) manajemen, (b) karyawan yang berperan pen
ting dalam pengendalian internal, atau (c) lain-lain dimana kecurangan dapat berdampak ma
terial dalam laporan keuangan.
c)Informasi mengenai transaksi pihak terkait dan jumlah piutang dan terutang dari dan kepa
da pihak terkait.
d)Klaim yang belum diajukan atau penilaian dari pengacara klien memiliki asersi penting dan
harus diungkapkan sesuai PSAK No.57, Estimasi Utang, Kewajiban Kontijensi, dan Aset Be
rsyarat.
Auditor harus jelas memisahkan audit dan tanggung jawab pelaporan atas laporan keuanga
n utama dan untuk informasi tambahan. Biasanya, auditor tidak melakukan audit terperinci y
ang memadai untuk menyesuaikan opini atas informasi tambahan, tetapi dalam kondisi terte
ntu auditor dapat saja mengandalkan bahwa informasi tersebut disajikan dengan wajar.Stan
dar pelaporan profesi mensyaratkan auditor untuk membuat pernyataan yang jelas mengena
i tingkat tanggung jawab yang diambil atas informasi tambahan ini.
Saat auditor menerbitkan opini atas informasi tambahan yang menyertai laporan keuangan,
materialitasnya sama dengan yang digunakan dalam membuat opini terhadap laporan keua
ngan dasar. Akibatnya, prosedur tambahan yang diperlukan tidak seluas saat auditor mener
bitkan opini atas informasi yang diambilnya sendiri, seperti atas laporan akun atau bagian ter
tentu.
5.Membaca Informasi Lain Dalam laporan Tahunan
SA 550 hanya menyebutkan informasi yang bukan bagian dari laporan keuangan, tetapi dipu
blikasikan bersama dengan laporan ini. Misalnya, surat direktur dan penjelasan atas aktivita
s perusahaan yang dimasukkan dalam laporan tahunan untuk hampir sekuruh perusahaan p
ublik. Auditor biasanya hanya menghabiskan waktu beberapa menit untuk memastikan bahw
a informasi non-laporan keuangan konsisten dengan laporannya. Jika auditor menyimpulkan
bahwa ada ketidakkonsistenan yang material, maka ia harus meminta klien untuk mengubah
informasi tersebut. Jika klien menolak, dan hal ini tidak biasa, maka auditor akan memasukk
an paragraf penjelasan dalam laporan audit atau mengundurkan diri.
2.4.Mengevaluasi Hasi
Setelah melaksanakan seluruh prosedur audit dalam setiap area audit, termasuk telaah untu
k kontinjensi dan kejadian setelah tanggal neraca serta akumulasi bukti akhir, auditor harus
mengintergrasikan hasil tersebut kedalam satu kesimpulan keseluruhan mengenai laporan k
euangan. Pada akhirnya, auditor harus memutuskan apakah bukti audit sudah memadai dan
tepat untuk diakumulasikan untuk menjamin kesimpoulan bahwa laporan keuanga disajikan
sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum, dan diaplikasikan secara konsisten dengan
tahun sebelumnya.
Evaluasi akhir atas kecukupan bahan bukti adalah berupa penelaahan oleh auditor atas selu
ruh audit untuk menentukan apakah seluruh aspek penting telah cukup diuji setelah memper
timbangkan situasi penugasan. Langkah utama dalam proses ini adalah penelaahan progra
m audit untuk meyakinkan bahwa seluruh bagian telah secara akurat diselesaikan dan didok
umentasikan dan bahwa seluruh tujuan audit dipenuhi. Kelima aspek dalam evaluasi hasil, y
1)Bukti yang tepat dan memadai.
Untuk membuat evaluasi akhir apakah bukti sudah diakumulasikan dengan tepat dan mema
dai, auditor menelaah dokumentasi atas audit keseluruhan untuk menentukan apakah seluru
h hal material dari transaksi, akun dan pengungkapan sudah diuji secara memadai, dengan
mempertimbangkan seluruh kondisi audit. Bagian penting dalam telaah adalah memastikan
bahwa seluruh bagian dari program audit dilengkapi dengan akurat dan didokumentasikanda
n seluruh tujuan audit terpenuhi.
Untuk membantu dalam memutuskan apakah audit sudah memadai, auditor sering menggu
nakan daftar periksa (checklist) penyelesaian penugasan, sebagai pengingat bila ada aspek
audit yang terlewatkan.
