Anda di halaman 1dari 34

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN

MANAJERIAL, FINANCIAL DISTRESS, BIAYA LITIGASI,


TAX And POLITICAL COSTS, GROWTH OPPORTUNITIES,
DAN DEBT COVENANT HYPOTHESIS TERHADAP
KONSERVATISME AKUNTANSI
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI
Tahun 2011-2013)

ARTIKEL ILMIAH

Program Studi Akuntansi

Disusun oleh :

Bagus Setiawan Sugiarto

Nim : 31401204163

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEMARANG

2015
HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL,


FINANCIAL DISTRESS, BIAYA LITIGASI, TAX And POLITICAL COSTS,
GROWTH OPPORTUNITIES, DAN DEBT COVENANT HYPOTHESIS TERHADAP
KONSERVATISME AKUNTANSI
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI
Tahun 2011-2013)

Disusun oleh :

Bagus Setiawan Sugiarto

Nim : 31401204163

Telah disetujui oleh pembimbing dan selanjutnya


dapat diajukan kehadapan sidang panitia ujian skripsi
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Semarang, 02 Desember 2015

Mengetahui,

Pembimbing

H. M. Jafar S., SE, S.Si, M.si, Ak, CA


PERNYATAAN KEASLIAN ARTIKEL ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Bagus Setiawan Sugiarto

NIM : 31401204163

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi UNISSULA

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan

Manajerial, Financial Distress, Biaya Litigasi, Tax and Political Costs, Growth

Opportunities, dan Debt Covenant Hypothesis Terhadap Konservatisme Akuntansi (Studi

Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)” dan

diajukan untuk diuji pada tanggal 11 Desember 2015 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak

terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang menunjukkan gagasan atau

pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya

sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Saya bersedia menarik skripsi yang saya ajukan, apabila terbukti bahwa saya

melakukan tindakan menyalin tulisan orang lain yang seolah-olah tulisan saya sendiri.

Dan saya bersedia bila gelar dan ijazah yang diberikan oleh universitas dibatalkan.

Semarang, 02 Desember 2015


Yang Menyatakan Pernyataan

Bagus Setiawan Sugiarto


ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL,
FINANCIAL DISTRESS, BIAYA LITIGASI, TAX And POLITICAL COSTS,
GROWTH OPPORTUNITIES, DAN DEBT COVENANT HYPOTHESIS
TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI
Tahun 2011-2013)

Oleh :

Bagus Setiawan Sugiarto


H. M. Jafar S., SE, S.Si, M.si, Ak, CA

ABSTRAKSI

Penelitian ini untuk menguji secara empiris penelitian sebelumnya dari Dewi
(2014) dengan menambah variabel dari Deslatu (2009) yang bertujuan untuk
menganalisis pengaruh struktur kepemilikan manajerial, financial distress, biaya
litigasi, tax and political costs, growth opportunities, dan debt covenant hypothesis
terhadap konservatisme akuntansi.
Sampel penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Sampel dipilih dengan
menggunakan metoda purposive sampling. Jumlah perusahaan yang diambil sebagai
sampel adalah 44 perusahaan sesuai kriteria. Pengujian hipotesis dengan
menggunakan regresi berganda karena variabel bebasnya lebih dari satu variabel.
Hasil penelitian membuktikan bahwa 1) Biaya Litigasi dan Tax and Political
Cost berpengaruh signifikan positif terhadap konservatisme akuntansi. 2) Debt
covenant berpengaruh signifikan negatif terhadap konservatisme akuntansi. 3)
Financial Distress tidak berpengaruh signifikan positif terhadap konservatisme
akuntansi. 4) Struktur Kepemilikan Manajerial dan Growth Opportunies tidak
berpengaruh signifikan negatif terhadap konservatisme akuntansi.
Dalam penelitian ini disarankan: 1) Untuk peneliti berikutnya yang tertarik
untuk meneliti judul yang sama sebaiknya menggunakan ukuran dummy untuk
kepemilikan manajerial, karena akan lebih banyak perusahaan yang akan diteliti. 2)
Jangka waktu penelitian sebaiknya dapat diperpanjang agar tren setiap tahunnya
dapat tercakup dalam penelitian dan dengan jumlah sampel perusahaan yang lebih
besar.

Kata kunci: Konservatisme akuntansi, Struktur kepemilikan manajerial, Financial


distress, Biaya litigasi, Tax and political cost, Growth opportunities,
Debt covenant hypothesis.
PENDAHULUAN

Fleksibilitas dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK; 2009) adalah cara

manajemen perusahaan dalam menentukan metode ataupun estimasi akuntansi yang

dipakai untuk menyusun laporan keuangan, sehingga setiap metode akuntansi yang

dipilih oleh perusahaan memiliki tingkat konservatisme yang berbeda-beda. Seorang

manajer dalam menghadapi suatu ketidakpastian diharapkan menerapkan prinsip

akuntansi konservatif. Konservatisme akuntansi mengakui adanya penurunan aktiva

walaupun kejadian tersebut belum terealisasi, namun kejadian belum bisa diakui jika

terdapat suatu peningkatan aktiva yang belum terealisasi.

Konservatisme memiliki kaidah pokok, yaitu (1) harus mengakui kerugian

yang sangat mungkin terjadi, tetapi tidak boleh mengantisipasi laba sebelum terjadi.

(2) apabila dihadapkan beberapa pilihan, akuntan diharapkan memilih metode

akuntansi yang paling tidak menguntungkan (Suharlin, dalam Dewi 2014).

Konservatisme akuntansi yaitu suatu praktik mengecilkan aktiva bersih atau

mengurangi laba dalam merespon berita buruk dan tidak meningkatkan laba jika

merespon kabar baik (Basu, dalam Dewi, 2014).

