Anda di halaman 1dari 22

BAB 37

MENGEVALUASI BUKTI AUDIT

Mengevaluasi bukti audit adalah bagian dari proses audit tahap ketiga
(pelaporan).

Tabel ISA 220 Alinea 15 s.d. 20

ISA POKOK RINGKASAN ALINEA YANG RELEVAN


BAHASAN DALAM ISA YANG BERSANGKUTAN
220.15 Tanggung Partner penugasan bertanggung jawab atas:
jawab partner a. Pengarahan, supervisi, dan pelaksanaan
audit sesuai standar profesional dan
kewajiban perundang-undangan terkait;
dan
b. Tempatnya pendapat dalam laporan
auditor sesuai dengan keadaan yang
ditemukan
220.16 Tanggung Partner penugasan bertanggung jawab atas
jawab atas reviu reviu sesuai dengan kebijakan dan prosedur
reviu pada KAP yang bersangkutan
220.17 Partner Pada atau sebelum tanggal laporan auditor,
meyakini bukti melalui reviu atas dokumentasi audit dan
audit pembahasan dengan tim audit, partner
penugasan wajib meyakini bahwa bukti audit
yang cukup dan tepat sudah diperoleh untuk
mendukung kesimpulan dan bahwa laporan
auditor siap diterbitkan.
220.18 Konsultasi Faktor pendukung harus
mengenai hal a. atas nama timnya berkonsultasi dengan
yang sulit baik mengenai hal-hal yang sulit atau
rawan ketegangan;
b. yakini bahwa timnya telah berkonsultasi
selama penugasan berlangsung, di antara
anggota tim maupun antara tim dengan
pihak lain pada tingkatan atau jenjang
organisasi yang tepat, didalam maupun
diluar KAP;
c. puas bahwa sifat dan lingkup konsultasi di
atas, serta kesimpulannya disetujui dengan
pihak-pihak yang di minta nasihatnya; dan
d. memastikan bahwa kesimpulan yang
merupakan hasil konsultasi tersebut, sudah
diimplementasikan
220.19 Reviu kendali Untuk audit atas laporan keuangan entitas
mutu yang terdaftar di pasar modal dan penugasan
audit lainnya oleh KAP diwajibkan untuk ikut
revieu kendali mutu, partner penugasan wajib:
a. memastikan bahwa pelaksana kendali mutu
sudah ditunjuk;
b. membahas hal-hal penting yang timbul
selama audit berlangsung, termasuk yang
ditemukan dalam reviu kendali mutu,
dengan pelaksana kendali mutu; dan
c. memastikan laporan auditor tidak diberi
tanggal sampai review kendali mutu selesai
dilaksanakan
220.20 Kendali mutu Pelaksana kendali mutu wajib melaksanakan
dan evaluasi evaluasi yang objektif atas kearifan atau
yang objektif judgment tim audit dan kesimpulan yang
menjadi dasar laporan auditor. Evaluasi ini
harus meliputi:
a. pembahasan hal-hal penting dengan
partner penugasan;
b. reviu atas laporan keuangan dan draft
(usulan) laporan auditor;
c. reviu atas dokumentasi audit tertentu
yang mencerminkan judgment anggota
tim dan kesimpulan yang dicapai; dan
d. evaluasi terhadap kesimpulan yang
dicapai dalam merumuskan laporan
auditor dan penentuan apakah draft
(usulan) laporan auditor sudah tepat
Selayang Pandang

Reviu atas dokumen audit dan pembahasan dengan tim audit

Quality Control (Kendali Merupakan tanggung jawab partner yang


Mutu) memimpin penugasan untuk memastikan
semua berkas audit di reviu sesuai dengan
kebijakan dan prosedur KAP, dan bahwa
pendapat auditor sudah tepat
Consultation (Konsultasi) Partner penugasan bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa:
 tim audit berkonsultasi dengan rekan di
dalam KAP dan pihak di luar KAP untuk
masalah yang pelik atau rawan ketegangan;
dan
 hasil-hasil konsultasi telah didokumentasikan
dan dilaksanakan
Engagement Quality Control Jika kebijakan KAP mewajibkan suatu
Review (Reviu Kendali Mutu engagement quality control review (EQCR),
Penugasan) partner penugasan wajib:
 memastikan seorang penelaah (EQC
reviewer) yang cakap, telah ditunjuk;
 membahas audit issues yang penting dengan
EQC reviewer; dan
 tidak memberi tanggal laporan auditor
sampai rampungnya EQCR

