Anda di halaman 1dari 16

PENERAPAN E-SPT TERHADAP PELAPORAN PAJAK PPH BADAN

(STUDI KASUS PADA KKP KARYA ARTHA BHAKTI GROUP)

THARIQ KEMAL DG. MATUTU


Email : thariqkemal646@gmail.com

Jurusan D-III Perpajakan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas


Muhammadiyah Makassar

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan e-spt terhadap
pelaporan pph badan di KKP Karya Artha Bakhti Group serta untuk mengetahui
masalah apa yang timbul dalam penerapan tersebut dan solusi yang diambil
terhadap masalah yang di dihadapi. Metode analisis yang digunakan pada penelitian
ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode yang bersifat penjelasan
dan keterangan pelengkap karena tidak dapat dijelaskan dalam bentuk angka-angka.
Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan
kepustakaan. Dengan berkembangnya teknologi di era revolusi industri DJP
mengubah sistem layanan menjadi sistem elektronik agar dapat memudahkan wajib
pajak membayar serta melaporkan pajaknya, dari penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa penerapan e-spt terhadap pelaporan PPh badan di KKP Karya Artha Bakhti
Group sudah digunakan sejak tahun 2018 untuk membantu proses pelaporan pajak
terhadap wajib pajak yang terdaftar sebagai klien di kantor tersebut, akan tetapi
dalam proses penerapannya masih terdapat masalah-masalah, masalah yang umum
terjadi adalah pada saat pembuatan csv* serta crystal report yang tidak terinstalasi
dengan baik. Solusi yang di ambil terhadap masalah tersebut dengan cara uninstal
aplikasi e-spt tersebut kemudian membackup data dan install kembali aplikasi
tersebut atau dengan cara pindah database kekomputer lain yang sdh terinstal
aplikasi e-spt pph badan.