Prinsip konservatisme ini prinsip yang kontroversial terbukti masih banyak

peneliti-peneliti yang memberikan kritikan yang muncul namun ada pula yang

mendukung penerapan prinsip konservatisme. Laporan keuangan yang konservatif

dapat mengurangi biaya keagenan dan mengurangi terjadinya asimetri informasi

(Dewi, 2014). Berbeda Indrayati (2010) dalam Dewi (2014) yang menyatakan akan
cenderung tidak sesuai kenyataan dan bias apabila laporan keuangan disusun dalam

metode yang digunakan berdasarkan prinsip konservatime.

Kondisi keuangan perusahaan yang bermasalah dapat mendorong pemegang

saham melakukan penggantian manajer perusahaan, yang kemudian juga dapat

menurunkan nilai pasar manajer yang bersangkutan di pasar tenaga kerja. Ancaman

tersebut dapat mendorong manajer untuk mengatur pelaporan laba akuntansi yang

merupakan salah satu tolak ukur kinerja manajer. Kondisi keuangan perusahaan yang

bermasalah dapat mendorong manajer mengatur tingkat konservatisme akuntansi.

Pemakai laporan keuangan perlu memahami kemungkinan bahwa perubahan laba

akuntansi selain dipengaruhi oleh kinerja manajer juga dapat dipengaruhi oleh

kebijakan konservatisme akuntansi yang ditempuh oleh manajer. Oleh karena itu,

penelitian mengenai pengaruh tingkat kesulitan keuangan perusahaan terhadap

konservatisme akuntansi menarik untuk dilakukan (Lo dalam Deslatu, 2009).

Ada beberapa faktor dalam menentukan keputusan menajer menggunakan

metode konservatif atau tidak. Besar kecilnya struktur kepemilikan saham dapat

mempengaruhi kebijakan dan pengambilan keputusan perusahaan. Bila kepemilikan

manajerial lebih tinggi dibanding pihak eksternal, maka perusahaan akan cenderung

menggunakan metode akuntansi yang konservatif. Faktor lain yang mempengaruhi

konservatisme adalah financial distress, biaya litigasi, tax and political cost, growth

opportunities, dan debt covenant. Financial distress terjadi apabila perusahaan tidak

dapat memenuhi kewajiban pembayarannya kepada pihak kreditor (Daves, dalam

Dewi, 2014). Manajer mengatur tingkat konservatisme akuntansi pada saat


perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan. Bagi pengguna laporan keuangan

perlu dipahami bahwa perubahan laba akuntansi selain dipengaruhi oleh kinerja

manajer juga dapat dipengaruhi dari kebijakan konservatisme akuntansi yang

ditempuh oleh manajer. Biaya litigasi cenderung dihasilkan dari pernyataan yang

berlebihan dari aset bersih yang lebih besar dibanding pernyataan aset bersih yang

lebih rendah. Konservatisme akuntansi dengan menyatakan aset bersih yang lebih

rendah dapat mengurangi resiko litigasi (Deslatu, 2009). Tax and political cost sering

diproksikan dengan ukuran perusahaan oleh beberapa penelitian sebelumnya.

Contohnya menurut Anggraini dan Trisnawati (2008) dalam Deslatu (2009) semakin

besar perusahaan, semakin besar pula kemungkinan perusahaan tersebut memilih

metode akuntansi yang menurunkan laba. Perusahaan yang tumbuh (growth

opportunities) identik dengan perusahaan yang menerapkan prinsip konservatisme

akuntansi. Karena terdapat cadangan tersembunyi yang digunakan untuk investasi.

Cadangan tersembunyi yang digunakan untuk investasi akan membuat pasar menilai

positif atas investasi yang dilakukan saat ini diharapkan akan mendapatkan kenaikan

arus kas di masa depan (Fatmariani, 2013). Terkait dengan renegosiasi kontrak

hutang, debt covenant cenderung untuk berpedoman pada angka akuntansi. Hipotesis

debt covenant memprediksi bahwa manajer cenderung untuk menyatakan secara

berlebihan laba dan aset untuk mengurangi renegosiasi biaya kontrak hutang. Manajer

juga tidak ingin kinerjanya dinilai kurang baik apabila laba yang dilaporkan

konservatif (Fatmariani, 2013).


KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial Terhadap Konservatisma


Akuntansi

Struktur kepemilikan manajerial yang semakin tinggi atas saham yang ada

dalam perusahaan akan mendorong manajer cenderung memilih akuntansi yang

konservatif. Perasaan memiliki manajer terhadap suatu perusahaan tersebut membuat

manajer tidak hanya memikirkan bonus yang akan didapatkan apabila labanya tinggi

tetapi manajer lebih mementingkan kontinuitas perusahaan dalam jangka panjang

sehingga manajer tertarik untuk mengembangkan perusahaan.

Semakin besar kepemilikan manajerial yang diproksikan dengan persentase

kepemilikan saham perusahaan maka manajerial akan semakin konsen terhadap

persentase kepemilikannya sehingga kebijakan yang diambil semakin konservatif dan

sebaliknya, jika kepemilikan manajerial rendah maka manajer cenderung kurang

konservatif atau cenderung melaporkan laba yang lebih tinggi, karena akan membawa

keuntungan bagi manajer yang diterima melalui komisi sesuai dengan besarnya laba

(teori akuntansi positif).

H1: Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan positif terhadap

konservatisme akuntansi.

Pengaruh Financial Distress Terhadap Konservatisme Akuntansi

Teori akuntansi positif memprediksi bahwa tingkat kesulitan keuangan

perusahaan dapat mempengaruhi tingkat konservatisme akuntansi. Jika perusahaan

mengalami kesulitan keuangan, manajer sebagai agen dapat akan dianggap melanggar
kontrak. Kondisi keuangan yang bermasalah diakibatkan oleh kualitas manajer yang

buruk. Keadaan tersebut dapat memicu pemegang saham melakukan penggantian

manajer, yang kemudian dapat menurunkan nilai pasar manajer dipasar tenaga kerja.

