Abdul Rivai Botutihe, Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Negeri Gorontalo
2
Hartati Tuli., SE.Ak., M.Si, Dosen Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Negeri Gorontalo
3
Nilawaty Yusuf., SE.Ak., M.Si, Dosen Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Negeri Gorontal
PENDAHULUAN
Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk
membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Hal ini tertuang dalam
Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) dimana pemerintah dalam
rangka pembiayaan negara yang terbesar, (bppk.kemenkeu.go.id).
Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan penerimaan pajak
adalah dengan melakukan reformasi pajak, Reformasi perpajakan di Indonesia
telah dilakukan pertama kali pada tahun 1983 dimana saat itu terjadi reformasi
atau perubahan sistem mendasar atas pengelolaan perpajakan Indonesia dari
sistem official assessment ke sistem self Assessment.
Direktorat Jenderal perpajakan menggulirkan reformasi administrasi
perpajakan jangka menengah (3-5 tahun). Pada tahun 2002 Direktorat Jenderal
Pajak (DJP) telah meluncurkan program perubahan (change program) atau
reformasi administrasi perpajakan yang secara singkat biasa disebut modernisasi
(Rahayu, 2009: 120).
Tujuan modernisasi yang ingin dicapai adalah meningkatkan kepatuhan
sukarela wajib pajak, meningkatkan kepercayaan masyarakat, dan meningkatkan
produktivitas dan integritas aparat pajak. Untuk mewujudkan itu semua program
reformasi administrasi perpajakan perlu dirancang dan dilaksanakan secara
menyeluruh dan komperhensif. perubahan-perubahan yang dilakukan meliputi
bidang-bidang, struktur organisasi, proses bisnis dan teknologi informasi dan
komunikasi, manajemen sumber manusia, pelaksanaan good governance (Laporan
Tahunan 2007, Direktorat Jenderal Pajak).
Salah satu tujuan tersebut menyebutkan tentang kepatuhan pajak yang
tinggi, bisa disimpulkan bahwa kepatuhan wajib pajak akan meningkat dengan
diberlakukannya reformasi administrasi perpajakan. Kepatuhan wajib pajak
merupakan suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban
perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya, dalam jurnal legislasi Indonesia
kepatuhan wajib pajak merupakan hal yang sangat penting dalam administrasi
perpajakan yang pada akhirnya bisa menciptakan sistem perpajakan yang baik.
Kepatuhan tersebut merupakan bagian dari reformasi perpajakan menuju sistem
administrasi perpajakan modern (Fuad, 2011), hal ini dibuktikan dengan beberapa
hasil penelitian sebelumnya tentang modernisasi administrasi perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak.
Sofyan (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Penerapan
Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada
Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Wajib Pajak Besar, menyimpulkan bahwa sistem administrasi perpajakan
modern mempunyai pengaruh besar terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada KPP di
lingkungan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Wajib Besar. dengan dasar teori
Caiden (1991) yang meliputi empat dimensi reformasi administrasi perpajakan,
struktur organisasi, porsedur organisasi, strategi organisasi, budaya organisasi
Madewing (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh
Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makasar Utara, menyimpulkan bahwa
modernisasi sistem administrasi perpajakan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepatuhan wajib pajak yang terdiri dari, struktur organisasi, proses bisnis
dan teknologi informasi dan komunikasi, manajemen sumber daya manusia,
pelaksanaan good governance.
Dalam penelitian ini, peneliti berlandaskan kebijakan Direktorat Jenderal
Pajak dengan program perubahan, (Annual Report, 2007) yang meliputi :
1.
Struktur Organisasi
2.
3.
4.
khususnya pada wajib pajak badan, berbeda dengan peneltian sebelumnya yang
dilakukan diluar Propinsi Gorontalo, fenomena yang mendasari penelitian ini
menunjukan pemahaman wajib pajak terhadap ketentuan perpajakan sangat
rendah baik dari segi struktur organisasi, bisinis proses teknologi informasi dan
komunikasi, manajemen sumber daya manusia, pelaksanaan good governance.
Upaya sosialisasi yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo
Jumlah Wajib
Pajak Badan
SPT Tahunan
Wajib Pajak
Badan
2010
2011
2012
2013
5471
6152
6867
7805
2600
2938
3051
2965
1811
2112
2113
2037
KAJIAN PUSTAKA
Semenjak tahun 2002, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah meluncurkan
program perubahan (change program) atau reformasi administrasi perpajakan
yang secara singkat biasa disebut Modernisasi. Modernisasi perpajakan pada
dasarnya merupakan perwujudan atau bagian dari reformasi perpajakan.
Modernisasi perpajakan ini dapat diartikan sebagai penggunaan sarana dan
prasarana perpajakan yang baru dengan memanfaatkan perkembangan ilmu dan
teknologi.
Menurut Diana (2013: 14) untuk mewujudkan program modernisasi
administrasi perpajakan perlu dirancang dan dilaksanakan secara menyeluruh.
Perubahan-perubahan yang dilakukan meliputi bidang-bidang berikut:
1.
Struktur Organisasi
Untuk mengimplementasikan konsep administrasi perpajakan modern
yang berorientasi pada pelayanan dan pengawasan, maka struktur
organisasi DJP perlu diubah, baik level kantor pusat sebagai pembuat
pelaksana implementasi kebijakan. Sebagai langkah pertama, untuk
memudahkan Wajib Pajak, ke tiga jenis kantor pajak yang ada, yaitu
yang
diarahkan
pada
penerapan
full
automation
dengan
2.
3.
4.
Dalam KUP pasal 17C menegaskan adanya wajib pajak dengan kriteria
tertentu. Kriteria inilah yang dijadikan acuan oleh Menteri yang diatur dalam
Keputusan Menteri Keuangan No.74/PMK.03/2012 yang mengatur pengembalian
pendahuluan kelebihan pembayaran pajak bagi wajib pajak patuh.
Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Keuangan
Republik
Indonesia
b)
c)
d)
METODE PENELITIAN
Objek dari penelitian ini terdiri dari satu variabel independen (bebas) dan
satu variabel dependen (terkait). Adapun Populasi merupakan objek atau subjek
yang memenuhi kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti. Yang menjadi
populasi sasaran dalam penelitian ini adalah wajib pajak badan yang akan
menyampaikan SPT masa maupun tahunan sebelum dan sesudah melaporkan.
Berdasarkan data dari KPP Pratama Gorontalo hingga akhir tahun 2014 tercatat
sebanyak 8522 wajib pajak badan yang terdaftar di KPP Pratama Gorontalo.
Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin.
Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian
ini adalah kuesioner. Tehnik ini digunakan untuk mengumpul data dengan
menyebarkan sejumlah pertanyaan secara tertulis kepada responden yang telah
10
Jumlah
105
105
84
0
80%
dihitung dari presentase jumlah kuisioner yang kembali yang dapat digunakan (84
kuisioner) dibagi total yang dikirim (105 kuisioner).
Setelah data penelitian berhasil dikumpulkan maka selanjutnya akan
dilakukan proses analisis data yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan
dalam penelitian ini. Salah satu analisis yang dilakukan adalah analisis desktriptif
11
12
Mengacu pada hasil analisis di atas, maka regresi linear sederhana yang
bangun adalah:
= 7,618 + 0,333X
Kepatuhan WP = 7,618 + 0,333 Modernisasi administrasi perpajakan
Berdasarkan model persamaan regresi tersebut, dapat diinterpretasikan
hal-hal sebagai berikut:
a.
pengaruh
setiap
perubahan
variabel
Modernisasi
Aministrasi
13
Hasil analisis pada tabel 4 menunjukan bahwa nilai t-hitung untuk variabel
Modernisasi Administrasi Perpajakan diperoleh sebesar 5,309, sedangkan nilai ttabel
14
Meskipun terletak pada kriteria yang baik, namun masih ada hal-hal yang
perlu dibenahi yang berdasarkan pada statsitik deskriptif ditemukan item tersebut
memiliki banyak jawaban tidak setuju dan ragu-ragu sehingga berdampak pada
skor yang rendah. Hal tersebut terkait dengan pengembangan SDM terutama
pihak fiskus, direktorat jenderal pajak dapat menerapkan kebijakan right man in
the right place, di mana seorang pegawai dapat menempati suatu jabatan yang
tepat sesuai dengan keahliannya, dan sebaiknya suatu jabatan diisi oleh pegawai
yang tepat sesuai dengan standar kompetensinya. Perlunya pengembangan dan
inovasi atas hal-hal terkait dengan modernisasi perpajakan terutama dalam hal efilling, e-spt, e-registration, e-reg. Karena sistem ini masih banyak kekurangan,
untuk itu perlunya pengembangan atau pelatihan bagi SDM yang akan melakukan
sosialisasi mengenai modernisasi administrasi perpajakan.
Sebagaimana telah disebutkan pada bab sebelumnya bahwa modernisasi
administrasi perpajakan dapat berdampak pada meningkatnya kepatuhan wajib
pajak dalam melakukan pembayaran pajak. Sebagaimana menurut Rahayu dan
Lingga (2009) bahwa konsep modernisasi administrasi perpajakan pada
prinsipnya adalah merupakan perubahan pada sistem administrasi perpajakan
yang dapat mengubah pola pikir dan perilaku aparat serta tata nilai organisasi
sehingga dapat menjadikan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menjadi suatu
institusi yang profesional dengan citra yang baik di masyarakat. Program
reformasi
administrasi
perpajakan
diwujudkan
dalam
penerapan
sistem
administrasi perpajakan modern yang memiliki ciri khusus antara lain struktur
organisasi yang dirancang berdasarkan fungsi tidak lagi menurut seksi-seksi
berdasarkan jenis pajak, perbaikan pelayanan bagi setiap Wajib Pajak melalui
pembentukan account representative dan compliant center untuk menampung
keberatan Wajib Pajak.
Kepatuhan wajib pajak adalah wajib pajak yang taat dan memenuhi serta
melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai
pengujian
deskriptif
ditemukan bahwa nilai skor untuk kepatuhan wajib pajak yakni sebesar 76,9%.
Nilai ini terletak pada kriteria yang baik. Hal tersebut berarti bahwa masyarakat
15
yang merupakan wajib pajak meyakini bahwa mereka dalam hal perpajakan telah
patuh atas aturan-aturan perpajakan yang telah ditetapkan. Meskipun terletak pada
kriteria yang baik, namun dapat dilihat masih banyaknya jawaban tidak setuju dan
ragu-ragu yang berrati masih adanya hal-hal yang harus dibenahi. Aspek tersebut
mengenai yakni mengenai tunggakan perpajakan, Perlunya bagi wajib pajak untuk
melakukan hal-hal lain yang bukan hanya terkait dengan tindakan-tindakan
intensifikasi pajak yaitu melalui cara penyempurnaan administrasi pajak,
peningkatan mutu pegawai atau petugas pemungut, penyumpurnaan undangundang pajak dan untuk tindakan ekstensifikasi melalui cara perluasan wajib
pajak penyempurnaan tariff perluasan obyek pajak.
Hasil pengujian hipotesis ditemukan bahwa nila thitung lebih besar dari nilai
ttabel sehingga dapat disimpulkan pada tingkat kepercayaan 95% (alpha 5%)
ditemukan bahwa Modernisasi Administrasi Perpajakan berpengaruh signifikan
dan positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama
(KPP) Gorontalo. Pengaruh positif menunjukan bahwa apabila terjadi peningkatan
pada modernisasi administrasi perpajakan, akan berdampak pada semakin
patuhnya responden atau wajib pajak tersebut.
Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi ditemukan bahwa
besaran pengaruh dari Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak sebesar 25,6%. Nilai ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang
cukup besar dari Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Gorontalo. Hal
tersebut semestinya menjadi acuan bagi pihak fiskus dalam mengembangkan serta
melakukan hal-hal terkait dengan ekstensifikasi perpajakan salah satunya
modernisasi administrasi perpajakan sehingga wajib wajib dalam membayar
tunggakan pajaknya sesuai waktu yang telah ditentukan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang pernah dilakukan oleh Rapina,
Jerry, dan Carolina (2011).
16
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis terhadap data yang dikumpulkan, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa modernisasi administrasi perpajakan berpengaruh
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor pelayanan Pajak Pratama
Gorontalo. Terlihat dari nilai t hitung yang lebih besar dari nilai ttabel baik pada taraf
signifikan sebesar 5%. Nilai pengaruhnya sebesar 25,6%, hal tersebut terlihat
dari koefisien determinasi. Hal ini menunjukan bahwa pentingnya modernisasi
administrasi perpajakan dalam mencapai penerimaan pajak yang diharapkan oleh
pemerintah semakin meningkat
SARAN
Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
1.
2.
3.
17
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, Anggito. 01 Februari 2015 3:16:40 AM. Reformasi Perpajakan Perlu
Dukungan Masyarakat. Badan Pengkajian Ekonomi, Keuangan dan
Kerjasama
Internasional,
(Online),
(http://www.fiskal.depkeu.go.id/,
(Online),
(http://www.pajak.go.id/content/laporan-tahunan-djp-
(Online),
18
Terhadap
Tingkat
Kepatuhan
Wajib
Pajak.
Skripsi.