Evaluasi Bukti Audit

Materiality Apakah angka-angka yang ditetapkan untuk overall


(Materialitas materiality dan performance materiality masih tepat,
mengingat hasil keuangan entitas yang sebenarnya
(actual financial result)? jika angka yang lebih rendah
untuk overall materiality dibandingkan dengan angka yang
semula ditetapkan memang lebih tepat, auditor wajib
menentukan:
 apakah perlu merevisi performance materiality?
 apakah sifat waktu dan luasnya prosedur audit lanjutan
masih tepat?
Risk (Risiko) Dengan memperhatikan temuan temuan audit, Apakah
penilaian risiko salah saji yang material pada tingkat asersi
masih tepat? jika tidak, penilaian risiko harus direvisi dan
prosedur audit lanjutan harus dimodifikasi.
Misstatements Apakah dampak atas audit yang disebabkan oleh salah
(Salah Saji) saji yang ditemukan dan salah saji yang tidak dikoreksi
telah diperhitungkan? Apakah alasan salah
saji/penyimpangan telah diketahui? Salah
saji/penyimpangan ini bisa mengindikasikan risiko yang
belum diidentifikasi atau kelemahan yang signifikan dalam
pengendalian intern.
Apakah strategi audit secara keseluruhan dan rencana
audit perlu direvisi? Revisi ini diperlukan jika:
 sifat dari salah saji yang diidentifikasi dan situasi terjadi
salah saji tersebut mengindikasikan bahwa salah saji
lainnya mungkin ada, dan jika digabungkan dengan
salah saji yang sudah ditemukan selama audit, bisa
material; atau
 jumlah seluruh saji yang ditemukan selama audit,
mendekati materialitas.
Apakah Prosedur audit tambahan telah dilaksanakan
untuk menentukan apakah salah saji masih ada (dalam
jenis transaksi, saldo akun, atau pengungkapan) um
sewaktu manajemen diminta mengoreksi salah saji?
Fraud Apakah informasi yang diperoleh dalam melaksanakan
(kecurangan) prosedur penilaian risiko lainnya mengindikasikan adanya
faktor risiko kecurangan?

Apakah prosedur analitikal yang dilaksanakan menjelang


berakhirnya audit mengindikasikan risiko salah saji yang
material karena kecurangan, yang sebelumnya tidak
diketahui?
Apakah salah saji yang identifikasi telah dievaluasi untuk
menentukan kemungkinan salah saji yang disebabkan
oleh kecurangan? Jika demikian, evaluasi dampak salah
saji tersebut terhadap aspek lain dari audit ini, terutama
mengenai apakah pernyataan manajemen dapat
dipercaya? peristiwa kecurangan seringkali tidak
merupakan kejadian yang terisolasi.

Apakah ada alasan untuk mencurigai keterlibatan


manajemen dalam salah saji yang disebabkan oleh
kecurangan, tanpa mempedulikan apakah salah saji itu
material atau tidak?

Jika demikian, evaluasi kembali penilaian risiko salah saji


yang material yang disebabkan oleh kecurangan dan
dampaknya terhadap sifat, waktu, dan luasnya prosedur
audit sebagai tanggapan atas risiko tersebut. Lebih lanjut
apakah situasi atau kondisinya mengindikasikan
kemungkinan kolusi yang melibatkan karyawan,
manajemen, atau pihak ketiga. Intinya ialah, apakah bukti-
bukti yang diperoleh sebelumnya masih dapat diandalkan?

Jika risiko kecurangan (sekarang) teridentifikasi, lihat


apakah masih mungkin laporan keuangan tidak salah saji
secara material karena kecurangan. Jika tidak mungkin,
tentukan dampaknya terhadap audit, termasuk apakah
masih bisa melanjutkan audit itu?
Evidence (Bukti) Apakah bukti yang cukup dan tepat sudah diperoleh? Ini
diperlukan untuk menurunkan risiko salah saji yang
material dalam laporan keuangan, ke tingkat rendah yang
dapat diterima? Lihat lebih lanjut apakah auditor perlu
melaksanakan prosedur tambahan.
Analytical Apakah prosedur analitikal yang dilaksanakan pada tahap
Procedures reviu audit terakhir:
(Prosedur  memperkuat temuan audit; atau
Analitikal)  menemukan risiko salah saji material yang sebelumnya
tidak diketahui?

Menilai Kembali Materialitas

Hal ini diatur dalam ISA 450.10 sebagai berikut.

Sebelum mengevaluasi dampak salah saji yang tidak dikoreksi, auditor wajib
menilai kembali materialitas seperti ditetapkan dalam ISA 320, untuk
memastikan apakah materialitas itu masih tepat dalam konteks hasil keuangan
entitas yang sebenarnya

Faktor-faktor yang mungkin menyebabkan perubahan angka materialitas adalah


sebagai berikut:

 Angka materialitas pada awal audit tidak lagi tepat karena hasil keuangan
entitas yang sesungguhnya berbeda dari estimasi yang dipergunakan.
 Ada informasi baru, seperti ekspektasi pemakai laporan, yang membuat
auditor memutuskan untuk menggunakan angka materialitas yang berbeda
dari apa yang ditetapkan pada awal audit
 Salah saji yang tidak terduga yang menyebabkan angka materialitas untuk
jenis transaksi, saldo akun, atau pengungkapan tertentu terlampaui.

