Anda di halaman 1dari 9

1. Nama Unit Kerja : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan 2.

Kepala Dinas : M Husni SE MSi Klik Sejarah Berdirinya 3. Alamat/Telp. Kantor : Jalan Jenderal Abdul Haris Nasution No. 32 Medan Telp. 4517556 4. Tugas Pokok : 1. Dinas Pendapatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang pungutan pajak, retribusi dan pendapatan daerah lainnya yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. 2. Dinas Pendapatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang pendapatan daerah dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya. 5. Fungsi : a. merumuskan dan melaksankan kebijakan teknis dibidang pendapatan daerah; b. melakukan pembukuan dan pelaporan atas pekerjaan penagihan pajak daerah, retribusi daerah dan penerimaan asli daerah lainnya, serta penagihan Pajak Bumi dan Bangunan; c. melaksanakan koordinasi dibidang pendapatan daerah dengan unit dan instansi terkait dalam rangka penetapan besarnya pajak dan retribusi; d. melakukan penyuluhan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya serta PBB; e. melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya; f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. 6. Visi : "Mewujudkan Masyarakat Kota Medan Taat Pajak dan Retribusi" : 1. Meningkatkan pengelolaan Pendapatan Daerah Kota Medan. 7. Misi

2. Memberdayakan SDM Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan diluar Dinas aktif meningkatkan kebersihan Kota Medan. 3. Meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat/Wajib Pajak Daerah dan Wajib Retribusi Daerah.

4. Mengintensifkan Pungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 5. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja pengelola PAD lainnya. 6. Mencari terobosan dalam menggali sumber-sumber PAD yang baru di luar PAD yang sudah ada. 8. Bagan Organisasi Klik Bagan Organisasi : 9. Peraturan Tentang :

Rincian Tugas Pokok dan Fungsi

Berita . Sumber : http://www.pemkomedan.go.id/news_detail.php?id=14784

REALISASI PAD DISPENDA MEDAN SUDAH 37 PERSEN

Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Dinas Pendapatan (Dispenda) Kota Medan pada triwulan kedua tahun 2013 sekitar Rp453 miliar Angka tersebut sudah mencapai 37,35 persen dari target sebesar Rp1,2 triliun,Realisasi target PAD hingga triwulan dua tahun ini masih dalam ambang batas terkendali. Realisasi target PAD ini akan meningkat tajam pada September 2013 dengan angka bisa mencapai 95 persen, mengingat pembayaran PBB jatuh tempo pada 31 Agustus,kata Kepala Dispenda Kota Medan Muhammad Husni di kantornya. Husni mengatakan, sumber PAD pada Dispenda Kota Medan diantaranya berasal dari Pajak Bumi Bangunan (PBB) dengan target Rp433 miliar, Pajak Hotel Rp81 miliar, Pajak Restoran Rp113 miliar, Pajak Hiburan Rp35 miliar, Pajak Penerangan Jalan(PPJ) Rp148 miliar,BPHTB Rp285 miliar,Pajak Air Bawah Tanah (ABT) Rp75 miliar,Pajak Parkir Rp16 miliar,dan Pajak Reklame Rp69 miliar. Dari target yang ditetapkan dari sumber-sumber PAD ini rara-rata sudah terealisasi di atas 30

persen. Hanya realisasi pajak reklame yang tergolong cukup kecil yakni 11,09 persen dari target Rp69 miliar atau hanya Rp7,6 miliar, dan sampai saat ini pajak reklame ini masih dikelola Dinas Pertamanan,jelasnya. Menurut Husni, untuk mencapai target PAD Kota Medan sebesar Rp1,2 triliun ini, pihaknya terus memaksimalkan pengutipan pajak sesuai sumber-sumber yang ada. Selain itu, pihaknya juga menyurati perusahaan yang belum ditetapkan menjadi wajib pajak karena sudah memenuhi persyaratan sebagai usaha wajib pajak. Seperti pajak parkir misalnya, target yang ditetapkan tahun 2013 ini sebenarnya masih bisa ditingkatkan. Untuk itu kita akan terus bekerja keras mencari dan mendata lokasi-lokasi parkir baru untuk ditetapkan menjadi wajib pajak. Sementara untuk pajak reklame, kita akan berkoordinasi dengan Dinas Pertamanan untuk memaksimalkan realisasi pajak reklame di Kota Medan, tandasnya. Selain mendata dan menyurati perusahaan supaya menjadi wajib pajak, lanjut Husni, pihaknya juga terus menurunkan tim untuk memungut pajak-pajak yang masih tertunggak dari para wajib pajak di Kota Medan. Jumlah pajak daerah yang masih tertunggak tahun lalu masih ada sekitar Rp250 miliar lebih. Kita sudah membentuk tim yang melibatkan pihak-pihak terkait seperti aparat kepolisian untuk memungut pajak yang masih tertunggak dari para wajib pajak. Bahkan, beberapa objek pajak seperti parkir, rumah makan, dan tempat hiburan masih terus kita tongkrongi untuk mengoptimalkan realisasi target, pungkasnya.

Sumber : Andalas

Sumber : ww.dnaberita.com/berita-95406-realisasi-pad-di-dispenda-kota-medan-dinilai-palingrasional.html

MEDAN | DNA - Dari sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di jajaran Pemko Medan, Dinas Pendapatan (Dispenda) dinilai paling rasional merealisasikan Pendapatan Asli Daerah yakni sebesar 41 persen dari yang ditargetkan. Sementara SKPD lain masih tergolong minim yakni di bawah 30 persen. Kita pantut mengapresiasi kinerja Kepala Dispenda beserta jajaranya karena hingga bulan Agustus 2013 ini sudah mampu merealisasi target PAD hingga 41 persen, kata Ketua Pansus

Ranperda P-APBD tahun 2013 DPRD Kota Medan, CP Nainggolan pada pembahasan P-APBD 2013 bersama Dispenda Kota Medan. Selain minimnya merealisasikan target PAD, menurut CP Nainggolan, serapan anggaran tahun 2013 oleh sejumlah SKPD juga masih tergolong minim, rara-rata masih di bawah 30 persen. Jadi disinilah perlu kita pacu agar mereka (SKPD, red) bisa merealisasikan target PAD dan mampu menyerap anggaran yang ditetapkan di masing-masing SKPD sampai akhir tahun anggaran 2013 nanti, ujarnya. Sebelumnya Kepala Dispenda Kota Medan M Husni mengatakan, pada tahun 2013 ini PAD Kota Medan dari 11 sektor pajak daerah ditargetkan sebesar Rp 1.197.019.279.770. Hingga 23 Agustus 2013, target tersebut sudah terealisasi sebesar Rp 496.072.828.234 atau sekitar 41,44 persen. Dari 11 pajak daerah yang dikelola Dispenda Kota Medan yakni Pajak Hotel ditargetkan sebesar Rp81 miliar, Pajak Restoran Rp113, 2 miliar, Pajak Hiburan Rp 35,3 miliar, Pajak Reklame Rp69,1 miliar, Pajak Penerangan Jalan Rp159,7 miliar, Pajak Parkir Rp10 miliar, Pajak BPHTB Rp330,9 miliar, PBB Rp383 miliar, Pajak Air Tanah Rp7,5 miliar, dan Pajak Sarang Burung Walet Rp100 juta. Dari 11 pajak daerah ini, beberapa diantaranya sudah terealisasi di atas 50 persen, hanya PBB masih di bawah 35 persen, Pajak Reklame di bawah 15 persen, dan Pajak Sarang Burung Walet nol persen. Jadi secara akumulatif realisasi PAD dari sektor pajak daerah sudah mencapai 41,44 persen, jelas Husni. Realisasi target PBB yang baru mencapai sekitar 31,46 persen atau sebesar Rp120,4 miliar lebih dari Rp383 miliar yang ditargetkan, Husni yakin target tersebut dapat terealisasi mengingat tanggal jatuh tempo pembayaran PBB tahun 2013 akan berakhir bulan ini, tepatnya tanggal 31 Agustus mendatang. Sedangkan untuk Pajak Penerangan Jalan yang ditargetkan Rp159,7 miliar lebih pada tahun 2013 ini terjadi peningkatan sebesar Rp 21,7 miliar lebih jika dibandingkan tahun 2012 lalu. Peningkatan ini terjadi karena ada pemasangan baru titik penerangan jalan, khususnya di komplek perumahan yang ada di Kota Medan. Pajak Penerangan Jalan merupakan salah satu sektor yang mengalami peningkatan dan sampai saat ini sudah terealisasi sebanyak Rp94,6 miliar lebih atau sekitar 59 persen. Namun beberapa sektor seperti Pajak Parkir juga mengalami penurunan yakni sebesar Rp 6 miliar, dan ini terjadi karena ditutupnya Bandara Polonia, ujarnya.(sam/mdn)

Sabtu, 20 Apr 2013 07:03 WIB - http://mdn.biz.id/n/24715/ Periode Triwulan I Realisasi PAD Kota Medan Cuma 14,21% MedanBisnis - Medan. Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Dinas Pendapatan (Dispenda) Kota Medan pada triwulan pertama 2013 hanya Rp 170,7 miliar atau sekitar 14,21% dari target 2013 sebesar Rp 1,196 triliun. Namun, Realisasi PAD diprediksi akan meningkat tajam pada September 2013 didukung pencapaian pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang sudah jatuh tempo pada 31 Agustus. Kepala Dinas Pendapatan Kota Medan, M Husni mengakui realisasi PAD pada triwulan pertama tahun 2013 memang masih sedikit. Namun kinerja tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama. "Ini sudah lebih besar. Kita akan terus bekerja keras untuk mendapatkan penyerapan realisasi PAD dari sumber-sumber pajak yang diterima," ujarnya kepada MedanBisnis, Jumat (19/4). Husni yang didampingi Kabid Data Dispenda Medan, Nawawi, mengatakan, sumberseumber pajak yang diterima masih kecil pencapaiannya. Husni menunjuk pajak reklame masih 7,56% dari target Rp 69 miliar atau hanya Rp 5 miliar. Kemudian, perolehan PBB masih 3,48% atau Rp 15 miliar dari target Rp 433 miliar dan pajak parkir 13,48% atau Rp 2,1 miliar dari target Rp 16 miliar. "Kalau untuk PBB memang masih kecil karena biasanya masyarakat banyak melakukan pembayaran saat mendekati jatuh tempo," ucapnya. Sedangkan untuk pajak parkir, diakui Husni pihaknya terus bekerja keras mencari potensi-potensi pajak parkir dari lokasi-lokasi baru yang semakin tumbuh seperti hadirnya pusat perbelanjaan dan kantor-kantor. "Sementara untuk pajak reklame, Dispenda akan berkoordinasi dengan Dinas Pertamanan untuk memaksimalkan kinerja serta capaian pajak reklame di Kota Medan. Meskipun pengelolaan pajak reklame berada di bawah kewenangan Dinas Pertamanan, namun tugas dan tanggungjawab PAD kepada Dispenda Kota Medan," ujarnya. Husni mengatakan, realisasi pajak hotel pada triwulan pertama sudah 23,67% atau Rp 19,1 miliar dari target Rp 81 miliar. Perolehan pajak restoran terealisasi Rp 25 miliar dari target Rp 113 miliar, pajak hiburan Rp 8,9 miliar dari target Rp 35,5 miliar, pajak penerangan lampu jalan (PPJ) Rp 38 miliar dari target Rp 148 miliar, BPHTB dari target Rp 285 miliar terserap Rp 53,4 miliar dan pajak air tanah dari target Rp 7,5 miliar terealisasi Rp 1,9 miliar. Untuk mencapai target PAD Kota Medan sebesar Rp 1,2 triliun ini, menurut Husni, pihaknya terus memaksimalkan pengutipan pajak sesuai sumber-sumber yang ada. Selain itu, pihaknya juga menyurati perusahaan yang belum ditetapkan menjadi wajib pajak karena sudah memenuhi persyaratan sebagai usaha wajib pajak.

"Sama halnya dengan potensi parkir, kita mencari yang baru karena semakin tumbuhnya bangunan kantor, gedung dan pusat perbelanjaan sehingga bisa ditetapkan menjadi wajib pajak. Dan kita berharap nantinya ada perubahan Peraturan Daerah (Perda) tentang pakir yang menentukan setiap satu jam sekali ada penambahan parkir, karena dalam Perda Pajak Parkir diatur perubahan tarif itu masih 5 jam sekali," pungkasnya.(yuni naibaho)

Memasuki Triwulan III, Target PAD Sumut Baru Terserap 62,48 Persen
Berita dimuat pada 10 Oct 2013 Medan, (Analisa). Target Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2013 yang dibebankan kepada Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Sumut per 30 September baru terserap sekitar Rp 2,7 Triliun atau sekitar 62,48 persen dari jumlah yang ditargetkan pada tahun ini Rp 4,4 Triliyun. Capaian target masih jauh dari harapan hingga memasuki awal triwulan ke empat untuk tahun anggaran 2013. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Kadispenda) Sumut, Drs Rajali, S.Sos, M.SP saat membuka rapat evaluasi PAD triwulan III tahun 2013 di ruang rapat Dispendasu belum lama ini. "Pada rapat ini kita ingin mengetahui sejauh mana capaian target penerimaan PAD tahun ini yang dibebankan pada Dispendasu. Sekaligus untuk mengatasi permasalahan dan kendala yang ada di masing-masing unit kerja,"jelasnya. Lebih lanjut, target PAD dan realisasi penerimaan per 30 September untuk target pajak kenderaan bermotor sekitar Rp 1,34 Triliyun dan realisasinya sekitar Rp 980 juta atau sekitar73, 11 persen. Target Bea Balik Nama (BBN) kenderaan bermotor sebesar Rp 2,1 Triluyun baru teralisasi sekitar Rp 1,2 Triliyun atau sekitar 58,59 persen. Target pajak air permukaan sebesar Rp 40 Miliar baru teralisasi sekitar Rp 23,3 Miliyar atau sekitar 58, 33 persen. Target sumbangan pihak ke tiga sebesar Rp 35 Miliyar, baru terealisasi sekitar Rp 3,7 Miliyar atau sekitar 10,82 persen dan untuk target bahan bakar kenderaan bermotor sebesar Rp 762,5 Miliyar, baru terealisasi sekitar Rp 482 Miliyar atau sekitar 63,31 persen. "Pada awal triwulan ke empat tahun ini realisasi penerimaan PAD masih berkisar 62,48 persen. Kita dituntut kerja keras dan tanggung jawab yang besar untuk mencapai target bahkan melebihinya pada akhir Desember nanti,"katanya.

Ia menyampaikan, per 1 januari 2014 pemungutan pajak rokok sudah diberlakukan dengan syarat sudah menetapkan Perda tentang pajak rokok. Namun saat ini Ranperda pajak rokok di Sumut masih dalam tahap pembahasan pada badan legislasi daerah DPRD Sumut dan direncanakan akan dibahas dalam sidang paripurna pada bulan November mendatang. " Penerimaan pajak rokok di Sumut tahun 2014 diperkirakan mencapai Rp 600 Miliyar dengan rincian 30 persen bagian Pemprovsu dan 70 persen bagian Pemkab/Pemko yang dialokasikan berdasarkan pemerataan dan potensi pajak taua rasio jumlah penduduk,"terangnya. (yy/rel)

Sumber : http://ikaberita.com/index.php/sumut-mobile/item/247-dispenda-kota-medan-terusgenjot-target

IB-Medan: Hingga semester pertama tahun 2013, Dinas Pendapatan Kota (Dispenda) Medan telah menerima pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun 2013 sebesar Rp190 miliar dari target Rp433,3 miliar. Sumber Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) ini juga diikuti pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dengan realisasi sekitar 40% dari target Rp285 miliar. Kepala Dinas Pendapatan Kota Medan Drs.H.Muhammad Husni, mengatakan, animo masyarakat menyetor PBB dinilai telah baik memasuki tahun kedua pelimpahan pengelolaannya ke Pemko Medan. "Jumlah tersebut termasuk capaian yang lebih baik dibandingkan tahun 2011," ujarnya kepada wartawan, Kamis (18/7). Dijelaskannya, dengan pencapaian penyerapan PBB itu pihaknya berterimakasih kepada masyarakat karena kesadaran yang semakin membaik akan membantu pembangunan kota ini. Dengan target PBB Rp 433,3 miliar untuk tahun 2013 optimis tercapai hingga batas jatuh tempo 31 Agustus 2013. Target pencapaian PBB tahun 2013 ini juga jauh lebih besar dibandingkan tahun 2012. Masyarakat dalam membayar PBB ini, tambah Husni, dipermudah dengan diberlakukannya sistem panggilan pembagian blanko di kecamatan, dan unit pelayanan keliling yang juga turut melayani masyarakat.

"Kemudahan demi kemudahan diupayakan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat wajib pajak. Sebab, dengan kemudahan yang dirasakan masyarakat secara tidak langsung akan memberikan dampak pembangunan yang lebih ril," katanya. Untuk PAD sektor lainnya, pada umumnya memasuki semester pertama secara umum diatas 45%. Jadi tidak ada masalah dengan penagihan PAD sektor lainnya. "Kita akan terus pacu ke depan sampai target PAD ditahun ini hingga sekitar Rp 1,2 Triliun dapat terealisasi," pungkasnya.(IB-dhon)

Sumber : http://www.koran-sindo.com/node/342170

Dispenda tak mampu penuhi target PAD MEDAN Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Medan dipastikan gagal memenuhi target pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak sebesar Rp1,2 triliun. Saat ini, PAD yang terkumpul dari sektor pajak baru mencapai 67%. Dalam waktu dua bulan tersisa, pengutipan pajak diperkirakan hanya maksimal 8085%. Tidak sampai 100%. Secara global, sampai akhir tahun paling hanya 85% dari target. Tidak bisa kami paksakan, ungkap Kepala Bidang (Kabid) Data dan Penetapan, Dispenda Kota Medan Nawawi, kemarin. Dia menjelaskan, perolehan PAD sejauh ini didapat, antara lain dari Pajak bumi bangunan (PBB) yang sudah terkumpul 58.78% dari target sebesar Rp383 miliar. Kemudian, pajak restoran sebesar 75% dari total target Rp113 miliar; pajak hotel 75% dari total target Rp81 miliar; dan pajak hiburan 75% dari total target sebesar Rp35 miliar. Meski tak mungkin tercapai 100%, pihaknya masih terus berupaya menggali potensi yang ada untuk mendongkrak pendapatan jelang akhir tahun. Semua petugas akan terus bergerak untuk mengawasi dan menagih. Tim terus bekerja maksimal untuk mengumpulkan PAD agar perolehan bisa maksimal sampai akhir tahun. Dua bulan ini akan kami maksimalkan, ujarnya. Dia mengklaim tidak ada kendala yang dihadapi dalam mengumpulkan PAD. Hanya saja, uang tersebut butuh waktu masuk ke kas daerah karena panjangnya pemeriksaan atau verifikasi wajib pajak. Pemeriksaan atau verifikasi harus dilakukan untuk menetapkan besaran pajak yang sebenarnya dibayar wajib pajak. Kendala tidak ada. Hanya saja lamanya penarikan dikarenakan harus melalui pemeriksaan atau verifikasi. Jadi, memakan waktu, ucapnya. Sementara itu, anggota Komisi C DPRD Kota Medan Ilhamsyah masih melihat adanya kelemahan di Dispenda dalam menarik pajak, sehingga realisasi PAD tidak maksimal. Dia mencontohkan

pajak dari usaha hiburan. Pajak hiburan dikenakan kepada pengusaha terlalu besar, yakni 30% dari total pendapatan mereka. Lalu, dia membandingkan dengan DKI Jakarta yang merupakan ibu kota Negara, yang ternyata pajak hiburannya hanya 20%. Tingginya pajak yang dikenakan membuka peluang bagi pengusaha dan petugas pajak untuk kongkalikong pada saat penagihan. Artinya, pajak yang dibayarkan pengusaha hiburan bisa jadi tidak sesuai seharusnya, dan verifikasi yang dilakukan hanya sekadar formalitas. Sudah ada kesepakatan dibangun sebenarnya. Ini akibat terlalu besarnya pajak yang dikenakan. Jadi, terjadi kesepakatan di bawah tangan. Harusnya dikurangi untuk meringankan pembayaran pajak, ucapnya. Menurut dia, sahsah saja pajak tersebut dikurangi menjadi 20%. Caranya dengan merevisi aturan. Apabila anggota Dewan sepakat, revisi bisa disahkan. Dia yakin jika kewajiban wajib pajak dikurangi, permainan di lapangan bisa diminimalisasi. Menurutnya, lebih baik membidik 1.000 pengusaha hiburan tetapi bayar pajak semua, dari pada mengincar 1.500 pengusaha hiburan tapi yang bayar pajak hanya 500 orang. Untuk apa banyak tapi yang bayar hanya sedikit dan pemasukan kecil. Saya yakin ini juga alasan Dispenda menargetkan PAD kecil dari sektor ini. Padahal, reza shahabhiburan di Medan berkembang pesat, tandasnya.

Anda mungkin juga menyukai