Anda di halaman 1dari 5

Pintar (Project for Indonesia Tax Administration Reform)

Reformasi Perpajakan telah, sedang, dan akan terus dilaksanakan oleh DJP.
Reformasi Perpajakan merupakan perubahan yang sifatnya fundamental dan
massive, sehingga membutuhkan upaya yang tidak sedikit dan waktu yang tidak
sebentar. Reformasi Perpajakan Jilid Satu yang dimulai pada tahun 2002 telah
berakhir pada tahun 2008 dengan ditandai penerapan sistem administrasi
perpajakan modern di seluruh unit kerja DJP. Disadari bahwa masih terdapat
kekurangan maupun ketidaksempurnaan, ataupun pekerjaan yang belum
terselesaikan pada tahapan reformasi jilid satu tersebut. Oleh karena itu, DJP
berkomitmen untuk melanjutkan modernisasi dengan meluncurkan Reformasi
Perpajakan Jilid Dua pada pertengahan tahun 2009.
PINTAR, singkatan dari Project for Indonesian Tax Administration Reform,
merupakan program penyempurnaan proses bisnis perpajakan, yang berbasis
teknologi informasi terkini, sekaligus perbaikan sistem dan manajemen SDM,
yang merupakan salah satu kegiatan utama dari program Reformasi Perpajakan
Jilid Dua.

Latar Belakang PINTAR


Direktorat Jenderal Pajak menyadari masih terdapat kekurangan maupun
ketidaksempurnaan dari Reformasi Perpajakan Jilid Satu, sehingga terus
diupayakan penyempurnaan dengan membangun sistem administrasi pajak yang
efisien dan efektif. Hal-hal yang menjadi fokus utama adalah (i) upaya untuk
meningkatkan kemampuan dalam analisis risiko kepatuhan guna meningkatkan
efektivitas penegakan hukum di wilayah yang memiliki risiko penggelapan pajak
yang tinggi dan potensial; dan (ii) usaha untuk meningkatkan kontrol kualitas
dan integritas basis data wajib pajak sejak WP mendaftarkan diri, menyampaikan
SPT dan melakukan pembayaran pajak hingga manajemen dokumen yang
berkaitan dengan WP, termasuk yang berasal dari pihak ketiga. Hal lain yang
menjadi perhatian DJP adalah penyempurnaan tata kelola (governance) didalam
DJP serta manajemen sumber daya manusia yang dianggap masih kurang
memadai serta perlu dibenahi. Sebagai perwujudan upaya perbaikan sistem
administrasi pajak yang dilakukan secara terus menerus, DJP meluncurkan
Reformasi Perpajakan Jilid Dua pada pertengahan bulan Juni 2009. Salah satu
kegiatan utama agenda Reformasi Perpajakan Jilid Dua ini adalah PINTAR yang
juga tercantum dalam RENSTRA DJP. PINTAR sebagai bagian dari Reformasi
Perpajakan Jilid Dua, utamanya difokuskan pada dua hal yaitu: (1) Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) dan (2) Manajemen dan Sistem Sumber Daya
Manusia. Dalam hal Manajamen SDM, PINTAR akan difokuskan untuk
menciptakan SDM yang berintegritas, berkualitas, dan mempunyai kompetensi
sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mendukung optimalisasi reformasi
perpajakan. Saat ini, peraturan kepegawaian pemerintah yang berlaku universal
seringkali menjadi batasan bagi pengembangan SDM pada Reformasi Perpajakan
Jilid Satu.
Tujuan PINTAR
Tujuan utama PINTAR adalah mengembangkan sistem administrasi perpajakan
yang diarahkan pada peningkatan kepatuhan Wajib Pajak secara sukarela
melalui upaya komprehensif mencegah penghindarandan/atau penggelapan
pajak. Sedangkan sasaran khusus PINTAR adalah:
penyempurnaan tata kelola administrasi perpajakan;
pengembangan sistem informasi yang efisien (yaitu menghubungkan sistem
input seperti registrasi dan pengolahan SPT pada ledger dengan proses bisnis
kepatuhan perpajakan seperti pemeriksaan dan penagihan); pemanfaatan data
pihak ketiga secara lebih baik dalam rangka penetapan kewajiban perpajakan
yang akurat (memberikan informasi tersebut kepada Wajib Pajak bersangkutan
sebagai langkah awal dalam rangka meningkatkan kepatuhan
perpajakan); pengelolaan secara otomatis proses restitusi – memanfaatkan
intelligence model pada software pemindaian guna menentukan tingkat resiko
yang berkaitan dengan restitusi (sehingga mempercepat penyelesaian
restitusi); serta mendukung proses pemeriksaan dan penagihan secara
komprehensif.

