PENDAHULUAN
Pajak Daerah menjadi salah satu sumber dan kontribusi bagi pemasukan
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada
daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
Tahun, 2018). Pajak daerah menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli
dan pembangunan daerah pemerintah daerah itu sendiri.Oleh karena itu pajak
suatu daerah, karena jika semakin tinggi Pendapatan Asli Daerah suatu daerah
secara mandiri.
dari sektor pajak. Terdapat beberapa hal yang dilakukan oleh pemerintah
yang tercantum dalam PERDA Kota Jayapura Nomor 1 Tahun 2012 Tentang
Pembayaran Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan dalam rangka
Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan
Daerah dan Retribusi Daerah, memberikan kewenangan yang lebih besar bagi
sebelum adanya pemasangan kedua alat ini yaitu TMD dan POS cara
perhitungan pajak yang masih konvensional dan yang diterapkan selama ini
atau menghitung secara pasti bagaimana pendapatan dari suatu pajak restoran,
pajak hiburan, dan pajak hotel. Jika pemerintah tidak bisa memantau dan
bisa dihitung secara tepat, karena masih terdapat beberapa rumah makan atau
keuangan secara baik, yang akhirnya berdampak pada saat akan membayar
pajak, dimana petugas pajak dan pengelola rumah makan hanya membuat
Kota Jayapura sebelum dan sesudah pemasangan alat TMD dan POS dapat
Gambar 1.1.
Grafik Perbandingan Nilai Pajak Daerah Kota Jayapura
Sebelum dan Sesudah dilakukan Pemasangan Alat Rekam Pajak TMD
dan POS Tahun2018-2020
Berdasarkan grafik 1.1, terlihat bahwa total penerimaan Pajak Daerah Kota
Jayapura tahun 2018 atau sebelum pemasangan alat TMD dan POS diperoleh
pada Tahun 2019 total penerimaan Pajak Daerah meningkat, pada alat TMD
diperoleh sebesar Rp. 29.445.553.421 dan pada alat POS diperoleh sebesar
kembali meningkat pada alat TMD diperoleh sebesar Rp. 32.668.671.830 dan
pajak. Pajak daerah yang diawasi secara online ini dilakukan pada pajak
daerah yang menganut sistem pemungutan pajak Self Assesment System atau
Pajak daerah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pajak hotel,
Makan, Penginapan, dan Tempat Wisata omset cukup besar tetapi belum
penelitian serupa yang pernah dilakukan oleh (Wijayanti, 2020) dengan judul
Daerah (PAD) di Kota Surakarta dan penelitian yang dilakukan oleh (Trista,
sebagai berikut:
Contoh dari manfaat manfaat teoritis adalah untuk akademis dalam suatu
perpajakan.
meliputi beberapa elemen penting yang dimulai dari judul, isi, hingga daftar
pustaka guna untuk menjelaskan tentang apa, mengapa, dan bagaimana riset
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
Bab ini berisi uraian tentang lokasi penelitian, populasi dan sampel
analisis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
yang dimaksud disini dalam arti yang luas yang meliputi seluruh desain
penting dari itu, akuntan dapat membuat sistem bahkan akuntansi baru
sebelum dan sesudah pemasangan alat TMD dan POS adalah adanya
Istilah pajak berasal dari bahasa jawa yaitu ajeg yang berarti
raja dan pengurus desa. Besar kecilnya bagian yang berkembang pada
undang.
satuan moneter.
perpajakan.
public purpose)
pajak. Tetapi apa yang sudah dibayarkan oleh Wajib Pajak kepada
fasilitas umum dan prasarana yang dibiayai dari APBN atau APBD
tujuan tertentu.
adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
iuran rakyat kepada kas negara dan merupakan kontribusi wajib kepada
Asas pengenaan pajak dalam buku (Mardiasmo, 2011) ada 3 asas, yaitu:
1. Asas Domisili
melihat wajib pajak itu bertempat tinggal. Baik Wajib Pajak Dalam
3. Asas Kebangsaan
tersebut harus jelas dan nyata dan sudah di atur dalam undang-undang
ditaatibaik oleh fiskus maupun Wajib Pajak dan tidak dibenarkan jika
1. Sistem Fiktif
sesungguhnya.
