Anda di halaman 1dari 15

SISTEM ADMINISTRASI PAJAK MODERN DAN

TINGKAT PEMAHAMAN MASYARAKAT TP.


TEUNGOH DALAM MENDORONG KESADARAN WAJIB
PAJAK

Disusun oleh:

MULIANANSARINA

200210197

Dosen Pengampu:

Bobby Rahman, S.Sos., M.Si

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga


makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman untuk para pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Saya yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini


karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Lhokseumawe, Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1......................................................................Latar
Belakang........................................................................................... 1

1.2......................................................................Rumus
an Masalah........................................................................................ 2

1.3......................................................................Tujuan
2

BAB II PEMBAHASAN

2.1.......................................................................Landas
an Teori.............................................................................................. 3

2.2.......................................................................Hasil
Temuan dan Pembahasan................................................................... 6

BAB III PENUTUP

3.1.......................................................................Kesim
pulan................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 

Pajak merupakan sumber penerimaan yang penting dalam menopang


pembiayaan pembangunan yang bersumber dari dalam negeri. Besar kecilnya
pajak akan menentukan kapasitas anggaran negara dalam membiayai pengeluaran
negara, baik untuk pembiayaan pembangunan maupun untuk pembiayaan rutin.
Latar Belakang dibentuknya Sistem Administrasi Perpajakan Modern adalah
keinginan untuk membentuk masyarakat yang bersih, professional dan
bertanggung jawab, serta dapat menciptakan desa yang efektif dan efesien.
Reformasi perpajakan melalui Sistem Administrasi Perpajakan Modern dilakukan
secara konprehensif (menyeluruh) di segala bidang meliputi :

1. Bidang administrasi berupa modernisasi administrasi perpajakan.


2. Bidang Peraturan perpajakan berupa amandemen UU perpajakan
yang mulai berlaku tahun 2008.
3. Bidang pengawasan melalui pembentukan bank data nasional (data
procecing center).

Administrasi perpajakan dituntut bersifat dinamis sebagai upaya


peningkatan penerapan kebijakan perpajakan yang efektif. Kriteria fisibilitas
administrasi menuntut agar sistem pajak baru meminimalisir biaya administrasi
(administrative cost) dan biaya kepatuhan (compliance cost) serta menjadikan
administrasi pajak sebagai bagian dari kebijakan pajak (Sofyan, 2005). Menurut
Slemrod dan Blumenthal (1996) dalam studi mereka di Amerika Serikat besaran
compliance cost yang harus dikeluarkan oleh wajib pajak relatif besar
dibandingkan dengan penerimaan pajak oleh Internal Revenue Service (IRS).

3
Mereka juga berpendapat bahwa besaran biaya kepatuhan ini dapat diminimalisir
melalui penyederhanaan proses pajak meskipun masalah tersebut kadang-kadang
tidak menjadi concern dalam penetapan tax policy.

Namun demikian, tingkat pemahaman masyarakat Aceh khusunya di desa


Tp. Teungoh masih banyak sekali yang tidak membayarkan kewajibannya sebagai
wajib pajak. Dimana mereka menganggap pajak ini tidak terlalu penting bagi
mereka.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sistem administrasi pajak modern?


2. Bagaimana tingkat pemahaman masyarakat Desa Tp. Teungoh dalam
mendorong kesadaran wajib pajak?

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk Mengetahui tentang bagaimana sistem administrasi pajak modern


dan tingkat pemahaman masyarakat desa Tp. Teungoh dalam mendorong
kesadaran wajib pajak.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

1. Administrasi Perpajakan

Menurut Lumbantoruan (1997) dalam Rapina, dkk. (2011), administrasi


perpajakan ialah cara atau prosedur pengenaan dan pemungutan pajak. Dalam arti
sempit, administrasi perpajakan merupakan penatausahaan dan pelayanan atas
hak-hak dan kewajiban-kewajiban pembayar pajak, baik penatausahaan dan
pelayanan yang dilakukan di kantor pajak maupun di tempat wajib pajak. Dalam
arti luas, administrasi perpajakan dipandang sebagai: (1) fungsi, (2) sistem, dan
(3) lembaga.

Pajak merupakan sumber penerimaan pemerintah yang digunakan untuk


membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Administrasi perpajakan
diperlukan untuk proses pengenaan dan pemungutan pajak. Penilaian keberhasilan
penerimaan pajak menurut Nasucha (2004) dalam Rahayu dan Lingga (2009)
perlu memperhatikan pencapaian sasaran administrasi perpajakan, antara lain:
peningkatan kepatuhan para pembayar pajak, pelaksanaan ketentuan perpajakan
secara seragam untuk mendapatkan penerimaan maksimal dengan biaya yang
optimal.

Sejalan dengan hal tersebut, Direktorat Jenderal Pajak sejak tahun 2001
telah menggulirkan Reformasi Administrasi dengan tujuan tercapainya: (1) tingkat
kepatuhan sukarela yang tinggi, (2) tingkat kepercayaan terhadap administrasi
perpajakan yang tinggi, dan (3) produktivitas pegawai perpajakan yang tinggi.
Pemerintah telah menyiapkan sarana untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak
yaitu dengan modernisasi sistem administrasi perpajakan. Namun, terdapat

5
permasalahan apakah modernisasi ini mempengaruhi peningkatan kepatuhan
wajib pajak dalam memenuhi kewajiban.

2. Sistem Administrasi Perpajakan Modern

Menurut Lumbantoruan (1997) dalam Rapina, dkk. (2011), administrasi


perpajakan ialah cara atau prosedur pengenaan dan pemungutan pajak. Dalam arti
sempit, administrasi perpajakan merupakan penatausahaan dan pelayanan atas
hak-hak dankewajiban-kewajiban pembayar pajak, baik penatausahaan dan
pelayanan yang dilakukan dikantor pajak maupun di tempat wajib pajak. Dalam
arti luas, administrasi perpajakandipandang sebagai: (1) fungsi, (2) sistem, dan (3)
lembaga.

Modernisasi sistem administrasi perpajakan mempunyai pengaruh yang


signifikan terhadap tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak. Hasil Pengujian
dengan menggunakan koefisien determinasi membuktikan bahwa pengaruh
modernisasi sistem administrasi perpajakan terhadap tingkat kepatuhan pengusaha
kena pajak tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak dapat dijelaskan oleh
modernisasi sistem administrasi perpajakan.

Beberapa implikasi dari penelitian ini adalah tinggi-rendahnya anggapan


wajib pajak terhadap proses reformasi dan modernisasi di kantor pajak
berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan mereka dan oleh karenanya aparatur
perlu untuk tetap menjaga integritas dan nama baik mereka dan instansi untuk
menciptakan wajib pajak yang patuh. Implikasi lain adalah fiskus harus lebih kuat
dalam pengawasan karena temuan penelitian ini menunjukkan bahwa patuh dalam
mendaftar sebagai wajib pajak/pengusaha kena pajak tidaklah jaminan bahwa
wajib pajak juga akan patuh dalam perhitungan, pembayaran dan pelaporan pajak.

6
Sistem ini mempunyai beberapa keterbatasan, diantaranya penelitian ini
terbatas hanya pada pengusaha kena pajak yang ditemui oleh peneliti di KPP
Pratama Padang dan juga pengusaha kena pajak yang berada hanya di Kota
Padang dan Kabupaten Padang Pariaman saja, jumlah sampel dalam penelitian
yang masih relatif sedikit, sulitnya mendapatkan karena faktor keengganan wajib
pajak dan sensitivitas mereka terhadap masalah perpajakan. Kemudian penelitian
ini hanya mengkaji pengaruh modernisasi sistem administrasi perpajakan terhadap
tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak tanpa mengukur tingkat kepatuhan
sebelum dan sesudah diterapkannya modernisasi sistem administrasi perpajakan.

Konsep modernisasi administrasi perpajakan pada prinsipnya adalah


merupakan perubahan pada sistem administrasi perpajakan yang dapat mengubah
pola pikir dan perilaku aparat serta tata nilai organisasi sehingga dapat menjadikan
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menjadi suatu institusi yang profesional dengan
citra yang baik di masyarakat.

Menurut Rahayu dan Lingga (2009), program reformasi administrasi


perpajakan diwujudkan dalam penerapan sistem administrasi perpajakan modern
yang memiliki ciri khusus antara lain struktur organisasi yang dirancang
berdasarkan fungsi, tidak lagi menurut seksi-seksi berdasarkan jenis pajak,
perbaikan pelayanan bagi setiap wajib pajak melalui pembentukan account
representative dan compliant center untuk menampung keberatan Wajib Pajak.
Sistem administrasi perpajakan modern juga mengikuti kemajuan teknologi
dengan pelayanan yang berbasis e-system seperti e-SPT, e-Filing, e-Payment, dan
e-Registration yang diharapkan meningkatkan mekanisme kontrol yang lebih
efektif yang ditunjang dengan penerapan Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal
Pajak yang mengatur perilaku pegawai dalam melaksanakan tugas dan
pelaksanaan good governance.

7
2.2 Hasil Temuan dan Pembahasan

Indonesia sebagai negara hukum, bercirikan negara kesejahteraan modern


yang berkehendak untuk mewujudkan keadilan bagi segenap rakyat Indonesia.
Dalam negara kesejahteraan modern, tugas pemerintah dalam menyelenggarakan
kepentingan umum menjadi sangat luas dan kadangkala melanggar hak-hak wajib
pajak dalam melakukan pemungutan pajak. Hal ini dapat terhindarkan apabila
pemerintah menghayati dan menaati hukum pajak yang berlaku.

Berdasarkan hasil yang telah di observasi dari lapangan bahwa sistem


administrasi yang di terapkan masih saja tidak baik, dimana masyarakat masih
belom memahami wajib dalam membayar pajak. Tingkat kesadaran masyarakat
desa Tp. Teungoh masih sangat rendah, dikarenakan adanya gagap teknologi
dalam meregistrasi aplikasi untuk membayar pajak secara modern, sehingga
masyarakat malas untuk membayar pajak. Dan Pengetahuan dan pemahaman yang
kurang tentang pajak mengakibatkan kurangnya kesadaran masyarakat desa Tp.
Teungoh dalam membayar pajak. Masyarakat kurang tertarik akan membayar
pajak karena tidak adanya insentif atau timbal balik secara langsung dari negara
untuk mereka.

Menurut informan kualitas pengetahuan pajak yang baik akan sangat


mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya. Semakin tinggi tingkat pengetahuan dan pemahaman wajib pajak,
maka semakin mudah pula bagi mereka untuk memahami peraturan perpajakan
dan semakin mudah pula untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Pemikiran
masyarakat desa Tp. Teungoh harus dirubah pada prasangka buruk terhadap

8
petugas pajak menjadi prsangka yang baik. Untuk merubah hal tersebut tentu
pemerintahan harus menciptakan pelayanan yang memuaskan dan berkualitas
yaitu dengan adanya perlakuan yang adil dari pemerintah serta proses perpajakan
yang jelas dari pemerintah. Dan juga diperlukan sanksi yang menjadi kontrol bagi
wajib pajak, sanksi perpajakan yang akan diterima wajib pajak adalah faktor lain
yang dapat mempengaruhi peningkatan kepatuhan wajib pajak.

Untuk Mencapai tingkat kepatuhan pajak dan mempertahankan tingkat


kepatuhan saat ini merupakan isu yang menjadi perhatian para pembuat kebijakan
baik di negara maju maupun berkembang. bahwa salah satu masalah yang paling
serius bagi para pembuat kebijakan ekonomi adalah mendorong tingkat kepatuhan
wajib pajak. Hal ini dikarenakan tingkat kepatuhan pajak secara tidak langsung
mempengaruhi ketersediaan pendapatan untuk belanja. Kesadaran merupakan
suatu keadaan mengerti atau mengetahui. Dalam hal ini kesadaran wajib pajak
adalah suatu keadaan dimana wajib pajak mengerti atau mengetahui hak dan
kewajiban perpajakannya. Kesadaran wajib pajak atas besarnya peranan yang
diemban sektor perpajakan sebagai sumber pembiayaan negara sangat diperlukan
guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

Meningkatkan jumlah penerimaan pajak memang bukanlah perkara yang


mudah bagi pemerintah sebagai pihak yang berwenang memungut pajak
berdasarkan legitimasi hukum. Tetapi, pemerintah dalam hal ini tidak mempunyai
legitimasi secara psikologis untuk memaksa wajib pajak membayarkan kewajiban
pajaknya, sehingga dibutuhkan suatu pendekatan lain untuk meningkatkan
kepatuhan pajak. Banyaknya kasus suap yang terungkap di lingkungan
perpajakan, mengurangi tingkat kepercayaan masyarakat (wajib pajak khususnya)
terhadap fiskus pajak. Hal ini menyebabkan menurunnya kesadaran wajib pajak
dan memotivasi mereka untuk melakukan perlawanan pajak seperti tax avoidance

9
maupun tax evasion. Wajib pajak dikatakan mempunyai kesadaran penuh dalam
mendorong wajib pajak apabila:

1. Mengetahui adanya undang-undang dan ketentuan perpajakan


mengetahui fungsi pajak untuk pembiayaan negara.
2. Memahami bahwa kewajiban perpajakan harus dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
3. Menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan sukarela.
4. Menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan benar.

Pengetahuan dan pemahaman akan peraturan perpajakan merupakan


proses dimana wajib pajak memahami tentang perpajakan kemudian menerapkan
pengetahuan tersebut untuk membayar pajak. Banyak masyarakat desa Tp.
Teungoh hanya mengetahui peraturan perpajakan tetapi tidk sepenuhnya
memahami maksud yang terkandung di dalamnya, sehingga masyarakat
cenderung mengabaikan peraturan dan tidak takut terhadap sanksi yang akan
diterima.

Sedangkan, banyak pula masyarakat desa Tp. Teungoh yang mengetahui


dan memahami peraturan perpajakan tetapi mereka tetap melakukan penghindaran
pajak. Pengetahuan pajak merupakan pengetahuan mengenai konsep ketentuan
umum dibidang perpajakan, jenis pajak yang berlaku mulai dari subjek pajak,
objek pajak, tarif, perhitungan pelaporan pajak. Pengetahuan pajak adalah
informasi pajak yang dapat digunakan oleh Wajib Pajak sebagai dasar untuk
bertindak, mengambi keputusan, dan untuk menempuh arah atau strategi tertentu
yang berkenaan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban di bidang perpajakan.

Dengan demikian dalam meningkatkan pengetahuan, kesadaran, serta


pemahaman perpajakan masyarakat Tp. Teungoh dengan melalui pendidikan
formal maupun non-formal akan berdampak positif terhadap pemahaman dan

10
kesadaran Wajib Pajak dalam membayar pajak dengan penyuluhan secara intensif
akan meningkatkan pemahaman Wajib Pajak tentang kewajiban membayar pajak
untuk kepentingan pembiayaan pemerintah dan pembangunan nasional.

Administrasi perpajakan saat masih perlu untuk diperbaiki, diharapkan


Wajib Pajak lebih termotivasi dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Wajib
Pajak akan patuh karena mereka akan berfikir adanya snksi berat akibat dari
mengindari pajak. Dan juga sosialisasi Undang-Undang Perpajakan beserta
sanksinya kepada pelanggar ketentuan pajak akan meningkatkan kesadaran
masyar akat terhdapat pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan,
sehingga dapat meningkatkan kepatuhan terhadap membayar pajak.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesadaran wajib pajak sangatlah berpengaruh terhadap kepatuhan wajib


pajak, yang artinya apabila wajib pajak memiliki kesadaran yang tinggi, makan
akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya
membayar pajak. Sebaliknya, apabila wajib pajak kurang kesadaran dalam
memenuhi kewajiban membayar pajak, maka akan mengakibatkan tingkat
kepatuhan wajib pajak menurun. Penegtahuan dan pemahaman perpajakan akan
berpengaruh tehadap kepatuhan wajib pajak. Apabila wajib pajak memiliki
pengetahuan dan pemahaman perpajakan, maka akan meningkatkan kepatuhan
wajib pajak dalam memenuhi kewajibabnya. Sebaliknya, apabila wajib pajak
kurang pengetahuan dan pemahaman perpajakan, maka akan mengakibatkan
menurunnya tingkat kepatuhan wajib pajak.

12
DAFTAR PUSTAKA

Agung, Mulyo. 2009. Perpajakan Indonesia Seri PPN, PPnBM, Dan PPh Badan:
Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media

Palupi, Endah. 2010. “Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan


Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dan Penerimaan Pajak
Penghasilan Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta
Gambir Empat”. Tesis Universitas Indonesia, Depok.

Prastyo, Teguh. 2006. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas


Layanan Relevansinya Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi pada PT. Bank
Negara Indonesia (Persero),Tbk Kanwil v Jawa Tengah dan DIY)”. Tesis
Universitas Diponegoro, Semarang.

Sofyan, Taufan Marcus. 2005. Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi


Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor
Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Wajib Pajak Besar. Skripsi Sarjana Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.

13

Anda mungkin juga menyukai