Ancaman tersebut dapat mendorong manajer menurunkan tingkat konservatisme

akuntansi.

Pada perusahaan yang tidak mempunyai masalah keuangan, manajer tidak

menghadapi tekanan pelanggaran kontrak sehingga manajer menerapkan akuntansi

konservatif untuk menghindari kemungkinan konflik dengan kreditur dan pemegang

saham. Oleh karena itu, tingkat kesulitan keuangan yang semakin tinggi akan

mendorong manajer untuk mengurangi tingkat konservatisme akuntansi, dan

sebaliknya (Suprihastini dan Pusparini dalam Pramudita, 2012).

H2: Financial distress berpengaruh signifikan negatif terhadap konservatisme

akuntansi.

Pengaruh Biaya Litigasi Terhadap Konservatisme Akuntansi

Resiko litigasi sebagai faktor eksternal dapat mendorong manajer untuk

melaporkan keuangan perusahaan lebih konservatif. Dorongan manajer untuk

menerapkan konservatisme akuntansi akan semakin kuat bila resiko ancaman litigasi

pada perusahaan relatif tinggi.

Berbagai peraturan dan penegakan hukum yang berlaku dalam lingkungan

akuntansi, menuntut manajer untuk mencermati praktik-praktik akuntansi agar

terhindar dari ancaman ketentuan hukum. Tuntutan penegakan hukum yang semakin

ketat inilah akan berpotensi menimbulkan litigasi bila perusahaan melakukan


pelanggaran sehingga akan mendorong manajer untuk bersifat berhati-hati dalam

menerapkan akuntansinya.

H3: Biaya litigasi berpengaruh signifikan positif terhadap konservatisme

akuntansi.

Pengaruh Tax and Political Costs Terhadap Konservatisme Akuntansi

Biaya politik sendiri timbul dari konflik kepentingan antara perusahaan

(manajer) dengan pemerintah. Biaya politik tersebut biasanya terkait dengan pajak.

Pajak itu sendiri digunakan untuk membiayai pembangunan guna kepentingan

masyarakat. Perusahaan yang memiliki laba yang semakin besar maka semakin besar

pajak yang akan disetorkan ke pemerintah. Untuk menghindari pajak yang besar

perusahaan (manajer) cenderung melaporkan laba lebih rendah. Watts (1986) dalam

Deslatu (2009) menyatakan bahwa kos politis memprediksi bahwa manajer ingin

mengecilkan laba untuk mengurangi biaya politis yang potensial. Jadi semakin tinggi

political cost, memprediksikan bahwa perusahaan cenderung memilih akuntansi

konservatif dengan kata lain political cost yang semakin tinggi berpengaruh positif

terhadap konservatisme.

H4: Tax and political costs berpengaruh signifikan positif terhadap

konservatisme akuntansi.

Pengaruh Growth Opportinities Terhadap Konservatisme Akuntansi

Konservatisme cenderung dengan perusahaan yang berkembang karena

terdapat cadangan tersembunyi yang digunakan untuk investasi, nilai pasar

perusahaan yang konservatif lebih tinggi dari nilai bukunya sehingga akan terjadi
goodwill. Keadaan mengindikasikan perusahaan yang selalu tumbuh karena asset

yang selalu bertambah. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi juga

memiliki motivasi untuk meminimalkan laba. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan

perusahaan maka semakin tinggi perusahaan untuk memilih akuntansi yang

konservatif. Oleh karena itu panelitian ini memprediksi perusahaan yang tumbuh

berpengaruh positif terhadap akuntansi konservatif.

Selain itu perusahaan yang tumbuh pasti membutuhkan dana yang besar.

Dimana terdapat tantangan bagi manajer untuk menyeimbangkan antara pendapatan

dan penggunaan uang kas. Semakin tinggi kesempatan bertumbuh perusahaan

semakin besar kebutuhan dana yang diperlukan perusahaan. Besarnya dana yang

dibutuhkan perusahaan menyebabkan manajer menerapkan prinsip konservatisme

agar pembiayaan untuk investasi dapat terpenuhi, yaitu dengan meminimalkan laba.

H5: Growth opportunities berpengaruh signifikan positif terhadap

konservatisme akuntansi.

Pengaruh Debt Covenant Hypothesis Terhadap Konservatisme Akuntansi

Terkait dengan renegosiasi kontrak hutang, debt covenant hypothesis

cenderung untuk berpedoman pada angka akuntansi. Hipotesis debt covenant

memprediksi bahwa manajer cenderung untuk menyatakan secara berlebihan laba dan

aset untuk mengurangi renegosiasi biaya kontrak hutang. Manajer juga tidak ingin

kinerjanya dinilai kurang baik apabila laba yang dilaporkan konservatif.

Untuk mengidentifikasi debt covenant adalah dengan menggunakan proksi

dari tingkat leverage. Leverage merupakan perbandingan utang jangka panjang


terhadap total asset yang dimiliki perusahaan. Rasio tersebut digunakan untuk

memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga

dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin tinggi rasio leverage, semakin besar pula kemungkinan perusahaan akan

menggunakan prosedur yang meningkatkan laba yang dilaporkan atau semakin tinggi

rasio leverage, maka pihak perusahaan atau manajer semakin menurunkan tingkat

konservatisme akuntansi.

H6: Debt covenant hypothesis berpengaruh signifikan negatif terhadap

konsrvatisme akuntansi.

