SISTEM
PERPAJAKAN
MODERN
KELOMPOK IV
1.F I S T A A Y U N E N G T Y A S 1911020
2.D W I F R A N S I S K A P U T R I 1911014
3.Y U D I T H I R A A K B A R R . 1911051
4.P R I Y O B U D I A R T O 2011027.P
Your best quote that reflects your
approach… “It’s one small step for
man, one giant leap for mankind.”
- NEIL ARMSTRONG
Sistem administrasi perpajakan modern merupakan bagian dari reformasi perpajakan di
Indonesia yang dibangun secara bertahap dan komprehensif dalam bidang hukum
perpajakan, kebijakan perpajakan maupun pengawasan perpajakan. Sehingga dengan
sistem administrasi perpajakan modern ini dapat tercapai unplementasi atas sistem
administrasi perpajakan yang lebih sempurna dari sebelumnya dan stabil sebagai salah
satu pilar kokoh sebagai fundamental penerimaan pajak.
Modernisasi sistem perpajakan di lingkungan DJP bertujuan untuk menerapkan Good
Governance dan pelayanan prima kepada masyarakat.
Strategi yang ditempuh adalah pemberian pelayanan prima sekaligus pengawasan
intensif kepada para wajib pajak.
Latar belakang dilakukannya
modernisasi perpajakan di Indonesia
1. Citra DJP, yang harus diperbaiki dan ditingkatkan
2. Tingkat kepercayaan terhadap administrasi perpajakan yang harus
ditingkatkan.
3. Integritas dan produktivitas sebagian pegawai yang masih harus ditingkatkan.
Perubahan yang Terjadi pada sistem
Administrasi Perpajakan Modern
Restrukturisasi organisasi
Restrukturisasi organisasi merupakan hal yang sangat strategis. Hal ini diperlukan agar sistem
administrasi lebih efektif dan efisien serta mencapai tujuan yang diharapkan.
Penyempurnaan business process dilakukan untuk memperbaiki birokrasi yang berbelit dan
tumpang tindih dalam pelaksanaan suatu prosedur. Penyempurnaan ini mencakup sistem
prosedur kerja yang menerapkan full automation dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
Penyempurnaan Manajemen Sumber Daya Manusia.
Elemen yang terpenting dari suatu sistem organisasi adalah sumber daya manusia yang berkompeten dan
berintegritas. Diperbaikinya sistem dan manajemen SDM, bukan semata-mata melakukan rasionalisasi
pegawai, karena sistem yang baik dan terbuka dipercaya akan bisa menghasilkan SDM yang berkualitas
Suatu organisasi berikut sistemnya akan berjalan dengan baik manakala terdapat rambu-rambu yang jelas
untuk memandu pelaksanaan tugas dan pekerjaannya, serta yang lebih penting lagi, konsistensi
implementasi rambu-rambu tersebut. Elemen good governance, yang seringkali dihubungkan dengan
integritas pegawai dan institusi.
Penerapan Sistem Administrasi
Perpajakan Modern
A. Program Reformasi Administrasi Perpajakan
1. Meningkatkan Kepatuhan Perpajakan
2. Meningkatkan Kepercayaan Masyarakat terhadap Administrasi Perpajakan
3. Meningkatkan Kualitas Pegawai Pajak
Kantor pusat, Kantor wilayah, Kantor Pelayanan Pajak, Fasilitas Pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak.
Kantor Pusat
Kantor Pusat DJP sebagai unit pembuat kebijakan dan pengembangan organisasi juga proses kerja,
tidak melakukan tugas dan fungsi operasional, kecuali yang bersifat khusus.
Fungsi operasional terbatas pada :
1. Pemeriksaan khusus berskala nasional
2. Pemeriksaan bukti permulaan
3. Penyidikan untuk wajib pajak tertentu, terdapat Direktorat Intelejen dan Penyidikan
4. Keberatan atas ketetapan pajak hasil pemeriksaan bukti permulaan
5. Banding dan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung
6. Intelejen
7. Sistem pengawasan internal
Kantor Wilayah
Terdapat pemisahan fungsi yang jelas antar kedua unit vertical Kantor Wilayah dan Kantor Pelayanan Pajak
(KPP). Tujuannya untuk menghilangkan duplikasi pelayanan, juga sebagai bagian dari system pengendalian
intern perpajakan nasional.