BUTIR PERTIMBANGAN

Jika angka materialitas harus direvisi, jangan tunda sampai akhir audit. Jika
angka materialitas harus diturunkan, revisi ini sangat mungkin memerlukan
perubahan dalam penilaian risiko dan pelaksanaan prosedur audit tambahan

Perubahan dalam Penilaian Risiko

ISA 330.25 membahas kewajiban auditor untuk memastikan apakah perlu ada
perubahan terhadap penilaian risiko semula, sebagai berikut:

Berdasarkan prosedur audit yang dilaksanakan dan bukti audit yang diperoleh,
auditor wajib mengevaluasi, sebelum berakhirnya audit, apakah penilaian risiko
salah saji yang material pada tingkat asersi masih tepat?
Beberapa hal yang perlu dilihat lebih jauh ketika akan menentukan apakah
penilaian risiko semula harus diubah atau tidak. Jika penilaian risiko semula
sudah berubah, rincian perubahan ini harus di dokumentasi. Lihat apa hasil dari
penilaian risiko yang sudah direvisi. Juga harus ada rincian mengenai bagaimana
rencana audit terinci yang baru diubah. Perubahan ini bisa berupa modifikasi
terhadap sifat, waktu, atau luasnya prosedur audit yang direncanakan atau
modifikasi dalam pelaksanaan prosedur audit lanjutan.

BUTIR PERTIMBANGAN

Dalam membuat anggaran waktu untuk suatu audit, alokasikan waktu bagi tim
audit untuk membahas temuan mereka langsung sesudah tugas dilaksanakan.
Hal-hal yang dicantumkan dalam tampilan terdahulu, dapat dijadikan agenda
pembahasan. Ingat, deteksi atas kecurangan seringkali terjadi dengan
mengumpulkan dan merangkai “serpihan-serpihan” informasi mengenai hal-hal
yang kelihatannya “sepele”.

Apakah Penilaian Risiko Semula Harus Diubah?

Internal Control Test of Control (Uji Pengendalian)


(Pengendalian  Apakah hasil uji pengendalian mendukung penurunan
Internal) risiko yang direncanakan yang didasarkan pada
efektif/tidaknya pengendalian internal?
Management Override (Pengabaian Pengendalian Intern
oleh Manajemen)
 Adakah bukti bahwa manajemen mengabaikan
pengendalian internal?
Control Deficiencies (Kelemahan dala Pengendalian)
 Apakah potensi salah saji berkaitan dengan kelemahan
pengendalian internal yang harus segera
dikomunikasikan kepada manajemen?
Nature of Audit New Risk Factors (Faktor Risiko yang Baru Diketahui)
Evidence  Apakah bukti audit menunjukkan risiko bisnis, faktor
Obtained (Sifat risiko kecurangan, atau pengabaian, terhadap
Bukti Audit yang pengendalian oleh manajemen, yang sebelumnya tidak
Diperoleh) diketahui?
Contradictory Evidence (Bukti yang Bertentangan)
 Apakah bukti audit yang diperoleh, bertentangan
dengan sumber informasi yang ada?
Conflicting Evidence (Bukti yang Tidak Bersesuaian)
 Apakah bukti audit yang diperoleh, tidak sesuai dengan
pemahaman tentang entitas tersebut?
Accounting Policies (Kebijaksanaan Akuntansi)
 Adakah bukti bahwa kebijaksanaan akuntansi tidak
selalu diterapkan secara konsisten oleh entitas
Unpredictable Relationship (Hubungan Tak Terduga)
 Apakah bukti-bukti menguatkan hubungan antara data
keuangan dan data non keuangan?
Fraud (Kecurangan)
 Adakah bukti berupa pola, keanehan, pengecualian,
atau deviasi yang ditemukan dalam melaksanakan
pengujian, yang mungkin merupakan indikasi terjadinya
kecurangan (termasuk pengabaian terhadap
pengendalian oleh manajemen)?
Beliability of Representations (Keandalan Pernyataan
Manajemen)
 Adakah bukti bahwa yang membuat auditor meragukan
keandalan pernyataan manajemen atau TCWG
Nature of Bias in Estimates (Bias dalan Estimasi)
Misstatements  Apakah salah saji dalam estimasi akuntansi dan
(Sifat Salah Saji) pengukuran nilai wajar mengindikasikan adanya pola
manajemen yang bias mengenai hal tersebut?
Misstatements (Salah Saji)
 Apakah salah saji, secara sendiri atau tergabung
dengan semua salah saji yang tidak dikoreksi,
merupakan salah saji yang material dalam laporan
keuangan secara keseluruhan?