Jika auditor memutuskan bahwa bukti yang memadai tidak terpenuhi dalam rangka memutu
skan apakah laporan keuangan disajikan secara wajar, maka mereka memiliki dua pilihan: (
1) mengakumulasikan bukti tambahan atau (2) menerbitkan opini dengan pengecualian atau
tidak memberikan opini.
2)Bukti pendukung opini auditor.
Bagian penting dari evaluasi apakah laporan keuangan disajikan secara wajar adalah mengi
khtisarkan salah saji yang ditemukan dalam audit.Manakala auditor menemukan salah saji y
ang material, neraca saldo harus disesuaikan untuk mengkoreksi laporan keuangan.Auditor
dapat mencatat jejak kekeliruan dan menggabungkannya dalam berbagai cara yang berbed
a, tetapi kebanyakan auditor menggunakan Skedul Audit Salah-Saji yang Tidak Disesuaikan
atau Ikhtisar Salah-Saji yang mungkin.
3)Pengungkapan laporan keuangan.
Sebelum menyelesesaikan audit, auditor harus membuat evaluasi akhir apakah pengungkap
an laporan keuangan sudah memenuhi seluruh tujuan penyajian dan pengungkapan.
Sebagai bagian dari telaah akhir dalam pengungkapan laporan keuangan, banyak KAP men
syaratkan adanya penyelesaian daftar pengungkapan laporan keungan untuk setiap audit. K
uesioner ini didesain untuk mengingatkan auditor tentang masalah yang biasanya muncul da
lam laporan keuangan dan memfasilitasi telaah akhir untuk keseluruhan audit oleh seorang r
ekanan independen.
Auditor harus menunggu untuk menentukan laporan audit untuk di audit hingga seluruh bukti
diakumulasi dan dievaluasi. Hal tersebut dilakukan karena laporan audit merupakan satu-
satunya yang dilihat oleh sebagian besar pengguna dari keseluruhan proses audit dan kons
ekuensi dari penerbitan laporan audit yang tidak benar sangat besar.
Sebagian besar auditor dalam mengaudit menerbitkan laporan standar tanpa pengecualian
dengan kata-kata baku. KAP biasanya memiliki bentuk baku laporan audit dan hanya di gant
i nama klien, judul laporan keuangan, dan tanggalnya. Apabila KAP memutuskan bahwa lap
oran standar tanpa pengecualian tidak memadai, maka pembahasan lebih lanjut dilakukan a
ntara rekanan dalam KAP dan juga klien. KAP memiliki manual laporan audit komprehensif y
ang membantu mereka dalam memilih kata-kata yang tepat dalam laporan jika diperlukan ol
eh auditor
Setelah audit diselesaikan terdapat beberapa hal yang perlu disampaikan auditor kepada ko
miteaudit dan pihak yang berkaitan dengan tata kelola, diantaranya
1)Pembahasan Tentang Kecurangan dan Tindakan Ilegal
PSA 32 (SA 316) dan PSA 31 (SA 317) mensyaratkan auditor untuk menyampaikan seluruh
kecurangan dan tindakan illegal kepada komite audit dan kelompok lain yang sejenis, meski
pun tidak material. Tujuannya adalah untuk membantu komite audit dalam melakukan tugas
pengawasan atas laporan keuangan.
2)Pembahasan Tentang Kurangnya Pengendalian Internal
Auditor harus menyampaikan perihal kurangnya pengendalian internal dan kelemahan mater
ial dalam desain atas pengoperasian pengendalian internal secara tertulis kepada pihak yan
g bertanggung jawab atas tata kelola.Untuk perusahaan yang lebih besar, hal tersebut disa
mpaikan kepada komite audit dan dalam perusahaan yang lebih kecl, dapat dilakukan kepad
a pemilik perusahaan atau manajemen senior.
3)Pembahasan Hal Lainnya Kepada Komite Audit
PSA 48 (SA 380) mensyaratkan auditor untuk menyampaikan informasi tambahan yang dipe
roleh selama audit kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, biasanya adalah
komite audit. Tujuan dari penyampaian ini adalah agar komite audit dan pihak lain yang bert
anggung jawab atas tata kelola mengetahui tentang informasi penting dan relevan mengenai
proses laporan keuangan dan memberikan kesempatan kepada komite audit untuk membah
as hal-hal penting dengan auditor.