Perbaikan dan Fokus PINTAR

PINTAR akan mengembangkan fondasi dan platform sistem informasi yang


terintegrasi, reliable dan accountable, yaitu berupa :
Perbaikan sistem TIK secara menyeluruh dan komprehensif.
Penyempurnaan sistem self assessment dengan mendorong penggunaan fasilitas
elektronik, yang lebih baik dan meminimalkan interaksi wajib pajak dengan
aparat pajak
Penerapan sistem manajemen resiko yang secara otomatis dan terintegrasi
Pengembangan manajemen dokumen perpajakan yang akuntabel; dan
Pelaksanaan tata kelola (governance) yang jelas dan transparan atas seluruh
proses bisnis dan sistem pendukungnya.
Memperbaiki kebijakan SDM serta memodernisir manajemen SDM;
Memperkuat penerapan good governance dan fungsi internal control;
Meningkatkan kemampuan teknis maupun manajerial serta profesionalisme
pegawai DJP melalui perbaikan program dan kurikulum pelatihan.
Secara garis besar, PINTAR mencakup penyempurnaan proses bisnis utama
perpajakan (core tax process), komponen manajemen SDM, dan komponen
kepatuhan perpajakan.

Penyempurnaan pada komponen proses bisnis utama perpajakan bertujuan


untuk menyempurnakan manajemen registrasi wajib pajak, pemrosesan surat
pemberitahuan pajak, penerimaan, dan penyediaan informasi yang akurat dan
tepat waktu untuk lebih meningkatkan kemampuan DJP dalam melaksanakan
kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

Komponen proses bisnis utama perpajakan ini terdiri dari lima modul :

Registrasi Wajib Pajak – non duplikasi NPWP, proses pendaftaran berbasis TIK
terkini;
Pengelolaan SPT – perekaman, pemindaian dan proses SPT dengan berbasis TIK,
otomasi proses benchmarking;
Pengembangan Rekening (Basis Data) Wajib Pajak – pembuatan profiling WP
sistemik dan terintegrasi, pencocokan data dengan pihak ketiga, akses online
rekening oleh WP;
Pengembangan Manajemen Dokumen – sistem pengelolaan dokumen berbasis
TIK, otomasi proses penerbitan produk hukum, otomasi pembuatan dan
monitoring berkas;
Pengembangan Arsitektur Sistem Informasi yang terintegrasi – integrasi seluruh
sistem otomasi berbasis alur kerja.
Dalam bidang manajemen sumber daya manusia (SDM), PINTAR akan:
Memperbaiki kebijakan SDM serta memodernisir manajemen SDM
Memperkuat penerapan good governance dan fungsi internal control
Meningkatkan kemampuan teknis maupun manajerial serta profesionalisme
pegawai DJP melalui perbaikan program dan kurikulum pelatihan.
Komponen SDM ini terdiri dari 9 modul, yaitu (i) pengembangan organisasi, (ii)
perencanaan pegawai, (iii) rekruitmen dan seleksi, (iv) administrasi kepegawaian,
(v) pengembangan dan pelatihan, (vi) manajemen pengukuran kinerja, (vii)
manajemen pola karir, (viii) kompensasi dan tunjangan, serta (ix) kepatuhan
internal

Sedangkan untuk komponen kepatuhan perpajakan, akan berkonsentrasi pada


hal:
Pemeriksaan pajak dengan memperkenalkan sistem seleksi pemeriksaan
berdasarkan resiko, reformasi proses bisnis baik untuk pemeriksaan di lapangan
maupun di kantor, komputerisasi proses administrasi, dan memperbaiki sistem
perencanaan dan pengawasan proses pemeriksaan
Penagihan, terutama memperbaiki sistem pengawasan penagihan, reformasi
proses bisnis, dan meningkatkan kemamputan sistem teknologi informasi dan
komunikasi
Keberatan dan Banding, yaitu untuk mengembangkan sistem administrasi dan
pengawasan yang terintegrasi dengan sistem rekening Wajib Pajak,
pemeriksaan, penagihan dan juga dengan Sistem Informasi Pengadilan Pajak
Sebagaimana proyek-proyek pengembangan sistem sejenis lainnya, secara
ringkas tahapan pengembangan sistem pada proyek PINTAR dapat digambarkan
sebagaimana siklus sebagai berikut :

Nilai proyek PINTAR

Total Pendanaan PINTAR kurang lebih sebesar 146 juta USD, di mana sekitar 75%
atau sebesar 110 juta USD, dibiayai oleh pinjaman lunak dari Bank Dunia,
sedangkan sisanya sebesar 36 juta USD (25% dari total nilai proyek) dibiayai oleh
APBN.

Alasan mengapa menggunakan dana pinjaman (loan) pada intinya mengacu pada
hal-hal sebagai berikut :

Kontrak Multi Years yang diterapkan dalam PINTAR


PINTAR merupakan proyek TIK berskala besar yang membutuhkan waktu
penyelesaian lebih dari satu tahun sehingga memerlukan suatu kontrak yang
bersifat multi years. Pertauran lokal seperti Keppres No 80 Tahun 2003 sebagai
dasar proses pengadaan proyek yang menggunakan dana APBN, tidak mengatur
kontrak multi years untuk proyek TIK. Untuk proyek yang didanani Bank Dunia,
proses pengadaan mengacu pada World Bank Procurement yang memungkinkan
adanya kontrak multi years untuk pengadaan proyek TIK.
Proses Pengadaan yang Fair, Transparan dan Kompetitif berstandar Internasional
Pemilihan Kontraktor dilakukan melalui proses seleksi pengadaan menerapkan
International Competitive Bidding sesuai standar internasional (yang diadopsi
Bank Dunia). Dengan demikian kontraktor pengikut tender adalah kontraktor
yang mempunyai pengalaman mengerjakan proyek reformasi perpajakan
dengan skala dan tingkat kesulitan yang sama di institusi pajak di negara lain.

Akuntabilitas Proyek

Selain aparat pengawas fungsional pemerintah seperti BPKP dan Inspektorat


Jenderal Kementrian Keuangan, PINTAR juga diawasi oleh Bank Dunia.
Pengalaman Bank Dunia dalam pelaksanaan dan pengawasan berbagai proyek IT
yang serupa dan penerapan pedoman (guidelines) yang credible dan acceptable,
akan meningkatkan akuntabilitas proyek ini.

Technical Assistance dari tenaga ahli Internasional

Untuk proyek Bank Dunia berskala sebesar PINTAR, dimungkinkan untuk


memanfaatkan technical assistance (yang dibiayai dari grant) dari para tenaga
ahli Internasional untuk membantu DJP dalam tahap perencanaan,
pengembangan maupun pengawasan proyek, sehingga fungsi-fungsi tersebut
dapat dikerjakan secara lebih matang dan memadai.

Mulai dan Selesainya PINTAR

PINTAR akan mulai roll out pada tahun 2014 karena pengembangannya
dilakukan secara terintegrasi dengan disertai perencanaan yang matang dan
dokumentasi yang memadai. Persiapan PINTAR telah dilakukan mulai dari proses
scoping pada awal 2008 yang menghasilkan dokumen functional baseline yang
disebut DGT Analysis Document, kemudian telah pula dilakukan persiapan
pendanaan berupa persetujuan formal dari Pemerintah Indonesia, dalam hal ini
diwakili Bappenas dan Kementerian Keuangan, pada tahun 2008 melalui proses
negosiasi dengan Bank Dunia. Selanjutnya dilaksanakan PINTAR Preparation
Project oleh kontraktor yang dibiayai oleh grant dari Bank Dunia untuk
merumuskan spesifikasi operasional dan mempersiapkan dokumen lelang bagi
PINTAR.

Saat ini sedang dilakukan proses pengadaan untuk menunjuk kontraktor PINTAR,
yang rencananya akan mulai bertugas pada kuartal pertama tahun 2011. Oleh
sebab itu, sampai dengan saat ini, belum ada pengeluaran dana (disbursement)
terkait dengan PINTAR.

Sebagaimana proyek-proyek pengembangan sistem sejenis lainnya, secara


ringkas tahapan pengembangan sistem pada proyek PINTAR dapat digambarkan
sebagaimana siklus sebagai berikut :

Pengelolaan PINTAR

Untuk mengawal pengembangan PINTAR, telah dibentuk Project


Implementation Unit (PIU) sebagai penerapan dari manajemen proyek yang
berdasarkan pada international best-practices. Untuk acuan pelaksanaan proyek,
telah disusun Project Operations Manual (POM) yang berpedoman pada standar
internasional (Capability Maturity Model Integration-CMMI/ISO 15504). Isu-isu
lain seperti Change Management, Risk Management, komunikasi internal dan
eksternal, serta kesiapan SDM sudah tercakup dalam tata kerja PIU dan POM.
Untuk membantu pengelolaan dan pengawasan proyek ini, DJP, akan dibantu
oleh Owner’s Agent, sebuah jasa konsultan yang bertugas membantu PIU dalam
rangka pengelolaan proyek baik dari sisi manajerial maupun teknis.

Tantangan
Komitmen dan dukungan, serta ownership dari seluruh lini organisasi, termasuk
unsur pimpinan;
Kemungkinan adanya ”intervensi” dari pihak luar DJP;
Ketersediaan Sumber Daya Manusia baik secara kuantitatif maupun kualitatif
dengan kapasitas dan kapabilitas yang memadai;
Ketersediaan sumber pendanaan apabila terdapat penambahan scope/ruang
lingkup proyek ataupun untuk kelangsungan proyek dalam jangka panjang;
Beberapa kebijakan/peraturan pemerintah yang (kadang) membatasi ruang
lingkup reformasi, khususnya regulasi di bidang kepegawaian;
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di tingkat global yang luar
biasa cepatnya dapat mempengaruhi proyek-proyek TIK seperti PINTAR;
Perlunya reformasi di bidang lainnya, seperti di bidang penegakan hukum, untuk
mengiringi reformasi perpajakan
Perubahan paradigma, mindset, dan sikap yang memerlukan upaya yang terus-
menerus dan waktu yang lama;

Hubungan antara proek PINTAR dan kebijakan perpajaka

Anda mungkin juga menyukai