Evaluasi Dampak Salah Saji


ISA 450 dan ISA 540 – Evaluasi atas Dampak Salah Saji

ISA POKOK RINGKASAN ALINEA YANG RELEVAN DALAM


BAHASAN ISA YANG BERSANGKUTAN
450.3 Tujuan Tujuan auditor ialah mengevaluasi:
auditor a. Dampak salah saji yang ditemukan dalam
auditnya, dan
b. Dampak salah saji yang tidak dikoreksi, jika ada
atas laporan keuangan.
450.5 Kumpulan Auditor wajib mengumpulkan salah saji yang
salah saji ditemukan dalam auditnya, kecuali salah saja yang
jelas-jelas sepele

450.6 Apakah Auditor wajib menentukan apakah strategi audit


strategi audit secara keseluruhan dan rencana audit perlu direvisi
dan rencana jika:
audit perlu a. sifat salah saji yang ditemukan dan situasi
direvisi? dimana salah saji itu terjadi mengindikasikan
bahwa salah saji lainnya mungkin juga (masih)
ada, yang jika digabungkan dengan salah saji
yang ditemukan selama audit, bisa material;
atau
b. gabungan salah saji yang ditemukan selama
audit mendekati angka materialitas yang
ditentukan sesuai ISA 320.
450.7 Prosedur Jika, atas permintaan auditor, manajemen telah
audit memeriksa jenis transaksi, saldo akun atau
tambahan pengungkapan dan mengoreksi salah saji yang
ditemukannya, auditor wajib melaksanakan prosedur
audit tambahan untuk menentukan apakah salah
saji masih ada.
450.8 Wajib Auditor wajib mengomunikasikan dengan tepat
komunikasi waktu salah saji yang ditemukan selama audit,
dengan tingkat manajemen yang tepat, kecuali jika
dilarang oleh ketentuan perundang-undangan.
Auditor wajib meminta manajemen mengoreksi
salah saji.
450.9 Manajemen Jika manajemen menolak mengoreksi beberapa
menolak atau seluruh salah saji yang dikomunikasikan oleh
mengoreksi auditor, auditor wajib memperoleh pemahaman
mengenai alasan penolakan manajemen. Auditor
akan mempertimbangkan pemahaman tersebut
ketika mengevaluasi apakah laporan keuangan
secara keseluruhan bebas salah saji yang material.
450.11 Tentukan Auditor wajib menentukan apakah salah saji yang
apakah salah tidak dikoreksi adalah material, baik sendiri sendiri
saji yang tidak atau jika digabungkan. Dalam menentukan hal ini,
dikoreksi auditor wajib mempertimbangkan:
adalah a. besar dan sifat salah saji, dalam hubungannya
material? dengan jenis transaksi, saldo akun, atau
pengungkapan tertentu, maupun dalam
hubungan dengan laporan keuangan secara
keseluruhan, serta situasi dimana salah saji itu
terjadi; dan
b. dampak salah saji yang tidak dikoreksi dalam
hubungannya dengan jenis transaksi, saldo
akun, atau pengungkapan terkait, serta laporan
keuangan secara keseluruhan tahun lalu.
450.12 Komunikasi Auditor wajib mengkomunikasikan dengan TCWG
dengan mengenai salah saji yang tidak dikoreksi dan
TCWG, salah dampaknya, baik sendiri-sendiri atau jika
saji yang tidak digabungkan, terhadap pendapat auditor, kecuali
dikoreksi jika dilarang oleh ketentuan perundang-undangan.
Komunikasi auditor wajib mengidentifikasi masing-
masing salah saji yang material yang tidak dikoreksi.
The auditor shall request that uncorrected
misstatement be corrected.
450.13 Komunikasi Auditor juga wajib mengkomunikasikan dengan
dengan TCWG mengenai dampak salah saji yang tidak
TCWG, dikoreksi dalam hubungannya dengan jenis
dampak salah transaksi, saldo akun, atau pengungkapan terkait,
saji serta laporan keuangan secara keseluruhan tahun
lalu.
450.14 Pernyataan Auditor wajib meminta pernyataan tertulis dari
tertulis, manajemen dan, jika perlu dari TCWG mengenai
dampak salah apakah mereka percaya bahwa dampak salah saji
saji tidak dikoreksi adalah tidak material, berdiri sendiri-
sendiri atau jika digabungkan, atas laporan
keuangan secara keseluruhan. Rincian dari salah
saji yang tidak dikoreksi tersebut dapat dimasukkan
dalam pernyataan tertulis atau sebagai lampiran.
540.18 Apakah Auditor juga wajib mengevaluasi, berdasarkan bukti
estimasi audit yang diperoleh, apakah estimasi akuntansi
akuntansi dalam laporan keuangan adalah layak dalam
layak konteks kerangka pelaporan keuangan yang
diterapkan, atau dinyatakan secara sah.

Tujuan mengevaluasi salah saji ialah untuk menentukan dampaknya terhadap


audit itu dan apakah auditor perlu melaksanakan prosedur audit tambahan

BUTIR PERTIMBANGAN

Ingat, Selalu akan ada risiko tidak terdeteksinya salah saji dalam laporan
keuangan. Hal ini disebabkan karena kendala bawaan (inherent limitations)
dalam setiap audit.