4)Surat Manajemen (Management Letter)
Surat manajemen ditujukan untuk menginformasikan kepada klien mengenai rekomendasi K
AP (Kantor Akuntan Publik) guna meningkatkan bisnis klien.Rekomendasi biasanya berfoku
Surat manajemen berbeda dengan surat yang melaporkan kurangnya pengendalian internal.
Surat manajemen diperlukan karena adanya kekurangan signifikan atau kelemahan penting
atas pengendalian internal dan harus mengikuti format yang diberikan dan dikirimkan sesuai
dengan persyaratan standar audit.Surat manajemen merupakan suatu opsi dan ditujukan un
tuk membantu klien dalam mengoperasikan bisnisnya lebih efektif.
2.6. Tanggung Jawab setelah Audit
Tanggung jawab setelah audit mencakup pertimbangan atas:
1)Peristiwa Kemudian yang Terjadi antara Tanggal dan Penerbitan Laporan Auditor
SAS 1 (AU 530), menyatakan bahwa auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk menga
jukan pertanyaan atau melaksanakan suatu prosedur audit apapun selama periode waktu ini
guna menemukan peristiwa kemudian yang material. Auditor dapat menggunakan tanggal g
anda dalam laporan audit. Tanggal ganda merupakan praktik yang paling umum karena me
mber tanggal kembali atas keseluruhan laporan akan memperluas tanggung jawab auditor s
ecara keseluruhan di luar penyelesaian pekerjaan lapangan
2)Penemuan Fakta yang ada pada Tanggal Laporan
Auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk menemukan fakta yang ada setelah audit pa
da tanggal laporan audit. Namun, SAS 1 (AU 561.04), menunjukkan bahwa jika auditor men
yadari adanya fakta tersebut dan fakta itu mungkin mempengaruhi laporan yang telah dikelu
arkan, maka auditor diwajibkan untuk memastikan reliabilitas informasi itu.
(1) menunjukkan tidak adanya kerjasama itu dan
(2) menyatakan bahwa jika informasi itu benar, laporan audit tidak dapat lagi diandalkan.
3)Penemuan Prosedur yang Dihilangkan
Ketika menemukan suatu prosedur yang telah dihilangkan, auditor harus menilai kepentinga
n hal itu bagi kepentingan hal itu bagi kemampuannya saat ini untuk mendukung pendapat y
ang dinyatakan atas laporan keuangan. AU 390.05 menunjukkan jika auditor memutuskan b
ahwa pendapatnya tidak dapat didukung dan auditor yakin bahwa orang-orang saat ini men
gandalkan pada laporan itu, maka auditor harus segera melaksanakan prosedur yang dihila
ngkan atau prosedur alternative yang akan memberikan dasar yang memuaskan atas penda
patnya.
Apabila dasar yang memuaskan untuk menyatakan pendapat telah diperoleh dan bukti-bukti
mendukung pendapat yang dinyatakan, auditor tidak mempunyai tanggung jawab lagi. Tetap
i, jika pelaksanaan prosedur yang dihilangkan mengungkapkan fakta yang ada pada tanggal
laporan sehingga akan mengubah pendapat yang dinyatakan sebelumnya, auditor harus me
ngikuti prosedur pemberitahuan yang diuraikan dalam paragraph terakhir dari bagian terdah
ulu untuk mencegah ketergantungan selanjutnya atas laporan bersangkutan.
Jika auditor tidak dapat melaksanakan prosedur yang dihilangkan, maka auditor dapat berko
nsultasi dengan pengacara untuk menentukan tindakan yang tepat.
Tahap penyelesaian audit merupakan tahap yang penting untuk memastikan audit yang berk
ualitas. Dalam tahap ini, auditor menelaah kewajiban kontijensi dan peristiwa kemudian. Aud
itor juga mereview kecukupan bukti audit dan keputusan yang diambil untuk menentukan ap
akah hal itu mendukung pendapat audit. Kemudian auditor berkomunikasi dengan komite au
dit dan manajemen mengenai temuan yang penting dan persoalan lainnya.Setelah menjelas
kan aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam penyelesaian audit, kemudian harus diberikan perti
mbangan pada tanggung jawab auditor setelah audit.Tanggung jawab ini berkaitan dengan
peristiwa yang terjadi sesudah tanggal laporan audit.
Daftar Pustaka
1. Auditing and Assurance Service an integrated Approach.