Kata Kunci : e-SPT, Penerapan,Pelaporan,Pajak Penghasilan,Badan


PENDAHULUAN Pemerintah mencoba untuk
Pajak merupakan sumber mengoptimalkan pendapatan dari
penerimaan negara untuk membiayai sektor pajak dengan melakukan
pembanguan dan seluruh pengeluaran perubahan-perubahan dari semua
pemerintah yang bersifat umum. aspek menuju kearah yang lebih baik,
Pajak ditempatkan pada posisi teratas oleh karena itu dari masa ke masa
sebagai sumber penerimaan utama reformasi perpajakan selalu
dalam meningkatkan sumber dilakukan. Reformasi itu bertujuan
pendapatan negara negara. Hal untuk dapat meningkatkan kepatuhan
tersebut dapat dilihat dari semakin wajib pajak, terutama dalam hal
tingginya target penerimaan negara pembayaran pajak. Reformasi
yang diharapkan dari sektor pajak. perpajakan adalah perubahan pada
Negara mentargetkan penerimaan sistem administrasi perpajakan yang
pajak yang ditetapkan di RAPBN dapat mengubah pola pikir dan
2016 adalah sebesar Rp Rp1.565,8 perilaku aparat. Sedangkan tujuan
triliun (RAPBN, 2016). reformasi perpajakan adalah untuk
Negara Indonesia menegakkan kemandirian ekonomi
menempatkan perpajakan sebagai dalam membiayai pembangunan
peran serta kewajiban warga negara nasional.
dalam membiayai pembangunan.
Tujuannya untuk dapat meningkatkan Menurut Setiadi (2010),
kesadaran dan rasa tanggung jawab upaya untuk menilai keberhasilan
masyarakatnya. Pajak digunakan penerimaan pajak ada beberapa
untuk mengatur atau melaksanakan sasaran administrasi perpajakan yang
kebijakaan pemerintah dalam bidang perlu diingat seperti (1)
ekonomi. Namun dalam realisasinya meningkatkan kepatuhan para
pemungutan pajak masih sulit pembayar pajak; dan (2)
dilakukan, hal ini disebabkan oleh melaksanakan ketentuan perpajakan
masih rendahnya tingkat kepatuhan secara seragam untuk mendapatkan
wajib pajak (Banyu Ageng; 2011). penerimaan maksimal dengan biaya
Direktur Penyuluhan, yang optimal. Kepatuhan Wajib Pajak
Pelayanan, dan Humas Direktorat (Tax Compliance) dapat
Jenderal Pajak Hestu Yoga Saksama diidentifikasi dari kepatuhan Wajib
mengatakan, jumlah Wajib Pajak Pajak dalam mendaftarkan diri,
terdaftar saat ini adalah 36.031.972 kepatuhan untuk melaporkan kembali
dengan 16.599.632 diantaranya wajib Surat Pemberitahuan (SPT),
menyampaikan SPT. Dari jumlah kepatuhan dalam menghitung dan
tersebut, yang telah menyampaikan membayar pajak terhutang.
SPT tahun pajak 2016 hingga 14
April 2017 adalah 9.789.398, yaitu Pada tahun 2014 jumlah
Wajib Pajak Badan : 247.215, Wajib Wajib Pajak Orang Pribadi yang
Pajak OP Non Karyawan: 797.443, terdaftar SPT sebanyak 100.035
dan Wajib Pajak OP Karyawan: tetapi yang melapor SPT hanya
8.744.740 sehingga total Penerimaan 45.253. Pada tahun 2015 jumlah
Pajak sebesar 58,97 persen. Wajib Pajak Orang Pribadi yang
terdaftar SPT sebanyak 110.844
tetapi yang melapor sebanyak 57.735, seperti undang-undang perpajakan
dan pada tahun 2016 Wajib Pajak dan reformasi administrasi
Orang Pribadi yang terdaftar 119.714 perpajakan. Reformasi administrasi
tetapi yang melapor SPT hanya perpajakan memiliki beberapa tujuan.
52.863. Dilihat dari jumlah Wajib Pertama, memberikan pelayanan
Pajak yang terdaftar dengan jumlah kepada masyarakat dalam memenuhi
Wajib Pajak yang melapor SPT, kewajiban perpajakannya. Kedua,
masih banyak Wajib Pajak Orang mengadministrasikan penerimaan
Pribadi yang tidak patuh untuk pajak sehingga transparansi dan
melaporkan SPT-nya. Menurut Dini akuntabilitas penerimaan sekaligus
(2012), salah satu cara untuk pengeluaran pembayaran dana dari
membantu dalam meningkatkan pajak setiap saat dapat diketahui.
kualitas pelayanan, maka setiap Ketiga, memberikan suatu
Kantor Pelayanan Pajak modern pengawasan terhadap pelaksanaan
dibentuk Account Representative pemungutan pajak, terutama adalah
(AR) yang bertanggung jawab dalam kepada aparat pengumpul pajak,
melayani dan mengawasi kepatuhan kepada Wajib Pajak, ataupun kepada
wajib pajak, serta berperan penting masyarakat pembayar pajak. Agar
sebagai penghubung KPP dengan tujuan tersebut tercapai, program
wajib pajak. Beberapa wajib pajak reformasi administrasi perpajakan
mempunyai kepatuhan yang buruk perlu dirancang dan dilaksanakan
dengan tidak membuat dan secara menyeluruh dan komprehensif
menyampaikan laporan kegiatan melalui perubahan-perubahan dalam
usaha secara periodik, baik laporan bidang struktur organisasi, proses
bulanan maupun tahunan. Yang bisnis dan teknologi informasi dan
memprihatinkan adalah wajib pajak komunikasi, manajemen sumber daya
semacam ini berjumlah paling banyak manusia, dan pelaksanaan good
dari seluruh wajib pajak terdaftar. governance (Diana Sari, 2013).
Patut menjadi perhatian lebih serius Dengan adanya
bagi Direktorat Jenderal Pajak agar perkembangan teknologi informasi
masalah ini bisa diatasi. yang semakin canggih, dalam hal ini
ditandai dengan era digital
Oleh karena itu, untuk meningkatkan menjadikan peluang sekaligus
kepatuhan wajib pajak, Direktorat tantangan bagi Direktorat Jenderal
Jenderal Pajak selalu berupaya Pajak (DJP). Salah satu perubahan
mengoptimalkan pelayanan sehingga bentuk layanan kepada Wajib Pajak
diharapkan dapat meningkatkan yang diberikan oleh Direktorat
kesadaran dan keinginan masyarakat Jenderal Pajak (DJP) adalah adanya
untuk tertib sebagai Wajib Pajak, pelayanan berupa sebuah sistem
salah satunya dengan melakukan pembayaran pajak dengan sistem
reformasi perpajakan. Gunadi dalam online; sistem monitoring pelaporan
Abdul Rahman (2010:210). dan pembayaran pajak (e-payment),
menyatakan bahwa reformasi pendaftaran NPWP (e- registration),
perpajakan meliputi dua area, yaitu pelaporan SPT dan pengiriman atau
reformasi kebijakan pajak berupa penyampaian SPT (e-SPT) yang
regulasi atau peraturan perpajakan
dapat dilakukan di kantor pos dan Permasalahan yang terjadi
giro, serta bank yang telah ditunjuk. selama ini adalah antrian
penyampaian SPT dari wajib pajak
Permasalahan yang terjadi yang memasuki jatuh tempo
selama ini adalah antrian pelaporan dan petugas perekaman
penyampaian SPT dari wajib pajak data SPT yang sejumlahnya terbatas
yang memasuki jatuh tempo sehingga proses perekaman menjadi
pelaporan dan petugas perekaman lambat bahkan menjadi tunggakan
data SPT yang sejumlahnya terbatas perekaman. Agar dapat membantu
sehingga proses perekaman menjadi pelayanan dalam pelaporan dan
lambat bahkan menjadi tunggakan perekaman data SPT secara cepat,
perekaman. Agar dapat membantu tepat, dan akurat, maka Direktorat
pelayanan dalam pelaporan dan Jenderal Pajak melakukan
perekaman data SPT secara cepat, modernisasi perpajakan salah satu
tepat, dan akurat, maka Direktorat penerapannya menggunakan
Jenderal Pajak melakukan elektronik SPT (e-SPT). Elektronik
modernisasi perpajakan salah satu SPT atau e-SPT adalah aplikasi
penerapannya menggunakan (software) yang dibuat oleh
elektronik SPT (e-SPT). Elektronik Direktorat Jenderal Pajak untuk
SPT atau e-SPT adalah aplikasi digunakan oleh Wajib Pajak untuk
(software) yang dibuat oleh kemudahan dalam menyampaikan
Direktorat Jenderal Pajak untuk SPT.
digunakan oleh Wajib Pajak untuk
kemudahan dalam menyampaikan TINJAUAN TEORI
SPT. Pengertian Pajak
menurut Undang-Undang
Dalam Peraturan Direktur Nomor 16 tahun 2009 tentang
Jenderal Pajak Nomor: 6/PJ/2009, perubahan keempat atas Undang-
yang berisi Tentang Tata Cara Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang
Penyampaian Surat Pemberitahuan Ketentuan Umum dan Tata Cara
dalam Bentuk Elektronik di jelaskan Perpajakan pada pasal 1 ayat 1
dalam Pasal 2 no 1 bahwa “Wajib berbunyi pajak adalah kontribusi
Pajak wajib menyampaikan SPT wajib kepada negara yang terutang
dalam bentuk elektronik (e-SPT)” oleh orang pribadi atau badan yang
Dengan diterapkannya sistem online bersifat memaksa berdasarkan
dalam perpajakan diharapkan dapat Undang-Undang, dengan tidak
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak mendapat imbalan secara langsung
untuk melakukan pelaporan dan dan digunakan untuk keperluan
pembayaran pajak. registration), negara bagi sebesar-besarnya
pelaporan SPT dan pengiriman atau kemakmuran rakyat.
penyampaian SPT (e-SPT) yang
dapat dilakukan di kantor pos dan
giro, serta bank yang telah ditunjuk.
Fungsi Pajak Penerapan E-SPT
1. Fugsi Anggaran ( budgetair), Menurut Rahman (2010:180):
Pajak berfungsi sebagai salah “Wajib pajak dapat menyampaikan
satu sumber dana bagi SPT secara elektronik (e-Filling)
pemerintah untuk membiayai melalui perusahaan penyedia jasa
pengeluaran-pengeluarannya. aplikasi yang ditunjuk oleh DJP.
2. Fungsi Mengatur ( cregulerend), Wajib pajak yang telah
Pajak berfungsi sebagai alat menyampaikan SPT sceara elektronik
untuk mengatur atau wajib menyampaikan induk SPT yang
melaksanakan kebijakan memuat tanda tangan dan Surat
pemerintah dalam bidang sosial Setoran Pajak (SSP) serta bukti
dan ekonomi. penerimaan secara elektronik ke KPP
tempat wajib pajak terdaftar melalui
Wajib Pajak Badan kantor pos secara tercatat atau
Menurut Abdul Rahman disampaikan langsung, paling lambat
(2010:32) Wajib Pajak adalah orang 14 hari sejak tanggal penyampaian
pribadi atau badan yang ditentukan SPT secara elektronik. SPT yang
untuk melakukan kewajiban disampaikan secara elektronik pada
perpajakan yaitu memungut atau akhir batas waktu penyampaian SPT
memotong pajak tertentu yang sesuai jatuh pada hari libur dianggap
dengan ketentuan peraturan disampaikan tepat waktu.”
perundang-undangan perpajakan.
Indikator E-SPT
Surat Pemberitahuan (SPT) Penerapan e-SPT dapat diukur
Surat Pemberitahuan (SPT) menggunakan indikator (Gustiyani,
adalah Laporan pajak yang 2014:12), meliputi :
disampaikan kepada negara melalui 1. Tujuan penerapan e-SPT yaitu
Direktorat Jendral Pajak (DJP). suatu tujuan penerapan e-SPT
Ketentuan mengenai SPT telah di atur yang berupa kemudahan dalam
dalam Undang-undang No.16 tahun penggunaan e-SPT, pemenuhan
2009 tentang ketentuan umum dan kebutuhan data yang cepat dan
tata cara perpajakan. Dalam undang- akurat, meminimalkan jumlah
undang tersebut ditegaskan, Sumber Daya Manusia dalam
pemerintah mengharuskan seluruh perhitungan dan perekaman data,
wajib pajak untuk melaporkan SPT dan pengorganisasian data secara
sesuai dengan ketentuan yang baik dan sistematis.
berlaku. 2. Sosialisasi kepada wajib pajak
SPT Elektronik (E-SPT) yaitu bentuk sosialisasi yang
Menurut PER Nomor berupa sosialisasi mengenai
06/PJ/2009 yang dimaksud e-SPT penerapan e-SPT, pemahaman
adalah data SPT Wajib Pajak dalam manfaat dan tujuan penerapan e-
bentuk elektronik yang dibuat oleh SPT, dan motivasi dalam
Wajib Pajak dengan menggunakan menggunakan e-SPT.
aplikasi e-SPT yang disediakan oleh 3. Kendala dalam penerapan e-SPT
Direktorat Jenderal Pajak. yaitu suatu kendala yang berupa
sarana dan prasarana dalam
rangka penerapan e-SPT dan
kemampuan petugas pajak dalam
mengoprasikan sistem e-SPT.

Kerangka Pemikiran
Pengisian SPT dulunya
dilakukan dengan sistem manual
yaitu dengan mengisi formulir yang
berbentuk hardcopy/Kertas, seiring
dengan berkembangnya teknologi
DJP berinovasi dengan
mengembangkan sistem pelaporan
pajak berbasis elektronik yang
dituangkan dalam Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor : 6/PJ/2009,
yang berisi Tentang Tata Cara
Penyampaian Surat Pemberitahuan
dalam Bentuk Elektronik di jelaskan
dalam Pasal 2 no 1 bahwa “Wajib
Pajak wajib menyampaikan SPT
dalam bentuk elektronik (e-SPT)”.
Untuk pengisian e-spt PPh Badan
dilakukan dengan penginputan
dengan menggunakan aplikasi e-spt
itu sendiri nantinya setelah
penginputan formulirnya akan
otomatis terbentuk dan di jadikan file
CSV untuk proses pelaporannya.
Dengan adanya e-spt memberikan
kemudahan dalam penggunaan e-
SPT, pemenuhan kebutuhan data
yang cepat dan akurat, meminimalkan
jumlah sumber daya manusia dalam
perhitungan dan perekaman data, dan
pengorganisasian data secara baik dan
sistematis.
Dari uraian diatas maka dibuatlah kerangka berfikir sebagai berikut :

Permintaan Data WP Pengisian SPT PPh Badan

Pembuatan CSV* Pelaporan e-filing

Tanda Terima Lapor dari DJP

Metode Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah di Kantor Konsultan Pajak
Karya Artha Bakhti Groub, yang beralamat di Jalan A.A.Petterani No.34 Makassar.
Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2019.

Jenis Data
Jenis Data yang digunakan adalah Data primer, merupakan sumber data
penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yang berupa
wawancara, jajak pendapat dari individua tau kelolmpok (orang) maupu hasil
observasi dari suatu obyek, kejadian atau hasil pengujian.

Metode Pengumpulan Data


a. Metode Wawancara
Penulis melakukan tanya jawab dengan staf pada KKP Karya Artha Bakhti
Group mengenai Penerapan e-SPT terhadap pelaporan PPh Badan .
b. Metode Kepustakaan
Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan dan dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan Penerapan e-SPT terhadap Pelaporan PPh Badan .

Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah penerapan e-SPT terhadap
Pelaporan PPh Badan.
Metode Analisis dimana berhasil tes ujian sertifikasi
Metode analisis yang konsultan pajak dan memperoleh izin
digunakan dalam penelitian ini adalah sendiri dari Menteri keungan dengan
metode analisis deskriptif kualitatif, nama “Karya Artha Bhakti Group”
yaitu suatu metode yang bersifat
penjelasan dan keterangan pelengkap Dewasa ini kami telah
karena tidak dapat dijelaskan dalam menyelesaikan tugas beberapa
bentuk angka- angka dan tabel yang perusahaan Lembaga dan organisasi
mendeskripsikan kembali apa yang dan telah mempunyai klien sebanyak
diperoleh di lapangan dalam bentuk 5.903.
paparan non-statistik. Sehingga
peneliti hanya menggambarkan Pembahasan
seluruh peristiwa yang terjadi di
lapangan dalam bentuk deskriptif Penerapan E-SPT
saja.
Penerapan E-SPT di KKP karya artha
Hasil Penelitian dan Pembahasan bakhti group sudah digunakan sejak
Gambaran Umum Perusahaan tahun 2018. Terdapat 115 jumlah
wajib pajak badan yang aktif
Dengan adanya surat edaran dilaporkan menggunakan aplikasi E-
Direktorat Jendral Pajak SPT sejak tahun 2018. Jumlah wajib
No.51/PJ/1995 maka kami putuskan badan tersebut terbagi di berbagai
bermitra dengan Bapak Drs. Gamal cabang disulawesi selatan dan
B.P.Siregar.SE.,MM di Jakarta pada Sulawesi tenggara.
tahun 1997 dengan mengangkat saya Berikut tata cara pengisian E-SPT
sebagai kepala cabang Ujung wajib pajak badan
Pandang wilayah Sulawesi. Pada a. Permintaan data
tahun tersebut kami telah ditunjuk dan Sebelum melakukan pengisian,
berkerjasama dengan beberapa terlebih dahulu pegawai KKP
perusahaan besar diwilayah ini meminta data-data kepada klien
termasuk PT. Hadji Kalla dan PT. terkait data yang akan di isi di E-
Anugerah Alam Jaya Maros serta PT. SPT seperti :
Bosowa Berlian Motor. 1) Penghasilan
perusahaan
Selanjutnya pada tahun 1999- 2) Biaya-biaya
2000 kami membentuk konsultan perusahaan
pajak (KKP) “Andarias Biauw & 3) Daftar utang
Rekan”, yang berpusat di Makassar perusahaan
disamping itu dibentuk pula Kantor 4) Data-data sehubungan
Konsultan Pajak “Burake Jaya dengan laporan
Consultant”. keuangan
5) Lampiran pemegang
Dengan Rahmat Tuhan Yang saham
Maha Esa pada tahun 2002 telah 6) Asset-aset yang
menangunagerahkan penghargaan mengtasnamakan
yang tak terhingga kepada saya, perusahaan.
b. Pengisian E-SPT 3) Isikan Laporan Keuangan
1) isi Profil Wajib Pajak :
(a) Buka aplikasi eSPT Langkah selanjutnya, yaitu
Tahunan PPh Badan, lalu mengisi berkas SPT fisik pada
buka database WP. umumnya, pengisian SPT dimulai
(b) Jika database masih baru dari bagian lampiran-lampiran, lalu
maka Anda akan diminta dilanjutkan pada bagian induk SPT.
untuk mengisikan nomor Lampiran pertama yang harus diisi
NPWP. adalah Transkrip Kutipan Elemen
(c) Kemudian akan muncul Laporan Keuangan. Transkrip ini
isian menu "Profil Wajib berisi ringkasan dari akun-akun
Pajak", lengkapi sampai laporan neraca dan laporan laba rugi.
halaman ke-2. Nama-nama akun telah ditentukan,
(d) Setelah selesai klik bila terdapat nama akun berbeda
"Simpan". dengan yang ada di laporan keuangan,
maka akan disesuaikan berdasarkan
2). Buat SPT : kategorinya, agar hasil
akhirnya balance.
Setelah profil WP
Anda tersimpan, maka akan
Pengisian Neraca
tampil dialog
box untuk login e-SPT,
a) Klik "SPT PPh"
selanjutnya masukan:
b) Pilih "Transkrip Kutipan
Elemen Laporan Keuangan"
(a) username : administrator c) Klik tab "Neraca-Aktiva" dan
(b) password : 123 "Neraca-Kewajiban"
d) Isilah akun-akun yang sesuai
e) Jika sudah terisi semua
Lalu buat SPT dengan cara:
dan balance, klik "Simpan"
a) Klik "Program"
4). Isikan Lampiran V dan VI
b) Buat "SPT Baru"
c) Pilih "Tahun Pajak" dan
"Status", pilih status normal a) Klik "Baru"Isikan data
pemegang saham
atau pembetulan ke-0
b) Klik "Simpan", begitu
d) Klik "Buat"
seterusnya
Buka SPT: c) Untuk menambah daftar
pengurus, klik "Baru"
a) Klik "Program", lalu pilih d) Lalu isikan data pengurus
"Buka SPT yang Ada" sesuai dengan akte
b) Pilih tahun pajak perusahaan yang terbaru,
c) Pilih "Buka SPT Untuk Diedit setelah klik "Simpan",
Kembali/Revisi" maka data isian akan
d) OK muncul pada daftar
e) Jika semua sudah diisi klik
"Tutup"
5). Lampiran Khusus dan SSP e) Setelah data ditampilkan, pilih
tahun pajak dan akan tampil
Pada menu SPT PPh
ringkasan PPh kurang/lebih
dapat ditemukan menu
bayar
lampiran khusus dan SSP,
f) Pilih "Create File" dan
lampiran dapat diisi ataupun
simpan file CSV
tidak. Jika memang ada data
di folder yang diinginkan
yang terkait lampiran ini perlu
diisi.
Masalah Yang Timbul
a) Isian induk SPT
b) SPT PPh 1. pada saat pembuatan (csv)
c) SPT PPh Wajib Pajak Badan mengalami kendala error,
1) Pada tab "Pembukuan", create file tidak aktif. Hal
isi status diaudit, nama tersebut juga sangat memakan
auditor (jika ada) dan waktu dan kemungkinan
nama konsultan pajak terjadi keterlambatan dalam
(jika ada), saya pilih tidak pelaporan perpajakan. Dan
diaudit dan lainnya biasanya juga pada saat
kosongkan saja pengauploadtan csv biasanya
2) Pada tab A-C, C-D, E-G file tidak terbaca atau filenya
saya lewati karena nihil, kosong.
langsung ke tab Bag. H 2. Masalah yang lainnya adalah
3) Pada bagian terdapat pada crystal report
dengan checklist pilih terkadang tidak terinstal
yang perlu saja. dengan baik sehinggah
4) Pilih tanggal laporan menyebabkan eror pada saat
5) Klik "Simpan" terlebih cetak lampiran.
dulu
6) Klik "Cetak", untuk lapor Solusi
SPT Badan ke KPP maka
wajib cetak induk SPT dan
membawa CSV. a. Jika terjadi masalah seperti di atas,
dengan terjadi sistem error tersebut
maka wajib pajak mencoba
6). Buat File CSV melakukan pindah ke komputer
lain dengan cara mengcopy
a) Klik "SPT Tools database tersebut dan mencoba
b) Lapor Data SPT ke KPP langkah-langkah pembuatan file
c) Akses direktori SPT(*csv)
penyimpanan databases yang b. Uninstal aplikasi e-SPT PPh
terdapat di C:\Program Files Badan tetapi sebelumnya harus
(x86)\DJP\eSPT 1771 dilakukan backup/mengcopy
2010\Database untuk database, kemudian
windows 64 bit. download/instal ulang aplikasi e-
d) Klik "Tampilkan Data"
SPT tersebut dan kemudian coba Saran
cetak kembali.
1. Direktorat Jenderal Pajak harus
Kesimpulan menyempurnakan aplikasi e-
SPT agar memudahkan user
1. Penerapan e-SPT PPh Badan dalam penggunaan aplikasi
di KKP Karya Artha Bakhti tersebut sehingga dapat
Group sudah digunakan sejak terintegrasi dengan baik dan
tahun 2018 untuk membantu meminimalisir terjadinya human
proses pelaporan pajak wajib error serta sistem eror sehingga
pajak yang terdaftar sebagai wajib pajak dapat melaporkan
klien pada kantor tersebut. laporan perpajakan dengan tepat
2. Masalah yang muncul waktu.
sehubungan dengan 2. Kantor Konsultan Pajak Karya
penerapan e-SPT PPh badan Artha Bhakti Group harus sering
adalah pada saat pembuatan melakukan training di bidang
(csv) mengalami kendala perpajakan dan penggunaan
error, create file tidak aktif aplikasi e- SPT kepada
atau pada saat karyawannya agar dapat lebih
pengauploadtan, Masalah memahami tentang perpajakan
yang lainnya adalah terdapat dan mampu mengoprasionalkan
pada crystal report terkadang aplikasi e-SPT dengan mudah
tidak terinstal dengan baik sehingga dapat lebih memahami
sehinggah menyebabkan eror langkah-langkah
pada saat cetak lampiran. penggunaannya serta dapat
Solusi yang dilakukan untuk meminimalisir terjadinya sistem
mengatasi sehubungan error.
dengan penerapan e-SPT PPh
badan adalah wajib pajak
mencoba melakukan pindah
ke komputer lain dengan cara
mengcopy database tersebut
dan mencoba langkah-
langkah pembuatan file
SPT(*csv) atau Uninstal
aplikasi e-SPT PPh Badan
tetapi sebelumnya harus
dilakukan backup/mengcopy
database, kemudian
download/instal ulang
aplikasi e-SPT tersebut dan
kemudian coba cetak kembali.
DAFTAR PUSTAKA

Arman, Andi.2017.Kumpulan Undang-undang Pajak.Makassar: UNISMUH


Makassar
Abduh Maulana Akhmad. 2015. “Pengaruh Penerapan Surat
Pemberitahuan Elektronik (E-SPT) PPN Masa Terhadap Efisiensi
Pengisian SPT Menurut Persepsi Wajib Pajak: Survey Terhadap
Pengusaha Kena Pajak Pada KPP Makassar Selatan”. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasannudin Makasar. Skripsi.
Erly, Suandy.2011.Perencanaan Pajak. Edisi Revisi.Jakarta:Salemba
Empat.
Lidya Intan Virianti, Inayati. 2013. “Kebijakan Sistem Pembayaran Pajak
Secara Elektronik (Billing System) Ditinjau dari Asas Ease Of
Administration”. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Indonesia. Jurnal.
Mentari Ayu Dara. 2016. “Analisis Pengaruh Penerapan Metode E-Billing
Dan Manual Wajib Pajak Badan Terhadap Penerimaan Pajak (Studi
Pada Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Enam,
Jakarta)”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Skripsi.
Mukarromah Awwaliatul. 2014. “Sistem Pembayaran Pajak secara
Elektronik (Billing System)”. Researcher, Tax Research and Training
Services, Danny Darussalam Tax Center
Nurbaiti, Heru dan Rosalita.2016.Pengaruh Implementasi Sistem
Elektronik Bagi Wajib Pajak Terhadap Kualitas Pelayanan
Admistrasi Perpajakan:Studi kasus Pada wajib pajak terdaftar di
KPP Pratama Malang Utara.Malang:Jurnal Fakultas Ilmu
Admistrasi,Universitas Brawijaya.Vol.9,No.1. 4:46-61
Rahayu, Siti.2009.Perpajakan Indonesia “Konsep dan Aspek Formal”
Yogyakarta:Graha Ilmu.
Rahim, Rahman.2010.Analisis Penerapan E-SPT terhadap peningkatan
pelaporan pajak (Studi Kasus KPP Pratama jombang Periode
2010).Surabaya: Universitas Kristen Petra.
Saidi, Djafar.2014.Hukum Pajak.Jakarta:PT.Rajagrafindo Persada.

Tim Penyusun Direktorat Peraturan Perpajakan.2016.Bendahara Mahir


Pajak.Edisi Revisi-2016.Jakarta:Direktorat Jendral Pajak
Trisnayani Mediana, NiPutu. 2015. “Perbandingan Efesiensi Pembayaran
Pajak Dengan Menggunakan Surat Setoran Pajak dan Dengan
Waluyo, Wirawan B.Ilyas.2005.Perpajakan Indonesia. Edisi 5.
Jakarta: Salemba Empat.
Menggunakan E-Billing”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana. Skripsi.

Anda mungkin juga menyukai