BAB 38

KOMUNIKASI DENGAN TCWG

ISA 260.9 menetapkan tujuan auditor dalam berkomunikasi dengan


TCWG. Adapun dalam ISA 260.9 tujuan auditor adalah sebagai berikut :
a. Mengkomunikasikan dengan jelas kepada TCWG tanggung jawab auditor
berkenaan dengan audit atas laporan keuangan, dan tinjauan umum
mengenai lingkup audit yang direncanakan dan waktu pelaksanaan audit
direncanakan.
b. Memperoleh informasi yang relevan untuk audit, dari TCWG.
c. Memberikan kepada TCWG pengamatan yang berasal dari pelaksanaan
audit, yang penting dan relevan bagi tanggung jawab pengawasan umum atas
proses pelaporan keuangan.
d. Mendorong komunikasi dua arah yang efektif antara auditor dan TCWG.

Terjemahan Beberapa Alinea dari ISA 2

ISA POKOK PENJELASAN ISA 260 UNTUK ALINEA YANG


BAHASAN BERSANGKUTAN
260.1 Definisi Untuk tujuan ISAs, istilah di bawah mempunyai
0 makna sebagai berikut.

Those charged with governance-Orang (atau


orang-orang) atau organisasi (atau organisasi-
organisasi), seperti corporate trustee atau wali
amanah korporasi dengan tanggung jawab
pengawasan umum atas arahan strategis entitas
dan kewajiban yang berkenaan dengan
akuntabilitas entitas. Ini meliputi pengawasan
umum atas proses pelaporan keuangan. Untuk
wilayah hukum (negara) tertentu, TCWG dapat
juga terdiri atas personalia manajemen, misalnya,
anggota eksekutif dari dewan governance
(governance board) di perusahaan di sektor swasta
(private) atau perusahaan di sektor publik (public
sectoe entity) atau seorang pemilik yang menjadi
manajer (anowner-manager).
260.1 Definisi Manajemen-orang (atau orang-orang) dengan
0 tanggung jawab eksekutif untuk melaksanakan
kegiatan entitas. Untuk beberapa entitas di wilayah
hokum (negara) tertentu, manajemen meliputi
beberapa atau semua.
TCWG, misalnya, anggota eksekutif (executive
members)dari suatu dewan governance
(governance board), atau seorang pemilik yang
menjadi manajer.
260.1 Struktur Auditor wajib menentukan orang (atau orang-
1 governance orang) yang tepat di dalam struktur governance
dalam entitas tersebut dengan siapa ia
berkomunikasi.
260.1 Komunikasi
Jika auditor berkomunikasi dengan subkelompok
2 dengan siapa?
TCWG, seperti Komite Audit atau seseorang
(individual), auditor wajib menentukan apakah ia
juga perlu berkomunikasi dengan seluruh lembaga
governance (governing body) yang ada.
260.1 Tidak ada yang
Dalam kasus tertentu, semua TCWG terlibat dalam
3 melakukan
mengelola entitas, misalnya dalam perusahaan
peran
kecil dengan pemilik tunggal yang mengelolanya,
governance?
tidak ada orang lain yang melakukan peran
governance (governance role). Dalam kasus-kasus
ini, jika ada hal-hal yang oleh ISA diwajibkan untuk
dikomunikasikan dengan orang (atau orang-orang)
yang mempunyai tanggung jawab pengelolaan,
dan orang (atau orang-orang) yang mempunyai
tanggung jawab governance, hal-hal tersebut tidak
perlu dikomunikasikan lagi dengan orang (atau
orang-orang) yang sama dalam peran governance.
Hal-hal ini dicatat dalam alinea 16(c). Auditor harus
puas bahwa komunikasinya dengan orang (atau
orang-orang) yang mempunyai tanggung jawab
pengelolaan disampaikan dengan tepat kepada
mereka yang mempunyai peran governance.
260.1 Komunikasi
Auditor wajib berkomunikasi dengan mengenai
4 mengenai
TCWG tanggung jawab auditor berkenaan dengan
tanggung jawab
audit atas laporan keuangan, termasuk (bahwa):

 auditor bertanggung jawab untuk merumuskan


dan memberikan opini atas laporan keuangan
yang dibuat oleh manajemen di bawah
pengawasan TCWG; dann

 audit atas laporan keuangan tidaklah


membebaskan manajemen atau TWG dari
tanggung jawab mereka.