Karakteristiknya :
1. Adanya Komite Kode Etik Pegawai yang mengawasi penerapan kode etik pada semua pegawai
5. Sumber daya manusia yang telah melalui pendidikan dan pelatihan, mapping serta fit and proper test
Dalam implementasinya ada 3 model atau
jenis Kantor Pelayanan Pajak Modern
1) Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar (Large Taxpayers Office, LTO)
a) Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar mengelola WP skala besar secara nasional dengan jenis badan dan terbatas
jumlahnya.
b) Tidak ada kegiatan ekstensifikasi (jumlah telah ditetapkan dengan keputusan DJP)
c) Tidak semua jenis pajak dikelola (hanya PPH, PPN, PPnBM dan Bea Meterai)
d) Kedudukannya hanya di Jakarta, dan jumlahnya 3 Kantor.
2) KPP Madya (Medium Taxpayers Office, MTO)
a) Mengelola Wajib Pajak Besar jenis badan dalam lingkup Kantor Wilayah.
b) Terbatas jumlahnya, tidak ada kegiatan ekstensifikasi (jumlah telah ditetapkan dnegan Keputusan DJP)
c) Jnis pajak yang dikelola: Pph, PPN, PPnBM, Bea Materai Palembang, Jakarta (Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan,
Jakarta Timur, Jakarta Utara), Tangerang, Bekasi, Bandung, Semarang, Surabaya, Sdoarjo, Malang, Balikpapan, Makasar.
d) Termasuk KPP khusus yang melayani Wajib Pajak PMA, Badora, dan PMB Wilayah kerjasama dengan Kantor Wilayah DJP
atasanya
3) KPP Pratama (Small Taxpayers Office, STO)
a) Mengelola Wajib Pajak menengah kebawah, Wajib Pajak badan dan Orang Pribadi serta
bendaharawan pemerintah
b) Terdapat keguatan ekstensifikasi Wajib Pajak, sehingaa jumlah Wajib Pajak bertambah seirama
dengan penambahan orang pribadi yang memperoleh penghasilan diatas Pengahsilan Tidak Kena
Pajak (PTKP)
c) Jenis pajak yang dikelola: PPh, PPN, PPnBM, Bea Materai, PBB, dan BPHTB
d) Kedudukannya berada disemua Kanwil kecuali Kanwil Wajib Paja Besar dan Jakarta Khusus
e) Merupakan penggabungan KPP, KPPBB, Karipka.
f) Struktur organisasi sama dengan LTO, MTO dan ditambah seksi Ekstensifikasi Perpajakan
g) Sistem Administrasi Perpajakan yang digunakan Sistem Informasi DJP (SIDJP)
h) Mengadministrasi seluruh jenis pajak (PPh, PPN, PPnBM, Bea Materai, PBB dan BPHTB)
i) Terdapat Account Representative ditugaskan untuk megawasi wilayah tertentu atau WP tertentu yang
berada dalam wilayah kerja KPP tersebut.
Fasilitas Sarana Pendukung
Modernisasi Pajak
1. Help desk
Untuk memudahkan informasi yang dibutuhkan Wajib Pajak maka di setiap Kantor Pelayanan Pajak disediakan
Help Desk, yang berlokasi di lobby gedung. Petugas yang ditugaskan di Help Desk adalah pegawai yang cakap,
pandai berkomunikasi dan memiliki pengetahuan tinggi tentang perpajakan. Fasilitas Help Desk dengan teknologi
Tax Knowledge Base, agar dapat memberikan jawaban dari berbagai masalah mengenai pajak
2. Complaint center
Fasilitas ini memiliki fungsi untuk menampung keluhan Wajib Pajak yang terdaftar. Keluhan dapat meliputi
masalah pelayanan pajak, pemeriksaan pajak, keberatan pajak maupun banding.
3. Call center
Fungsi utama fasilitas yang ditangani call center adalah menyangkut pelayanan konfirmasi, prosedur, peraturan,
material perpajakan) dan penanganan complain Wajib Pajak.
EFIN atau Electronic Filing Identification Number adalah nomor identitas yang diterbitkan oleh DJP
kepada pembayar pajak yang melakukan transaksi elektronik dengan DJP. Permohonane FIN
(Electronic Filing Identification Number) dilakukanke KPP atau Kantor PelayananPenyuluhan dan
Konsultasi Perpajakan (KP2KP). Setelah memperoleh EFIN, langkah selanjutnya adalahmen daftarkan
diri dengan membuat akun pada layanan pajak online, yakni di laman DJP Online atau laman
penyedialayanan SPT elektronik. Data yang dibutuhkan untuk melakukan pendaftaran, yaitu NPWP
dan EFIN.