Anda di halaman 1dari 17

1. Apa IFRS?

Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) adalah seperangkat standar akuntansi yang dikembangkan oleh Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang menjadi standar global untuk penyusunan laporan keuangan perusahaan publik. IFRS adalah tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya. Teknik untuk menyusun laporan keuangan dibutuhkan standar. International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah sebuah standar yang kerangka dan interprestasinya diadopsi oleh Accounting Standards Board (IASB). IFRS (International Financial Reporting Standards) merupakan standar, interpretasi & kerangka kerja dalam rangka penyusunan & penyajian laporan keuangan yang diadopsi oleh IASB (International Accounting Standards Board). Sebelumnya IFRS ini lebih dikenal dengan nama International Accounting Standards (IAS). IFRS, yang merupakan suatu tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya berdasarkan standar yang bisa diterima secara global. Jika sebuah negara beralih ke IFRS, artinya negara tersebut sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global yang akan membuat perusahaan (bisnis) bisa dimengerti oleh pasar dunia. Namun, beralih ke IFRS bukanlah sekedar pekerjaan mengganti angka-angka di laporan keuangan, tetapi mungkin akan mengubah pola pikir dan cara semua elemen di dalam perusahaan. 2. Apa IASB? IASB adalah akuntansi badan penetapan standar independen, yang berbasis di London. Ini terdiri dari 15 anggota, meningkat menjadi 16 anggota pada bulan Juli 2012, dari beberapa negara, termasuk Amerika Serikat. The IASB mulai beroperasi pada tahun 2001 ketika ia menggantikan Komite Standar Akuntansi Internasional. Hal ini didanai oleh kontribusi dari perusahaan-perusahaan akuntansi yang besar, lembaga keuangan swasta dan perusahaan industri, bank sentral dan pembangunan, rezim pendanaan nasional, dan organisasi internasional dan profesional lainnya di seluruh dunia. Sementara AICPA adalah anggota pendiri Komite Standar Akuntansi Internasional, para pendahulu IASB organisasi, itu tidak berafiliasi dengan IASB. The IASB tidak sponsor yang mendukung maupun AICPA itu IFRS sumber situs ( www.IFRS.com ). 3. Seberapa luas adalah penerapan IFRS di seluruh dunia?

Sekitar 120 negara dan yurisdiksi pelaporan memerlukan izin atau IFRS untuk perusahaan publik dalam negeri, meskipun sekitar 90 negara telah sepenuhnya sesuai dengan IFRS yang diumumkan oleh IASB dan termasuk pernyataan yang mengakui kesesuaian tersebut dalam laporan audit. 1 4. Apa kemungkinan Securities and Exchange Commission mengganti IFRS untuk GAAP? Selama bertahun-tahun, SEC telah menyatakan dukungannya untuk seperangkat inti standar akuntansi yang dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk pelaporan keuangan di lintas-perbatasan persembahan. Pada tanggal 24 Februari 2010, SEC mengeluarkan rilis Nos 33-9.109 dan 3461.578, Komisi Pernyataan dalam Mendukung Konvergensi Standar Akuntansi dan Global. Dalam rilis, SEC menyatakan keyakinan lanjut bahwa satu set berkualitas tinggi standar akuntansi yang diterima secara global akan menguntungkan investor AS dan dorongan yang terus menerus untuk konvergensi dari US GAAP dan IFRS. Rilis juga menyerukan pengembangan rencana kerja (yang "Rencana Kerja") untuk meningkatkan baik pemahaman tujuan SEC dan transparansi publik di daerah ini. Pelaksanaan Rencana Kerja, dikombinasikan dengan penyelesaian sebelumnya disepakati proyek konvergensi antara FASB dan IASB, akan mengizinkan SEC untuk membuat tekad, in2012, mengenai apakah akan menggabungkan IFRS ke dalam sistem pelaporan keuangan bagi emiten AS dan, jika jadi, kapan dan bagaimana. 5. Apa keuntungan dari mengkonversi ke IFRS? Dengan mengadopsi IFRS, suatu bisnis dapat menyajikan laporan keuangannya atas dasar yang sama sebagai pesaing asing, membuat perbandingan lebih mudah. Selain itu, perusahaan dengan anak perusahaan di negara-negara yang memerlukan atau mengizinkan IFRS mungkin dapat menggunakan satu bahasa akuntansi perusahaan-lebar. Perusahaan juga mungkin perlu mengkonversi ke IFRS jika mereka adalah anak perusahaan dari sebuah perusahaan asing yang harus menggunakan IFRS, atau jika mereka memiliki investor asing yang harus menggunakan IFRS. Perusahaan juga dapat merasakan manfaat dengan menggunakan IFRS jika mereka ingin meningkatkan modal di luar negeri. 6. Apa yang bisa menjadi kekurangan mengkonversi ke IFRS? Meskipun keyakinan oleh beberapa keniscayaan penerimaan global IFRS, yang lain percaya bahwa US GAAP adalah standar emas, dan bahwa tingkat kualitas tertentu akan hilang dengan penerimaan penuh IFRS. Selanjutnya, emiten AS tertentu tanpa pelanggan atau operasi yang signifikan di luar Amerika Serikat IFRS mungkin menolak karena mereka mungkin tidak memiliki insentif pasar untuk menyiapkan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Mereka mungkin percaya bahwa biaya yang signifikan terkait dengan mengadopsi IFRS lebih besar daripada manfaatnya.

7. Apa perbedaan antara konvergensi dan adopsi? Adopsi akan berarti bahwa SEC menetapkan jadwal tertentu ketika perusahaan publik yang terdaftar akan diperlukan untuk menggunakan IFRS sebagai yang dikeluarkan oleh IASB. Konvergensi berarti bahwa AS Dewan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) dan IASB akan terus bekerja sama untuk mengembangkan kualitas tinggi, kompatibel standar akuntansi dari waktu ke waktu. Lebih konvergensi akan membuat adopsi lebih mudah dan lebih murah dan bahkan dapat membuat adopsi IFRS yang tidak perlu. Pendukung adopsi, namun, percaya bahwa konvergensi saja tidak akan menghilangkan semua perbedaan antara dua set standar. Pada tahun 2011, SEC staff memperkenalkan metode kemungkinan menggabungkan IFRS ke dalam sistem pelaporan keuangan AS yang akan mewakili suatu dukungan dan pendekatan konvergensi untuk menyelaraskan US GAAP dengan IFRS selama periode waktu. Pada akhirnya, harapan adalah bahwa SEC akan membuat penentuan tahun 2012 pada apakah akan menggabungkan IFRS ke dalam sistem pelaporan keuangan bagi emiten AS dan, jika memutuskan untuk menggabungkan IFRS, metode penggabungan. 8. Siapa saja pemain kunci di Amerika Serikat mengenai pengembangan dan adopsi IFRS? Para pemain kunci adalah Securities and Exchange Commission, yang bertanggung jawab atas pengawasan dan pengaturan industri sekuritas dan memiliki tanggung jawab pengawasan FASB, Dewan Standar Akuntansi Keuangan, sebuah badan independen yang menetapkan dan menafsirkan US GAAP, dan IASB, yang bekerja sama dengan FASB pada konvergensi dari US GAAP dan IFRS. The AICPA telah memberikan pemikiran kepemimpinan ke IASB dan FASB topik pelaporan keuangan. 9. Apakah setiap perusahaan utama AS mulai transisi ke IFRS? Sampai masalah Securities and Exchange Commission aturan yang memungkinkan atau mengharuskan perusahaan publik AS untuk mengadopsi IFRS, mereka harus terus menyiapkan laporan keuangan mereka di bawah US GAAP. Beberapa perusahaan multinasional besar, bagaimanapun, telah mulai menggunakan IFRS untuk anak perusahaan asing di mana mereka diizinkan oleh hukum setempat. Juga, beberapa anak perusahaan AS milik asing perusahaan juga menggunakan IFRS. 10. Ketika membandingkan IFRS dan GAAP, apa adalah beberapa perbedaan penting secara keseluruhan saya harus sadar? Perbedaan terbesar adalah bahwa IFRS memberikan aturan rinci kurang dari US GAAP. IFRS juga mengandung terbatas industri-spesifik bimbingan. 11. Apa saja contoh perbedaan spesifik antara IFRS dan US GAAP? Karena proyek sudah berjalan lama konvergensi antara IASB dan FASB, sejauh mana perbedaan spesifik antara IFRS dan GAAP telah menyusut. Namun perbedaan yang signifikan lakukan tetap, paling salah satu dari yang dapat menghasilkan hasil yang dilaporkan sangat berbeda, tergantung pada perusahaan industri dan individu fakta-fakta dan keadaan. Sebagai contoh:

IFRS tidak mengizinkan Last In, First Out (LIFO). IFRS menggunakan metode langkah tunggal untuk write-downs kerusakan daripada metode dua langkah yang digunakan dalam US GAAP, membuat write-downs lebih mungkin. IFRS membutuhkan kapitalisasi biaya pengembangan sekali kriteria kualifikasi tertentu terpenuhi. US GAAP umumnya membutuhkan biaya pengembangan yang akan dibebankan pada saat terjadinya, kecuali biaya yang berkaitan dengan pengembangan perangkat lunak komputer, yang kapitalisasi diperlukan sekali kriteria tertentu terpenuhi. 12. Apakah konversi mungkin untuk IFRS dari US GAAP semata-mata masalah pelaporan keuangan? Konversi ke IFRS jauh lebih dari latihan akuntansi. Ini akan mempengaruhi banyak aspek operasi perusahaan AS, dari sistem teknologi informasi dan persyaratan pelaporan pajak, pelaporan internal dan metrik kinerja kunci dan pelacakan saham berbasis kompensasi. 13. Apa daerah lain dari profesi IFRS akan mempengaruhi? Seperti IFRS tumbuh dalam penerimaan, paling CPA, preparers laporan keuangan dan auditor harus menjadi pengetahuan tentang standar internasional. Lainnya, seperti aktuaris dan penilaian ahli yang terlibat oleh manajemen untuk membantu dalam mengukur aktiva dan kewajiban tertentu, tidak IFRS saat ini diajarkan dan akan harus melakukan pelatihan komprehensif. Asosiasi profesional dan kelompok industri mulai IFRS mengintegrasikan ke dalam materi pelatihan, publikasi, pengujian, dan program sertifikasi, dan banyak perguruan tinggi dan universitas termasuk IFRS dalam kurikulum mereka. Beberapa buku sudah meliputi IFRS, terutama dalam presentasi perbandingan untuk mereka petunjuk pada US GAAP. IFRS meliputi buku teks baru saat ini sedang ditulis dan harus yang beredar di masa depan cukup dekat. 14. Apa tindakan yang diambil yang dapat memungkinkan perusahaan swasta untuk mengikuti IFRS? Dewan AICPA yang mengatur pada Mei 2008 disetujui mengubah Aturan 202 dan 203 dari Kode Etik Profesional untuk mengakui IASB sebagai setter standar akuntansi internasional. Yang mengambil potensi penghalang dan memberikan perusahaan-perusahaan swasta AS dan tidakorganisasi nirlaba pilihan apakah akan mengikuti IFRS. 15. Apa yang mungkin membuat beberapa perusahaan swasta di Amerika Serikat mengadopsi IFRS? Pada akhirnya adopsi IFRS oleh usaha kecil dan tidak-untuk-organisasi nirlaba cenderung didorong pasar. The IASB telah mengembangkan versi IFRS untuk entitas kecil dan menengah yang akan meminimalkan kompleksitas dan mengurangi biaya persiapan laporan keuangan, namun memungkinkan pengguna laporan keuangan entitas 'untuk menilai posisi keuangan, arus kas, dan kinerja. IFRS untuk Entitas Kecil dan Menengah (IFRS untuk UKM) dirilis pada 9 Juli 2009. 16. IFRS akan dimasukkan ke dalam Uniform CPA Exam? Ya. Dewan AICPA Penguji Mei 2009 mengumumkan bahwa ujian update konten telah dikembangkan dan, untuk pertama kalinya, IFRS menjadi

memenuhi syarat untuk pengujian pada Uniform CPA Exam mulai tahun 2011.

International Financial Reporting Standards (IFRS) memang merupakan kesepakatan global standar akuntansi yang didukung oleh banyak negara dan badan-badan internasional di dunia. Popularitas IFRS di tingkat global semakin meningkat dari waktu ke waktu. apa itu IFRS? IFRS adalah Standar Pelaporan Keuangan Internasional (bahasa Inggris: International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah Standar dasar, Pengertian dan Kerangka Kerja (1989) yang diadaptasi oleh Badan Standar Akuntansi Internasional (bahasa Inggris: International Accounting Standards Board (IASB)). Sejumlah standar yang dibentuk sebagai bagian dari IFRS dikenal dengan nama terdahulu Internasional Accounting Standards (IAS). IAS dikeluarkan antara tahun 1973 dan 2001 oleh Badan Komite Standar Akuntansi Internasional (bahasa Inggris: Internasional Accounting Standards Committee (IASC)). Pada tanggal 1 April 2001, IASB baru mengambil alih tanggung jawab gunan menyusun Standar Akuntansi Internasional dari IASC. Selama pertemuan pertamanya, Badan baru ini mengadaptasi IAS dan SIC yang telah ada. IASB terus mengembangkan standar dan menamai standar-standar barunya dengan nama IFRS. manfaat dari IFRS ? Ketua Tim Implementasi IFRS-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Dudi M Kurniawan mengatakan, dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan tujuh manfaat sekaligus. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pertama, meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK). Kedua, mengurangi biaya SAK. Ketiga, meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan. Keempat, meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan. Kelima, meningkatkan transparansi keuangan. Keenam, menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal. 7. Ketujuh, meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan. dan ada yang perlu ditambahkan lagi kalau menurut saya yaitu kita dapat memahami dan dapat menyajikan laporan keuangan secara internasional sehingga apa yang kita buat lebih berbobot..(gitu loh..!!!) tujuan dari IFRS? Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keungangan intern perusahaan untuk periode-periode yang dimaksudkan dalam laporan keuangan tahunan,

mengandung

informasi

berkualitas

tinggi

yang

1. transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang peiode yang disajikan 2. menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS 3. dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna kerangka dari IFRS?

Elemen Laporan Keuangan

1. Neraca 2. Laporan Laba Komperhensif 3. Laporan Perubahan Ekuitas 4. Laporan Arus Kas 5. Catatan Atas Laporan 6. Laporan Posisi Keuangan pada Periode Komparatif

Keuangan

Basis Pengukuran Basis pengukuran IFRS diantaranya adalah :

1. Biaya Perolehan 2. Biaya Kini 3. Nilai Realisasi 4. Nilai Sekarang. dan Penyelesaian

(inilah yang menjadikan IFRS Berbeda dari PSAK. Co. IFRS menganut nilai wajar dan PSAK memakai History Cost) peranan Kerangka IFRS? Deloitte menyatakan: "In the absence of a Standard or an Interpretation that specifically applies to a transaction, management must use its judgement in developing and applying an accounting policy that results in information that is relevant and reliable. In making that judgement, IAS 8.11 requires management to consider the definitions, recognition criteria, and measurement concepts for assets, liabilities, income, and expenses in the Framework. This elevation of the importance of the Framework was added in the 2003 revisions to IAS 8." ini kalau di artiin gini: "Dengan tidak adanya Standar atau Interpretasi yang secara khusus berlaku untuk transaksi, manajemen harus menggunakan penilaiannya dalam mengembangkan

dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi yang relevan dan dapat diandalkan. Dalam membuat keputusan bahwa, IAS 8,11 mengharuskan manajemen untuk mempertimbangkan definisi, kriteria pengakuan, dan konsep pengukuran untuk aset, kewajiban, pendapatan, dan biaya dalam Kerangka. Ini elevasi pentingnya Kerangka ditambahkan pada tahun 2003 revisi IAS 8" #klau ada yang nanya deloitte itu siapa tanya mba google aja ya? hehehehe ruang lingkupnya: Standar ini berlaku apabila sebuah perusahaan menerapkan IFRS untuk pertamakalinya melalui suatu pernyataan eksplisit tanpa syarat tentang kesesuaian dengan IFRS. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan yang pertamakalinya berdasarkan IFRS (termasuk laporan keuangan interim untuk periode pelaporan tertentu ) menyediakan titik awal yang memadai dan transparan kepada para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang seluruh periode disajikan. "kendala IFRS terhadap Perekonomian Di Indonesia?" (dan ini yang seru nih..coy) kendala yang terjadi macam2 jadi ini ada bebrapa yang saya uraikan.. Permasalahan pertama adalah kurang siapnya infrastruktur seperti DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) sebagai financial accounting standard setter di Indonesia.
kita lihat dari pembuatan PSAK(dari bebrapa sumber). dalam pembuatan PSAK minim partisipasi dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam setiap exposure draft

hearing PSAK yang baru akan diberlakukan. Padahal untuk dapat di cap kualitas generally accepted accounting principle / GAAP adalah harus melewati tahapan-tahapan yang diantaranya melibatkan seluruh stakeholeder yang terlibat.
Permasalahan kedua adalah kondisi peraturan perundang-undangan yang belum tentu sinkron dengan IFRS. (ini dia keren..saya dapet dari salah satu blog) Regulasi yang berkaitan dengan standar akuntansi dan pelaporan keuangan di Indonesia tidak begitu jelas. Terdapat banyak perundang-undangan yang kurang mendukung terhadap standar akuntansi dan pelaporan keuangan. Di dalam IAS 16, standar internasional memperbolehkan pengukuran aktiva tetap memakai revaluation model (ditahun berikutnya setelah aktiva di nilai berdasarkan nilai perolehannya. Perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat menerapkan revalution model (fair value accounting) dalam pencatatan PPE (Property, Plan, and Equipment) mulai tahun 2008 (asumsi bahwa PSAK 16 akan mulai efektif tahun 2008). Hal ini adalah perubahan yang cukup besar karena selama ini revalution model belum dapat diterapkan di Indonesia dan hanya bisa dilakukan jika ketentuan pemerintah mengijinkan. Apa perbedaan historical cost yang selama ini sudah lebih dikenal oleh dengan revalution model ? Revaluation model memperbolehkan PPE dicatat berdasarkan nilai wajarnya. Permasalahannya di Indonesia adalah sistem perpajakan yang tidak mendukung standar ini. Di dalam peraturan perpajakan, revaluasi aset ke atas dikenai pajak final sebesar 10% dan harus dibayar pada tahun tersebut (tidak boleh dicicil dalam

5 tahun misalnya) dan tidak menghasilkan hutang pajak tangguhan yang bisa dibalik di tahun berikutnya bila nilai aktiva turun. Bayangkan apabila perusahaan memutuskan memakai revalution model dan setiap tahun harga asetnya meningkat, maka setiap tahun harus membayar pajak final. Padahal kenaikan harga aset tersebut tidaklah membawa aliran kas masuk ke dalam perusahaan. Bila aturan perpajakan tidak mendukung, maka dapat dipastikan perusahaan akan enggan menerapkan revaluation model. Bukan hanya sistem pajaknya saja yang memberatkan, bila perusahaan memakairevaluation model, maka siap-siap untuk keluar uang lebih banyak untuk menyewa jasa penilai. Hal ini dikarenakan banyaknya aset tetap yang btidak memiliki nilai pasar sehingga ketergantungan kepada jasa penilai (assessor) akan besar untuk menilai aset-aset ini.
Permasalahn ketiga adalah kurang siapnya sumber manusia dan dunia pendidikan di Indonesia. masalah ini mah sering terjadi di indonesia. kurang SDM yang berkompeten. dan ini selalu terjadi di berbagai bidang ga hanya di bidang akuntansi aja. jikalau berkompenten pasti ketutupan ama orang2 yang cuman gede omong ama yang sok tau(uia,,,ama yang pinter jilat). padahal perubahan sangat cepat loh. kalau ga da yang berkompeten bagaimana nanti bisa bersaing. memang untuk menterjemahkan dan mengartikan secara mendetail IFRS itu sangat sulit tapi ini menjadi tantangan tersendri(apa mungkin gara2 budaya indonesia yang ga suka tantangan dan lebih memilih cari aman aja ya..hehehehe). padahala kalau dilihat dari kondisi bangsa lain mereka sudah berlomba-lomba untuk menterjemahkan isi IFRS tersebut. dalam masalah pendidikan. dunia pendidikan di Indonesia masih belum menunjukkan kesiapan menghadapi adopsi penuh IFRS. Hal ini dapat dilihat dari minimnya pengajaran dan pembahasan topik-topik akuntansi keuangan terkait dengan IFRS, karena IFRS belum dijadikan mata kuliah pokok program pendidikan akuntansi di Indonesia. Kondisi ini di perparah lagi dengan minimnya staf-staf pengajar yang memiliki kompetensi dan keahlian IFRS di universitas-universitas baik swasta maupun negeri di Indonesia, fasilitas pengajaran lain yang berbasis IFRS juga sangat minim. Buku-buku teks yang berbasis IFRS sulit untuk didapat; bilapun ada, selalu berbahasa Inggris dan mahal harganya. IFRS sendiri sebagai standar tidak bisa diunduh secara gratis. Studi kasus aplikasi IFRS di Indonesia hampir mustahil tersedia untuk publik. Seminar maupun workshop mengenai IFRS yang dilaksanakan oleh IAI maupun kantor akuntan publik besar relatif mahal, jarang dilakukan dan biasanya tidak diciptakan khusus untuk akuntan akademisi melainkan untuk pembuat atau pemeriksa laporan keuangan.

Beberapa hal yang menjadi perhatian dalam menerapkan IFRS di Indonesia : NO ISU PERMASALAHAN 1 Revaluasi aktiva tetap,Apakah selisih dari property, dan aktiva biologirevaluasi aktiva-aktiva tidak diakui sebagai bagian daritersebut dikenakan Pajak? ekuitas. Revaluasi aktiva tidakApakah selisih dari hanya menaikan nilai aktiva,revaluasi aktiva-aktiva tadi tetapi juga dapat menurunkandapat dikonversikan nilai aktiva yang belum ataumenjadi saham? pernah direvaluasi (IAS 16, IAS 38, IAS 40, dan IAS 41) 2 Pemegang sahamDalam kasus BUMN, dikelompokan sebagai bagianinstansi pemerintah dari pihak yang memilikimanakah yang digolongkan hubungan istimewa. Pemegangsebagai pihak yang saham BUMN adalah Negara,memiliki hubungan sedangkan pemerintah adalahistimewa? penyelenggara Negara. Dalam kasus BUMN, harus bias dibedakan saat kapan pemerintah bertindak sebagai pemegang saham dan sebagai regulator. 3 IAS dan IFRS harus diterapkanIAS dan IFRS beresiko secara konsisten denganditerapkan sebagianberlandaskan kepadasebagian oleh perbankan Framework for the Preparation dan lembaga keuangan and Presentation of Financial berbasis syariah. Statement. 4 Dalam menentukan nilai wajar,Tidak semua jenis aktiva

prioritas utama ditekankanmemiliki harga resmi pada penggunaan harga pasarpasar. Jika IAS dan IFRS resmi aktiva yang dinilai diterapkan secara penuh maka sebagian besar nilai wajar akan ditentukan menggunakan jasa konsultan penilai. Apakah konsultan penilai memahami benar IFRS? "nah ini saya dapat saran dari mbah oneng.. untuk para generasi yang masih ingin berkembang dan bersaing. lebih banyak belajar, membaca, dan memperhatikan dunia luar agar bisa bersaing dengan orang bule ma orang-orang sipit. semua tergantung dari anda keseriusan dan kemauan anda menentukan masa depan anda..selamat berjuang."

Dewasa ini dunia bisnis dituntut untuk mempersiapkan diri dalam mengadopsi IFRS yang akan diterapkan pada tahun 2012. IAS dan IFRS merupakan standar akuntansi dan pelaporan keuangan yang merupakan produk IASC dan IASB. IFRS adalah produk IASB versi baru sedangkan IAS adalah produk IASC versi lama. Manfaat dari penerapan IFRS secara umum diantaranya adalah : Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional (enhance comparability). Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global. Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan. Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan cara, mengurangi kesempatan untuk melakukan earning management.

Manfaat Konvergensi IFRS Secara Umum Manfaat dari konvergensi IFRS secara umum diantaranya adalah : Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional (enhance comparability). Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global. Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi kesempatan untuk melakukan earning management

International Accounting Standards, yang lebih dikenal sebagai International Financial Reporting Standards (IFRS), merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi berkualitas tinggi dan kerangka akuntasi berbasiskan prinsip yang meliputi penilaian profesional yang kuat dengan disclosures yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu, dan akuntansi terkait transaksi tersebut. Dengan demikian, pengguna laporan keuangan dapat dengan mudah membandingkan informasi keuangan entitas antarnegara di berbagai belahan dunia. Implikasinya, mengadopsi IFRS berarti mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global yang akan membuat suatu perusahaan dapat dimengerti oleh pasar global. Suatu perusahaan akan memiliki daya saing yang lebih besar ketika mengadopsi IFRS dalam laporan keuangannya. Tidak mengherankan, banyak perusahaan yang telah mengadopsi IFRS mengalami kemajuan yang signifikan saat memasuki pasar modal global. Di dunia internasional, IFRS telah diadopsi oleh banyak negara, termasuk negaranegara Uni Eropa, Afrika, Asia, Amerika Latin dan Australia. Di kawasan Asia, Hong Kong, Filipina dan Singapura pun telah mengadopsinya. Sejak 2008, diperkirakan sekitar 80 negara mengharuskan perusahaan yang telah terdaftar dalam bursa efek global menerapkan IFRS dalam mempersiapkan dan mempresentasikan laporan keuangannya. Dalam konteks Indonesia, konvergensi IFRS dengan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin daya saing nasional. Perubahan tata cara pelaporan keuangan dari Generally Accepted Accounting Principles (GAAP), PSAK, atau lainnya ke IFRS berdampak sangat luas. IFRS akan menjadi kompetensi wajib-baru bagi akuntan publik, penilai (appraiser), akuntan manajemen, regulator dan akuntan pendidik. Mampukah para pekerja accounting menghadapi perubahan yang secara terusmenerus akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar global terhadap informasi keuangan? Bagaimanakah persiapan Indonesia untuk IFRS ini? Sejak 2004, profesi akuntan di Indonesia telah melakukan harmonisasi antara PSAK/Indonesian GAAP dan IFRS. Konvergensi IFRS diharapkan akan tercapai pada 2012. Walaupun IFRS masih belum diterapkan secara penuh saat ini, persiapan dan kesiapan untuk menyambutnya akan memberikan daya saing tersendiri untuk entitas bisnis di Indonesia. Dengan kesiapan adopsi IFRS sebagai standar akuntansi global yang tunggal, perusahaan Indonesia akan siap dan mampu untuk bertransaksi, termasuk merger dan akuisisi (M&A), lintasnegara. Tercatat sejumlah akuisisi lintasnegara telah

terjadi di Indonesia, misalnya akuisisi Philip Morris terhadap Sampoerna (Mei 2005), akuisisi Khazanah Bank terhadap Bank Lippo dan Bank Niaga (Agustus 2005), ataupun UOB terhadap Buana (Juli 2005). Sebagaimana yang dikatakan Thomas Friedman, The World is Flat, aktivitas M&A lintasnegara bukanlah hal yang tidak lazim. Karena IFRS dimaksudkan sebagai standar akuntansi tunggal global, kesiapan industri akuntansi Indonesia untuk mengadopsi IFRS akan menjadi daya saing di tingkat global. Inilah keuntungan dari mengadopsi IFRS. Bagi pelaku bisnis pada umumnya, pertanyaan dan tantangan tradisionalnya: apakah implementasi IFRS membutuhkan biaya yang besar? Belum apa-apa, beberapa pihak sudah mengeluhkan besarnya investasi di bidang sistem informasi dan teknologi informasi yang harus dipikul perusahaan untuk mengikuti persyaratan yang diharuskan. Jawaban untuk pertanyaan ini adalah jelas, adopsi IFRS membutuhkan biaya, energi dan waktu yang tidak ringan, tetapi biaya untuk tidak mengadopsinya akan jauh lebih signifikan. Komitmen manajemen perusahaan Indonesia untuk mengadopsi IFRS merupakan syarat mutlak untuk meningkatkan daya saing perusahaan Indonesia di masa depan. Jadi sebenarnya tidak ada alasan bagi Perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia untuk tidak menerapkan IFRS ini, karena selain diterima oleh semua Negara dengan standar akuntansi yang sama, juga dapat meningkatkan mutu dari laporan keuangan itu sendiri bagi pembaca atau pemakai laporan keuangan tersebut. Untuk masalah penerapan IFRS ini hanyalah masalah waktu saja, karena kalau sekarang kita tidak menerapkan standar ini, maka suka atau tidak suka kita pasti harus menerapkan standar ini.

1. Di Indonesia selama dalam penjajahan Belanda, tidak ada standar Akuntansi yang dipakai. Indonesia memakai standar (Sound Business Practices) gaya Belanda. 2. Sampai Thn. 1955 = Indonesia belum mempunyai undang undang resmi / peraturan tentang standar keuangan. 3. Thn. 1974 = Indonesia mengikuti standar Akuntansi Amerika yang dibuat oleh IAI yang disebut dengan prinsip Akuntansi. 4. Thn. 1984 = Prinsip Akuntansi di Indonesia ditetapkan menjadi standar Akuntansi. 5. Akhir Thn. 1984 = Standar Akuntansi di Indonesia mengikuti standar yang bersumber dari IASC. 6. Sejak Thn. 1994 = IAI sudah committed mengikuti IASC / IFRS. 7. Thn. 2008 = diharapkan perbedaan PSAK dengan IFRS akan dapat diselesaikan. 8. Thn. 2012 = Ikut IFRS sepenuhnya? Arti konvergensi yang diambil dari kata convergence adalah keadaan menuju satu titik pertemuan; memusat

Ada 3 cara melakukan proses konvergensi yaitu dengan : 1. Adaptasi membuat standar akuntansi sendiri yang disesuaikan dengan IFRS 2. Adopsi mengambil dan memakai langsung standard dari IFRS 3. Harmonisasi membuat standar akuntansi sendiri yang tidak bertentangan dengan IFRS Jadi sebenarnya Indonesia mengambil cara ke-2 yaitu adopsi, namun dengan membuat beberapa penyesuaian dengan kondisi di Indonesia. sejak kapan sebenarnya IFRS itu ada ? Siapa lembaga penyusun dan penerbit standarnya dan apa sebenarnya bedanya dengan International Accounting Standards (IAS). TONGGAK SEJARAH TERKAIT INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARD (IAS) ATAU INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS (IFRS) Tahun 1966 Sejarah International Accounting Standards (IAS) dimulai pada tahun ini dengan pengajuan proposal pembentukan kelompok studi yang beranggotakan the Institute of Chartered Accountants of England & Wales (ICAEW), American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dan Canadian Institute of Chartered Accountants (CICA). Proposal ini pada tahun 1967 disetujui dengan dibentuknya Accountants International Study Group (AISG). Tahun 1973 International Accounting Standard Committee (IASC) dibentuk secara resmi, dengan maksud dan pesan sponsor yang jelas, bahwa semua standard akuntansi internasional yang akan diterbitkan oleh badan ini harus memenuhi syarat yaitu be capable of rapid acceptance and implementation world-wide. Dalam 27 tahun umurnya, IASC menerbitkan 41 standar yang dikenal dengan IAS. Tahun 1997 Dibentuk suatu badan interpretasi yang disebut dengan Standing Interpretation Committee (SIC), yang memiliki tugas mempertimbangkan perdebatan atas isu

yang timbul menyangkut suatu standard, dan menyusun suatu panduan untuk menyelesaikan perdebatan tersebut. Interpretasi yang diterbitkan oleh badan ini berjumlah 33 SIC sepanjang umur hidupnya. Tahun 2000 Pada bulan Mei tahun ini, IOSCO (International Organisation of Securities Commissions) menyetujui penggunaan IAS untuk penerbitan saham antar Negara (cross border listing) dengan press release 17 May 2000. Tahun 2001 Pada bulan April tahun ini, IASC melakukan restrukturisasi dengan membentuk IASB (International Accounting Standard Board) yang akan menjadi pengganti IASC sebagai standard setter, sementara IASC menjadi foundation. Pada saat ini juga diputuskan bahwa IASB akan melanjutkan pengembangan IAS yang telah diterbitkan sebelumnya, dan memberi nama standard baru yang diterbitkannya dengan nama IFRS (International Financial Reporting Standards). IAS yang belum digantikan dengan IFRS tetap berlaku. Standar pertama yang merupakan produk IASB adalah IFRS 1 : First Time Adoption of IFRS tahun 2003. Sedangkan komite penerbit interpretasi berganti nama dari SIC menjadi IFRIC (International Financial Reporting Interpretation Committee) pada bulan Juli dan sejak itu menerbitkan IFRIC interpretation. Pada tahun 2010 komite ini berganti nama lagi menjadi IFRS Interpretation Committee.

KENAPA MELAKUKAN KONVERGENSI KE IFRS???


oleh : iwayanbayudiatmika Konvergensi IFRS (International Financial Reposrting Standard) telah menjadi suatu isu besar selama beberapa tahun ini di dunia termasuk di Indonesia. Adanya keinginan IAI untuk merubah acuan standar SAK Indonesia, yang awalnya berkiblat ke US-GAAP, lalu ke IFRS telah menimbulkan pro dan kontra di kalangan akuntan perekonomian, dan pebisnis di Indonesia. Ada Pihak yang menyetujui Indonesia untuk melakukan konvergensi IFRS dan ada juga yang tidak menyetujuinya. Walaupun isu pro dan kontra tersebut tetap muncul, IAI akhirnya tetap melakukan konvergensi SAK ke IFRS. Tanggal 1 Januari 2012 kemarin merupakan tahap akhir proses konvergensi SAK kita menuju SAK yang berbasis IFRS. Selain itu, per tanggal 1 Januri 2012 kemarin, semua entitas bisnis telah diwajibkan untuk menerapkan SAK yang terlah berbasis IFRS dalam proses pelaporan akuntansi. Tindakan IAI untuk melakukan konvergensi tersebut pastinya menimbulkan

pertanyaan besar ke rekan-rekan sekalian, kenapa SAK mesti dikonvergensi ke IFRS?. Apakah : SAK kita tidak berhasil memenuhi kebutuhan akuntan di indonesia akan standar yang handal untuk digunakan dalam praktik ekonomi sehingga mesti dikonvergensikan ke IFRS? 2. SAK kita tidak berhasil menciptakan Informasi yang handal dan relevan (Kualitas primer suatu Laporan Keuangan) bagi para users sehingga mereka tidak lagi mempercayai informasi yang dihasilkan? 3. SAK kita tidak berhasil menciptakan informasi yang handal dan relevan bagi para investor sehingga arus investasi di negara kita lemah? 1. Teman-teman pastinya sudah bisa menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut dan menilai sendiri, apakah SAK kita memang benar-benar butuh untuk dikonvergensikan ke IFRS atau sebenarnya tidak. Namun, disamping itu semua, kita tentunya juga memiliki begitu banyak alasan yang membuat kenapa SAK mesti dikonvergensikan ke IFRS. Dari sekian banyak alasan yang membuat SAK kita mesti dikonvergensi ke IFRS, setidaknya beberapa alasan berikut merupakan beberapa alasan kuat yang membuat SAK kita mesti dikonvergensi ke IFRS, yakni : 1. Adanya Globalisasi Bisnis Globalisasi berdampak pada terjadinya internasionalisasi pasar modal. Hal ini disebabkan oleh adanya perdagangan bebas, munculnya berbagai MNC, serta didukung dengan adanya teknologi informasi yang canggih. MNC mulai mencatatkan sahamnya di bursa efek negara asing tempat cabang perusahaan tersebut didirikan. Perusahaan yang listing di bursa efek asing harus menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi negara tersebut sehingga mengharuskan perusahaan untuk menyusun laporan keuangan ganda. Satu set laporan keuangan sesuai dengan standar pelaporan keuangan domestik dan satu set laporan keuangan konsolidasi yang sesuai dengan standar pelaporan keuangan yang lain yang sesuai dengan standar akuntansi dimana saham tersebut didaftarkan sehingga menimbulkan biaya yang besar bagi MNC. Dengan mempergunakan sebuah standar yang bersifat internasional, perusahaan-perusahaan yang ada di negara tersebut akan lebih mudah untuk melakukan pelaporan dan sudah tentunya akan membuat perusahaan-

perusahaan laiinya untuk lebih tertarik untuk melakukan penanaman modal di negara tersebut. Konvergensi IFRS ini merupakan salah satu upaya Indonesia untuk membuka peluang pasar modal internasional. Penerapan IFRS dalam SAK Indonesia akan memberikan kemudaham pemahaman atas laporan keuangan karena standar akuntansi yang diberlakukan bersifat internasional. 2. Keanggotaan Indonesia di G20 Indonesia merupakan salah satu negara anggota dari G20. Pada tanggal 24-25 September 2009, bertempat di Piittsburg, para anggota G20 melakukan suatu pertemuan yang menghasilkan sebuah kesepakatan bahwa bahwa otoritas yang mengawasi aturan akuntansi internasional harus meningkatkan standar global pada Juni 2011 sehingga dapat mengurangi kesenjangan aturan di antara negaranegara anggota G-20. Untuk itu, negara-negara yang menjadi anggota G20 sepakat untuk melakukan konvergensi ke IFRS. 3. Dorongan dari Lembaga Keuangan Dunia Lembagalembaga keuangan dunia seperti World Bank dan IMF (International Money Fund) dianggap sebagai pihak yang paling berpengaruh di dalam adopsi IFRS di negara-negara berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang ada di wilayah Asia Tenggara (www.wikipedia.com). Badan-badan tersebut yang menekan pemerintah negara berkembang untuk mengadopsi IFRS agar memudahkan mereka untuk menginterpretasikan laporan keuangan negara tersebut. Indonesia yang terikat di dalam utang dan perjanjian dengan lembaga tersebut tidak memiliki pilihan lain untuk tidak mengadopsi IFRS. Karena alasan ini, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk melakukan adopsi atas IFRS. Apapun itu alasannya, Konvergensi IFRS telah sepenuhnya dilakukan di negara kita per 1 Januari 2012 kemarin. Kita semua berharap semoga dengan konvergensi IFRS ini, perekonomian di negara kita menjadi semakin maju dan lebih baik dari sebelumnya. Sistem Akuntabilitas yang ada di negara kita menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya sehingga kepercayaan masyarakat (publik) akan menjadi lebih baik. Yang terpenting, walaupun nantinya SAK berbasis IFRS akan dapat menciptakan persaingan pasar bebas dan menarik investor luar lebih banyak ke negara kita, kita berharap negara kita ini tetap menjadi miliki warga negara Indonesia dan tidak dijajah oleh investor yang ingin menguasai dan menarik keuntungan yang sebesarbesarnya dari negara kita dan merugikan masyarakat kita. Konvergensi ini sudah tentunya akan menjadi PR besar bagi

akuntan-akuntan Indonesia untuk dapat menjawab tantangan dunia. Akuntan Indonesia akan memiliki tanggung jawab yang besar untuk menjaga kekayaan negeri ini agar dapat tetap dimiliki dan dinikmati oleh masyarakat kita sendiri, sehingga kesejahteraan di negara kita dapat diwujudkan.

www.iasb.org www.iasplus.com www.iaiglobal.or.id . www.ifac.org

Anda mungkin juga menyukai