260.1 Komunikasi
Auditor wajib mengomunikasikan dengan TCWG,
5 mengenai
tinjauan umum mengenai lingkup audit yang
lingkup dan
direncanakan dan waktu pelaksanaan audit yang
waktu audit
direncanakan.
260.1 Komunikasi Auditor wajib mengomunikasikan dengan TCWG:
6 mengenai hal
a) pandangan auditor mengenai aspek
tertentu
kualitatif yang signifikan dari praktik-praktik
akuntansi pada entitas tersebut, termasuk
kebijakan akuntansi, estimasi akuntansi dan
disclosures dalam laporan keuangan.
Dalam hal berlaku dalam entitas itu, auditor
wajib menjelaskan kepada TCWG
mengenai auditor menganggap praktik
akuntansi yang signifikan, yang diterima
dalam kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku, (sebenarnya) bukanlah yang paling
tepat dalam situasi di entitas tersebut;

b) kesulitan-kesulitan signifikan, jika ada, yang


dihadapi selama audit;

c) kecuali jika TCWG terlibat dalam


pengelolaan entitas:

i. hal-hal signifikan, jika ada yang timbul


dari audit yang dibahas dengan atau
yang akan disampaikan secara tertulis
kepada manajemen; dan

ii. pernyataan tertulis yang diminta auditor;


dan

d) hal-hal lain yang timbul dari audit yang


dalam pandangan auditor (prrofessional
judgment-nya), signifikan dalam
pengawasan proses pelaporan keuangan.

260.1 Isi komunikasi Auditor wajib mengomunikasikan dengan TCWG,


8 bentuk, kapan diberikannya dan (secara umum)
ekspektasi mengenai isi komunikasinya kepada
TCWG.
260.1 Jika komunikasi Auditor wajib mengkomunikasikan secara tertulis
9 lisan tidak kepada TCWG tentang temuan audit yang
cukup signifikan, jika dalam pandangannya (prrofessional
judgment-nya), komunikasi lisan tidak cukup atau
kurang tepat. Komunikasi secara tertulis tidak
usaha meliputi semua hal yang timbul dari dan
selama audit.
260.2 Komunikasi Auditor wajib berkomunikasi dengan TCWG secara
1 tepat waktu tepat waktu.
260.2 Komunikasi dua Auditor wajib mengevaluasi apakah komunikasi
2 arah dua arah antara auditor dan TCWG berjalan
dengan cukup baik untuk tujuan audit. Jika tidak,
auditor wajib mengevaluasi.

Dampaknya, Jika ada, atas penilaian risiko (oleh


auditor) mengenai salah saji yang material dan
kemampuan memperoleh bukti audit yang cukup
dan tepat, dan wajib mengambil tindakan yang
tepat.
260.2 Komunikasi dan Jika hal-hal yang oleh ISA wajib dikomunikasikan,
3 dokumentasi dan sudah dikomunikasikan secara lisan, auditor
audit wajib memasukkannya dalam dokumentasi audit,
dan juga kapan dan dengan siapa hal-hal tersebut
dikomunikasikan. Untuk hal-hal yang (sudah)
dikomunikasikan secara tertulis, auditor wajib
menyimpan salinan (fotokopi) dari komunikasi
tersebut sebagai bagian dari dokumentasi audit.

Kutipan dari ISA 265 dan ISA 450


ISA POKOK PENJELASAN ISA 265 DAN ISA 450 UNTUK
BAHASAN ALINEA YANG BERSANGKUTAN
265.9 Kelemahan
signifikan Auditor wajib mengomunikasikan secara tertulis
pengendalan kepada TCWG tentang kelemahan signifikan
intern dalam pengendalian intern yang ditemukan
selama audit secara tepat waktu.
450.1 Salah saji yang Auditor wajib komunikasikan kepada TCWG salah
2 tidak dikoreksi saji yang tidak dikoreksi dan dampaknya, secara
terpisah dan tergabung, atas opini dalam laporan
auditor, kecuali jika dilarang oleh ketentuan
perundang-undangan. Komunikasi ini akan
menyebutkan (satu per satu) salah saji yang
material yang tidak dikoreksi. Auditor wajib
meminta (agar) salah saji yang tidak dikoreksi,
dibetulkan.
450.1 Salah saji yang Auditor juga wajib mengkomunikasikan kepada
3 tidak dikoreksi, TCWG, dampak saji yang tidak dikoreksi yang
periode yang berkaitan dengan periode yang lalu terhadap jenis
lalu transaksi, saldo akun, atau disclosures, dan
terhadap laporan keuangan secara keseluruhan.

Selayang Pandang
Komunikasi dua arah yang efektif antara auditor dan TCWG merupakan
unsur penting dalam setiap audit. Hal ini memungkinkan:
1. Auditor mengomunikasikan hal-hal yang wajib dilkomunikasikan dan hal-hal
lain; dan
2. TCWG memberi kepada auditor informasi yang (tanpa komunikasi ini) tidak
akan tersedia. Informasi ini dapat bermanfaat bagi auditor dalam
merencanakan audit dan mengevaluasi hasilnya.

