Anda di halaman 1dari 11

I.

PENDAHULUAN
Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai
pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Penerimaan pajak secara tidak langsung bertujuan
untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Indonesia merupakan salah satu
negara yang memiliki peran penting dalam sumber penerimaan pajak. Besar kecilnya pajak akan
menentukan anggaran negara dalam membiayai pengeluaran negara, baik untuk pembiayaan
pemerintah, pembangunan maupun untuk pembiayaan rutin.
Reformasi pajak tersebut mencakup 3 pilar, yaitu Kebijakan Pajak (Tax Policy),
Administrasi Pajak (Tax Administration), dan Peraturan Pajak (Tax Law). Salah satu pembaruan
yang berjalan cukup signifikan dan menjadi kunci dalam proses pemungutan pajak adalah
pembaruan atau reformasi administrasi perpajakan yang biasa disebut Modernisasi. Jiwa dari
modernisasi ini adalah pelaksanaan good governance, yaitu penerapan sistem administrasi
perpajakan yang transparan dan akuntabel, dengan memanfaatkan sistem informasi teknologi yang
handal dan terkini. Hal tersebut penting dilakukan agar wajib pajak merasakan kemudahan dalam
mematuhi kewajiban perpajakannya.
Pembaruan sistem yang ada pada kantor pajak, diharapkan dapat memberikan kemudahan
bagi wajib pajak dikarenakan seluruh rangkaian metode ini dapat diakses di manapun dan kapan
pun oleh wajib pajak dan harapannya akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam membayar
pajak sehingga penerimaan pajak dapat meningkat dan membantu roda perekonomian Indonesia.
Kesadaran dan kepatuhan Subjek Pajak sangat diperlukan, dalam mendukung pelaksanaan
penerapan e-system dengan baik dan benar. Berikut data tingkat kepatuhan wajib pajak badan
dalam melaporkan SPT di KPP Pratama Kendari dalam lima tahun terakhir yang dapat dilihat pada
tabel berikut:
Pemahaman wajib pajak terhadap ketentuan umum dan tata cara peraturan perpajakan dan
penggunaan E-system menjadi faktor umum yang mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak di
KPP Pratama Kendari dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah yaitu:
Apakah Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Berpengaruh Signifikan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Badan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kendari? Tujuan dalam
penelitian ini yaitu: untuk mengetahui Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kendari.

II. KAJIAN PUSTAKA


1. Kajian Teori
a. Definisi Pajak
Menurut Undang-Undang No.6 Tahun 1983 tentang ketentuan umum perpajakan sebagaimana
telah diubah terakhir kali dengan Undang-Undang No.16 Tahun 2009 (KUP) pasal 1 angka 1
bahwa :“Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.”
b. Fungsi pajak
Menurut Resmi (2016) fungsi pajak dalam masyarakat suatu negara terbagi dalam 2 (dua)
fungsi, yaitu: (1) Fungsi Budgetair (sumber dana bagi pemerintah) fungsi ini bertujuan untuk
memasukkan penerimaan uang untuk kas negara sebanyak-banyaknya antara lain mengisi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sesuai dengan target penerimaan pajak yang
telah ditetapkan, sehingga posisi anggaran pendapatan dan pengeluaran yang berimbang tercapai.
(2) Fungsi Regulerend (mengatur) fungsi pajak yang secara tidak langsung dapat mengatur atau
melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi serta mencapai tujuan-
tujuan di luar bidang keuangan. Adanya pertumbuhan perekonomian yang demikian dapat
menumbuhkan objek pajak dan subjek pajak yang baru yang lebih banyak lagi, sehingga basis
pajak lebih meningkat lagi.
c. Teori Pemungutan Pajak
Menurut (Mardiasmo 2016) beberapa teori-teori yang mendukung pemungutan pajak
yaitu: (1) Teori Asuransi. Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak
rakyatnya. Oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang di ibaratkan sebagai suatu premi
asuransi karena memperoleh jaminan perlindungan tersebut. (2) Teori Kepentingan. Pembagian
beban pajak kepada rakyat didasarkan pada kepentingan (misalnya perlindungan) masing-masing
orang. Semakin besar kepentingan seseorang terhadap Negara, makin tinggi pajak harus dibayar.
(3) Teori Daya Pikul. Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak harus
dibayar sesuai dengan daya pikul masing-masing orang. (4) Teori Bakti. Dasar keadilan
pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat dengan negaranya. Sebagai warga Negara yang
berbakti, rakyat harus selalu menyadari bahwa pembayaran pajak adalah sebagai suatu kewajiban.
(5) Teori Asas Daya Beli. Dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak. Maksudnya
memungut pajak berarti menarik daya beli dari rumah tangga masyarakat untuk rumah tangga
negara. Selanjutnya negara akan menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk
pemeliharaan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian kepentingan seluruh masyarakat lebih
diutamakan
2. Sistem Administrasi Perpajakan Modern
a. Administrasi Perpajakan
Administrasi perajakan adalah cara-cara atau prosedur pengenaan dan pemungutan pajak
(Harahap,2004). Sistem administrasi perajakan berdasarkan undang-undang perpajakan Indonesia
meliputi identifikasi dan registrasi (pendaftaran) wajib pajak, perhitungan pajak yang terutang,
pemungutan pajak dari wajib pajak, penegakan hukum, pencatatan dan pemeriksaan, dan
pelaporan yang dilakukan dengan surat pemberitahuan (SPT).
Administrasi pajak yang baik mampu menerapkan prinsip-prinsip manajemen modern
seperti planning, organizing, actuating, dan controlling. Adanya kebijakan perpajakan yang jelas
dan sederhana sehingga memudahkan wajib pajak untuk melaksanakan kewajibannya, tersedianya
petugas pajak yang berkualitas dan jujur serta pelaksanaan penegakan hukum yang tegas dan
konsisten.
b. Reformasi administrasi perpajakan
Reformasi perpajakan tidak selalu identik dengan modernisasi perpajakan, terlebih jika
modernisasi diartikan dalam pengertian yang sempit, yaitu aplikasi teknologi informasi (IT) yang
lebih canggih. Sesuai dengan esensinya, reformasi perpajakan, dalam hal ini reformasi
administrasi perpajakan seharusnya merupakan perubahan yang sengaja dilakukan agar sistem
administrasi dapat menjadi agen perubahan sosial sekaligus sebagai instrument terjaminnya
persamaan politik, keadaan sosial, dan pertumbuhan ekonomi (Rosdiana dan Irianto,2011).
Program-program reformasi administrasi perpajakan jangka menengah direktorat jenderal
pajak menurut Rahayu (2017) adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan Kepatuhan Perpajakan
b. Meningkatkan Kepercayaan Masyarakat Terhadap Administrasi Perpajakan
1) Meningkatkan Citra Direktorat Jenderal Pajak
c. Meningkatkan Produktivitas Aparat Perpajakan
a) Program reorganisasi direktorat jenderal pajak berdasarkan fungsi Modernisasi
Administrasi Perpajakan

Modernisasi perpajakan yang dilakukan merupakan bagian dari reformasi perpajakan


secara komprehensif sebagai satu kesatuan dilakukan terhadap tiga bidang pokok yang secara
langsung menyentuh pilar perpajakan yaitu bidang administrasi, bidang peraturan dan bidang
pengawasan (Rahayu,2010). Pandiangan (2008) mengemukakan bahwa ada 3 (tiga) hal yang
melatarbelakangi dilakukannya modernisasi perpajakan pada awal dekade 2002-an, yakni
menyangkut citra Direktorat Jenderal Pajak yang dinilai harus diperbaiki dan ditingkatkan, tingkat
kepercayaan terhadapa administrasi perpajakan yang harus ditingkatkan, dan integritas dan
produktivitas sebagai pegawai yang masih harus ditingkatkan.
c. Konsep Dan Tujuan Modernisasi Perpajakan
Konsep dan tujuan modernisasi menurut Pandiangan (2008) adalah sebagai berikut:
1) Konsep umum
Modernisasi administrasi perpajakan yang dilakukan pada dasarnya meliputi:
a. Dalam hal restrukturisasi organisasi, konsepnya adalah:
a) Debirokratisasi,
b) Struktur organisasi berbasis fungsi terkait dengan perpajakan,
c) Dilakukan pemisahan antara fungsi pemeriksaan dengan fungsi keberatan,
d) Adanya segmentasi wajib pajak (level operasional) yang dikelola dengan KPP ,
e) Adanya “internal audit” dan “change program” unit, dan
f) Lebih efisien dan “customer oriented.”
b. Dalam hal penyempurnaan proses bisnis, hal ini dilakukan dengan konsep:
a) Berbasis teknologi komunikasi dan informasi,
b) Efisien dan “customer oriented:,
c) Sederhana dan mudah dimengerti, dan
d) Adanya built-in control.
c. Penyempurnaan atas sistem manajemen sumber daya manusia, konsepnya adalah:
a) Berbasis kompetensi,
b) Optimalisasi teknologi komunikasi dan informasi,
c) Customer teknologi komunikasi dan informasi,
d) Continuous improvement.
2) Tujuan modernisasi perpajakan
Adapun tujuan modernisasi perpajakan adalah untuk menjawab latar belakang
dilakukannya modernisasi perpajakan, yaitu:
a) Tercapainya tingkat kepatuhan wajib pajak (tax compliance) yang tinggi,
b) Tercapainya tingkat kepercayaan (trust) terhadap administrasi perpajakan yang
tinggi, dan

c) Tercapainya tingkat produktivitas pegawai pajak yang tinggi.

1. Paradigm Penelitian
Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara
variabel yang akan diteliti sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu
dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis dan teknik analisis
statistik yang digunakan (Sugiyono,2011).
Berdasarkan yang telah dikemukakan di atas, paradigm penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Skema 1
Paradigma Penelitian

Modernisasi sistem
administrasi perpajakan (X) Kepatuhan wajib pajak (Y)
2. Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1 : terdapat pengaruh yang signifikan antara modernisasi sistem administrasi perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak.

III. METODE PENELITIAN


Objek dalam penelitian ini adalah modernisasi sistem administrasi perpajakan sebagai
variabel independen dan kepatuhan wajib pajak badan sebagai variabel dependen di KPP Pratama
Kendari. Populasi dalam penelitian ini adalah semua wajib pajak badan Kota Kendari yang
terdaftar dan aktif pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kendari pada tahun 2017 yang berjumlah
6.309 wajib pajak badan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu accidental
sampling, dimana penentuan anggota sampel diambil berdasarkan tidak direncanakan terlebih
dahulu tetapi didapatkan atau dijumpai secara tiba-tiba yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data. Untuk menghitung jumlah sampel dapat menggunakan rumus slovin sebagai berikut:
N
n=
1+ N e 2
Dimana: N = Jumlah populasi
n = Jumlah sampel
e = Kesalahan yang masih bisa diterima antara statistik dengan kenyataan, untuk
penelitian ini digunakan e = 10%
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif
adalah data yang berbentuk kalimat, kata atau gambar. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk
angka atau data kualitatif yang diangkakan (skoring).
Sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu
sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data dalam
penelitian ini bersumber dari kantor pelayanan pajak pratam kendari yang belum diolah atau perlu
dikembangkan sendiri oleh penulis, misalnya data hasil dari wawancara atau hasil pengisian
kuesioner. Data sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Misalnya sejarah singkat dan
struktur organisasi KPP Pratama Kendari dan literatur yang berhubungan dengan penelitian.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu kuesioner, wawancara dan
dokumentasi. Kuesioner yaitu metode pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan
daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden dimana kisi kuesioner dijabarkan ke dalam
variabel dan indikator lalu dijadikan dasar dalam menyusun item-item pernyataan sebagai
instrument penelitian. Nilai jawaban kuesioner diajukan dalam bentuk modifikasi skala likert
dengan nilai kesetujuan terhadap statement yaitu: SS (sangat setuju)=5, S (setuju)=4, N (netral)=3,
TS (tidak setuju)=2, STS (sangat tidak setuju)=1. Wawancara merupakan metode pengumpulan
data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak terkait yang ada di
KPP Pratama Kendari. Dokumentasi, merupakan teknik penelitian dimana mengumpulkan data-
data yang diperlukan sehubungan dengan penelitian berupa surat keputusan, peraturan, laporan
kegiatan dan data yang relevan dengan penelitian.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif
dan metode analisis regresi linear sederhana. Berdasarkan hubungan antara variabel modernisasi
sistem administrasi perpajakan (X), dan kepatuhan wajib pajak badan (Y), maka digunakan model
analisa regresi linear sederhana sebagai berikut:

Y= a + bX + e

Keterangan:
Y = Kepatuhan Wajib Pajak
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X = Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan
e = Variabel lain yang tidak diteliti

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Penelitian
Tabel 2 Ringkasan Uji-t dan Koefisien Determinasi
Variabel thitung ttabel Sig. R.Square
X1 6,169 1,666 0,000 0,280
Sumber: Data Primer diolah tahun 2018

Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai t-hitung dengan t-tabel dan nilai t-
sig dengan α = 0,05. Apabila t-hitung > t-tabel atau t-sig < dari α = 0,05, maka diterima H1 atau tolak
H0. Sebaliknya, apabila t-hitung < t-tabel atau t-sig > dari α = 0,05 maka tolak H1 atau terima H0.
2. Pembahasan
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai bahwa t hitung sebesar 6.169 > dari ttabel
yaitu sebesar 1,666 atau dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000 < dari α = 0,05, maka dari hasil
pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
independen yaitu modernisasi sistem administrasi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen yaitu kepatuhan wajib pajak. Hal ini berarti apabila modernisasi sistem
administrasi perpajakan berjalan dengan baik maka akan meningkatkan tingkat kepatuhan wajib
pajak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Madewing (2013) yang menjelaskan bahwa
modernisasi sistem administrasi perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan
wajib pajak. Artinya apabila modernisasi sistem administrasi perpajakan berjalan dengan baik
maka tingkat kepatuhan wajib pajak akan semakin tinggi.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa modernisasi sistem
administrasi perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak badan
pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kendari yang berarti bahwa apabila modernisasi sistem
administrasi perpajakan berjalan dengan baik maka akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak
tersebut.
Beberapa saran dan rekomendasi yang diajukan oleh penulis berdasarkan hasil penelitian
adalah sebagai berikut: (1) Bagi KPP Pratama Kendari disarankan sebaiknya memberikan
sosialisasi dan pelatihan yang lebih atraktif terkait program modernisasi sistem administrasi
perpajakan pada wajib pajak. (2) Bagi Wajib Pajak Badan disarankan untuk lebih efektif
mengikuti perkembangan-perkembangan terbaru terkait perpajakan termasuk program-program
baru yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak dengan mengikuti sosialisasi dan pelatihan.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Sebaran Jawaban Responden pada Variabel Modernisasi Sistem Administrasi
Perpajakan (X)
Rata Rata
Kategori
Item Frekuensi Jawaban Responden (f) & Persentase (%) Skor
(Butir) STS(1) TS(2) RR(3) S(4) SS(5)
F % F % F % F % F %
X1.1.1 0 0.00 5 5 29 29 51 51 15 15 3.79 Baik
X1.1.2 0 0.00 0 0 18 18 41 41 41 41 4.26 Sangat Baik
X1.1.3 0 0.00 2 2 8 8 50 50 40 40 4.27 Sangat Baik
Rata-rata indikator Struktur Organisasi (X1.1) 4.11 Baik
X1.2.1 0 0.00 6 6 29 29 49 49 16 16 3.70 Baik
X1.2.2 0 0.00 4 4 22 22 39 39 35 35 4.01 Baik
X1.2.3 0 0.00 5 5 15 15 51 51 29 39 4.08 Baik
X1.2.4 0 0.00 6 6 13 13 49 49 32 32 4.11 Baik
Rata-rata indikator Prosedur Organisasi (X1.2) 3.98 Baik
X1.3.1 0 0.00 6 6 18 18 38 38 38 38 4.05 Baik
X1.3.2 2 2 2 2 12 12 51 51 33 33 4.10 Baik
Rata-rata indikator Strategi Organisasi (X1.3) 4.08 Baik
X1.4.1 4 4 9 9 20 20 40 40 27 27 3.79 Baik
X1.4.2 2 2 9 9 17 17 44 44 28 28 3.86 Baik
Rata-rata indikator Budaya Organisasi (X1.4) 3.82 Baik
Rata-rata Variabel Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan (X1.1-X1.2-
4.00 Baik
X1.3-X1.4)
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2018

Lampiran 2 Sebaran Jawaban Responden pada Variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Frekuensi Jawaban Responden (f) & Persentase (%) Rata Rata
Item Kategori
STS(1) TS(2) RR(3) S(4) SS(5) Skor
(Butir)
F % F % F % F % F %
Y1.1.1 0 0.00 5 5 30 30 40 40 25 25 3.85 Baik
Y1.1.2 0 0.00 12 12 20 20 41 41 27 27 3.81 Baik
Y1.1.3 0 0.00 6 6 35 35 43 43 16 16 3.67 Baik
Y1.1.4 0 0.00 12 12 22 22 48 48 18 18 3.70 Baik
Rata-rata indikator Aspek Ketepatan Waktu (Y1.1) 3.76 Baik
Y1.2.1 0 0.00 5 5 32 32 44 44 19 19 3.75 Baik
Y1.2.2 0 0.00 10 10 26 26 45 45 19 19 3.69 Baik
Y1.2.3 0 0.00 12 12 27 27 41 41 20 20 3.69 Baik
Y1.2.4 0 0.00 10 10 20 20 44 44 26 26 3.84 Baik
Rata-rata indikator Aspek Income atau Penghasilan Wajib Pajak
3.74 Baik
(Y1.2)
Y1.3.1 8 8 7 7 33 33 31 31 21 21 3.48 Baik
Y1.3.2 4 4 8 8 27 27 36 36 25 25 3.68 Baik
Rata-rata indikator Law Enforcement atau Pengenaan Sanksi (Y1.3) 3.58 Baik
Y1.4.1 5 5 8 8 28 28 36 36 23 23 3.64 Baik
Y1.4.2 2 2 8 8 27 27 40 40 23 23 3.71 Baik
Rata-rata indikator Aspek Pembayaran dan Kewajiban Pembukuan
3.68 Baik
(Y1.4)
Rata-rata Variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y1.1-Y1.2-Y1.3-Y1.4) 3.71 Baik
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2018

Lampiran 3 Asumsi Klasik


 Uji Normalitas
 Uji Heterokedasitas
 Uji Regresi

Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Kepatuhan 3,7270 ,57203 100
Modernisasi 4,0006 ,45622 100

Correlations
Kepatuhan Modernisasi
Pearson Correlation Kepatuhan 1,000 ,529
Modernisasi ,529 1,000
Sig. (1-tailed) Kepatuhan . ,000
Modernisasi ,000 .
N Kepatuhan 100 100
Modernisasi 100 100

Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
b
1 Modernisasi . Enter
a. Dependent Variable: Kepatuhan
b. All requested variables entered.

Model Summaryb
Change Statistics
Mode R Adjusted R Std. Error of R Square F Sig. F Durbin-
l R Square Square the Estimate Change Change df1 df2 Change Watson
a
1 ,529 ,280 ,272 ,48795 ,280 38,059 1 98 ,000 1,440
a. Predictors: (Constant), Modernisasi
b. Dependent Variable: Kepatuhan

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 9,062 1 9,062 38,059 ,000b
Residual 23,333 98 ,238
Total 32,395 99
a. Dependent Variable: Kepatuhan
b. Predictors: (Constant), Modernisasi

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations
Zero-
Model B Std. Error Beta t Sig. order Partial Part
1 (Constant) 1,074 ,433 2,482 ,015
Modernisasi ,663 ,107 ,529 6,169 ,000 ,529 ,529 ,529
a. Dependent Variable: Kepatuhan

Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 2,4600 4,3898 3,7270 ,30254 100
Std. Predicted Value -4,188 2,191 ,000 1,000 100
Standard Error of Predicted Value ,049 ,211 ,065 ,025 100
Adjusted Predicted Value 2,6050 4,3519 3,7281 ,29381 100
Residual -1,29755 1,13371 ,00000 ,48548 100
Std. Residual -2,659 2,323 ,000 ,995 100
Stud. Residual -2,677 2,336 -,001 1,008 100
Deleted Residual -1,31538 1,14561 -,00114 ,49870 100
Stud. Deleted Residual -2,767 2,391 -,002 1,016 100
Mahal. Distance ,000 17,538 ,990 2,204 100
Cook's Distance ,000 ,236 ,014 ,032 100
Centered Leverage Value ,000 ,177 ,010 ,022 100
a. Dependent Variable: Kepatuhan
DAFTAR PUSTAKA
Adzani, Dhyka. 2017. Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap Tingkat
Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar
Utara).Skripsi.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, Makassar.

Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gunandi,2005. Fungsi Pemeriksaan Terhadap Peningkatan Kepatuhan Pajak (Tax Compliance).


Jurnal Perpajakan Indonesia,Volume 4, Nomor 5.

Harahap, Abdul Asri.2004. Paradigma Baru Perpajakan Indonesia: Perspektif Ekonomi Politik.
Jakarta: Integritas Dinamika Press.

Madewing, Irmayanti. 2013. Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap


Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar
Utara).Skripsi.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, Makassar.

Mardiasmo. 2016. Perpajakan Edisi Terbaru 2016. Yogyakarta: Andi.

Mulyani,Sri.2017.Pajak Masih Sumber Utama Pendapatan Negara.Jakarta:Times Indonesia,


(Online),(http://jatim.timesindonesia.co.id/read/10327/20170120/140711/sri-mulyani-pajak-
masih-sumber-pendapatan-utama-negara/),diakses Pada (31 Januari 2018)

Pandiangan, Liberti. 2008. Modernisasi Dan Reformasi Pelayanan Perpajakan Berdasarkan UU


Terbaru. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74 /PMK.03/2012 Tentang Tata Cara Penetapan Wajib
Pajak Dengan Kriteria Tertentu Dalam Rangka Penembalian Pendahuluan Kelebihan
Pembayaran Pajak.(Online), (http://www.jdih.kemenkeu.go.id/Ind/searchfulltext.asp),
diakses pada 31 Januari 2018.

Rahayu, Sitti Kurnia. 2017. Perpajakan Indonesia Konsep & Asperk Formal. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Setiana, Sinta. 2010. Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung
Bojonagara).Jurnal. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Kristen Maranatha,
Bandung.

Solimun, Adji Achmad Rinaldo dan Samingun Handoyo 2017 Perancangan dan Pengujian
Kuesioner Serta Transformasi Skor Menjadi Skala Berbasis MSI, SRI dan Rasch Model.
Program Studi Statistika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Brawijaya

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

________. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

________. 2015. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. ALFABETA.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Dan Tata Cara
Perpajakan.

Anda mungkin juga menyukai