3. Sistem Campuran
kenyataannya.
Pusat, Bea dan Cukai, Pajak Daerah, maupun Retribusi Daerah dan
2. Pajak Daerah
a. Pajak Daerah berasal dari pajak asli daerah maupun pajak pusat
Atas Air.
Air Permukaan.
5) Pajak Rokok.
1) Pajak Hotel
2) Pajak Restoran
3) Pajak Hiburan
4) Pajak Reklame
7) Pajak Parkir
Produksi.
1. Pajak Langsung
(tax burden) tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain (no tax
harus dibayarkan oleh Orang Pribadi atau Badan (tax burden) dapat
1. Pajak Subyektif
2. Pajak Obyektif
sesuai APBN
a. Minyak Bumi
b. Gas Alam
a. Pajak Penghasilan
c. Bea Masuk
d. Cukai
e. Pajak Ekspor
f. Pajak Lainnya
a. Bantuan program
b. Bantuan proyek
2) Tunjangan Beras
b. Belanja Barang
1) Belanja Pegawai
7) Lain-lain
2. Pengeluaran pembangunan
a. Pembinayaan rupiah
b. Bantuan proyek
tahunan.
fiskal (BKF).
Berikut ini adalah data target dan realisasi Pendapatan Daerah Kota
175,000,000,000
125,000,000,000
75,000,000,000
25,000,000,000
2017 2018 2019 2020
Target 17024769531 18975998667 20050000000 13001831357
4 8 0 1
Realisasi 17393274800 19573478099 21000286871 15083609340
9 6 4 5
Dari jenis – jenis Pajak Daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kota
akan disajikan data salah satu jenis pajak yaitu Pajak Restoran yang
Namun ternyata justru pada masa pandemic ini PAD Kota Jayapura
system.
(Noriwary, 2021)
pajak tanpa ada campur tangan manusia. Jadi secara otomatis apa
Gambar 2.1.
TMD (kotak hitam) dipasang pada server wajib pajak
Gambar 2.2.
Perangkat MPOS
(Noriwary, 2021)
waktu 10 tahun.
pajak.
belum tersambung.
g. Wajib Pajak tidak berhak mengubah data yang telah ada pada
tahun dan atau pidana denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah
pajak yang terutang yang tidak atau kurang bayar, sesuai dengan
a. Perangkat TMD
b. Perangkat MPOS
(Noriwary, 2021).
LAN.
Gambar 2.3.
Alur Pemasangan dan Penarikan Perangkat MPOS
realtime
penjualan
System
system, maka tim teknis ini dapat bergerak cepat dan tepat untuk
System
5. Sosialisasi
sebelumnya.
System
SEBELUM SESUDAH
2016 - 2018 2019 - 2021
KESIMPULAN
Kota Jayapura.
a. Populasi
populasi merupahkan totalitas dari setipa bentuk element yang hendak akan
diteliti dan mempunyai ciri-ciri yang sama, dapat berupah invidu dari suatu
penelitian ini populasi yang diambil yaitu Data Penerimaan Pajak di Kota
dimiliki oleh populasi tersebut,atau bagian kecil dari anggota populasi yang
yang tepat (Sugiyono, 2014). Sehingga sampel dari penelitian ini adalah
Jenis data yang dipakai pada penelitian ini yaitu data kuantitatif.
Menurut (Sugiyono, 2014) Data kuantitatif adalah suatu data dimana terdiri
atas angka atau bilangan. Mengolah atau menganalisis data kuantitatif bisa
Menurut (Arikunto, 2019) Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau
objek, buku, terkait dengan penulisan teori dan refrensi jurnal. Data sekunder
yang digunakan peneliti yaitu data jumlah realisasi dan target penerimaan
pajak daerah berbasis Online dan Juli 2019 - Desember 2021 untuk sesudah
dokumen lain yang diperoleh dari Bapenda Kota Jayapura juga jurnal, artikel,
diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti,
Uji kualitas data dalam penelitian ini menggunakan uji Paired Sample
berbeda. Paired Sample T-Test digunakan uji beda mean untuk sampel yang
diberikan perlakuan yang berbeda, dimana jumlah sampel harus sama dan
pengujian juga harus sama dengan sebelumnya untuk melihat perbedaan mean
versi 23.
1. Uji Validitas
apakah data yang digunakan sudah sesuai atau benar. Uji validitas pada
2. Uji Reliabilitas
Adalah alat untuk mengukur suatu data yang merupakan indikator dari
variabel atau konstruk. Suatu data dikatakan reliabel atau handal jika
- Jika nilai Chronbach alpha > 0,700 maka kuesioner dianggap reliable
- Jika nilai Chronbach alpha < 0,700 maka kuesioner dianggap tidak
reliable
3. Uji T-Parsial
signifikansi :
- Jika nilai Sig. < 0.05 maka variabel bebas berpengaruh signifikan
- Jika nilai Sig. > 0.05 maka variabel bebas tidak berpengaruh signifikan
4. Raiso Efektivitas
potensi riil daerah. Rumus rasio efektivitas dapat dihitung dan kriteria
Tabel 3.1.
Kriteria Efektivitas Keuangan Daerah
Persentase Kriteria
> 100% Sangat Efektif
100% Efektif
90%-99% Cukup Efektif
75%-89% Kurang Efektif
< 75% Tidak Efektif
Sumber : Kepmendagri No.690.900.327/1996
5. Rasio Pertumbuhan
pendapatan atau belanja secara positif atau negatif. Rumus yang digunakan
PDt 1−PDt 0
Rasio Petumbuhan= x 100 %
PDt 0
Keterangan :
PADt1 – PDt0 = Realisasi tahun ini dikurangi tahun sebelumnya
PDt0 = Realisasi Penerimaan Pajak Daerah tahun sebelumnya
BAB IV
luas wilayah terkecil, hanya mencapai 43,4 km2 atau hanya 4,62
persen dari total luas Kota Jayapura. Selain itu juga berdasarkan
Visi
Misi
PAD
Motto
masyarakat.
4.1.2. Analisa Data
1. Deskriptif Data Target dan Realisasi Pajak Daerah (Hotel,
Restoran, Hiuran) Sebelum dan Sesudah Pemasangan TMD dan
MPOS pada sector di Kota Jayapura 2017-2019
a. Target dan Realisasi Pajak Hotel
Tabel 4.1. Target dan Realisasi Pajak Hotel Sebelum dan Sesudah
Pemasangan Alat TMD dan MPOS di Kota Jayapura
Tahun 2017-2021
No Tahun Target Realisasi
1 2017 19.431.558.097 18.729.402.779
2 2018 21.687.214.921 23.190.819.963
3 2019 23.058.731.201 22.697.607.269
4 2020 13.006.885.349 14.181.524.855
5 2021 21.883.318.531 22.883.318.531
Sumber : Data Sekunder, diolah 2022
Rp.18.729.402.779.
Hal yang berbeda terjadi pada tahun 2018 realisasi pajak hotel
pada tahun 2020 terjadi perbaikan pada pencapaian target pajak hotel
yang mana sebesar Rp. 13.006.885.349 dan realisasi melebihi target
berikut :
Grafik 4.1. Target dan Realisasi Pajak Hotel Sebelum dan Sesudah
Pemasangan Alat TMD dan MPOS di Kota Jayapura
Tahun 2017-2021
22500000000
17500000000
12500000000
2500000000
2017 2018 2019 2020 2021
Target 1943155809 2168721492 2305873120 1300688534 2188331853
7 1 1 9 1
Real- 1872940277 2319081996 2269760726 1418152485 2288331853
isasi 9 3 9 5 1
2017 kurang dari target dan 2018 lebih dari target. Kemudian
yang mana di dua tahun tersebut realisasi pajak hotel selalu melebihi
setiap tahun selalu melebihi target. Seperti terlihat pada Tahun 2017
berikut :
Grafik 4.2. Target dan Realisasi Pajak Restoran Sebelum dan
Sesudah Pemasangan Alat TMD dan MPOS di Kota
Jayapura Tahun 2017-2021
55000000000
45000000000
35000000000
25000000000
Axis Title
15000000000
5000000000
2017 2018 2019 2020 2021
Target 3554665658 3941359532 4287864774 2709529181 3276176788
1 9 2 2 2
Real- 3680404071 4333142338 4800604945 3176802257 3576176788
isasi 2 9 0 9 2
sebelum dan sesudah pemasangan alat TMD dan MPOS oleh karena
ditetapkan.
Untuk lebih jelasnya pencapaian target dan realisasi pajak
berikut :
17000000000
15000000000
13000000000
11000000000
9000000000
7000000000
Axis Title
5000000000
3000000000
1000000000
2017 2018 2019 2020 2021
Target 1251578198 1382528065 1429950998 6899749075 4496556203
1 5 7
Real- 1076146369 1346481568 1544708939 6521356145 5496556203
isasi 9 2 2
tahun 2020 meskipun kurang dari target tapi selisihnya tidak terlalu
Tabel 4.4.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 9
a,b Mean .0000000
Normal Parameters
Std. Deviation 9880052667.50200000
Absolute .240
Most Extreme Differences Positive .240
Negative -.145
Kolmogorov-Smirnov Z .720
Asymp. Sig. (2-tailed) .677
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
(Sumber : Output SPSS, diolah 2022)
Sig (2-tailed) yaitu 0,677 > 0,05. Artinya seluruh data yang digunakan
b. Uji Multikolinearitas
suatu model regresi dengan melihat nilai tolerance dan VIF yaitu:
1 jika nilai tolerance > 0.10 dan VIF < 10 maka dapat diartikan
bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian
tersebut.
2 Jika nilai tolerance <0.10 dan VIF > 10, maka dapat diartikan
bahwa terjadi gangguan multikolinearitas pada penelitian
tersebut.
Tabel 4.5.
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Statistics
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta Tolerance VIF
130707045 6947490457. 1.881 .102
(Constant)
51.369 300
1
Sebelum .091 .300 .113 .302 .772 1.000 1.000
Pemasangan
a. Dependent Variable: Sesudah Pemasangan
(Sumber : Output SPSS, diolah 2022)
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa diketahui bahwa nilai
Tolerance variabel X dan Y adalah 1.000 > 0,10. Sedangkan nilai VIF
seluruh variabel X dan Y adalah 1.000 < 10. Artinya tidak terjadi
c. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.4.
Hasil uji Heterokedastisitas “Grafik Scatterplot”
pengambilan keputusan :
1) Jika nilai Sig. < 0.05 maka terdapat perbedaan penerimaan Pajak
2) Jika nilai Sig. > 0.05 maka tidak terdapat perbedaan penerimaan
MPOS.
Hasil Uji T Parsial Sebelum Penggunaan Alat TMD dan MPOS di Kota
Tabel 4.6.
Hasil Uji T-Parsial Tahun 2017-2019
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 25771628248.510 5859833057.880 4.398 .142
1
2017,2018,2019 .625 .075 .993 8.315 .076
a. Dependent Variable: 2017,2018,2019
(pajak hotel, restoran, hiburan) sebelum penggunaan alat TMD dan MPOS
Tabel 4.7.
Hasil Uji T-Parsial Tahun 2017-2019
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -4320063970.124 1429542844.220 -3.022 .203
1
2019,2020,2021 .983 .021 1.000 47.463 .013
a. Dependent Variable: 2019,2020,2021
(pajak hotel, restoran, hiburan) setelah penggunaan alat TMD dan MPOS
Apabila melihat dua hasil pengujian statistic terlihat jelas bahwa ada
dan hiburan di Kota Jayapura antara sebelum penggunaan alat TMD dan
MPOS. Pada tahun 2017-2019 diperoleh nilai signifikan 0,076 > 0,05
(tidak ada perbedaan yang sitnifikan penerimaan pajak daerah sektor pajak
hotel, restoran dan hiburan). Namun hasil berbeda diperoleh pada tahun
2019,2020 dan 2021 setelah pemasangan alat TMD dan MPOS diperoleh
nilai signifikan 0,013 < 0,05 (ada perbedaan yang signifikan penerimaan
realisasi Pajak
Rasio Efektifitas= x 100 %
target Pajak
Tabel 4.8. Efektivitas Target dan Realisasi Pajak Daerah (hotel, restoran
dan hiburan) di Kota Jayapura Tahun 2017-2021
No Tahun Target Realisasi Rasio
1 2017 67,493,996,659 66,294,907,190 98,2
2 2018 74,926,090,905 79,987,059,034 106,8
3 2019 80,236,888,930 86,150,746,111 107,4
4 2020 47,001,926,236 52,470,903,579 111,6
5 2021 59,141,642,616 64,141,642,616 108,5
Rata-Rata 106,5
Sumber : Data Sekunder, diolah 2022
rata rasio efektivitas Pajak Daerah (hotel, restoran dan hiburan) Kota
Jayapura selama 5 tahun terakhir yaitu tahun 2017 s/d 2021 sebesar
106,5% berada pada kategori sangat efektif. Apabila melihat tabel hasil
sebelum pemasangan alat TMD dan MPOS yaitu tahun 2017 dan 2018
mengalami peningkatan. Seperti tahun 2017 rasio sebesar 98,2% dari
pemasangan alat TMD dan MPOS rasio 107,4% lebih dari target.
jelas perbedaannya di tahun 2020 dan 2021 yang stabil >100%. Pada tahun
Rasio Efektivitas
111.6
107.4 108.5
106.8
98.2
target pajak hotel Kota Jayapura antara sebelum dan sesudah pemasangan
alat TMD dan MPOS. Tahun 2017-2018 realisasi pencapaian target dari
Alat TMD dan MPOS meningkat menjadi 107,4% dan kembali meningkat
lebih detail dari ketiga sektor pajak yang dianalisis yaitu pajak hotel,
berikut :
terakhir yaitu tahun 2017 s/d 2021 sebesar 103,1% berada pada
MPOS yaitu tahun 2017 dan 2018 tidak tetap atau berubah-ubah.
Seperti tahun 2017 rasio sebesar 96,4% dari target. tahun 2018
saat pemasangan alat TMD dan MPOS rasio 98,4% kurang dari target.
2021 rasio efektivitas pajak hotel mencapai 104,6% lebih dari target
Rasio Efektivitas
109.0
106.9
104.6
98.4
96.4
pencapaian target pajak hotel 2020 dan 2021 lebih dari target.
MPOS yaitu tahun 2017 dan 2018 selalu melebihi target dengan rasio
Tahun 2018 sebesar 109,9% kategori sangat efektif. Tahun 2019 saat
pemasangan alat TMD dan MPOS rasio 112% lebih target. Kemudian
Jayapura.
berikut :
Rasio Efektivitas
117.2
112.0
109.9 109.2
103.5
masih berada pada kategori sangat efektif atau melebihi target pajak
Jayapura selama 5 tahun terakhir yaitu tahun 2017 s/d 2021 sebesar
pemasangan alat TMD dan MPOS yaitu tahun 2017 dan 2018 selalu
kurang dari target dengan rasio 86% di tahun 2017 dan 97,4% di tahun
2018. Tahun 2019 saat pemasangan alat TMD dan MPOS rasio
Kota Jayapura.
Untuk lebih jelasnya pencapaian target dan realisasi pajak
berikut :
Rasio Efektivitas
112.2
108.0
97.4 94.5
86.0
dari periode ke periode berikutnya pada sektor Pajak Daerah. Rumus yang
PDt 1−PDt 0
Rasio Petumbuhan= x 100 %
PDt 0
Tabel 4.12.
Hasil Analisis Pertumbuhan Pajak Daerah Kota Jayapura
Tahun 2016-2021
No Tahun Realisasi Rasio Ket
Pajak Daerah Pertumbuhan
1 2016 126.002.791.035 0,15% Positif
2 2017 138.801.711.677 0,10% Positif
3 2018 162.563.279.221 0,17% Positif
4 2019 179.181.183.332 0,10% Positif
5 2020 124.057.937.634 -0,31% Negatif
6 2021 191.676.794.666 0,55% Positif
Sumber : Data Sekunder, diolah 2022
Pertumbuhan
Pertumbuhan
0.55
0.15 0.17
0.10 0.10
2016 2017 2018 2019 2020 2021
-0.31
Sumber : Data Sekunder, diolah 2022
terjadi pada tahun 2021 yaitu sebesar 0,55% dibanding tahun – tahun
Jayapura.
4.2. Pembahasan
1. Perbedaan Penerimaan Pajak Daerah di Kota Jayapura Sebelum Dan
Sesudah Monitoring Pajak Berbasis Online Tahun 2017-2021.
2017 sebesar 98,2% masih dibawah target dan meningkat menjadi 106,8%
dan MPOS meningkat menjadi 107,4%. Kemudian stabil > 100% di dua
tahun setelah pemasangan alat tersebut yaitu tahun 2020 sebesar 111,6%
menunjukkan bahwa hasil uji pada tahun sebelum penggunaan alat TMD
Kota Jayapura Tahun 2017-2019. Sedangkan hasil uji pada tahun setelah
2021.
dan MPOS pada beberapa sector seperti Hiburan, Hotel dan Restoran yang
ada di Kota Jayapura sejak Juli 2019 sampai dengan tahun 2021 telah
pajak antara sebelum dan setelah pemasangan alat TMD dan MPOS berarti
sebelum dan sesudah pemasangan alat TMD dan POS adalah adanya
factor: Pertama, alat TMD dan MPOS mulai dipasang pada sector
Hiburan, Hotel dan Restoran pada bulan Juli 2019 dan pada Desember
2020. Hal tersebut terlihat dari total penerimaan Pajak dari ketiga sector
ini yaitu Pajak Hiburan, Hotel dan Restoran pada tahun 2019 mencapai
masa yang sulit. Namun pada tahun 2021 terjadi perbaikan ekonomi
Rp.64.141.642.616.
Inilah mengapa pemasangan alat TMD dan MPOS sejak Juli 2019
pemerintah dalam hal peningkatan dan control kepada wajib pajak yang
yang digunakan untuk menarik semua transaksi pada server wajib pajak
tanpa ada campur tangan manusia. Jadi secara otomatis apa yang diinput
oleh Wajib Pajak maka secara langsung dapat ditarik oleh perangkat TMD.
perangkat pintar yang digunakan sebagai pengganti bill atau nota dengan
handphone berukuran 8 inch dan 16 inch dilengkapi dengan kartu gsm dan
namun dapat melihat transaksi penjualan setiap jam maupun setiap hari
Peran serta masyarakat pada era saat ini sangatlah penting, dimana
Hal yang tak kalah penting yang harus dilakukan oleh Badan
berturun-turun yaitu sejak 2016 s/d 2019 pertumbuhan pajak daerah kota
trend negative, oleh karena pada tahun tersebut terjadi pandemic Covid-19.
Namun pada tahun setelahnya yaitu tahun 2021 pertumbuhan pajak daerah
sangat baik hingga mencapai angka 0,55%. Hal ini memperlihatkan telah
di Kota Jayapura.
Istilah pajak berasal dari bahasa jawa yaitu ajeg yang berarti
terhadap hasil bumi sebesar presentase tertentu yang dilakukan oleh raja
dan pengurus desa. Besar kecilnya bagian yang berkembang pada saat itu
(Moertono, 1985)
Daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kota Jayapura, ada 4 jenis Pajak
Restoran dan Parkir. Namun yang telah terpasang adalah pada Pajak
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah juga berdasarkan
2012 tentang Pajak Daerah dan juga sesuai Peraturan Walikota Nomor 13
2021)
perangkat sistem pajakan online. Hal ini tentu dapat berdampak baik bagi
mendatang.
Manfaat pemasangan perangkat pajak online system bukan hanya
dirasakan oleh Pemerintah Daerah tetapi juga oleh Wajib Pajak, antara lain
5.1. Kesimpulan
2017 dibawah target, 2018 diatas target dan tahun 2019, 2020 dan 2021
setelah penggunaan alat stabil diatas 100%. Sedangkan hasil uji uji t-test
diperoleh nilai signifikan 0,013 < 0,05. Artinya terdapat perbedaan yang
setelah penggunaan alat TMD dan MPOS di Kota Jayapura Tahun 2019-
2021.
Sedangkan pada tahun 2020 mengalami trend negative, oleh karena pada
2 Peneliti tidak diijinkan untuk melihat secara langsung cara kerja alat
5.3. Saran
pada seluruh sektor pajak di Kota Jayapura seperti Pajak Reklame, Pajak
Bawah Tanah, Pajak BPHTB dan Pajak PBB. Sehingga seluruh sektor
b. Peneliti selanjutnya
alat TMD dan MPOS bagi usaha-usaha yang sama sekali belum