Governance
Struktur Governance (govenance structures) berbeda antara satu wilayah
hukum yang lain dan antara satu entitas dengan entitas yang lain. Perbedaan ini
mencerminkan perbedaan budaya, latar belakang hukum dan perundang-
undangan, serta ukuran dan ciri-ciri kepemilkan. Dalam kebanyakan entitas,
governance merupakan tanggung jawab kolektif dari suatu governing body atau
badan yang mengurus/mengatur/memimpin, seperti board of directors (dalam
jurisdiksi tertentu ini merupakan gabungan antara Direksi dan Dewan Komisaris),
suatu badan pengawas atau supervisary board (seperti Dewan Komisaris di
lndonesia), partners, proprietors, komite manajemen (committee of
management), dewan gubernur (council of governors), wali amanah (trustees),
atau yang ekuivalen dengan yang disebutkan tadi.

Dalam entitas yang lebih kecil satu orang dapat dibebani tugas
governance-contoh pemilik yang juga menjadi pengelola (owner manager) di
mana tidak ada pemilik lain, atau seorang sole trustee. Dalam kasus-kasus ini
jika ada hal-hal yang diwajibkan untuk dlikomunikasikan dengan manajemen, hal-
hal tersebut tidak perlu dikomunikasikan lagi dengan orang yang sama dalam
peran governance. Namun, jika ada orang-orang lain yang memainkan peran
governance dalam entitas tersebut auditor harus memastikan setiap orang
dinformasikan.

Dalam entitas lain di mana governance merupakan tanggung jawab


auditor dapat diarahkan pada suatu sub-kelompok yang berurusan dengan
governance seperti komite audit. Dalam kasus-kasus ini, Auditor harus
menentukan apakah ia perlu berkomunikasi dengan seluruh governing body.
Penentuan ini didasarkan pada:

1. Tanggung jawab masing-masing. yakni subkelompok dan governing body;

2. Masalah (sifat dan isi) yang dikomunikasikan;


3. Ketentuan hukum, perundang-undangan, atau aturan regulator yang relevan;
dan

4. Apakah subkelompok mempunyai otoritas untuk mengambil tindakan


mengenai nformasi dan memberi informasi dan penjelas lebih lanjut yang
dibutuhkan auditor.

Jika tidak jelas dengan siapa auditor berkomunikasi dari kerangka


pelaporan keuangan yang berlaku atau situasi dalam penugasan, auditor perlu
membahas dan menyetujui dengan pihak yang penugasan mengenai pihak
denga siapa auditor berkomunikasi.

Hal-Hal yang Dikomunikasikan

Hal-hal yang menjadi minat pengawasan umum (matters of governance


internet) yang dikomunikasikan auditor :

1. Tanggung jawab auditor dalam hubungannya dengan audit atas laporan


keuangan.
2. Lingkup audit yang direncanakan dan kapan audit akan dilaksanakan, dan
3. Temuan-temuan audit yang signifikan.

Tanggung Jawab dalam Audit atas Laporan Keuangan

TCWG harus mendapat informasi mengenai hal-hal penting yang


menyangkut peran mereka dalam mengawasi (overseeing) proses pelaporan
keuangan. Termasuk di dalamnya, ialah mengomunikasikan hal-hal berikut.

 Audit atas laporan keuangan tidak membebaskan manajemen atau TCWG


akan tanggung jawab mereka.
 Tanggung jawab auditor meliputi :
a. Merumuskan dan memberikan opini atas laporan keuangan yang disusun
oleh manajemen dengan pengawasan (oversight) oleh TCWG, dan
b. Mengomunikasikan hal-hal penting yang muncul dari audit atas laporan
keuangan.

Tanggung jawab dan kewajiban kedua belah pihak (auditor di satu pihak
dan manajemen serta TCWG di pihak lain) sering kali dapat dikomunikasikan
kepada TCWG dengan memberikan Salinan surat penugasan audit (audit
engagement letter). Surat penugasan audit menegaskan hal-hal berikut yang
perlu diketahui TCWG.

a) Tanggung jawab auditor sesuai ISAs.


b) Kewajiban-kewajiban yang ditetapkan ISAs bahwa hal-hal penting berkenaan
dengan pengawasan (oversight) atas proses pelaporan keuangan,
dikomunikasikan kepada TCWG.
c) ISAs tidak mewajibkan auditor untuk merancang prosedur audit dengan tujuan
menemukan masalah tambahan (supplementary matters) yang akan
dikomunikasikan dengan TCWG.
d) Jika ada, tanggung jawab lain/ tambahan yang ditetapkan dengan ketentuan
perundang-undangan.

Lingkup dan Waktu Audit

Tujuan membahas perencanaan audit adalah mendorong komunikasi dua


arah antara auditor dengan TCWG. Namun, auditor perlu waspada untuk tidak
memberikan informasi terinci yang dapat menyulitkan atau menggagalkan audit,
misalnya rincian mengenai sifat dari prosedur tertentu dan kapan suatu prosedur
akan dilaksanakan.

Rencana Audit

 Gambaran umum tentang rencana audit, dan jadwal audit.