Berdasarkan Hipotesis yang diajukan, maka model penelitian sebagai berikut:

Struktur Kepemilikan
Manajerial

Financial Distress

Biaya Litigasi

Konservatisma Akuntansi
Tax and Political Cost

Growth Opportunities

Debt Covenant
Hypothesis
Gambar 1
Model Penelitian
METODE PENELITIAN

Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

berupa laporan keuangan tahunan perusahaan yang diperoleh dari Bursa Efek

Indonesia yang tersedia di pojok BEI, IDX dan ICMD (Indonesian Capital Market

Directory).Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metoda purposive

sampling, yaitu memilih sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Prosedur

pengambilan sampel penelitian dengan rincian yang digambarkan dalam tabel 1.

Tabel 1
Kriteria pengambilan sampel

No. Keterangan Jumlah Perusahaan


1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di 148 perusahaan
BEI tahun 2011-2013
2. Perusahaan yang tidak mempublikasikan (16 perusahaan)
laporan keuangan per 31 Desember tahun
2011-2013
3. Perusahaan yang tidak memiliki data (88 perusahaan)
lengkap guna penelitian (lihat kriteria
sampel)
4. Sampel 44 perusahaan

Definisi Operasional Variabel

Variabel Dependen

Konservatisme Akuntansi

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

konservatisme akuntansi. Konservatisme akuntansi adalah konsep yang


mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan untung lebih

lambat, menilai aktiva dengan nilai yang terendah, dan kewajiban dengan nilai

yang tertinggi (Widayati, 2011).

Dalam penelitian ini menggunakan pengukuran Earnings/accrual

measures model Givoly dan Hayn (2000). Ukuran akrual ini yaitu selisih

antara net income dan cash flow. Selain itu, Givoly dan Hayn (2002) dalam

Fatmariani (2013) membagi akrual menjadi dua, yaitu operating accrual dan

non operating accrual. Apabila akrual bernilai negatif, maka laba

digolongkan konservatif, yang disebabkan laba lebih rendah dari cash flow

yang diperoleh perusahaan pada periode tertentu.

Persamaan sebagai berikut:

NOA = TA-OA

TA = (net income + depreciation) – cash flow operational

Dimana:
NOA = non operating accrual
TA = total akrual perusahaan i pada tahun

Kemudian menghitung akrual operasional dengan persamaan sebagai berikut:

OAit = ΔACCRECit + ΔINVit + ΔPREPEXPit – ΔACCPAYit –ΔTAXPAYit

Dimana:
OAit = akrual operasional perusahaan i pada tahun t
ΔACCRECit = perubahan piutang perusahaan i pada tahun t
ΔINVit = perubahan persediaan perusahaan i pada tahun t
ΔPREPEXPit = perubahan biaya dibayar dimuka perusahaan pada tahun t
ΔACCPAYit = perubahan utang usaha perusahaan i pada tahun t
ΔTAXPAYit = perubahan utang pajak perusahaan i pada tahun t
Variabel Independen

1. Kepemilikan Manajerial

Struktur kepemilikan manajerial merupakan susunan dari jumlah

saham yang dimiliki oleh pihak manajemen dalam suatu perusahaan.

Managerial ownership adalah pemegang saham dari pihak manajemen yang

secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan. Jadi dalam

struktur ini manajer tidak hanya sebagai pengelola tetapi juga sebagai pemilik.

Dengan demikian penelitian ini akan diukur menggunakan indikator

persentase jumlah saham yang dimiliki pihak manajerial dari seluruh jumlah

saham perusahaan.

KM = Jumah saham yang dimiliki direksi komisaris X 100%

Jumlah saham yang beredar

2. Financial Distress

Menurut Atmini dan Wuryana (2005) dalam Pramudita (2012),

financial distress merupakan suatu konsep luas yang dialami oleh suatu

perusahaan dalam menghadapi masalah kesulitan keuangan. Adanya financial

distress memberikan informasi atas gejala-gejala awal kebangkrutan terhadap

penurunan kondisi keuangan yang dialami oleh suatu perusahaan, atau juga

kondisi yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi.

Dalam penelitian ini kondisi keuangan perusahaan diukur dengan melihat

profitabilitas yang tercermin dari nilai laba setelah pajak dengan


menggunakan model Z Score versi empat variabel yang dirumuskan oleh

(Altman dalam Pramudita, 2012). Rumusnya yaitu:


Z = 6,56 (X1) + 3,26 (X2) + 6,72 (X3) + 1,05 (X4)
Keterangan:
X1 = Modal Kerja / Total Aset
X2 = Laba Ditahan / Total Aset
X3 = Laba Sebelum Bunga Pajak / Total Aset
X4 = Nilai Pasar Modal Sendiri / Total Hutang
Indikator dari fungsi ini adalah:
Z ≥ 2,60 = Tidak mengalami kebangkrutan
2,59≥ Z ≥ 1,11 = Ragu-ragu
Z ≤ 1,10 = Mengalami kebangkrutan

3. Biaya Litigasi

Biaya litigasi merupakan biaya yang timbul akibat pelaporan laba dan

asset bersih yang berlebihan. Pelaporan yang berlebihan tersebut mimicu

adanya tuntutan hukum (litigasi). Biaya litigasi dalam penelitian ini

diproksikan dengan ukuran perusahaan yang dilihat dari aset bersih

perusahaan. Pemilihan variabel ini didasarkan pada Watts (2002) dalam

Deslatu (2009) bahwa biaya litigasi yang lebih besar dikarenakan oleh

pernyataan dari aset bersih yang berlebihan berbeda dengan pernyataan asset

bersih yang lebih rendah yang akan menghasilkan biaya litigasi lebih rendah

pula. Sehingga konservatisme dengan melaporkan aset lebih rendah dapat

mengurangi resiko litigasi.

4. Tax and Political Costs


Pemilihan variabel ini didasarkan pada Scott (2000) dalam Deslatu

(2009) bahwa manajer akan selalu memilih prosedur akuntansi dengan

melaporkan laba yang lebih rendah dengan cara melakukan penundaan

pendapatan dan percepatan pengakuan biaya jika biaya politis yang dihadapi

perusahaan semakin besar. Biaya politis dan pajak merupakan biaya yang

mencakup semua biaya yang ditanggung oleh perusahaan terkait dengan

tindakan politis. Biaya politis dan pajak dalam penelitian ini diproksikan

dengan ukuran perusahaan yang dilihat dari net sales suatu perusahaan, yaitu

nilai penjualan perusahaan pada tahun t, dengan rumus log of net sales.

5. Growth Opportunities

Growth merupakan peluang tumbuh suatu perusahaan yang tercermin

dalam tingginya potensi laba suatu perusahan. Pertumbuhan dalam penelitian

ini dilihat dari growth opportunities (kesempatan bertumbuh). Collins dan

Kothai (1989) dalam Deslatu (2009) memproksikan growth dengan market to

book value of equity.


Market to book value of equity
= Jumlah lembar saham beredar x harga penutupan saham
Total ekuitas

6. Debt Covenant Hypothesis

Debt covenant memprediksikan bahwa manajer ingin meningkatkan

laba dan aset untuk mengurangi biaya renegosiasi kontrak hutang ketika

perusahaan memutuskan perjanjian utangnya. Debt covenant diproksikan

dengan rasio leverage. Leverage merupakan perbandingan total hutang


terhadap total asset yang dimiliki perusahaan. Rasio tersebut dapat

memperlihatkan tingkat resiko tidak tertagihnya suatu hutang dengan cara

memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan.

Sehingga, Rasio leverage digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan

(dalam hal ini asset) dalam melunasi semua hutangnya.


Leverage = Total debt

Total assets

Metode Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diolah dan dianalisis dengan alat-

alat statistik sebagai berikut:


Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan metode-metode statistik yang

digunakan untuk menggambarkan data yang telah dikumpulkan. Statistik

deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari

nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum, minimum (Ghozali, 2005).

Uji Asumsi Klasik

Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara vaiabel independen (Ghozali,

2005). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model

regresi adalah dengan cara melihat nilai Tolerance dan nilai Variance Inflation

Factor (VIF) (Ghozali, 2005).


Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Uji heteroskedastisitas memiliki cara untuk mendeteksi ada atau

tidaknya heterokedastisitas dengan cara melihat grafik plot antara nilai

prediksi variabel bebas, yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID (Ghozali,

2005).

Analisis dengan menggunakan plot memiliki kelemahan yang cukup

signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting.

Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil

grafik plot. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang dapat menjamin

keakuratan hasil. Salah satu uji statistik yang dapat digunakan untuk

mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah Uji Glejser.

Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi dapat

dilakukan dengan cara uji Durbin-Watson (DW test). Uji Durbin-Watson

hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation)

dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak

ada variabel lagi diantara variable independen (Ghozali, 2005).

Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti

diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti

distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak

valid untuk sampel kecil (Ghozali, 2005).

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi

normal atau tidak yaitu dengan cara uji statistik non-parametrik Kolgomorov-

Smirnov (Uji K-S). Jika data tidak terdistribusi secara normal, maka perlu

dilakukan transformasi logaritma (Ln) terhadap model regresi, sehingga data

dapat terdistribusi secara normal (Ghozali, 2005).

Uji Hipotesis

Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan model regresi berganda dengan

persamaan sebagai berikut:

KONSi,t = α + β1 SKMi,t + β2 FDi,t + β3 BILITi,t + β4 TPCi,t + β5

GROWTHi,t + β6 DCi,t + ei,t

Keterangan:
KONSi,t : konservatisme akuntansi diukur dengan ukuran berbasis
akrual.
SKMi,t : struktur kepemilikan manajerial perusahaan i pada periode t.
FDi,t : financial distress perusahaan i pada periode t.
BILITi,t : biaya litigasi perusahaan i pada periode t.
TPCi,t : tax and political costs perusahaan i pada periode t.
GROWTHi,t : growth opportunities perusahaan i pada periode t.
DCi,t : debt covenant perusahaan i pada periode t.
α : nilai intersep konstanta
β1-β6 : koefisien regresi variabel
ei,t : error atau variabel di luar model

Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

independen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005).

Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005).

Uji Signifikasi Parameter (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen (Ghozali, 2005).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengujian statistik deskripstif adalah sebagai berikut :

Tabel 2
Statistik Deskriptif
Variabel Minimum Maximum Mean Std. dev
Kepemilikan manajerial 0,01 27,77 4,0232 6,33333
Financial distress -26,8812 34,0591 4,266721 5,81568
Biaya litigasi 11,68 19,18 14,2980 1,66780
Tax dan political cost 10,83 19,08 14,2980 1,79967
Growth opportunities -0,0364 70,2754 2,289471 6,73359
Debt covenant hypotesis 0,0372 2,5542 0,494072 0,36294
Konservatisme akuntansi -31535525 40793100 950181,02 5983785,316

Hasil uji asumsi klasik terlihat bahwa model regresi yang diajukan tidak terjadi

masalah multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi terlihat dari tabel 3

dan tabel 5.

Tabel 3
Uji Heteroskedastisitas

Variabel Sig Keterangan


LN_ Kepemilikan manajerial 0,865 Tidak heteroskedastisitas
LN_ Financial distress 0,073 Tidak heteroskedastisitas
Biaya litigasi 0,900 Tidak heteroskedastisitas
Tax dan political cost 0,403 Tidak heteroskedastisitas
LN_Growth opportunities 0,864 Tidak heteroskedastisitas
LN_ Debt covenant Hypotesis 0,966 Tidak heteroskedastisitas

Hasil uji normalitas data dengan menggunakan one-sample kolmogorovsmirnov test

setelah ditransformasi Ln adalah sebagai berikut:

Tabel 4
Uji LN Normalitas Data

Variabel Nilai sig Keterangan


LN_ Kepemilikan manajerial 0,123 Normal
LN_ Financial distress 0,662 Normal
Biaya litigasi 0,021 Normal
Tax dan political cost 0,801 Normal
LN_Growth opportunities 0,464 Normal
LN_ Debt covenant Hypotesis 0,219 Normal
LN_ Kepemilikan manajerial 0,344 Normal

Hasil uji multikolinearias tidak terjadi dalam penelitian ini yang di buktikan dengan

nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,01.

Tabel 5
Uji Multikolinearitas
Variabel VIF Tolerance
LN_ Kepemilikan manajerial 1,472 0,679
LN_ Financial distress 1,311 0,763
Biaya litigasi 7,674 0,130
Tax dan political cost 7,724 0,129
LN_Growth opportunities 1,182 0,846
LN_ Debt covenant Hypotesis 1,245 0,803

Hasil pengujian autokorelasi di peroleh nilai DW= 1,914 terletak sesudah dU = 1,802

dan sebelum 4-dU = 2,198, maka model persamaan regresi yang diajukan tidak

terdapat autokorelasi. Hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pad atabel 6 sebagai

berikut :

Tabel 6
Uji Autokorelasi
Durbin-
Model Watson
1 1.914

Hasil pengujian hipotesis dengan melihat nilai signifikan dalam tabel 4 berikut:

Tabel 7
Hasil Pengujian Hipotesis
Variabel B T Sig. T VIF
Konstanta -1,838 -2,294 0,024
Kepemilikan -0,025 -0,648 0,519 0,679 1,472
Manajareial
Financial 0,013 0,140 0,889 0,763 1,311
Distress
Biaya Litigasi 0,767 6,462 0,000 0,130 7,674
Tax and 0.194 1,714 0,090 0,129 7,724
Political Cost
Growth -0,048 -0,633 0,529 0,846 1,182
Opportunities
Debt Covenant -0,320 -2,737 0,007 0,803 1,245
Adjusted R2: 0,848; F: 89,310; Sig.: 0,000; Durbin-Watson: 1,914

Pengaruh Kepemilikan Maajerial Terhadap Konservatisme

Berdasarkan tabel 7 diatas, dapat diketahui bahwa pengujian secara parsial

kepemilikan manajerial berpengaruh negative tidak signifikan terhadap

konservatisme akuntansi, hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi sebesar

-0,025 dan nilai signifikansi sebesar 0,519 > 0,05. Dengan demikian hipotesis yang

menyatakan kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap konservatisme

adalah ditolak atau H1 di tolak.

Pengaruh Financial Distress Terhadap Konservatisme

Berdasarkan tabel 7 diatas, dapat diketahui bahwa pengujian secara parsial

financial distress berpengaruh positif tidak signifikan terhadap konservatisme

akuntansi, hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,013 dan nilai

signifikansi sebesar 0,889 > 0,05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan

financial distress berpengaruh negatif terhadap konservatisme adalah ditolak dan H2

di tolak.

Pengaruh Biaya Politisi Terhadap Konservatisme


Berdasarkan tabel 7 diatas, dapat diketahui bahwa pengujian secara parsial

biaya litigasi berpengaruh positif signifikan terhadap konservatisme akuntansi, hal

ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.767 dan nilai signifikansi

sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan biaya litigasi

berpengaruh positif terhadap konservatisme adalah diterima dan H3 di terima.

Pengaruh Tax dan Polical Cost Terhadap Konservatisme

Tax dan Polical Cost Berdasarkan tabel 7 diatas, dapat diketahui bahwa

pengujian secara parsial tax dan political costs berpengaruh positif signifikan

terhadap konservatisme akuntansi, hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi

sebesar 0,194 dan nilai signifikansi sebesar 0,090 < 0,05. Dengan demikian hipotesis

yang menyatakan tax dan political costs berpengaruh positif terhadap konservatisme

adalah diterima dan H4 di terima.

Pengaruh Growth Opportunitic Terhadap Konservatisme

Berdasarkan tabel 4.8 diatas, dapat diketahui bahwa pengujian secara

parsial growth opportunistic berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap

konservatisme akuntansi, hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi sebesar

-0,048 dan nilai signifikansi sebesar 0,529 > 0,05. Dengan demikian hipotesis yang

menyatakan growth opportunistic berpengaruh positif terhadap konservatisme

adalah ditolak dan H5 di tolak.

Pengaruh Covenant Hipotesis Terhadap Konservatisme


Berdasarkan tabel 4.8 diatas, dapat diketahui bahwa pengujian secara parsial

debt covenant hypotesis berpengaruh negatif signifikan terhadap konservatisme

akuntansi, hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,320 dan nilai

signifikansi sebesar 0,007 < 0,05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan debt

covenant hypotesis berpengaruh negatif terhadap konservatisme adalah ditolak dan

H6 di terima.

Uji F

Hasil pengujian model regresi yang terdapat pada tabel 7 diperoleh nilai

signifikansi sebesar 0,000. Maka sig F (0,000) <  (0,05), maka dapat disimpulkan

bahwa secara bersama-sama variabel kepemilikan manajerial, financial distres, biaya

litigasi, tax dan political cost, growth opportunities, dan debt covenant hypotesis

berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Dengan demikian model regresi

adalah baik.

Koefisien Determinasi

Nilai koefisien determinasi yang ditunjukan dengan nilai adjusted R square

yang terdapat di tabel 7 adalah sebesar 0,848. Hal ini dapat di artikan bahwa variabel

independen (kepemilikan manajerial, financial distres, biaya litigasi, tax dan political

cost, growth opportunities, dan debt covenant hypotesis) dapat menjelaskan variabel

bebas (konservatisme akuntansi) sebesar 84,80 %, sedangkan sisanya dijelaskan oleh

variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini, seperti profitabilitas, aktivitas,

likuiditas, dan lain-lain.


Pembahasan

Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap

konservatisme akuntansi. Kondisi ini terjadi karena kepemilikan manajerial dalam

penelitian ini rata-rata relatif kecil, yaitu hanya 4,0232, sehingga kurang mampu

berperan dalam pengambilan kebijakan konservatisme akuntansi. Secara teori

kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan yang

diukur dengan menggunakan presentase jumlah saham yang dimiliki oleh

manajemen. Penggunaan konsep konservatisme berkaitan dengan struktur

kepemilikan manajerial pada sebuah perusahaan, semakin besar proporsi

kepemilikan manajemen maka manajemen akan cenderung lebih giat berusaha dalam

meningkatkan nilai perusahaan dengan cara menerapkan prinsip konservatisme

akuntansi. Besar kecilnya struktur kepemilikan saham dapat mempengaruhi kebijakan

dan pengambilan keputusan perusahaan. Nilai signifikan variabel struktur

kepemilikan manajerial sebesar 0,519 > 0,05, maka struktur kepemilikan manajerial

berpengaruh namun tidak signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Hasil ini

mendukung penelitian Deslatu (2009) yang menyatakan kepemilikan manajerial

berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap konservatisme akuntansi.

Financial distress berpengaruh positif tidak signifikan terhadap

konservatisme akuntansi. Hal ini dapat dijelaskan melalui teori signaling yang bisa

mengasumsikan bahwa pemberian informasi yang mengakui adanya laba yang rendah

dapat membantu mengurangi adanya konflik antara menajer dan pemegang saham,

karena manajer dengan teori ini berusaha menyampaikan informasi secara jujur
dengan penuh kehati-hatian. Konservatisme merupakan prinsip kehati-hatian maka

dengan adanya kesulitan keuangan tentu perusahaan akan lebih berhati-hati lagi

dalam menghadapi lingkungan yang tidak pasti ini. Dengan demikian, tingkat

kesulitan keuangan perusahaan yang semakin tinggi akan mendorong manajer untuk

menaikkan tingkat konservatisme akuntansi, dan sebaliknya jika tingkat kesulitan

keuangan rendah manajer akan menurunkan tingkat konservatisme akuntansi. Dengan

demikian, tingkat kesulitan keuangan yang semakin tinggi maka akan mendorong

manajer untuk menaikkan tingkat konservatisme akuntansi. Nilai signifikan variabel

financial distress sebesar 0,889 > 0,05, maka financial distress berpengaruh namun

tidak signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Hasil ini mendukung penelitian

Pramudita (2012) yang memberikan simpulan bahwa financial distress berpengaruh

positif tidak signifikan terhadap konservatisme akuntansi.

Biaya litigasi berpengaruh positif secara signifikan terhadap konservatisme

akuntansi, kondisi ini terjadi karena resiko litigasi sebagai faktor pendorong manajer

untuk melaporkan laporan keuangan perusahaan lebih konservatif, sebab peraturan

dan penegak hukum menuntut bagi manajer mencermati praktik-praktik akuntansi

agar terhindar dari ancaman ketentuan hukum. Tuntutan penegak hukum yang

semakin ketat inilah yang berpotensi menimbulkan litigasi bila perusahaan

melakukan pelanggaran, sehingga mendorong manajer untuk bersifat hati-hati dalam

menerapkan akuntansinya. Alasannya adalah bahwa litigasi cenderung lebih banyak

dihasilkan oleh pernyataan yang berlebihan dibanding pernyataan yang lebih rendah

dari laba dan aset bersih. Biaya litigasi ekspektasian dari pernyataan yang berlebihan
lebih tinggi daripada pernyataan yang lebih rendah, maka manajemen dan auditor

mempunyai insentif untuk menyatakan lebih rendah laba dan aset bersih. Nilai

signifikan variabel biaya litigasi sebesar 0,000 < 0,05, maka biaya litigasi

berpengaruh secara signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Hasil ini

mendukung penelitian Deslatu (2009), yang menyatakan biaya litigasi berpengaruh

positif secara signifikan terhadap konservatisme akuntansi.

Tax dan political cost berpengaruh positif secara signifikan terhadap

konservatisme akuntansi, kondisi ini terjadi karena biaya politik sendiri timbul dari

konflik antara perusahaan dengan pemerintah. Biaya politik tersebut biasanya terkait

dengan pajak. Perusahaan yang memiliki laba yang semakin besar, maka semakin

besar pajak yang disetorkan kepada pemerintah. Untuk menghindari pajak yang besar,

perusahaan (manajer), cenderung melaporkan laba yang rendah, sehingga motivasi

perusahaan mengecilkan laba adalah mengurangi biaya politis. Jadi semakin tinggi

biaya politisi, maka perusahaan cenderung memilih akuntansi konservatif. Nilai

signifikan variabel tax and political cost sebesar 0,090 > 0,05, maka tax and political

cost berpengaruh namun tidak signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini

bisa dikarenakan perhitungan laba berdasarkan pajak berbeda dengan perhitungan

laba yang dilakukan oleh perusahaan maka berapapun besarnya tax and political

costs yang dikenakan oleh pemerintah kepada perusahaan tidak akan mempengaruhi

akuntansi konservatisma yang diterapkan oleh perusahaan karena perhitungannya

menggunakan metode yang berbeda. Hasil ini mendukung penelitian Deslatu (2009),
yang menyatakan tax and political cost berpengaruh positif tidak signifikan terhadap

konservatisme akuntansi.

Growth opportunisties berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap

konservatisme akuntansi, kondisi ini terjadi karena rata-rata pertumbuhan perusahaan

2,289 atau 228,90 persen, artinya perusahaan rata-rata dalam pertumbuhan yang

tinggi. Secara teori perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi akan

berusaha untuk menggunakan laba ditahan untuk memenuhi sumber modalnya,

sehingga akan lebih melakukan kebijakan akuntansi konservatisme yang lebih tinggi.

Akan tetapi tidak semua manajer menerapkan prinsip konservatisme dengan cara

meminimalkan laba untuk memenuhi kebutuhan dana investasi yang diperlukan

perusahaan dalam pertumbuhannya. Kesempatan bertumbuh perusahaan

membutuhkan dana yang sebagian besar berasal dari sumber eksternal. Sumber

modal eksternal tersebut bisa berasal dari surat hutang (obligasi), pinjaman bank dan

lain-lain. Nilai signifikan variabel growth opportunities sebesar 0,529 > 0,05, maka

growth opportunities berpengaruh namun tidak signifikan terhadap konservatisme

akuntansi Hasil ini mendukung penelitian Deslatu (2009), yang menyatakan growth

opportunisties berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap konservatisme

akuntansi.

Debt covenant hipotesis berpengaruh negatif secara signifikan terhadap

konservatisme akuntansi. Kondisi ini terjadi karena jika perusahaan mempunyai

hutang yang tinggi, maka kreditor juga mempunyai hak untuk mengetahui dan

mengawasi jalannya kegiatan operasional perusahaan, dengan hutang yang semakin


tinggi pihak perusahaan atau manajer tidak berani untuk melakukan konservatisme,

karena lebih mementingkan untuk menjaga kepercayaan kreditur kepada perusahaan

dalam hal perjanjian kontrak hutangnya. Nilai signifikan variabel debt covenant

hypothesis sebesar 0,007 < 0,05, maka debt covenant hypothesis berpengaruh secara

signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Hasil penelitian ini mendukung

penelitian Oktomegah (2012), yang menyatakan debt covenant hypotesis berpengaruh

negatif secara signifikan terhadap konservatisme akuntansi.


Simpulan

Biaya litigasi berpengaruh positif secara signifikan terhadap konservatisme

akuntansi. Debt covenant hipotesis berpengaruh negatif secara signifikan terhadap

konservatisme akuntansi. Struktur kepemilikan manajerial, Growth opportunisties

berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Financial

distress, tax dan political cost, berpengaruh positif tidak signifikan terhadap

konservatisme akuntansi.

Keterbatasan

Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yang masih perlu menjadi bahan

revisi penelitian selanjutnya, yaitu pemilihan sampel hanya menggunakan perusahaan

manufaktur yang memiliki kepemilikan manajerial, dengan sampel sebanyak 44

perusahaan. Pengukuran kepemilikan manajerial dengan menggunakan prosentase,

membuat sampel kecil, sebab tidak semua perusahaan memiliki kepemilikan

manajerial.

Implikasi Penelitian

Pihak kreditur bisa menggunakan variabel biaya litigasi, tax political cost dan

debt covenant hypotesis untuk melihat apakah perusahaan melakukan akuntansi

konservatif atau tidak, sebelum kreditur memberikan pinjaman di perusahaan

tersebut, karena ini akan mempengaruhi dan pada akhirnya akan mempengaruhi

tingkat pengembalian hutang dan bunga. Penelitian ini menggunakan semua jenis

perusahaan manufaktur, dengan menggunakan ukuran dummy untuk kepemilikan

manajerial.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, A. W. 2008. Konflik Keagenan: Tinjauan Teoritis dan Cara Menguranginya.


Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 3 No.2 Desember 2008.

Brilianti, D. P. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Konservatisme


Akuntansi Perusahaan. Accounting Analysis Journal 2 (3). Jurusan Akuntansi,
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia.

Derryjie. 2013. Makalah Akuntansi: Agency Theory. Melalui


<derryjie.blogspot.com/2013/07/makalah-akuntansi-agency-theory.html>
[01/07/13].

Deslatu, S., and Y. K. Susanto.2009. Pengaruh Kepemilkan Manajerial, Debt


Covenant, Litigation, Tax and Political Costs, dan Kesempatan Bertumbuh
Terhadap Konservatisme Akuntansi.Ekuitas Vol. 14 No. 2 Juni 2010: 137 –
151.STIE Trisakti Jakarta.

Dewi, Ni. Kd. S. L., and I. K. Suryanawa. 2014. Pengaruh Struktur Kepemilikan
Manajerial, Leverage, dan Financial Distress Terhadap Konservatisme
Akuntansi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.1 (2014): 223.

Fatmariani.2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Debt Covenant, dan Growth


Opportunities Terhadap Konservatisme Akuntansi Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI.Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Padang.

Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi
Ketiga. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.

Harahap, S. N. 2012. Peranan Struktur Kepemilikan, Debt Covenant, dan Growth


Opportunities Terhadap Konservatisme Akuntansi. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Akuntansi – Vol. 1, No. 2, Maret 2012. Unika Widya Mandala.

Hendrianto. 2012. Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan dan Konservatisme


Akuntansi Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi – Vol. 1, No. 3,
Mei 2012. Unika Widya Mandala.

Ningsih, E. 2013.Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan dan Litigasi


Terhadap Konservatisme Akuntansi(Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Fakultas Ekonomi Unversitas Negeri
Padang.
Oktomegah, C. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Konservatisme
Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi –
Vol 1, No. 1, Januari 2012.

Pramudita, N. 2013.Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan dan Tingkat Hutang


Terhadap Konservatisme Akuntansi Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi – Vol. 1, No. 2, Maret 2012.

Raharja, N., and A. Sandra. 2012. Pengaruh Insentif Pajak dan Non Faktor Pajak
Terhadap Konservatisme Akuntansi Perusahaan Manufaktur Terdaftar Di BEI.
Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie.

Widayati, E. 2011. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan perusahaan


terhadap konservatisme akuntansi. Skripsi. Universitas Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai