PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Latar belakang utama kami membuat paper ini adalah untuk
memenuhi atau melaksanakan tugas kami sebagai mahasiswa. Selain
itu paper ini juga merupakan tugas yang memang harus kami penuhi
agar nantinya dapat mengikuti ujian.
Selain tujuan tersebut, kami kelompok 9 akan dapat paham dan
mampu menjelaskan saat timbulnya utang pajak, cara pengenaan
utang pajak, cara penghapusan utang pajak dan factor-faktor yang
mengakibatkan berakhirnya utang pajak, serta beberapa tarif pajak
yang ada dalam perpajakan
1.2.
TUJUAN
BABII
PEMBAHASAN
- Agar fiskus mendapat jaminan yang lebih kuat bahwa utang pajak
tersebut dapat dilunasi tepat pada waktunva.
System.
2.
Ajaran Materiel, yaitu utang pajak timbul karena berlakunya undangundang. Seseorang dikenai pajak karena suatu keadaan dan perbuatan.
Ajaran ini diterapkan pada Self Assessment System.
Pembayaran
Utang pajak yang melekat pada Wajib Pajak akan hapus karena pembayanan
yang dilakukan ke Kas Negara.
/
Kompensasi
Keputusan yang ditujukan kepada kompensasi utang pajak dengan tagihan
seseorang diluar pajak tidak diperkenankan. Oleh karena itu kompensasi
terjadi apabila Wajib Pajak mempunyai tagihan berupa kelebihan
pembayaran pajak. Jumlah kelebihan pembayaran pajak yang diterima Wajib
Pajak sebelumnya harus dikompensasikan dengan pajak-pajak lainnya yang
terutang.
Daluwarsa
(Daluwarsa diantikan sebagai daluwarsa penagihan.Daluwarsa atau lewat
waktu athlah sebagai salah satu sebab berakhirnya utang pajak dan hapusnya
perikatan (hak untuk menagih atau kewajiban untuk membayar hutang)
karena lampaunya jangka waktu tetentu, yang ditetapkan dalam unthngundang. Hak untuk melakukan penagihan pajak, daluwarsa setelah lampau
waktu sepuluh tahun terhitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhimya
masa pajak, bagian tahun pajak atau tahun pajak yang bersangkutan. Hal ini
untuk memberikan kepastian hukum kapan utang pajak tithk dapat ditagih
lagi. Namun daluwarsa panagihan pajak tertangguh, antara lain; apabila
diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa.
Pembebasan
Utang pajak tidak berakhin dalam anti yang semestinya tetapi karena
ditiadakan. Pembebasan umumnya tidak diberikan terhadap pokok pajaknya,
6
Penghapusan
Penghapusan utang pajak ini sama sifatnya dengan pembebasan, tetapi
diberikannya karena keadaan Wajib Pajak misalnya keadaan keuangan Wajib
Pajak. (Waluyo dan Wirawan, 1999:10).
tarif5 %
Semakin besar jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak, akan semakin
besar pula jumlah pajak terutang (yang harus dibayar). Tarif ini diterapkan
dalam UU No. 18 Tahun 2000 (UU PPN dan PPnBM) yang menggunakan
tarif proporsional sebesar 10%.
Pajak yang terutang
a. Rp15.000.000,- x 10% =Rp1.500.000,b. Rp25.000.000,-x 10% = Rp2.500.000,c. Rp40.000.000,-x 10% = Rp4.000.000,d. Rp60.000.000,- x 10% =Rp6.000.000,4. Tarif Tetap
Tarif tetap adalah tarif pemungutan pajak yang besar nominalnya tetap tanpa
memerhatikan jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak. Tarif ini
diterapkan dalam UU No. 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai (BM).
Dengan adanya PP No. 24 Tahun 2000, tarif yang digunakan adalah Bea
Meterai dengan nilai nominal sebesar Rp3.000,00 dan Rp6.000,00.
5. Tarif Advalorem
Tarif advalorem adalah suatu tarif dengan persentase tertentu yang
dikenakan/ ditetapkan pada harga atau nilai suatu barang.
Misalnya PT XZY mengimpor barang jenis A sebanyak 1500 unit dengan
harga per unit Rp100.000,00. Jika tarif Bea Masuk atas Impor Barang
tersebut 20%, maka besarnya Bea Masuk yang harus dibayar adalah:
Nilai Barang Impor = 1500 x Rp100.000 = Rp150.000.000
Tarif Bea Masuk 20%, maka
Bea Masuk yang harus dibayar = 20% x Rp150.000.000
10
= Rp30.000.000
6. Tarif Spesifik
Tarif spesifik adalah tarif dengan suatu jumlah tertentu atas suatu jenis
barang tertentu atau suatu satuan jenis barang tertentu.
Misalnya PT ABC mengimpor barang jenis Z sebanyak 1500 unit dengan
harga per unit Rp100.000. Jika tarif Bea Masuk atas impor barang Rp10.000
per unit, maka besarnya Bea Masuk yang harus dibayar adalah:
Jumlah Barang Impor = 1500 unit
Tarif Bea Masuk Rp10.000, maka
Bea Masuk yang harus dibayar = Rp10.000 x 1500
= Rp15.000.000
BAB III
PENUTUP
Utang pajak timbul pada saat suatu UU Pajak diundangkan yang berarti
secara material seseorang mempunyai (diketahui mempunyai) utang pajak
dengan adanya UU Pajak. Menurut teori, ada 3 cara pengenaan pajak yang
11
dapat dilakukan yaitu cara pengenaan di depan (stelsel fiksi), cara pengenaan
di belakang (stelsel riil) dan cara pengenaan campuran (kombinasi antar
stelsel fiksi dan stelsel riil). 4 hal yang mengakibatkan
hapusnya(berakhirnya utang pajak, yaitu pembayaran, kompensasi,
kadaluwarsa dan penghapusan
Besarnya tarif dalam UU Pajak dapat dibagi menjadi 5 yaitu
1. Tarif progresif, yaitu tarif pemungutan pajak yang persentasenya makin
besar bila jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak juga makin besar
2. Tarif degresif, yaitu tarif pemungutan pajak yang persentasenya makin
kecil bila jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak makin besar.
3. Tarif proporsional, yaitu tarif pemungutan pajak yang menggunakan
persentase tetap tanpa memperhatikan jumlah yang dijadikan dasar
pengenaan pajak.
4. Tarif tetap, yaitu tarif pemungutan pajak yang besar nominalnya tetap
tanpa memperhatikan jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak.
5. Tarif spesifik, yaitu tarif dengan suatu jumlah tertentu atas suatu jenis
barang tertentu
DAFTAR PUSTAKA
http://ridwaniskandar.files.wordpress.com/2009/05/215-utang-pajak.pdf
http://www.ekonomi-holic.com/2013/01/tarif-pajak-penghasilan-2013-dancara_2918.html
12
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/2012100500AKBab
2001/page12.html
Wirawan B. Ilyas dan Richard Burton,2010,Hukum Pajak Edisi
5,Jakarta:Salemba Empat
13