 Penerapan konsep materialitas dalam audit.
 Bagaimana salah saji yang material dan signifikan (apakah karena fraud atau
error) akan ditangani.
 Pendekatan terhadap pengendalian intern yang relevan untuk audit.
 Perubahan signifikan dalam standard akuntansi dan dampak perubahan
tersebut.

Peroleh masukan dari TCWG

Auditor meminta masukan yang bias berdampak terhadap rencana auditnya.

 Pembahasan mengenai tujuan dan strategi entitas, komunikasi yang penting


dengan regulator, dan risiko bisnis yang dapat berakibat salah saji yang
material.
 Penjelasan mengenai pengawasan umum (oversight) mengenai (i)
kecukupan pengendalian intern, khususnya dalam menangkal fraud; (ii)
kompetensi dan integritas manajemen; (iii) tanggapan terhadap komunikasi
terdahulu.
 Hal-hal yang perlu mendapat perhatian auditor.
 Permintaan (khusus) TCWG kepada auditor.
 Hal-hal lain yang bisa berpengaruh terhadap audit atas laporan keuangan.

Temuan Audit yang Signifikan

Kecuali jika ada hal yang berkenaan dengan kompetensi dan integritas
manajemen, auditor memulai pembahasan mengenai masalah audit berkenaan
dengan governance (audit matters of governance interest) terlebih dahulu
dengan manajemen. Pembahasan awal ini bertujuan untuk mengklarifikasi fakta
dan masalah, dan untuk memberikan kesempatan kepada manajemen
menyampaikan informasi lebih lanjut.

Hal yang Lazim Dikomunikasikan Auditor kepada TCWG

HAL-HAL AUDIT YANG DIPERTIMBANGKAN UNTUK


DIKOMUNIKASIKAN
Kebijakan akuntansi Pemilihan (perubahan dalam) kebijakan dan praktik
akuntansi yang signifikan dapat berdampak material
terhadap laporan keuangan entitas.
Komunikasi dalam Hal yang berurusan dengan govenance yang
periode yang lalu sebelumnya dikomunikasikan, dapat berdampak
terhadap laporan keuangan tahun berjalan.
Risiko salah saji Dampak potensial terhadap laporan keuangan yang
yang material disebabkan risiko material (seperti litigasi yang masih
berjalan) yang memerlukan disclosure dalam laporan
keuangan.
Ketidakpastian yang Ketidakpastian yang material terkait dengan peristiwa
material dan kondisi yang dapat menimbulkan keraguan yang
besar mengenai kemampuan entitas berjalan sebagai
suatu going concern.
Kerentanan dan Kondisi bisnis yang berdampak terhadap entitas dan
kepedulian rencana serta strategi bisnisnya mungkin
(concerns) mempengaruhi risiko salah saji.

Kepedulian mengenai konsultasi yang diminta


manajemen dari (kantor) akuntan lain mengenai
masalah accounting atau auditing.
Kesulitan signifikan Kesulitan ini di antaranya:
yang dihadapi
 Penyelesaian masalah accounting atau audit yang
pelik;

 Dokumen tidak tersedia, padahal diperlukan untuk


audit;

 Karyawan tidak dapat menjawab pertanyaan;

 Pembatasan lingkup audit dan bagaimana


mengatasinya; dan

 Ketidaksepahaman dengan manajemen mengenai


hal-hal, yang secara terpisah atau tergabung, bisa
signifikan terhadap laporan keuangan entitas atau
laporan auditor.

Komentar mengenai Pertanyaan/keraguan mengenai kemampuan


manajemen manajemen:

 Kelemahan yang signifikan dalam pengendalian


intern;

 Pertanyaan/keraguan mengenai integritas


manajemen;

 Transaksi hubungan pihak berelasi (related-party


transactions);

 Perbuatan melawan hokum (illegal acts); dan

 Kecurangan yang melibatkan manajemen.

Penyesuaian Penyesuaian yang diusulkan auditor tetapi tidak


(adjusment) audit dibukukan entitas (uncorrected audit adjusment) dapat
berdampak salah saji yang material dalam laporan
keuangan entitas.
Salah saji yang tidak Salah saji yang tidak dikoreksi, yang dianggap
dikoreksi manajemen tidak material (padahal jumlah saji ini tidak
remeh-temeh atau trivial), secara terpisah atau
tergabung, bagi laporan keuangan secara keseluruhan.
Laporan auditor Berikan garis besar alasan mengapa Auditor tidak
dapat memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian,
dan harus memodifikasi laporannya.
Hal-hal yang Hal-hal lain yang disepakati (agreed upon) dalam surat
disepakati penugasan audit.
Hal-hal lain Hal-hal lain yang timbul dari audit, yang dalam
pandangan auditor adalah signifikan untuk pengawasan
umum (oversight) terhadap proses pelaporan
keuangan.

DAFTAR PUSTAKA

Tuanakotta, Theodorus M. 2015. Audit Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai